Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS


DI DUSUN KAMPUNG TANGNGA DESA AENG TOA KECAMATAN
GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR

12 – 18 AGUSTUS 2020

KELOMPOK 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK

2019-2020

Stikes Gunung Sari Makassar


LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI
PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS
DI DUSUN KAMPUNG TANGNGA DESA AENG TOA KECAMATAN
GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR

12 – 18 AGUSTUS 2020

KELOMPOK 1

Sukmawati Nim : 19193006


Yalmin Nim : 19193011
Tri Husin Ode Husain Nim : 19193069
A. Imran Nim : 19193062

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK
2019-2020

Stikes Gunung Sari Makassar


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang

dikehendaki-Nya. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan komunitas yang berjudul “ Pelayanan Dan

Asuhan Keperawatan (Askep) Komunitas Di Dusun Kampung Tangga Desa Aeng

Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar” dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan pembawa

kabar gembira.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan

dalam menyelesaikan laporan ini. Dimana Makalah ini penulis menajukan laporan ini

untuk memenuhi tugas stase komunitas. Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk

memberikan yang terbaik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik

dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam usaha menyelesaikan penulisan laporan ini tentu telah melibatkan banyak

pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang

positif demi terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan laporan ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah SWT.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga laporan ini dapat

memberikan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada

khususnya sehingga diharapkan dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.

Takalar, 14 Agustus 2020

Penulis

Stikes Gunung Sari Makassar


Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala

bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang

dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,

maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan

dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat

pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut

dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota

masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya

UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban

untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,

keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.

Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran,

antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi

Stikes Gunung Sari Makassar


kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan

menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya

meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan

pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakan konsep kesehatan dan

keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat

profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan

kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi Profesi NersStikes

Gunung Sari Makassar Angkatan X melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan

Komunitas Di Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara

Kabupaten Takalar.

Dipilihnya daerah dusun kampung Tangnga sebagai tempat keperawatan

komunitas karena merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan

Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners Stikes Gunung Sari Makassar

disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada

msyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan

tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu, dan juga memberikan

pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan atau

mempraktikkan secara langsung  bagaimana cara mengatasi penyakit yang berhubungan

dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat

membahayakan kesehatan masyarakat sendiri.

Stikes Gunung Sari Makassar


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah

diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan

Keperawatan Komunitas Di Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa

Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat Di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat Di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat Di

Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara

Kabupaten Takalar.

d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada Di Dusun Kampung

Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

Stikes Gunung Sari Makassar


f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

2. Waktu

Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun Kampung Tangnga Desa

Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dimulai pada tanggal

12 – 18 Agustus 2020.

3. Tempat Praktik

Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan didusun Kampung Tangnga Desa

Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar

Stikes Gunung Sari Makassar


BAB II

LANDASAN TEORI

Keperawatan Komunitas

A. Pengertian Keperawatan Komunitas

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok

khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang

telah melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di

kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,

kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan

lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat

petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan

sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health)

dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan

perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang

ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai

kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk

Stikes Gunung Sari Makassar


meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu

mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan

yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan

dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta

masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/

kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan

tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan

perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat

untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri

dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas

sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,

mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan

pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri

menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

B. Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok,

yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins,

1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi

individu, keluarga dan masyarakat.

a. Individu Sebagai Klien

Stikes Gunung Sari Makassar


Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek

biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai

klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup

kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan

fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju

kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri

atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan

fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan

aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan

salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:

1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

memperbaiki atau pun mengabaikan masalah kesehatan didalam

kelompoknya sendiri.

3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang

diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh

anggota keluarga tersebut.

c. Masyarakat Sebagai Klien

Stikes Gunung Sari Makassar


Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh

adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas

yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan

komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan

fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah

kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada

empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan

fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang

berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan

perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit

kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada

pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.

Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan

yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang

sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada

individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai

masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative

dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk

pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang

Stikes Gunung Sari Makassar


ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun

sakit mencakup siklus hidup manusia.

C. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

a. Upaya Promotif

Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat dengan jalan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur

5) Pendidikan seks

b. Upaya Preventif

Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap

individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,

maupun kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di

rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui

c. Upaya Kuratif

Stikes Gunung Sari Makassar


Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang

menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:

1) Perawatn orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas

dan Rumah Sakit

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan

nifas

4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun

terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita

kusta, patah tulang, kelainan bawaan

2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti

TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi

e. Upaya Resosialitatif

Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus

kedalam pergaulan masyarakat.

D. Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk

mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan

memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi.

Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:

Stikes Gunung Sari Makassar


a. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari

upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh

semua orang.

b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara

berkelanjutan.

d. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an kesehatan,

menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi

perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.

e. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

berkesinambungan.

f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya.

la harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam

pelayanan kesehatan mereka sendiri.

E. Filosofi Keperawatan Komunitas

Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai

berikut:

a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang

b. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan

c. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu

meningkatkan kesehatannya

d. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi

dirinya

Stikes Gunung Sari Makassar


e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang

berbeda pada waktu yang berbeda

f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar

belakang budaya, agama dan sosial klien

g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda

pada waktu yang berbeda

h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang

internal dan eksternal

i. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan

j. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya

k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang

berbeda

l. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien

bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan

menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistematik

m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu

akan merubah kebutuhan kesehatan

F. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang

dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap

individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian

lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan

Stikes Gunung Sari Makassar


masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu,

keluarga serta masyarakat.

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara

meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka

mengatasi masalah keperawatan

3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan

dan asuhan keperawatan

4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan

pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat

5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut

dan asuhan keperawatan di rumah

6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi

yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di

Puskesmas

7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk

menuju keadaan sehat optimal

c. Fungsi

Stikes Gunung Sari Makassar


1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah

klien melalui asuhan keperawatan.

2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan

3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran

serta masyarakat

4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan (Mubarak, 2006).

G. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk

individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga

penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau

termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988)

sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:

a. Tingkat Individu

Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai

masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di

poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah

kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.

b. Tingkat Keluarga

Stikes Gunung Sari Makassar


Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur

sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah

kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,

memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan

yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk

meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan

Masyarakat difo¬kuskan pada keluarga rawan yaitu: Keluarga yang belum

terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang

belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan

neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa

diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular

atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik) Keluarga dengan

resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi,

seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi

Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,

infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan

neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan

kasus percobaan bunuh diri.

c. Tingkat Komunitas

Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien

1) Pembinaan kelompok khusus

2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.

H. Strategi Keperawatan Komunitas

Stikes Gunung Sari Makassar


Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu

digunakan strategi sebagai berikut:

a. Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan

masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi

b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan

menggunakan birokrasi

c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau

program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar.

Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan kesehatan

komunitas perlu juga diberi strategi:

d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan

kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas melalui kegiatan

penataran.

e. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan

temu karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun puskesmas.

f. Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan melalui

pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan teknis dalam

bidang kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.

g. Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.

h. Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat

dipengaruhi oleh 4 faktor:

Stikes Gunung Sari Makassar


1) lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga

dimana ia tumbuh dan berkembang. Factor ini mencakup lingkungan.

Fisik, social budaya, dan biologi.

2) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam

masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.

3) Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik

sebagai upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan swadaya

masyarakat dan atau keluarga sendiri.

4) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga

I. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa

prinsip, yaitu:

a. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang

besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada

keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

b. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral

(Riyadi, 2007).

c. Secara langsung

Stikes Gunung Sari Makassar


Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,

klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik

mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

d. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas

dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau

tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,

2005).

e. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan

beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang

ada (Mubarak, 2005).

J. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat

diantaranya adalah:

a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan

yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan

keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir

dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan

Stikes Gunung Sari Makassar


perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang

optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan

mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun

hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan

seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam

fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi

pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat

tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat

menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil

yang telah didapat (Mubarak, 2005).

c. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik

dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan

dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat

komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya

melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien

adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya

peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien

terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005). Tugas perawat

Stikes Gunung Sari Makassar


sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan

keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi

pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan

melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan

dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan

(Mubarak, 2005).

e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan

beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli

radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses

penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses

pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.

Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang

akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani

perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.  Perencanaan ini

Stikes Gunung Sari Makassar


dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi

kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-

masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap

status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi

dan pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan

dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.

Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima

pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and

Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif

merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya

atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan

adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan

kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali

kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan

peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,

membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien

melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Stikes Gunung Sari Makassar


k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care

Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada

masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.

K. Kondisi Kesehatan

Menurut WHO (1947), sehat  dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang

sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari

penyakit atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik

berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan

Mandle. 1994):

1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3)  Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan

yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan

mengoptimalkan potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja

masyarakat , difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan

wilayah.

Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan

Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan

Stikes Gunung Sari Makassar


Serta Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan

Kesehatan Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik

melalui pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan.

Dengan

L. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas

1) Alergi Kulit (radang kulit)

Penyebab dari alargi kulit adalah : kosmetik, detergen, sabun mandi,

perhiasan imitasi, kain yang kasar, pakaian pelembab dan makanan tertentu

dan gejalanya yaitu : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal.

2) Amandel

Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang tenggorokan,

gejalanya meliputi : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan,

demam, menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua

belah sisi di belakang tenggorokan

3) Anemia

Gejala dari penyakit anaemia yaitu : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata

pucat, mudah lelah, lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah

berolahraga dan denyut jantung cepat dan penyebabnya adalah kurang zat besi dan

vitamin B12, kehilangan darah sewaktu melahirkan dan faktor keturunan.

4) Asam Urat

Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang

dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium

Stikes Gunung Sari Makassar


urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat

didalam darah (hiperurikemia)

Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan,

bengkok pada sendi yang terkena asam urat

Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan

penumpukan kristal asam urat didalam sendi 

5) Asma

Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan

saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang

menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara. Gejala :

mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di

tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat. Penyebab:

radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang menimbulkan iritasi

seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan panas, udara kotor,

bulu dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing, unggas, dll.) 

6) Batuk

Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda

asing selain udara yang masuk. Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal.

Adanya dahak di saluran pernafasan. Penyebab : penyempitan saluran

pernafasan, produksi dahak yang berlebihan disaluran tenggorokan karena

infeksi atau masuknya benda asing seperti debu, asap atau cairan makanan

secara tidak sengaja.

7) Diare

Stikes Gunung Sari Makassar


Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar

lebih dari 3 kali sehari. Gejala  :  frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali

sehari, kotoran encer dan banyak air, sakit atau kejang perut disertai demam

Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi

pada usus, rasa cemas atau stress berlebihan.

8) Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung

Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas

atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau

rasa sakit atau rasa terbakar di perut. Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan

asam, berat badan menurun. Penyebab : merokok, minum alkohol, stress,

sering menunda makan pada saat jam makan, kurang makan sayur dan buah

serta kurang minum air putih.

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Data Demografi

Pendataan ini dilakukan di Dusun Kampung Tangga selama 7 hari dari tanggal

12 – 18 Agustus 2020 yang dilakukan oleh mahasiswa program Profesi Ners Stikes

Guung Sari Makassar sebanyak 4 orang. Dusun kampung Tangga termasuk dalam

wilayah Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar yang terdiri

dari 4 dusun, yaitu : dusun kampung Tangga, dusun Aeng toa, dusun Pa’batangan,

dusun Sari Bangga.

Dusun Kampung Tangga terdiri dari 200 kk, dan jumlah jiwa secara

keseluhan di dusun Kampung Tangga adalah sekitar 700 jiwa dan pada saat

pendataan pendataan kelompok mendata 63 KK dengan jumlah  jiwa 231 yang

Stikes Gunung Sari Makassar


terdiri dari 45 anak usia bayi-balita,  125 orang usia 6-12 tahun, 112 orang usia 13-

21 tahun, 237 orang usia 22-55 tahun, dan 33 orang usia lansia (> 55). Hal ini terjadi

karena pada saat pendataan ada keluarga yang tidak berada ditempat.

B. Persiapan Dan Pelaksanaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, maka

melalui  Praktek Keperawatan Komunitas  Mahasiswa Program Profesi Ners Stikes

Gunung Sari Makassar di dusun Kampung Tangga yang didalamnya dilakukan

pendekatan keperawatan komunitas yang didalamnya dilakukan pendekatan

keperawatan keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan kesehatan utama

pada masyarakat.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan Dusun kampung

Tangga di desa Aeng Toa terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey

wilayah binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), dan

penyukuhan yang melibakan kepala dusun, kepala desa, dan beberapa masyarakat.

Kegiatan keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan

pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan tekhnis

sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari  pengkajian, perencanaan, implementasi,

evaluasi.

1. Persiapan

a. Persiapan Kemasyarakatan

Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan

kepala Desa Kampung Tanngga, serta identifikasi beberapa tokoh

masyarakat di dusun Kampung Tangnga yang dilaksanakan pada tanggal 12

Agustus 2020. Setelah mengidentifikasi tokoh masyarakat, pada tanggal 13

Stikes Gunung Sari Makassar


Agustus 2020 kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan membina

hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan

tentang tujuan dan melakukan pendataan Praktek Keperawatan Komunitas

Mahasiswa  Program Profesi Ners Stikes Gunung Sari Makassar di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa, Kec. Galesong utara Kab, Takalar.

Tanggal 19 Februari 2016, pihak mahasiswa mengadakan pertemuan

dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan guna membahas

rencana pertemuan awal dan mengidentifikasi tokoh masyarakat yang akan

diundang pada pertemuan awal. Tanggal 13 Februari 2016, dilakukan

penyebaran undangan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama pemuda serta

kader kesehatan untuk menghadiri pertemuan MMD II.

b. Persiapan Teknis

Persiapan tehnis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi

mengorganisir anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan

pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta

mengidentifikasi  wilayah Lingkungan dusun Kampung Tangnga Desa Aeng

Toa Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.

2. Pelaksanaan

Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, &

evaluasi.

a. Pengkajian

1) Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

Stikes Gunung Sari Makassar


a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-

masing rumah penduduk, wawancara langsung kepada pihak

keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit,

serta observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan

pengumpulan data ini dilakukan tanggal, 13 Agustus 2020 (pagi -

sore).

b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah

dilakukan, yaitu tanggal 14 Agustus 2020.

2) Hasil Tabulasi Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi dalam

bentuk tabel.

Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

I. Data Demografi

Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Umur Frequency Percent


1 0-5 Tahun (Balita) 21 9,1%
2 5 – 11 Tahun (Anak – Anak) 36 15,6%
3 12 – 16 Tahun (Remaja Awal) 24 10,4%
4 17 – 25 Tahun (Remaja Akhir) 30 13,0%
5 26 -35 Tahun (Dewasa Awal) 39 16,9%
6 36 – 45 Tahun (Dewasa Akhir) 31 13,4%
7 46 -55 Tahun (Lansia Awal) 28 12,1%
8 56 – 65 Tahun (Lansia Akhir) 14 6,1%

Stikes Gunung Sari Makassar


7 > 65 Tahun (Manula) 8 3,4%
Jumlah 231 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2010
Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa kelompok usia terbanyak adalah kelompok
usia 26 – 35 tahun (Dewasa awal) yaitu 39 orang (16.9%) dan kelompok usia
paling sedikit adalah kelompok usia > 65 tahun (Manula). Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Dusun Kampung Tangnga adalah
usia produktif

Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jenis kelamin Frequency Percent


1 Laki-laki 112 48,5%
2 Perempuan 119 51,5%
Jumlah 231 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 2 di atas, penduduk terbanyak adalah perempuan yaitu 119 orang
(51.5%) dari 63 kk yang di data. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah
Dusun Kampung Tangnga begitu padat dimana yang terbanyak perempuan.

Tabel 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Agama Frequency Percent
1 Islam 231 100%
2 Kristen 0 0%
Jumlah 231 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 3diatas bahwa dari 63 kk penduduk di wilayah Dusun Kampung
Tangnga yang didata semua beragama islam yaitu 231 orang (100%).

Tabel 4
Distribusi KK Berdasarkan Pendidikan
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Tingkat pendidikan Frequency Percent
1 Tidak sekolah 40% 17.3%
2 TK 7 3.0%
3 SD 110 47.7%
4 SLTP 39 16.9%
5 SMA 34 14.7%
6 AK/PT 1 0.4%
Stikes Gunung Sari Makassar
Jumlah 231 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan dari 231 orang yang di data dari 63 KK
tingkat pendidikan terbanyak adalah SD yaitu sebanyak 110 orang (47.7%) ,
sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan tinggi  menempati jumlah yang
terkecil yaitu 1 orang (0.4%). Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan penduduk
dalam menerima informasi yang akan mempegaruhi perubahan perilaku yang
berkaitan dengan kesehatan.

Tabel 5
Distribusi KK Berdasarkan pekerjaan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pekerjaan Frequency Percent


1 PNS 0 0%
2 Petani 15 6.4%
3 IRT 47 20.3%
4 Swasta 24 10.4%
5 Tidak bekerja 15 6.5%
6 Nelayan 24 10.4%
7 BHL (Buruh Harian Lepas) 24 10.4%
8 Pelajar 82 35.5%
Jumlah 231% 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 231 orang dari 63 KK yang
didata sebagian besar penduduk di Dusun Kampung Tangnga adalah pelajar dan
tidak ada yang bekerja sebagai PNS. Hal ini sangat mempengaruhi sumber
pendapatan para penduduk.

Tabel 6
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Fisik
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Keadaan Sakit Frequency Percent


1 Sehat 199 86%
2 Sakit 32 14 %

Stikes Gunung Sari Makassar


Jumlah 231 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari 231 orang dari 63 KK yang
didata, 119 orang (86%) penduduk Dusun Kampung Tangnga sehat dan sebanyak 32
orang (14%) sakit.

Tabel 7
Distribusi KK Berdasarkan Data Ekonomi
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Data Ekonomi Frequency Percent
1 Penghasilan <1.ooo.ooo 25 40%
2 Penghasilan <1.ooo.ooo – 3.000.000 38 60%
3 Penghasilan >3.000.000 0 0%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dari 63 KK yang
didata,sebanyak 38 orang (60%) rata –rata penghasilan penduduk di Dusun
Kampung Tangnga yaitu <1.ooo.ooo – 3.000.000.

11. Lingkungan Fisik


A. Perumahaan
Tabel 8
Distribusi KK Berdasarkan Status kepemilikan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Status kepemilikan Frequency Percent


1 Sewa 0 0%
2 Numpang 12 19%
3 Milik sendiri 51 81%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa dari 63 kk yang didata,
sebagian besar penduduk Dusun Kampung Tangnga memiliki rumah sendiri

Stikes Gunung Sari Makassar


sebanyak 51 orang (81%) sedangkan yang lainnya numpang dan tinggal
serumah dengan KK yang lain sebanyak 12 (19%) dan tidak ada yang
mengontrak 0 (0%).

Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Tipe Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Tipe Rumah Frequency Percent
1 Permanen 37 72,5%
2 Semi permanen 11 17.4%
3 Tidak permanen 3 4.8%
Jumlah 51 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa dari 63 KK yang diadata sebagian besar
Kepala Keluarga di Dusun Kampung Tangga memiliki Rumah permanen sebanyak 37
(72,5%) KK dan semi pemanen 11 (17.4) KK dan tidak permanen sebanyak 3 (4.8%)

Tabel 10
Distribusi KK Berdasarkan Lantai
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Lantai Frequency Percent


1 Tanah 0 0%
2 Papan 2 4%
3 Tegel 38 74.4%
4 Semen 11 21.6%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 10 diatas menunjukkan bahwa dari 51
Tabel 11
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Setiap Kamar
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jendela Setiap Kamar Frequency Percent


1 Ya 20 39.2%
2 Tidak 31 60.8%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 11 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata bahwa
rumah yang memiliki jendela setiap kamar sebanyak 20 (39.2%) dan rumah yang tidak

Stikes Gunung Sari Makassar


memiliki jendela setiap kamar sebanyak 31 (60.8%). Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak rumah penduduk di Dusung Kampug Tangga yang belum memenuhi syarat
rumah sehat.

Tabel 12
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Setiap Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Apakah di buka setiap hari Frequency Percent


1 Ya 37 72.5%
2 Tidak 14 27.5%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 12 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata bahwa
rumah yang memiliki jendela setiap rumah sebanyak 37 (72,5%) dan rumah yang tidak
memiliki jendela setiap rumah sebanyak 14 (27,5%). Hal ini menunjukkan bahwa
banyak rumah penduduk di Dusung Kampug Tangga yang memenuhi syarat rumah
sehat.

Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan di Buka Setiap Hari
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Apakah di buka setiap hari Frequency Percent


1 Ya 21 41,1%
2 Tidak 30 58,9%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 13 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata bahwa
rumah yang memiliki jendela setiap hari di buka sebanyak 21 (41,1%) dan jendela
rumah yang tidak di buka setiap hari sebanyak 30 (58,9). Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku hidup sehat penduduk di Dusung Kampug Tangga masih kurang baik.

Tabel 14
Distribusi KK Berdasarkan Pencahayaan Dalam Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pencahayaan Dalam Rumah Frequency Percent


1 Terang 12 23,5%
2 Remang-remang 30 58,9%

Stikes Gunung Sari Makassar


3 Gelap 9 17,6%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 14 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata bahwa
rumah yang memiliki pencahayaan terang dalam rumah sebanyak 12 (23,5%),
pencahayaan remang-remang dalam rumah sebanyak 30 (58,9%) dan pencahayan gelap
dalam rumah sebanyak 9 (17,6%). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku hidup sehat
penduduk di Dusung Kampug Tangga masih cukup kurang.

Tabel 15
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Tetangga
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jarak Rumah Dengan Tetangga Frequency Percent


1 Bersatu 4 7,8%
2 Dekat 40 78,4%
3 Terpisah 7 13,8%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata bahwa
jarak rumah bersatu dengan tetangga sebanyak 4 (7,8%), jarak rumah dekat dengan
tetangga sebanyak 40 (78,4%) dan jarak rumah terpisah dengan tetangga sebanyak 7
(13,8%). Hal ini menunjukkan bahwa rumah penduduk di Dusun Kampug Tangga
cukup padat.

Tabel 16
Distribusi KK Berdasarkan Halaman Di Sekitar Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Halaman Di Sekitar Rumah Frequency Percent


1 Ada 13 25,5%
2 Tidak 38 74,5%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 16 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata bahwa
ada halaman di sekitar rumah sebanyak 13 (25,5%), tidak ada halaman di sekitar rumah
sebanyak 38 (74,5).

Stikes Gunung Sari Makassar


Tabel 17
Distribusi KK Berdasarkan Lokasi Halaman Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Lokasi Halaman Frequency Percent


1 Di Depan 7 54%
2 Di Samping 3 23%
3 Di Belakang 3 23%
Jumlah 13 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 17 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang di data dan
memiliki halaman rumah sebanyak 13 rumah, sebanyak 7 (54%) halaman rumah berada
di depan ,sebanyak 3 (23%) halaman rumah berada di samping dan sebanyak 3 (23%)
halaman rumah berada di belakang.

Tabel 18
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Pemanfaatan Pekarangan Frequency Percent
1 Kebun 0 0%
2 Kolam 0 0%
3 Kandang 13 100%
Jumlah 13% 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 18 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang di data dan
memiliki halaman rumah sebanyak 13 rumah, sebanyak 13 (100%) halaman rumah
dimanfaatkan sebagai kandang ternak.

B. Sumber Air
Tabel 19
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Minum
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Sumber Air Minum Frequency Percent
1 PAM 0 0%
2 Sumur 38 74,5%
3 Air Mineral 13 25,5%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


Berdasarkan tabel 19 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata
sebagian besar sumber air minum penduduk Dusun Kampong Tangga berasal dari
sumur Bor sebanyak 38 (74,5) dan sumber air minum mineral sebanyak 13 (25,5%).

Tabel 20
Distribusi KK Berdasarkan Cara Mengolah Air Minum
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Cara Mengolah Air Minum Frequency Percent


1 Dimasak 40 78,4%
2 Tidak Dimasak 11 21,6%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 20 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata
sebagian besar cara mengolah air minum penduduk di Dusun Kampong Tangga dengan
cara di masak 40 (78,4%) dan cara tidak dimasak sebanyak 11 (21,6%).

Tabel 21
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Mandi/Mencuci
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Sumber Air Mandi/Mencuci Frequency Percent


1 PAM 0 0%
2 Sumur 51 100%
3 Sungai 0 0%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 21 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata
sebagian besar sumber air mandi / mencuci di Dusun Kampong Tangga berasal dari
sumur Bor sebanyak 51 (100%).

Tabel 22
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jarak Sumber Air Dengan Frequency Percent

Stikes Gunung Sari Makassar


Septik Tank
1 < 10 m 28 55%
2 >10 m 23 45%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 19 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata bahwa
jarak sumber air dengan septik tank penduduk di Dusun Kampong Tangga sebanyak 28
(55%) dari jarak <10 m dan sebanyak 23 (45%) dari jarak >10 m.

Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Penampungan Air Sementara
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tempat Penampungan Air Sementara Frequency Percent


1 Bak 17 33%
2 Gentong 3 6%
3 Ember 31 61%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 23 diatas menunjukkan dari 51 rumah dari 63 KK yang didata bahwa
tempat penampungan air sementara penduduk Dusun Kampung Tangnga sebagian besar
di ember yaitu sebanyak 31 (61%), selebihnya di bak yaitu 17 (33%) dan gentong
sebanyak 3 (6%).

Tabel 24
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kondisi Tempat Penampungan Air Frequency Percent


1 Terbuka 29 57%
2 Tertutup 22 43%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 24 di atas menunjukkan bahwa dari 51 dari 63 KK yang didata
sebanyak 22 (43%) penduduk Dusun Kampung Tangnga menutup tempat penampungan
airnya dan sebanyak 29 (57%) penduduk tidak menutup tempat penampungan airnya

Tabel 25
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air Dalam Penampungan
Dusun Kampung Tangnga 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


No Kondisi Air Dalam Penampungan Frequency Percent
1 Berwarna 12 23.5%
2 Berbau 0 0%
3 Berasa 0 0%
4 Tidak Berasa/berwarna 39 76.5%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 25 di atas menunjukkan bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata
sebagian besar kondisi air di dalam penampungan tidak berasa dan tidak berwarna yaitu
sebnyak 39 (76.5%).

Tabel 26
Distribusi KK Berdasarkan Ada Jentik Dalam Penampungan Air
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Ada Jentik Dalam Penampungan Air Frequency Percent
1 Ya 12 23.5%
2 Tidak 39 76.5%
Total 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 26 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata,
menunjukkan bahwa penampungan air penduduk Dusun Kampung Tangnga yang tidak
memiliki jentik sebanyak 39 (76.5%) dan yang memiliki jentik dalam penampungan air
sebanyak 12 (23.5%).

C. Pembuangan Sampah
Tabel 27
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tempat Pembuangan Sampah Frequency Percent


1 Sungai 0 0%
2 Ditimbun 0 0%
3 Dibakar 51 100%
4 Sembarangan Tempat 0 0%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 27 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar tempat pembuangan sampah penduduk di Dusun Kampung Tangnga yang
membuang sampah dengan cara di bakar sebanyak 51 (100%).

Stikes Gunung Sari Makassar


Tabel 28
Distribusi KK Berdasarkan Penampungan Sampah Sementara
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Penampungan Sampah Frequency Percent


Sementara
1 Ada 46 90%
2 Tidak Ada/berserakan 5 10%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 28 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar penduduk Dusun Kampung Tangnga yang memiliki tempat penampung sampah
sementara sebanyak 46 (90%) dan yang tidak memiliki penampung sampah sementara
sebanyak 5 (10%).
Tabel 29
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Penampungan Sampah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Keadaan Penampungan Frequency Percent


Sampah
1 Terbuka 35 69%
2 Tertutup 16 31%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 29 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar keadaan penampung sampah di Dusun Kampung Tangnga dimana penampungan
sampah terbuka sebanyak 35 (69%) dan penampungan sampah tertutup sebanyak 16
(31%).

Tabel 30
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Tempat Sampah Dengan Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


No Jarak Tempat Sampah Dengan Frequency Percent
Rumah
1 Dekat (< 5 m) 24 47%
2 Jauh (> 5 m) 27 53%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 30 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar jarak tempat sampah dengan rumah penduduk di Dusun Kampung Tangnga,
dimana jarak jauh (>5 m) tempat sampah dengan rumah sebanyak 27 (53%) dan jarak
dekat (<5m) sebanyak 24 (47%).
D. Pembuangan Limbah

Tabel 31
Distribusi KK Berdasarkan Tempat BAB/BAK
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tempat BAB/BAK Frequency Percent


1 Jamban/WC 51 100%
2 Sungai 0 0%
3 Sembarangan 0 0%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 31 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar
tempat BAB/BAK penduduk di Dusun Tangnga yang memiliki tempat BAB/BAK
dengan WC sebanyak 51 (100%).
Tabel 32
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jenis Jamban Frequency Percent


1 Cemplung 0 0%
2 Plengsengan 4 8%
3 Leher Angsa 47 92%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 32 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar

Stikes Gunung Sari Makassar


jenis jamban penduduk Dusun Kampung Tangga yang memiliki jamban leher angsa 47
(92%) dan jamban plengsengan 4 (8%).
Tabel 33
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pembuangan Air Limbah Frequency Percent


1 Resapan 4 8%
2 Got 45 88%
3 Sembarangan 2 4%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 33 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar pembuangan air limbah penduduk di Dusun Kampung Tangnga yang memiliki
tempat pembuangan di got sebanyak 45 (88%), tempat pembuangan resapan sebanyak
4(8%) dan pembuangan sembarang 2 (4%).
Tabel 34
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Saluran Pembuangan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kondisi Saluran Pembuangan Frequency Percent


1 Lancar 45 88%
2 Tersumbat/tergenang 6 12%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 34 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar pembuangan air limbah penduduk di Dusun Kampung Tangnga yang memiliki
tempat pembuangan di got sebanyak 45 (88%), tempat pembuangan resapan sebanyak
4(8%) dan pembuangan sembarang 2 (4%).
E. Kandang Ternak

Tabel 35
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kepemilikan Kandang Ternak Frequency Percent
1 Ya 34 67%
2 Tidak 17 33%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


Berdasarkan tabel 35 diatas bahwa dari 51 rumah dari 63 KK yang didata sebagian
besar
penduduk memiliki kandang ternak di Dusun Kampung Tangnga sebanyak 34 (67%)
dan yang tidak memiliki kandang ternak sebanyak 17 (33%).
Tabel 36
Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Letak Kandang Ternak Frequency Percent


1 Dalam Rumah 0 0%
2 Luar Rumah 34 100%
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 36 diatas bahwa 51 rumah dari 63 KK yang memiliki
kandang ternak sebanyak 34 di Dusun Kampung Tangnga, semua letak kandang
ternak berada di luar rumah sebanyak 34 (100%). Hal ini menunjukkan perilaku
hidup bersih sehat masyarakat cukup baik.
Tabel 37
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kondisi Kandang Frequency Percent


Ternak
1 Terawat 16 47%
2 Tidak Terawat 18 53%
Jumlah 34 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 37 diatas bahwa 51 rumah dari 63 KK yang memiliki
kandang ternak sebanyak 34 di Dusun Kampung Tangnga, kondisi kandang
ternak yang tidak terawat sebanyak 18 (53%) dan kondisi kandang ternak
terawatt sebanyak 16 (47%).

III. KONDISI KESEHATAN UMUM


A. Pelayanan Kesehatan

Tabel 38
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Sarana Kesehatan Terdekat Frequency Percent

Stikes Gunung Sari Makassar


1 Rumah Sakit 0 0%
2 Puskesmas 63 100%
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Balai Pengobatan 0 0%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 38 diatas bahwa dari 63 KK sarana kesehatan terdekat di
Dusun Kampung Tangnga adalah puskesmas sebanyak 63 (100%). Hal ini
menunjukkan bahwa cukup memudahkan masyarakat untuk pelayanan
kesehatan karena jarak yang terjangkau.

Tabel 39
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Bila Sakit
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kebiasaan Keluarga Bila Sakit Frequency Percent


1 Rumah Sakit 0 0%
2 Puskesmas 51 81%
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Klinik 12 19%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 39 diatas bahwa dari 63 KK kebiasaan penduduk di Dusun Kampung
Tangnga bila sakit mereka berobat ke puskesmas sebanyak 51 (81%) dan berobat ke
klinik sebanyak 12 (19%). Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat tentang
pelayanan kesehatan baik.
Tabel 40
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan
Kesehatan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kebiasaan Frequency Percent


1 Beli Obat 62 98,4%%
2 Jamu 1 1,6%%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 40 diatas bahwa dari 63 KK kebiasaan penduduk di Dusun Kampung
Tangnga sebelum ke pelayanan kesehatan mereka beli obat sendiri sebanyak 62 (98,4%)
dan sebagian minum jamu sebanyak 1 (1.6%).
Tabel 41

Stikes Gunung Sari Makassar


Distribusi KK Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Sumber Frequency Percent


1 ASTEK / ASKES 1 1.6%
2 BPJS Pemerintah 50 79.4%
3 Dana Sehat 0 0%
4 BPJS Mandiri 12 19%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 41 diatas menunjukkan bahwa dari 63 KK yang di data sumber
pendanaan kesehatan terbanyak penduduk Dusun Kampung Tangga adalah BPJS
Pemerintah dengan frekuensi 50(79.4%) KK . Hal ini menunjukkan bahwa bantuan dari
pemerintah betul - betul dimanfaatkan dan di pergunakan dengan baik oleh penduduk
yang berada di Dusun Kampung Tangnga.

Tabel 42
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Transportasi Kepelayanan
Kesehatan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Transportasi Frequency Percent


1 Jalan Kaki 58 92%
2 Becak 0 0%
3 Angkot 0 0%
4 Kendaraan Pribadi 5 8%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 63 KK yang didata, sebagian
besar penduduk kesarana pelayanan kesehatan dengan berjalan kaki dengan frekuensi
58 (92%), dan yang memakai kendaraan pribadi hanya 5 (8%) KK. Hal ini
menunjukkan bahwa sarana pelayanan kesehatan di Dusun Kampung Tangnga sangat
mudah dijangkau sangat mudah dijangkau

Tabel 43
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Sarana Kesehatan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jarak Rumah Frequency Percent


1 < 1 KM 63 100%
2 1-2 KM 0 0%
3 2-5 KM 0 0%
4 >5 KM 0 0%

Stikes Gunung Sari Makassar


Jumlah 63 100%

Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020


Berdasarkan tabel 43 diatas menunjukkan bahwa dari 63 KK yang didata rata- rata jarak
rumah dengan pelayanan kesehatan di Dusun Kampung Tangnga < 1KM dengan
frekuensi 63 (100%).

B. Masalah Kesehatan Khusus


Tabel 44
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Yang Pernah Diderita 6 Bulan
Terakhir Dusun Kampung Tangnga 2020
No Penyakit Frequency Percent
1 DBD 0 0%
2 TBC 1 0.4%
3 Asma 0 0%
4 Batuk, Pilek 12 5.2%
5 Gastritis 13 5.6%
6 Diabetes Melitus 3 1.3%
7 Rematik 14 6.0%
8 Hipertensi 11 4.8%
9 Demam 14 6.0%
10 Sehat 163 70.6%
Jumlah 231 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 44 diatas menunjukkan bahwa dari 231 orang dengan jumlah KK 63.
Sebagian besar warga status kesehatannya baik dengan frekuensi 163 orang (70.6%).
Dan penyakit yang pernah diderita penduduk di Dusun kampung Tangnga selama 6
bulan terakhir, dengan frekuensi tertinggi adalah demam dan rematik yaitu 14(6.0%)
kemudia gastritis dengan frekuensi 13 (5.6%). Dan didapatkan salah satu warga manula
yang menderita penyakit TBC dan putus obat.

IV. HAMIL DAN MENYUSUI


A. Pasangan Usia Subur

Tabel 45
Distribusi KK Berdasarkan Pasangan Usia Subur
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pasangan Usia Subur Frequency Percent

Stikes Gunung Sari Makassar


1 Ya 0 0%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 45 diatas menunjukkan bahwa dari 63 KK yang
didata tidakn didaptkan pasangan usia subur di Dusun Kampung Tangnga.

Tabel 46
Distribusi KK Berdasarkan Aseptor KB
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Akeptor KB Frequency Percent
1 KB 0 0%
2 IUD 0 0%
3 Suntik 0 0%
4 kondom 0 0%
5 Tubektomi 0 0%
Junlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 46 diatas menunjukkan bahwa dari 63 KK yang
didata, tidak ada pasangan usia subur dan menggunakan aseptor KB di Dusun Kampung
Tangnga.

B. Ibu Hamil
Tabel 47
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Hamil Dalam Keluarga Dusun
Kampung Tangnga 2020

No Ibu Hamil Frequency Percent


1 Ya 2 3.2%
2 Tidak 61 96.8%
3 Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 47 diatas menunjukkan bahwa dari 63 KK yang didata di Dusun
Kampung Tangnga didapatkan 2 (3.2%) ibu hamil.
Tabel 48
Distribusi KK Berdasarkan Umur Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 Trimester 1 (0 -3 bulan) 1 50%
2 Trimester II (4 6 bulan) 0 0%

Stikes Gunung Sari Makassar


3 Trimester III (7-9 bulan) 1 50%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 48 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan usia kehamilan ibu
trimester 1 (0 – 3 bulan) sebanyak 1 (50%) dan usia trimester III (7 -9 bulan).

Tabel 49
Distribusi KK Berdasarkan kehamilan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kehamilan Frequency Percent


1 1 0 0%
2 2 0 0%
3 3 0 0%
4 >3 2 100%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 49 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan kehamilan ibu yang ke
>3 sebanyak 2 (100%).

Tabel 50
Distribusi KK Berdasarkan Usia Ibu Hamil
Kehamilan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 < 20 Tahun 0 0%
2 20 – 35 Tahun 0 0%
3 > 35 Tahun 2 100%
4 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 50 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan usia ibu hamil >35
tahun sebanyak 2 (100%).

Tabel 51
Distribusi KK Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pemeriksaan Kehamilan Frequency Percent


1 Ya 1 50%
2 Tidak 1 50%
3 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


Berdasarkan tabel 51 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan yng melakukan
pemeriksaan kehamilan sebanyak 1 (100%) dan yang tidak melakukan pemeriksaaan
sebanyak 1 (100%).

Tabel 52
Distribusi KK Berdasarkan Jumlah Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jumlah Pemeriksaan Frequency Percent


Kehamilan
1 2 Kali 0 50%
2 3 Kali 1 0%
3 4 Kali 0 0%
Tidak 1 50%
4 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 52 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan jumlah pemeriksaan
kehamilan 3 kali sebanyak 1 (100%) dan yang tidak melakukan pemeriksaaan sebanyak
1 (100%).

Tabel 53
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Tidak Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Tidak Ada Biaya 0 0%
2 Tidak Sempat 1 100%
3 Tidak Tahu 0 0%
4 Takut 0 0%
Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 52 diatas dari 2 orang yang hamil, alasan tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan karena tidak sempat sebanyak 1 (100%).

