Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOKIMIA

BIOSINTESIS LIPID

DISUSUN OLEH :

 ANGELI PRITTI AUSHIENTY


 HANNA FATARANI HAS
 MIA AULINA
 NISA PUSPITA TRISNASARY
 VIKCRI EL’KARIEM

KELAS B SEMESTER III

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN


Jl. Raya Pangeran Adipati No.D4 Blok Cisumur,
Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian
penyusunan makalah “BIOKIMIA” Atas segala berkah, nikmat kesehatan dan kesabaran yang
diberikan-Nya, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Dalam proses penyusunan makalah penulis menghadapi bebepara pesoalan, namun
berkat semangat dan keyakinan kepada kebesaran Allah semuanya dapat teratasi. Dan tanpa
adanya berkah, nikmat kesehatan, dan kesabaran tersebut niscaya makalah ini tidak akan
perna hadir di hadapan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusun penulisan makalah ini dapat
berjalan baik dan lancar  karena adanya pengarahan, bimbingan, dan bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis inggin menyampaikan terimah kasih kepada pihak-pihak yang ikut
membantu penyelesaiaan laporan ini.
Oleh sebab itu, dengan segera kerendahan hati menulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar penulis dapat lebih menyempurnakanya di kemudian hari.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kuningan, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. Pengertian Lipid ............................................................................................ 3
B. Biosintesis Asam Lemak ............................................................................... 4
C. Pengaturan Biosintesis Asam Lemak ............................................................ 8
D. Biosintesis Triasilgliserol .............................................................................. 8
E. Biosintesis Fosgliserida ................................................................................. 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lipid ialah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak minyak, steroid, malam
(wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat
kimianya (Buku Biokimia Harper : hal 128). Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya
berasal dari dua jenis sub satuan atau blok bangunan biokimia yaitu, gugus ketoasil dan
gugus isoprena. Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar
dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut seperti polar seperti air,
tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter, atau kloroform.
Lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi
yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber
energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3
asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol,
selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol
masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga
dapat melaluijalurini. Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan
adalah asam lemak dan gliserol.
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan
energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat
barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah
cadangan trigliserida jaringan. Hubungan ringkasan sintesis lipid diatas penyusunan
makalah ini akan menguaraikan sintesis lipid lebih terperinci yang meliputi biosinteisis
asam lemak, trigliserida, fosfolipid, dan biosintesis kolesterol.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari lipid?
2. Bagaimana mekanisme biosintesis asam lemak?
3. Bagaimana pengaturan biosintesis asam lemak?
4. Bagaimana biosintesis triasilgliserol?
5. Bagaimana biosintesis fosgliserida?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari lipid
2. Mengetahui mekanisme biosintesis asam lemak
3. Mengetahui pengaturan biosintesis asam lemak
4. Mengetahui biosintesis triasilgliserol
5. Mengetahui biosintesis fosgliserida

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lipid
Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting sebagai sumber cadangan energi
utama bagi makhluk hidup, seperti triasilgliserol. Disamping itu juga berperan sebagai
insulator yang berfungsi sebagai penahan panas agar suhu tubuh dapat dipertahankan
dalam keadaan normal. Fosfolipid dan kolesterol, senyawa-senyawa penting yang
membentuk membran sel dan prekursor hormon seksual. Lipid juga ada yang berperan
sebagai vitamin yaitu vitamin-vitamin yang larut dalam lipid seperti A, D, E, K. Lemak
adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan, baik secara aktual maupun potensial
dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat umum yang relatif tidak larut dalam air dan
larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, dan benzena. Dalam tubuh, lemak
berfungsi sebagai sumber energi yang efisien secara langsung dan secara potensial bila
disimpan dalam jaringan adiposa. Lemak berfungsi sebagai penyekat panas dalam
jaringan subkutan dan sekeliling organ-organ tertentu, dan lipin nonpolar bekerja sebagai
penyekat listrik yang memungkinkan perambatan cepat gelombang depolarisasi
sepanjang syaraf bermialin.

Gambar 2.1 Struktur asam lemak jenuh

Gambar 2.2 Struktur asam lemak tak jenuh

Biosintesis juga diartikan sebagai pembentukan molekul alami dari molekul lain
yang kurang rumit strukturnya, atau suatu proses anabolisme. Proses biosintesis kolestrol
dapat menjelaskan bagaimana terjadinya suatu mekanisme dasar untuk menyusun
perpanjangan rangka karbon dari suatu unit yang terdiri dari 5 atom karbon. Transfor
kolestrol dalam darah dilakukan oleh ‘low density lipoprotein’ dan proses
pengambilannya yang memerlukan suatu reseptor yang spesifik pada permukaan sel, akan
dibicarakan dalam beberapa bagian yang lebih rinci karena hal itu akan memberi
gambaran yang jelas tentang proses suatu mekanisme perulangan mengenai masuknya
metabolit-metabolit dan molekul-molekul sinyal kedalam sel.
3
B. Biosintesis Asam Lemak
Sintesis asam lemak bukan berarti kebalikan dari jalur penguraian asam lemak,
artinya pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung melalui jalur metabolic
lain, walaupun ada sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari
reaksi penguraian asam lemak dalam mitokondria.
Pada hakikatnya sintesis asam lemak berasal dari asetil KoA. Enzim yang bekerja
sebagai katalis adalah komplek senzim-enzim yang terdapat dalam sitoplasma, sedangkan
enzim pemecah asam lemak terdapat pada mitokondria. Reaksi awal adalah karboksilasi
asetil koenzim A menjadi malonil koenzim A. Reaksi ini melibatkan HCO3- dan energy
dari ATP. Dalam sintesis malonil koenzim A ini, malonil koenzim A karboksilase yang
mempunyai gugus prostetik biotin bekerja sebagai katalis. Reaksi pembentukan maloil
koenzim A sebenarnya terdiri atas dua reaksi sebagai berikut:
Biotin-enzim + ATP+ HCO3- CO2 biotin – enzim + ADP + Pi
CO2 biotin–enzim + asetilKoA malonilKoA + biotin -enzim
Biotin terikat pada suatu protein yang disebut protein pengangkut karboksilbiotin.
Biotin karboksilase adalah enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi karboksilasi
biotin. Reaksi kedua ialah pemindahan gugus karboksilat kepada asetil koenzimA.
Katalis dalam reaksi ini ialah transkarboksilase.
Telah diteliti bahwa zat-zat antara dalam sintesis asam lemak diikat oleh suatu
protein pengangkut asil (acyl carrier protein) atau ACP. Ikatan ini terjadi pada ujung
molekul yang mengandung gugus –SH, yaitu gugus fosfopanteteina. Gugus ini terdapat
pula pada molekul koenzimA.

Gambar 2.3 Gugus fosfopanteteina

4
Sistem enzim yang bekerja sebagai katalis dalam sintesis asam lemak jenuh dari
asetil koenzim A, malonil koenzim A, dan NADPH disebut asam lemak sintase dan
merupakan suatu kompleks multienzim. Tahap berikutnya dalam sintesis asam lemak
adalah tahap memperpanjang rangkaian atom C, yang dimulai dengan pembentukan asetil
ACP dan malonil ACP, dengan katalis asetil transasilase dan maloni transasilase. Maloni
transasilase bersifat sangat khas, sedangkan asetil transasilase dapat memindahkan gugus
asil selain asetil, walaupun lambat.

