Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun Oleh :

Nama : Trisky Mangunsong

Kelas : Bilingual Pendidikan Matematika 2018

Nim : 4182111031

Dosen Pengampu : Trisnawati Hutagulung, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

BILINGUAL PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2020

1|Page
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat
dan karuniaNya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report dari
Dosen Pengampu “Trisnawati Hutagulung, S.Pd., M.Pd.” dengan mata kuliah “Bahasa
Indonesia” ini dengan tepat waktu dan sebagaimana mestinya.

Saya menyadari bahwa tugas makalah saya ini tidaklah sempurna, dengan demikian
saya menerima masukan, kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun dan
bisa memperbaiki makalah saya selanjutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca dan harapannya
setelah membaca makalah ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.
Lebih dan kurangnya saya mohon maaf yang sebesar besarnya.

Medan, Maret 2020

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang 4
          1.2 Tujuan 4
          1.3 Manfaat 4
1.4 Identitas Buku 5
BAB  II ISI BUKU
          2.1 Ringkasan Isi Buku Utama 6-9
          2.2 Ringkasan Isi Buku Pembanding 9-15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

Lampiran 18

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tumbuh kembang anak terjadi secara kompleks dan sistematis. Anak akan
mengalami dua proses, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Proses pertumbuhan dan
perkembangan anak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengalaman orang tua.
Beberapa anak mengalami kegagalan atau gangguan tumbuh kembang, yaitu penyandang
cacat fisik dan mental. Kelompok anak dengan disabilitas digolongkan kedalam anak
berkebutuhan khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami
gangguan tumbuh kembang fisik dan mental . Anak berkebutuhan khusus adalah anak
yang memiliki kelainan pada fisik, emosi, mental, intelektual dan sosial.

Berdasarkan konsep diatas dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus


(ABK) adalah anak yang mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan yang
disertai gangguan pada fisik, emosi, mental, sosial, dan intelejensi yang memerlukan
penanganan dan perlakuan khusus untuk memfasilitasi semua kebutuhan. Salah satu
anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan tunagrahita . Pada Critical Book ini
kami membahasa terkait kemampuan matematika anak tunagrahita pada materi bangun
ruang.

1.2. Tujuan

Critical Book Report ini bertujuan :


1. Mengetahui ABK(anak berkebutuhan khusus) terkhusus pada tunagrahita
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
1.3 Manfaat

1. Sebagai bahan evaluasi bagi penulis untuk memperbaiki penulisan buku


kedepannya

2. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang anak berkebutuhan


khusus

4|Page
1.4 Bibliografi Buku

Buku Pertama :

Judul Buku : Psikologi Dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Jilid 1)

ISBN : 978-602-8137-03-4

Penyusun : Dr. Frieda Mangunsong

Penerbit : Universitas Indonesia

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2009

Jumlah Halaman : 98

Buku Kedua :

Judul Buku : Geometri datar dan ruang

ISBN :-

Penyusun : Drs. Agus Suharja, M.Pd.

Penerbit : Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga


Kependidikan Matematika

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2009

Jumlah Halaman : 37

5|Page
BAB II
ISI BUKU
2.1 RINGKASAN BUKU I

A. Pengertian Tunagrahita
Menurut Amerrican Association on Mental Retardation (AAMR), tunagrahita
merujuk pada keterbatasan fungsi intelektual umum dan keterbatasan pada keterampilan.
Keterampilan adaptif mencakup area komunikasi, merawat diri, home living, keterampilan
sosial, bermasyarakat, mengontrol diri, functional academics, waktu luang, dan kerja.
Tunagrahita merupakan suatu kondisi dimana anak mengalami hambatan pada
perkembangan mental, tingkat intelejensi, bahasa, sosial, dan motorik. Tunagrahita
adalah keterbatasan pada fungsi intelektual dan kemampuan adaptasi. Keterbatasan
kemampuan adaptasi meliputi komunikasi, keterampilan sosial, akademik, kesehatan,
keamanan, dan merawat diri . Tunagrahita merupakan suatu keadaan dimana tingkat
intelejensinya dibawah rata-rata dan tunagrahita bukanlah suatu penyakit .

