Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN

POSYANDU PADA IBU YANG MEMPUNYAI BALITA DI


GAMPONG JEULINGKE KECAMATAN SYIAH
KUALA KOTA BANDA ACEH

JURNAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Diploma IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ubudiyah Indonesia

Oleh :

CUT RAUDHATUL MUNA


NIM. 151010510036

PROGRAM STUDI D–IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH
2019
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPASEH
KECAMATAN KUTA RAJA KOTA BANDA ACEH

Cut Raudhatul Muna1,a), Rizky Swastika Renjani2,b)


1,2
Program Studi D-IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ubudiyah Indonesia Jalan
Alue Naga Desa Tibang Banda Aceh – Indonesia

cutraudhatulmuna@gmail.com, b)rs.renjani@uui.ac.id
a)

ABSTRAK

Bentuk peran serta masyarakat yang paling dominan dibidang kesehatan saat ini adalah posyandu, yang sudah
mampu menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Rendahnya kunjungan ke posyandu
pada ibu balita dapat menyebabkan banyaknya kasus tumbuh kembang anak. Di Indonesia terdapat 18,8%
balita kekurangan gizi yang terdiri dari 14,9% balita berstatus gizi kurang dan 3,9% balita dengan gizi buruk,
dan informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi penimbangan anak balita
selama enam bulan terakhir. Di Gampong Jeulingke didapatkan jumlah balita usia 1-5 tahun sebanyak 359
balita, yang melakukan kunjungan ke Posyandu hanya sebesar 30%. Metode penelitian ini bersifat analitik
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita
usia 1-5 tahun yang berjumlah 359 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random
sampling dengan jumlah sampel yaitu 78 orang. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 15 Februari 2019.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dengan batas kemaknaan 95% (P≤ 0,05). Hasil
penelitian analisa univariat didapatkan kunjungan posyandu tidak teratur yaitu 46 responden (59,0%), umur
dewasa madya yaitu 41 responden (52,6%), pendidikan tinggi yaitu 41 responden (52,6%), tidak bekerja yaitu
47 responden (60,3%), pengetahuan cukup yaitu 31 responden (39,7%), sikap positif yaitu 44 responden
(46,4%), dan peran kader yaitu 43 responden (55,1%). Analisa Bivariat menunjukkan umur (P-value= 0,001),
pendidikan (P-value=0,009), pekerjaan (P-value= 0,014), pengetahuan (P-value= 0,011), sikap (P-
value=0,003), dan peran kader dimana (P-value=0,002). Kesimpulan dan saran ada hubungan umur,
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap dan peran kader dengan kunjungan posyandu pada ibu yang
mempunyai balita. Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan penyuluhan
tentang pentingnya kunjungan ke posyandu bagi ibu yang mempunyai balita agar dapat membawa anak
balitanya ke posyandu rutin setiap bulannya.

Kata kunci : Posyandu, Umur, Pendididikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, Peran Kader
ABSTRACT

The most dominant form of community participation in the field of health now is posyandu, which has been
able to reduce the Maternal Mortality Rate and Infant Mortality Rate. The low number of visits to posyandu
for mothers of children under five can cause many cases of child development. In Indonesia there are 18.8%
malnourished children consisting of 14.9% malnourished children and 3.9% toddlers with malnutrition, and
information on child growth monitoring is obtained from the frequency of weighing children under five for the
past six months. In Jeulingke Village, there were 359 toddlers in the number of infants aged 1-5 years, only
30% visited Posyandu.This research is analytical with cross sectional approach. The population in this study
were all mothers who had toddlers aged 1-5 years, amounting to 359 people. The sampling technique was
done by simple random sampling with a sample size of 78 people. Data collection was conducted on February
15, 2019. Data analysis was performed using the chi-square test with a significance limit of 95% (P≤ 0.05).
Univariate analysis found that irregular posyandu visits were 46 respondents (59.0%), middle adulthood, 41
respondents (52.6%), higher education, 41 respondents (52.6%), not working ie 47 respondents (60, 3%),
enough knowledge, namely 31 respondents (39.7%), positive attitudes namely 44 respondents (46.4%), and
the role of cadres was 43 respondents (55.1%). Bivariate analysis shows age (P-value = 0.001), education (P-
value = 0.009), work (P-value = 0.014), knowledge (P-value = 0.011), attitude (P-value = 0.003), and role
where cadre (P-value = 0.002). There is a relationship between age, education, occupation, knowledge,
attitudes and roles of cadres with posyandu visits to mothers who have toddlers. It is expected that health
workers will be able to organize counseling activities on the importance of visits to Posyandu for mothers who
have toddlers in order to be able to bring their toddlers to regular posyandu every month.
Keywords : Posyandu, Age, Education, Employment, Knowledge, Attitude, Role of Cadres
Pendahuluan
Bentuk peran serta masyarakat Cakupan penimbangan ada
yang paling dominan dibidang kesehatan kaitannya dengan faktor internal ibu balita
saat ini adalah posyandu, yang sudah seperti tingkat pendidikan ibu balita,
mampu menurunkan Angka Kematian Ibu tingkat pengetahuan, perilaku kesehatan,
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), umur balita, status gizi balita, disamping
serta dapat meingkatkan rata-rata umur itu juga berkaitan dengan jarak posyandu
harapan hidup. Kegiatan posyandu serta peran petugas kesehatan, tokoh
membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat dan kader posyandu. Masalah
masyarakat setempat untuk menjadi kader lain yang berkaitan dengan kunjungan di
posyandu dan juga peran serta dari ibu- posyandu antara lain dana operasional dan
ibu yag memiliki anak balita untuk sarana prasarana untuk menggerakkan
membawa balitanya datang ke posyandu kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan
sehingga mereka dapat memantau kader dan kemampuan petugas dalam
tumbuh kembang balita dengan melihat pemantauan pertumbuhan dan konseling,
perkembangan berat badannya setiap tingkat pemahaman keluarga dan
bulan (Kemenkes RI, 2016). masyarakat akan manfaat posyandu serta
Balita merupakan golongan rentan pelaksanaan pembinaan kader (Hairunida,
terhadap masalah kesehatan. Gangguan 2012).
kesehatan yang terjadi pada balita Perilaku merupakan respon/reaksi
mempengaruhi pertumbuhan dan seorang individu terhadap stimulus yang
perkembangan baik pada masa balita berasal dari luar maupun dari dalam
maupun masa berikutnya. Upaya untuk dirinya. Faktor predisposisi yang
dapat memantau pertumbuhan dan mempengaruhi perilaku manusia
perkembangan balita salah satunya adalah mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan,
dengan Posyandu dan dapat dilihat nilai dan persepsi, berkenaan dengan
dengan menggunakan Kartu Menuju motivasi seorang atau kelompok untuk
Sehat (KMS) (Mubarak dan Chayatin, bertindak. Faktor demografis seperti
2014). Cakupan penimbangan bayi dan status sosial-ekonomi, umur, jenis
balita di posyandu merupakan indikator kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga
yang berkaitan dengan cakupan pelayanan penting sebagai faktor predisposisi
kesehatan dasar khususnya imunisasi serta (Notoatmodjo, 2014). Sedangkan menurut
prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi Hartaty (2011), perilaku kunjungan ibu
cakupan kunjungan ke posyandu, semakin balita ke posyandu dapat dipengaruhi oleh
tinggi cakupan vitamin A, cakupan beberapa faktor antara lain pendidikan
imunisasi dan semakin rendah prevalensi ibu, umur, pengetahuan ibu, jarak
gizi kurang (Prasetyawati, 2012). posyandu, dukungan keluarga, bimbingan
Pemantauan pertumbuhan dan dari petugas kesehatan dan sikap.
perkembangan balita sangat penting Data yang dikeluarkan UNICEF-
dilakukan untuk mengetahui deteksi WHO-The World Bank Joint Child
adanya gangguan pertumbuhan (growth Malnutrition Estimates, menyebutkan 165
faltering) secara dini. Untuk mengetahui juta anak usia dibawah lima tahun
pertumbuhan tersebut, penimbangan diseluruh dunia mengalami stunted dan
balita setiap bulan sangat diperlukan. diperkirakan terdapat 101 juta anak
Rendahnya kunjungan ke posyandu pada dibawah usia lima tahun diseluruh dunia