Gambar 2.4 Proses Pembentukan butiril ACP

Asam lemak dengan jumlah atom C ganjil disintesis berawal dari propionil ACP,
asetil ACP dan malonil ACP bereaksi membentuk asetoasetil ACP, dengan enzim asli-
malonil ACP kondensase sebagai katalis.
Asetil ACP + malonil ACP asetoasetil ACP + ACP + CO2
Pada reaksi kondensasi ini, senyawa 4 atom C dibentuk dari senyawa 2 atom C dengan
senyawa 3 atomC dan CO2 dibebaskan.
Tahap selanjutnya ialah reduksi gugus keton pada C nomor 3, dari asetoasetil ACP
menjadi 3 hidroksi butiril ACP dengan ketoasil ACP reduktase sebagai katalis. Kemudian
3-hidroksi butiril ACP diubah menjadi krotonil ACP dengan pengeluaran molekul
air(dehidrasi). (Gambar 2.4)
5
Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah 3-hidroksi asil ACP dehidrase. Reaksi
terakhir dari putaran pertama sintesis asam lemak ialah pembentukan butiril ACP dari
krotonil ACP dengan katalis enoil ACP reduktase. Jadi putaran pertama proses
perpanjangan rantai C ini telah mengubah asetil koenzim A menjadi butiril ACP. Putaran
kedua pada proses perpanjangan rantai C dimulai dengan reaksi butiril ACP dengan
malonil ACP dan seterusnya seperti reaksi-reaksi pada putaran pertama. Demikian setelah
beberapa putaran maka asam lemak terbentuk pada reaksi terakhir yaitu hidrolisis asil
ACP menjadi asam lemak dan ACP.
Sebagai contoh sintesis asam palmitat mempunyai persamaan reaksi sebagai
berikut:
7asetil KoA + 7CO2 + 7ATP + 7H2O 7malonil KoA + 7ADP + 7Pi + 14H+ Asetil KoA
+ 7malonil KoA + 14NADPH +2 0H+ + H2O Asam palmitat + 7CO2 + 14NADP+
+8HSKoA Persamaan reaksi keseluruhan menjadi:
8 asetil KoA + 7ATP +14 NADPH + H2O +6 H+ asam palmitat +14 NADP+
+8HSKoA+7ADP+7Pi
Dari contoh diatas tampak bahwa asam palmitat terbentuk dari 8 molekul asetil
KoA, 14 NADPH dan 7 ATP. Asam palmitat dibuat dalam sitoplasma, sedangkan asetil
KoA dibentuk dari asam piruvat dalam mitokondria. Oleh karenanya asetil KoA harus
diangkut dari mitokondria kedalam sitoplasma. Membran mitokondria ternyata tidak
permeable terhadap asetil KoA, jadi harus diubah dahulu menjadi asam sitrat yang dapat
menembus membrane mitokondria (gambar 2.5).

Gambar 2.5 Proses yang terjadi di mitokondria dan sitoplasma

Setelah sampai dalam sitoplasma asetil KoA dilepaskan lagi dengan bantuan sitrat liase
sebagai katalis.
Asam sitrat + ATP + HSKoA asetil KoA + ADP + Pi + oksaloasetat

6
Asam oksaloasetat yang terbentuk dalam sitoplasma ini harus dikembalikan
kedalam mitokondria. Membran mitokindria tidak permeable terhadap asam oksaloasetat,
karena itu oksaloasetat diubah dahulu menjadi piruvat melalui asam malat. Dalam reaksi
ini NADPH dihasilkan dari NADH. Mula-mula asam oksaloasetat direduksi oleh NADH
menjadi asam malat. Katalis dalam reaksi ini malat dehidrogenase yang terdapat dalam
sitoplasma. Kemudian asam malat diubah menjadi asam piruvat.
Asam oksaloasetat + NADH + H + asam malat + NAD+
Asam piruvat yang dihasilkan dalam reaksi tersebut dapat masuk kedalam mitokondria
dan diubah menjadi asam oksaloaseta toleh piruvat karboksilase.
Asam piruvat+CO2 +ATP+H2O asamoksaloasetat+ADP+Pi+2 H+
Proses pemindahan satu molekul asetil koenzim A dari mitokondria kedalam
sitoplasma dapat menghasilkan satu molekul NADPH. Pembentukan asam palmitat
membutuhkan 8 molekul asetil koenzim A, oleh karenanya terbentuk pula 8 molekul
NADPH. Telah dijelaskan bahwa pembentukan asam palmitat membutuhkan 14 molekul
NADPH. Kekurangan 6 molekul NADPH diperoleh dari reaksi pembentukan ribulosa-5-
fosfat dari glukosa-6-fosfat (gambar 2.6).

Gambar 2.6 Reaksi pembentukan ribulosa 5 fosfat

Tiga molekul ribulosa 5 fosfat dapat diubah menjadi 2 molekul heksosa dan satu molekul
triosa yang dapat masuk kedalam proses glikolisis. Beberapa ciri penting yang dapat kita
amati pada sintesis asam lemak ialah:
1. Sintesis asam lemak terjadi pada sitoplasma, sedangkan oksidasi terjadi pada
mitokondria.
2. Senyawa-senyawa antara dalam sintesis asam lemak terikat pada ACP, sedangkan
pada pemecahan asam lemak, senyawa-senyawa antara terikat pada koenzimA.

7
3. Beberapa enzim yang bekerja sebagai katalis pada sintesis asam lemak merupakan
suatu kompleks multienzim yang disebut asam lemak sintase. Pada pemecahan asam
lemak tidak terdapat system multienzim.
4. Perpanjangan rantai C pada sintesis asam lemak ialah penambahan 2 atom C secara
berturut-turut yang berasal dari asetil koenzim A. Adapun senyawa yang berfungsi
sebagai donor unit 2 atom C ialah malonil ACP.
5. Dalam sintesis asam lemak, NADPH berfungsi sebagai reduktor.

