Anda di halaman 1dari 18

PENGKAJIAN

A. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : Tn. D
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Patebon, Kendal
Pekerjaan :-

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. J
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Patebon, Kendal
Hubungan dengan pasien : Ayah kandung pasien

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama: Sulit bergerak karena fraktur
2. Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan dirinya jatuh pada tanggal 17
septemper 2020 karena dirinya terserempet mobil dan kaki pasien tertimpa motor.
Setelah itu pasien dilarikan ke rumah sakit (UGD) dan langsung digips dan setelah
dilakukan rontgen, dokter mengatakan pasien menderita fraktur kominutif pada 1/3
distal os. Femur dextra. Pasien mengatakan dirinya dilakukan operasi pemasangan
pen pada area frakturnya tanggal 19 september 2020, dan jenis operasinya tertutup
(close-surgery). Di rumah sakit, pasien mendapat perawatan luka post-op. Pasien
rawat inap selama tiga hari dan pulang tanggal 22 september, pasien mengatakan
setelah pulang dari rawat inap di rumah sakit tanggal 30 September 2020, pasien
sangat sulit bergerak, pasien hanya bisa tiduran dan duduk karena balutan luka
jahitan bekas operasi pada femur kanannya belum dibuka. Pada tanggal 6 oktober
2020 setelah balutan luka jahitannya dibuka, pasien lebih bisabergerak namun tetap
sulit, karena kakinya belum bisa menapak dan harus menggunakan alat bantu krug.
Pasien mengatakan dia hanya bergerak menggunakan krug di saat mendesak saja,
seperti BAB dan mandi. Pasien juga mengeluh nyeri saat kakinya ditekuk atau
diregangkan.

3. Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah mengalami fraktur femur


sebelumnya.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami fraktur femur
sebelumnya
3 Kebutuhan dasar
A. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Selama ini apabila pasien sakit atau ada anggota keluarga yang sakit maka akan
periksa ke dokter ataupun di bawa ke rumah sakit.
B. Pola Nutrisi metabolik
Sebelum sakit pasien makan 3x1, pasien mengatakan selera makan dan porsinya
menurun sejak sakit biasanya hanya makan pagi dan sore saja dan paling hanya 4-5
sendok makan.
C. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien biasanya BAB 1x /hari BAK: 4-6x/hari
Pada saat dikaji pasien tidak mampu untuk berjalan memenuhi kebutuhan eliminasi
dan personal hygien sehingga kebutuhan ini dibantu oleh perawat dan keluarga.
D. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidur sekitar pukul 19.30 s.d 05.00, tidur siang 2x dengan
konsistensi 1 jam, pola istirahat tidur klien setelah sakit berubah/mengalami
penurunan dimana tidur malam + 5 jam, tidur siang + 1 jam, hal ini terjadi akibat
nyeri yang timbul sehingga pasien tidak bisa tidur dengan nyenyak.
E. Pola aktivitas dan latihann
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat bekerja, setelah
sakit pasien mengalami keterbatasan dalam pergerakan sehingga susah memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari
F. Pola persepsi kognitif
Tidak ada keluhan tentang penglihatan, penciuman, pendengaran dan perabaan,
pasien berumur 20 tahun kemampuan kognitifnya baik.
G. Pola persepsi dan konsep diri
pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali pulang ke rumah.
H. Pola peran hubungan dengan sesama
Hubungan dengan keluarga, dengan orang lain dan perawat baik.
I. Pola reproduksi dan seksualitas
pasien berjenis kelamin laki – laki usia 20 tahun.
J. Pola nilai dan kepercayaan
Tidak ada nilai-nilai keluarga yang bertentangan dengan kesehatan.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan/keadaan umum : Tampak lemah / compos mentis
2. Tanda-Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 130/100 mmHg
b. Nadi : 90 x/menit (teratur dan kuat)
c. Pernapasan : 18 x/menit (teratur dan kuat)
d. Suhu : 38 ⁰C
3. Pengukuran antropometri : TB : 170 cm BB : 60 kg BB ideal : 70kg
IMT : 20,7
4. Kepala : Bentuk bulat simetris, tidak ada luka
a. Rambut : Hitam, agak ikal, tebal, agak kotor
b. Mata : Mampu melihat jelas pada jarak normal (6m), ukuran pupil kecil dan
keduanya bereaksi terhadap cahaya (kanan dan kiri), konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, tidak memakai alat bantu penglihatan dan tidak ada sekret
pada mata.
c. Hidung : Bersih, tidak ada sputum deviasi, tidak ada sekret, tidak ada
epistaksis, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung, dan tidak menggunakan
oksigen
d. Telinga : Mampu mendengar dengan jelas pada jarak yang normal, tidak ada
nyeri, tidak ada sekret telinga, tidak ada pembengkakan, tidak menggunakan alat
bantu
e. Mulut : Selaput mukosa lembab dan berwarna merah muda, bersih, gigi utuh,
agak kuning, dan bersih, gusi tidak bengkak, tidak ada bau mulut, bibir lembab
dan berwarna merah kehitaman
f. Leher dan Tenggorokan : Posisi trakea simetris, tidak ada benjolan pada leher,
tidak ada alat yang terpasang, tidak ada nyeri waktu menelan, tidak ada
pembesaran tonsil, vena jugularis tidak menonjol, tidak ada obstruksi jalan nafas
g. Ekspresi wajah: Tidak menunjukkan ekspresi wajah nyeri, tetapi saat kakinya
ditekuk/diregangkan, ekspresi wajah pasien tampak meringis/mengernyit
menahan nyeri.
5. Dada dan Thorak : Bentuk simetris, pergerakan simetris dan sama kanan-kiri,
tidak ada luka, dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan
a. Paru-Paru
1) Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, tidak ada luka, tidak
ada jejas, nafas teratur
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, taktil
fremitus kanan dan kiri simetris
3) Perkusi : Bunyi sonor
4) Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan, suara vesikuler
b. Jantung
1) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada memar
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ictus cordis
teraba di SIC ke-5, midclavicula sinistra
3) Perkusi : Bunyi redup, tidak ada pelebaran dinding jantung
4) Auskultasi : Suara irama jantung teratur, terdengar S1 & S2
normal, tidak ada bunyi jantung tambahan.
c. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada asites
2) Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik usus 10x/menit
3) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak teraba
massa
4) Perkusi : Terdengar bunyi timpani
6. Genital : Bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi, tidak
terpasang kateter dan tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
a. Inspeksi Kuku : Warna merah muda pucat, bersih, utuh
b. Capillary Refill : Cepat (< 2 detik)
c. Kemampuan berfungsi : (mobilitas dan keamanan) untuk semua ekstremitas
Kanan (Tangan) Kiri (Tangan)
5 5
Kanan (Kaki) Kiri (Kaki)
2 5

1) Pada tangan kanan dan kiri, kekuatan otot klien berada pada skala 5, gerakan
normal penuh, menentang gravitasi, dengan penahanan penuh, dibuktikan
dengan klien mampu menggenggam dengan erat dan mengangkat kedua
tangannya keatas.
2) Kekuatan otot pada kaki kanan pasien berada pada skala 2, gerakan otot penuh
menentang gravitasi dengan sokongan, terbukti dengan klien tidak mampu
menggerakkan kaki kanannya secara mandiri dan harus disokong dengan alat
bantu jalan (krug). Klien mengatakan belum bisa menapakkan telapak kaki
kanannya
8. Kulit : Kulit bersih, warna sawo matang, lembab, turgor elastis, tidak ada edema.
Terdapat luka bekas jahitan sepanjang ±20 cm di femur kanan superior, luka sudah
mulai kering, tidak ada tanda infeksi, balutan luka sudah dibuka.

ANALISA DATA
A. Pengelompokan Data
1. Data Subyektif
a. Pasien mengatakan dirinya dilakukan operasi pemasangan pen pada area
frakturnya
b. Klien mengatakan sulit bergerak karena keadaan kakinya yang fraktur
c. Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas normal seperti biasanya karena fraktur
tersebut
d. Klien mengatakan belum bisa menapakkan telapak kaki kanannya
e. Klien mengatakan kesulitan berpindah dari berdiri ke duduk
f. Klien mengatakan takut jatuh karena jalannya yang tidak seimbang
2. Data Obyektif
a. pasien menderita fraktur kominutif pada 1/3 distal os. Femur dextra
b. Klien tampak kesulitan saat bergerak atau berpindah
c. Klien tampak lambat saat bergerak
d. Klien tampak kesulitan membolak-balik posisi
e. Klien tampak tidak nyaman dengan keadaannya
f. Klien tidak seimbang saat berjalan dan tampak kesulitan

TGL/JAM Data Fokus Masalah Etiologi

20-10-2020 DS: Hambatan Gangguan


16.50 WIB a. Klien mengatakan Mobilitas Fisik muskuloskeletal
sulit bergerak
karena fraktur pada
femur kanannya
b. Klien mengatakan
tidak bisa
beraktivitas normal
seperti biasanya
karena fraktur
tersebut
c. Klien mengatakan
belum bisa
menapakkan telapak
kaki kanannya
d. Klien mengatakan
kesulitan berpindah
dari berdiri ke
duduk
DO:
a. pasien menderita
fraktur kominutif
pada 1/3 distal os.
Femur dextra
b. Klien tampak
kesulitan saat
bergerak atau
berpindah
c. Klien tampak
lambat saat bergerak
d. Klien tampak
kesulitan
membolak-balik
posisi
20-10-2020 DS: Klien mengatakan Resiko Jatuh Penggunaan alat
16.50WIB takut jatuh karena bantu (krug)
jalannya yang tidak
seimbang
DO: Klien tidak
seimbang saat berjalan
dan tampak kesulitan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
dibuktikan dengan klien kesulitan bergerak.
Diagnosa 2 : Resiko jatuh berhubungan dengan penggunaan alat bantu (krug).
PERENCANAAN KEPERAWATAN
A. Prioritas Diagnosa

Diagnosa Keperawatan Prioritas Rasional

Masalah tersebut yang


paling mengganggu
klien dan menghambat

Hambatan mobilitas penyembuhan klien, jika

fisik berhubungan tidak teratasi maka klien

dengan gangguan akan terganggu


Prioritas Sedang
muskuloskeletal ditandai pergerakan dan

dengan klien kesulitan aktivitasnya, masalah

bergerak tersebut jika tidak


teratasi maka masalah
lain juga tidak bisa
teratasi

Resiko jatuh akan

Resiko jatuh teratasi dengan

berhubungan dengan sendirinya jika masalah


Prioritas Rendah
penggunaan alat bantu dengan prioritas sedang

(krug) (hambatan mobilitas


fisik) teratasi

B. Rencana Tindakan Keperawatan


Tujuan &
Dx. Kep. Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Setelah Kaji kemampuan Sebagai data dasar untuk melakukan
dilakukan pasien dalam intervensi selanjutnya
tindakan mobilisasi
keperawatan Memudahkan pasien dalam
selama 3 x 1 mobilisasi
pertemuan, Bantu klien untuk
diharapkan menggunakan
hambatan tongkat saat
Hambatan
mobilitas fisik berjalan dan
mobilitas
klien dapat cegah terhadap Menambah pengetahuan pasien dan
fisik
teratasi, cedera pasien dapat kooperatif
berhubunga
dengan kriteria
n dengan
hasil : Ajarkan pasien Agar menambah pengetahuan pasien
gangguan
a. Klien tentang teknik dan pasien dapat kooperatif
muskuloske
mampu ambulasi
letal
meningkat
ditandai
dalam
dengan
aktivitas Ajarkan pasien
klien
fisik bagaimana
kesulitan
b. Klien merubah posisi
bergerak
mampu dan berikan
berjalan bantuan jika
dengan diperlukan
langkah
yang
efektif
dengan alat
bantu
c. Klien
mampu
bergerak
dengan
mudah
Setelah Identifikasi Mengetahui seberapa besar resiko
dilakukan perilaku dan pasien akan mengalami jatuh
tindakan faktor yang
keperawatan mempengaruhi Menghindari atau meminimalisir
selama 3 x 1 risiko jatuh faktor lingkungan yang dapat
pertemuan, meningkatkan potensi pasien jatuh
diharapkan Identifikasi
klien tidak karakteristik Menurunkan resiko jatuh klien
beresiko jatuh, lingkungan yang
Resiko jatuh
dengan kriteria dapat
berhubunga
hasil : meningkatkan Menambah pengetahuan anggota
n dengan
a. Perilaku potensi untuk keluarga pasien dan anggota keluarga
penggunaan
penecgaha jatuh pasien dapat kooperatif
alat bantu
n jatuh:
(krug)
tindakan Sarankan
individu perubahan dalam
atau gaya berjalan
pemberi pasien
asuhan
untuk Didik anggota
meminimal keluarga tentang
kan faktor faktor risiko yang
resiko yang berkontribusi
dapat terhadap jatuh dan
memicu bagaimana
jatuh di mereka dapat
lingkungan menurunkan
individu resiko tersebut
b. Tidak ada
kejadian
jatuh

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No.
Dx. Tgl./Jam Tindakan Respon Pasien

Kep.
S: Pasien mengatakan otot kaki kanannya
belum kuat untuk menopang berat badan,
berjalan masih kesulitan, masih kesulitan

27-10- berpindah dari duduk ke berdiri maupun


Mengkaji kemampuan
1 2020 sebaliknya
pasien dalam mobilisasi
16.00 WIB O: Pasien tampak masih kesulitan dalam
bergerak dan berjalan, pasien
membutuhkan tenaga lebih untuk
menggerakkan kaki kanannya

Mengidentifikasi S: Pasien mengatakan sering hampir jatuh


27-10- perilaku dan faktor yang saat dirinya latihan berjalan, dan pasien
2 2020 mempengaruhi risiko menggunakan dinding sebagai
16.10 WIB jatuh pegangannya selain dari alat bantu
jalannya
O: Saat latihan, pasien tampak tidak
seimbang saat berdiri dan berpotensi untuk
jatuh

S: Pasien mengatakan sering hampir jatuh

Mengidentifikasi saat dirinya berjalan menggunakan alat

27-10- karakteristik lingkungan bantu karena lantai rumah yang agak licin,
2 2020 yang dapat terkhusus di kamar mandi
16.20 WIB meningkatkan potensi O: Lantai rumah pasien tampak licin dan
untuk jatuh berpotensi untuk meningkatkan resiko
jatuh pasien

S: Pasien mengatakan paham dan

28-10- mengetahui setelah diajarkan materi


Mengajarkan pasien
1 2020 tersebut
tentang teknik ambulasi
16.30 WIB O: Pasien dapat mendemonstrasikan apa
yang telah diajarkan

Mengajarkan pasien S: Pasien mangatakan paham dan tahu


28-10-
bagaimana merubah terhadap apa yang disampaikan
1 2020
posisi dan berikan O: Pasien dapat mengikuti apa yang
16.45 WIB
bantuan jika diperlukan diajarkan

S: Pasien mengatakan dirinya dirumah

Membantu klien untuk sudah mencoba menggunakan tongkat


28-10-
menggunakan tongkat pembantu (krug) untuk berjalan
1 2020
saat berjalan dan cegah O: Pasien dapat menggunakan alat bantu
17.00 WIB
terhadap cedera jalan, tetapi belum mengetahui cara
menggunakannya dengan benar
S: Pasien mengatakan akan mengikuti apa

29-10- Menyarankan yang telah disarankan

2 2020 perubahan dalam gaya O: Gaya berjalan pasien masih tampak


16.30 WIB berjalan pasien sama seperti sebelumnya, belum ada
perubahan

S: Pasien mengatakan sudah bisa berjalan

Membantu klien untuk menggunakan alat bantu dengan mudah


29-10-
menggunakan tongkat dan tidak sesulit kemarin
1 2020
saat berjalan dan cegah O: Pasien tampak berjalan menggunakan
16.35
terhadap cedera alat bantu dengan langkah yang sudah
tidak tertatih-tatih, namun belum efektif

Mendidik anggota S: Anggota keluarga mengetahui dan


keluarga tentang faktor paham terhadap apa yang disampaikan
risiko yang O: Ekspresi muka anggota keluarga pasien
29-10-
berkontribusi terhadap tampak paham dan tidak menunjukkan
2 2020
jatuh dan bagaimana kebingungan
16.45 WIB
mereka dapat
menurunkan resiko
tersebut

EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan &
Tgl./Jam Catatan Perkembangan
Keperawatan Kriteria Hasil
Hambatan Setelah 27-10- S: Pasien mengatakan masih kesulitan
mobilitas fisik dilakukan 2020 untuk bergerak dan berjalan, masih sulit
berhubungan tindakan 16.30 berpindah posisi
dengan keperawatan WIB
gangguan selama 3 x 1 O: Pasien tampak masih kesulitan untuk
muskuloskelet pertemuan jam, bergerak, menggunakan tenaga lebih
al ditandai diharapkan untuk menggerakkan kaki kanannya
dengan klien hambatan A: Masalah hambatan mobilitas fisik
kesulitan mobilitas fisik belum teratasi
bergerak klien dapat P: Lanjutkan intervensi:
teratasi, a. Ajarkan pasien tentang teknik
dengan kriteria ambulasi
hasil : b. Ajarkan pasien bagaimana
a. Klien merubah posisi dan berikan
mampu bantuan jika diperlukan
meningkat c. Bantu klien untuk menggunakan
dalam tongkat saat berjalan dan cegah
aktivitas terhadap cedera
fisik S: Pasien mengatakan sudah mulai
b. Klien paham teknik ambulasi yang diajarkan
mampu dan mulai bisa berpindah posisi dengan
berjalan mudah, namun masih kesulitan untuk
dengan berjalan
28-10-
langkah O: Pasien tampak lebih kooperatif
2020
yang dengan apa yang diajarkan, yaitu teknik
17.15
efektif ambulasi dan merubah posisi. Pasien
WIB
dengan alat juga sudah mulai bisa berjalan
bantu menggunakan alat bantu dengan benar,
c. Klien namun jalannya masih tertatih-tatih.
mampu A: Masalah hambatan mobilitas fisik
bergerak belum teratasi
dengan P: Lanjutkan intervensi: Bantu klien
mudah untuk menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap cedera

S: Pasien mengatakan sudah latihan


berjalan keliling ruangan didalam rumah
dan berjalannya sudah tidak sesulit
kemarin
O: Pasien tampak berjalan dan bergerak
dengan lebih mudah, sudah tidak terlalu
29-10-
menggunakan tenaganya untuk
2020
menggerakkan kaki kanannya, namun
17.00
belum bisa berjalan dengan langkah yang
WIB
efektif
A: Masalah hambatan mobilitas fisik
sebagian teratasi
P: Lanjutkan intervensi: Bantu klien
untuk menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap cedera

Setelah S: Pasien mengatakan sering hampir


dilakukan jatuh saat latihan karena lantai rumahnya
Resiko jatuh
tindakan yang licin, terkhusus lantai kamar mandi
berhubungan 27-10-
keperawatan O: Pasien tampak tidak seimbang saat
dengan 2020
selama 3 x 1 berjalan dan berpotensi untuk jatuh jika
penggunaan 16.30
pertemuan, tidak menggunakan alat bantu saat
alat bantu WIB
diharapkan berjalan
(krug)
klien tidak A: Masalah resiko jatuh belum teratasi
beresiko jatuh, P: Lanjutkan intervensi:
dengan kriteria a. Sarankan perubahan dalam gaya
hasil : berjalan pasien
c. Perilaku b. Didik anggota keluarga tentang
penecgaha faktor risiko yang berkontribusi
n jatuh: terhadap jatuh dan bagaimana
tindakan mereka dapat menurunkan resiko
individu tersebut
atau
S: Pasien mengatakan selama sakit ini
pemberi
belum pernah terjatuh tapi sering
asuhan
mengalami resiko jatuh (hampir jatuh),
untuk
pasien sudah lebih berhati-hati dalam
meminimal
latihan berjalan dan saat di kamar mandi
kan faktor
O: Pasien masih belum seimbang gaya
resiko yang
berjalannya, dan tampak akan jatuh,
dapat
28-09- namun pasien sudah lebih berhati-hati
memicu
dalam latihan berjalan
jatuh di 2020
A: Masalah resiko jatuh sebagian teratasi
lingkungan 17.15
WIB P: Lanjutkan intervensi:
individu
a. Sarankan perubahan dalam gaya
d. Tidak ada
berjalan pasien
kejadian
b. Didik anggota keluarga tentang
jatuh
faktor risiko yang berkontribusi
terhadap jatuh dan bagaimana
mereka dapat menurunkan resiko
tersebut

29-10- S: Pasien mengatakan sudah mengetahui


2020 dan paham perilaku/faktor dan kondisi
17.00 lingkungan yang dapat meningkatkan
WIB potensi untuk jatuh, sudah tidak pernah
merasa hampir jatuh, dan keluarga pasien
sudah kooperatif untuk meminimalisir
faktor resiko jatuh pasien
O: Pasien dan keluarga pasien sudah
tampak kooperatif, dan gaya berjalan
pasien sudah seimbang, pasien sudah
sepenuhnya berhati-hati dalam berjalan
demi keselamatannya
A: Masalah resiko jatuh teratasi
P: Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai