2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehigga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SISTEM PEMBIAYAAN FASILITAS KESEHATAN” tepat pada waktunya. Makalah ini
di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah pembiayaan dan peganggaran kesehatan dan untuk
menambah wawasan bagi mahasiswa yang akan membacanya.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin
penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1.LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1
1.3.TUJUAN..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN SISTEM PEMBIAYAAN FASILITAS KESEHATAN.......................3
2.2 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PEMBIAYAAN............3
2.3 CARA PEMBAYARAN FASILITAS KESEHATAN...................................................6
2.4 SYARAT POKOK PEMBIAYAAN KESEHATAN....................................................8
2.5MASALAH YANG TERJADI DALAM SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN
DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA.........................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a) Memutuskan besaran pembayaran atas program jaminan kessehatan dalam hal tidak
ada kesepakatan antara BPJS kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah
atas besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan. Peranaan menteri kesehatan
dalam hal ini diperlukan untuk memberi jalan keluar jika tidak tercapai kesepakatan
antara BPJS kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah yang
bersangkutan.
b) Menetapkan asosiasi fasilitas kesehatan
Mengenai waktu pembayaran kepada fasilitas kesehatan pasal 38 UU BPJS
mewajibkan BPJS membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan yang diberikan
kepada peserta,paling lambat 15 hari sejak dokumen klaim diterima lengkap.
1.3.2 Cara pembayaran untuk fasilitas kesehatan
a) Jumlah
Tersedianya dana dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat membiayai
penyelenggaraan seluruh upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan
masyarakat yang memanfaatkannya.
Intervensi pemerintah dalam pembiayaan kesehatan masyarakat Indonesia
juga diatur dalam Perpres No.72/2012 dalam sebuah ayat yang menyampaikan bahwa
pembiayaan kesehatan Indonesia berasal dari berbagai sumber seperti pemerintah
(pusat atau daerah), swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat itu
sendiri. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab
pemerintah karena tergolong ke dalam barang publik. Sedangkan untuk pembiayan
pelayanan perseorangan, pemerintah hanya memberikan bantuan pembiayaan untuk
masyarakat miskin (tidak mampu) saja.
Ketersediaan dana untuk Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia lain:
1. Dari pemerintah:
a. 5% (menurut undang-undang APBN (bersumber dari pajak dan non-pajak)
Kesehatan)
b. 10% (APBD (bersumber dari Pendapatan Asli Daerah) (menurut UU
Kesehatan)
c. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
d. Non-PBIDana Iuran Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan)
2. Dari perusahaan / swasta
a. Perusahaan asuransi swasta
b. Dana kesehatan di perusahaan swasta (self-insurance)
3. Dari rumah tangga
Rumah Tangga – Out of Pocket
4. Dari lembaga/Organisasi
a. Lembaga Swadaya Masyarakat
b. Lembaga Donor Kesehatan (mis: Global Fund, AusAid)
b) Penyebaran
c) Pemanfaatan
Alokasi dana pelayanan disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan.
1. Sumber dari APBN digunakan untuk
a. Anggaran kemenkes
b. Anggaran kesehatan kementrian lain
c. Anggraran kesehatan daerah (pemda)
d. Penerima bantuan iuran (PBI) BPJS
e. Anggaran kesehatan daerah
f. Jaminan kesehatan daerah
2. Sumber dari APBD
a. Anggaran kesehatan daerah
b. Jaminan kesehatan daerah
3. Sumber dari iuran Non-PBI BPJS kesehatan
a. Membayar pelayanan primer
b. Membayar pelayan rujukan
4. Sumber dari bantuan oprasional kesehatan (BOK)
Membiayai program kesehatan unggulan di puskesmas
5. Sumber dari perusahaan asuransi swasta
Membayar pelayanan kesehatan (prpimer dan rujukan)
6. Sumber dari dana kesehatan perusahaan / dana Yankes
Membiayai pelayanan kesehatan pekerja
7. Sumber dari rumah tangga (OOP)
Membayar pelayanan kesehatan (primer dan rujukan)
8. Sumber dari lembaga donor
Membiyaai program kesehatan masyarakat. fasilitas kesehatan primer seperti
puskesmas atau jumlah dokter saat ini masih menjadi masalah. Kesiapan JKN dinilai
dengan pola JKN sekarang, masyarakat harus dihadapkan dengan perubahan pola
layanan berjenjang. Dalam arti, masyarakat harus memeriksakan diri terlebih dahulu
di puskesmas atau klinik baru selanjutnya bisa ke Rumah Sakit jika tidak bisa
tertangani.
