Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


“Tekanan Darah“
Dosen : Desi Andriyani, S. Si. T, M. Kes

Disusun Oleh : Jelita Putri (2012402033)


Tingkat 1 / Semester 1

D3 Keperawatan Gigi
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/ 2021
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan yang berjudul “Pemeriksaan Tekanan Darah”.

Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, 10 Agustus 2020

Jelita Putri
Daftar isi

HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

 A. Latar Belakang.....................................................................................
 B. Rumusan Masalah................................................................................
 C. Tujuan...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

 2.1 Pengertian Tekanan Darah..................................................................


 2.2 Kasus Yang Dapat Terjadi Pada Tekanan Darah................................
 2.3 Gambar Jantung Normal,Tidak Normal Beserta Proses Kerja...........
 2.4 Cara Mengatasi Kasus Tersebut..........................................................
 2.5 Hubungan Tekanan Darah Dengan Kesehatan Gigi...........................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

 3.1 Kesimpulan.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di
dalam tubuh. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah
gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil
metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organ-organ tubuh akan mengalami
gangguan seperti gangguan pada proses pembentukan air seni di dalam ginjal
ataupun pembentukan cairan cerebrospinalis dan lainnya (Ibnu, 1996 dalam
Anggara, 2013).
Tekanan darah bervariasi karena dipengaruhi beberapa faktor yaitu usia,
aktivitas fisik, dan perubahan posisi. Tekanan darah orang dewasa, 120/80 mmHg
dianggap sebagai nilai yang normal. Nilai tekanan darah anak-anak lebih rendah
daripada orang dewasa. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan
tekanan pada pembuluh darah adalah posisi tubuh. Perubahan tekanan darah pada
posisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi (Amiruddin, 2014).
Pemeriksaan tekanan darah, selain hasil, sebaiknya dicantumkan pula posisi
atau keadaan saat pemeriksaan, seperti tidur, duduk, berbaring atau menangis, sebab
posisi posisi tersebut mempengaruhi hasil penilaian tekanan darah yang dilakukan
(Hidayat, 2008). Pengukuran tekanan darah pada kaki/betis dilakukan ketika lengan
atas tidak dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah, sehingga area betis dapat
digunkan sebagai lokasi alternatif. Misalnya pada pasien dengan multipel trauma,
lengan yang diamputasi, luka bakar, dan dengan pemasangan jalur intra vena (IV)
yang banyak (multipel) seprrti pada pasien syok, lengan tidak tersedia untuk
memonitor tekanan darah (Sareen, 2012).

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan tekanan darah?
2) Apa kasus yang berhubungan dengan tekanan darah?
3) Gambar jantung normal,tidak normal dan proses kerjanya.
4) Cara mengatasi kasus tersebut.
5) Adakah hubungan antara tekanan darah dengan kesehatan gigi?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian tekanan darah
2) Untuk mengetahui kasus yang berhubungan dengan tekanan darah
3) Untuk mengetahui gambar jantung normal, tidak normal dan proses kerjanya
4) Agar mengetahui cara mengtasi kasus tersebut
5) Untuk mengetahui hubungan tekanan darah dengan kesehatan gigi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tekanan Darah

Yang dimaksud dengan Tekanan Darah adalah jumlah tenaga darah yang ditekan
terhadap dinding Arteri (pembuluh nadi) saat Jantung memompakan darah ke seluruh
tubuh manusia. Tekanan darah merupakan salah satu pengukuran yang penting dalam
menjaga kesehatan tubuh, karena Tekanan darah yang tinggi atau Hipertensi  dalam
jangka panjang akan menyebabkan perenggangan dinding arteri dan mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah. Pecahnya pembuluh darah inilah yang menyebabkan
terjadinya Stroke. Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh Tekanan darah tinggi
diantaranya adalah Stroke, Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal dan Aneurisma.

Terdapat 2 (dua) pengukuran penting dalam Tekanan darah, yaitu Tekanan Sistolik
dan Tekanan Diastolik.

1) Tekanan darah sistolik 

Tekanan darah sistolik merupakan tekanan darah yang terjadi pada saat otot jantung
berkontraksi (mengencang dan menegang). Tekanan sistolik disebut juga tekanan arterial
maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri jantung. Seperti telah
disebutkan diatas, pada format penulisan, tekanan sistolik ditulis sebagai angka pertama
(pembilang). Contohnya, tekanan darah 120/80 mmHg artinya tekanan darah sistoliknya
adalah 120 mmHg.

2) Tekanan darah diastolik


Tekanan darah diastolik merupakan tekanan yang terjadi pada saat otot jantung
beristirahat atau relaksasi (melebar dan mengendur) Pada format penulisan, tekanan
diastolik ditulis sebagai angka kedua (pembilang). Contohnya, tekanan darah 120/80
mmHg artinya tekanan darah diastoliknya adalah 80 mmHg.

Tekanan darah untuk setiap orang bervariasi secara alami. Tekanan darah pada Bayi dan
anak-anak secara normal jauh lebih rendah daripada dewasa. Dipengaruhi juga oleh
aktivitas fisik dan waktu, Tekanan darah akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas
dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah paling tinggi di pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari.
2.2 Kasus yang berhubungan dengan tekanan darah

Hipertensi
Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten di atas 140/90 mmhg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada
peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Ada dua macam hipertensi, yaitu
hipertensi esensial (primer) dan skunder. Sembilan puluh persen dari semua kasus
hipertensi adalah primer. Tidak ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer,
sekalipun ada beberapa teori yang menunjukan adanya faktor-faktor genetik,
perubahan hormon, dan perubahan simpatis. Hipertensi sekunder adalah akibat dari
penyakit tertentu (Baredero, Dayrit, & Siswadi, 2008)
Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh diam-diam karena sering tanpa
gejala yang memberi peringatan akan adanya masalah. Kadang- kadang orang
menganggap sakit kepala, pusing, atau hidung berdarah sebagai gajala peringatan
meningkatnya tekanan darah. Padahal hanya sedikit orang yang mengalami
perdarahan di hidung atau pusing jika tekanan darahnya meningkat. Pada sebagian
besar kasus hipertensi tidak menimbulkan gejala apa pun, dan bisa saja baru muncul
gejala setelah terjadi komplikasi pada organ lain, seperti ginjal, mata, otak, dan
jantung. Gejala seperti sakit kepala , migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis
hipertensi primer, walaupun tidak jarang yang berlangsung tanpa adanya gejala. Pada
survei hipertensi di indonesia, tercatat berbagai keluhan yang dikaitkan dengan
hipertensi, seperti sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung, suka tidur, dan rasa
berat di tengkuk (Junaedi, Yulianti & Rianata, 2013).

Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer.

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas
(keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer
sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara
lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan
dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi


a) Faktor yang sering menjadi penyebab penyakit ini adalah aterosklerosis (penebalan
dinding arteri yang menyababkan hilangnya elastisitas pembuluh darah),
keturunan, meningkatnya jumlah darah yang di pompa ke jantung, penyakit ginjal,
dan sistem saraf simpatis. Kelebihan berat badan, tekanan psikologis, steres dan
ketegangan yang dialami ibu hamil juga bisa memicu hipertensi. Kasus hipertensi
dipengaruhi oleh suatu zat yang dihasilkan oleh ginjal, yakni renin. Zat ini akan
berubah menjadi angiotensin( zat penyebab arteri kecil menyempit) penyempitan
inilah yang mengakibatkan hipertensi (Yulianti & Maloedyn, 2006).
b) Faktor resiko
Beberapa faktor berikut sering berperan dalam kasus-kasus hipertensi, yaitu faktor
keturunan, faktor stres, faktor obesitas, faktor pola makan, faktor rokok, dan faktor
lingkungan serta geografi.
 Faktor keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi di
dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang
tua, maka kemungkinan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila
salah satu menderita hipertensi (Situmorang, 2015).
 Faktor Obesitas
Diantara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan , berat badan adalah
salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan
dengan orang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya terkena
hipertensi. Di perkirakan sebnyak 70% kasus baru penyakit hipertensi
adalah orang dewasa yang berat badanya sedang bertambah. Dugaannya
adalah jika berat badan seseorang bertambah, volume darah akan
bertambah pula, sehingga beban jantung untuk memompa darah juga
bertambah. Sering kali kenaikan volume darah dan beban badan pada
tubuh yang bertambah berhubungan dengan hipertensi, karena semakin
besar bebannya, semakin berat juga kerja jantung dalam memompah darah
keseluruh tubuh. Kemungkinan lain adalah dari faktor produksi insulin,
yakni suatu hormon yang di produksi oleh pankreas untuk mengatur kadar
gula darah. Jika berat badan bertambah, terdapat kecendrungan
pengeluaran insulin yang bertambah. Semakin banyak cairan termasuk
darah yang ditahan, tekanan darah akan semakin tinggi.
 Faktor Stres
Di dalam dinding jantung dan beberapa pembuluh darah terdapat suatu
reseptor yang selalu memantau perubahan tekanan darah dalam arteri
maupun vena. Jika mendeteksi perubahan , reseptor ini akan mengirim
sinyal ke otak agar tekanan darah kembali normal. Otak menanggapi
sinyal tersebut dengan dilepaskannya hormon dan enzim yang
mempengaruhi kerja jantung, pembuluh darah, dan ginjal.Apabila stres
terjadi , yang terlepas adalah hormon epinefrin atau adrenalin. Aktivitas
ini meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika stres berkepanjangan,
peningkatan tekanan darah menjadi permanen (Marliani & Tantan, 2007).
 Faktor Rokok
Health (2005, dalam Situmorang 2015) merokok dapat mempermudah
terjadinya penyakit jantung. Dan tekanan darah. Hal ini disebabkan
pengaruh nikotin dalam peredaran darah. Kerusakan pembulu darah juga
diakibatkan oleh pengendapan kolesterolm pada pembulu darah, sehingga
jantung bekeja lebih cepat.
 Faktor Pola Makan Yang Salah
Health (2005, dalam Situmorang 2015)makanan yang diawetkan dan
konsumsi garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi seperti
monosodium ghulamat (MSG), dapat menaikakan tekanan darah karena
mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih, sehingga dapat
menahan air (retensi) sehingga meningkatkan jumlah volume darah,
akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan
tekanan darah menjadi naik, selain itu natrium yang berlebihan akan
menggumpal pada dinding pembulu darah, dan natrium akan terkelupas
sehingga akibatnya menyumbat pembulu darah.
 Lingkungan Dan Faktor Goegrafi
Faktor lingkungan dan geografi dapat mempengaruhi kemungkinan tinggi
rendahnya tekanan darah seseorang. Sebagai contoh, orang yang hidup di
pinggir pantai yang setiap hari minum air tanah setempat kemungkinan
menderita lebih besar karena ia cenderung mengonsumsi kadar garam
tinggi dari air yang diminumnya. (Permadi, 2011).

2.3 Gambar Jantung dan Proses Kerja


Cara Kerja Jantung Normal

 Atrium kanan menerima darah dari seluruh tubuh melalui vena cava
 Kemudian dialirkan ke ventrikel kanan
 Darah dari ventrikel kanan dipompa ke luar jantung menuju ke paru-paru untuk
pertukaran karbon dioksida dengan oksigen
 Darah yang sudah dipenuhi oksigen kemudian dipompakan masuk ke atrium kiri,
lalu ke ventrikal kiri
 Dan kemudian dialirkan ke seluruh tubuh melalui aorta

Cara Kerja Jantung Yang Terkontaminasi Penyakit Hipertensi


 Tekanan darah yang kuat yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri
tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh.
 Tekanan ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung
bekerja.
 Semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka
semakin tinggi tekanan darah.

2.4 Cara Mengatasi Hipertensi

Pengobatan Hipertensi
Menurut Dalimarta, Purnama, & Sutarnia (2008 : 28-29) menjelaskan secara garis besar
pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu pengobatan non-obat (non-farmakologis)
dan pengobatan dengan obat medis.
1. Pengobatan non-farmakologis (non-obat)
a) Mengatasi obesitas atau menurunkan kelebihan berat badan.
b) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Cara pengobatan itu akan lebih
baik jika digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
c) Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara rileks, seperti meditasi, yoga, atau
hipnosis dapat dilakukan untuk mengotrol sistem syaraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.
d) Melakukan olahraga, seperti aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
2. Pengobatan Fakarmakologis (obat medis) Pengobatan hipertensi dilandasi oleh
beberapa prinsip sebagai berikut.
a) Pengobatan hipertensi sekunder yang lebih mendahulukan pengobatan
penyebab hipertensi
b) Pengobatan hipertensi esensial ditunjukan untuk menurunkan tekanan darah
dan mengurangi timbulnya komplikasi
c) Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti-
hipertensi
d) Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan
kemungkinan seumur hidup

Pencegahan Hipertensi
Menurut Soenanto (2009), yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan hipertensi
adalah sebagai berikut:
 Menerapkan gaya hidup sehat, mengurangi atau membatasi makanan yang
mengandung lemak kolesterol tinggi, makanan berminyak, santan, gorengan-
gorengan. Mengonsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran.
 Ciptakan suasana damai, santai, rileks didalam hati, pikiran dalam setiap keadaan
dan tindakan.
 Mengendalikan stres, emosi, ketegangan saraf, ketergesa-gesahan dalam berpikir
dan bertindak.
 Menghindari produk tembakau (rokok dan alkohol).
 Rajin melakukan olahraga secara teratur, sesuai dengan kemampuan tubuh,
meningkatkan aktivitas fisik.
 Mengurangi konsumsi garam.
 Menurunkan berat badan bila kegemukan.

 Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan seperti teh dan kopi.


 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
 Menghindari konsumsi minuman bersoda.

2.3 Hubungan Tekanan Darah Dengan Kesehatan Gigi

Pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol beresiko untuk mengalami perdarahan
paska pencabutan gigi. Hal ini berkaitan dengan obat bius yang digunakan umumnya
mengandung vasokonstriktor (agar efek obat bius bertahan lama) yang berefek
menyempitkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah semakin meningkat. Hal ini
dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan terjadi perdarahan. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum tindakan pencabutan dilakukan.
Jika tekanan darah pasien tinggi, pencabutan gigi sebaiknya ditunda dan pasien dirujuk
ke ahli penyakit dalam terlebih dulu untuk mengontrol tekanan darah.

Obat-obatan anti hipertensi dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut. Beberapa


jenis obat menyebabkan mulut kering dan menimbulkan perubahan sensasi pengecapan,
dan obat lainnya seperti Ca-channel blockers menyebabkan pembesaran dan
pembengkakan gusi. Kurangnya volume air liur pada mulut yang kering  dapat
menyulitkan saat bicara dan mengunyah serta mempermudah pertumbuhan bakteri dan
jamur.

Kesimpulan
Tekanan Darah adalah jumlah tenaga darah yang ditekan terhadap dinding Arteri
(pembuluh nadi) saat Jantung memompakan darah ke seluruh tubuh manusia. Tekanan
darah merupakan salah satu pengukuran yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh,
karena Tekanan darah yang tinggi atau Hipertensi  dalam jangka panjang akan
menyebabkan perenggangan dinding arteri dan mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah. Pecahnya pembuluh darah inilah yang menyebabkan terjadinya Stroke. Beberapa
penyakit yang diakibatkan oleh Tekanan darah tinggi diantaranya adalah Stroke,
Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal dan Aneurisma.
Daftar Pustaka

https://www.honestdocs.id/tekanan-darah
https://ilmupengetahuanumum.com/pengertian-klasifikasi-tekanan-darah/
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4596823/mengenal-anatomi-jantung-dan-cara-
kerjanya
http://nurseschwester.blogspot.com/2012/12/sistem-kardiovaskuler-hipertensi.html
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2696773/kesehatan-gigi-dan-mulut-pada-
penderita-hipertensi

Anda mungkin juga menyukai