ibu balita dapat menyebabkan banyaknya mengalami masalah berat badan kurang.
kasus tumbuh kembang anak tidak Tingkat prevalensi stunting tinggi
terpantau dengan baik sehingga kasus gizi dikalangan anak dibawah usia lima tahun
kurang atau gizi buruk tidak terdeteksi terdapat di Afrika (36%) dan Asia (27%)
secara dini (Hairunida, 2012). (Aswadi, 2017).
Indonesia merupakan salah satu posyandu madya, 28 posyandu purnama,
negara yang persentase kunjungan balita dan 1 posyandu mandiri (Dinkes Kota
keposyandu 71,4%. Pada tahun 2015 Banda Aceh, 2017).
terdapat 289.635 posyandu. Dari jumlah Dari hasil studi pendahuluan yang
tersebut, posyandu pratama sebanyak dilakukan di Puskesmas Jeulingke
34,6%, madya sebanyak 30,4%, purnama Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda
sebanyak 31,6%, dan mandiri sebanyak Aceh, Jumlah Balita keseluruhan di
9,1%, dengan jumlah balita sebanyak Kecamatan Syiah kuala sebanyak 3.867
24.065.506 balita. Angka kematian balita balita. Di Gampong Jeulingke didapatkan
yang dilaporkan di Indonesia mencapai 26 jumlah balita usia 1-5 tahun sebanyak 359
per 1000 kelahiran hidup. Data Riset balita. Berdasarkan data yang diperoleh
Kesehatan Dasar Tahun 2015 terdapat dari Puskesmas Jeulingke, Pada tahun
18,8% balita kekurangan gizi yang terdiri 2018 tingkat kunjungan ibu balita ke
dari 14,9% balita berstatus gizi kurang posyandu masih rendah, hal ini terlihat
dan 3,9% balita dengan gizi buruk, serta dari jumlah kunjungan ibu balita di
informasi tentang pemantauan Gampong Jeulingke dari 359 balita yang
pertumbuhan anak diperoleh dari melakukan kunjungan ke Posyandu
frekuensi penimbangan anak balita selama sebesar 30%. Cakupan pemanfaatan
enam bulan terakhir idealnya anak balita kunjungan balita ke Posyandu turun
ditimbang minimal enam kali (Kemenkes menjadi sebesar 25% pada bulan juli 2018
RI, 2016). dan pada bulan Oktober 2018menjadi
Berdasarkan data Dinas Kesehatan 20%. Sedangkan standar yang harus
Propinsi Aceh Tahun 2016, tingkat dicapai sebesar 75% dari kunjungan balita
partisipasi masyarakat ke Posyandu di (Puskesmas Jeulingke, 2018).
Propinsi Aceh tahun 2013 yaitu 70, 2%, Tujuan dalam penelitian ini adalah
tahun 2014 mencapai 75,8%, tahun 2015 untuk mengetahui faktor-faktor yang
yaitu 87,65% terjadi peningkatan berhubungan dengan kunjungan Posyandu
partisipasi ibu yang ikut serta dalam pada Ibu yang mempunyai Balita di
kegiatan posyandu dibandingkan pada Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah
tahun sebelumnya. Peningkatan balita Kuala Kota Banda Aceh Tahun 2019.
yang tidak menimbang dengan teratur ke
Posyandu, walaupun ada mengalami Metode Penelitian
peningkatan tetapi masih dibawah target Penelitian ini bersifat analitik
yaitu 90%. Alasan yang terbanyak para dengan pendekatan penelitian Cross
orangtua yang tidak ikut serta ke sectional. Pengumpulan data dilaksanakan
posyandu karena usia anak yang sudah 3 pada tanggal 15 Februari dan 10 Juni
tahun lebih jadi orangtua malas membawa 2019 di Gampong Jeulingke Kecamatan
anaknya ke posyandu. Terdapat 7.428 Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Populasi
posyandu pada tahun 2015 di Aceh dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
diantaranya posyandu pratama sebanyak yang mempunyai balita usia 1-5 tahun
11%, madya sebanyak 67%, purnama berjumlah 359 orang. Teknik
sebanyak 19%, dan mandiri sebanyak 2% pengambilan sampel ini dilakukan secara
(Dinkes Provinsi Aceh, 2016). Simple Random Sampling dengan jumlah
Pada tahun 2016, di Kota Banda sampel 78 orang. Analisa data dilakukan
Aceh, jumlah keseluruhan balita yaitu dengan menggunakan uji Chi-Square Test
sebanyak 2.7098 jiwa dengan persentase dengan batas kemaknaan 95% (P ≤0,05).
cakupan penimbangan balita di posyandu
(D/S) terendah adalah di kota Banda Aceh Hasil Penelitian
yaitu 44%. Kota Banda Aceh terdapat 114
posyandu yaitu 2 posyandu pratama, 83
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Data Total 78 100
Umum Responden Berkunjung ke
Posyandu Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa sebagian besar kunjungan
Data Responden f % posyandu berada pada kategori tidak
Suku teratur yaitu 46 responden (59,0%), umur
1. Aceh 68 87,2 ibu berada pada kategori dewasa madya
2. Sunda 2 2,5
yaitu 41 responden (52,6%), pendidikan
6 7,8
3. Jawa berada pada kategori tinggi yaitu 41
2 2,5
4. Batak responden (52,6%), pekerjaan berada
Jumlah Anak pada kategori tidak bekerja yaitu 47
1. 1-2 anak 49 62,8
29 37,2
responden (60,3%), pengetahuan berada
2. >2 anak pada kategori cukup yaitu 31 responden
Usia Anak
(39,7%), sikap berada pada kategori
1. 1-2 tahun 38 48,7
40 51,3 positif yaitu 44 responden (46,4%), dan
2. >2 tahun
Total 78 100
peran kader terhadap posyandu berada
pada kategori berperan yaitu 43
Berdasarkan tabel diatas dapat responden (55,1%).
dilihat bahwa sebagian besar responden
suku aceh yaitu 68 responden (87,2%), Tabel 3 Hubungan Umur dengan
jumlah anak 1-2 tahun sebanyak 49 Kunjungan Posyandu pada Ibu yang
responden (62,8%) dan usia anak >2 Mempunyai Balita
tahun yaitu 40 responden (51,3%). Kunjungan Posyandu Total P
Umur Teratur Tidak Valu
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor- e
faktor yang Berhubungan dengan n % n % n %
Kunjungan Posyandu Pada Ibu yang D. Dini 23 62,2 14 37,8 37 100
0,001
Mempunyai Balita D. Madya 9 22,0 32 78,0 41 100

Variabel (f) (%) Tabel diatas menunjukkan bahwa


Kunjungan Posyandu dari 41 responden yang umur dewasa
1. Teratur 32 41,0 madya dan tidak teratur mengunjungi
2. Tidak teratur 46 59,0
Umur Ibu
posyandu yaitu 32 responden (78,0%),
1. Dewasa Dini 37 47,4 sedangkan dari 37 responden yang umur
2. Dewasa Madya 41 52,6 dewasa dini dan tidak teratur
Pendidikan mengunjungi posyandu yaitu 14
1. Tinggi 41 52,6 responden (37,8%). Hasil uji statistik
2. Menengah 37 47,4
didapatkan P-value= 0,001, yang artinya
Pekerjaan
1. Bekerja 31 39,7 ada hubungan umur dengan kunjungan
2. Tidak bekerja 47 60,3 posyandu di Gampong Jeulingke
Pengetahuan Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda
1. Baik 25 32,1 Aceh.
2. Cukup 31 39,7
3. Kurang 22 28,2
Tabel 4. Hubungan Pendidikan dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Sikap
1. Positif 44 46,4 Trimester III
2. Negatif
Kunjungan Posyandu 34 Total 43,6P
Peran
Pendidikan Kader
Teratur Tidak Valu Tabel diatas menunjukkan bahwa
1. Berperan 43 55,1e dari 37 responden yang berpendidikan
n % n % n %
2. Tidak berperan 35 44,9 menengah dan tidak teratur mengunjungi
Tinggi 23 56,1 18 43,9 41 100
0,009
Menengah 9 24,3 28 73,7 37 100
posyandu yaitu 28 responden (73,7%), berpengetahuan cukup dan tidak teratur
sedangkan dari 41 responden yang mengunjungi posyandu yaitu 21
berpendidikan tinggi dan tidak teratur responden (67,7%), dan dari 25 responden
mengunjungi posyandu yaitu 18 yang berpengetahuan baik dan tidak
responden (43,9%). Hasil uji statistik teratur mengujungi posyandu yaitu 9
didapatkan P-value= 0,009, yang artinya responden (36,0%). Hasil uji statistik
ada hubungan pendidikan dengan didapatkan P-value= 0,017, yang artinya
Kunjungan Posyandu Total P ada hubungan pengetahuan dengan
Teratur Tidak Value
Peran n % n % n % Kunjungan Posyandu Total P
Kader Teratur Tidak Value
Sikap n % n % n %
Berperan 25 58,1 18 41,9 43 100
0,002 Positif 25 56,8 19 43,2 44 100
Tidak 7 20,0 28 80,0 35 100 0,003
kunjungan posyandu di Gampong Negatif 7 20,6 27 79,4 34 100
Jeulingke Kecamatan Syiah Kuala Kota kunjungan posyandu di Gampong
Banda Aceh. Jeulingke Kecamatan Syiah Kuala Kota
Banda Aceh.
Tabel 5. Hubungan Pekerjaan dengan
Kunjungan Posyandu pada Ibu yang Tabel 7. Hubungan Sikap dengan
Mempunyai Balita Kunjungan Posyandu pada Ibu yang
Mempunyai Balita
Kunjungan Posyandu Total P
Teratur Tidak Value Berdasarkan tabel diatas
Pekerjaan n % n % n % menunjukkan bahwa dari 34 responden
yang sikap negatif dan tidak teratur
T.Bekerja 7 22,6 24 77,4 31 100
0,014 mengunjungi posyandu yaitu 27
Bekerja 25 53,2 22 46,8 47 100 responden (79,4%), sedangkan dari 44
responden yang sikap positif dan tidak
Tabel diatas menunjukkan bahwa teratur mengunjungi posyandu yaitu 19
dari 31 responden yang tidak bekerja dan responden (43,2%). Hasil uji statistik
tidak teratur mengunjungi posyandu yaitu didapatkan P-value= 0,003, yang artinya
24 responden (77,4%), sedangkan dari 47 ada hubungan sikap dengan kunjungan
responden yang bekerja dan tidak teratur posyandu di Gampong Jeulingke
mengunjungi posyandu yaitu 22 Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda
responden (46,8%). Hasil uji statistik Aceh.
didapatkan P-value= 0,014, yang artinya
ada hubungan pekerjaan dengan Tabel 8. Hubungan Peran Kader
kunjungan posyandu di Gampong
Jeulingke Kecamatan Syiah Kuala Kota Kunjungan Posyandu Total P
Pengetahuan Teratur Tidak Value
Banda Aceh. n % n % n %
Baik 16 64,0 9 36,0 25 100
Tabel 6. Hubungan Status KEK dengan
Cukup 10 32,3 21 67,7 31 100 0,017
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Trimester III Kurang 6 27,3 16 72,7 22 100
dengan Kunjungan Posyandu pada Ibu
Tabel diatas menunjukkan bahwa yang Mempunyai Balita
dari 22 responden yang berpengetahuan
kurang dan tidak teratur mengunjungi Berdasarkan tabel menunjukkan
posyandu yaitu 16 responden (72,7%), bahwa dari 35 responden yang kader tidak
sedangkan dari 31 responden yang berperan dan tidak teratur mengunjungi
posyandu yaitu 28 responden (80,0%), tetap aktif dibidang sosial seperti ikut
sedangkan dari 43 responden yang kader serta dalam kegiatan posyandu. Umur
berperan dan tidak teratur mengunjungi ibu akan mempengaruhi pada prilaku
posyandu yaitu 18 responden (41,9%). dalam pola asuh ibu terhadap anak
Hasil uji statistik didapatkan P-value= balita. Ibu balita dengan kelompok
0,002, yang artinya ada hubungan umur umur 20-29 tahun akan berpengaruh
dengan kunjungan posyandu di Gampong pada keaktifan membawa balita dalam
Jeulingke Kecamatan Syiah Kuala Kota kegiatan posyandu.
Banda Aceh. Menurut peneliti, umur
seseorang dapat menjadi dasar dalam
Pembahasan berperilaku. Responden yang sudah
dibekali informasi atau pengetahuan,
1. Hubungan Umur dengan maka akan dapat memutuskan hal
Kunjungan Posyandu pada Ibu yang baik seperti membawa balita ke
yang Mempunyai Balita posyandu. Hasil penelitian yang
Hasil penelitian ini didapatkan di lapangan, umur ibu
menunjukkan bahwa responden yang balita berpengaruh terhadap keaktifan
umur dewasa madya (30-45 tahun) ibu membawa anaknya ke posyandu,
dan tidak teratur mengunjungi karena umur dewasa madya pun jika
posyandu yaitu 78,0%, sedangkan ada keinginan atau dorongan dari diri
responden yang umur dewasa dini sendiri maka ibu akan membawa
(20-29 tahun) dan tidak teratur anaknya ke posyandu tiap bulannya.
mengunjungi posyandu yaitu 37,8%. Dalam penelitian ini tidak hanya usia
Hasil uji statistik didapatkan P-value= dewasa dini yang tidak teratur
0,001, yang artinya ada hubungan membawa anaknya ke posyandu,
umur dengan kunjungan posyandu di tetapi juga pada kategori umur dewasa
Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah madya.
Kuala Kota Banda Aceh.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh 2. Hubungan Pendidikan dengan
Deviana (2013), metode penelitian ini Kunjungan Posyandu pada Ibu
menggunakan desain cross sectional yang Mempunyai Balita
dengan teknik pengambilan sampel Hasil penelitian menunjukkan
secara accidental sampling. Hasil bahwa responden yang berpendidikan
penelitian menunjukkan bahwa umur menengah dan tidak teratur
memiliki hubungan dengan mengunjungi posyandu yaitu 73,7%,
pemanfaatan posyandu di Wilayah sedangkan yang pendidikan tinggi dan
Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan tidak teratur mengunjungi posyandu
Bajeng Kabupaten Gowa dengan nilai yaitu 43,9%. Hasil uji statistik
P- value =0,02. Menurut Deviana, didapatkan P-value= 0,009, yang
semakin bertambah usia ibu maka artinya ada hubungan pendidikan
semakin berkurang kunjungan ibu ke dengan kunjungan posyandu di
posyandu karena usia ibu sudah tidak Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah
reproduktif lagi. Kuala Kota Banda Aceh.
Penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian ini sejalan
teori yang dikemukakan oleh dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hairunida (2012), umur sebagai salah Deviana (2013), metode penelitian ini
satu faktor yang mempengaruhi menggunakan desain cross sectional
partisipasi sosial yang ada pada masa dengan teknik pengambilan sampel
dewasa . Wanita yang cepat dewasa secara accidental sampling. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa 3. Hubungan Pekerjaan dengan
pendidikan tidak memiliki hubungan Kunjungan Posyandu pada Ibu
dengan pemanfaatan posyandu Di yang Mempunyai Balita
Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Hasil penelitian menunjukkan
Kecamatan Bajeng dengan P- bahwa yang tidak bekerja dan tidak
value=0,06. Menurut Deviana, teratur mengunjungi posyandu yaitu
responden yang berpendidikan tinggi 77,4%, sedangkan yang bekerja dan
sudah memiliki pengetahuan baik dan tidak teratur mengunjungi posyandu
dapat teratur ke posyandu, ibu yang yaitu 46,8%. Hasil uji statistik
berpendidikan menengah juga dapat didapatkan P-value= 0,014, yang
teratur ke posyandu karena artinya ada hubungan pekerjaan
pengetahuannya tentang posyandu dengan kunjungan posyandu di
sudah baik. Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah
Penelitian ini sesuai dengan teori Kuala Kota Banda Aceh.
Zakiyah (2015), pendidikan tinggi ada Hasil penelitian ini sesuai dengan
kecenderungan memanfaatkan penelitian yang dilakukan oleh
posyandu, peningkatan pendidikan ibu Tumbo (2013), metode penelitian ini
dapat mempengaruhi status kesehatan menggunakan desain cross sectional
balita. Pendidikan ibu akan ikut dengan teknik pengambilan sampel
menentukan mudah tidaknya ibu secara accidental sampling yang
dalam menyerap dan memahami berjumlah 153 orang. Hasil penelitian
pengetahuan tentang pentingnya ke menunjukkan ada hubungan pekerjaan
posyandu yang diperolehnya. dengan frekuensi kunjungan ibu ke
Rendahnya tingkat pendidikan dapat posyandu (p=0,021). Menurut Tumbo,
menyebabkan rendahnya pemahaman ibu yang memiliki pekerjaan yang
terhadap apa yang dibutuhkan pada memadai lebih banyak memilih
pengasuhan perkembangan optimal menggunakan fasilitas kesehatan lain
anak, akan tetapi pendidikan rendah seperti dokter untuk memelihara
tidak berarti mutlak berpengetahuan kesehatan.
rendah pula. Penelitian ini sejalan dengan teori
Menurut peneliti, faktor Kurnia (2010), kerja merupakan
pendidikan mempengaruhi tindakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
untuk berkunjung ke posyandu. Hasil manusia. Kebutuhan itu biasa
penelitian dilapangan menunjukkan bermacam-macam, berkembang dan
ibu balita yang ada di Gampong berubah, bahkan sering kali tidak di
Jeulingke dan berpendidikan tinggi sadari oleh pelakunya. Seseorang
cenderung memiliki pekerjaan di luar bekerja karena ada sesuatu yang
rumah, sehingga tidak sempat hendak dicapainya dan orang berharap
membawa anaknya ke posyandu bahwa aktivitas kerja yang
melainkan membawa anaknya ke dilakukannya akan membawanya
rumah sakit, dokter pribadi, atau kepada sesuatu keadaan yang lebih
klinik untuk menimbang anaknya memuaskan dari pada keadaan
bersamaan dengan waktu imunisasi sebelumnya. Membuktikan bahwa ada
pada hari ibu tidak bekerja. Sehingga faktor pekerjaan ibu berhubungan
hal tersebut yang menyebabkan ibu dengan penggunaan Posyandu,
balita tidak aktif untuk datang ke dimana ibu-ibu bekerja untuk
posyandu menambah penghasilan keluarga maka
ibu tidak ada waktu membawa balita
ke posyandu dan pekerjaan juga
merupakan faktor yang mempengaruhi dengan P- value =0,003. Menurut
perilaku ibu balita. Khotimatul, semakin tinggi
Menurut peneliti, pekerjaan pengetahuan seseorang maka semakin
mempengaruhi keikutsertaan ibu baik tindakan atau perilaku ibu untuk
dalam kegiatan posyandu. membawa anak balita ke posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian di Penelitian ini sejalan dengan teori
lapangan didapatkan ibu-ibu di Hartati (2011), pengetahuan memiliki
Gampong Jeulingke yang bekerja sulit hubungan dengan pemanfaatan
meluangkan waktu untuk membawa posyandu dengan tujuan untuk
anaknya ke posyandu, padahal pembangunan kesehatan masyarakat.
kegiatan penimbangan di posyandu Dengan adanya pengetahuan,
tidak membutuhkan waktu yang lama. masyarakat dapat melakukan upaya-
Penting bagi ibu bekerja untuk dapat upaya untuk mengatasi masalah
mengatur waktu saat bekerja agar seperti pencegahan penyakit melalui
membawa anaknya ke posyandu. perbaikan sanitasi lingkungan,
Akan tetapi masih ada juga ibu yang pencegahan penyakit melalui
tidak bekerja tidak membawa anak imunisasi dan melakukan kegiatan
dalam kegiatan posyandu disebabkan keluarga berencana.
karena alasan memasak atau sedang Menurut peneliti, pengetahuan
malas membawa anak ke posyandu. ibu sangat mempengaruhi tindakan
ibu dalam pemanfaatan posyandu bagi
4. Hubungan Pengetahuan dengan balita di Gampong Jeulingke Banda
Kunjungan Posyandu pada Ibu Aceh. Jika sudah dibekali informasi
yang Mempunyai Balita atau pengetahuan yang rata-rata
Hasil penelitian ini menunjukkan berpengetahuan cukup, maka
bahwa yang berpengetahuan kurang seseorang akan dapat memutuskan hal
dan tidak teratur mengunjungi yang baik dalam melakukan suatu
posyandu yaitu 72,7%, sedangkan tindakan seperti membawa balita ke
yang berpengetahuan cukup dan tidak posyandu. Semakin tinggi
teratur mengunjungi posyandu yaitu pengetahuan ibu, maka akan semakin
67,7%, dan yang berpengetahuan baik baik perilaku ibu untuk membawa
dan tidak teratur mengujungi anaknya ke posyandu. Terbukti dari
posyandu yaitu 36,0%. Hasil uji hasil penelitian menunjukkan bahwa
statistik didapatkan P-value= 0,017, responden yang berpengetahuan baik
yang artinya ada hubungan teratur membawa anaknya ke
pengetahuan dengan kunjungan posyandu.
posyandu di Gampong Jeulingke
Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda 5. Hubungan Sikap dengan
Aceh. Kunjungan Posyandu pada Ibu
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang Mempunyai Balita
penelitian yang dilakukan oleh Hasil penelitian ini menunjukkan
Khotimatul (2017), metode penelitian bahwa yang sikap negatif dan tidak
ini menggunakan desain cross teratur mengunjungi posyandu yaitu
sectional dengan teknik pengambilan 79,4%, sedangkan yang sikap positif
sampel secara accidental sampling dan tidak teratur mengunjungi
dan jumlah responden 36 orang. Hasil posyandu yaitu 43,2%. Hasil uji
penelitian menunjukkan bahwa statistik didapatkan P-value= 0,003,
terdapat hubungan pengetahuan yang artinya ada hubungan sikap
dengan pemanfaatan posyandu di desa dengan kunjungan posyandu di
Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan
Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah Hasil penelitian ini menunjukkan
Kuala Kota Banda Aceh. bahwa kader tidak berperan dan tidak
Hasil penelitian ini sesuai dengan teratur mengunjungi posyandu yaitu
penelitian yang dilakukan oleh 80,0%, sedangkan yang kader
Hairunida (2012), metode penelitian berperan dan tidak teratur
ini menggunakan desain cross mengunjungi posyandu yaitu 41,9%.
sectional dengan teknik pengambilan Hasil uji statistik didapatkan P-value=
sampel secara accidental sampling. 0,002, yang artinya ada hubungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur dengan kunjungan posyandu di
terdapat hubungan sikap dengan Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah
perilaku kunjungan ke posyandu di Kuala Kota Banda Aceh.
Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Hasil penelitian ini sesuai dengan
dengan nilai P- value =0,02. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Hairunida, sikap positif ibu balita Hairunida (2012), metode penelitian
terhadap posyandu maka kunjungan ini menggunakan desain cross
ke posyandu juga dapat dilakukan sectional dengan teknik pengambilan
setiap bulannya. sampel secara accidental sampling.
Penelitian ini sejalan dengan teori Hasil penelitian menunjukkan ada
Zakiyah (2015), orangtua yang hubungan peran petugas kesehatan
memiliki sikap baik terhadap dengan kebutuhan pelayanan
posyandu mempunyai peluang lebih posyandu dengan perilaku kunjungan
besar untuk memanfaatkan pelayanan ke posyandu dengan nilai P-
posyandu jika dibandingkan dengan value=0,002. Menurut Hairunida,
orangtua yang mempunyai sikap kader yang berperan aktif dapat
kurang terhadap posyandu. Manfaat mengajak ibu yang mempunyai balita
posyandu harus lebih dapat dipahami untuk dapat mengunjungi posyandu
oleh ibu yang mempunyai balita karena kader merupakan tonggak
sehingga mereka akan mengetahui keberhasilan posyandu.
kegiatan posyandu tidak hanya untuk Penelitian ini sejalan dengan teori
mengetahui tumbuh kembang balita Widodo (2011), kader adalah anggota
saja. Jika ibu balita sudah memiliki masyarakat yang bersedia, mampu dan
sikap yang positif terhadap posyandu memiliki waktu untuk
maka kunjungan ke posyandu juga menyelenggarakan kegiatan Posyandu
akan rutin dilakukan setiap bulannya. secara sukarela. Keaktifan kader
Menurut peneliti, sikap ibu akan sebagai pelaksana kegiatan posyandu
mempengaruhi keinginan ibu dalam merupakan kunci keberhasilan
pemanfaatan posyandu. Adanya sikap posyandu karena kader posyandu
yang positif atau dorongan dari merupakan penghubung antara
keluarga atau dari diri ibu sendiri program dengan masyarakat serta
maka akan mengubah perilaku ibu memerlukan berbagai persyaratan
untuk melakukan suatu tindakan. tertentu agar keberadaannya diakui
Sikap positif dari ibu sendiri sangat dan diterima masyarakat. Seoarang
besar pengaruhnya terhadap kader posyandu harus memiliki
pemanfaatan posyandu pada persyaratan sebagai berikut yaitu
anaknya, dan hal ini juga bertempat tinggal di wilayah setempat,
menentukan kesehatan keluarga. berminat menjadi kader, suka
menolong orang lain secara suka rela
6. Peran Kader dengan Kunjungan dan diterima oleh masyarakat
Posyandu pada Ibu yang setempat.
Mempunyai Balita
Menurut peneliti, kader di Daftar Pustaka
posyandu berperan penting dalam
kegiatan posyandu. hasil penelitian di Asadi, 2017. Perilaku Ibu Terhadap
Gampong Jeulingke menunjukkan Pemanfaatan Posyandu Balita Di
bahwa sebagian besar kader sangat Wilayah Kerja Puskesmas Tarakan
berperan agar ibu mempunyai inisiatif Kecamatan Wajo Kota Makassar. Jurnal
membawa anaknya ke posyandu. UIN Alauddin Makassar Volume 1
Tindakan ibu atau keluarga terhadap Nomor 10 (Diunduh tanggal 20 Oktober
pemanfaatan posyandu balita 2018).
umumnya sangat kurang, dimana ibu
balita tidak ada inisiatif sendiri untuk Dinkes Provinsi Aceh 2016. Laporan
datang keposyandu tanpa di panggil Profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
oleh kader atau petugas, mereka lebih Tahun 2016. Aceh.
memilih untuk menyelesaikan
pekerjaannya atau menunggu anaknya Dinkes Kota Banda Aceh, 2017. Laporan
bangun bahkan mereka lebih antusias Profil Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
keposyandu apabila ada pemberian Tahun 2017.Kota Banda Aceh.
vitamin A, PMT dan obat-obatan.
Deviana, 2013. Faktor-faktor Yang
Kesimpulan Mempengaruhi Ibu Bayi dan Balita
Berdasarkan hasil penelitian dapat Terhadap Pemanfaatan Posyandu Di
disimpulkan bahwa: Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
1. Ada hubungan antara umur dengan Kecamatan Bajeng Kecamatan Gowa
kunjungan posyandu dimana P-value= (Diunduh tanggal 26 November 2018).
0,001 (P≤0,05).

2. Ada hubungan antara pendidikan Hairunida, 2012. Faktor-faktor Yang


dengan kunjungan posyandu dimana Berhubungan Dengan Perilaku
P-value= 0,009 (P≤0,05). Kunjungan Ke Posyandu Pada Ibu Balita
3. Ada hubungan antara pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran
dengan kunjungan posyandu dimana Mas Kota Depok (Diunduh 2 Desember
P-value= 0,014 (P≤0,05). 2018).
4. Ada hubungan pengetahuan dengan
kunjungan posyandu dimana P-value= Hartaty, 2011. Hubungan Pendidikan,
0,017 (P≤0,05). Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita
5. Ada hubungan antara sikap dengan Dengan Kunjungan Ke Posyandu Di
kunjungan posyandu dimana P- Kelurahan Bara-baranya Selatan
value=0,003 (P≤0,05). Wilayah Kerja Puskesmas Bara-bara
6. Ada hubungan antara peran kader Makassar (Diunduh 2 Desember 2018).
dengan kunjungan posyandu dimana
P-value=0,002 (P≤0,05). Kurnia, Nita, 2011. faktor-faktor yang
berhubungan dengan partisipasi ibu
Saran balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi
Diharapkan bagi tenaga kesehatan balita di posyandu. http://www. Perpus
untuk dapat menyelenggarakan kegiatan
penyuluhan tentang pentingnya kunjungan fkik. uinjkt.ac.id: Tangerang (Diunduh 2
ke posyandu bagi ibu yang mempunyai Desember 2018).
balita agar dapat membawa anak balitanya
ke posyandu rutin setiap bulannya.
Kemenkes RI, 2016. Laporan Profil
Dinas Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Notoatmodjo, S, 2013. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,
Jakarta.

Prasetyawati, 2012. Kesehatan Ibu dan


Anak Dalam Millenium Development
Goals (MDGs). Jakarta: Nuha Medika.

Widodo, 2010. Pengaruh Karakteristik,


Pembinaan Kader Terhadap Peran Kader
Posyandu Di Kabupaten Singkil, tesis,
USU:http://www.library. usu.ac.id.Medan
( Diunduh 2 November 2018)

Zakiyah, K, 2015. Faktor yang


Berhubungan dengan Keaktifan
Kunjungan Ibu Balita dalam Kegiatan
Pemeriksaan Balita Gizi Buruk di Rumah
Gizi Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Jurnal Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang (Diunduh
12 Desember 2018).

Anda mungkin juga menyukai