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin meningkatnya
biaya pelayanan kesehatan itu sendiri. Banyak penyebab yang berperanan di sini, beberapa
yang terpenting adalah (Cambridge Research Institute, 1976; Sorkin, 1975 dan Feldstein,
1988):
a. Tingkat inflasi. Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi
yang terjadi di masyarakat. Apabila terjadi kenaikan harga di masyarakat, maka secara
otomatis biaya investasi dan biaya operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan
meningkat.
c. Kemajuan ilmu dan teknologi. Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh
pemanfaatan berbagai ilmu dan teknologi, yang untuk pelayanan kesehatan ditandai dengan
makin banyaknya dipergunakan berbagai peralatan modern dan canggih.
g. Asuransi kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- System pembiayaan fasilitas kesehatan berhubungan dengan mobilisasi,
akumulasi dan alokasi uang yang menutupi kebutuhan kesehatan masyarakat,
baik secara individu maupun kolektif dalam system kesehatan.
- Factor factor yang mempengaruhi system pembayaran kesehatan yaitu
kemampuan perencanaan, pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan,
lain lain pendapatan yang sah, informasi alur pembiayaan
- Cara pembiayaan fasilitas kesehatan secara umum diatur dalam pasal 24 UU
SJSN mengenai besaran pembayaran, waktu pembayaran pelayanan kesehatan
untuk efisiensi dan pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15
hari sejak permintaan pembayaran diterima
- Peran mentri kesehatan dalam besaran pembayaran fasilitas kesehatan yaitu
memutuskan besaran pembayaran atas program jaminan kesehatan dalam hal
tidak ada kesepakatan antara BPJS kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan
di wilayah atas besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan dan
menetapkan asosiasi fasilitas kesehatan mengenai waktu pembayaran kepada
fasilitas kesehatan sesuai dengan pasal 38 UU BPJS
- Cara pembayaran kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu pembayaran
tingkat pertama, untuk fasilitas rujukan, dan pelayanan gawat darurat
- Pembiayaan kesehatan harus memenuhi syarat pokok seperti jumlah,
penyebaran dan pemanfaatan dari dana kesehatan tersebut
- Kurangnya dana yang tersedia, penyebaran dana yang tidak sesuai,
pemanfaatan dana yang tidak tepat, pengelolaan dana yang belum sempurna,
biaya kesehatan yang makin meningkat adalah masalah yang ditemui dalam
system pembiayaan kesehatan
- Untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan dilakukan upaya peningkatan
dana, memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan dana
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
diatas
DAFTAR PUSTAKA
1. www.jamsosindonesia.com di akses pada 29 Oktober 2019 pukul 13.00
2. https://id.scribd.com/document/284046804/Sistem-Pembiayaan-Kesehatan
di akses pada 28 Oktober 2019 pukul 12.00
3. https://id.scrib.com/document/366579137/Syarat-Pokok-Pembiayaan-Kesehatan
di akses pada 29 Oktober 2019 pukul 22.00
4. Harmana, T, Adisaswito, W. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan
kesehatan daerah bersumber anggaran pendapatan belanja daerah tahun 2006.
2006. J. Manajemen Pelayanan Kesehatan. 9(3). 136-143
https://www.google.com/search?q=faktor-
faktor+yang+mempengaruhi+sistem+pembiayaan+kesehatan&oq=faktor-
faktor+yang+mempengaruhi+sistem+pembiayaan+kesehatan&aqs=chrome..69i57
j33.24658j0j4&client=ms-android-samsung&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-
8 diakses pada 30 Oktober 2019 pukul 12.02
5. https://delfistefani.wordpress.com di akses pada 29 Oktober 2019 pukul 13. 00