Berdasarkan beberapa konsep diatas dapat disimpulkan bahwa tunagrahita adalah


suatu kondisi dimana anak mengalami keterbatsan pada kemampuan intelejensi dan
kemampuan adaptasi seperti komunikasi, bersosialisasi, menjaga kesehatan, keamanan diri,
dan kemampuan merawat diri.

B. Klasifikasi Anak Penyandang Tunagrahita


Umur
Klasifikasi IQ Pendidikan Klinis Estimasi
Mental
Anak dapat
belajar
keterampilan 85% dari Setara usia
Tunagrahita 50-55 s.d Dapat dilatih
dapat hidup anak dengan anak normal
Ringan 68-70 dan didik
mandiri tunagrahita 9-12 tahun
(mandi,
berpakian).
Tunagrahita 35-40 s.d Dapat dilatih Dapat belajar 10% dari Setara usia
Sedang 50-55 merawat diri, anak dengan anak normal

6|Page
bersosialisasi. tunagrahita 6-8 tahun
Perlu
pengawasan
perlu latihan
4% dari anak Setara usia
Tunagrahita 20-25 s.d khusus untuk
Susah dilatih dengan anak normal
Berat 35-40 mempelajari
tunagrahita 3-5 tahun
beberapa
keterampilan
diri.
1-2% dari
Tunagrahita Kurang Sangat Susah Tidak mampu
anak dengan
Sangat Berat dari 20-25 dilatih merawat diri
tunagrahita
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa anak dikatakan mengalami
tunagrahita jika tingkat intelegensinya dibawah 70. Anak dengan tunagrahita tingan
seperti anak normal pada umumnya yaitu mampu untuk didik. Sedangkan anak
dengan tunagrahita sedang memerlukan cara khusus untuk memenuhi kebutuhannya
dan dapat dilatih. Anak tunagrahita berat dan sangat berat memerukan pengawasan
penuh dari keluarganya karena mereka tidak mampuu dididik dan dilatih.

C. Karakteritik Anak Penyandang Tunagrahita


Menurut Mumpuniarti (2007) adapun karakteristik pada aspek-aspek individu
anak tunagrahita sebagai berikut :

1. Karakteristik fisik, pada tingkat hambatan mental sedang lebih menampakkann


kecacatannya. Penampakan fisik jelas terlihat karena pada tingkat ini banyak
dijumpai tipe down syndrome dan bram damage. Koordinasi motorik lemah sekali
dari penampilannya menampakkan sekali sebagai anak terbelakang.
2. Karakteristik psikis, pada umur dewasa anak tunagrahita baru mencapa kecerdasan
setaraf anak normal usia 7 tahun atau 8 tahun. Anak nampak hampir tidak
mempunyai insiatif, kenak-kanakan, sering melamun, atau sebaliknya hiperaktif.
3. Karakteristik sosial, banyak diantara anak tunagrahita sedang yang sikap sosialnya
kurang baik, rasa etisnya kurang dan nampak tidak mempunyai rasa terimakasih,
rasa belas kasihan dan rasa keadilan.

D. Kebutuhan Pelayanan BK pada Anak Penyandang Tunagrahita


1. Layanan Orientasi
Layanan yang memungkinan peserta didik tunagarahita adalah mengenal tempat
dan benda yang dijumpainya dan membiasakan agar anak tersebut tidak lupa.
Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang
berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman
2. Layanan  Informasi

7|Page
Layanan yang memungkinan Anak tunagrahita agar mendapatkan pendidikan dan
layanan info seputar mengasah kemampuan bagi mereka. Tujuan layanan
informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara
tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier
berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi
berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman
3. Layanan Konten
Mengeksploitasi kemampuan kreatifitas anak tunagrahita agar mereka dapat
mengerjakan pekerjaan yang dipegangnya dengan baik.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran di dalam kelas, untuk pengembangan potensi yang ada pada anak.
Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan
Layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap
muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya
dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar
peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling
Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik)
tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika
kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan
membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok
berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan

7. Layanan Konseling Kelompok


Layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok)
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan
pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan
pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi
untuk pengentasan dan advokasi.
2.2 RINGKASAN BUKU 2

8|Page
A.    Pengertian Bangun Ruang
Bangun ruang merupakan bangun matematika yang memiliki isi atau volume. Bisa
juga disebut bagian ruang yang dibatasi oleh himpunaan titik-titik yang terdapat pada seluruh
permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun itu disebut sisi.
Sisi merupakan bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang
dengan ruangan di sekitarnya, Rusuk merupakan pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis
pada bangun ruang sedangkan Titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan rusuk yang
berjumlah tiga atau lebih.
Pada umumnya bangun ruang yang telah kita kenal adalah balok, kubus, prisma,
limas, kerucut, tabung dan bola. Pada setiap bangun ruang tersebut mempunyai rumusan
dalam menghitung luas maupun isi/volumenya.
B.     Macam-macam Bangun Ruang
1. KUBUS

Pengertian Kubus
Kubus adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang
kongruen berbentuk bujur sangkar. Kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Kubus
juga disebut bidang enam beraturan, selain itu juga merupakan bentuk khusus dalam prisma
segiempat.
Sifat-Sifat Bangun Ruang Kubus
Dalam bangun ruang, dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut.
Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis yang
merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga
buah rusuk pada bangun ruang.
Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus ABCD. EFGH
a.       Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah
 sisi ABCD
 sisi ABFE
 sisi ADHE
 sisi EFGH
 sisi DCGH
 sisi BCGH
Jadi, adal 6 sisi pada bangun ruang kubus.Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi yang
berukuran sama panjang dan lebar
b. Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah

9|Page
 rusuk AB
 rusuk EF
 rusuk HG
 rusuk DC
 rusuk BC
 rusuk FG
 rusuk EH
 rusuk AD
 rusuk AE
 rusuk BF
 rusuk CG
 rusuk DH
Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus. Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai
panjang yang sama
c. Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah
 titik sudut A
 titik sudut B
 titik sudut C
 titik sudut D
 titik sudut E
 titik sudut F
 titik sudut G
 titik sudut H

Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang kubus.Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa:Kubus adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi
yang berukuran sama

Bangun ruang kubus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:


a. memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang ukurannya sama luas
b. memiliki 12 rusuk yang ukurannya sama panjang
c. memiliki 8 titik sudut
d. memiliki 4 buah diagonal ruang
e. memiliki 12 buah bidang diagonal 

Rumus Kubus
1. Luas Permukaan
LP=6 s 2

2. Volume
V =s 3dengan s = rusuk kubus

2. BALOK

10 | P a g e
Pengertian Balok
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi
panjang, dengan paling tidak satu pasang di antaranya berukuran berbeda. Balok memiliki 6
sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok yang dibentuk oleh enam persegi sama dan sebangun
disebut sebagai kubus.
Sifat-Sifat Bangun Ruang Balok
Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada balok ABCD. EFGH
Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah
 sisi ABCD
 sisi ABFE
 sisi ADHE
 sisi EFGH
 sisi DCGH
 sisi BCGH
Jadi, adal 6 sisi pada bangun ruang balok :
Sisi ABCD = Sisi EFGH
Sisi BCFG = Sisi DCGH
Sisi ABFE = Sisi EFGH
2) Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah
 rusuk AB
 rusuk EF
 rusuk HG
 rusuk DC
 rusuk BC
 rusuk FG
 rusuk EH
 rusuk AD
 rusuk AE
 rusuk BF
 rusuk CG
 rusuk DH

Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang balok


Rusuk AB = Rusuk EF = Rusuk HG = Rusuk DC
Rusuk BC = Rusuk FG = Rusuk EH = Rusuk AD
Rusuk AE = Rusuk BF = Rusuk CG = Rusuk DH
3) Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah
 titik sudut A
 titik sudut B
 titik sudut C

11 | P a g e
 titik sudut D
 titik sudut E
 titik sudut F
 titik sudut G
 titik sudut H
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:Balok adalah sebuah benda ruang yang dibatasi
oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling
sejajar (berhadapan) dan berukuran sama
Bangun ruang balok memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
memiliki 4 sisi  berbentuk persegi panjang ( 2 pasang persegi panjang yang ukurannya sama )
memiliki 2 sisi yang bentuknya sama ( 1 pasang persegi panjang dengan ukurannya sama
namun berbeda ukuran dengan 2 pasang persegi panjang yang lain )
memiliki 12 rusuk yang ukurannya sama panjang
memiliki 8 titik sudut
Rumus Balok
1. Luas Permukaan
LP=2 pl+ 2<+2 pt2. Volume
V = p x l x t dengan P = Panjang, L = Lebar, T = Tinggi

