DISUSUN OLEH
DEDY IRAWAN
PO 71.20.2.09.005
DOSEN PEMBIMBING :
Ni. KETUT SUJATI, APP. M.Kes.
A.PENGERTIAN
Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter . Batu ureter pada
umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. batu ureter mungkin dapat lewat
sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. batu ureter juga bisa
sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang
besar. batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi
kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomati.
B.FAKTOR PENYEBAB
a. Faktor Endogen
Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria, hiperkalsiuria dan hiperoksalouria.
b. Faktor Eksogen
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air
minum.
c. Faktor lain
a) Infeksi
Infeksi Saluran Kencing (ISK) dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
akan menjadi inti pembentukan Batu Saluran Kencing (BSK) Infeksi bakteri akan
memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH Urine
menjadi alkali.
b) Stasis dan Obstruksi Urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah Infeksi Saluran Kencing.
c) Jenis Kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 1
d) Ras
Batu Saluran Kencing lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia.
e) Keturunan
C.JENIS KLASIFIKASI
1.Ginjal
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh manusia. Di samping
itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme terpenting homeostasis. Ginjal
berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin/racun, memperlakukan suasana
keseimbangan air. mempertahankan keseimbangan asam-basa cairan tubuh, dan
mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam darah.
2.Ureter
Air kemih disekresi oleh ginjal, dialirkan ke vesika urinairia (kandung kemih) melalui ureter.
Ureter berada pada kiri dan kanan kolumna vertebralis (tulang punggung) yang
menghubungkan pelvis renalis dengan kandung kemih. ,
Panjang ureter kurang lebih 30 cm dan berdiameter 0,5 cm. Uretra sebagian terletak
dalam rongga perut (pars abdominalis) dan selanjutnya berjalan di dalam rongga panggul
(pars pelvira). Otogenitis ureter termasuk berasal dari mesoderm, karena itu, ureter juga
terletak pada retroperitonialis. Dinding utera terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan mukosa,
otot polos, dan jaringan fibrosa.
3.Vesika urinaria
Aliran urine dari ginjal akan bermuara ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Kandung
kemih merupakan kantong yang dapat menggelembung seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis, di dalam rongga panggul. Bila terisi penuh, kandung kemih dapat
terlihat sebagian ke luar dari rongga panggul.
D.PATOFISIOLOGI
Bata kandung kemih pada anak terutama karena faktor gizi yang kurang baik, sehingga
dapat mengakibatkan malnutrisi yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
timbul infeksi. Pada infeksi saluran kemih bakteri dapat mengakibatkan sel-sel epitel
terlepas dan menjadi modus, kemudian mengendapkan zat-zat organik dan terbentuk batu.
F.MANIIFESTASI KLINIK
Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada saat
kencing atau sering kencing.
Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang
lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi peradangan
(periureteritis) serta menimbulkan obstruksi kronik berupa hidroureter/hidronefrosis Nyeri hebat
(kolik). Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah
inguinal, dan sampai ke kemaluan.
· Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang
· Gejala infeksi
· Retensi urinarius
· Adanya aliran balik dan mencetuskan sistitis, prostatitis dan pielonefritis
(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)
Derajat penyempitan uretra:
a. Ringan: jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen.
b. Sedang: oklusi 1/3 s.d 1/2 diameter lumen uretra.
c. Berat: oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen uretra.
Ada derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang dikenal
dengan spongiofibrosis.
(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 )
G.PEROSEDUR DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN
a. Filiform bougies untuk membuka jalan jika striktur menghambat pemasangan kateter
b. Medika mentosa
Analgesik non narkotik untuk mengendalikan nyeri.
Medikasi antimikrobial untuk mencegah infeksi.
c. Pembedahan
· Sistostomi suprapubis
· Businasi ( dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati.
· Uretrotomi interna : memotong jaringan sikatrik uretra dengan pisau otis/sachse. Otis
dimasukkan secara blind ke dalam buli–buli jika striktur belum total. Jika lebih berat dengan
pisau sachse secara visual.
· Uretritimi eksterna: tondakan operasi terbuka berupa pemotonganjaringan fibrosis,
kemudian dilakukan anastomosis diantara jaringan uretra yang masih baik.
(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan keruh, pH : 7 atau
lebih besar, bakteria.
b. Kultur urin: adanya staphylokokus aureus. Proteus, klebsiella, pseudomonas, e. coli.
c. BUN/kreatin : meningkat
H.MENEJEMEN MEDIK
MedikamentosaDitujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm,
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)
Endourologi
1.PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) : mengeluarkan batu yang berada di
saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui
insisi kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu.
2.Litotripsi : memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat
pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan
evakuator Ellik.
3.Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukkan alat ureteroskopi per uretram
guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi
tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat
dipecah melalui tuntunan ureteroskopi atau uretero-renoskopi ini.
4.Ekstraksi Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya dengan
keranjang Dormia.
1. Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang
berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
2. Bedah terbuka :
1).Pielolitotomi atau nefrolitotomi:mengambil batu di saluran ginjal
2).Ureterolitotomi:mengambil batu di ureter.
3).Vesikolitotomi:mengambil batu di vesica urinaria
4). Ureterolitotomi : mengambil batu di uretra
Diduga obstruksi
KUB/Tumogram/ Kateterisasi
IVB kandung kemih
Obstruksi Penyebab/tempat
diidentifikasi tidak jelas CT scan
Pemeriksaan
retrogerade/anterograde
Penyebab diidentipikasi
Obstruksi Hilang
a. Obstruksi Ginjal
b. Perdarahan
c. Infeksi
d. Hidronefrosis
1.Pengkajian
a) Anamnesa
Identitas pasien
Identitas Penanggungg Jawab
b) Keluhan Utama
Dilihat daritanda dan gejala penyakit
c) Riwayat penyakit sekarang
P:Riwayat penyakit dahulu
Q:Kualitas Nyeri
R:Daerah yang Dirasakan Sakit
S:Skala Nyeri
T:Waktu Nyeri
d) Riwayat penyakit dahulu
e) Riwayat Penyakit Keluarga
f) Pola Kebiasaan
1. Pola pemeliharaan kebiasaan
2. Pola latihan Aktipitas
Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan di mana klien terpajan pada lingkungan
bersuhu tinggi, keterbatasan aktivitas / mobilitas sehubungan kondisi sebelumnya.
3. Pola nutrisi
Gejala : mual / muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin,
fosfat,Ketidakcukupan intake cairan
Riwaya Spiritual,Sosial dan Konsep diri Tanda dan gejala gangguan/penyakit pada sistem
perkemihan dapat dilihat atau ditanyakan langsung pada pasien, yang meliputi:
2.Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra,
kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain.
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
C. Intervensi
Risiko Inveksi
Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan (terjemahan).
PT EGC. Jakarta.