Anda di halaman 1dari 6

Berdasarkan pengalaman  Saudara, Apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan Bahan

Ajar?
Jawaban:
REFERENSI DARI BU INDRI
Mengembangkan bahan ajar
 Pengembangan diawali dengan hal ringan yang selanjutnya hal yang berat. Seperti
halnya memahami bahan yang konkret yang berikutnya menguasai yang abstrak.
 Dilakukan repetisi agar pemahaman menjadi lebih kuat.
 Feedback yang positif bisa membuat pemahaman siswa menjadi lebih kuat.
 Salah satu semangat belajar yang kuat akan menjadi aspek kunci dalam kesuksesan
belajar.
 Meraih tujuan bisa dianalogikan seperti menapaki tangga, selangkah demi langkah
dan meraih tujuan yang diinginkan.
 Dengan memperlihatkan hasil belajar yang telah dilalui kepada siswa bisa
mendorong
Sebaiknya bahan ajar yang telah ditetapkan, harus bisa dipahami oleh peserta didik tanpa
harus mengabaikan standar kompetensi dasar. Berikut merupakan garis besar dari langkah
untuk menentukan bahan ajar:
 Mengidentifikasi faktor yang ada pada kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Ketika pendidik memutuskan bahan ajar ada baiknya untuk mengidentifikasi dan
menganalisis faktor pada kompetensi yang harus diraih. Diantaranya adalah menganalisis
dan mempertimbangkan faktor kognitif, psikomotorik dan afektif. Contohnya adalah pada
faktor kognitif didalamnya terdapat empat elemen yang ada, yakni, konsep, prosedur, fakta
dan prinsip.
 Menentukan jenis bahan ajar yang cocok untuk kompetensi yang harus diraih.
Dengan kebijakan ini maka guru akan dimudahkan secara tidak langsung. Rencana tersebut
diantaranya adalah menganalisis dan mengidentifikasi ranah konsep, afektif, prinsip,
prosedur atau paduan dari materi yang lebih dari satu.
 Menentukan referensi bahan ajar. Sesudah memutuskan jenis bahan ajar, tahap
selanjutnya adalah memilih referensi dari bahan ajar. Materi dari bahan ajar bisa diperoleh
pada media seperti video, internet, jurnal, majalah, koran dan buku. Disamping itu guru
juga harus berperan aktif dan kreatif agar siswa bisa memperoleh bahan ajar alternative

REFERENSI DARI INTERNET


1. PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan langkah-langkah
yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang bermanfaat. Penatar seringkali
mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi,
jika sudah dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar
dapat digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal ada beberapa langkah
yang harus dilakukan penatar sebelum sampai pada kesimpulan bahawa bahan ajar sudah
dikembangkan dengan baik, serta bahan ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak
ada lima langkah utama dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai
berikut
Analisis         Perancangan        Pengembangan         Evaluasi          Revisi
1. 1. ANALISIS
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan perilaku awal dan
karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan penguasaan dan kemampuan
bidang ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki peserta. Seberapa jauh peserta sudah
menguasai mata tataran itu? Sementara itu karakteristik awal memberikan informasi
tentang ciri-ciri peserta.
Jika informasi tentang peserta sudah diketahui, maka inplikasi terhadap rancangan bahan
ajar dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera dikembangkan. Pengenalan yang baik
terhadap perilaku awal dan karakteristik awal peserta sangat diperlukan untuk
menentukan kebutuhan peserta dan kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat
bagi peserta.

2. PERANCANGAN
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau diperhatikan yaitu:
1. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis,
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram tentang
kompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum maupun kompetensi
khusus. Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika dirumuskan kembali dengan
kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang berlaku, antara lain dengan melengkapi
komponen tujuan pembelajaran yaitu Audience, Behavior, Condition, Degree
1. Pemilihan topik mata tataran
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah dilakukan, maka peserta
sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh peserta melalui
proses belajar. Dengan demikian petatar juga dapat segera menetapkan topik mata tataran
dan isinya. Apa saja topik, tema isu yang tepat untuk disajikan dalam bahan ajar, sehingga
peserta dapat belajar dan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan? Apa saja teori,
prinsip atau prosedur yang perlu didiskusikan dalan bahan ajar?
Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan analisis instruksional yang
telah penatar miliki. Selanjutnya penatar juga dapat menggunakan berbagai buku dan
sumber belajar serta melakukan penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang
mata tataran termasuk encyclopedia atau majalah yang ada di perpustakaan atau buk.
1. Pemilihan media dan sumber
Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah penatar memiliki analisis
instruksional dan mengetahui tujuan pembelajaran. Penatar diharapkan tidak memilih
media hanya karena media tersebut tersedia bagi penatar, disamping itu penetar
diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh kesediaan beragam media canggih yang
sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat, media
yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta dalah proses belajar. Jadi pilihlah media
yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik mata tataran, yang memudahkan peserta
belajar, serta yang menarik dan disukai peserta. Kata kuncinya adalah: Media yang dapat
membelajarkan peserta. Media itulah yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih
1. Pemilihan strategi pembelajaran
Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika merancang aktivitas
belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus berhubungan dengan penentuan
tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang harus disajikan dalam topik mata
tataran. Hal ini tidaklah terlalu sulit jika sudah memiliki peta konsep dari apa yang ingin
dibelajarkan. Jika sudah mengetahuinya maka bagaimana materi itu disajikan, secara
umum dapat dikatakan bagaimana struktuk bahan ajarnya.
Berbagai urutan penyajian dapat dipilih berdasarkan urutan kejadian atau kronologis,
berdasarkan lokasi, berdasarkan sebab akibat dan lain sebagainya.
3. PENGEMBANGAN
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk mengembangkan bahan
ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat membantu untuk memulai pengenbangan
bahan ajar:
1. Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari penyususnan buku
atau panduan praktik
2. Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan
3. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal
4. Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan pengalaman belajar
kepada peserta
5. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan komponen
penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik, bermanfaat dan efektif bagi peserta
6. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar juga
berperan dalam membuat bahan ajar
7. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif, argumentatif
dan perintah sangat penting agar peserta dapat memahami maksud penatar.
4. EVALUASI DAN REVISI
Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari berbagai pihak
terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini hendaknya dipandang sebagai
masukan untuk memperbaiki bahan ajar dan menjadikan bahan ajar lebih berkualitas.
Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat efektifitas bahan ajar yang dikembangkan.
Apakah bahan ajar yang dikembangkan memang dapat digunakan untuk belajar-
dimengerti, dapat dibaca dengan baik dan dapat membelajarkan peserta. Di samping itu
evaluasi diperlukan untuk memperbaiki bahan ajar sehingga nmenjadi bahan ajar yang
baik.
Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu
1. Telaan oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta ketepatan
cakupan)
2. Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian diminta
untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat
kesukaran)
3. Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar, kemudian
diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwjahan
dan tingkat kesukaran)
4. Uji coba lapangan ( Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar dapat
mencapai tujuan?. Apakah bahan ajar dianggap memadai dan seterusnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan ajar yang mungkin
dilakukan antara lain:
1. menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu
2. Memperluas penkelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang dianggap
masih kurang
3. Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu
4. Memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna peserta
5. Memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk meningkatkan
keterbacaan
6. Menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif
7. Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan
membantu peserta belajar
Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan
penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga diperoleh bahan ajar yang
utuh dan terpadu.

MENURUT SAYA
Dalam mengembangkan bahan ajar yang baik ada lima langkah utama yang sebaiknya
diikuti yaitu:
(1) Analisis, (2) Perancangan, (3) Pengembangan, (4) Evaluasi, (5) Revisi.

Tahap analisis merupakan tahap untuk mencari informasi mengenai perilaku dan
karakteristik awal
Tahap perancangan adalah tahap perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan hasil
analisis, pemilihan topik mata pelajaran, pemilihan media dan sumber, serta pemilihan
strategi pembelajaran
Tahap pengembangan merupakan tahap penulisan bahan ajar secara utuh.Tulislah apa
yang dapat ditulis
Tahap evaluasi merupakan tahap yang harus dilalui untuk memperoleh masukan bagi
penyempurnaan bahan yang telah dikembangkan. Ada 4 cara yang dapat dilakukan yaitu
telaah oleh ahli materi, uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan
Tahap revisi adalah tahap untuk melakukan perbaikan terhadap bagian bahan ajar yang
perlu diperbaiki berdasarkan komentar yang dilakukan saat uji coba.

Bagaimana  Saudara menyusun Bahan Ajar untuk  pembelajaran Daring?

Dalam proses pengembangan bahan ajar terdapat 7 faktor yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunannya sehingga bahan ajar tersebut benar-benar menjadi bahan ajar yang
efektif dan efisien. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut
1. Kecermatan isi, berkenaan dengan validitas isi dan keselarasan isi
2. Ketepatan cakupan, berkenaan dengan keluasaan dan kedalaman materi, serta
keutuhan konsep yang dibahas berdasarkan bidang ilmunya
3. Ketercernaan bahan ajar, berkenaan dengan kemudahan bahan ajar tersebut
dipahami dan dimengerti oleh pengguna
4. Penggunaan bahasa, berkenaan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata,
penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang bermakna
5. Perwajahan/pengemasan, berkenaan dengan penataan letek informasi dalam satu
halaman cetak
6. Ilustrasi, berkenaan dengan variasi penyampaian pesan dalam bahan ajar agar lebih
menarik, memotrivasi, komunikatif dan membantu pemahaman terhadap isi pesan
7. Kelengkapan, komponen, berkenaan dengan paket bahan ajar yang dapat berfungsi
sebagai komponen utama, komponen pelengkap dan komponen evaluasi.
REFERENSI DARI INTERNET
Teknik Penyusunan Bahan Ajar Yang Perlu Dipahami
1.      Teknik penyusunan bahan ajar cetak
Dalam teknik penyusunan bahan cetak ,ada beberapa ketentuan yang hendaknya kita
jadikan pedoman ,diantranya sebagai berikut :
a.       Judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompentensi dasar atau materi
pokok yang harus dicapai oleh peserta didik.
b.      Untuk menyusun bahan cetak ,ada enam hal yang harus dimengerti (Steffe dan
Ballstedt dalam Diknas ,2004),yaitu:
1.      Susunan tampilan harus jelas dan menarik.
2.      Bahasa yang mudah.
3.      Mampu menguji pemahaman.
4.      Adanya stimulan.
5.      Kemudahan dibaca.
6.      Materi intruksional.

2.      Teknik Penyusunan Bahan Ajar Audio


Bahan ajar Audio merupakan salah satu bentuk bahan ajar bahan ajar yang menggunakan
teknologi. Teknik penyususun bahan ajar ini meliputi beberapa hal sebagai berikut: 1[8]
a.       Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar
kecilnya materi.
b.      Adanya petunjuk penggunaan.
c.       Informasi pendukung dijelaskan secara jelas,padat,dan menarik dalam bentuk tertulis
yang kemudian direkam dalam pita kaset,piringan hitam(PH) atau compact disc (CD).
d.      Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain.
e.       Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan
yaitu,sewaktu peserta didik menirukan apa yang mereka dengar.
f.       Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi,misalnya
buku,majalah,internet,atau jurnal hasil penelitian sebagai bahan dalam membuat program
audio.

3.      Teknik Penyusunan Bahan Ajar Aoudio Visual


Untuk Teknik Penyusunan Bahan Ajar Aoudio Visual,harus diakuai memang cukup
rumit.Menurut Diknas(2004),beberapa teknik Penyusunan Bahan Ajar Aoudio Visual
meliputi:
a.       Analisis kurikulum
b.      Penentuan media
c.       Skema yang sekuensi ( biasa dikenal dengan skenario) dari sebuah program
video/flim atau skrip.
d.      Penggambilan gambar.
e.       Proses editing.

1
4.      Teknik Penyusuanan Bahan Ajar Interaktif
Secara garis besar,berikut adalah teknik penyusunan Bahan Ajar Interaktif Menurut
Diknas(2004).
a.       Dalam penyusunan bahan ajar interaktif ,diperlukan pengetahuan dan keterampialan
pendukung yang memadai,terutama dalam mengoperasikan peralatan seperti
komputer,kamera video,dan kamera foto.
b.      Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disc.
c.       Menurunkan judul dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar
kecilnya materi.
d.      Menuliskan petunjuk pembelajrannya.
e.       Menjelaskan informasi pendukung secara jelas,padat dan menarik dalam bentuk
tertulis maupun gambar diam atau bergerak.
f.       Menuliskan tugas-tugas dalam program interaksif .
g.      Melakukan penilaian terhadap hasil karya dari yang diberikan yang pada akhir
pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui komputer.
h.      Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi,misalnya
buku,majalah,internet dan jurnal hasil penelitian sebagai bahan dalam membuatan
program bahan ajar interaktif.

Anda mungkin juga menyukai