Anda di halaman 1dari 20

ILMU TILIK TERNAK

Silabus
         
Mempelajari, mendalami serta menerapkan cara-cara pendugaan prestasi
produksi (kinerja reproduksi) seekor ternak dengan mengamati secara visual
(eksterior) tubuh ternak.
          Di dalam upaya peningkatan produktivitas ternak lewat perbaikan mutu
genetic, dapat ditempuh dengan seleksi, baik dengan bantuan data produksi
maupun lewat pendugaan-pendugaan prestasi produksi dengan pengamatan tubuh
dari luar (eksterior).
A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
          Ilmu Tilik Ternak (ITT) atau Eksterior  adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana cara-cara pendugaan prestasi produksi (kinerja) seekor ternak dengan
pengamatan secara visual tubuh ternak (eksterior) sesuai dengan tujuan
pemeliharaan.

Alokasi Pertemuan
No.uru Pokok Bahasan Jumlah Pertemuan
t
   1. Pendahuluan 1 kali
   2. Morfologi, konstitusi  tubuh ternak 1 kali
   3 Kondisi tubuh ternak, temperamen ternak, 1 kali
tingkat kemurnian bangsa
   4 Bangsa, breed ternak besar 2 kali
   5 Bangsa, breed ternak kecil 2 kali
   6 Bangsa, breed ternak unggas 2 kali
   7 Ukuran vital tubuh ternak 2 kali
   8 Pendugaan umur ternak 2 kali
   9 Penialaian ternak (judging) 2 kali
  10 ALPU 1 kali
B. Kegunaan dan Relevansi
          Peningkatan produkivitas ternak dapat diupayakan antara lain lewat
perbaikan mutu genetic ternak. Perbaikan mutu genetic ternak dapat
dilakukan dengan pemasangan perkawinan serta program seleksi yang teratur.
          Seleksi ternak di samping menggunakan catatan data produksi, juga sangat
diperlukan pengamatan secara visual tubuh ternak (eksterior) untuk menduga
prestasi produksi.
C. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
1. Mahasiswa mengetahui batasan/definisi Ilmu Tilik Ternak.
2. Mahasiswa mengetahui cara-cara melakukan penilaian/judging ternak
3. Mahasiswa mengetahui berbagai bangsa ternak/breed  ternak
4. Mahasiswa mengetahui cara-cara menduga umur ternak.
5. Mahasiswa mengetahui cara-cara mengukur bagian-bagian tubuh yang vital pada
   ternak.
6. Mahasiswa mengetahui cara-cara menduga prestasi produksi (kinerja) seekor
   ternak melalui judging  ternak.

Pokok Bahasan :                     PENDAHULUAN


1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
   a. Mengetahui tentang  Ilmu Tilik Ternak
    b. Mengetahui kegunaan Ilmu Tilik Ternak.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
    a. Mampu menjelaskan Ilmu Tilik Ternak
    b. Mampu menjelaskan kegunaan Ilmu Tilik Ternak
3. Uraian Materi
          Ilmu Tilik Ternak sering pula dinamakan Ilmu Eksterior atau juga terkenal
dengan Animal Judging. Batasan atau definisi Ilmu TilikTernak adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara pendugaan prestasi produksi (kinerja) seekor ternak dengan
cara mengamati bagian-bagian tubuh luar (eksterior).
          Pengamatan dilakukan pada saat ternak sedang berdiri tegak di atas
tanah/lantai yang datar, ke empat kaki dalam posisi tegak serta kuku berada pada
ke empat titik sudut empat persegi panjang (parallelogram), selain itu pengamatan
juga dilakukan pada saat ternak sedang berjalan lurus, membelok untuk mengenali
apakah terdapat kelainan-kelainan pada tubuhnya (cacat-cacat) tubuh. Cacat tubuh
yang dapat muncul antara lain :
a. Pincang salah satu anggota gerak.
b. Terdapat luka-luka badan/kulit.
c. Terdapat cacat-cacat warna standar tertentu.
          Dalam posisi berdiri ternak sedapat mungkin berada dalam posisi normal,
yaitu jarak antara kuku kaki depan kanan-kiri harus sejauh 1 kuku. Sedang apabila
posisi tidak normal maka dapat disebut :
1. Posisi kaki huruf O (pengkor luar).
2. Posisi kaki huruf X (pengkor dalam).
          Bersamaan pengamatan keadaan tubuh ternak, sekaligus diperiksa pada cara
pernafasan, dilakukan palpasi (rabaan) pada kulit, dicari luka-luka badan/kulit.
Cacat-cacat warna standard pada seluruh tubuh akan dapat memberi kesimpulan
bahwa ternak tersebut dalam kondisi tergolong bukan bangsa/breed murni, bangsa
silangan ataupun justru bangsa lokal.
Kegunaan/aplikasi tilik ternak :
1. Untuk menyeleksi/memilih ternak yang tergolong superior (unggul) atau baik,
    sebagai ternak calon pengganti induk/pejantan atau replacement.
2. Untuk melakukan pendugaan umur, sehubungan kebutuhan seleksi ternak
   maupun keperluan menentukan/dosis obat dalam menangani ternak yang sedang
   sakit.
3. Untuk sedapat mungkin mencegah penipuan dalam transaksi jual beli ternak,
   sebab banyak terjadi usaha-usaha melakukan pemalsuan umur ternak demi
   mengejar tingginya harga ternak.
4. Untuk menemukan terdapat tidaknya cacat-cacat tersembunyi pada tubuh ternak.
    Apabila terdapat cacat tersembunyi hal ini dapat mengakhibatkan batalnya proses
    jual beli ternak.
5. Untuk prasyarat pelaksanaan kontes ternak/domba, dalam hal mempersiapkan
    dan melengkapi data ukuran bagian-bagian tubuh yang vital seekor ternak.
6. Khusus untuk ternak/hewan yang dipelihara sebagai hoby/kesayangan, tilik   
    ternak akan dapat mempengaruhi harga ternak.
Latihan-latihan :
1. Sebutkan tentang definisi Ilmu Tilik Ternak.
2. Apakah syarat-syarat yang diperlukan untuk melakukan pengamatan ternak.
3. Apakah manfaat aplikasi Ilmu Tilik Ternak.
Rangkuman singkat :
          Ilmu Tilik Ternak adalah merupakan alat bantu dalam melaksanakan program
seleksi ternak di dalam rangka perbaikan mutu genetic sekelompok ternak.

Pokok Bahasan : MORPHOLOGI TUBUH TERNAK


1. Tujuan Instruksional Umum  (TIU)
    a. Mengetahui maksud morfologi tubuh ternak.
    b. Mengetahui manfaat morphologi  tubuh ternak.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
    a. Mampu menjelaskan manfaat morphologi.
    b. Mampu menjelaskan maksud morphologi.
3. Uraian materi :
          Morpohologi tubuh adalah bentuk secara umum seekor ternak dikaitkan
dengan tujuan pemeliharaan ternak. Contoh untuk ternak perah, bentuk umumnya
harus segi tiga dilihat dari samping. Sedang untuk ternak daging, bentuk umumnya
harus segi empat dilihat dari samping. Untuk ternak dual purpose  (dwiguna) yaitu
merupakan ternak perah dan daging, maka morphologi tubuh merupakan bentuk
kombinasi antara segi tiga dan segi empat.
4. Latihan-latihan
a. Sebutkan beberapa bentuk morphologi tubuh ternak sesuai dengan tujuan
b. Apakah manfaat-manfaat yang dapat diharapkan dengan pertimbangan bentuk 
    morphologi yang berbeda-beda.
5. Rangkuman singkat :
    Berdasarkan tujuan pemeliharaan, maka ternak dibedakan atas beberapa tipe,
yaitu:
a. Tipe perah.
b. Tipe daging.
c. Tipe petelur.
d. Tipe kerja.
e.  Kombinasi berbagai tipe.

Pokok bahasan : KONSTITUSI TUBUH TERNAK


1. TIU (Tujuan Instruksional Umum) :
    a. Mengetahui maksud konstitusi tubuh ternak.
    b. Mengetahui manfaat konstitusi tubuh ternak.
2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
    a. Mampu menjelaskan maksud konstitusi tubuh.
    b. Mampu menjelaskan manfaat konstitusi tubuh.
3. Uraian materi :
          Konstitusi tubuh adalah hubungan antara bagian-bagian tubuh yang satu
dengan bagian-bagian yang lainnya. Hal ini harus dapat memberikan gambaran yang
harmonis, agar supaya dapat menunjukkan prestasi produksi yang optimal. Contoh
untuk ternak sapi perah, antara garis punggung dan pangkal ekor hendaknya
merupakan garis punggung yang cembung maupun cekung akan menunjukkan
ternak yang bersangkutan tidak mampu berproduksi secara maksimal atau justru
ternak tersebut lemah.
Latiahan-latihan :
a. Jelaskan yang dimaksud dengan konstitusi tubuh ternak yang harmonis. 
b. Apakah maanfaat dari pada keharmonisan tubuh seekor ternak.
5. Rangkuman singkat :
          Seekor ternak yang memiliki kemampuan untuk berproduksi secara maksimal
harus memiliki konstitusi tubuh yang ideal, yaitu harmonisnya hubungan bagian-
bagian ternak.
Pokok Bahasan : KONDISI TUBUH TERNAK
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
    a. Mengetahui maksud kondisi tubuh ternak.
    b. Mengetahui manfaat kondisi tubuh ternak.
2.Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
    a. Mampu menjelaskan maksud kondisi ternak.
    b. Mampu menjelaskan manfaat kondisi ternak.
3. Uraian materi :
          Yang dimaksud dengan kondisi tubuh ternak adalah menyangkut :
a. Gemuk (penuh dengan daging)
b. Sedang
c. Kurus (sedikit sekali dagingnya).
          Selain kondisi di dalam pengertian banyak atau sedikitnya daging, juga
menyangkut ada tidaknya penyakit yang sedang diderita atau cacat-cacat tubuh baik
cacat genetic maupun cacat yang bersifat mekanik.
a. Cacat genetic adalah cacat yang terjadi akhibat faktor genetic, misalnya testes 
    hanya satu (monorchidis).
b. Cacat mekanik adalah cacat tubuh yang disebabkan karena faktor luar, antara
    lain akhibat jatuh, kanibalisme antara sesama ternak, misal : kaki pincang, kulit
    luka.
4. Latihan-latihan :
1. Jelaskan maksud kondisi ternak itu.
2. Apakah maksud kondisi ternak di dalam usaha peternakan.
5. Rangkuman singkat :
           Kondisi tubuh ternak sangat berpengaruh secara langsung terhadap
kemampuan untuk berproduksi secara maksimal. Bagi ternak yang kurus, lebih-lebih
yang sedang diduga menderita suatu penyakit tertentu, maka ternak tersebut tidak
akan mampu berproduksi secara maksimal.
Pokok Bahasan : TEMPERAMEN TERNAK
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
    a. Mengetahui maksud temperament seekor ternak.
    b. Mengetahui manfaat dari pada temperament seekor ternak.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
    a. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan temperament seekor ternak.
    b. Mampu menjelaskan beberapa manfaat dari temperament seekor hewan.
3. Uraian Materi :
          Yang dimaksud dengan temperament seekor ternak adalah sikap atau
perangai dan tingkah laku alami seekor ternak, sekaligus menyangkut juga
kemungkinan ada tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor
ternak. Terdapat beberapa perbedaan temperament pada beberapa bangsa/breed
ternak yang berbeda, misal : temperament sapi bangsa Inggris (British Breed) akan
berbeda dengan sapi bangsa India (Indian Breed). Perbedaan temperament akan
menyebabkan perbedaan pula di dalam pengelolaan ternak-ternak tersebut supaya
ternak mampu memberikan produksi secara maksimal. Ayam-ayam import atau Ras
akan berbeda apabila dibandingkan dengan temperamentnya ayam kampung/bukan
Ras (Buras), sehingga manajemen penangananya harus dibedakan agar supaya
dapat memberikan produksi yang maksimal.
4. Latihan-latihan :
a. Jelaskan yang dimaksud dengan temperament seekor ternak.
b. Manfaat-manfaat apa yang dapat diperoleh dengan mengenal berbagai
   temperament seekor ternak.
5. Rangkuman singkat :
          Pengelolaan/managemen terhadap ternak-ternak tidak boleh mengabaikan
tingkah laku atau temperament ternaknya. Ternak akan mampu memberikan
produksi secara maksimal apabila ternak merasa diperlakukan secara alami/lestari
sesuai di alam bebasnya.
 Pokok Bahasan : TINGKAT KEMURNIAN BANGSA
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
    a. Mengetahui apa yang maksud dengan tingkat kemurnian bangsa ternak.
    b. Mengetahui tentang manfaat tingkat kemurnian bangsa ternak.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
    a. Mampu menjelaskan tentang tingkat kemurnian bangsa.
    b. Mampu menjelaskan manfaat dari pada tingkat kemurnian bangsa ternak.

3. Uraian Materi :
          Tingkat kemurnian bangsa ternak akan dapat dipergunakan  sebagai bahan
pertimbangan di dalam menduga kemampuan berproduksi ternak. Pada sekelompok
ternak yang tergolong bangsa murni (pure breed) akan mampu berproduksi secara
maksimal apabila dikelola secara memadai, sedang untuk kelompok ternak yang
tingkat kemurnian bangsanya rendah (sering disebut peranakan/turunan) akan
berproduksi lebih rendah apabila dibandingkan dengan kelompok ternak yang
tergolong bangsa murni (pure breed).
4. Latihan-latihan :
a. Apakah syarat-syarat ternak tergolong dalam suatu bangsa.
b. Apakah beda antara :
          - Bangsa murni (pure breed  ).
          - Bangsa silangan (crossbreed).
          - Bangsa local (local breed).
5. Rangkuman singkat :
          Tingkat kemurnian bangsa akan dapat dipergunakan untuk melakukan
pendugaan mengenai kemampuan ternak tersebut berproduksi secara maksimal.
Akan terjadi perbedaan kemampuan untuk berproduksi antar ternak tergolong
bangsa murni, bangsa silangan serta bangsa local.
          Perkecualian pada kasus heterosis, dimana produksi ternak silangan justru
lebih tinggi dari pada bangsa murninya.
Pokok Bahhasan : Bangsa Ternak besar.
1. TIU (TIU)
a. Mengetahui tentang maksud bangsa ternak besar.
b. Mengetahui manfaat tentang bangsa ternak besar.
2. TIK (TIK).
a. Mampu menjelaskan tentang bangsa ternak besar.
b. Mampu menjelaskan tentang manfaat bangsa ternak besar.
3. Uraian Materi :
          Yang tergolong dalam bangsa ternak besar adalah meliputi bertururt-turut :
sapi potong, sapi perah, ternak kerbau serta ternak kuda.
A. Bangsa Sapi Potong
Di dalam sistematika, ternak sapi memiliki urutan sebagai berikut :
Phylum                   : Chordata
Sub Phylum            : Vertebrata
Class                      : Mammalia
Ordo                      : Artiodactyla
Sub Ordo                : Ruminansia
Familia                   : Bovidae
Sub Familia             : Bovinae
Genus                    : Bos
Spesies                  : Bos sondaicus
                               Bos indicus
                               Bos Taurus
Bangsa-bangsa sapi potong Import :
a. Bangsa sapi Inggris (British Breed) misal :
1. Sapi Hereford
2. Sapi Shorthorn
3. Sapi Aberdeen Angus
Sifat-sifat umum :
1. Tergolong pandai merumput
2. Postur tubuh tergolong sedang
3. Pubertas (dewasa kelamin) : cepat
4. % karkas : sedang s/d tinggi
5. Kemampuan mengasuh anak : sedang (mothering ability)
6. Pandai untuk bekerja
7. Bobot betina dewasa : 400 – 550 kg
8. Tanduk : bertanduk, terdapat pula yang tidak bertanduk.
b. Bangsa-bangsa sapi Eropa (European Breed) misal :
1. Sapi Simmental
2. Sapi Charolais
3. Sapi Limousine
Sifat-sifat umum :
1. Tergolong pandai merumput.
2. Postur/besar kecil tubuh : tergolong besar
3. Pubertas (dewasa kelamin) : cepat
4. % karkas : sedang/tinggi
5. Kemampuan mengasuh anak : sedang (mothering ability)
6. Pandai untuk bekerja
7. Resistensi terhadap penyakit rendah
8. Rata-rata pertambahan berat (Average Daily Gain  = ADG) tinggi
c. Bangsa sapi India (Indian Breed) misal :
1. Sapi Ongole
2. Sapi Kankrey
3. Sapi Sahiwal
Sifat-sifat umum :
1. Tergolong pandai merumput
2.  Postur/besar kecil tubuh : tergolong sedang
3. Pubertas (dewasa tubuh) : lambat
4. % karkas : sedang
5. Kemampuan mengasuh anak (mothering ability) : rendah s/d sedang
6. Pandai untuk bekerja.
7. Resistensi terhadap penyakit(mothering ability) : rendah s/d tinggi.
8. Rata-rata pertambahan berat (Average Daily Gain  = ADG) : rendah.
Ciri-ciri Bangsa sapi potong
I. Bangsa Murni (Pure breed)
I. a. Sapi Hereford :
1. Asal-usul : Hereford shire, Inggris
2. Warna bulu penutup : merah
3. Warna putih pada bagian depan kepala (sifat dominan) :
          - garis perut
          - karpus dan tarsus ke bawah
          - kipas ekor
4. Bobot jantan dewasa : 550 – 700 kg
5. Bobot betina dewasa : 400 – 550 kg
6. Tanduk : bertanduk, terdapat pula yang tidak bertanduk.
I.b. Sapi Shorthorn :
1. Asal-usul : Northumberland, Inggris.
2. Warna bulu penutup : merah chery s/d merah tua.
3. Kipas ekor : warna merah tua.
4. Bobot jantan dewasa : 2.200 – 2.800 pounds.
5. Bobot betina dewasa : 1.700 – 2.200 pounds.
6. Tanduk : - tanduk pendek,
                  - tanduk panjang (long hart),
                 - tak bertanduk (polled),
I.c. Sapi Aberden Angus (Anggus) :
1. Asal-usul : Aberden dan Anggus, Inggris.
2. Warna bulu penutup : hitam pekat.
3. Kipas ekor : hitam
4. Tanduk : tak bertanduk (polled),
5. ADG : + 1,20 Kg/hari.
I.d. Sapi Charolais :
1. Asal-ususl : Charolais, Perancis.
2. Warna bulu penutup : putih perak
3. Kipas ekor : putih 
4. Bobot jantan dewasa : 2.200 – 2.800 pounds
5. Tanduk : bertanduk
6. ADG : + 1,6 kg/hr.
I.e. Sapi Simmental :
1. Asal-usul : Switzerland, Swiss
2. Warna bulu penutup : merah chery (merah talok/Jawa)
3. Warna putih pada bagian kepala dan kipas ekor.
4. Tanduk : bertanduk
5. ADG : + 1,08 Kg/hr.
II. BANGSA SILANGAN (CROSS BREED)
II.a. Sapi Santa Gertrudis :
1. Asal-usul : Texas, Amerika Serikat.
2. Warna bulu penutup : merah chery (talok/Jawa)
3. Kipas ekor : merah
4. Gelambir : panjang berlipat-lipat
5. Kelasa/punuk : kecil bentuknya.
6. Tanduk : bertanduk.
7. Komposisi darah : 5/8 sapi Hereford, 3/8 sapi Brahman.
II.b. Australian Commercial Cross (ACC) :
1. Asal-usul : Australia.
2. Warna bulu penutup : sangat bervariasi.
3. Kipas ekor : rata-rata hitam
4. Gelambir : panjang berlipat.
5. Kelasa/punok : medium/sedang.
6. Tanduk : bertanduk.
7. Komposisi darah : ¼ sapi Hereford, ¼ sapi shorthorn, 2/4 sapi Brahman.
8. Sebutan lain : sapi Brahman Cross (BX).

