JURNAL
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Diploma IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ubudiyah Indonesia
Oleh :
cutraudhatulmuna@gmail.com, b)rs.renjani@uui.ac.id
a)
ABSTRAK
Bentuk peran serta masyarakat yang paling dominan dibidang kesehatan saat ini adalah posyandu, yang sudah
mampu menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Rendahnya kunjungan ke posyandu
pada ibu balita dapat menyebabkan banyaknya kasus tumbuh kembang anak. Di Indonesia terdapat 18,8%
balita kekurangan gizi yang terdiri dari 14,9% balita berstatus gizi kurang dan 3,9% balita dengan gizi buruk,
dan informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi penimbangan anak balita
selama enam bulan terakhir. Di Gampong Jeulingke didapatkan jumlah balita usia 1-5 tahun sebanyak 359
balita, yang melakukan kunjungan ke Posyandu hanya sebesar 30%. Metode penelitian ini bersifat analitik
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita
usia 1-5 tahun yang berjumlah 359 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random
sampling dengan jumlah sampel yaitu 78 orang. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 15 Februari 2019.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dengan batas kemaknaan 95% (P≤ 0,05). Hasil
penelitian analisa univariat didapatkan kunjungan posyandu tidak teratur yaitu 46 responden (59,0%), umur
dewasa madya yaitu 41 responden (52,6%), pendidikan tinggi yaitu 41 responden (52,6%), tidak bekerja yaitu
47 responden (60,3%), pengetahuan cukup yaitu 31 responden (39,7%), sikap positif yaitu 44 responden
(46,4%), dan peran kader yaitu 43 responden (55,1%). Analisa Bivariat menunjukkan umur (P-value= 0,001),
pendidikan (P-value=0,009), pekerjaan (P-value= 0,014), pengetahuan (P-value= 0,011), sikap (P-
value=0,003), dan peran kader dimana (P-value=0,002). Kesimpulan dan saran ada hubungan umur,
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap dan peran kader dengan kunjungan posyandu pada ibu yang
mempunyai balita. Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan penyuluhan
tentang pentingnya kunjungan ke posyandu bagi ibu yang mempunyai balita agar dapat membawa anak
balitanya ke posyandu rutin setiap bulannya.
Kata kunci : Posyandu, Umur, Pendididikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, Peran Kader
ABSTRACT
The most dominant form of community participation in the field of health now is posyandu, which has been
able to reduce the Maternal Mortality Rate and Infant Mortality Rate. The low number of visits to posyandu
for mothers of children under five can cause many cases of child development. In Indonesia there are 18.8%
malnourished children consisting of 14.9% malnourished children and 3.9% toddlers with malnutrition, and
information on child growth monitoring is obtained from the frequency of weighing children under five for the
past six months. In Jeulingke Village, there were 359 toddlers in the number of infants aged 1-5 years, only
30% visited Posyandu.This research is analytical with cross sectional approach. The population in this study
were all mothers who had toddlers aged 1-5 years, amounting to 359 people. The sampling technique was
done by simple random sampling with a sample size of 78 people. Data collection was conducted on February
15, 2019. Data analysis was performed using the chi-square test with a significance limit of 95% (P≤ 0.05).
Univariate analysis found that irregular posyandu visits were 46 respondents (59.0%), middle adulthood, 41
respondents (52.6%), higher education, 41 respondents (52.6%), not working ie 47 respondents (60, 3%),
enough knowledge, namely 31 respondents (39.7%), positive attitudes namely 44 respondents (46.4%), and
the role of cadres was 43 respondents (55.1%). Bivariate analysis shows age (P-value = 0.001), education (P-
value = 0.009), work (P-value = 0.014), knowledge (P-value = 0.011), attitude (P-value = 0.003), and role
where cadre (P-value = 0.002). There is a relationship between age, education, occupation, knowledge,
attitudes and roles of cadres with posyandu visits to mothers who have toddlers. It is expected that health
workers will be able to organize counseling activities on the importance of visits to Posyandu for mothers who
have toddlers in order to be able to bring their toddlers to regular posyandu every month.
Keywords : Posyandu, Age, Education, Employment, Knowledge, Attitude, Role of Cadres
Pendahuluan
Bentuk peran serta masyarakat Cakupan penimbangan ada
yang paling dominan dibidang kesehatan kaitannya dengan faktor internal ibu balita
saat ini adalah posyandu, yang sudah seperti tingkat pendidikan ibu balita,
mampu menurunkan Angka Kematian Ibu tingkat pengetahuan, perilaku kesehatan,
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), umur balita, status gizi balita, disamping
serta dapat meingkatkan rata-rata umur itu juga berkaitan dengan jarak posyandu
harapan hidup. Kegiatan posyandu serta peran petugas kesehatan, tokoh
membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat dan kader posyandu. Masalah
masyarakat setempat untuk menjadi kader lain yang berkaitan dengan kunjungan di
posyandu dan juga peran serta dari ibu- posyandu antara lain dana operasional dan
ibu yag memiliki anak balita untuk sarana prasarana untuk menggerakkan
membawa balitanya datang ke posyandu kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan
sehingga mereka dapat memantau kader dan kemampuan petugas dalam
tumbuh kembang balita dengan melihat pemantauan pertumbuhan dan konseling,
perkembangan berat badannya setiap tingkat pemahaman keluarga dan
bulan (Kemenkes RI, 2016). masyarakat akan manfaat posyandu serta
Balita merupakan golongan rentan pelaksanaan pembinaan kader (Hairunida,
terhadap masalah kesehatan. Gangguan 2012).
kesehatan yang terjadi pada balita Perilaku merupakan respon/reaksi
mempengaruhi pertumbuhan dan seorang individu terhadap stimulus yang
perkembangan baik pada masa balita berasal dari luar maupun dari dalam
maupun masa berikutnya. Upaya untuk dirinya. Faktor predisposisi yang
dapat memantau pertumbuhan dan mempengaruhi perilaku manusia
perkembangan balita salah satunya adalah mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan,
dengan Posyandu dan dapat dilihat nilai dan persepsi, berkenaan dengan
dengan menggunakan Kartu Menuju motivasi seorang atau kelompok untuk
Sehat (KMS) (Mubarak dan Chayatin, bertindak. Faktor demografis seperti
2014). Cakupan penimbangan bayi dan status sosial-ekonomi, umur, jenis
balita di posyandu merupakan indikator kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga
yang berkaitan dengan cakupan pelayanan penting sebagai faktor predisposisi
kesehatan dasar khususnya imunisasi serta (Notoatmodjo, 2014). Sedangkan menurut
prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi Hartaty (2011), perilaku kunjungan ibu
cakupan kunjungan ke posyandu, semakin balita ke posyandu dapat dipengaruhi oleh
tinggi cakupan vitamin A, cakupan beberapa faktor antara lain pendidikan
imunisasi dan semakin rendah prevalensi ibu, umur, pengetahuan ibu, jarak
gizi kurang (Prasetyawati, 2012). posyandu, dukungan keluarga, bimbingan
Pemantauan pertumbuhan dan dari petugas kesehatan dan sikap.
perkembangan balita sangat penting Data yang dikeluarkan UNICEF-
dilakukan untuk mengetahui deteksi WHO-The World Bank Joint Child
adanya gangguan pertumbuhan (growth Malnutrition Estimates, menyebutkan 165
faltering) secara dini. Untuk mengetahui juta anak usia dibawah lima tahun
pertumbuhan tersebut, penimbangan diseluruh dunia mengalami stunted dan
balita setiap bulan sangat diperlukan. diperkirakan terdapat 101 juta anak
Rendahnya kunjungan ke posyandu pada dibawah usia lima tahun diseluruh dunia
ibu balita dapat menyebabkan banyaknya mengalami masalah berat badan kurang.
kasus tumbuh kembang anak tidak Tingkat prevalensi stunting tinggi
terpantau dengan baik sehingga kasus gizi dikalangan anak dibawah usia lima tahun
kurang atau gizi buruk tidak terdeteksi terdapat di Afrika (36%) dan Asia (27%)
secara dini (Hairunida, 2012). (Aswadi, 2017).
Indonesia merupakan salah satu posyandu madya, 28 posyandu purnama,
negara yang persentase kunjungan balita dan 1 posyandu mandiri (Dinkes Kota
keposyandu 71,4%. Pada tahun 2015 Banda Aceh, 2017).
terdapat 289.635 posyandu. Dari jumlah Dari hasil studi pendahuluan yang
tersebut, posyandu pratama sebanyak dilakukan di Puskesmas Jeulingke
34,6%, madya sebanyak 30,4%, purnama Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda
sebanyak 31,6%, dan mandiri sebanyak Aceh, Jumlah Balita keseluruhan di
9,1%, dengan jumlah balita sebanyak Kecamatan Syiah kuala sebanyak 3.867
24.065.506 balita. Angka kematian balita balita. Di Gampong Jeulingke didapatkan
yang dilaporkan di Indonesia mencapai 26 jumlah balita usia 1-5 tahun sebanyak 359
per 1000 kelahiran hidup. Data Riset balita. Berdasarkan data yang diperoleh
Kesehatan Dasar Tahun 2015 terdapat dari Puskesmas Jeulingke, Pada tahun
18,8% balita kekurangan gizi yang terdiri 2018 tingkat kunjungan ibu balita ke
dari 14,9% balita berstatus gizi kurang posyandu masih rendah, hal ini terlihat
dan 3,9% balita dengan gizi buruk, serta dari jumlah kunjungan ibu balita di
informasi tentang pemantauan Gampong Jeulingke dari 359 balita yang
pertumbuhan anak diperoleh dari melakukan kunjungan ke Posyandu
frekuensi penimbangan anak balita selama sebesar 30%. Cakupan pemanfaatan
enam bulan terakhir idealnya anak balita kunjungan balita ke Posyandu turun
ditimbang minimal enam kali (Kemenkes menjadi sebesar 25% pada bulan juli 2018
RI, 2016). dan pada bulan Oktober 2018menjadi
Berdasarkan data Dinas Kesehatan 20%. Sedangkan standar yang harus
Propinsi Aceh Tahun 2016, tingkat dicapai sebesar 75% dari kunjungan balita
partisipasi masyarakat ke Posyandu di (Puskesmas Jeulingke, 2018).
