Anda di halaman 1dari 1

Nama : Adilvi Budi Pradoto

NIM : 11000117120091
Kelas : Hukum Tentang Sita A

Ringkasan Materi Hukum Sita Pidana


Penyitaan adalah salah satu upaya paksa (dwang middelen) yang diatur dalam KUHAP yaitu
dalam Pasal 1 angka 16 KUHAP, Pasal 38 s/d 46 KUHAP, Pasal 82 ayat (1) dan ayat (3) KUHAP
dalam konteks Praperadilan, Pasal 128 s/d 130 KUHAP, Pasal 194 KUHAP, dan Pasal 215 KUHAP.
Definisi dari Penyitaan telah dirumuskan dalam Pasal 1 angka 16 KUHAP, yaitu :
“Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di
bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk
kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan.”
Penyitaan dilakukan oleh penyidik dengan izin dari Ketua Pengadilan Negeri setempat,
namun dalam keadaan mendesak, Penyitaan tersebut dapat dilakukan penyidik lebih dahulu dan
kemudian setelah itu wajib segera dilaporkan ke Ketua Pengadilan Negeri, untuk memperoleh
persetujuan.
Yang dimaksud dengan Benda Sitaan Negara adalah benda yang disita oleh negara untuk
keperluan proses peradilan. Sedangkan Barang Rampasan Negara adalah benda sitaan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dinyatakan dirampas untuk negara.
Menurut Pasal 39 KUHAP, benda-benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah:
1. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagai diduga diperoleh dari
tindak pidana atau sebagian hasil dari tindak pidana;
2. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk
mempersiapkannya;
3. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyelidikan tindak pidana;
4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana;
5. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan.
Untuk menyimpan benda yang disita oleh Negara untuk keperluan proses peradilan maka
dibentuklah RUPBASAN (Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara) sebagai tempat penyimpanan
benda yang harus disimpan untuk keperluan barang bukti dalam pemeriksaan dalam tingkat
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan termasuk barang yang dinyatakan
dirampas berdasarkan putusan hakim.
Tanggung jawab fisik RUPBASAN sebagai tempat penyimpanan benda sitaan negara
merupakan tanggung jawab yang terletak pada RUPBASAN dengan peran Kepala RUPBASAN
sebagai penanggung jawab secara fisik atas benda sitaan negara tersebut. Berbeda dengan tanggung
jawab yuridis terhadap benda sitaan negara yang merupakan tanggung jawab yang terletak pada aparat
penegak hukum atau instansi sesuai dengan tingkat pemeriksaannya.
Pengelolaan administrasi barang sitaan negara dan barang rampasan negara adalah proses
kegiatan penerimaan, pengidentifikasian, penelitian, penilaian, pendaftaran, pengklasifikasian,
penyimpanan, dan pemutasian barang sitaan negara dan barang rampasan negara.
Pengelolaan fisik barang sitaan negara dan barang rampasan negara adalah proses kegiatan
pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, pemutasian, penghapusan, dan pengeluaran barang sitaan
negara dan barang rampasan negara
Proses pengelolaan benda sitaan di RUPBASAN diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan
HAM Nomor 16 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang
Rampasan Negara Pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara.

Anda mungkin juga menyukai