Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DENGAN METODE INDEKS

MAQASID SYARIAH DI INDONESIA


ANDRIANI SYOFYAN
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: andriani.syofyan@yahoo.co.id

Abstract
The theme of the article is the banks and financial institutions. This study aimed to analyze the financial
performance of Islamic banking in Indonesia using maqasid syariah index A behavioral approach
operationalization method is used to quantify the Maqasid into measurable Islamic bank performance
indicators that are later used for testing on a sample of four Islamic banks. The banks are evaluated and ranked
at three levels based on their: 1) performance ratios, 2) performance indicators and 3) the overall Maqasid
Index. This study used quantitative methods it is The Simple Additive Weighting or a weighted summation
method. The results showed that the Bank Syariah Bukopin has the highst score in other words, Bank Syariah
Bukopin showed better performance than the other three Islamic banks with maqasid syariah index.

Keywords: Bank Performance, Islamic Bank, Maqasid Index

PENDAHULUAN terdiri dari Bank Syariah sebesar Rp. 213.423


Di Indonesia pengembangan ekonomi Miliar dan Unit Usaha Syariah sebesar Rp.
Islam telah diadopsi ke dalam kerangka 82.839 Miliar. Angka tersebut meningkat dari
besar kebijakan ekonomi, Bank Indonesia tahun 2014 sebanyak Rp. 23.919 Miliar dari
sebagai otoritas perbankan ditanah air telah total aset perbankan pada tahun 2014 sebesar
menetapkan perbankan syariah sebagai salah Rp. 272.343 Miliar. Total Aset terbesar masih
satu pilar penyanggah dual-banking system dan didominasi oleh Bank Syariah.
mendorong pangsa pasar-pasar bank syariah Penilaian kinerja bank penting dilakukan,
yang lebih luas sesuai cetak biru perbankan baik oleh manajemen, pemegang saham,
syariah (Machmud, 2009:3). Seiring berjalannya pemerintah, atau pun pihak yang berkepentingan
waktu, bank syariah mengalami perkembangan demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap
yang sangat signifikan. Berdasarkan data OJK bank tersebut. Dalam penilaian kinerja bank
(Desember 2015) mengenai perkembangan tersebut terdapat dalam laporan keuangan.
perbankan syariah berdasarkan jumlah bank Tujuan laporan keuangan pada sektor perbankan
tercatat 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 syariah adalah untuk menyediakan informasi
Unit Usaha Syariah (UUS), dan 163 Bank yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). perubahan posisi keuangan aktivitas operasi
Pada tahun 2015 total aset perbankan perbankan yang bermanfaat dalam pengambilan
telah mencapai angka Rp. 296.262 Miliar yang keputusan (Dwi, 2009:243).
146 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Dengan karakter unik yang dimiliki sosial, atau pengukuran dari segi tujuan syariah
bank syariah, tentunya pengukuran kinerja (maqasid syariah). Sehingga dapat diketahui
bank syariah harus berbeda dengan bank kesesuaian kinerja perbankan syariah yang
konvensional. Bank syariah yang beroperasi merupakan aktifitas muamalah tersebut
dengan batasan-batasan syariah memiliki dengan tujuan syariah pada umumnya.
tanggung jawab yang lebih spesifik dalam Tujuan syariah telah dijelaskan oleh
melaksanakan perannya sebagai lembanga seorang ulama Islam, Imam Abu Hamid Al-
financial intermediary. Selama ini pengukuran Ghazali, sebagai berikut (Chapra, 2011: 21):
kinerja perbankan syariah hanya dibatasi “Tujuan utama syariah adalah untuk mendorong
pengukuran dari segi economic performance kesejahteraan manusia, yang terletak pada
perlindungan pada keimanan (Din), jiwa (Nafs),
atau dari sisi keuangan berdasarkan rasio- akal (Aql), keturunan (Nasl), dan harta (Maal)
rasio keuangan misalnya CAMEL (Capital, mereka. Apa saja yang menjamin terlindunginya
lima perkara ini adalah memenuhi kepentingan
Asset, Management, Earning, Liquidity, publik dan dianjurkan, dan apa saja yang
Sensitivity of Market Risk) dan EVA (Economic menciderai lima perkara ini adalah melawan
kepentingan publik yang harus dibuang.”
Value Added) (Hamid, 2006).
Penilaian kinerja perbankan syariah yang Banyak penelitian yang dilakukan
didasarkan pada perhitungan rasio keuangan mengenai pengukuran kinerja dengan Indeks
CAMELS dan EVA memiliki beberapa Maqasid Syariah antara lain penelitian
kelemahan. Pertama, dengan menjadikan yang dilakukan oleh Mustafa Omar dengan
rasio kuangan sebagai penentu utama dari judul The Performance Measure of Islamic
penilaian kinerja perbankan akan membuat Banking Based on The Maqasid Framework
manajer bertindak mengabaikan rencana menghasilkan sebuah pengukuran kinerja
jangka panjang. Kedua, mengabaikan aspek keuangan perbankan syariah yang disebut
pengukuran non keuangan dan aset tetap Syariah Maqasid Index (SMI) yang dijelaskan
akan memberikan pandangan yang keliru pada oleh Muhammad Abu Zahrah dalam Kitab
manajer bank baik pada masa kini maupun di “Usul Al-Fiqh”. Ada tiga tujuan konsep
masa depan. Ketiga, kinerja pearbankan yang maqasid syariah secara lebih luas dan umum
hanya didasarkan kinerja keuangan di masa yaitu: Tahdzib al-fard (mendidik manusia),
lalu tidak mampu membawa perusahaan untuk Iqamah al-adl (menegakkan keadilan) dan Jalb
mencapai tujuannya dimasa yang akan datang al-maslahah (kebaikan). Pengukuran maqasid
(Antonio et al, 2012). syariah diukur melalui beberapa parameter
berdasarkan ketiga aspek tersebut (Omar,
Karakter unik yang dimiliki oleh bank
2008:1-10).
syariah memungkinkan pengukuran kinerja
dari sisi lain yang khusus bagi bank syariah. Rumusan Masalah
Misalnya pengukuran kepatuhan syariah
Berdasarkan uraian latar belakang di
(syariah compliance), pengukuran kinerja
atas, maka yang menjadi rumusan masalah
Analisis Kinerja Bank Syariah dengan Metode Indeks Maqasid Syariah di Indonesia 147

penelitian ini adalah bagaimana kinerja Bank artinya dengan mengambil maslahat berarti
Syariah di Indonesia? Dalam penelitian ini sama dengan merealisasikan maqasid syariah.
bank syariah yang diteliti dibatasi empat bank Sebaliknya mengesampingkan maslahat berarti
umum syariah yaitu Bank Mega Syariah, mengesampingkan maqasid syariah (Zahrah,
Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin. 1995:430).
BCA Syariah Tahun 2010-2015 dengan Menurut Abu Zahrah maslahat yang
menggunakan metode Indeks Maqasid dapat diterima adalah maslahat-maslahat yang
Syariah. bersifat hakiki, yaitu meliputi lima jaminan
dasar. Lima jaminan dasar itu merupakan
LANDASAN TEORI
tiang penyangga kehidupan dunia agar umat
Secara etimologi maqasid syariah terdiri manusia dapat hidup aman dan sejahtera.
dari dua kata, yakni maqasid dan syariah. Adapun lima jaminan dasar itu adalah jaminan
Maqashid adalah bentuk jamak dari maqshud keselamatan agama (al-Muhafazhah alad-Din),
yang berarti kesengajaan atau tujuan. Adapun jaminan keselamatan jiwa (al-Muhafazhah
syariah artinya jalan menuju air, atu nisa ala an-Nafs), jaminan keselamatan akal (al-
dikatakan dengan jalan menuju ke arah sumber Muhafazhah alal-‘Aql), jaminan keselamatan
kehidupan. keturunan (al-Muhafazhah alan-Nasl), dan
Konsep maqashid syariah sebenarnya telah jaminan keselamatan harta (al-Muhafazhah
dimulai dari masa Al-Juwani yag terkenal alal-Mal) (Zahrah, 1995:424-425).
dengan Imam Haramain dan oleh Imam Al- Sedang menurut teori imam al-Ghazali,
Ghazali kemudian disusun secara sistematis maslahah adalah: “memeli-hara tujuan-tujuan
oleh seorang ahli ushul fiqh bermazhab syari’at”. Sedangkan tujuan syari’at meliputi
Maliki dari Granada (Spanyol), yaitu Imam lima dasar pokok, yaitu: 1) melindungi agama
Al-Syatibi. Konsep itu ditulis dalam kitabnya (hifzh al diin); 2) melindungi jiwa (hifzh al
yang terkenal, al-Muwwafaqat fi Ushul al- nafs); 3) melindungi akal (hifzh al aql); 4)
Ahkam, khususnya pada Juz II , yang beliau melindungi kelestarian manusia (hifzh al nasl);
namakan kitab al-Maqashid. Menurut al- dan 5) melindungi harta benda (hifzh al mal)
Syatibi, pada dasarnya syariah ditetapkan (Ghazali, 1997:217).
untuk mewujudkan kemaslahatan hamba
Al-Imam Al-Syatibi:
(Mashalih al-‘ibad) baik dunia maupun
akhirat. Kemaslahatan inilah yang menjadi ΪμΎϘϤϟ΍ ϦΎϤδϗ: ΎϤϫΪΤ΃ ϊΠήϴ ϲϟ· ΪλϘ ωήΎθϟ΍,
maqasid syariah (Fitriyani, 2014:21). ήΨϷ΍Ϯ ϊΠήϴ ϲϟ΍ ΪλϘ ϒϟϜϤϟ΍
Senada dengan al-Syatibi, Abu Zahrah
“Al-maqashid terbagi menjadi dua: yang
dalam bukunya yang berjudul Ushul Fiqh,
pertama, berkaitan dengan maksud Tuhan
menjelaskan bahwa adanya maslahat sesuai
selaku pembuat syariah, dan kedua, berkaitan
dengan maqasid syariah (tujuan-tujuan syariah),
dengan maksud mukallaf ”. Maqashid al-
148 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017

syari'ah dibahas secara khusus di bab tiga Pemahaman lengkap tentang maqashid
dalam kitab al-Muwafaqat dan merupakan Indeks diambil dari nilai luhur Islam (maqashid
sub bab pembahasan tentang Maqashid. syariah) yang dipahami sebagai tujuan akhir
Sebenarnya ada 4 hal yang dibahas al-Syatibi dari syariah yang mempromosikan nilai-nilai
ketika menjelaskan maqashid al-syari'ah kesejahteraan dan manfaat (Jalb al Masalih)
yaitu : awal mula tujuan diturunkannya juga menghilangkan penderitaan (Dar al-
syari’ah, tujuan diturunkannya syari’ah untuk Mafasid) (Antonio, 2012:14).
difahami, tujuan diturunkannya syari’ah agar Indeks maqasid syariah dipahami sebagai
menjadi kewajiban dan dilaksanakan oleh tujuan akhir dari syariah yang mengarah
setiap muslim. Dalam menjelaskan awal mula kepada nilai-nilai kesejahteraan dan manfaaat
diturunkannya syari’ah, al-Syatiby menjelaskan serta menghilangkan penderitaan. Indeks
secara detil tentang konsep maqashid al-syari'. maqasih syariah adalah pengukuran kinerja
Adapun maqashid al-Syari' dibagi menjadi perbankan syariah yang sesuai dengan tujuan
tiga kategori, yaitu dharuriyyat (hak primer), dan karakteristik perbankan syariah. Indeks
hajiyyat (hak sekunder) dan tahsiniyyat (hak maqasid syariah dikembangkan oleh Abu
suplementer) (Syatibi, 2004:221). Zahrah menjadi 3 tujuan syariah, yaitu (Omar,
Dharuriyyat terdiri atas segala sesuatu yang 2008:4):
mendasar dan esensial terjaganya kepentingan 1. Tahdhib al-Fard (Pendidikan Individual)
dunia dan akhirat. Dharuriyyat adalah segala 2. Iqamah al'Adl (Perwujudan Keadilan)
sesuatu yang bila tidak tersedia akan menyebabkan
3. alb al-Maslahah (Kesejahteraan Masyarakat)
rusaknya kehidupan (Syatibi, 2004:221).
Ini terkait dengan empat hal; ibadah, adat, METODOLOGI PENELITIAN
muamalat, dan jinayat. Ibadah mengacu kepada
Data yang digunakan dalam penelitian
mempertahankan agama; misalnya menjaga
ini adalah data sekunder. Data sekunder
keimanan, mengucapkan dua kalimat syahadat,
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
shalat, zakat, puasa, haji dan semacamnya. Adat
oleh orang/lembaga pengumpul data serta
mengacu kepada perlindungan jiwa dan akal;
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna
misalnya makanan, minuman, pakaian dan
data (Sunyoto, 2011:194).
tempat tinggal. Muamalat mengacu kepada
Data sekunder yang digunakan berupa
perlindungan keturunan dan harta, juga
Laporan keuangan bank yang dipublikasikan
perlindungan terhadap akal. Sedangkan jinayat
yang didapat dari OJK dan Bank Indonesia
mengacu kepada amar ma'ruf dan nahi mungkar.
serta annual report masing-masing bank
Dharuriyyat ini ada 5 macam yaitu: menjaga
tahun 2010-2015. Bank syariah yang diukur
agama (al-diin), jiwa (al-nafs), akal (al-‘aql),
tingkat kesehatannya adalah Bank Mega
keturunan (al-nasl), dan harta (al-maal) (Syatibi,
Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah
2004:221-222).
Bukopin, BCA Syariah.
Analisis Kinerja Bank Syariah dengan Metode Indeks Maqasid Syariah di Indonesia 149

