Anda di halaman 1dari 4

Catatan: Sebagai tim instalasi gizi pada rumah sakit tersebut, silahkan eksplorasi hal

apa saja yang perlu dilakukan untuk menyikapi kasus di bawah ini!

1. Rumah sakit A merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang ada di sebuah kota.
Rata-rata pasien rawat inap setiap hari sekitar 230 pasien dari berbagai kelas
pelayanan. Pada suatu hari, terdapat kejadian luar biasa Demam Berdarah Dengue
sehingga terjadi lonjakan pasien rawat inap hingga 400 pasien selama 1 minggu.
Jawab :
Rumah sakit tipe A merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang mempunyai
pelayanan meliputi pelayanan medic, kefarmasian, keperawatan dan kebidanan,
penunjangan klinik, penunjangan nonklinik, dan rawat inap. Apabila terjadi lonjakan
pasien rawat inap, dari pihak rumah sakit harus mengerahkan seluruh tenaga medis
supaya pasien mendapatkan perwatan yang selayaknya. Tidak hanya dari
ketenagakerjaannya akan tetapi proses penyelenggaraan makanan juga harus
diperhatikan, bahan makanan juga harus ditambah, atau jika ada stock bahan makanan
gunakan terlebih dahulu dan menambah dalam penambahan pemesanan bahan
makanan tersebut.Untuk dapat menyediakan makanan yang baik bagi pasien tersebut
maka dalam pelayanan makanan, pihak instalasi gizi harus menerapkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Makanan harus memenuhi kebutuhan gizi konsumen.
2. Memenuhi syarat higiene dan sanitasi.
3. Peralatan dan fasilitas memadai dan layak digunakan.
4. Memenuhi selera dan kepuasan konsumen.
5. Harga makanan dapat dijangkau konsumen.

2. Rumah sakit B menerapkan sistem desentralisasi dalam sistem penyelenggaraan


makanannya. Sering terdapat masalah adanya sisa stok bahan di gudang basah dan
adanya defisit neraca anggaran bulanan.
Jawab :
Kasus di Rumah sakit B yaitu masalah adanya sisa stok bahan makanan di
gudang basah dan adanya deficit neraca anggaran makanan. Yang harus dilakukan
adalah memperbaiki sistem manajemen dalam pembelian bahan makanan sehingga
tidak ada terjadinya bahan makanan yang tersisa. Untuk mengatasinya, pada bahan
makanan yang sisa bisa diberikan kepada bagian dapur dari bangsal lain yang
mungkin membutuhkan bahan makanan tersebut, sehingga dapat digunakan. Jika pada
manajemen pembelian bahan makanan sudah diperbaiki dengan baik, maka tidak akan
terjadi deficit neraca anggaran bulanan.

3. Beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit C pada kelas perawatan yang berbeda
mengalami infeksi nasokomial berupa kolera.

4. Beberapa kali terjadi kesalahan jenis diet yang disajikan pada jadwal makan ke 3
(malam) pasien rawat inap rumah sakit D. Sistem kerja staff dibagi menjadi dua shift,
jam 06.00 – 13.00 (shift 1) dan 10.00 – 16.00 (shift 2).

Jawab :
Kesalahan penyajian diet pada makan ke-3 (malam) dapat disebabkan karena
beberapa hal, diantaranya :
a. Management jadwal pengolahan makanan
b. Kurangnya jumlah tenaga kerja

Management jadwal pengolahan makanan mempengaruhi kefektifan dan


ketepatan dalam penyajian makanan. Misalnya :

Waktu Pengolahan Dilakukan oleh


06.00-13.00 Makan pagi & makan Shift 1
siang
10.00-16.00 Makan siang & Shift 2
Makan malam

Management jadwal pengolahan seperti diatas dapat menyebabkan


keterlambatan dan kesalahan dalam penyajian makanan. Terutama pada shift 2.
Pekerja yang mendapat shift 2 akan terburu –buru ketika sudah hampir mencapai
waktu kerja selesai, sehingga hal tersebut menimbulkan ketidak sesuaian daftar menu
dan menu yang disajikan. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan mengubah ketentuan
jadwal pengolahan sebagai berikut :

- Untuk shift 1 melakukan pengolahan untuk makan pagi, prepare makan siang
serta pengolahannya
- Untuk shift 2 melakukan prepare dan pengolahan untuk makan malam, serta
prepare untuk makan pagi hari selanjutnya

Selain management jadwal pengolahan, kurangnya jumlah tenaga juga dapat


menyebabkan kesalahan penyajian. Sedikitnya tenaga kerja akan membuat pekerjaan
tidak cepat, sehingga untuk mencapai target waktu, pekerja jadi terburu-buru
sehingga hal tersebut menimbulkan ketidak sesuaian daftar menu dan menu yang
disajikan. Untuk mengantisipasi hal tersebut dapat dilakukan penambahn jumlah
tenaga kerja.

5. Beberapa kali terdapat kerikil (pecahan material keras) pada nasi yang disajikan pada
makanan pasien kelas 3 dan hal tersebut tidak terjadi pada makanan pasien kelas 1.
Jawaban:
Makanan yang terdapat kerikil (pecahan material keras ) pada nasi merupakan
jenis makanan yang semula safe menjadi unsafe akibat adanya kontaminan fisik
berupa kerikil. Penyelenggaraan makanan pada institusi terutama rumah sakit
seharusnya memperhatikan HACCP. Tujuan dari HACCP yaitu menjaga pangan dari
mulai penanganan bahan baku, proses pengolahan bahan baku, penyajian serta
distribusi makanan hingga kepuasan konsumen.
Prinsip HACCP no 1 yaitu mengenai identifikasi bahaya yang mungkin
terdapat pada pangan yaitu berupa hazard. Hazard meliputi bahaya kontaminan fisik,
kontaminan biologi dan kontaminan kimia. Apabila makanan terdapat bahaya berupa
kontaminan fisik seharusnya segera masuk pada tahapan titik kritis makanan (CCP )
sehingga dapat segera dilakukan tindakan koreksi berupa persortiran bahan baku
sebelum dimasak maupun pengecekan ulang sebelum penyajian, tahapan ini biasanya
dilakukan oleh quality control.
Makanan yang unsafe seharusnya tidak sampai ke tangan konsumen atau
pasien, karena kontaminan tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan, diare,
mual atau muntah atau mungkin dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
Pada kasus ini perbedaan penyajian makanan kelas 3 dan kelas 1 yang mana
makanan kelas 3 unsafe dan makanan kelas 1 safe. Kasus ini perlu ditindak lanjuti
pada bagian produksi makanan serta quality control yang teledor dalam menjaga
keamanan pangan hingga sampai ke tangan konsumen. Peraturan dan kebijakan harus
ditegakkan sesuai dengan pelayanan rumah sakit yang baik dan benar. Dengan tidak
membeda – bedakan antara kelas yang satu dengan kelas lain. Perbedaan dapat berupa
menu yang disajikan tetaapi tidak pada keamanan makanannya. Karena keamanan
makanan harus tetap terjaga agar tidak menyebabkan penyakit berkepanjangan dan
malnutrisi maupun penyakit – penyakit lain yang timbul akibat makanan yang unsafe.
Tindakan diskriminasi antar kelas pada pelayanan rumah sakit sangat marak
dilakukan saat ini. Pasien yang berstatus kaya dengan miskin dibeda – bedakan, tidak
mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Pihak rumah sakit dan pemerintah
seharusnya menyediakan pelayanan yang baik sesuai dengan peraturan dan kebijakan
yang berlaku. Hal ini melanggar etika dan profesi hukum kesehatan berupa
pelanggaran UU No.46 tahun 2009, tentang pelayanan rumah sakit. Pelayan kesehatan
juga harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya ssesuai dengan kode etik
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai