Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RUTIN 1

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:
PUSPA RIA .N. LUBIS (5182121007)
JUNEDI SIMANULLANG (5183121022)
FULGENTIUS SAGALA (5183321004)
ABEDNEGO SIAGIAN (5183121019)
JONI ANDIKA SITOHANG (5183121017)

Mata Kuliah : Mesin Non Konvensional

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
PEMBUATAN SERBUK METAL
1.Metalurgi Serbuk (Powder Metallurgy)
Metalurgi serbuk merupakan proses pembentukan benda kerja komersial dari logam dimana
logam dihancurkan dahulu berupa tepung, kemudian tepung tersebut ditekan di dalam cetakan
(mold) dan dipanaskan di bawah temperatur leleh serbuk sehingga terbentuk benda kerja.
Sehingga partikel-partikel logam memadu karena mekanisme transportasi massa akibat difusi
atom antar permukaan partikel. Metode metalurgi serbuk memberikan kontrol yang teliti
terhadap komposisi dan penggunaan campuran yang tidak dapat difabrikasi dengan proses lain.
Sebagai ukuran ditentukan oleh cetakan dan penyelesaian akhir (finishing touch).
Langkah-langkah dasar pada powder metallurgy:
1. Pembuatan Serbuk.
2. Mixing.
3. Compaction.
4. Sintering.
5. Finishing.

1.1. Pembuatan Serbuk


Serbuk untuk produk tertentu harus dipilih dengan teliti agar terjamin sutu proses pembentukan
yang ekonomis dan diperoleh sifat-sifat yang diinginkan untuk produk akhirnya. Bila hanya
digunakan satu jenis serbuk dengan sebaran ukuran partikel yang tepat, biasanya tidak
diperlukan pencampuran lagi sebelum proses penekanan. Kadang-kadang berbagai ukuran
partikel serbuk dicampurkan dengan tujuan untuk merubah beberapa karakteristik tertentu seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya mampu alir dan berat jenis, umumnya serbuk yang ada di
pasar mempunyai sebaran ukuran partikel yang memadai. Pencampuran akan sangat penting bila
menggunakan campuran serbuk, atau bila ditambahkan serbuk bukan logam.Pencampuran
serbuk harus dilakukan di lingkungan tertentu untuk mencegah terjadinya oksida atau kecacatan.
Hampir semua jenis serbuk memerlukan pelumas pada proses pembentukan untuk mengurangi
gesekan pada dinding cetakan serta untuk memudahkan pengeluaran. Meskipun penambahan
pelumas menyebakan peningkatan porositas namun sebenarnya fungsi pelumas dimaksudkan
untuk meningjkatkan tingkat produksi tang banyak digunakan pada mesin peres dengahn
pengumpan otomatik. Pelumas tersebut antara lain adalah asam stearik, lithium stearat dan
serbuk grafit.
Ada beberapa cara dalam pembuatan serbuk antara lain: decomposition, electrolytic deposition,
atomization of liquid metals, mechanical processing of solid materials.
a. Decomposition.
Tterjadi pada material yang berisikan elemen logam. Material akan menguraikan/memisahkan
elemen-elemennya jika dipanaskan pada temperature yang cukup tinggi. Proses ini melibatkan
dua reaktan, yaitu senyawa metal dan reducing agent. Kedua reaktan mungkin berwujud solid,
liquid, atau gas.
b. Atomization of Liquid Metals.
Material cair dapat dijadikan powder (serbuk) dengan cara menuangkan material cair dilewatan
pada nozzel yang dialiri air bertekanan, sehingga terbentuk butiran kecil-kecil.
c. Electrolytic Deposition.
Pembuatan serbuk dengan cara proses elektrolisis yang biasanya menghasilkan serbuk yang
sangat reaktif dan brittle. Untuk itu material hasil electrolytic deposition perlu diberikan
perlakuan annealing khusus. Bentuk butiran yang dihasilkan oleh electolitic deposits berbentuk
dendritik.
d. Mechanical Processing of Solid Materials.
Pembuatan serbuk dengan cara menghancurkan material dengan ball milling. Material yang
dibuat dengan mechanical processing harus material yang mudah retak seperti logam murni,
bismuth, antimony, paduan logam yang relative keras dan britlle, dan keramik.
Dari sekian proses pembuatan serbuk, proses yang banyak dipakai adalah proses atomisasi.

