Slide OPHTALMOLOGI
Slide OPHTALMOLOGI
18 Januari 2018
Episkleritis Skleritis
Episkleritis Skleritis
Subjektif • Nyeri • Nyeri hebat, dapat menyebar ke
• Mata merah, fotofobia, pedih dahi, alis, dagu
dan lakrimasi • Mata merah, fotofobia, pedih,
lakrimasi
Objektif • hiperemis terbatas pada • Hiperemis terbatas pada sklera
episklera • Bilateral
• Unilateral • Tes fenilefrin blanching (-)
• Tes fenilefrin blanching
(mata memutih)
Tatalaksana Sembuh sendiri dalam 1-2 Analgetik: NSAID Indomethasin
minggu 100 mg/hari, ibuprofen 300 mg/hari
Simtomatik: Kortikosteroid Jika setelah 1-2 minggu tidak ada
topikal (dexamethasone 0,1%) 3- respon: prednisolone 80 mg/hari,
4 hari tappering off
PTERIGIUM
Pterigium pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif
• Senyawa kimia akibat penggunaan silver nitrat atau antiobiotik untuk profilaksis
• infeksi gonokokal sifat hiperakut, secret purulent, kemosis, dapat terbentuk membrane atau
pseudomembran, dan dapat menyebabkan kebutaan
• infeksi klamidia sifat akut, secret mukopurulen
Profilaksis
• Salep mata tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5% atau solusio silver nitrat 1% segera setelah lahir
• Injeksi seftriakson 50 mg/kg (max dose 125 mg) IM atau IV pada bayi dari ibu yang terinfeksi
gonokokal
Kuratif
• senyawa kimia self-limited
• infeksi Gonokokal Irigasi mata, salep mata basitrasin , penicillin G 100 U/kg/hari IV dalam
dosis terbagi QID, seftriakson 75-100 mg/kg/hari IV/IM , sefotaksim 100-150 mg/kg/hari
IV/IM , siprofloksasin atau norfloksasin 10-20 mg/kg/hari IV/IM
• Infeksi klamidia salep mata tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5% selama 3 minggu
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Perdarahan subkonjungtiva:
Pecahnya pembuluh darah yang terdapat di bawah lapisan
konjungtiva
Manifestasi Klinis
Tampak pewarnaan merah homogen dengan batas tegas pada
konjungtiva, darah akan direabsorbsi sempurna dalam 7-21 hari
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Etiologi
• Trauma
• Inflamasi konjungtiva
• Kongesti vena akibat peningkatan tekanan mendadak
(pertussis, strangulasi atau kompresi leher)
• Ruptur spontan dari kapiler
• Anomali vascular (telangiectasia, varises, aneurisme)
• Koagulopati
• Hipertensi
• Neoplasia
• nduksi obat
Penatalaksanaan:
• Kompres hangat
• Perdarahan akan hilang terserap dalam waktu
1-2 minggu tanpa pengobatan
HIFEMA
Seorang bayi perempuan berusia 3 hari dibawa ibunya ke
poliklinik dengan keluhan sejak lahir keduanya matanya
merah, bengkak, serta mengeluarkan kotoran berwarna
kekuningan kental dan banyak. Sejak kehamilan 8 bulan
ibunya menderita keputihan. Pemeriksaan ophtalmologis:
ODS: discharge berwarna kekuningan, kental, dan banyak.
Palpebra superior dan inferior: edem, konjunctiva tarsalis
superior / konjunctiva tarsalis inferior (++), kornea: jernih.
Lainnya tidak ada kelainan. Apa diagnosis penyakit pada
bayi tersebut:
a. Konjungtivitis alergika ODS
b. Konjungtivitis catarhalis ODS
c. Konjungtivitis adenovirus ODS
d. Konjungtivitis Gonorrhoeae ODS
e. Konjungtivitis pseudomembran ODS
KERATITIS
Keratitis Peradangan pada kornea
Manifestasi Klinis
• Mata merah
• penurunan visus
• Nyeri
• Fotofobia
• Blefarospasme
• edema kornea
• infiltrate seluler
• dan injeksi siliar (perikornea)
Klasifikasi
• Infective Keratitis (bakterial, viral, fungal,
chlamydial, protozoal, spirochaetal)
• Allergic Keratitis (fliktenularis, vernal, atopic)
• Trophic Keratitis (keratomalasia)
• Traumatic Keratitis
• Idiopathic Keratitis
Seorang anak laki-laki, 11 tahun, datang dengan
keluhan mata merah dan pandangan kabur sejak
3 hari yang lalu. Sebelumnya pasien bermain di
ladang dan mata sempat tergores ranting
tanaman, apa kemungkinan diagnosis pasien?
a. Konjungtivitis fungal
b. Konjungtivitis viral
c. Konjungtivitis vernal
d. Keratitis bakterial
e. Keratitis fungal
ULKUS KORNEA
Ulkus kornea Diskontinuitas permukaan epitelium kornea
disertai dengan nekrosis jaringan kornea di sekitarnya
(komplikasi keratitis)
Klasifikasi:
- Sentral
- Marginal
Diagnosis Ulkus Kornea
Anamnesa:
• Mata merah, berair, nyeri hebat
• Sensasi benda asing
• Terdapat sekret
• Kelopak mata bengkak
• Nyeri apabila melihat cahaya terang
• Terdapat infiltrat bergantung dari kedalaman
lesi dan etiologi keratitis
Diagnosis Ulkus Kornea
Pemeriksaan Penunjang:
• Pemeriksaan visus
• Pemeriksaan TIO
• Pemeriksaan slit lamp untuk melihat adanya
hipopion, infiltrat, dan segmen anterior
• Pemeriksaan sensibilitas kornea, tes fluorosens, dan tes
fistula
• Penilaian tingkat keparahan ulkus
• Pemeriksaan oftalmoskop untuk melihat posterior
mata
• Pemeriksaan gram, mikroskopik langsung KOH 10 %,
dan biakan dengan spesimen kerokan kornea
UVEITIS
Peradangan pada traktus uvea (iris, badan silier, dan koroid)
Anatomi
• Uveitis anterior (iridosiklitis) peradangan pada iris hingga pars plicata
corpus siliaris
• Uveitis intermediate (pars planitis) peradangan pada pars plana corpus
siliaris hingga bagian tepi retina
• Uveitis posterior peradangan pada koroid (koroiditis)
• Panuveitis peradangan dari keseluruhan jaringan uvea
Klinis
• Uveitis akut durasi gejala 6 minggu – 3 bulan
• Uveitis kronik durasi gejala lebih dari 3 bulan
ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis Peradangan berat bola mata yang melibatkan Segmen
anterior dan posterior mata
Faktor Risiko:
• Pasca Operasi
• Pasca trauma
• Endogen (sepsis)
Gejala Klinis:
• Mata merah, floaters, fotofobia, nyeri
• Visus sangat menurun (1/300 sampai 1/~)
• Sekret (+/-)
• Konjungtiva: hiperemis, injeksi silier, injeksi konjungtiva, kemosis
• Kornea: keruh
• COA: hipopion, sel (+), flare (+), fibrin
• Pupil, iris, dan lensa biasanya sulit dinilai
• Funduskopi sulit di nilai (Kekeruhan vitreous, nekrosis retina)
• TIO meningkat
PANOFTALMITIS
Panoftalmitis peradangan seluruh bola mata, termasuk sklera dan kapsul
tenon (bola mata merupakan rongga abses)
Anamnesis:
Mata merah, nyeri, pengelihatan kabur, atau sukar menggerakkan bola mata
Pemeriksaan:
• Visus sangat menurun (1/300 sampai 1/~)
• Sekret (+/-)
• Konjungtiva: hiperemis, injeksi silier, injeksi konjungtiva, kemosis
• Kornea: edema dan berkabut
• COA: penuh hipopion
• Pupil, iris, dan lensa biasanya sulit dinilai
• TIO sangat meningkat
Endoftalmitis vs Panoftalmitis
Endoftalmitis Panoftalmitis
Radang Intraokular Intraokular
Intraorbita
Demam Tidak nyata Nyata
Sakit bola mata Ada Berat
Pergerakan bola mata Masih dapat digerakkan Nyeri, tidak bisa digerakkan
Eksoftalmus Tidak ada Ada
Bedah Enukleasi Eviserasi Bulbi
DD MATA BURAM
• Kelainan refraksi
• Glaukoma
• Katarak
• Retinopati diabetik
• Retinopati hipertensi
• Ablasio Retina
• Oklusi vena & Arteri Retina
KELAINAN REFRAKSI
Klasifikasi Astigmatisme
Klasifikasi:
Congenital and Developmental Glaucomas
• Primary congenital glaucoma (without associated anomalies)
• Developmental glaucoma (with associated anomalies)
Primary Adult Glaucomas
• Primary open angle glaucoma (POAG)
• Primary angle closure glaucoma (PACG)
• Primary mixed mechanism glaucoma
Secondary Glaucomas
Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka Peningkatan tekanan intraocular progresif
lambat (>21mmHg pada beberapa waktu pengukuran) dengan sudut
terbuka yang disertai dengan cupping diskus optikus dan defek lapang
pandang
Faktor risiko:
Herediter, usia, ras, myopia, diabetes, riwayat merokok, hipertensi,
tirotoksikosis
Gejala:
• Asimptomatik, beberapa mengeluhkan nyeri kepala dan mata
ringan
• Penurunan lapang pandang progresif kronik
• Delayed dark adaptation
Tanda:
• Anterior chamber normal, sudut terbuka
• Perubahan TIO awalnya bervariasi di mana TIO menurun saat malam
hari (diurnal variation test), pada tahap lanjut TIO meningkat secara
permanen
• Diskus optikus atrofi, asimetris, cupping (normal cup-disk ratio 0.3-0.4
• Lapang pandang terjadi konstriksi lapang pandang
Pemeriksaan Penunjang:
• Tonometri mengukur TIO
• Gonioskopi melihat sudut iridokornealis
• Perimetri melihat defek lapang pandang
• Oftalmoskopi direk dan indirek melihat perubahan fundus dan diskus
optikus
• Diurnal Variation Test
Prinsip Terapi
• Identifikasi target penurunan mild to
moderate damage (16-18 mmHg), severe
damage (12-14 mmHg)
• Single drug therapy
• Combination therapy
• Monitoring of therapy
• Surgical therapy
Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup Peningkatan tekanan intraokular oleh
karena tertutupnya sudut iridocornealis sehingga menurunkan outflow
aqueous humour
Faktor risiko:
• Faktor anatomis hipermetropia, bola mata kecil, konfigurasi iris
plateau
• Faktor umum usia, jenis kelamin (wanita:pria 4:1), musim,
riwayat keluarga, ras
• Faktor presipitatus pencahayaan gelap, stress emosional,
penggunaan obat-obatan midriatikum (atropin, siklopentolat)
Gejala Klinis:
Nyeri mata, mual, muntah, penurunan visus, fotofobia, lakrimasi
Tanda:
• Palpebra edema dan hiperemis
• Konjungtiva kemosis, injeksi konjungtiva dan
silier
• Kornea edema
• Anterior chamber dangkal
• Sudut iridokornealis tertutup
• Pupil semi dilatasi, terfiksir, non-reaktif
• TIO meningkat secara akut
KATARAK
Katarak kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, maupun terjadi
akibat keduanya.
Penyebab Katarak:
• Kelainan kongenital
• Usia lanjut (katarak senilis)
• Penyulit penyakit mata kronis (seperti glaukoma, uveitis, retinitis
pigmentosa)
• Bahan toksik (kimiawi & fisik)
• Keracunan beberapa obat (eserin, kortikosteroid, ergot, dan
antikolinesterase topikal)
• Kelainan sistemik atau metabolik (Diabetes mellitus)
• idiopatik
Klasifikasi:
• Congenital and developmental cataract
• Acquired cataract
- Senile cataract
- Traumatic cataract “rossette opafication”
- Complicated cataract
• Morphology
- Capsular cataract
- Subcapsular cataract
- Cortical cataract
Gejala klinis katarak:
• Pengelihatan berkabut dan warna lebih kuning,
kadang ber-Halo, fotofobia, atau tampak ganda
(diplopia monukuler)
• Pengelihatan sempat membaik pada malam hari
dan pengelihatan membaik (second sight /
miopisasi)
• Tidak ada gangguan lapangan pandang
• Pemeriksaan: shadow test + (fase immatur),
penilaian funduskopi / segmen posterior mata
sulit dilakukan
Kejadian Lensa bengkak Opasitas tersebar Korteks Kapsul mengecil
krn kemasukan dipisahkan oleh seluruhnya opak dan mengkerut
air area bersih krn air keluar dari
lensa
Visus > 6/60 5/60 – 1/60 1/60 – 1/∞ 1/∞ - 0
kejadian Lensa Opasitas Korteks Kapsul mengecil
bengkak krn tersebar seluruhnya dan mengkerut
termasuki air dipisahkan opak krn air keluar dari
olh area lensa
bersih
Klasifikasi:
• Non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR)
Mild NPDR
Moderate NPDR
Severe NPDR
Very Severe NPDR
• Proliferative diabetic retinopathy (PDR)
• Diabetic maculopathy
• Advanced diabetic eye disease (ADED)
RETINOPATI HIPERTENSI
Retinopati hipertensi kelainan pada retina yang tidak
diakibatkan oleh radang ditandai dengan kelainan vaskular
retina pada penderita tekanan darah
Gejala:
• Gangguan pengelihatan terlihat seperti tirai yang menutup
• Terdapat pijaran api (fotopsia) pada lapangan pengelihatan
• Pada funduskopi tidak terlihat robekan retina berwarna merah
Pengobatan: pembedahan
XEROFTALMIA
Xeroftalmia penyakit mata akibat kekuranagan vitamin A
Faktor risiko:
• BBLR
• Tidak mendapat ASI ekslusif sampai 2 tahun
• Anak tidak mendapat MPASI yang cukup baik mutu maupun
jumlahnya
• Anak kurang gizi
• Anak menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC,
pneumonia) dan cacingan
• Anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A di
posyandu
Klasifikasi Xeroftalmia (WHO 1996)
• XN buta senja: pengelihatan menurun pada senja hari,
anak sering membentur benda.
• X1A Xerosis konjungtiva: selaput lendir bagian bola
mata tampak kering, berkeriput, berpigmentasi, kasar dan
kusam. Mata tampak kering berubah menjadi kecoklatan
• X1B Bercak bitot: bercak putih di celah kelopak mata
temporal maupun nasal, mata bersisik atau timbul busa.
Harus segera diberi vitamin A
• X2 Xerosis Kornea kornea suram, kering, permukaan
korne kasar (KU pasien buruk: Campak, ISPA, diaere)
• X3 A / X3B Keratomalasia dan ulserasi Kornea: kornea
keruh disertai infiltrasi ke dalam stroma kornea, nekrosis,
melunak seperti bubur, perlukaan dan ulkus
• XS sikatriks (jaringan parut) kornea parut pada
bagian bawah kornea (kornea mata tampa menjadi putih
atau bola mata tampak mengempis)
Terapi:
• Artificial tears per 3-4 jam
• Vitamin A pada hari ke 1, 2, dan 15
Penyakit kelopak Mata
• Hordeolum
• Chalazion
• Blefaritis
BLEFARITIS
Blefaritis Peradangan subakut atau kronik pada kelopak mata.
Etiologi:
Overproduksi lipid dari kelenjar air mata, infeksi bakteri stafilokokal,
disfungsi kelenjar Meibom
Gejala klinis:
Kelopak mata merah, gatal, edema, nyeri, eksudat lengket, epifora,
bulu mata rontok
Tipe:
•Blefaritis Anterior (Blefaritis Seboroik dan Blefaritis Stafilokokal)
•Blefaritis Posterior (Disfungsi Glandula Meibom)
Blefaritis Seboroik Blefaritis Stafilokokal
HORDEOLOUM
Trichiasis Distichiasis
Entropion Ektropion
DAKRIOADENITIS & DAKRIOSISTITIS
DAKRIOADENITIS DAKRIOSISTITIS
• Radang pada glandula lakrimalis • Radang pada sakus lakrimalis
• Sering pada anak sebagai karena sumbatan duktus
komplikasi penyakit sistemik nasolakrimalis, biasanya unilateral
seperti morbili, pada dewasa oleh • Manifestasi klinis epifora,
karena trauma eksudat, uji regurgitasi+, sakit,
• Manifestasi klinis nyeri dan merah, nyeri tekan pada daerah
bengkak di orbita bag temporal nasal
• Etiologi S. aureus, S.