3.      BOLA
Pengertian Bangun Ruang Bola
Dalam geometri, bola adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tak hingga
lingkaran berjari-jari sama panjang dan berpusat pada satu titik yang sama. Bola hanya
memiliki 1 sisi.
Sifat-Sifat Bangun Ruang Bola
Bangun ruang bola memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
memiliki 1 sisi
memiliki 1 titik pusat
tidak memiliki titik sudut
memiliki jari-jari yang tak terhingga dan semuanya sama panjang
Rumus Bola
1. Luas Permukaan
LP=4 π r 22. Volume
4
V = π r3
3
4.      TABUNG
Pengertian Bangun Ruang Tabung
Dalam geometri, tabung atau silinder adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh
dua buah lingkaran identik yang sejajar dan sebuah persegi panjang yang mengelilingi kedua
lingkaran tersebut. Tabung memiliki 3 sisi dan 2 rusuk. Kedua lingkaran disebut sebagai alas
dan tutup tabung serta persegi panjang yang menyelimutinya disebut sebagai selimut tabung.
Sifat-Sifat Bangun Ruang Tabung 
Bangun ruang tabung memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
memiliki 3 sisi  ( 2 sisi berbentuk lingkaran dan 1 sisi berupa selimut tabung )
memiliki 2 rusuk
Rumus Tabung
1. Luas Permukaan
LP=2 πrt+ π r 22. Volume
V =π r 2 t dengan r = jari-jari, t = tinggi

12 | P a g e
5.      KERUCUT
Pengertian Bangun Ruang Kerucut
Dalam geometri, kerucut adalah sebuah limas istimewa yang beralas lingkaran. Kerucut
memiliki 2 sisi dan 1 rusuk. Sisi tegak kerucut tidak berupa segitiga tapi berupa bidang
miring yang disebut selimut kerucut.
Sifat-Sifat Bangun Ruang Kerucut 
Bangun ruang kerucut  memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
memiliki 2 sisi ( 1 sisi merupakan alas yang berbentuk lingkaran dan 1 sisinya lagi berupa sisi
lengkung atau selimut kerucut )
memiliki 1 rusuk
memiliki 1 titik sudut
Rumus Kerucut
1. Luas Permukaan
LP=2 πs+ π r 22. Volume
1
V = π r 2 t dengan r = jari-jari, s = garis pelukis, t = tinggi kerucut
3

6.      LIMAS
Pengertian dan Sifat-Sifat Bangun Ruang Limas
Dalam geometri, limas adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas
berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk segitiga. Limas memiliki n + 1 sisi, 2n rusuk
dan n + 1 titik sudut. Kerucut dapat disebut sebagai limas dengan alas berbentuk lingkaran.
Sifat-Sifat Bangun Ruang Limas Segitiga
Bangun ruang limas segitiga memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
memiliki 4 sisi yang berbentuk segitiga ( 1 merupakan alas  yang berbentuk segitiga.dan 3
sisi tegak )
memiliki 6  rusuk ( 3 pasang rusuk)
memiliki 4 titik sudut ( 3 sudut berada di bagian alas dan 1 sudut berada di bagian atas yang
merupakan titik puncak )
Rumus limas segitiga
1. Luas Permukaan
1
LP=LS 1+ LS 2+ LS 3+ LS 4 V = atT
6
Sifat-Sifat Bangun Ruang Limas Segiempat
 Bangun ruang limas segiempat memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
i. memiliki 5 sisi ( 1 sisi berbentuk segiempat yang merupakan alas dan 4 sisi lainnya
semuanya berbentuk segitiga serta merupakan sisi tegak )
ii. memiliki 8  rusuk
iii. memiliki 5 titik sudut ( 4 sudut berada di bagian alas dan 1 sudut berada di bagian atas
yang merupakan titik puncak
Rumus Limas segiempat
1. Luas Permukaan
LP=LS 1+ LS 2+ LS 3+ LS 4+ LS 52. Volume
1
V = Luas Alas x T
3
Sifat-Sifat Bangun Ruang Limas Segilima
Bangun ruang limas segilima memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
i. memiliki alas berbentuk segienam
ii. memiliki 6 sisi
iii. memiliki 10  rusuk

