Anda di halaman 1dari 4

Frekuensi penyakit, faktor resiko bisa

STUDY DESIGN bertambah, berkurang atau konstan


selama beberapa waktu.
Disease rates berubah setiap waktu dan
perubahan ini umumnya bisa diprediksi.
2. Analysis by place
Kasus kesehatan bisa berbeda tergantung
geografisnya. Kita bisa memakai tempat
lagir, tempat inggal, urban/rural, dll
tergantung keterkaitannya dengan
penyakit.
3. Analisis by person
Berdasarkan beberapa kategori (age,
racial, sex, teen, blonde, asian), ciri yang
di dapat (imunitas, status perkawinan),
pekerjaan/ aktivitas, dan kondisi
ekososBUD serta akses kesehatan.

CROSS-SECTIONAL STUDIES

 PREVALENCE STUDY menjelaskan


frekuensi sifat tertentu (conth: paparan,
penyakit) di suatu populasi pada jangka
waktu tertentu.

 Prevalence ratio = A/(A+B):C/(C+D)

D+ D- TOTAL

FR + A B A+B

EXPERIMENTAL STUDY  peneliti melakukan


FR - C D C+D
modifikasi thd risk faktor, mengubah perkembangan
hasil. Peneliti punya kuasa untuk menentukan
yang terpapar dan tidak. Ngoahahaha TOTAL A+C B+D A+B+C+D

OBSERVATIONAL STUDY  cuma mengumpulkan


data. Keadaan dibiarkan ada apanya.

DESCRIPTIVE STUDY  mendeskripsikan distribusi


penyakit (waktu, orang, tempat) pada populasi.
Tidak ada grup pembanding. Tidak ada analisis
sebab-akibat yang bisa ditarik.

 Waktu  beberapa penyakit punya pola


kemunculan reguler dan bisa diprediksi.
Contoh: influenza.
 Tempat  deskripsi suatu kejadian
berdasarkan tempat (geografis) dari
masalahnya. Bisa tempat kelahiran, tempat
tinggal, pekerjaan, unit RS, rural/urban, dll Study Process:
Contoh: penyakit tertentu menyebar lebih  Hipotesis
cepat di area urban.  Identifikasi variabel
 Person  ciri bawaan (ras, usia, kelamin), Risk factor (independent variable) dan
ciri didapat (imun, status kawin), aktivitas penyakit (dependent variable)
(pekerjaan, merokok, pengobatan)  Asesmen risk factor dan penyakit:
Contoh: hemophili, premenopousal women Interview, pemeriksaan fisik, lab, rekam
 lower heart disease risk. medik, dll.
ANALYTIC STUDY : Keuntungan:
1. Analytical by time  Cepat dan mudah
 Tidak ada kehilangan follow up - Dari kasus dan kontrol: selection
 Bisa untuk investigasi banyak paparan dan bias
hasil - Dari pengumpulan data tentang
faktor resiko: memory/info bias
Kerugian: - Dari analisis: confounding bias.
 Sulit menghubungkan sebab akibat  Odds ratio : Odds of cases : odds of
 Tidak cocok untuk penyakit langka krn controls
jumlah harus besar
 Tidak cocok untuk penyakit dengan durasi
singkat

CASE-CONTROL STUDY

 Study backward dari penyakit (akibat) ke


risk faktor (sebab)
 Orang dengan/tanpa penyakit di
identifikasi, lalu ada tidaknya paparan
pada faktor resiko di tentukan.

Keuntungan :

 Efisiensi studi pada kasus langka


 Efisien pada kasus kronis
 Sering membutuhkan sampel size yang
lebih kecil
 Lebih murah
 Banyak risk factor bisa di teliti

Kerugian :

 Tidak tahu yang mengawali penyakit atau


paparan
 Mendapatkan informasi valid tentang
eksposur di masa lalu (recall bias)
 Pemilihan grup kontrol yang mungkin sulit
(selection bias)
 Tidak cocok untuk investigasi eksposur
yang langka.
Study Process
COHORT STUDY
 Selection of cases
Tentukan kasus, lebih baik kasus insiden,  Penelitian bergerak kedepan dari /[sebab]
representatif dari kasus total ke [akibat]
 Selection of controls
Harus representatif dari populasi, pastikan
risk factor tidak terkait penyakit lain.
 Sumber kasus dan kontrol
Kasus: RS, komunitas, dll
Kontrol: RS, komunitas, keluarga, ttg
 Asesmen eksposur pada risk factor
- Harus yakin dengan prosedur
antara kasus dan kontrol
- Gunakan rekam medis atau
dokumen sebanyak mungkin Study Process
- Tetapkan eksposur pada risk
factor 1. Seleksi studi cohort
 Kurangi bias - Total populasi, dibagi oleh risk
factor exposure
- Grup khusus yang punya
karakteristik khusus
- Kelompok resiko atau exposure,
seperti pekerja pabrik
2. Pemilihan grup kontrol tanpa risk factor
dari populasi general, populasi sample
3. Memastikan grup exposure dan non
exposure tidak mengidap penyakit
sebelum penelitian dimulai
4. Data collection
Risk Factor: rekam medis, pemeriksaan
medis, pengukuran lingkungan, kuisioner.
Masalah: efek negatip, perubahan pada
eksposur
Bisa losses to follow-up
5. Method of data analisis
CLINICAL TRIAL
RELATIVE RISK/Ratio Insidence = A/
(A+B) : C/ ( C+D ) Study Process:

1. Statement of the research


D+ D- Apakah terapi intensif lebih “superior” dari
terapi standard pada DM?
FR + A B 2. Parameter yang penting utk mengukur
jawaban pertanyaan adalah primary end
FR - C D point (bisa lebih dari satu end point)
 Quality of life
 Survival
 Komplikasi
3. Randomization  hanya dipengaruhi
probabilitas tanpa campur tangan
pasien/dokter

Scheme clinical trial


Kentungan:

 Kalkulasi langsung terhadap resiko relatif


 Bisa menahan informasi pada kejadian
penyakit
 Hubungan sebab akibat yang jelas
 Efektif pada eksposur yang langka
 Bisa mengamati banyak efek sekaligus
dari single exposure
 Minim bias
 Desain observasi terbaik untuk mendirikan
hubungan sebab akibat

Kerugian : Scheme cross-over clinical trial

 Menghabiskan waktu
 Butuh sampel besar
 Mahal
 Gagal follow up
 Tidak efisien pada penyakit yang langka
 Exposure berubah
 Etnik
4. Blinded Fashion
 Single blind: pemberian terapi tidak
diketahui pasien atau dokter
 Double blind: pasien dan dokter tidak
tahu isi terapinya apa.
5. Data collection  cohort
6. Data analysis  cohort
7. Ethical

Keuntungan:

 Randomisasi  keseimbangan, hasil murni


 Informasi detil bisa didapat
 Level dosis bisa ditentukan oleh peneliti 4. Quasi Experimental Design
a. Time series design
 Blinding bisa mengurangi distorsi hasil
Subjek tidak random. Sebelum
Kerugian: eksperimen, di test beberapa kali utk
mengetahui kestabilan. Tidak ada
 Pembatasan subjek mengurangi kelompok kontrol.
generalisasi penemuan di pasien lain O1  O2  O3  X  O4  O4  O5
 Masalah etik dan finansial b. Control Time Series Design
O1  O2  O3  X  O4  O4  O5
Eksperimental Design
O1  O2  O3  (-)  O4  O4  O5
Eksperimen selalu ada perlakuan (X) dan grup Dengan grup kontrol.
pembanding (control group) c. Non randomized Control Group
Pretest-Post test design
1. Pre-eksperimental O1  X  O1
a. One-shot-case study O1  (-)  O2
Satu kelompok, satu perlakuan. Tanpa
kelompok pembanding. Biasanya studi
kasus.
XO
b. One- group pretest – post-test
O1  X  O2
O1 = keadaan sebelum test (pretest)
O2= keadaan sesudah test (posttest)
Tidak ada grup pembanding.
c. Static group comparison
X  O1
(-)  O2
X = grup eksperimental
(-) = grup kontrol (tanpa perlakuan)
Ada grup pembanding
2. True Eksperimental Design
Subjek selalu diambil secara random (R)
a. Pretest – Post-test with control group

b. Post-test only control group

3. Randomized Solomon four group

Anda mungkin juga menyukai