Indeks maqasid syariah dapat dilihat setelah II. Iqamah D6. Elimination E7. Interest R7. Interest free Annual
al-Adl of injustice free Product income/total Income Report
menggunakan metode Sekaran. Dimana metode (Establishing
Justice)
Sekaran dapat digunakan untuk mengukur III. Jalb al- D7. Profitability E8. Profit R8. Net Income/ total Annual
Maslaha of Bank ratios asset Report
sebuah konsep dengan membuat dimensi (Public
D8. E9. Personal R9. Zakah paid/Net Annual
Interest)
pengukuran dan elemen-elemen yang akan dapat Redistribution Income Income Report
of Income &
Wealth
mengukur dari konsep tersebut. Berdasarkan
D9. Investment E10. R10. Investment in Annual
metode sekaran, karakteristik perilaku-perilaku in real sector Investment Real Economic Report
Ratios in Sectors/total
yang akan diukur diturunkan ke dalam suatu Real Sector Investment

konsep, yang dinotasikan sebagai (C). Konsep Sumber: Mustafa Omar, 2008

akan diturunkan lagi ke dalam beberapa dimensi Pertama, tujuan maqasid syariah I terdiri
yang akan lebih mudah diamati dan terukur, dari empat rasio (R1 sampai R4) yaitu
yang dinotasikan dengan (D). Dimensi akan Education grant atau scholarship/ Total Expenses;
diturunkan lagi ke dalam beberapa elemen yang Research Expense/Total Expenses; Training
lebih jelas pengukurannya yang dinotasikan Expense/Total Expenses dan Publicity Expense/
dengan (E). Total expenses. Rasio ini termasuk dalam konsep
Berdasarkan metode operasionalisasi yang tahdzibul fardh (Educating Individual). Jika
dibuat oleh Sekaran tersebut di atas, maka dapat anggaran yang dialokasikan oleh bank untuk
dibuat model pengukuran kinerja maqasid keempat indikator tinggi maka bank telah
syariah bank syariah. Model tersebut disusun terlibat dalam program mendidik individu.
dari konsep maqasid syariah yang telah dijelaskan Hal ini juga menunjukkan peran bank
oleh berbagai ulama dan cendekiawan Islam dalam meningkatkan kualitas SDM baik dari
khususnya maqasid syariah yang dijelaskan oleh karyawan dan stakeholder.
Abu Zahrah, yaitu (Ascarya, 2015:5): Kedua, tujuan maqasis syariah II terdiri
Tabel 1. Model Pengukuran Kinerja Maqasid Syariah dari tiga rasio (R5 sampai R7) yaitu Profit
Tujuan Sources
Equalization Reserves (PER)/Net atau Investment
Dimensi (D) Elemen (E) Rasio Kinerja (R)
Syariah of data
Income), Mudharabah and Musharakah Modes/
I. Tahzib al- E1. R1. Education Grant/ Annual
Fard
D1.
Education Total Expense Report Total Investment Modes, dan Interest free income/
(Educating Grant
Individual) Advancement Total income. Rasio ini tercakup dalam konsep
Knowledge E2. R2. Research Annual
Research Expense/Total Report
expense Membangun Keadilan. Adanya rasio Profit
D2. Instilling E3. Training R3. Training Expense/ Annual Equalization Reserves (PER) di perbankan
new skill and Total Expense Report
improvement
merupakan salah satu bentuk ketidakadilan
D3. Creating E4. Publicity R4. Publicity Annual
Awareness of Expense/ Total Report karena hak untuk menerima keuntungan telah
islamic banking Expense
II. Iqamah D4. Fair E5. Fair R5. Profit Annual dibatalkan atau ditunda. Rasio PER memiliki
al-Adl Returns Returns Equalization Report
(Establishing Reserves (PER)/Net tanda kurung (parenthesis) untuk pengurangan
Justice) or Investment Income
D5. Cheap E6. R6. Mudharabah and Annual
nomor 1. Oleh karena itu jika rasio dekat
Products and Functional Musyarakah Report
services Distribution Modes/total
dengan 1 berarti cadangan PER lebih sedikit.
Investment Mode
150 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Nilai 1 menunjukkan tidak ada cadangan E1. Education Grant 24