13 | P a g e
iv. memiliki 6 titik sudut
Sifat-Sifat Bangun Ruang Limas Segienam
Bangun ruang limas segienam memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
i. memiliki alas berbentuk segienam
ii. memiliki 7 sisi
iii. memiliki 12  rusuk
iv. memiliki 1 titik sudut 
Sifat-Sifat Bangun Ruang Limas Segitujuh
Bangun ruang limas segitujuh memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
i. memiliki alas berbentuk segietujuh
ii. memiliki 8 sisi
iii. memiliki 14  rusuk
iv. memiliki 1 titik sudut
7.      PRISMA
Pengertian dan Sifat-Sifat Bangun Ruang Prisma
Dalam geometri, prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas dan
tutup identik berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang.
Dengan kata lain prisma adalah bangun ruang yang mempunyai penampang melintang yang
selalu sama dalam bentuk dan ukuran. Prisma segi-n memiliki n + 2 sisi, 2n titik sudut, dan
3n rusuk. Prisma dengan alas dan tutup berbentuk persegi disebut balok sedangkan prisma
dengan alas dan tutup berbentuk lingkaran disebut tabung.
Pengertian dan Sifat-Sifat Bangun Ruang Prisma Segitiga 
Prisma segitiga adalah prisma yang bentuk 2 alasnya ( 1 alas bawah dan 1 alas atas yang
disebut atap )  berbentuk segitiga.
Bangun ruang prisma segitiga memiliki Sifat-Sifat sebagai berikut :
 memiliki bidang alas dan bidang atas berupa segitiga yang kongruen ( 2 alas tersebut
juga merupakan sisi prisma segitiga )
 memilki 5 sisi ( 2 sisi berupa alas atas dan bawah, 3 sisi lainnya merupakan sisi tegak
yang semuanya berbentuk segitiga)
 memiliki  9 rusuk
 memiliki 6 titik sudut
Rumus Prisma segitiga
1. Luas Permukaan
LP= ( S 1+ S 2+S 3 ) x T + at2. Volume
V =Luas Alas x Tinggi
Pengertian dan Sifat-Sifat Bangun Ruang Prisma Segilima 
Prisma segilima adalah prisma yang alas dan atapnya berbentuk segilima.
Bangun ruang prisma segitlima memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
 memiliki bidang alas dan bidang atas berupa segitiga yang kongruen ( 2 alas tersebut
juga merupakan sisi prisma segitiga )
 memilki 7 sisi ( 2 sisi berupa alas atas dan bawah, 5 sisi lainnya merupakan sisi tegak
yang semuanya berbentuk segitiga)
 memiliki  15 rusuk
 memiliki 10 titik sudut

14 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

. Tunagrahita adalah keterbatasan pada fungsi intelektual dan kemampuan


adaptasi. Keterbatasan kemampuan adaptasi meliputi komunikasi, keterampilan
sosial, akademik, kesehatan, keamanan, dan merawat diri. Tunagrahita terbagi
menjadi empat yaitu tunagrahita ringan, sedang, berat dan sangat berat,yang
dimana masing-masing memiliki IQ sebanyak 50-55 s.d 68-70, 35-40 s.d 50-55,
20-25 s.d 35-40, Kurang dari 20-25, jadi untuk para penderita tunagrahita ringan
dapat dilatih dan di didik, para penderita tunagrahita sedang dapat dilatih namun
untuk tunagrahita berat dan sangat berat tidak dapat dilatih dan di didik.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah critical book report ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam
upaya evaluasi. Penulis berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaannya penulisan
dan penyusunan manakalah ini adalah ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau
bahkan hikmah dari penulis, pembaca, dan bagi seluruh Universitas Negeri Medan.
Sehingga tugas Critical book report bisa menjadi patokan dan dapat di aplikasikan
ketika kita melakukan proses belajar mengajar kelak.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Mangunsong, Frieda , (2009). Psikologi Dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Jilid
1). Jakarta : Universitas Indonesia

Suharja, Agus , (2006). Geometri Datar Dan Ruang. Yogyakarta : Pusat Pengembangan
Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika .

16 | P a g e
Lampiran

Buku 1

Buku 2

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai