Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sindrom Kematian Bayi Mendadak merupakan penyebab utama kematian bayi


pasca neonatus di Negara maju, umumnya mencapai 40-50% dari kematian bayi umur
antara 1 bulan dan 1 tahun. Di Amerika Serikat, angka SKBM adalah 1,3/1.000
kelahiran hidup; paling tidak 6.000 kematian terjadi setiap tahun. SKBM jarang sebelum
umur 1 bulan, insidensi puncak adalah 2-4 bulan, dan 95% dari semua kasus SKBM
terjadi pada umur 6 bulan. (Behrman, dkk. 2012).

SIDS atau Sindroma Kematian Bayi Mendadak merupakan penyebab kematian


yang paling sering ditemukan pada bayi yang berusia 2 minggu sampai satu tahun. 3
dari 2000 SIDS dan hampir selalu ketika mereka sedang tidur. Kebanyakan SIDS terjadi
pada usia 2-4 bulan dan terjadi diseluruh dunia. Pada kasus yang khas seorang bayi
berusia 2-3 bulan yang tampak sehat, ditidurkan tanpa kecurigaan bahwa segala
sesuatunya diluar keadaan yang biasa, beberapa waktu kemudian bayi ditemukan
meninggal, dan outopsi konvensional gagal menemukan penyebab kematian. Telah
diungkapkan bahwa bayi tampak sehat sebelum meniggal, tetapi riwayat perinatal yang
lebih rinci serta pemeriksaan intensif fungsi kardiorespiratorik dan neorologik
menghasilkan bukti-bukti bahwa anak tidak berada dalam keadaan yang normal
sebelumnya.

Di Indonesia, sekitar 65,6 juta wanita dan 43 juta anak-anak terpapar asap rokok
atau menjadi perokok pasif. Soewarno Kosen mengungkapkan bahwa banyak warga
Indonesia terpapar asap rokok karena 91,8% perokok merokok di rumah. Asap rokok
yang terhirup oleh ibu hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus, solusio
plasenta, plasenta previa, insufisiensi plasenta, kelahiran prematur, kecacatan pada janin,
dan BBLR. Hal ini dapat meningkatkan kematian neonatus dan sindrom kematian bayi
mendadak (Prawirohardjo, 2010).
1
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Sindrom kematian Mendadak


2. Patologi
3. Patogenesis
4. Faktor yang Menyebabkan Bayi Mati Mendadak
5. Temuan-temuan pada bayi yang meninggal mendadak
6. Temuan-temuan pada bayi dengan risiko tinggi SIDS
7. Diagnosis
8. Pencegahan SIDS

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan


sebagai lahan pertimbagan dalam pengembagan asuhan pada kasus Sindrom Kematian
Bayi Mendadak.

D. Manfaat Penulisan

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bayi dengan Sindrom


Kematian Bayi Mendadak dengan mengetahui isi makalah dan dengan mendalami
menajeman kebidanan.

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Pengertian

Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome)


terjadi pada bayi sehat pada saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam
kemudian. SIDS terjadi kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insidens puncak dari
SIDS pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun. (Fauziah, 2012)

Kematian bayi mendadak tidak terduga dan dengan alasan yang tetap tidak jelas,
bahkan setelah otopsi, merupakan salah satu kematian paling utama pada tahun pertama
kehidupan setelah masa neonatus. Peristiwa ini menggambarkan sindroma bayi mati
mendadak (SIDS = sudden infant death syndrome). Pada kasus yang khas seorang bayi
berusia 2-3 bulan yang tampak sehat, di tidurkan tanpa kecurigaan bahwa segala
sesuatunya di luar keadaan yang biasa. beberapa waktu kemudian bayi di temukan
meninggal, dan otopsi konvensional gagal menemukan penyebab kematian. Telah di
ungkapkan bahwa bayi tampak sehat sebelum meninggal, tetapi riwayat perinatal yang
lebih rinci serta pemeriksaan intensif fungsi kardiorespiratorik dan neurologik
menghasilkan bukti-bukti bahwa anak tidak berada dalam keadaan yang normal
sebelumnya.

B. Patologi

Diantara berbagai temuan yang telah dilaporkan pada bayi-bayi yang meninggal
karena SIDS bahwa pertambahan otot polos arteri paru-paru merupakan hal terpenting.
Keadaan ini tidak saja melibatkan dinding muscular arteri pulmonalis yang besar, tetapi
meluas ke pembuluh-pembuluh kecil didekat alveoli. Temuan ini dianggap sebagai bukti
tidak langsung bahwa bayi-bayi dengan SIDS mengalami hipoksia kronik yang menetap.
Walaupun demikian, tidak ditemukan bukti langsung hipoksia ini. Banyak korban SIDS
mengalami retardasi pertumbuhan fisik pascanatal.

C. Patogenesis

Kebingungan mengenai patogenesis SIDS mungkin mencerminkan besarnya


perbedaan penelitian dalam mencari abnormalitas spesifik setelah kelahiran. Lebih lanjut,
3
SIDS tampaknya mempunyai beberapa etiologi dan beberapa kondisi langka yang dapat
berwujud seperti SIDS. Misalnya, apnea saat tidur yang memanjang pada masa bayi yang
telah diasosiasikan dengan suatu lesi desak ruang (astrositoma lobus temporalis kiri),
anomaly SSP congenital (tidak ada korpus kalosum), dan dengan disfungsi
neuromuscular yang menyertai botulismus infantil. Kematian mendadak juga telah
disebabkan cincin vascular, biasanya didahului oleh tanda tanda obstruksi saluran nafas
atas.

D. Faktor - faktor yang mungkin menyebabkan bayi mati mendadak

Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah
diobservasi pada dua bayi yang kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan telah
diamati pula adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda pernafasan serta
bradikardia yang lama pada bayi-bayi dengan SIDS abortif. Walaupun demikian masih
belum pasti apakah apnea sentral atau apnea obstruktif yang lebih penting daalam
terjadinya SIDS

Cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan


bahwa bayi-bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada susunan saraf pusat.

Fungsi saluran nafas atas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan
anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran pernafasan
bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di ketahui.

Reflek saluran nafas yang hiperreaktif karena masuknya sejumlah cairan ke dalam
laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimblkan apnea, maka di
berikan perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi
sebagai mekanisme primer terjadinya SIDS pada beberapa bayi.

Abnormalitas jantung, beberapa ahli mengajukan adanya ketidakstabilan pada


jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saa ini untuk
menunjukan bahwa aritmia jantung memainkan perana pada SIDS.

E. Temuan-Temuan Pada Bayi Yang Kemudian Meninggal Dunia


4
Beberapa bayi yang kemudian meninggal karena SIDS telah di pelajari sebelum
meninggal. Seorang bayi mempunyai suara tangisan yang bernada tinggi, lebih lemah
dari tangisan normal. Yang lain mengalami takikardia dengan variasi dari denyut ke
denyut yang kurang normal. Bayi yang lain lagi memperlihatkan frekuensi pernafasan
serta penurunan insiden apnea. Dan yang terakhir, seorang bayi labilitas yang lebih tinggi
dari normal serta stabilisasi denyut jantung yang lebih buruk.

F. Temuan-temuan pada bayi dengan risiko tinggi SIDS

Saudara sekandung dari bayi dengan SIDS menurut peneliti :

 Sekelompok bayi yang merupakan saudara kandung dari bayi-bayi dengan SIDS di
jumpai dengan insiden yang meninggi, serta dengan pernafasan periodic yang lebih
lama pada saat tidur bila di bandingkan kelompok control atau bayi normal.

 Peningkatan frekuensi pernafasan dan penurunan insidens jeda pernafasan selama tidur
diantara saudara sekandung bayi-bayi dengan SIDS; sampai jeda yang panjang ( lebih
dari sepuluh detik ), kelompok terakhir ini tidak dapat dibedakan dari bayi-bayi yang
normal.

Bayi-bayi dengan SIDS abortif atau hampir hilang :

Pada suatu kelompok bayi dengan bukti-bukti SIDS abortif atau hampir hilang di
temukan dalam keadaan tidak responsif, sianotik, dan apneik, serta mendapat resusitasi
dari mulut ke mulut,di temukan bahwa dalam 4 bulan pertama kehidupan bayi-bayi ini
memiliki denyut jantung yang lebih cepat. Sedangkan pada kelompok bayi yang hampir
hilang lainnya, peneliti lain menemukan peningkatan frekuensi pada paparan gas dengan
tegangan oksigen rendah. Dan pada kelompok bayi yang hamper hilang lainnya,
pemeriksaan neurologik yang rinci menemukan abnormalitas tonus otot yang konsisten.

G. Diagnosis

Semakin banyak bukti bahwa bayi dengan resiko SIDS mempunyai cacat
fisiologik sebelum lahir. Pada neonatus dapat di temukan nilai apgar yang rendah dan

5
abnormalitas control respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh, serta dapat pula
mengalami retardasi pertumbuhan pasca natal.

H. Pencegahan SIDS

a. Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia sedang tidur, walaupun
saat tidur siang. Posisi ini adalah posisi yang paling aman bagi bayi yang sehat untuk
mengurangi risiko SIDS.

b. Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi tersebut belum
waktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.

c. Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Penelitian
menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi diletakkan di
atas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air, bulu domba atau
permukaan lembut lainnya.

d. Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas serta mainan
yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi Anda. Hal ini untuk
mencegah bayi Anda terselimuti atau tertindih benda-benda tersebut.

e. Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi Anda atau tempat penitipan
bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap hitungan waktu tidur
mengandung risiko SIDS.

f. Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun selama dia tidur.
Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut bayi Anda.

g. Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak perlu lagi untuk
menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut sebaiknya Anda
perhatikan hal-hal berikut ini: Pastikan kaki bayi Anda berada di ujung ranjangnya,
Selimutnya tidak lebih tinggi dari dada si bayi,Ujung bawah selimut yang ke arah
kaki bayi, Anda selipkan di bawah kasur atau matras sehingga terhimpit.

6
h. Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya Anda sendiri.
Hentikan kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran bayi Anda dan
pastikan orang di sekitar si bayi tidak ada yang merokok.

i. Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur. Buat dia tetap
hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi sebaiknya berada pada suhu
yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut yang terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa
membuat bayi Anda terlalu kepanasan.

j. Temani bayi Anda saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu
yang cukup lama.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

SIDS terjadi pada bayi sehat pada saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal
beberapa jam kemudian.Kematian bayi mendadak tidak terduga dan dengan alasan yang

7
tetap tidak jelas, bahkan setelah otopsi, merupakan salterduga dan dengan alasan yang
tetap tidak jelas, bahkan setelah otopsi, merupakan salah satu kematian paling utama pada
tahun pertama kehidupan setelah masa neonates. Diantara berbagai temuan yang telah
dilaporkan pada bayi-bayi yang meninggal karena SIDS bahwa pertambahan otot polos
arteri paru-paru merupakan hal terpenting. Kebingungan mengenai patogenesis SIDS
mungkin mencerminkan besarnya perbedaan penelitian dalam mencari abnormalitas
spesifik setelah kelahiran.Beberapa bayi yang kemudian meninggal karena SIDS telah di
pelajari sebelum meninggal. Seorang bayi mempunyai suara tangisan yang bernada
tinggi, lebih lemah dari tangisan normal.Semakin banyak bukti bahwa bayi dengan resiko
SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum lahir.

B. Saran

Meski SIDS ini tidak menimbulkan gejala terlebih dahulu, maka bagi para
orangtua harus merawat bayi dan menjaga kesehatan bayinya dengan benar. Misalnya
dalam cara posisi menidurkan bayinya dan menjauhkan bayi dari asap rokok.

DAFTAR PUSTAKA

Betz,CL,dkk. 2009. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.

Behrman,RE,dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC

Carpenito-Moyet,LJ. 2007. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

8
Fauziah, S. d. (2012). Askeb Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sudarti, M. (2010). Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sutarra,Agus,dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai