Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

KEPENGURUSAN JENAZAH

Disusun Oleh:
Kelompok 6 Regular A :

1. Nadya Nur Azizah


2. Dinela aziza
3. Azizah A
4. Rahmalia Nurul
5. Rifa Ayu Dia
6. Andre Zaldi Triawan
7. Yusuf Safria Rahmani

PROGRAM STUDI FAKULTAS KESEHATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi besar Nabi Muhammada SAW dan juga
keluarga, sahabat, dan segenap para penerus perjuangan beliau hingga akhir zaman. Karena
melalui perjuangan beliaulah kita yang semula berada dalam kesesatan kini telah berada
dalam era yang terang benderang dan dalam petunjuk yang lurus, sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan tema “Kepengurusan
Jenazah” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan dari
anggota kelompok, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Namun tidak lepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka
selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.

Penyusun sangnat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan dapat memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin.

Lampung, 11 September 2020

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................................
1.2 Rumusan masalah …………………………………………………………
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Cara Menangani Jenazah…………………………………………………….
2.2 Cara Solat Jenazah…………………………………………………………
2.3 Syarat Solat Jenazah……………………………………………………..
2.4 Rukun Solat Jenazah ……………………………………………………..

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….
3.2 Saran …………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Kematian adalah suatu kepastian yang tidak dapat dihindari oleh manusia.
Semua makhluk hidup pasti akan mengalami kematian, tidak peduli tua
maupun muda. Kematian bagi seseorang yang telah menemui ajalnya, ini
merupakan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan adalah awal bagi
kehidupan di akhirat. Sedangkan bagi yang masih hidup, ada kewajiban yang
harus dipikul terhadap orang yang telah meninggal, diantaranya memandikan,
mengkafani, mensholatkannya,dan menguburkannya. Dalam makalah ini
penulis menocoba mengupas beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang
yang masih hidup terhadap jenazah.

1.2 Rumusan Masalah.


a. Bagaimana cara mengafani jenazah?
b. Bagaimana cara Mensholatkan jenazah?
c. Apa saja syarat sholat jenazah?
d. Apa saja rukun-rukun sholaat jenazah?

1.3 Tujuan Penulisan.


a. Pembaca mengetahui cara mengafani jenazah.
b. Pembaca mengetahui ca mensholatkan jenazah.
c. Pembaca mengetahui apa saja sarat-syarat sholat jenazah.
d. Pembaca Mengetahui rukun-rukun sholat jeazah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tata cara Mengkafani Jenazah


Mengkafani jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan. Berikut tata
cara mengafani jenazah laki-laki :
a. Siapkan kain kafan sebanyak tiga lapis, dimana tiap-tiap lapis menutupi
seluruh badannya.
b. Kain kafan dihamparkan sehelai-helai. Diatas tiap-tiap lapis ditaburkan
wewangian misalnya kapur barus.
c. Letakkan jenazah diatasnya.
d. Kedua tangan jenazah diletakkan di atas dada dengan posisi tangan kanan di
atas tangan kiri.
e. Jenazah diberi “baju” dari potongan kain yang didbentuk seperti baju. “Baju”
tersebut terdiri atas sarung yang melilit di pingganng hingga kaki, baju atas,
dan kopiah.
f. Setelah semua siap, jenazah dibungus dengan kain kafan yanng menutup
seluruh badan dengan rapat.

Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan, yaitu sebagai berikut:


a. Siapkan kain kafan sebanyak lima lapis kain untuk basahan, baju,
tutup kepala, kerudung(cadar), dan kain yang menutupi seluruh
badannya
b. Pakaikan kain basahan, baju, tutup kepala, lalu kerudung.
c. Jenazah kemudian dimasukkan ke dalam kain yang meliputi
seluruh tubuh jenazah.
d. Berilah wewangian pada jenazah saat dikafani.
e. Tarik kain kafan agar rapi dan dapat menyelimuti seluruh tubuh
jenazah kemudian ikat dengan tali kain. Tali kain yang digunakan
untuk jenazah dewasa berjumlah tujuh buah, yaitu untuk bagian
atas kepala, leher, dada, pinggang, lutut, mata kaki, dan untuk
ujung bawah tubuh. Adapun tali kain untuk jenazah anak-anak atau
bayi disesuaikan dengan kebutuhan asalkan jumlahnya ganjil. Tali-
tali tersebut hendaknya diikatkan di sebelah kiri jenazah dengan
simpul hidup.

2.2 Tata Cara Mensholatkan Jenazah.


Setelah jenazah selesai dikafani,jenazah sudah bisa langsung disholatkan.
Sebelum masuk ke cara mensholatkkan jenazah, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan diantaranya :

a. Syarat-syarat sholat jenazah


a) Sholat jenazah sama halnya dengan sholat yang lain,yaitu harus
menutup aurat, suci dari hadas besar dan kecil suci badan, pakaian dan
tempatnya serta menghadap kiblat.
b) Mayit sudah dimandikan dan dikafani.
c) Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalati, kecuali kalau sholat
dilakukan diatas kubur atau sholat ghaib.
b. Rukun dan cara mengerjakkan sholat jenazah
Sholat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud serta tidak dengan
adzan dan iqomah, dan caranya sebagai berikut :
Setelah berdiri sebagaimana mestinya akan melakukan sholat,
maka:
a) Niat
Menyengaja melakukan sholat atas mayit dengan empat
takbir, mengahdap kiblat karena Allah SWT.
Lafazh niatnya, untuk mayat laki-laki :

Ushalli ‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardolil


kafaayati (ma’muman/imaaman) Lillaahi ta’alaa. Allahu
Akbar.
Artinya : “Aku niat saholat atas mayit ini empat takbir
fardlu kifayah karena Allah, Allahu Akbar.
sedangkan niat untuk mayat perempuan:

Usholli ‘alaa haadzihi mayyitati arba’a takbiirootin fardol


kifaayati (Ma’muuman/Imaaman) Lillahi ta’aala, Allahu
Akbar.
b) Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “ Allahuakbar”
bersamaan dengan niat, sambil meletakkan tangan kanan diatas tangan
kiri diatas perut(sedekap), kemudian membaca Al-fatihah ( tidak
membaca surat yang lai). Setelah membaca Al-fatihah terus takbir
memmbaca “ Allahu akbar”.

c) Setelah takbir yang kedua, kemudian membaca sholawat atas nabi


sebagai berikut :

Allaahumma Sholli ‘Alaa Muhammad.


Lebih sempurna bacalah sholawat sebagai berikut :

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali


Muhammad, kamaa shollaita a’alaa Ibrahiima wa ‘alaa
aali Ibraahim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa “alaa
aali Muhammad, kamaa baarokta ‘alaa Ibrahima wa ‘alaa
aali Ibrahim, fil ‘aalamiina innaka hamiidum majid.
Artinya : “Ya allah, berilah sholawat atas Nabi Muhammad
dan atas keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi
sholawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan
limpiahilah berkah atas Nabi Muhammad dan para
keluarganya, sebagaimana Engau telah memberikan berkah
kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya Di seluruh alam
ini Tuhanlah yang terpuji yang Maha Mulia”.

d) Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa sekurang-


kurangnya sebagai berikut :
Allaahummaghfir lahuu warhamhu wa ‘aafihii wa’fu
‘anhu
Artinya : “ Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dan
sejahtera dan maafkanlah dia”.
Lebih sempurna membaca doa sebagai berikut :

Allaahummaghfirlahu (lahaa) warhamhu (haa) wa ‘aafihii


(haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahuu (haa) wa
wasso’madkholahuu (haa) waghsilhu (haa) bil maa’I wats-
tsalji walbarodi wa naqqihii (haa) minal khotooya kamaa
yunaqqats-tsaubul abyadu minaddanasi wa abdilhu (haa)
daaron khoiron min daarihi (haa) wa ahlan khoironn min
ahlilihii (haa) wa zaujan khairon min zaujihii (haa) wa
qihii (haa) fitnatalqobri wa ‘adzzaabannaar.
Artinya : “Ya Allah ampunilah dia, dan kasihanilah dia,
sejahterahkakn dosa dna kesalahannya, hormatilah
kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya,
bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah
ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari
segala kotoran, dan gantianlah baginya rumah yang lebih
baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya
keluarga yang lebih baik dari daripada keluarganya yang
dahulu, dan gantikanlah baginya istri/suami yang lebih baik
dari istri/suaminya yang dahulu, dan peliharalah
(hindarkanlah) ia dari siksa kubur dan azab api neraka”.

Keterangan : Jika mayit perempuan lal lahu menjadi lahaa


dan seterusnya.

jika mayit anak-anak doanya sebagai berikut :

Allahummaj’alhu faroton li’abawaihi wa salafan wa


dzukhran wa ‘izhatan wa ‘izhatan wa ti’baaron wa
syafii’an wa tsaqqil bihii mawaaziinahumaa wafrighish-
shobro ‘alaa quluu bihimaa walaa taftinhumaa ba’dahuu
wa laa tahrimhumaa ajrahuu.
Artinya : “ Ya allah jadikanlah ia sebagai simpanan
pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan,
kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat
seta syafaat bagi orang tuanya. Dan beratkanlah timbangan
ibu bapaknya karenanya. Dan janganlah menjadikan fitnah
bagi ayah bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan
menghalangi pahala kepada kedua orangtuanya”
.
e) Selesai takbir keempat, membaca doa sebagai berikut :

“Allahumma laa tahrimnaa ajrohuu walaa taftinna


ba’dahuu waghfirlanaa walahuu”
Artinya : “Ya Allah, janganlah engkau tiddak memberikan
kepada kami pahalanya, dan janganlah Engkau
memberikan cobaan-cobaan keoada kami sepeninggalnya,
dan ampunilah kami dan dia”.
Lebih sempurna dan lengkap membaca doa sebagai
berikut:

Allahumma laa tahrimnaa ajrohuu walaa taftinna ba’dahu


waghfirlanaa walahuu waiihwaaninal-lzdzina sabaquunaa
biliimaani walaaa taj’al fii quluu binaa ghilla lilladziina
aamanuu robbanaa innaka ro’uufurrohiim.
Artinya : “Yal allah, janganlah Engkahu tidak memberikan
kepada kami pahalanya, dan janganlah Engkau
memberikan cobaan-cobaan kepada kami sepeninggalanya,
dan ampunilah kami dan dia, dan bagi saudara-saudaranya
kita yang mendahului kita ddengan iman, dan janganlah
Engkau menjadi unek-unek/gelisah dalam hati kami dan
bagi orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami,
sesungguhya Engkaulah Maha Pengampu lagi Maha
penyayang”.
f) Kemudian (selesai) memberi salam sambil memalingkan muka ke
kanan dan ke kiri denngan ucapan sebgaia berikut:

Assalaamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuh.


Artinya : Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada
kamu sekalian.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi
makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu
mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana, penyelengaraan
jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini
dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian
orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:
a.       Memandikan
b.      Mengkafani
c.       Menshalatkan
d.      Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain:
a.       Memperoleh pahala yang besar.
b.       Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
c.       Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d.      Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati dan
masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.

3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini, pemakalah
berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan diri untuk
menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga berharap agar pembahasan ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat mengajarkannya dengan baik
ketika telah menjadi seorang guru di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i,M.(2014).Tuntunan sholat lengkap.Semarang:PT.Karya Toha Putra


http://esanoerfadhila.blogspot.com/2016/10/cara-pengurusan-jenazah.html

Anda mungkin juga menyukai