1. Tahzib al- Fard
yang dialokasikan untuk PER. Oleh karena (Educating Individual) E2. Research 27
30
E3. Training 26
itu jika rasio (1-PER) yang tinggi maka bank
E4. Publicity 23
telah mencapai tingkat tinggi keadilan juga.
Total 100
Tingginya rasio Mudharabah dan Musyarakah E5. Fair Returns 30
2. Iqamah al-Adl
menunjukkan bank memiliki peran dalam (Establishing Justice) 41 E6. Functional Distribution 32

meningkatkan keadilan sosial dan ekonomi E7. Interest Free Product 38

Total 100
sebagai prinsip kontrak kedua (aqad) adalah
E8. Profit ratios 33
profit loss sharing. Demikian pula, tingginya 3. Jalb al-Maslaha
E9. Personal Income 30
(Public Interest) 29
rasio interest free income terhadap total income E10. Investment Ratios in 37
Real Sector
memiliki efek positif pada pengurangan Total 100 Total 100
ketimpangan pendapatan. Sumber: Mustafa Omar, 2008
Ketiga, tujuan maqasid syariah III terdiri Ada tiga tahap yang akan dilakukan
dari 3 rasio (R8 sampai R10) yaitu Net income/ untuk mengukur kinerja maqasid syariah
total asset, Zakah/net asset and Investment in bank syariah, yaitu:
Real Sector/total investment. Rasio ini termasuk
1. Menilai setiap rasio kinerja maqasid
dalam konsep Maslahah. Semakin tinggi laba
syariah, yang dalam penelitian ini hanya
bersih/total aktiva menunjukkan tingkat
akan menggunakan 7 rasio kinerja yaitu:
tingginya profitablity yang dicapai oleh bank
a. Education Grant/Total Expense (R1.1)
sehingga membawa maslahah bagi bank.
Sementara maslahah bagi masyarakat yang b. Research expense/Total Expense (R2.1)
diwakili oleh rasio zakat/aset bersih dan rasio c. Training expense/Total Expense (R3.1)
investasi pada sektor riil/total investasi. d. Publicity expense/ Total Expense (R4.1)
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik e. Net Income/ Total Asset (R1.3)
dari pengukuran diatas, maka dilakukan f. Zakah paid / Net Asset (R2.3)
verifikasi dari model dan pembobotan pada g. Investment in Real Economic Sectors /
setiap konsep dan elemen pengukuran melalui Total Investment (R3.3)
wawancara dengan 16 pakar syariah di Asia
2. Menentukan peringkat dari bank syariah
dan Timur Tengah (pembobotan berdasarkan
berdasarkan Indikator Kinerja (IK)
hasil penelitian dari Mustafa Omar (2008)
sebagaimana pada tabel berikut ini: Proses menentukan peringkat dari
setiap bank syariah dilakukan melalui
Tabel 2. Bobot Rata-Rata Tujuan dan Elemen
Pengukuran Maqasid Syariah Indikator Kinerja (IK) setiap bank
Bobot Bobot syariah. Proses tersebut menggunakan
(Weighting) (Weighting)
Tujuan Rata-rata Elemen (E) Rata-rata Simple Additive Weighting Method (SAW)
(100%) (100%)
dengan cara pembobotan, agregat dan
proses menentukan peringkat (weighting,
Analisis Kinerja Bank Syariah dengan Metode Indeks Maqasid Syariah di Indonesia 151

aggregating and ranking processes). Konsep proses menentukan Indikator kinerja dan
dasar metode SAW adalah mencari tingkat indeks maqasid syariah tersebut
penjumlahan terbobot dari rating setiap dapat dijelaskan sebagai berikut (Omar,
tujuan pada semua penjumlahan terbobot 2008:11-12):
dari rating setiap tujuan pada semua a. Tahzib al-Fard (Mendidik Individu)
atribut yang disebut dengan Multiple Tujuan 1 (T1) Indikator Kinerja (IK)
Attribute Decision atribut yang disebut untuk Tujuan 1 sebagai berikut:
dengan Multiple Attribute Decision Making IK(T1)=
(MADM). Metode tersebut mengharuskan ܹଵଵ ‫ܧݔ‬ଵଵ ‫ܴ ݔ‬ଵଵ ‫ܹ ݔ‬ଵଵ ‫ܧݔ‬ଵଶ ‫ܴݔ‬ଵଶ ‫ܹݔ‬ଵଵ ‫ݔ‬

pembuat keputusan menentukan bobot ‫ܧ‬ଵଷ ‫ܴ ݔ‬ଵଷ ‫ܹ ݔ‬ଵଵ ‫ܧݔ‬ଵସ ‫ܴݔ‬ଵସ

tujuan dan rasio yang sesuai dengan atau


atributnya. Atribut adalah ukuran kinerja ܹଵଵ ሺ‫ܧ‬ଵଵ ‫ܴݔ‬ଵଵ ‫ܧݔ‬ଵଶ ‫ܴݔ‬ଵଶ
sampel yang akan diukur. Skor total ‫ܧݔ‬ଵଷ ‫ܴݔ‬ଵଷ ‫ܧݔ‬ଵସ ‫ܴݔ‬ଵସ ሻ
untuk indikator kinerja diperoleh dari (1)
penjumlahan hasil perkalian antara bobot Dimana:
tujuan dan rasio setiap atribut yang telah
T1 = Tujuan pertama dari Maqasid
diukur. Langkah dari SAW dilakukan Syariah (Tahzib al Fardi)
sebagai berikut (Omar, 2008:10): W1 =
1
Bobot rata-rata untuk tujuan
pertama (Tahzib al Fardi)
Pengambil keputusan (Decision Maker)
E11 = Bobot rata-rata untuk elemen
mengidentifikasi setiap nilai atribut dan pertama tujuan 1 (E1.Education
nilai intra- atribut. Dalam penelitian ini Grant)
yang menjadi atribut adalah dua dari tiga E12 = Bobot rata-rata untuk elemen
kedua tujuan 1 (E2.Research)
tujuan maqasid syariah dan intra-atribut E13 = Bobot rata-rata untuk elemen
adalah 7 elemen dan 7 indikator kinerja ketiga tujuan 1 (E33.Training)
(rasio) sebagaimana pada tabel sebelumnya. E14 = Bobot rata-rata untuk elemen ke
empat tujuan 1 (E4.Publicity)
Para decision maker menentukan bobot R11 = Rasio kinerja untuk elemen
setiap atribut dan intra–atribut. Bobot dari pertama tujuan 1
2 tujuan maqasid syariah dan 7 elemen R12 = Rasio kinerja untuk elemen
kedua tujuan 1
(intra-atribut) telah diberikan bobot oleh R13 = Rasio kinerja untuk elemen
pakar syariah sebagaimana pada tabel di ketiga tujuan 1
atas. Evaluasi dari 7 rasio kinerja diperoleh R14 = Rasio kinerja untuk elemen ke
dari laporan tahunan 4 bank syariah yang empat tujuan 1
menjadi objek penelitian periode 2010-201. Sehingga:
IK (T1) = IK11 + IK21 +
Kemudian akan diperoleh skor total untuk
IK31 + IK41 (2)
setiap bank dengan cara mengalikan setiap Dimana:
rasio skala setiap atribut. Secara matematis, IK11 = W1 1 x E11 x R11 (3)
152 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017

IK21 = W1 1 x E12 x R12 (4) yang dipilih untuk dijadikan objek penelitian
IK31 = W1 1 x E13 x R13 (5) pada penelitian kali ini.
IK41 = W1 1 x E14 x R14 (6)
Tabel 3. Kriteria Pemilihan Sampel
b. Jalb al Maslahah (Public Interest) =Tujuan
IK (T3) = No Kriteria Jumlah
ܹଷଷ ‫ܧݔ‬ଷଵ ‫ܴݔ‬ଷଵ ‫ܹݔ‬ଷଷ ‫ܧݔ‬ଷଶ ‫ܴݔ‬ଷଶ ‫ܹݔ‬ଷଷ ‫ܧݔ‬ଷଷ ‫ܴݔ‬ଷଷ 1 Populasi Bank Umum Syariah Di Indonesia 12
atau: 2 BUS yang beroperasi sejak tahun 1992 sampai sekarang 12
3 BUS yang memiliki annual report publikasi secara
ܹଷଷ ሺ‫ܧ‬ଷଵ ‫ܴݔ‬ଷଵ ‫ܧݔ‬ଷଶ ‫ܴݔ‬ଷଶ ‫ܧݔ‬ଷଷ ‫ܴݔ‬ଷଷ ሻ lengkap pada periode 2010-2015
8

(7) 4 BUS yang memiliki aset di bawah Rp. 10 triliun 4

Sehingga: Melihat dari kelengkapan data berupa


IK (T2) = IK + IK + IK (8) annual report dari tahun 2010 sampai tahun
13 23 33

Dimana: 2015 dan memiliki aset di bawah Rp. 10 triliun


IK13 = W33 x E31 x R31 (9) ada 4 bank yang valid untuk diteliti, meliputi:
IK23= W33 x E32 x R32 (10)
a. Bank Mega Syariah (BMS)
IK33= W33 x E33 x R33 (11)
b. Bank Panin Syariah (BPS)
Menentukan Indeks Maqasid Syariah
(IMS)/Sharia Maqasid Index (SMI) setiap c. Bank Syariah Bukopin (BSB)
bank syariah d. Bank Central Asia Syariah (BCAS)
Indeks maqasid syariah (IMS) untuk Tabel 4. Perkembangan Aset Keempat Bank Umum
Syariah dari tahun 2010-2015
setiap bank syariah merupakan total kinerja
Aset (Miliar Rupiah)
indikator tujuan maqasid syariah. Sehingga No. Bank
2010 2011 2012 2013 2014 2015
IMS setiap bank syariah dapat dirumuskan
1 BMS 4.637 5.564 8.163 9.121 7.042 5.559
sebagai berikut:
2 BPS 4.587 1.016 2.136 4.052 6.207 7.134
IMS = IK(T1) + IK(T3)(12) 3 BSB 2.193 2.730 3.616 4.343 5.161 5.827
4 BCAS 874 1.217 1.602 2.041 2.994 4.349
Dengan kata lain IMS untuk setiap bank
Sumber: Annual Report
syariah adalah jumlah total dari indikator
kinerja maqasid syariah Tujuan 1 dan Tujuan 3. Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa
aset dari empat bank umum syariah ini meski
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak mencapai Rp. 10 triliun namun tiga dari
Gambaran Umum Objek Pnelitian empat bank umum syariah tetap mengalami
Pendekatan menggunakan metode peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk
Indeks Maqasid Syariah dalam penelitian ini BMS terjadi peningkatan dari dari tahun
dilakukan pada industri perbankan syariah 2010 hingga 2013 yaitu dari Rp. 4,6 triliun
yang memiliki aset kecil. Berdasarkan data dari menjadi Rp. 9,1 triliun, namun pada tahun
Bank Indonesia ada 8 bank umum syariah yang 2014 mengalami penurunan menjadi Rp. 7,0
memiliki aset dibawah Rp. 10 Triliun. Tabel triliun dan semakin menurun pada tahun 2015
berikut menyajikan kriteria-kriteria bank yang menjadi Rp. 5,5 triliun.
Analisis Kinerja Bank Syariah dengan Metode Indeks Maqasid Syariah di Indonesia 153

Pada akhir tahun 2015, total aset Bank Panin Syariah 0,0006 n.a 0,0768 0,1509
Panin Syariah mencapai Rp, 7,13 triliun, Syariah Bukopin n.a n.a 0,0653 0,3564
BCA Syariah 0,0024 n.a 0,0980 0,0709
tumbuh 14,95% atau setara dengan Rp. 927,73
Sumber: Data Diolah
miliar dibanding dengan total aset yang tercatat
di akhir tahun 2014 senilai Rp. 6,2 triliun. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
Kontribusi utama dari kenaikan aset pada tahun bahwa keempat bank umum syariah telah
2015 berasal dari meningkatnya piutang qard, mengaktualisasikan tujuan pendidikan individu
Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan (Educating Individual). Dilihat dari dari rasio
Musyarakah dan penempatan pada surat pertama, hibah pendidikan (Education Grant),
berharga syariah (Bank Panin Syariah, 2015:72). BCA Syariah lebih baik dalam mengalokasikan
Total aset Bank Syariah Bukopin pada bantuan pendidikan yaitu sebesar sebesar 0,2 %
akhir tahun 2015 mengalami pertumbuhan dari total pendapatan. BCA Syariah memulai
sebesar 12,92% dibandingkan dengan total kontribusinya terhadap hibah pendidikan
aset tahun 2014, yaitu meningkat menjadi Rp. pada tahun 2015 dengan jumlah yang sangat
5,83 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kecil. Peringkat selanjutnya disusul oleh Bank
oleh meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) Panin Syariah, meskipun Bank Panin Syariah
sebesar 19,06% dibandingkan tahun 2014, memulai kontribusinya setahun lebih dahulu
atau meningkat menjadi Rp. 4,76 triliun. dibanding BCA Syariah namun dengan jumlah
Pertumbuhan DPK diikuti dengan naiknya sangat kecil yang ditandai dengan 0,06%
pembiayaan yang diberikan (Bank Syariah dari total pendapatan. Sementara untuk 2
Bukopin, 2015:20). bank lainnya tidak melaporkan dana untuk
BCA Syariah mencatat pertumbuhan hibah pendidikan. Untuk rasio kedua, biaya
yang baik dan berkualitas dari sisi aset. Selama penelitian (research expense), tidak satupun
tahun 2015, total aset BCA Syariah tumbuh bank yang melaporkan dananya.
sebesar 45,3% dari tahun 2014, yaitu dari Rp. Bank umum syariah di Indonesia
2,99 triliun menjadi Rp. 4,3 triliun. Ini juga cenderung menyatukan program pendidikan
disebabkan oleh meningkatkan DPK sebesar dan pelatihan untuk karyawannya. Sehingga
39,2% dari Rp. 2,3 triliun menjadi Rp. 3,3 analisis terhadap pelaksanaan program ini
triliun (BCA Syariah, 2015: 82). tidak dilakukan secara parsial. Dalam hal
pelatihan BCA Syariah telah mengalokasikan
Analisis Rasio Kinerja Empat Bank Umum biaya untuk pelatihan dan memiliki nilai
Syariah untuk Tujuan Pertama dan
Tujuan Ketiga Maqasid Syariah tertinggi dibanding ketiga bank syariah
umum lainnya yaitu sebesar 9,8% dari total
Tabel 5. Rasio Kinerja Maqasid Syariah Empat Bank
Umum Syariah Tujuan Pertama Tahun 2010-2015 beban. Dua bank umum syariah lainnya
Bank
Rasio Kinerja Tujuan 1 mengalokasikan dana untuk pelatihan di atas
(2010-2015)
5%, yaitu Bank Panin Syariah sebesar 7,6%
BMS n.a n.a 0,0351 0,0512
154 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017

dan Bank Syariah Bukopin sebesar 6,5%. memiliki rasio laba lebih baik. Laba bersih
Dari keempat bank umum syariah hanya satu Bank Mega Syariah mewakili 6,7% dari total
bank yang mengalokasikan dananya untuk aset. Bank Mega Syariah diikuti oleh Bank
pelatihan karyawan dibawah 5% yaitu Bank Panin Syariah dan BCA Syariah dengan laba
Mega Syariah sebesar 3,5% dari total beban. bersih diatas 3%, yaitu Bank Panin Syariah
Dari rasio keempat yaitu publisitas, Bank dengan rasio laba 3,6% dan BCA Syariah
Syariah Bukopin lebih baik dibanding ketiga dengan rasio laba 3,3%. Sedangkan untuk
bank umum lainnya. Bank Syariah Bukopin Bank Syariah Bukopin memperoleh rasio laba
telah mengalokasikan dana untuk publisitas paling kecil yaitu 2,5% dari total aset.
sebesar 35% dari total beban. Disusul Bank Dalam membayar zakat dari laba yang
Panin Syariah yang telah mengalokasikan diperoleh bank, Bank Mega Syariah juga
dananya untuk publisitas sebesar 15%. Dua memiliki rasio yang lebih baik dari bank Panin
bank umum syariah lainnya menghabiskan Syariah yaitu sebesar 4,7% dari pendapatan
di bawah 10% untuk biaya publisitas, BCA bersih. Bank Panin Syariah membayar zakat
Syariah 7% dari total beban dan Bank Mega sebesar 1% dari pendapatan bersih. Di sisi lain
Syariah 5% dari total beban. Bank Panin baru memulai pembayaran zakat
Secara umum, Bank Syariah Bukopin lebih pada tahun 2014. Sementara itu Bank Syariah
baik dalam mencapai tujuan pertama yaitu Bukopin dan PT. BCA Syariah tidak melaporkan
mendidik manusia (tahzib al-Fard) dengan data untuk pembayaran zakat.
total rasio 0,3917. Bank Panin Syariah pada Rasio ketiga mengukur sejauh mana bank
peringkat kedua dengan total rasio 0,2283, umum syariah memberikan kontribusi investasi
BCA Syariah pada peringkat ketiga dengan pada sektor riil dibandingkan dengan total
total rasio 0.1713 dan Bank Mega Syariah pada investasi yang dilakukan. Bank Syariah Bukopin
peringkat keempat dengan total rasio 0,0863. memiliki rasio tertinggi, yaitu lebih dari 58%
Tabel 6. Rasio Kinerja Maqasid Syariah Empat Bank dari total investasi dialokasikan pada investasi
Umum Syariah Tujuan Ketiga Tahun 2010-2015 sektor riil. Dua bank umum syariah lainnya
Rasio Kinerja Tujuan 3 memiliki rasio diatas 50% untuk investasi dalam
Bank
(2010-2015)
BMS 0,0669 0,0474 5,4253 sektor riil, yaitu Bank Mega Syariah dengan
Panin Syariah 0,0369 0,0108 5,4127 54,2% dan Bank Panin Syariah sebesar 54,1%.
Syariah Bukopin 0,0249 n.a 5,8772
Hanya BCA Syariah yang mengalokasikan di
BCA Syariah 0,0330 n.a 4,9207
bawah 50% dari total investasi untuk investasi
Sumber: Data Diolah
sektor riil yaitu sebesar 49,2%.
Dari tabel 6 dalam melaksanakan tujuan Secara umum, Bank Syariah Bukopin
ketiga maqashid syariah yaitu kemaslahatan lebih baik dalam menjalankan tujuan ketiga
umat, Rasio pertama mengukur profitablitas maqasid syariah dengan total rasio untuk
bank. Bank Mega Syariah menjadi bank yang tujuan ketiga maqasid syariah sebesar 5,9021.
Analisis Kinerja Bank Syariah dengan Metode Indeks Maqasid Syariah di Indonesia 155