Propinsi Aceh tahun 2013 yaitu 70, 2%, Tujuan dalam penelitian ini adalah
tahun 2014 mencapai 75,8%, tahun 2015 untuk mengetahui faktor-faktor yang
yaitu 87,65% terjadi peningkatan berhubungan dengan kunjungan Posyandu
partisipasi ibu yang ikut serta dalam pada Ibu yang mempunyai Balita di
kegiatan posyandu dibandingkan pada Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah
tahun sebelumnya. Peningkatan balita Kuala Kota Banda Aceh Tahun 2019.
yang tidak menimbang dengan teratur ke
Posyandu, walaupun ada mengalami Metode Penelitian
peningkatan tetapi masih dibawah target Penelitian ini bersifat analitik
yaitu 90%. Alasan yang terbanyak para dengan pendekatan penelitian Cross
orangtua yang tidak ikut serta ke sectional. Pengumpulan data dilaksanakan
posyandu karena usia anak yang sudah 3 pada tanggal 15 Februari dan 10 Juni
tahun lebih jadi orangtua malas membawa 2019 di Gampong Jeulingke Kecamatan
anaknya ke posyandu. Terdapat 7.428 Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Populasi
posyandu pada tahun 2015 di Aceh dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
diantaranya posyandu pratama sebanyak yang mempunyai balita usia 1-5 tahun
11%, madya sebanyak 67%, purnama berjumlah 359 orang. Teknik
sebanyak 19%, dan mandiri sebanyak 2% pengambilan sampel ini dilakukan secara
(Dinkes Provinsi Aceh, 2016). Simple Random Sampling dengan jumlah
Pada tahun 2016, di Kota Banda sampel 78 orang. Analisa data dilakukan
Aceh, jumlah keseluruhan balita yaitu dengan menggunakan uji Chi-Square Test
sebanyak 2.7098 jiwa dengan persentase dengan batas kemaknaan 95% (P ≤0,05).
cakupan penimbangan balita di posyandu
(D/S) terendah adalah di kota Banda Aceh Hasil Penelitian
yaitu 44%. Kota Banda Aceh terdapat 114
posyandu yaitu 2 posyandu pratama, 83
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Data Total 78 100
Umum Responden Berkunjung ke
Posyandu Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa sebagian besar kunjungan
Data Responden f % posyandu berada pada kategori tidak
Suku teratur yaitu 46 responden (59,0%), umur
1. Aceh 68 87,2 ibu berada pada kategori dewasa madya
2. Sunda 2 2,5
yaitu 41 responden (52,6%), pendidikan
6 7,8
3. Jawa berada pada kategori tinggi yaitu 41
2 2,5
4. Batak responden (52,6%), pekerjaan berada
Jumlah Anak pada kategori tidak bekerja yaitu 47
1. 1-2 anak 49 62,8
29 37,2
responden (60,3%), pengetahuan berada
2. >2 anak pada kategori cukup yaitu 31 responden
Usia Anak
(39,7%), sikap berada pada kategori
1. 1-2 tahun 38 48,7
40 51,3 positif yaitu 44 responden (46,4%), dan
2. >2 tahun
Total 78 100
peran kader terhadap posyandu berada
pada kategori berperan yaitu 43
Berdasarkan tabel diatas dapat responden (55,1%).
dilihat bahwa sebagian besar responden
suku aceh yaitu 68 responden (87,2%), Tabel 3 Hubungan Umur dengan
jumlah anak 1-2 tahun sebanyak 49 Kunjungan Posyandu pada Ibu yang
responden (62,8%) dan usia anak >2 Mempunyai Balita
tahun yaitu 40 responden (51,3%). Kunjungan Posyandu Total P
Umur Teratur Tidak Valu
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor- e
faktor yang Berhubungan dengan n % n % n %
Kunjungan Posyandu Pada Ibu yang D. Dini 23 62,2 14 37,8 37 100
0,001
Mempunyai Balita D. Madya 9 22,0 32 78,0 41 100