Tabel 54
Distribusi KK Berdasarkan Suntik TT Dusun Kampung Tangnga 2020

No Suntik TT Frequency Percent


1 Ya 1 50%
2 Tidak 1 50%
3 Jumlah 2 100%

Stikes Gunung Sari Makassar


Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 54 diatas dari 2 orang yang hamil, melakukan suntik TT sebanyak 1
(100%) dan yang tidak melakukan suntik TT sebanyak 1 (100%).

Tabel 55
Distribusi KK Berdasarkan Kelengkapan Suntik TT
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Suntik TT Frequency Percent
1 1 kali TT 1 100%
2 2 kali TT 0
3 Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 55 diatas dari 2 orang hamil, yang telah mendapkan pemnberian
suntik TT sebanyak 1 pendudduk di Dusun Kampung Tangnga dengan suntuk TT 1 kali
sebanyak 1 (100%).

C. Ibu Menyusui
Tabel 56
Distribusi KK Berdasarkan Buteki Dusun Kampung Tangnga 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 6 100%
2 Tidak 0 0%
3 Jumlah 6 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 55 diatas menunjukkan bahwa 6 buteki dari 63 KK yang didata di
Dusun Kampung Tangnga didapatkan 6 (100%) ibu mnyusui.
Tabel 57
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 6 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 6 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 57 diatas menunjukkan bahwa 6 buteki dari 63 KK yang didata di
Dusun Kampung Tangnga didapatkan 6 (100%) ibu menyusui yang menyusui anaknya.

Stikes Gunung Sari Makassar


Tabel 58
Distribusi KK Berdasarkan Lama Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Lama Frequency Percent


1 < 1 Bulan 4 66.7
2 1 – 4 Bulan 0 0%
3 5 – 12 Bulan 2 33.3
4 > 12 Bulan 0 0%
Jumlah 6 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 58 diatas menunjukkan bahwa 6 buteki dari 63 KK yang didata di
Dusun Kampung Tangnga didapatkan lama ibu menyusui anaknya < 1 bulan sebanyak
4 (66,7) dan lama ibu menyusui anaknya 5-12 bulan sebanyak 2 (33,3).

Tabel 59
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Menyusui Anak Bila Ada
Buteki Dusun Kampung Tangnga 2020
No Alasan Frequency Percent
1 Pekerjaan 0 0%
2 Tidak Tahu 0 0%
3 Penyakit 0 0%
Jumlah 0% 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 59 diatas tidak ada alasan ibu tidak menyusui
anaknya karane semua buteki menyusui anaknya.

D. Balita
Tabel 60
Distribusi KK Berdasarkan Ada Keluarga Yang Memiliki Balita
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Memiliki Frequency Percent


1 Ya 19 30%
2 Tidak 44 70%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


Berdasarkan tabel 60 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita dari 63
KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga didapatkan 44 (70%) yng tidak memiliki
balita dan yang memiliki balita sebanyak 19 (30%).
Tabel 61
Distribusi KK Berdasarkan Balita Yang Dibawah Keposyandu
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Posyandu Balita Frequency Percent


1 Ya 0 0%
2 Tidak 21 100%
Jumlah 21 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 61 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari
63 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, balita yang tidak di bawah ke
posyandu
21 (100%).
Tabel 62
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Balita Tidak Dibawah Keposyandu
Setiap Bulan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Jauh 0 0%
2 Tidak Ada Waktu 0 0%
3 Pandemi Covid 19 21 100%
Jumlah 21 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 62 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari
63 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, balita yang tidak di bawah ke
posyandu
21 (100%) alasan pandemic covid 19.
Tabel 63
Distribusi KK Berdasarkan Imunisasi Balita
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Imunisasi Frequency Percent


1 Hepatitis
2 BCG
3 DPT
4 Polio
5 Campak

Stikes Gunung Sari Makassar


Jumlah
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Tabel 64
Distribusi KK Berdasarkan Alasan BalitaTidak Imunisasi Dusun
Kampung Tangnga 2020
No Alasan Frequency Percent
1 Tidak Ada Waktu
2 Tidak Tahu
Jumlah
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Tabel 65
Distribusi KK Berdasarkan KMS Balita Dusun Kampung Tangnga 2020

No KMS Balita Frequency Percent


1 Ya 20 95.2%
2 Tidak 1 4.8%
Jumlah 21 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 65 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari
63 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, balita yang memiliki KMS sebanyak
20 (95,2%) dan tidak memiliki KMS sebanyak 1 (4,8).
Tabel 66
Distribusi KK Berdasarkan Hasil Penimbangan Balita Di KMS Dusun
Kampung Tangnga 2020

No Hasil Frequency Percent


1 Didareh Garis Hijau 18 85.78
2 Berada Diatas Garis Hijau Kuning 3 14.3%
3 Dibawah Garis Titik Titik 0 0%
4 Dibawah Garis Merah 0 0%
5 Jumlah 21 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 66 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari
63 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, hasil penimbangan balita di KMS
sebanyak 18 (85,78%).

Stikes Gunung Sari Makassar


E. Anak Dan Remaja
Tabel 67
Distribusi KK Berdasarkan Anak Sekolah / Remaja Di Keluarga
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Anak Sekoah / Remaja Frequency Percent


1 Ya 40 63.5%
2 Tidak 23 36.5%
Jumlah 63 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 67 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki anak sekolah /
remaja dari 63 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga didapatkan 40 (63,5%)
yang neniliki anak sekolah / remaja dan yang tidak memiliki anak sekolah / remaja
sebanyak 23 (36,5%).
Tabel 68
Distribusi KK Berdasarkan Usia Anak Saat ini
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Usia Anak Frequency Percent


1 6 – 10 Tahun 29 40.1%
2 11 – 15 Tahun 21 29.3%
3 16 – 21 Tahun 22 30.6%
Jumlah 72 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 68 diatas menunjukkan bahwa usia anak saat ini dari 63 KK yang
didata di Dusun Kampung Tangnga didapatkan sebanyak 29 (40,1%) usia 6- 10 tahun,
sebanyak 22 (30,6%) usia 16 - 21 tahun dan sebanyak 21 (29,3%).

Tabel 69
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tingkat Pendidikan Frequency Percent


1 SD 36 50%
2 SMP 14 19.4%
3 SMA 20 27.8%
4 PT 1 1.4%
5 Tidak Sekolah 1 1.4%
Jumlah 72 100%

Stikes Gunung Sari Makassar


Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 68 diatas menunjukkan bahwa dari 72 anak usia remaja /sekolah
bahwa tingkat pendidikan anak terbanyak adalah SD dengan frekuensi 36 (50%) orang
dan SMA sebanyak 20 (27.8%) orang dan perguruan tinggi hanya 1 orang (1.4%). Hal
ini menunjukkan bahwa usia anak – anak lebih banyak di Didusun Kampung Tangnga .

Tabel 70
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Penyakit Anak Frequency Percent


1 Ada 2 2.8%
2 Tidak Ada 70 97.2%
Jumlah 72 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 70 diatas menunjukkan bahwa dari 72 anak di Dusun Kampung
Tangnga terdapat dua orang anak yang sakit, dimana sakit yang diderita adalah cacat,
orang tua mereka sudah membawanya berobat ke sarana pelayanan kesehatan namun
tidak ada perubahan.

Tabel 71
Distribusi KK Berdasarkan Status Berobat Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Status Berobat Frequency Percent


1 Sudah 2 100%
2 Belum 0 0%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 71 diatas, menunjukkan bahwa dari 2 orang anak yang sakit di Dusun
Kampung Tangnga (menderita cacat) meeka sudah dibawah berobat ke pelayanan
kesehatan oleh orang tua mereka, namun tidak ada perubahan sehingga pengobatan
mereka tidak dilanjutkan dan hanya tinggal dirumah.

Stikes Gunung Sari Makassar


Tabel 72
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tempat Berobat Anak Frequency Percent


1 Medis 2 100%
2 Non Medis 0 0%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 72 diatas menunjukkan bahwa tempat berobat anak yang sakit adalah
sarana pelayana ksehatan (medis) dan tidak ada yang berobat non medis. Hal ini
dikareakan sarana pelayanan kesehatan yang berada di Dusun Kampung Tangnga sangat
mudah dijangkau.

Tabel 73
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Penggunaan Waktu Luang Frequency Percent


1 Musik / TV 67 93.%
2 Olahraga 0 0%
3 Rekreasi 0 0%
4 Keagamaan 5 7%
5 Jumlah 72 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 73 diatas menunjukkan bahwa dari 72 anak yang ada di adausun
Kampung Tangnga, anak lebih banyak menggunakan waktu luang mereka untuk
mendengarkan music dan menonton TV dengan frekuensi 67 (93.3%).

Tabel 74
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kebiasaan Anak Frequency Percent
1 Merokok 8 11%
2 Alkohol 0 0%
3 Narkoba 0 0%
4 Bermain 38 53%
5. Lain-lain 26 36%
Jumlah 72 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


Berdasarkan tabel 74 diatas menunjukkan bahwa dari 72 orang usia remaja / sekolah
yang berada Di Dusun Kampung Tangnga kebiasaan mereka lebih banyak yang bermain
dengan frekuensi 38 (53%). Hal ini dikarenakan di Dusun Kampung Tangnga lebih
banyak usia anak – anak .

F. Usia Lanjut

Tabel 75
Distribusi KK Berdasarkan Adanya Usia lanjut Dirumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Usia Lanjut Frequency Percent


1 Ada 8 12.7%
2 Tidak Ada 55 87.3%
Jumlah 63 100
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 75 diatas menunjukkan bahwa usia lanjut di rumah dari 63 KK yang
didata di Dusun Kampung Tangnga, didapatkan sebanyak 55 (87,3%) tidak ada usia
lanjut dan sebanyak 8 (12,7%) terdapat usia lanjut.

Tabel 76
Distribusi KK Berdasarkan Keluhan Penyakit
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Penyakit Frequency Percent


1 Ada 4 50%
2 Tidak Ada 4 50%
Jumlah 8 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 76 diatas menunjukkan dari 63 KK yang memiliki usia lanjut di


rumah sebanyak 8 penduduk di Dusun Kampung Tangnga, didapatkan sebanyak 4
(50%) memiliki keluhan penyakit dan sebanyak 4 (50%) tidak memiliki keluhan
penyakit.

Stikes Gunung Sari Makassar


Tabel 77
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Penyakit
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jenis Penyakit Frequency Percent


1. Asma 0 0%
2 TBC 1 25%
3 Hipertensi 1 25%
4 Kencing Manis 0 0%
5 Rheumatik / Arthritis 2 50%
6 Katarak 0 0%
7 Osteooporosis 0 0%
8 Penyakit Kulit 0 0%
9 Jantng 0 0%
10 Liver 0 0%
11 DM 0 0%
12 Gastritis 0 0%
13 Stroke 0 0%
Jumlah 4 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 77 diatas menunjukkan dari 8 usia lanjut yang memiliki keluhan
penyakit sebanyak 4 penduduk di Dusun Kampung Tangnga, didapatkan sebanyak 2
(50%) menderita penyakit reumatik / Arthritis, sebanyak 1 (25%) mendetita penyakit
TBC dan sebanyak 1 (25%) menderita hipertensi.

Tabel 78
Distribusi KK Berdasarkan Upaya Yang Telah Dilakukan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Upaya Yang Telah Frequency Percent


Dilakukan
1 Berobat Ke Sarana Kesehatan 1 25%
2 Berobat Ke Non Medis 3 75%
3 Diobati Sendiri 0 0%
Jumlah 4 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 78 diatas menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan ketika


penduduk usia lansia berobat ke non medis sebanyak 3 (75%) dan berobat ke sarana
kesehatan 1 (25%) dari 4 lansia yang memiliki keluhan penyakit di Dusun Kampung
Tangnga.

Stikes Gunung Sari Makassar


Tabel 79
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kegiatan Frequency Percent
1 Berkebun / Pekerjaan Rumah 1 12.5%
2 Jalan – Jalan 0 0%
3 Senam 0 0%
4 Tidak Ada 7 87.5%
Jumlah 8 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 79 diatas menunjukkan bahwa penggunaan waktu senggang usia


lanjut dari 8 penduduk di Dusun Kampung Tangnga sebanyak 7 (87,5%) tidak
melakukan aktifitas dan sebanyak 1 (12,5%) melakukan pekerjaan rumah / berkebun.

Tabel 80
Distribusi KK Berdasarkan Posyandu Lansia
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Posyandu Frequency Percent
1 Ada 0 0%
2 Tidak Ada 8 100%
Jumlah 8 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan yang telah di lakukan dan menurut keterangan penduduk di
Dusun Kampung Tangnga tidak terdapat posyandu lansia di wilayah mereka.

BAB IV PEMBAHASAN

Stikes Gunung Sari Makassar


Pemberian  asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1995). Konsep keperawatan
komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan yang di
tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi
terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan. Peran serta aktif
masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di
masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan di Dusun Kampung Tangnga
sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam  memberikan informasi
yang valid dan  akurat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada
proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi  Pembahasan inipun mengacu pada analisis SWOT (Strength/kekuatan,
Weakness/kelemahan, Opportunity/kesempatan dan Threat/ancaman).
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan proses
keperawatan didapatkan beberapa hasil yang meliputi :

Stikes Gunung Sari Makassar

Anda mungkin juga menyukai