Peringkat kedua dalam menjalankan tujuan BCA Syariah. BCA Syariah memiliki nilai
ketiga maqasid syariah adalah Bank Mega tertinggi sebesar 0,02%, artinya BCA Syariah
Syariah dengan total rasio 5,5396. Bank Panin telah berperan dalam mengembangkan
Syariah berada diperingkat ketiga dengan total pengetahuan untuk masyarakat meskipun baru
rasio 5,4676 dan BCA Syariah diperingkat memulai pada tahun 2015.
keempat dengan total rasio 4,9537. Untuk elemen kedua, penelitian (Research)
tidak satupun dari empat bank umum syariah
Analisis Indikator Kinerja Maqasid
Syariah Empat Bank Umum Syariah yang melaporkan pengeluaran dana untuk
Untuk Tujuan Pertama dan Tujuan Ketiga penelitian. Elemen ketiga, pelatihan (Training),
Sesuai dengan indikator kinerja yang pada rasio ini BCA Syariah menempati
diformulasikan oleh Omar bahwa rasio kinerja peringkat tertinggi yaitu sebesar 0,76%, artinya
kemudian diurutkan berdasarkan bobot yang dalam hal meningkatkan skill dan pengetahuan
diperoleh dari pengamatan oleh para ahli pegawainya, BCA Syariah lebih unggul
ekonomi syariah di berbagai negara (Antonio, dibandingkan tiga bank umum syariah lainnya.
2012). Berikut tabel Indikator Kinerja maqasid Elemen keempat (Publicity), di dalam
syariah masing-masing Bank Umum Syariah rasio ini Bank Syariah Bukopin masih di
dari tahun 2010-2015 untuk tujuan pertama peringkat tertinggi. Dengan demikian dapat
dan tujuan ketiga yang telah disesuaikan diketahui bahwa peran Bank Syariah Bukopin
dengan bobot dari Omar: dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat
Tabel 7. Indikator Kinerja Maqasid Syariah Empat khususnya tentang perbankan syariah sangat baik
Bank Umum Syariah Tujuan Pertama Tahun 2010- dibandingkan tiga bank umum syariah lainnya.
2015
Secara keseluruhan, Bank Syariah Bukopin
Indikator Kinerja Tujuan 1 (2010-2015)
Bank memiliki indikator kinerja terbaik untuk tujuan
IK (T1)
BMS n.a n.a 0,0027 0,0035 0,0063 pertama maqasid syariah dibandingkan tiga bank
Panin Syariah 0,00004 n.a 0,0060 0,0104 0,0164 umum syariah lainnya. Total indikator kinerja
Syariah Bukopin n.a n.a 0,0051 0,0246 0,0297
Bank Syariah Bukopin untuk tujuan pertama
BCA Syariah 0,0002 n.a 0,0076 0,0049 0,0127

Sumber: Data Diolah


maqasid syariah dari tahun 2010 sampai tahun
2015 adalah sebesar 0,0297.
Bank syariah dituntut ikut berperan serta Tabel 8. Indikator Kinerja Maqasid Syariah Empat
dalam mengembangkan pengetahuan tidak Bank Umum Syariah Tujuan Ketiga Tahun 2010-2015
hanya pegawainya tetapi juga masyarakat Indikator Kinerja Tujuan 3 (2010-2015)
Bank
IK (T3)
banyak. Peran ini dapat diukur melalui elemen
BMS 0,0064 0,0041 0,5821 0,5927
seberapa besar bank syariah memberikan hibah Panin Syariah 0,0035 0,0009 0,5808 0,5852
pendidikan dalam bentuk beasiswa. Dari tabel Syariah Bukopin 0,0024 n.a 0,6306 0,6330
9 dapat diketahui bahwa elemen pertama BCA Syariah 0,0032 n.a 0,5280 0,5311

hanya dimiliki oleh Bank Panin Syariah dan Sumber: Data Diolah
156 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa Bank 2015 Bank Syariah Bukopin lebih banyak
Mega Syariah mempunyai indikator kinerja menyalurkan investasi pada sektor Riil.
tertinggi dibandingkan tiga bank umum Semakin tinggi investasi pada sektor riil, maka
syariah lainnya dengan bobot 0,64%. Artinya, akan mendorong terjadinya pengembangan
kemampuan aset yang dimiliki oleh Bank ekonomi sektor rill yang akan memberikan
Mega Syariah dalam menghasilkan laba bersih kemaslahatan pada seluruh lapisan.
lebih besar dibandingkan dengan tiga bank Secara keseluruhan, Bank Syariah Bukopin
umum syariah lainnya. Semakin besar rasio memiliki indikator kinerja terbaik untuk
keuntungan yang diperoleh bank syariah maka tujuan ketiga maqasid syariah dibandingkan
akan berdampak pada kesejahteraan tidak tiga bank umum syariah lainnya. Total
hanya pemilik dan pegawai bank syariah tapi indikator kinerja Bank Syariah Bukopin dari
dapat berdampak juga pada semua stakeholder tahun 2010 sampai tahun 2015 adalah sebesar
bank syariah. 0,6330.
Elemen kedua, personal income (elemen
Analisis Indeks Maqashid Syariah
yang digunakan untuk mengukur dan
mengetahui berapa besar pendistribusian dana Indeks maqasid syariah bertujuan untuk
zakat yang dikeluarkan oleh bank syariah), Bank mengukur kinerja bank syariah berdasarkan
Mega Syariah menempati peringkat pertama tujuan-tujuan syariah. Hasil indeks maqasid
yang menunjukkan bahwa pendistribusian syariah dari empat bank umum syariah
dana zakat yang dilakukan Bank Mega Syariah disajikan pada tabel di bawah:
lebih besar dibandingkan dengan tiga bank Tabel 9. Indeks Maqasid Syariah Empat Bank Umum
Syariah Tahun 2010-2015
umum syariah lainnya. Bobot untuk indikator
Bank IK (T1) IK(T3) IMS Ranking
kinerja personal income adalah sebesar 0,41%. BMS 0,0063 0,5927 0,5989 3
Pendistribusian zakat ini penting karena salah Panin Syariah 0,0164 0,5852 0,6436 2
satu peran penting keberadaan bank syariah Syariah Bukopin 0,0297 0,6330 0,6627 1
BCA Syariah 0,0127 0,5311 0,5439 4
adalah mendistribusikan sebagian kekayaan
kepada semua golongan. Dalam elemen ini Dari tabel 9 dapat dilihat Indeks maqasid
Bank Syariah Bukopin dan BCA Syariah syariah dan peringkat dari masing-masing
tidak melaporkan dana zakat pada laporan bank syariah. Indeks maqasid syariah diperoleh
keuangannya. dari penjumlahan indikator kinerja tujuan
Elemen ketiga yaitu rasio investasi dalam pertama dan indikator kinerja tujuan ketiga
sektor riil (investment ratios in real sector), dari maqasid syariah.
dalam elemen ini Bank Syariah Bukopin IMS = IK (T1) + IK (T3)
mempunyai bobot lebih tinggi dibandingkan Dari empat bank umum syariah, Bank
tiga bank umum syariah lainnya, yaitu sebesar Syariah Bukopin memiliki indikator kinerja
63%. Artinya, dari tahun 2010 sampai terbaik dari kedua indikator kinerja (tujuan
Analisis Kinerja Bank Syariah dengan Metode Indeks Maqasid Syariah di Indonesia 157

pertama dan tujuan kedua maqasid syariah) peringkat ketiga diperoleh oleh Bank Mega
dibandingkan dengan tiga bank umum syariah Syariah dengan indeks maqasid syariah sebesar
lainnya. Bank Syariah Bukopin mendapat 59,89%, dan terakhir BCA Syariah dengan
peringkat pertama dengan indeks maqasid indeks maqasid syariah sebesar 54,39%.
syariah tertinggi sebesar 0,6627 yang diperoleh
dari total indikator tujuan pertama sebesar DAFTAR PUSTAKA
0,0297 ditambah total indikator tujuan ketiga Al-Ghazali. (1997). Al-Mustasfa. Beirut: Daar
sebesar 0,6330. al-Ihya’ al Turas al-‘Araby.
Peringkat kedua diperoleh oleh Bank
Antonio, M. Syafii, dkk. (2012). An Analysis
Panin Syariah dengan indeks maqasid syariah
of Islamic Banking Performance: Maqashid
sebesar 0,6436, kemudian peringkat ketiga
Index Implementation in Indonesia and
diperoleh oleh Bank Mega Syariah dengan
Jordania. Jurnal of Islamic Finance, 1 (1).
indeks maqasid syariah sebesar 0,5989, dan
terakhir BCA Syariah dengan indeks maqasid Ascarya, dkk. (2015). Formulating Islamic
syariah sebesar 0,5439. Bank Maqashid Index. Roundtable Policy
Discussion on Maqashid Shariah.
KESIMPULAN
Dwi, Muhammad Suwiknyo. (2009).
Melalui analisis dan pembahasan di
Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta:
atas yang dapat disimpulkan adalah melalui
TrustMedia.
pendekatan indeks maqasid syariah yang
terdiri dua indikator dalam pengukuran, yaitu Fitriyani, Yeni. (2014). Penilaian Kesehatan
pendidikan masyarakat (Tahdzib al-Fard) dan BMT Berdasarkan Maqashid Al-Syariah.
kepentingan masyarakat (Jalb al-Maslahah) Tesis. Yogyakarta: UII.
Bank Syariah Bukopin memiliki indikator
Machmud, Amir, Rukmana. (2009). Bank
kinerja tertinggi dari kedua indikator kinerja
Syariah (Teori, Kebijakan, dan Studi
(tujuan pertama dan tujuan kedua maqasid
Empiris di Indonesia). Bandung: PT.
syariah) dibandingkan dengan tiga bank
Gelora Aksara Pratama.
umum syariah lainnya. Ini berarti Bank Syariah
Bukopin menunjukkan kinerja yang lebih baik Omar, Mustafa, Dzuljastri. (2008). The
dari tiga bank umum syariah lainnya dengan Performance Measure of Islamic Banking
indeks maqasid syariah sebesar 66,27%. Based on the Maqasid Framework. Journal
Peringkat kedua diperoleh oleh Bank of Islamic Finance.
Panin Syariah. Hasil indeks maqasid syariah Syatibi, Abu Ishak. (2004). al-Muwafaqat fi
Bank Panin Syariah tidak begitu jauh berbeda Ushul al-Syari’ah. Beirut: Dar al Kutub
dengan Bank Bukopin Syariah, hanya selisih al-‘Ilmiyah.
1,91%, yaitu sebesar 64,36% kemudian
158 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Sunyoto, Danang. (2011). Riset Bisnis dengan Zahrah, Muhammad Abu. (1995). Ushul Fiqh.
Analisis Jalur SPSS. Yogyakarta: Gava Jakarta: PT. Pustaka Firdaus.
Media.

Umer Chapra. (2011). Visi Islam dalam


Pembangunan Ekonomi: Menurut Maqasid
Asy-syariah. Solo: Al-Hambra.

Anda mungkin juga menyukai