pneumoniae, Candida albicans, H.
influenz bag temporal
Anak laki-laki usia 7 tahun datang dibawa ibunya ke klinik
umum tempat anda bekerja dengan keluhan benjolan pada
tepi kelopak mata kanan. Dari pemeriksaan terdapat benjolan
di tengah kelopak mata kanan dengan ukuran sebesar biji
kacang ijo, merah, dan nyeri saat ditekan. Keluhan tidak
disertai mata kering dan berair. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan visus ODS: 6/6. Apa diagnosis penyakit tersebut?
A. Blefaritis
B. Pterigium
C. Hordeolum interna
D. Hordeolum eksterna
E. Kalazion
RETINOBLASTOMA
Retinoblastoma Tumor ganas kongenital yang berasal dari neurosensoris
retina immature pada satu atau kedua mata.
Gambaran Klinis:
Quiescent stage (6 bulan – 1 tahun)
• Leukocoria reflex pupil putih kekuningan (amaurotic cat’s eye
appearance)
• Strabismus
• Nistagmus
• Penurunan visus
• Ophthalmoskopi ekstensi endofitik dan eksofitik
Glaucomatous stage
• Nyeri hebat, mata merah, epifora
• Peningkatan IOP
• Gejala menyerupai uveitis anterior
Stage of extraocuar etension
• Proptosis, tumor keluar dari bola mata
Stage of distant metastasis
CORPUS ALIENUM MATA
Defenisi:
Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai
pada mata. Pada umumnya bersifat ringan, pada
beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama
pada benda asing yang bersifat asam atau basa
Manifestasi klinis:
Nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing,
dan fotofobia
TRAUMA KIMIA MATA
Defenisi: Merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat
terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat
merusak struktur bola mata tersebut
Etiologi:
• Bahan bersifat asam (pH<7)
• Bahan bersifat basa (pH>7)
Pemeriksaan Penunjang:
• Kertas lakmus cek pH berkala
• Slit lamp cek bagian anterior mata dan lokasi luka
• Tonometri cek IOP
• Funduskopi direk dan indirek
Penatalaksanaan
Tatalaksana Emergensi
• Irigasi untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan
bahan kimia dan menormalkan pH mata dengan larutan
normal saline minimal 1 Liter/mata, selama minimal 15-30
menit
• Double eversi kelopak mata untuk memindahkan
material
• Debridemen pada epitel kornea yang nekrotik
Tatalaksana Medikamentosa
• Steroid mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutrofil
• Siklopegik mengistirahatkan iris, mencegah iridosiklitis
(atropine atau scopolamin) dilatasi pupil
• Antibiotik mencegah infeksi oleh kuman oportunis
NEURITIS OPTIKUS
Defenisi Peradangan dan kelainan demyelinisasi
pada nervus optikus
Gejala Klinis:
• Penurunan pengelihatan yang tiba-tiba
• Pandangan kabur atau berkabut yang tiba-tiba
• Nyeri ketika menggerakkan bola mata
• Buta warna merah
• Dewasa: unilateral, anak-anak: bilateral
Medical Exeminations:
• The head of the optic nerve can easily be visualised by a slit lamp with
high plus or by using direct ophthalmoscopy
• However, frequently there is no abnormal appearance of the nerve head
in optic neuritis (in cases of retrobulbar optic neuritis), though it may be
swollen in some patients (anterior papillitis or more extensive optic
neuritis)
Anatomical Clasification:
• Papillitis involvement of the optic disc in inflammatory and
demyelinating disorders
• Neuroretinitis combined involvement of optic disc and surrounding
retina in the macular area
• Retrobulbar neuritis involvement of optic nerve behind the eyeball
RETINITIS PIGMENTOSA
Defenisi:
Distrofi primer pigmen retina kelainan herediter
dominan yang mempengaruhi sel batang > kerucut
Gejala Klinis:
• Visual symptoms night blindness, dark adaptation,
tunnel vision
• Fundus changes retinal pigmentary changes,
narrowed retinal arterioles, pale optic disc
Pemeriksaan Penunjang