Gambar 1 : Proses Atomisasi


(a) Water or gas atomization; (b) Centrifugal atomization; (c) Rotating electrode
Proses pembuatan serbuk bisa di kategorikan melalui tiga macam cara yaitu : secara fisik, secara
kimiawi, dan secara mekanik. Pembuatan serbuk secara fisik dapat diibaratkan sebagai proses
atomisasi yaitu proses perusakan arus logam cair yang disemprot dengan bahan pendingin yang
dalam hal ini dapat berupa cairan atau gas sehingga logam cair berubah menjadi tetesan padat
yang berbentuk butiran. Sedangkan pembuatan serbuk dengan cara kimia melibatkan banyak
reaksi dekomposisi kimia terhadap senyawa logam ini juga termasuk reaksi reduksi didalamnya.
Pembuatan serbuk secara mekanik secara umum dapat dilakukan pada logam – logam yang
bersifat getas sehingga mudah dihancurkan dengan diberikan gaya tekan dan dijadikan serbuk.

1.2 Sifat-Sifat Khusus Serbuk Logam


1. Ukuran Partikel
Metoda untuk menentukan ukuran partikel antara lain dengan pengayakan atau pengukuran
mikroskopik. Kehalusan berkaitan erat dengan ukuran butir, faktor ini berhubungan dengan luas
kontak antar permukaan, butir kecil mempunyai porositas yang kecil dan luas kotak antar
permukaan besar sehingga difusi antar permukaan juga semakin besar dan kompaktibilitas juga
tinggi.
2. Distribusi Ukuran Dan Mampu Alir
Dengan distribusi ukuran partikel ditentukan jumlah partikel dari ukuran standar dalam serbuk
tersebut. Pengaruh distribusi terhadap mampu alir dan porositas produk cukup besar Mampu alir
merupakan karakteristik yang menggambarkan alir serbuk dan kemampuan memenuhi ruang
cetak.
3. Sifat Kimia
Terutama menyangkut kemurnian serbuk, jumlah oksida yang diperbolehkan dan kadar elemen
lainnya. Pada metalurgi serbuk diharapkan tidak terjadi reaksi kimia antara matrik dan penguat.
4. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah perbandingan volum serbuk dengan volum benda yang ditekan. Nilai ini
berbeda-beda dan dipengaruhi oleh distribusi ukuran dan bentuk butir, kekuatan tekan tergantung
pada kompresibilitas.
5. Kemampuan sinter
Sinter adalah proses pengikatan partikel melalui proses penekanan dengan cara dipanaskan 0.7-
0.9 dari titik lelehnya.

II.2 Pencampuran serbuk (Mixing)


Pencampuran serbuk dapat dilakukan dengan mencampurkan logam yang berbeda dan material-
material lain untuk memberikan sifat fisik dan mekanik yang lebih baik. Pencampuran dapat
dilakukan dengan proses kering (dry mixing) dan proses basah (wet mixing). Pelumas (lubricant)
mungkin ditambahkan untuk meningkatkan sifat powders flow. Binders ditambahkan untuk
meningkatkan green strenghtnya seperti wax atau polimer termoplastik.
Serbuk dari logam yang berbeda dan bahan yang berbeda dapat dicampur dengan tujuan untuk
memberikan sifat fisik dan mekanik khusus pada produk. Campuran yang tepat adalah
mementingkan untuk memastikan keseragaman sifat mekanis di seluruh bagian. Bahkan ketika
satu logam yang digunakan, serbuk dapat beragam dalam ukuran dan bentuknya, karenan harus
dicampur untuk mendapatkan keseragaman dari bagian ke bagian. Campuran serbuk harus
berdasarkan keadaan yang dikendalikan dengan tujuan untuk menghindari kontaminasi atau
kemerosotan. Kemerosotan disebabkan dengan campuran yang terlalu banyak, yang dapat
mengubah bentuk partikel. Serbuk dapat dicampur dalam udara dengan kelembaman atmosfir
(untuk menghindari oksidasi), atau dalam cairan.

II.3 Compaction (Powder consolidation)


Compaction adalah salah satu cara untuk memadatkan serbuk menjadi bentuk yang diinginkan.
Tujuan pemadatan adalah untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan, densitas dan hubungan
partikel ke partikel dan untuk emmbuat bagiannya sangat kuat untuk proses selanjutnya. Serbuk
(feedstock) diberikan kedalam cetakan dengan aliran dan diatas penurunan pada cetakan.
Tekanan yang digunakan ditekan secara hidraulis atau mekanis, dan proses biasanya dilakukan
pada suhu ruang, walaupun dapat dilakukan pada suhu tinggi. Terdapat beberapa metode
penekanan, diantaranya, penekanan dingin (cold compaction) dan penekanan panas (hot
compaction). Cold compaction yaitu memadatkan serbuk pada tempetatur ruang dengan 100-900
Mpa untuk menghasilkan green body.
Proses cold pressing terdapat beberapa macam antara lain:
1. Die Pressing : penekanan yang dilakukan pada cetakan yang berisi serbuk
2. Cold isotactic pressing : penekanan pada serbuk pada temperature kamar yang memiliki
tekanan yang sama dari setiap arah.
3. Rolling : penekanan pada serbuk metal dengan memakai rolling mill.
Penekanan terhadap serbuk dilakukan agar serbuk dapat menempel satu dengan lainnya sebelum
ditingkatkan ikatannya dengan proses sintering. Dalam proses pembuatan suatu paduan dengan
metode metalurgi serbuk, terikatnya serbuk sebagai akibat adanya interlocking antar permukaan,
interaksi adesi-kohesi, dan difusi antar permukaan. Untuk yang terakhir ini (difusi) dapat terjadi
pada saat dilakukan proses sintering. Bentuk benda yang dikeluarkan dari pressing disebut bahan
kompak mentah, telah menyerupai produk akhir, akan tetapi kekuatannya masih rendah.
Kekuatan akhir bahan diperoleh setelah proses sintering.
II.4. Sintering
Sintering adalah salah satu tahapan metodologi yang sangat penting dalam ilmu bahan, terutama
untuk bahan keramik. Selama sintering terdapat dua fenomena utama, yaitu pertama adalah
penyusutan (shrinkage) yaitu proses eliminasi porositas dan yang kedua adalah pertumbuhan
butiran. Fenomena yang pertama dominan selama pemadatan belum mencapai kejenuhan, sedang
kedua akan dominan setelah pemadatan mencapai kejenuhan. Parameter sintering diantaranya
adalah temperatur, waktu penahanan, kecepatan pendinginan, kecepatan pemanasan dan
atmosfir. Sintering biasanya digunakan pada sampel pada temperatur tinggi. Dalam terminologi
teknik istilah sintering digunakan untuk menyatakan fenomena yang terjadi pada produk bahan,
padat dibuat dari bubuk, baik logam / non logam. Sebuah kumpulan partikel dengan ukuran yang
tepat (biasanya diameter beberapa mikro atau lebih kecil) dipanaskan sampai suhu antara ½ dan
¾ titik leleh, ini dalam orde menit selama perlakuan ini partikel-partikel tergabung bersama-
sama.
Dari segi cairan, sintering dapat menjadi dua, yaitu sintering fasa padat dan sintering fasa cair.
Sintering dengan fasa padat adalah sintering yang dilaksanakan pada suatu temperatur yang telah
ditentukan, dimana dalam bahan semuanya tetap dalam fasa padat. Proses penghilagan porositas
dilakukan melalui transport massa. Jika dua partikel digabung dan dipanaskan pada suhu
tertentu, dua partikel ini akan berikatan bersama-sama dan akan membentuk neck. Pertumbuhan
disebabkan oleh transport yang meliputi evaporasi, kondensasi, difusi. Lingkungan sangat
berpengaruh karena bahan mentah terdiri dari partikel kecil yang mempunyai daerah permukaan
yang luas. Oleh karena itu lingkungan harus terdiri dari gas reduksi atau nitrogen untuk
mencegah terbantuknya lapisan oksida pada permukaan selama proses sinter.
Pemanasan kompak mentah sampai temperatur tinggi disebut sinter. Pada proses sinter, benda
padat terjadi karena terbentuk ikatan-ikatan. Panas menyebabkan bersatunya partikel dan
efektivitas reaksi tegangan permukaan meningkat. Dengan kata lain, proses sinter menyebabkan
bersatunya partikel sedemikian rupa sehingga kepadatan bertambah. Selama proses ini
terbentuklah batas-batas butir, yang merupakan tahap rekristalisasi. Disamping itu gas yang ada
menguap. Temperatur sinter umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur cair serbuk utama.
Waktu pemanasan berbeda untuk jenis logam berlainan dan tidak diperoleh manfaat tambahan
dengan diperpanjangnya waktu pemanasan. Lingkungan sangat berpengaruh karena bahan
mentah terdiri dari partikel kecil yang mempunyai daerah permukaan yang luas. Oleh karena itu
lingkungan harus terdiri dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah terbantuknya lapisan
oksida pada permukaan selama proses sinter.
Gambar
Sintering berlanjutan, yang digunakan untuk sebagian besar produksi, memiliki tiga ruang,
antara lain :
1. Ruang yang dibakar untuk menguapkan bahan minyak pelumas dengan tujuan untuk
meningkatkan kekuatan ikatan dan mencegah keretakan.
2. Ruang bersuhu tinggi untuk sintering.
3. Ruang pendigin.
Untuk mendapatkan sifat yang optimum, pengendalian yang tepat dari suhu ruang permukaan
sesuatu yang penting untuk keberhasilan sintering. Atmosfir oksigen bebas penting untuk
mengendalikan karburisasi dan dekarburisasi dari pemadatan besi dan untuk mencegah oksidasi
serbuk. Ruang hampa biasanya digunakan untuk sintering campuran logam dan baja tahan karat.
Gas paling umum digunakan untuk sintering hydrogen, dipisahkan atau dibakar ammonia,
sebagian gas hidrokarbon dibakar dan nitrogen
Mekanisme sintering adalah kompleks dan tergantung pada komposisi logam partikel
sebagaimana parameter pemrosesan. Mekanisme sintering adalah difusi, tahapan transport dan
sintering tahapan cairan. Suhu meningkat, dua partikel serbuk berdekatan mulai membentuk
ikatan dengan mekanisme difusi hasil dari ini, kekuatan, densitas, daktilitas, konduktivitas listrik
dan panas dari pemadatan meningkat. Pada waktu yang sama, pemadatan menyusut. Karenanya
kelonggaran harus dibuat untuk penyusutan ketika dilakukan pengecoran
Mekanisme sintering kedua adalah transport tahapan uap air. Karena bahan yang dipanasi sangat
dekat dengan suhu pengecoran, atom logam akan melepaskan fase uap dari partikel-partikel.
Pada geometri konvergen (interface dari dua partikel), suhu pengecoran lebi tinggi dan tahapan
uap air. Karenanya interfas tumbuh dan menguat ketika masing-masing partikel menyusut secara
keseluruhan.
II.5 Finishing
Pada saat finishing porositas pada fully sintered masih signifikan (4-15%). Untuk meningkatkan
properties pada serbuk diperlukan resintering, dan heat treatment. (Hirschhorn, 1969).
Dengan tujuan untuk peningkatan sifat dari produk, atau untuk memberikan karakteristik khusus,
beberapa pengoperasian tambahan dapat dilakukan setelah proses sintering.
Bagian logam serbuk dapat ditujukan untuk proses finising seperti di bawah ini :
- Pemrosesan enggan mesin : untuk berbagai sifat geometris dengan penggilingan, pengeboran
dan penyadapan (untuk menghasilkan lubang).
- Penggilingan : Untuk meningkatkan keakuratan dimensi dan permukaan
- Pelapisan : Untuk meningkatkan penampilan dan untuk korosi
- Perlakuan panas : Untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan

RANGKUMAN
Proses metalurgi serbuk memiliki banyak keuntungan antara lain :
1. Tidak menimbulkan tekstur pada produk. Besar butir mudah dikendalikan
2. Mudah dalam pembuatan produk beberapa paduan khusus yang susah didapatkan dengan
proses pengecoran (casting).
3. Porositas produk mudah dikontrol
4. Cocok untuk digunakan pada material dengan kemurnian tinggi.
5. Cocok untuk pembuatan material komposit dengan matriks logam.
6. Menghasilkan produk yang baik dan lebih ekonomis karena tidak ada material yang terbuang
selama proses.
7. Porositas produk dapat dikendalikan dan diatur.
8. Serbuk yang murni akan menghasilkan produk yang murni dan Dapat menghasilkan produk
dengan bahan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-2702100009-bab2.pdf
http://shafwandi08.blogspot.com/2011/02/metalurgi-serbuk.html
http://harumdjaya.blogspot.com/2010/06/processing-of-powder-metals-pemprosesan.html
http://www.google.com/imgres?
client=opera&hs=9KO&sa=X&tbm=isch&tbnid=tBF5rPItwYz_HM:&imgrefurl=http://www.su
bstech.com/dokuwiki/doku.php%3Fid%3Ddie_pressing_of_metallic_powders&docid=t-
Fk7KiCzBq2lM&imgurl=http://www.substech.com/dokuwiki/lib/exe/fetch.php%253Fw%253D
%2526h%253D%2526cache%253Dcache%2526media
%253Dpowder_pressing.png&w=549&h=725&ei=gLCqUp3tA86YlQWojYGoBA&zoom=1&v
ed=1t:3588,r:0,s:0,i:81&iact=rc&page=1&tbnh=181&tbnw=137&start=0&ndsp=12&tx=53&ty=
57

Anda mungkin juga menyukai