Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial

Kesehatan, Pangan, Bencana, Lingkungan dan Keadilan Sosial

Copyright © 2019
Pusat Analisis Regional Indonesia

All rights reserved

Diterbitkan Pertama kali oleh Pusat Analisis Regional (Pusar) Indonesia


Jl. Cipinang Muara Raya No. 18, Jakarta Timur – 13420
JL. D.J. Rahman RW-03/RT-08 Hepuhulawa, Limboto, Gorontalo -
96212

PUSAR – 230119

Editor:
Basri Amin
Rahman Dako
Muhammad Sarlin
Muhammad Yasser Arafat

ISBN: 978-602-53535-2-9

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak seluruh atau
sebagian isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit
Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial 2018
ISBN: 978-602-53535-2-9

FORTIFIKASI DAUN PEPAYA DALAM PAKAN IKAN SEBAGAI


UPAYA PENGEMBANGAN PEMBUDIDAYA
LELE SANGKURIANG (CLARIAS GARIEPINUS) DI GORONTALO

Mohamad Hasad1, Nasriani2, Titin Liana Febriyanti3


2
nasriani.90@yahoo.com, 3titinlia.febriyanti@umgo.ac.id
1
Program Studi Akuakultur, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Muhammadiyah
Gorontalo, 2 3Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Muhammadiyah Gorontalo

ABSTRAK

Pakan memegang peranan yang penting dalam kegiatan budidaya perikanaan. Pakan merupakan
faktor yang berfungsi sebagai pemasok energi untuk memacu pertumbuhan dan sintasannya. Ikan Lele
Sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan dan
dikonsumsi di Indonesia, karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Selain itu ikan ini juga
dibudidayakan memiliki waktu pertumbuhan yang relatif cepat. Tingginya permintaan konsumen
membuat petani ikan lele melakukan budidaya secara intensif. Namun dikarenakan pemberian obat-
obatan kimia atau antibiotik secara terus menerus menimbulkan masalah, yaitu timbulnya resistensi
bakteri, adanya residu pada tubuh ikan, dan mencemari lingkungan yang akhirnya dapat membunuh
organisme bukan sasaran. Alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut
yaitu fortifikasi daun pepaya dalam pakan. Daun pepaya digunakan karena banyak mengandung
senyawa yang diharapkan terdapat pada pakan ikan. Kandungan zat yang terdapat pada daun pepaya
seperti mineral, kalium, kalsium, magnesium, tembaga, zat besi, zink, dan mangan. Oleh karena itu,
kelengkapan nutrisi dalam pakan ikan diharapkan bisa dipenuhi dengan penambahan serbuk daun
pepaya dalam pakan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh serbuk daun pepaya
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Lele Sangkuriang. Tahapan penelitian ini yaitu
dari persiapan alat dan bahan pembuatan pakan, proses pembuatan pakan ikan, menyiapkan wadah
pemeliharaan, penyebaran benih ikan, pemeliharaan selama 30 hari, dan pengambilan parameter
penelitian (berat mutlak dan kelangsungan hidup). Variable yang diamati dalam penelitian ini adalah
pertumbuhan berat mutlak dan kelulushidupan. Metode yang digukan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang diberikan terdiri dari 4 perlakuan dan diulang masing-masing 3
ulangan yaitu perlakuan A (pemberian pakan dengan serbuk daun pepaya 1,5 %), perlakuan B
(pemberian pakan dengan serbuk daun pepaya 2,5 %), perlakuan C (pemberian pakan dengan serbuk
daun pepaya 3,5 %), dan perlakuan D (Kontrol). Hasil dari penelitian ini bahwa berdasarkan hasil
perhitungan kelangsungan hidup benih ikan Lele Sangkuriang yang dilakukan, didapatkan tertinggi
pada perlakuan B (2,5 %) diperoleh sebesar 96,7%, setelah itu disusul oleh perlakuan A (1,5%) dan D
(kontrol) dimana masing-masing 83,3% sementara tingkat kelangsungan hidup terendah didapatkan
pada perlakuan C (3,5%) sebesar 80%. Hasil analisis one-way of variance (ANOVA) menunjukan
bahwa penambahan serbuk daun pepaya dalam pakan benih ikan Lele Sangkuriang berpengaruh nyata
antara perlakuan. Nilai pertumbuhan berat mutlak pada perlakuan A dan C menunjukkan nilai yang
rendah di mana masing-masing menunjukan nilai 3,92% dan 3,59%. Kemudian diikuti perlakuan D
yaitu kontrol (4,13%) dan perlakuan tertinggi pada perlakuan B nilai rata-rata yang diperoleh 4.41%.