B. BANGSA SAPI PERAH


I. BANGSA MURNI (PURE BREED).
I.a. Sapi Holstein :
1. Synonim : - Friesian, Fries Holland (FH), Friesian Holstein (FH)
2. Asal-usul : Friesland, Holland/Belanda.
3. Warna bulu penutup : hitam polos, putih polos, belang hitam-putih.
4. Kipas ekor  : warna putih.
5. Belang hitam putih : dengan batas warna yang jelas/tegas.
6. Postur tubuh : sedang s/d besar
7. Bentuk kepala : panjang, sempit, dan lurus.
8. Cacat warna : -  warna hitam pada kipas ekor,
                        -  warna putih pada tarsus dan karpus ke bawah.
9. Temperament (perangai) : tenang/jinak pada yang betina.
10. Bobot jantan dewasa : + 810 kg/ekor
11. Bobot betina dewsa : + 550 kg/ekor
12. Temperament pejantan : ganas/galak
13.  Produksi susu :  + 6.400 kg/laktasi
I,b. Sapi Jersey :
1. Asal-usul : Pulau Jersey, Inggris
2. Warna bulu penutup : bervariasi :
    - coklat muda,
    - kuning kehitam-hitaman,
    - merah muda
3. Kipas ekor : warna putih, terdapat pula yang berwarna hitam
4. Moncong/mulut : warna hitam
5. Postur tubuh : kecil s/d sedang
6. Bobot jantan dewasa : + 780 kg/ekor
7. Bobot betina dewasa : + 450 kg/ekor
8. Temperament : - jinak/tenang pada yang betina
                           - ganas/galak pada yang jantan
9. Produksi susu : + 4.500 kg/laktasi
I.c. Sapi Guernsey :
1. Asal-usul : pulau Guernsey, Inggris
2. Warna bulu penutup : kuning muda
3. Warna putih pada : - dahi, - keempat kaki, - kipas ekor
4. Postur tubuh : sedang
5. Bobot jantan dewasa : 780 kg/ekor
6. Bobot betina dewasa : 470 kg/ekor
7. Temperament : - jinak/tenang pada yang betina
                           - galak/ganas pada yang jantan
8. Produksi susu : 4.800 kg/laktasi
I.d. Sapi Brown Swiss :
1. Asal-usul : Switzerland, Swiss
2. Warna bulu penutup : coklat terang/muda s/d coklat gelap/tua
3. Kipas ekor : warna hitam
4. Postur tubuh : sedang
5. Bobot jantan dewasa : + 980 kg/ekor
6. Bobot betina dewasa : + 620 kg/ekor
7. Produksi susu : 5.400 kg/laktasi
I. e. Sapi Ayrshire
1. Asal-usul : Ayrshire, Scotlandia
2. Warna bulu penutup : merah bervariasi, kadang-kadang terang/muda, atau
    merah tua
3. Kipas ekor : warna hitam
4. Postur tubuh : sedang
5. Bobot jantan dewasa : + 1200 kg/ekor
6. Bobot betina dewasa : + 550 kg/ekor
7. Produksi susu : + 5.300 kg/laktasi
I.f. Milking Shorhorn :
1. Asal-usul : Durham, Inggris
2. Warna bulu penutup : merah dan putih
3. Kipas ekor : putih
4. Postur tubuh : sedang
5. Bobot jantan dewasa : + 1000 kg/ekor
6. Bobot betina dewasa : + 800 kg/ekor
7. Produksi susu : + 4.700 kg/laktasi
II. BANGSA SAPI PERAH DAERAH TROPIK
II.a. Sapi Red Sindhi :
1. Asal-usul : Karachi dan Hyderabad, India
2. Warna bulu penutup : merah gelap/tua
3. Kipas ekor : hitam
4. Ukuran kelasa : sedang
5. Postur tubuh : kecil s/d sedang
6. Bobot jantan dewasa : + 460 kg/ekor
7. Bobot betina dewasa : + 350 kg/ekor
8. Produksi susu : + 2000 kg/laktasi
II.b. Sapi Sahiwal :
1. Asal-usul : Punjab dan Montgomery, Pakistan
2. Warna bulu penutup : sawo matang/coklat
3. Kipas ekor : hitam
4. Ukuran kelasa : sedang
5. Postur tubuh : kecil s/d sedang
6. Bobot jantan dewasa : + 550 kg/ekor
7. Bobot betina dewasa : + 400 kg/ekor
8. Produksi susu : + 3500 kg/laktasi

