Opini Audit (ISA700)
Opini Audit (ISA700)
AUDIT I
5
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA
Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : menjelaskan :
Dapat memahami tanggungjawab opini 1. Tanggungjawab atas laporan
atas laporan keuangan keuangan
2. Elemen-elemen dasar dari laporan
auditor
3. Pertimbangan auditor dalam
pemebrian opini
4. Situasi-situasi auditor memodifikasi
opini
Pendahuluan
Laporan audit sangat singkat karena terdiri tidak lebih dari bebberapa baris. Oleh karena itu
laporan tersebut cukup singkat, pihak-pihak yang tidak memiliki pengetahuan dalam
pengauditan dapat menggambarkannya sebagai bentuk laporan yang memerlukan sedikit
lebih banyak formalitas hukum yang mengurangi substansisnya. Hal ini merupakan
paradoks karena laporan audit, meskipun hanya memuat beberapa kata, memerlukan
banyak perhatian dan merupakan penyempurnaan dari proses audit yang ketat dan
panjang.
Sejalan dengan Sarbanes-Oxlay Act of 2002 (SOX) yang saat ini mensyaratkan pimpinan
pejabat eksekutif dan pimpinan pejabat keuangan menerangkan dalam setiap laporan
tahunan atau laporan kuartalan yang diajukan atau diserahkan ke securities and Exchange
Commission (SEC) Amerika Serikat beberapa hal berikut:
1. Judul, misalnya “Laporan Auditor Independen”. Laporan auditor harus meiliki judul
yang tepat yang mana hal ini akan membantu pembaca untuk mengidentifikasi dan
memberdakan dengan mudah dari laporan-laporan lainnya, seperti misalnya laporan
yang berasl dari manajemen. Judul yang paling sering digunakan adalah “Auditor
Independen” atau “Laporan Auditor” yang merupakan judul untuk membedakan
laporan auditor dari laporan-laporan yang mungkin diterbitkan oleh pihak-pihak lain.
2. Penerima, sebagimana yang disyaratkan berdasarkan situasi-situasi penugasan,
misalnya “Pemegang Saham ABC Company”. Laporan harus ditujukan sesuai
kebutuahn berdasarkan situasi-situasi penugasan dan regulasi yang berlaku.
Laporan biasanya ditujukan, baik untuk pemegang saham amupun dewan pengawas
maupun dewan direksi dari entitas yang laporan keuangannya telah diaudit.
3. Paragraf pembuka yang mengidentifikasi laporan keuangan yang diaudit. Paragraf
pembuka atau paragraf pendahuluan, laporan harus mengidentifikasi entitas yang
laporan keuangan telah diaudit. Laporan ini harus mencantumkan nama entitas,
serta tanggal dan periode yang dicakup oleh laporan keuangan.
4. Deskripsi terkait tanggungjawab menajemen untuk menyiapkan laporan keuangan.
Bagian tanggungjawab manajemen dalam laporan auditor menjelaskan
tanggungjawab dari pihak-pihak di dalam organisasi yang bertanggungjawab
6. Paragraf opini yang memuat pernyataan opini atas laopran keuangan dan refernsi
dari kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang diunakan untuk menyaipkan
laporan keuangan (termasuk pengidentifikasi yurisdiksi asal dari kerangka laporan
keuangan yang bukan merupakan Standae Pelaoran Keuagan Internasional
(Internasional Financial Reporting Standards) atau Standar Akuntansi Sektor Publik
Internasional (Internasional Public Sector Accounting Standards). Laporan auditor
akan mencantumkan bagian dengan judul “Opini”. Ketika menyatakan opini yang
tidak dimodifaksi (wajar tanpa pengecualian) atau laporan keuangan yang disajikan
berdasarkan kerangka penyajian wajar, opini auditor harus menggunakan salah satu
frasa berikut, yang dianggap setara:
a. laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam seluruh hal yang bersifat
material…berdasarkan [kerangka pelaoran keuangan yang berlaku]. Atau
b. Laporan keuangan memberikan gambaran secara benar dan wajar…
berdasarkan {kerangka pelaoran keuangan yang berlaku}.
7. Tandatangan Auditor. Laporan keuangan harus ditandatangani.
8. Tanggal laporan auditor. Laporan harus diberi tanggal. Auditor harus memberikan
tanggal laporan tidak lebih awal dari tanggal saat auditor memperoleh kecukupan
bukti audit yang memadai yang menjadi dasar bagi opini auditor atas laporan
keuangan mencangkup bukti bahwa (a) seluruh laporan yang yang terdiri dari laoran-
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi., Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 4
laporan keuangan yang telah disiapkan termasuk catatan-catatan terkait dan (b)
pihak-pihak yang otoritasnya diakui tlah menyatakan bahwa mereka
bertanggungjawab atas laporan tersebut.
9. Alamat auditor. Laporan harus menyebutkan lokasi tertentu yang siabanya
merupakan kota tempat kantor akuntan publik berada, yang mana auditornya
memberikan jasa kepada klien yang diaudit.
Auditor mungkin diminta untuk melakukan audit berdasarkan standar pengauditan dari
yurisdiksi tertenu (“standar pengauditan nasional’), tapi selaian itu juga tetap harus tunduk
terhadap ISA yang berlaku saat melakukan audit. Auditor harus membuat referensi terhadap
ISA dan standar pengauditan nasuonal jika tidak ada konflik di antara ketentuan-ketentuan
yang dicantumkan di dalam ke dua standar yang menyebabkan auditor membentuk opini
yang berbeda, atau tidak menyertakan Penekanan terhadap Paragraf Permasalahan yang
disyaratkan ISA.
Tipe laporan audit yang paling umum adalah standar laporan audit yang tidak dimodifikasi
(secara historis disebut sebagai laporan audit wajar tanpa pengecualian). Laporan ini
digunakan untuk lebih dari 90 persen dari seluruh laporan audit yang ada. Laporan audit
lainnya disebut sebagai “ laporan audit selaian laporan yang tidak dimodifikasi”. Laporan
audit selain laporan yang tidak dimodifikasi mencangkup laporan-laporan yang menyatakan
adanya: opini tidak wajar (adverse opinion), opini menolak memberikan opini (disclaimer of
opinion), dan opini yang dimodifikasi.
Asumsi keberlanjutan usaha (going concern assumption) adalah salah satu asumsi
fundamental yang mendasari penyajian laporan keuangan. Perusahaan biasanya dianggap
sebagai entitas yang dapat terus melanjutkan usahanya (keberlanjutan usaha) yakni
melanjutkan operasinya untuk amsa depan yang dapat diperkirakan ssebelumnya. ISA 570
menetapkan standar dan memberikan penduan atas tanggung jawab auditor yang terkait
dengan ketepatan asumsi keberlanjutan ausa sebagai dasar untuk menyajikan laporan
keuangan.Ketika pernyataan yang terkait dengan ketepatan asumsi keberlanjutan usaha
muncul, auditor harus mengumpulkan kecukupan bukti audit yang memadai nntuk mencoba
menyelesaikan pertanyaan yang terkait dengan kemampuan entitas melanjutkan operasinya
untuk masa depan yang dapat diperkirakan sebelumnya bagi kepuasan auditor.
Pengungkapan seharusnya:
Situasi-Situasi yang dapat Menghasilkan Opini Selain dari Opini yang Tidak
Dimodifikasi
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi., Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 10
Berdasarkan ISA 700 setidaknya terdapat dua situasi yang mana auditor tidak dapat
menyatakan opini yang tidak dimodifikasi (wajar tanpa pngecualian):
Keterbatasan dalam ruang lingkup ketika auditor dengan alasan apapun teidak dapat
memperoleh informasi dan penjelasan yang dianggap perlu untuk audit Ruang lingkupnya
mungkin dibatasi dengan ketidakmampuan untuk melakukan prosedur yang dianggap pelu
oleh auditor dann tidak adanya catatan-catatan akuntnasi yang sesuai.
Ketika dapat keterbatasan dalam ruang lingkup pekerjaan auditor (ketidakmampuan untuk
memperoleh kecukupan bakti audit yang memadai) yang menghalanginyauntuk menerbitkan
laporan keuangan yang memuat opini yang tidak dimodifikasi, maka laporan tersebut
seharusnya memberikan penjelasan mengenai keterbatasan yang dimaksud.Ketika
modifikasi muncul dari ketidakmampuan untuk memperolah keckukupan bukti audit yang
memadai, maka auditor harus menggunakan frasa yang sesuai”kecuali untuk kemungkinan
pengaruh dari berbagai hal…” utnuk opini yang dimodifikasi.
ISA 210 menyatakan bahwa ketika terdapat keterbatasan dalam syarat penugasan yang
ditawarkan yng mana diyakini auditor kalau pihaknya perlu menerbitkan laporan auditor
yang memuat opini menolak memebrikan opini, maka auditor biasanya tidak akan menerima
penugasan audit kecuali memang persyaratan tersebut diatur berdasarkan hukum atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.Berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, auditor tidak seharusnya menerima penugasan audit ketika keterbatasan yang
ada melanggar kewajiban hukumnya.
Independensi Auditor
Panduan Etika bagi Akuntan Profesional (Guideline on Ethics for Profesional Accountants)
dari IFAC menekankan batepa penitngnya independensi auditor, baik dalam tampilan
maupun tealitasnya. Namun, standar pengauditan dari ISA tidak mensyaratkan adanya opini
yang dimodifikasi atau opini menolak memberikan opini. Jika auditor bersikap tidak
independen, waalupun hal ini hanya terjadi di beberapa negara. Beberapa negara seperti
Belanda, tidak mengizinkan auditor menerima penugasan jika auditor bersikap tidak
independen.
Ketika penyatakan opini yang tidak dimodifikasi, auditor dalam laoran umumnya tidak harus
mengacu pada pekerjaan dari tenaga ahli kerena referensi semacam ini dapat disalahartikan
sebagai kualifikasi bagi opini auditor atau bagian tanggungjawabnya. Jika auditor
mengeluarkan opini selain dari opini yang tidak dimodifikasi sebagai hasil dari pekerjaan
tenaga ahli atau auditor lainnya, maka dalam beberapa situasi, auditor dapat menjelaskan
pekerjaan dari tenaga ahli.
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi., Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 12
Komunikasi dengan Pihak-Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola
Para auditor diwajibkan untuk mengkomunikasikan temuan-temuan auditnya kepada
manajemen dan dewan direksi perusahaan. Hal ini tidak hanya dinyatakan di dalam standar
ISA, tetapi juga disyaratkan berdasarkan undang-undang di beberapa negara.
ISA 260 menyatakan nahwa komunikasi dua arah yang efektif penting dalam membaantu
auditor dan pihak-pihak yang bertanggungaajwab atas atat kelola untuk memenuhi
beberapa permasalahan yang terkait dalm konteks auditor, serta mengembangkan
hubungan kerja yang bersifat konstruksi. Komunikasi penting bagi auditor dalam
memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak-pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola.
ISA 265 mendiskusikan bentuk komunikasi diantara auditor dengan menajemen dan pihak-
pihak ayng bertanggungjawab atas tata kelola saat auditor telah mengidentifikasi defisiensi
pengendalian internal di dalam audit yang dilakukan atas laporan keuangan. Defisienai
pengendalaian internal (deficiency in internal control) ada ketika: ((1) pengendalian
yang dirancang, implementasikan, atau dioperasikan sedemikian rupa tidak mampu
mencegah, atau mendeteksi, dan memperbaiki salah saji dalam laporan keuangan tepat
waktu; atau (2) hilangnya pengendalian yang diperlukan untuk mencengah, atau
mendeteksi, dan memperbaiki salah saji dalam laporan keuangan tepat waktu. Defisiensi
penting dari pengendalian internal (significant deficiency in internal control) adalah
defisiensi atau gabungan dari defisiensi pengendalian internal yang dinilai cukup penting
untuk mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang bertanggungajawab atas tata kelola
sesuai kearifan profesional yang dimiliki auditor.
Auditor perlu menyertakan komunikasi secara tertulis terkait defisiensi penting dari
pengendalian internal yaitu:
Struktur tata kelola yang bervariasi antarnegara merefleksikan latar belakang kultur dan
hukum. Sebagai contoh, fungsi supervise dan fungsi manajemen du beberapa negara
secara hukum dipisahkan ke dalam lembaga-lembaga yang berbrda, seperti dewan
pengawas (secara keseluruhan atau sebagian besar merupakan pejabat non eksekutif) dan
dewan manajemen (yang merupakan pejabat eksekutif).
Permasalahan audit tekait kepentingan tata kelola dapt dikomunikasikan oleh auditor
kepada dewan direksi atau komite audit yang mana umumnya mencangkup:
Pemasalahan pengendalian internal yang utama (kelemahan yang bersifat material atau
kondisi-kondisi yang dilaporkan (reportable conditons) harus dilaporkan ke manajemen
dena dewan direksi jika diperlukan. Dalam memutuskan apakah permasalahan merupakan
kondisi yang dilaporkan, auditor mempertimbangkan factor-faktor seperti ukuran perusahaan
dan karateristik kepemilikannya, struktrur organisasi, serta kompleksitas dan keragaman dari
aktivitas-aktivitas perusahaan
Sebagaimana yang disyaratkan oelah ISA 240, auditor harus mengkomunikasikan kepada
manajemen terkait setiap kelemahan pengendalian internal yang bersifat material mengenai
pencegahan atau deteksi kecurangan dan kesalahan, yang mana hal tesebut menarik
perhatian auditor sebagai hasil dari pelaksanaan audit.
Surat Manajemen
Surat menajemen mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang tidak perlu diungkapkan di
dalam Laporan Keuangan Tahunan, tetapi merepsentasikan perhatian yang diberikan dan
sejumlah saran yang dicatat auditor selama audit. Surat menajemen merupakan surat
ausitor yang ditujukan bagi klien. Surat menajemen memuat kesimpulan yang dinyatakan
akuntan publik terkait kebijakan operasional. Evaluasi yang telah dilakukan dengan sistem
yang ada saat ini, menunjukkan sejumlah permasalahan.
Daftar Pustaka
1. Audit Berbasis ISA (Internasional Standard on Auditing), Theodorus M. Thuanakotta,
Salemba Empat, 2013
2. Audit Kontemporer, Theodorus M. Thuanakotta, Salemba Empat, 2013
3. Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).
4. Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).
5. Prinsip-prinsip Pengauditan (Internasional Standard on Auditing), Rick Hayes, Philip
Wallage and Hans Gortemaker, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, 2017
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi., Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 15
6. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Sistematis, William F. Meissier, Steven M.
Glover, Douglas F. Prawitt, Edisi 8 buki 1, Penerbit Salemba Empat, 2014
7. Auditing & Jasa Assurance Pendekatan Integrasi, Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley, Edisi Elimabelas Jilid I, Penerbit Erlangga, 2014
8. Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006