Kata Kunci: fortifikasi, serbuk daun pepaya, perumbuhan, dan kelangsungan hidup.

Bab Pangan & Lingkungan Hidup


- 171 -
Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial 2018
ISBN: 978-602-53535-2-9

PENDAHULUAN Kelebihan ikan lele diantaranya adalah


Indonesia merupakan salah satu negara pertumbuhannya cepat, pemeliharaannya
yang kaya akan sumber daya alam, terutama relatif mudah, dapat dipelihara dalam lahan
perikanan. Dengan luas perairan melebihi sempit dengan padat tebar tinggi dan tahan
70% dari luas Indonesia sendiri, potensi terhadap lingkungan yang kurang baik. Selain
perikanan ini sangat baik untuk itu ikan lele meiliki rasa yang enak serta
dikembangkan. Banyak jenis ikan yang kandungan gizi yang tinggi sehingga sangat
dikembangkan di Indonesia terutama meliputi banyak diminati dikalangan masyarakat.
ikan air tawar, air asin (laut), air payau Budidaya ikan lele meningkat sejalan dengan
(tambak) (Hidayat et al., 2012). Gorontalo permintaan ikan tersebut yang semakin
merupakan salah satu wilayah yang kaya akan meningkat (Aquarista, et, al., 2012).
sumber daya alam, terutama perikanan. Ikan Lele Sangkuriang merupakan
Potensi perikanannya sangat baik untuk salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
dikembangkan salah satunya adalah banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini
perikanan air tawar dan jenis ikan air tawar berasal dari ikan lele betina keturunan kedua
yang dibudidayakan adalah ikan Lele yang merupakan lele dumbo asli dari Afrika
Sangkuriang. Masyarakat di Gorontalo Selatan (F2), dikawinkan dengan ikan lele
mengkonsumsi ikan cukup tinggi karena jantan keturunan keenam (F6) yang
merupakan sumber protein hewani yang merupakan sediaan induk yang ada di
relatif mudah didapat dan harganya yang BBPBAT Sukabumi, anakan yang dihasilkan
masih dapat dijangkau. dinamakan Lele Sangkuriang. Balai Besar
Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Pengembangan Budidaya Air Tawar
gariepinus) merupakan ikan air tawar yang (BBPBAT), melakukan pemurnian kembali
banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas
Gorontalo. Ikan Lele Sangkuriang banyak ikan lele dumbo yang mengalami penurunan
dikonsumsi karena mudah diolah, banyak (Amri dan Khairuman 2008).
disukai, dan memiliki kandungan protein Pakan buatan merupakan pakan yang
yang tinggi. Selain itu ikan ini juga dibuat dengan bentuk khusus sesuai
dibudidayakan karena memiliki waktu keinginan dan diramu dari berbagai macam
pertumbuhan yang relatif cepat. Tingginya bahan. Lebih lanjut ditambahkan bahwa ada
permintaan konsumen membuat petani ikan beberapa keuntungan dari pemberian pakan
lele melakukan budidaya secara intensif. buatan yakni pembudidaya dapat
Perkembangan usaha budidaya ikan lele meningkatkan produksi melalui padat
membutuhkan penambahan area budidaya penebaran tinggi dengan waktu pemeliharaan
untuk pakan serta peningkatan kebutuhan air yang pendek, pembudidaya dapat
(Sitompul, 2012). Ikan Lele Sangkuriang memanfaatkan limbah industri pertanian yang
adalah salah satu komoditas perikanan tidak terpakai untuk dijadikan pakan.
unggulan yang dikembangkan secara optimal Fortifikasi adalah penambahan satu
karena memiliki prospek pasar di dalam dan atau lebih zat gizi ke dalam suatu produk
luar negeri. Komoditi diekspor dalam bentuk pangan dengan tujuan tertentu (Siagian,
daging sayat (fillet), utuh (whole around), 2003). Tujuan utama fortifikasi yaitu
tanpa kepala (head less), tanpa insang dan isi memberikan atau menyediakan produk
perut (whole gill gutet) dari daging halus pangan yang dapat dijadikan sumber zat gizi
(surimi). Tingginya permintaan pasar atas tertentu yang diperlukan oleh masyarakat
komoditi ini mendorong pelaku usaha target, sehingga dapat meningkatkan status
budiaya terus mengupayakan produksi yang atau mutu gizi umum dari masyarakat target
maksimal. Hal ini tidak lepas dari usaha tersebut (Hariyadi, 2006).
pembenihan yang merupakan ujung tombak Pakan memegang peranan yang penting
usaha budidaya untuk menghasilkan benih pada kegiatan budidaya. Faktor yang
yang baik (Nurhakim, 2015). berfungsi sebagai pemasok energi untuk
memacu pertumbuhan, salah satu faktor yang

Bab Pangan & Lingkungan Hidup


- 172 -
Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial 2018
ISBN: 978-602-53535-2-9

menentukan keberhasilan produksi dalam yang memiliki standar mutu tinggi dengan
kegiatan budidaya ikan adalah faktor pakan biaya yang murah. Pakan buatan ini biasanya
yang berpengaruh secara menyeluruh dinamakan pellet. Pellet untuk ikan terbagi
terhadap pertumbuhan ikan. Pakan atas 2 jenis, yaitu pellet terapung dan pellet
merupakan faktor yang berfungsi sebagai tenggelam. Bagi semua makhluk hidup,
pemasok energi untuk memacu pertumbuhan pakan mempunyai manfaat yang sangat
dan sintasannya. penting sebagai sumber energi untuk
Pakan sangat dibutuhkan oleh ikan pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan
untuk tumbuh dan berkembang. Pemberian perkembangbiakan. Selain itu, pakan juga
pakan dalam kegiatan budidaya sangat juga dapat digunakan, misalnya untuk
bergantung pada beberapa faktor antara menghasilkan warna dan rasa tertentu. Nilai
lain adalah jenis dan ukuran ikan, nutrisi pakan biasanya dilihat dari komposisi
lingkungan dimana ikan itu hidup dan gizinya seperti kandungan protein, lemak,
teknik budidaya yang akan digunakan. serat kasar, karbohidrat, vitamin, mineral, dan
Pemberian pakan adalah kegiatan yang kadar air. Salah satu kebutuhan yang sangat
rutin dilakukan dalam suatu usaha penting untuk ikan adalah protein, karena
budidaya ikan (Gusrina, 2008). Benih ikan kekurangan protein dalam pakan dapat
Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
membutuhkan frekuensi pemberian pakan (Mudjiman, 2009).
yang tinggi karena lambung masih Daun pepaya mengandung alkaloid
berukuran kecil seperti tabung lurus. karpainin, karpain, pseudokarpain, vitamin C
Menurut Mudjiman (2009), semakin kecil dan E, kolin, dan karposid. Daun pepaya
kapasitas lambung semakin cepat pula mengandung suatu glukosinolat yang disebut
waktu untuk mengosongkan lambung, benzil isotiosianat. Daun pepaya juga
sehingga frekuensi pemberian pakan yang mengandung mineral seperti kalium, kalsium,
dibutuhkan lebih sering. Selanjutnya magnesium, tembaga, zat besi, zink, dan
Fujaya (2008) menyatakan bahwa semakin mangan. Selain itu, daun pepaya mengandung
kecil ukuran ikan maka frekuensi senyawa alkaloid karpain, karikaksantin,
pemberian pakannya semakin sering. violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan
Pertumbuhan yang lambat dan tingkat tannin (Milind dan Gurdita, 2011).
kematian yang tinggi pada ikan merupakan Kandungan tersebut diharapkan terdapat pada
kendala utama oleh para pembudidaya di pakan ikan. Oleh karena itu, kelengkapan
Gorontalo. Pemberian obat-obatan kimia atau nutrisi dalam pakan ikan diharapkan bisa
antibiotik secara terus menerus akan dipenuhi dengan penambahan serbuk daun
menimbulkan masalah, yaitu timbulnya pepaya dalam pakan ikan.
resistensi bakteri, adanya residu pada tubuh Kualitas air merupakan salah satu
ikan, dan mencemari lingkungan yang faktor penting dalam kegiatan budidaya
akhirnya dapat membunuh organisme bukan ikan, karena air merupakan media hidup
sasaran Wu, et al., (1981). Alternatif yang bagi ikan. Air sebagai media hidup ikan
dapat digunakan untuk mengatasi harus memiliki sifat yang cocok bagi
permasalahan tersebut adalah daun pepaya. kehidupan ikan, karena kualitas air dapat
Pakan merupakan sumber energi bagi berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. serta kesehatan ikan. Dalam pemeliharaan
Pakan buatan adalah pakan yang dibuat ikan selain pakan, faktor lingkungan
dengan formulasi tertentu berdasarkan banyak menentukan pertumbuhan dan
pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan kelangsungan hidup ikan.
buatan sebaiknya didasarkan pada Kordi et, al (2007), menyatakan
pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, sumber bahwa kualitas air merupakan faktor
dan kualitas bahan baku, serta nilai ekonomis. pembatas terhadap jenis biota yang
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, dibudidayakan disuatu perairan. Beberapa
diharapkan dapat menghasilkan pakan ikan peubah fisika dan kimia air yang dapat

Bab Pangan & Lingkungan Hidup


- 173 -
Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial 2018
ISBN: 978-602-53535-2-9

mempengaruhi hidup ikan adalah suhu, Agroteknologi Jurusan Budidaya Pertanian


oksigen terlarut, CO2, pH, alkalinitas, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,
amoniak, nitrit dan nitrat. Palu.
Kualitas air untuk ikan lele menurut
SNI (2000) kisaran kualitas air untuk ikan Metode Penelitian
lele adalah suhu 250C – 300C, pH 5,5 – 8,6. Penelitian ini mengunakan Rancangan
Agar pertumbuhan dan kelangsungan Acak Lengkap (RAL), perlakuan yang terdiri
hidup optimal, maka diperlukan kondisi dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan.
lingkungan yang optimal untuk Perlakuan A: pemberian pakan dengan
kepentingan proses fisiologis pertumbuhan. serbuk daun pepaya 1,5 %,
Berdasarkan uraian di atas, penulis Perlakuan B: pemberian pakan dengan serbuk
melakukan penelitian dengan judul daun pepaya 2,5 %
“Fortifikasi Daun Pepaya dalam Pakan Perlakuan C: pemberian pakan dengan
Terhadap Kelangsungan Hidup dan serbuk daun pepaya 3,5 %,
Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Perlakuan D: kontrol
gariepinus). Hal ini dimaksud untuk
menambah kelengkapan nutrisi dalam pakan Alat dan Bahan
ikan tersebut. Rumusan masalah yang Penelitian ini menggunakan beberapa
diangkat dalam penelitian ini adalah untuk alat dan bahan wadah plastik, baskom, pH
melihat bagaimana pengaruh serbuk daun meter, DO meter, timbangan analitik,
pepaya terhadap kelangsungan hidup ikan penggiling pakan, perangkat aerasi, kamera,
Lele Sangkuriang dan Bagaimana dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
pengaruh serbuk daun pepaya terhadap digunakan adalah Benih Ikan Lele
pertumbuhan ikan Lele Sangkuriang. Sangkuriang Serbuk Daun Pepaya Air Pellet
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat Tepung Tapioka.
pengaruh serbuk daun pepaya terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup Ikan Paramater Pengamatan
Lele Sangkuriang dan memberikan wawasan
Kelangsungan Hidup
serta keterampilan membuat pakan untuk ikan
Lele Sangkuriang. Kelangsungan hidup adalah
persentase jumlah biota yang hidup pada
Hipotesis akhir waktu tertentu (Cholik, 2005). Untuk
Berdasarkan latar belakang, tujuan, menghitung kelangsungan hidup ikan lele
manfaat, dan tinjauan pustaka, hipotesis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dalam penelitian ini adalah :
Hº: Tidak terdapat pengaruh serbuk daun SR = Nt/N0 x 100%
pepaya, terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup Ikan Lele
Sangkuriang Keterangan:
H¹: Terdapat pengaruh serbuk daun SR: Survival Rate/kelangsungan hidup (%)
pepaya, terhadap pertumbuhan dan Nt: Jumlah Ikan pada waktu akhir penelitian
kelangsungan hidup Ikan Lele (ekor)
Sangkuriang. No: Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

METODE PENELITIAN Pertumbuhan Berat Mutlak


Tempat dan Waktu Penelitian Pertumbuhan benih ikan Lele selama
pemeliharaan dihitung menggunakan rumus
Penelitian ini bertempat di Effendie (1979), sebagai berikut :
Laboratorium Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
W = Wt – Wo
Sementara untuk pengujian proksimat serbuk
daun pepaya dilakukan di Laboratorium
Bab Pangan & Lingkungan Hidup
- 174 -
Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial 2018
ISBN: 978-602-53535-2-9

Keterangan : dilakukan sebelum pakan diberikan pada


W: Pertumbuhan berat mutlak ikan yang penelitian ini.
dipelihara (mg) Penebaran benih ikan lele yang sudah
Wt: Berat ikan pada akhir pemeliharaan (mg) dipersiapkan ditebar ke dalam wadah, lele
Wo: Berat ikan pada awal yang ditebar sebanyak 120 ekor dengan
ukuran panjang benih ±3 cm. Masing-
Kualitas air masing wadah berisi benih lele sebanyak 10
Parameter kualitas air yang diamati dalam ekor yang telah ditimbang bobot dan diukur
penelitian adalah suhu, DO, pH. Pengamatan panjang sehingga telah diketahui bobot
kualitas air suhu, DO, pH dilakukan setiap awal dan panjang awal benih. Namun
minggu sekali pada masing-masing wadah. sebelum ditebar, dilakukan proses
aklimatisasi terlebih dahulu. Penebaran
Prosedur Penelitian benih dilakukan pada sore hari saat suhu
Langkah pertama yang dilakukan dalam rendah.
penelitian yaitu melakukan pembersihan pada
daun pepaya dengan air bersih untuk Pemberian Pakan
menghilangkan kotoran yang menempel pada Benih ikan yang dipelihara diberikan
daun pepaya. Daun pepaya yang digunakan pakan ikan yang sudah dicampur dengan
adalah daun pepaya yang tidak terlalu serbuk daun pepaya dalam bentuk pellet
matang, yang ditandai dengan daun yang dengan dosis yang berbeda pada tiap
berwarna hijau. Daun pepaya didapatkan pada perlakuan. Perlakuan A 1,5%, perlakuan B
petani, untuk dimanfaatkan sebagi bahan 2,5%, perlakuan C 3,5% dan perlakuan D
baku untuk pembuatan pakan ikan. Daun 0%, sehingga perlakuan yg diberikan ada
pepaya dipotong–potong ± 3 cm, kemudian perbedaan perlakuan pada penelitian
dihaluskan menggunakan blender, daun sebelumnya. Pakan yang digunakan adalah
pepaya yang telah diblender dikeringkan pakan komersil MS PRIMA FEED.
hingga benar-benar kering. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari,
Tahap selanjutnya yaitu persiapan pukul 08.00, 12.00, 17.00 WITA. Jumlah
wadah. Wadah yang digunakan berupa wadah pakan yang diberikan sebanyak 5% dari
plastik sebanyak 12 dengan volume air 5 liter bobot tubuhnya. Komposisi nutrisi pakan
yang dilengkapi dengan aerasi. Aerasi yang digunakan sebelum ditambahkan
berfungsi untuk menyuplai oksigen selama serbuk daun pepaya adalah kandungan
masa pemeliharaan. Proses pembuatan pakan protein 35%, lemak 5%, serat kasar 8%, abu
ikan Lele Sangkuriang, bakar 15%, dan kadar air 10 (PT Central
diremahkan lalu ditambahkan daun papaya Proteinaprima, Tbk).
yang telah dihaluskan, masing-masing untuk
perlakuan A sebanyak 1,5%, perlakuan B HASIL DAN PEMBAHASAN
2,5%, perlakuan C 3,5% dan perlakuan D 0%
dihitung berdasarkan berat jumlah pakan Kelangsungan Hidup
komersil yang akan dibuat. Kemudian diberi Kelangsungan hidup merupakan
tepung tapioka sebanyak 5% yang berfungsi perbandingan antara jumlah individu yang
sebagai perekat dalam pakan. Bahan diaduk hidup pada akhir percobaan dengan jumlah
rata dan diberi air hangat sedikit demi sedikit individu yang hidup pada awal percobaan
agar semua bahan pakan tercampur dan (Rika, 2008). Pengamatan kelangsungan
berbentuk adonan yang siap digiling. Adonan hidup dilakukan setiap hari dimulai pada saat
yang sudah tercampur sempurna. Selanjutnya benih ikan lele diberi pakan yang dicampur
dicetak dengan menggunakan alat pencetak. dengan serbuk daun pepeya sampai akhir
Setelah dicetak pakan dikeringkan di bawah pemeliharaan. Berdasarkan hasil pengamatan
sinar matahari agar daya simpan pakan lebih kelangsungan hidup setelah pemberian pakan
lama. Analisis uji proksimat sangat penting

Bab Pangan & Lingkungan Hidup


- 175 -
Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial 2018
ISBN: 978-602-53535-2-9

yang dicampur dengan serbuk daun pepaya hidup selebihnya dimanfaatkan untuk
dapat dilihat pada gambar 1. pertumbuhan, sehingga peningkatan padat
penebaran belum tentu menurunkan
kelangsungan hidup ikan (Rahmat, 2003).

Pertumbuhan Berat Mutlak


Perlakuan pemberian pakan pada ikan
Lele Sangkuriang selama satu bulan
menghasilkan rata-rata pertumbuhan berat
mutlak yang berbeda. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 1. Grafik Kelangsungan Hidup


Benih Ikan Lele Sangkuriang

Berdasarkan hasil perhitungan


kelangsungan hidup benih ikan Lele
Sangkuriang yang dilakukan, didapatkan
sintasan tertinggi pada perlakuan B (2,5 %)
dimana sintasan yang diperoleh sebesar
96,7%, setelah itu disusul oleh perlakuan A
(1,5%) dan D (kontrol) dimana sintasan yang Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Berat Ikan
diperoleh 83,3% sementara tingkat Lele Sangkuriang
kelangsungan hidup terendah didapatkan
pada perlakuan C (3,5%) sebesar 80%. Hasil Nilai Pertumbuhan Berat pada
analisis one-way of variance (ANOVA) perlakuan A dan C menunjukkan nilai yang
menunjukan bahwa penambahan serbuk daun rendah dibandingkan control (D) yang tidak
pepaya dalam pakan benih ikan Lele menggunakan serbuk daun pepaya.
Sangkuriang berpengaruh nyata antara Sementara penambahan 2,5% serbuk daun
perlakuan. pepaya (perlakuan B) menghasilkan
Rendahnya tingkat kelangsungan hidup pertumbuhan berat yang lebih tinggi
pada perlakuan C setelah perlakuan D, dinbandingkan control. Hal ini menunjukkan
disebabkan tingginya dosis serbuk daun bahwa penambahan 1,5% (perlakuan A) dan
pepaya yang menyebabkan nafsu makan ikan 3,5% (perlakuan C) serbuk daun pepaya
menurun. Tingginya dosis yang digunakan dalam pakan tidak memberikan pengaruh
justru berpengaruh pada rasa pakan yang yang lebih baik dibandingkan pakan yang
dihasilkan. Daun pepaya mengandung tidak diberi serbuk daun pepaya (perlakuan
flavonoid dengan bau dan rasa yang khas, D). Kondisi tersebut diakibatkan kandungan
pemberian dosis serbuk daun pepaya yang protein yang jauh lebih rendah pada pakan
tinggi menyebabkan rasa menjadi pahit pada perlakuan A (28,68%) dan perlakuan C
pakan (Austin, 1993). Rasa yang pahit (26,53) dibanding perlakuan D (35%).
menyebabkan ikan kurang merespon pakan Sehingga protein dimanfaatkan secara
yang diberikan sehingga menurunkan maksimal untuk pertumbuhan berat
konsumsi pakan dan berpengaruh pada sementrara pada perlakuan B dengan
kelangsungan hidup. kandunhan protein 30,76% (tabel 4)
Menurut Harmono dan Rahmatun menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik
(2008), jika ketersediaan pakan selalu dibandingkan pakan D meskipun protein pada
mencukupi maka tingkat keberhasilan pakan D lebih tinggi dibandingkan pakan B.
pemeliharaan dapat mendekati 100%, bahkan Hal ini disebabkan oleh adanya
tidak ada yang mati atau hilang. Makanan keseimbangan ketersediaan energi dan
yang dimakan oleh ikan untuk kelangsungan protein (tabel 4) pada perlakuan B yang dapat

Bab Pangan & Lingkungan Hidup


- 176 -
Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial 2018
ISBN: 978-602-53535-2-9

dimanfaatkan secara optimal untuk metabolisme dan energi yang terkandung


pertumbuhan pada ikan lele dibandingkan dalam fases.
pada pakan D (tabel 5). Berdasarkan hasil analisis ragam pada
Pertumbuhan ikan Lele Sangkuriang taraf 0.05 (Lampiran 2 diketahui bahwa
terjadi karena adanya pasokan energi yang Fhitung> Ftabel, dimana Fhitung = 4.99 dan Ftabel
terkandung dalam pakan. Energi yang 4.07. Hal ini menunjukkan bahwa secara
terkandung dalam pakan yang dikonsumsi statistik pemberian pakan secara umum
melebihi kebutuhan energi yang di butuhkan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
untuk pemeliharaan tubuh dan aktivitas tubuh pertumbuhan panjang mutlak ikan Lele
lainnya, sehingga kelebihan energi tersebut Sangkuriang. Sementara hasil analisis uji
dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Beda Nyata Terkecil (BNT) pada (Lampiran
Pertumbuhan rata-rata berat mutlak tingginya 2) menunjukkan bahwa perlakuan B berbeda
diperoleh pada ikan Lele Sangkuriang yang nyata dengan perlakuan A, sedangkan pada
diberi pakan dengan perlakuan B (pakan perlakuan C dan D, perlakuan B menunjukan
2.5%) dimana nilai rata-rata yang diperoleh bahwa tidak berbeda nyata. Hasil dari
4.41%. Hal ini disebabkan pakan B dapat penelitian ini diharapkan dapat memeberikan
dicerna dengan baik untuk ikan Lele wawasan dan ketampilan terhadap para
Sangkuriang sehingga dapat memberikan pembudidaya ikan lele yang akan membuat
pengaruh pertumbuhan rata-rata yang lebih pakan ikan sendiri. Kare dapat diketahui
baik dibanding perlakuan lainnya. dengan pembudidaya membuat pakan sendiri
Kandungan energi, lemak dan protein yang maka akan menekan biaya oprasional pakan,
tinggi juga ikut menunjang pertumbuhan yang diketahui bahwa pakanmenyumbang
yang optimal pada ikan Lele Sangkuriang biaya tertinggi yaitu 60% dari total produksi
yang diberi pakan B. Mulyadi (2011), selama budidaya. Dengan membuat pakan
menyatakan bahwa pertumbuhan terjadi sendiri maka pembudidaya dapat
karena adanya kelebihan energi yang berasal memperoleh hasil yang akan meningkat.
dari pakan setelah dikurangi oleh energi hasil
DAFTAR PUSTAKA Effendie, M.I. 1979. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusantara.
Amri K, Khairuman. 2008. Buku Pintar
Budidaya Ikan Konsumsi. PT. Agro Fujaya, 2008. Kepiting Komersil di Dunia,
Media Pustaka: Tangerang.358 p. biologi, Pemanfaatan dan
Aquarista, F., Iskandar dan V. Subhan. 2012. pengelolaannya Citra Emulsi. Maksar
Pemberian Probiotik Dengan Carier Gusrina. 2008. Budidaya Ikan. Pusat
Zeolit Pada Pembesaran Ikan Lele Perbukuan, departemen Pendidikan
Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Nasional: Jakarta.
Perikanan dan Kelautan. 3 (4) : 133- Hariyadi, P. 2006. Mutu dan Ingridien
140. Fakultas Perikanan dan Ilmu Pangan. Editorial Food Review
Kelautan Unpad. ISSN : 2088-3137 Indonesia Vol. 1 No. 5. Bogor
Austin B, Austin DA. 1986. Bacterial Fish Hidayadi, L., Chisbiyah, L.A., Kiranawati,
Patogens “Diseases in Farmed and Wild T.M. 2016. Evaluasi Mutu
Fish”. Second Edition. Ellis Horwood Organoleptik Bekasam Ikan Wader.
Limited: England. Jurnal TIBBS Vol. 3 No. 1: 44-51.
Cholik, F., Ateng G.J., R.P. Purnomo dan Kordi, K, M. Ghufran dan Andi Baso
Ahmad, Z. 2005. Akuakultur Tumpuan Tanjung. 2007. Pengelolaan Kualitas
Harapan Masa Depan. Jurnal. Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta:
Masyarakat Perikanan Nusantara dan
Rineka Cipta.
Taman Akuarium Air Tawar.
Mudjiman, A., 2009. Makanan Ikan. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Bab Pangan & Lingkungan Hidup


- 177 -
Prosiding Konferensi Tahunan Keadilan Sosial 2018
ISBN: 978-602-53535-2-9

Milind, P., dan Gurditta. 2011. Basketful


Benefits of Pepaya. IRJP, 2(7): 6-12.
Nurhakim YI. 2015. Langsung Hasil Ternak
Lele Sangkuriang. Infra Pustaka,
Jakarta.
Rahmat. 2003. Lele Dumbo Budidaya dan
Pasca Panen. Aneka Ilmu Semarang
Rika. 2008. Pengaruh Salinitas Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulusan Ikan Hasil
Strain GIFT dengan Strai Singapura.
Skripsi, Universitas Diponegoro.
Semarang.
Sitompul, S.O., Harpani, E., Putri, B. (2012).
Pengaruh kepadatan Azolla sp. Yang
berbeda tTerhadap Kualitas Air dan
Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepenus) Pada Sistem
Tampa Ganti Air: Jurnal Rekayasa dan
Tek-nologi Budidaya Perairan. 1(1),
17-24.
Wu, J., H. Lin, L. Jan Hsu, and L. Chang.
1981. Biolohical control of fish
bacterial pathogen, Aeromonas
Hydropila by bacteriophage AH 1. Fish
Pathology. 15 (3/4): 271-276.

Bab Pangan & Lingkungan Hidup


- 178 -

Anda mungkin juga menyukai