II.c. Sapi Ongole :


1. Asal-usul : Ongole (Madras), India
2. Warna bulu penutup : putih abu-abu
3. Kipas ekor : hitam
4. Ukuran kelasa : sedang s/d besar
5. Postur tubuh : sedang
6. Bobot jantan dewasa : + 650 kg/ekor
7. Bobot betina dewasa : + 500 kg/ekor
8. Produksi susu : + 1.300 kg/laktasi
III. BANGSA SILANGAN SAPI PERAH
III.a. Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH)
1. Asal-usul : Cisarua dan Klaten, Indonesia
2. Warna bulu penutup : belang hitam putih
3. Kipas ekor : putih
4. Warna putih pada bagian depan kepala (dahi)
5. Bentuk tanduk : pada yang jantan disebut “tanduk matador”
6. Batas warna hitam dengan warna putih : kurang tegas (transparent)
7. Temperament  : -  jinak/tenang pada  yang betina
                              - galak/ganas pada yang jantan
8. Produksi susu : + 2.000 lt/laktasi
III. b. Sapi Australian Milking Zebu (AMZ)
1. Asal-usul : Australian di CSIRO
    (Commonwealth Scientific Industrial Research Organization)
2. Warna bulu penutup : Coklat kekuning-kuningan
3. Kipas ekor : hitam
4. Bobot jantan dewasa :  +  550 kg/ekor
5. Bobot betina dewasa : + 400 kg/ekor
6. Produksi susu : + 1.400 kg/laktasi

III.c. Sapi Australian Friesian Sahiwal (AFS)


1. Asal-usul : Australian di CSIRO
2. Warna bulu penutup : kombinasi antara warna coklat, merah dan hitam
3. Kipas ekor : hitam
4. Bobot jantan dewasa :  + 650 kg/ekor
5. Bobot betina dewasa : + 550 kg/ekor
6. Produksi susu : + 1.400 kg/laktasi
 III.d. Sapi Grati :
1. Asal-usul : Grati Jawa Timur pejantan sapi FH import dikawinkan sapi betina local
   (Sapi Jawa dan sapi Madura).
2. Warna bulu penutup : belang hitam-putih
3. Kipas ekor : hitam
4. Produksi susu : + 2000 liter/laktasi
C. BANGSA/BREED SAPI INDIA (ZEBU CATTLE)
C.1. Ciri-ciri sapi Ongole
1. Synonim : Sapi Nellore
2. Asal-usul :  Madras, India
3. Warna bulu penutup : Putih abu-abu
4. Warna hitam pada gelambir sebelah atas pada : sapi jantan, pantat bagian
    belakang pada sapi jantan.
5. Postur tubuh : kecil s/d sedang
6. Kelasa/punuk : sedang sampai besar
7. Gelambir : sedang/lebar berlipat-lipat
8. Garis punggung : mula-mula lurus, kemudian meninggi s/d pangkal ekor
9. Temperament : tenang dan jinak
10. Preputium : agak menggantung
11. Pertumbuhan badan : lambat sampai sedang
12. Type : sebagai tenaga tarik/kerja
13. Tanduk : - Besar pendek pada sapi jantan – kecil panjang pada sapi betina.
C.2. Ciri-ciri sapi Kankrey
1. Synonim : Sapi  Gujarati
2. Asal-usul : Gujarat utara, India
3. Warna bulu penutup : putih abu-abu
4. Kipas ekor : warna hitam
5. Bentuk  tanduk : membentuk bangunan bulat ke dalam atas
6. Gelambir :  tipis, posisi  menggantung berlipat-lipat
C.3. Ciri-ciri sapi Gir :
1. Synonim : Sapi  Surti
2. Asal-usul : pegunungan Gir, India
3. Warna bulu penutup : warna bervariasi, merah kekuning-kuningan dengan
    bercak-bercak merah hitam atau coklat yang menyebar di seluruh tubuh.
4. Kipas ekor : warna hitam 
5. Bentuk kepala :  panjang berdahi lebar, dengan telinga besar dan menggantung.
6. Bentuk tanduk : ukuran sedang dengan arah keluar kepala ke bawah dan ke 
    belakang dengan ujung tanduk ke atas dan ke depan
7. Kelasa/punuk : tumbuh besar
8. Gelambir : tumbuh sedang, berlipat-lipat
C.4. Ciri-ciri sapi Thraparkar :
1. Synonim :  White Sindhi
2. Asal-usul : Thraparkar, India
3. Warna bulu penutup : putih, abu-abu
4. Warna hitam pada :  sapi jantan pada pantat bagian belakang,  kipas ekor
5. Bentuk tanduk  : arah melengkung  ke depan dan ke samping dengan ujung
    tanduk  tumpul mengarah ke bagian dalam.
6. Kelasa/punuk : tumbuh sedang, tegak kuat.
7. Gelambir : tumbuh sedang, berlipat.
C.5. Ciri-ciri American Brahman :
1. Synonim : Sapi  Brahman               
2. Asal-usul : Texas, Amerika Serikat
3. Warna bulu penutup : bervariasi, putih abu-abu, merah muda, merah tua.
4. Kipas ekor :  warna hitam 
5. Bentuk tanduk : tumbuh pendek dan besar pada punggung dan kecil pada sapi
    betina.
6. Kelasa/punuk : tumbuh besar 
7. Gelambir : sedang/lebar berlipat-lipat
8. Warna hitam pada : -  bagian leher pada sapi jantan
                                  - bagian paha bagian belakang
                                  - carpus dan tarsus ke bawah
9. Komposisi darah : kombinasi dari 4 (empat) derivate sapi India :
   - Ongole
   - Krishna Valley
   - Gir
   - Kankrey
I. BANGSA MURNI (PURE BREED)
I.a. Ciri-ciri sapi Bali
1. Synonim :   - Bos banteng
                     - Bos sondaicus (sekarang sering disebut Bibos sondaicus)
2. Asal-usul : Bali, Indonesia (proses domestikasi dari sapi bibos sondaicus)
3. Warna bulu penutup : - pada sapi betina, merah bata atau kuning tua
                                    - pada sapi jantan, merah bata pada saat masih muda,
                                      akan berwarna hitam setelah dewasa.
4. Warna putih pada :
    - bagian atas bibir
    - bagian pantat belakang, berbentuk oval
    - kedua carpus dan tarsus ke bawah
    - bagian dalam telinga
    - bagian garis perut bawah
    Warna hitam pada :
    - garis punggung pada sapi  betina (disebut garis belut).
5. Gumba : - tinggi, memanjang
6. Gelambir : tumbuh dari pertengahan leher
7. Telinga : posisi berdiri tampak kuat
8. Tanduk  : terdapat 4 (empat) macam type tanduk :
    - tipe “congklak” dan sering disebut tanduk  “matador” kedua ujung tanduk
      hampir bertemu di atas kepala (ke depan).
    - tipe “silak”, kedua ujung tanduk hampir bertemu di atas kepala (ke atas).
    - tipe “pondong”, sering disebut seperti tanduk kerbau, kedua ujung keluar atas.
    - tipe “cono”, kedua ujung ke atas mengarah ke depan seakan-akan sejajar.
9. Variasi warna bulu penutup yang dianggap merupakan kelainan :
    - “Si  injin”, yaitu sapi berwarna hitam sejak dilahirkan, tidak berubah warna
        sampai dengan dewasa.
    - “Si mores”,  yaitu sapi berwarna  merah atau hitam di bagian perut bawah
yang   
        seharusnya berwarna putih.
    - “Si tutul”, yaitu sapi berwarna bercak-bercak putih di seluruh bagian tubuh
    -  “Si bang”, yaitu sapi berwarna merah pada bagian kaki.
    - “Si panjit”, yaitu sapi berwarna putih pada kipas ekor.
    - “Si cundung”, yaitu sapi berwarna putih pada bagian dahi.
I.B. Ciri-ciri sapi Jawa :
          Merupakan derivate banteng, tetapi sekarang sudah punah karena adanya
ongolisasi. Sisa-sisa sapi Jawa masih dijumpai di Papua Nugini dengan sebutan
Javanese Zebu.
1. Asal-usul : Jawa, Indonesia
2. Bentuk umum :  menyerupai sapi India, hanya lebih kecil
3. Bentuk kepala : lebar dan panjang baik pada sapi jantan maupun betina
4. Warna bulu penutup : bervariasi, putih abu-abu, coklat muda tercampur hitam,    
    dan lain-lain
5. Tanduk : pendek dan besar pada sapi jantan, kecil dan panjang pada sapi betina
6. Kipas ekor : berwarna hitam
7. Anggota gerak : panjang dan kuat.
8. Jenis punggung : posisi panjang  meninggi s/d pangkal ekor.
9. Kelasa/punuk : tumbuh besar  sebel  pada  sapi jantan dan kecil pada sapi betina
10. Gelambir : tumbuh besar berlipat pada sapi jantan dan kecil pada sapi betina 
11. Komposisi  darah : diduga hasil persilangan antara sapi India dengan pribumi
12. Bobot badan dewasa jantan : 550 – 755 kg/ekor
13. Bobot badan dewasa betina : 300 – 450 kg/ekor
14. % karkas : + 44,90%
 II. BANGSA LOKAL (LOKAL BREED)
      Ciri-ciri Sapi Madura
1. Asal-usul : Madura, Indonesia
2. Bentuk umum : posisi bagian depan lebih besar dari pada bagian tengah dan
   bagian belakang badan.
3. Bentuk kepala : pendek seperti biji (wedge)
4. Warna bulu penutup :  merah bata/sawo matang, kuning tua baik jantan mapun 
   betina. 
5.Tanduk : kecil panjang baik  pada sapi jantan maupun sapi betina, bentuk/arah
    seperti bulan sabit.
6. Telinga :  kecil posisi lurus  ke arah luar.
7. Sikap tubuh : kuat/kekar.
8. Anggota gerak : tampak kering, ringan tapi berat.
9. Jenis punggung : posisi panjang  meninggi s/d pangkal ekor.
10. Kelasa/punuk :  bentuk kecil pada yang jantan maupun betina.
11. Gelambir : tidak tumbuh gelambir.   
12. Komposisi  darah : diduga memiliki darah Bos sondaicus serta Bos Indicus,
      dengan  tanda-tanda mendekati sapi bali dan sapi Ongole.
13. Bobot badan dewasa jantan : 350 – 400 kg/ekor
14. Bobot badan dewasa betina :  175 - 200 kg/ekor
15. % karkas : + 47,90%
 II. BANGSA TERNAK KERBAU 
     Di dalam  sistematika ternak  kerbau memiliki urutan sebaga berikut :
     Phylum                       : Vertebrata
     Clasis                         : Mammalia
     Ordo                           : Ungulata
     Sub Ordo                    : Artiodactyla
     Familia                        : Bovidae
     Sub Familia                 : Bovidae
     Genus                         : Bubalus
     Sub Genus                   : Bubalus-bubalus (kerbau jinak)
          Ternak kerbau jinak (Bubalus-bubalus) dibedakan oleh 2 jenis, yaitu kerbau
sungai yang berkembang di India dan Pakistan dan kerbau lumpur yang
berkembang di Philipina, China, Srilangka termasuk Indonesia. Ternak kerbau jinak
tersebut berasal dari kerbau liar yaitu Bubalus-bubalus yang telah didomestikasi
(dijinakkan).
Ciri Umum ternak kerbau
1. Warna bulu penutup : - hitam,
                                   - belang hitam putih,
                                   - putih.
2. Warna kipas ekor :  - hitam,
                               - putih
3. Tanduk : tumbuh melengkung ke samping atas, kadang-kadang terdapat pula
    yang melengkung ke bawah dengan ujung-ujungnya ke  arah leher.
4. Kerbau putih : asal-usulnya dari Bali dan Thailand.
5. Pertumbuhan bulu penutup : tumbuh jarang apabila dibandingkan dengan 
    pertumbuhan bulu pada ternak sapi.
6. Scrotum : tumbuh lebih kecil apabila dibandingkan pertumbuhan scrotum pada
   ternak sapi.   
7. Type : disamping pedaging dan tenaga tarik dapat pula sebagai penghasil susu
(tipe dwiguna = dual purpose).
a. Ciri-ciri Kerbau Murrah
1. Asal-usul  : Haryana dan Bali, India
2. Warna bulu penutup : hitam, kebiru-biruan
3. Kipas ekor : putih
4. Bentuk kepala : kecil
5. Tanduk :kecil bentuknya, tumbuh ke arah atas dan belakang, pendek baik pada
   kerbau jantan maupun betina.
6. Pada kerbau betina : pertumbuhan ambing sedang, dengan putting susu yang
    baik, panjang ukurannya.
7. Warna putih pada bagian depan kepala.
  b. Ciri-ciri Kerbau Surti
1. Asal-usul : Gujarat, India
2. Warna bulu penutup : coklat muda s/d kelabu perak
3. Tanduk : tumbuh seperti bulan sabit.
4. Mata : bersinar, jernih serta tampak menonjol
5. Telinga : ukuran sedang, posisi menggantung
6. Tanduk : tumbuh bulat membentuk bulan sabit, bagian ujung tanduk berbelit
    seperti kait ujungnya.
7. Leher : tipis ringan pada kerbau betina, tebal dan berat pada kerbau jantan.
F. BANGSA (BREED) TERNAK KUDA
Di dalam sistematika ternak kuda dibedakan atas :
1. Equiz cobalus occidentalis : terdapat di Eropa Tengah
2. Equiz cobalus orceatalis : terdapat di Asia
3. Equiz cobalus germanicum : terdapat di Eropa utara
4. Equiz cobalus gunelini : terdapat di Eropa Timur
5. Equiz cobalus mangalicus : terdapat di Tiongkok
Ternak kuda dipelihara dengan beberapa tujuan antara lain :
1. Sebagai tenaga tarik/kerja
2. Sebagai tenaga beban
3. Sebagai ternak pacu/balap
4. Sebagai hoby/kesayangan
Sifat-sifat umum ternak kuda :
1. Asal-usul : dari Arab dan Asia
2. Warna bulu dibedakan atas : - warna bulu penutup, - warna bulu perhiasan
          Khusus pada ternak kuda dibedakan beberapa warna bulu penutup sebagai
berikut :
a. Warna putih :
a.1. Putih-sehimmel :
          Baik bulu penutup maupun bulu perhiasan berwarna putih, sedang bagian
yang tidak berbulu berwarna hitam. Termasuk bagian-bagian yang tidak  berbulu :
Kuku, bibir, anus, vulva, preputium, kulit.
          Untuk daerah tropic, warna sehimmel sangat digemari, sebab tahan terhadap
sinar matahari.
a.2. Putih albino : Baik bulu penutup maupun bulu perhiasan berwarna putih,
sedang bagian-bagian yang tidak berbulu tidak berwarna (pucat/merah daging).
b. Warna coklat :
- Dragem
- Brown
- Bulu perhiasan berwarna hitam
- Bulu penutup berwarna coklat
- Carpus dan tarsus s/d kuku hitam
c. Warna napas :
- Baik bulu penutup maupun bulu perhiasan coklat, sedang pada umumnya pada
bulu perhiasan warna coklat lebih muda.
- Kuda dragem -- kuda napas
Sebab warna = coklat,  namun terjadi tingkah laku/behavior berbeda.
-      Dragem tabiat/wataknya > dingin
-      Dragem biasa panjang umur.
-      Dragem lebih disenangi.
d. Warna kuning :
- Prumpung
- Kembang duren
- Isabel
- Warna pada bulu penutup kuning, sedang bulu perhiasan warna kuning tampak
lebih terang (lebih muda).
- Disebut warna emas, disenangi raja-raja di Pulau Jawa.
e. Warna bopong :
- Bulu penutup berwarna kuning, sedang bulu perhiasan hitam termasuk dari
taqrsus, carpus ke bawah s/.d kuku.
f. Warna hitam :
Semua warna baik :
-      Bulu penutup
-      Bulu perhiasan
-      Bagian-bagian yang tidak berbulu, warnanya hitam.
Beberapa Sikap Ternak kuda (Posisi kaki depan).
1. Sikap normal :
          Sikap anggota gerak depan, dimana apabila ditarik garis vertical dari
pertengahan sendi bahu (articulatio   scapulo humeralis), garis tersebut akan
membagi kedua kaki tersebut, dengan jarak antara kedua kuku (os palangeus)
sebesar kukunya.
2. Sikap lebar
          Sikap ternak dilihat dari depan, dimana apabila garis yang ditarik tegak lurus
dari pertengahan sendi bahu (articulatio scapulo humeralis) akan membagi kedua
kuku sama besar, dengan jarak kedua kukunya melebihi kukunya.
3. Sikap sempit
          Sikap ternak dilihat dari depan, dimana apabila garis yang ditarik vertical dari
pertengahan sendi bahu (articulation scapula humeralis) akan membagi kedua kuku
sama besar, dengan jarak kedua kuku (os phalangeus) kurang/lebih sempit
kukunya.
4. Sikap lebar bawah :
          Sikap ternak dilihat dari depan, dimana apabila ditarik garis tegak lurus dari
pertengahan sendi bahu (articulation scapula humeralis) maka garis tersebut akan
berada di bagian dalam (median) dari posisi kedua kaki depan tersebut.
5. Sikap sempit bawah :
          Sikap ternak dilihat dari depan, dimana apabila garis yang ditarik garis
vertical dari pertengahan sendi bahu (articulation scapula humeralis) maka garis
tersebut akan berada pada bagian samping luar (lateral) dari kedua kuku tersebut.
6. Sikap huruf O :
          Sikap ternak dari depan, dimana apabila ditarik garis tegak lurus dari
pertengahan sendi bahu (articulation scapula humeralis) maka posisi os carpus
berada di sebelah lateral garis tersebut.
7. Sikap huruf X :
          Sikap ternak dilihat dari depan, dimana apabila ditarik garis vertical dari
pertengahan sendi bahu (articulation scapula humeralis) maka posisi os carpus
berada di sebelah dalam (median) dari garis tersebut.
CIRI-CIRI KUDA SANDEL :
-      Asal-usul : di Pulau Sumba, Indonesia
-      Kepala : bentuknya kecil dengan profil lurus, bentuk hampir segi empat
-      Telinga : pendek, bentuknya agak lebar dengan banyak gerak
-      Kuncung (rambut di atas kepala) : banyak, tumbuh panjang, dan keriting
-      Leher : pendek, kuat dan berotot tebal
-      Mulut : agak lebar
-      Mata : besar, bersinar tetapi tenang
-      Surai (rambut di atas leher) : agak pendek, tebal dengan bulu halus
-      Gumba : panjang, tingginya sedang
-      Ekor : dengan pangkal ekor yang belakang agak tinggi, posisi ekor pada saat kuda
lari diangkat ke atas 20o
-      Warna bulu yang paling disukai dragem dan prumpung
-      Tipe : -  sebagai kuda balap
          - sebagai kida tarik
          - sebagai kuda hobi
Ternak kuda di Indonesia pemberian nama disesuaikan dengan nama-nama daerah
misal :
-      Kuda Sumba
-      Kuda Timor
-      Kuda Bali
-      Kuda Jawa
-      Kuda Batak
-      Kuda Sumatra
-      Kuda Aceh
-      Kuda Sulawesi
4. Latihan-latihan :
a. Berikan contoh ternak yang tergolong di dalam kelompok ternak besar
b. Berikan contoh sapi potong import
c. Berikan contoh sapi perah import
d. Berikan tanda-tanda kuda Sandel
5. Rangkuman singkat :
          Diantara kelompok ternak besar, maka ternak sapi perah dan sapi potong
merupakan ternak yang besar manfaatnya dalam hal pemenuhan daging untuk
manusia, sedang ternak kerbau dan ternak kuda sifatnya masih sebagai sumber
tenaga kerja disamping juga menyumbangkan komoditas daging untuk manusia.
Pengenalan beberapa bangsa sapi, kerbau serta kuda sangat banyak manfaatnya.
POKOK BAHASAN : BANGSA TERNAK KECIL.
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
          a. Mengetahui tentang maksud bangsa ternak kkecil
          b. Mengetahui manfaat tentang bangsa ternak kecil.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
          a. Mampu menjelaskan Maksud bangsa ternak kecil
          b. Mampu menjelaskan manfaat bangsa
3. Uraian Materi
          Dibedakan atas beberapa kelompok ternak yang termasuk ternak kecil antara
lain :
a. Ternak kambing
b. Ternak domba
c. Ternak babi
Sifat-sifat umum Ternak Kambing :
a. Pandai merumput, namun lebih menyukai tanaman hijau yang letaknya lebih
    tinggi dari tanah (meramban)
b. Sering digolongkan dalam ternak, binatang pegunungan (mountain animals).
c. Dapat berproduksi susu, disamping sebagai pengahasil daging maupun pupuk
   kandang (organic).
d. Type kelahiran : dapat lahir kembar meskipun pada umumnya lahir tunggal.
e. Memiliki kelenjar bau pada pangkal ekor.
f. Tergolong kambing daerah tropic adalah
1. Kambing Saanen
2. Kambing Toggenburg
3. Kambing British Alphine
MANFAAT KAMBING DI INDONESIA
          Ternak kambing di Indonesia terutama sebagai penyediaan daging,
disamping hasil sampingannya berupa bahan pupuk kandang.
          Di beberapa daerah ternak kambing merupakan perwujudan kesenian
daerah, yaitu untuk diadu kekuatan, atau sering pula dilombakan dari segi
keindahan (eksterior tubuh). Sedang kambing bangsa murni (pure breed)

Anda mungkin juga menyukai