C. Pengaturan Biosintesis asam lemak


Kecepatan biosintesis asam lemak ditentukan terutama oleh kecepatan reaksi asetil-
KoA karboksilase, yang membentuk malonil-KoA. Asetil-KoA karboksilase adalah suatu
enzim alosterik. Enzim ini hampir-hampir tidak aktif jika tidak terdapat modulator
pengaktifnya yaitu sitrat. Bilamana konsentrasi sitrat pada mitokondria meningkat,
molekul ini terlepas menuju sitosol. Didalam sitosol, sitrat menjadi pemberi isyarat
alosterik bahwa siklus asam sitrat telah cukup memperoleh bahan bakar dan bahwa
kelebihan asetil-KoA karboksilase, menyebabkan peningkatan yang tinggi pada
kecepatan pengubahan asetil-KoA menjadi malonil KoA. Sitrat sitosol adalah sumber
asetil-KoA yang diperlukan pada sintesis asam lemak. Sebaliknya, bilamana terdapat
kelebihan produksi palmitoil-KoA, molekul ini berperan sebagai suatu isyarat alosterik
yang menghambat asetil-KoA karboksilase. Karena asam lemak tidak dapat disimpan
dalam bentuknya sendiri tetapi hanya sebagai triagliserol, konsetrasi gliserol fosfat dapat
mengontrol sintesis asam lemak.

D. Bionsintesis Triasilgliserol
Triasilgliserol (trigliserida) merupakan lipida cadangan yang dapat disintesis secara
akrif dalam jaringan sel hewan dan tumbuhan terutama di dalam sel lemak dan sel hati
hewan mamalia.
Jalur metabolic biosintesis suatu trigliserida terdiri dari beberapa tahap, yakni
Tahap pertama sintesis trigliserida ialah pembentukan gliserofosfat, baik dari gliserol
(reaksi 1) , maupun dari dihidroksi aseton fosfat (reaksi 2). Reaksi 1 berlangsung dalam
hati dan ginjal dan reaksi 2 berlangsung dalam mukosa usus serta dalam jaringan adipose.
Selanjutnyaa gliserofosfat yang telah terbentuk bereaksi dengan 2 mol asil koenzim A
membentuk suatu asam fosfatidat (reaksi 3). Tahap berikutnya ialah reaksi hidrolisis
asam fosfatidat ini dengan fosfatase sebagai katalis dan menghasilkan suatu 1, 2-
8
digliserida (reaksi 4). Asilasi tehadap 1,2-digliserida ini merupakan reaksi pada tahap
akhir karena molekul asil koenzim A akan teriakt pada atom C nomor3,sehingga
terbentuk trigliserida (rekasi5).
Senyawa awal untuk biosintesis trigliserida ini adalah dengan gliserol-3fosfat dan
senyawa koenzim-A asil asam lemak. Gliserol-3-fosfat pada umumnya terbentuk dari
senyawa-antara proses glikolisis, yaitu dihidroksiaseton fosfat dengan menggunakan
katalis enzim gliserol-3-fosfat dehidrogenase yang dibantu oleh sistem NAD+/NADH
sebagai koenzimnya diubah menjadi L-gliserol-3-fosfat. Berikut ini adalah proses
pembetukan gliserol-3-fosfat:

Gambar 2.7 Proses pembentukan gliserol 3 fosfat

Setelah terbentuknya senyawa gliserol-3-fosfat yang dihasilkan oleh dihidroksi


aseton fosfat, kemudian dilanjutkan pembentukan triasilgliserol yang terdiri dari empat
tahap reaksi. Pada tahap pertama dan kedua yang terjadi dalam reaksi ini adalah proses
asilasi gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat. Tahap reaksi pertama menghasilkan asam
lisofosfat, reaksi ini diakatalisis oleh enzim gliserolfosfat asiltransferase. Dalam reaksi ini
gugus asil asam lemak pada koenzim-A asil asam lemak dipindahkan ke gugus hidroksil
pada gliserol-3-fosfat secara bertahap sampai pada tahapan reaksi yang kedua. Reaksi
yang kedua ini juga dikatalisis oleh enzim gliserol asiltransferase. Sehingga di tahap
reaksi kedua menghasilkan fosfatidat untuk dilanjutkan menuju tahapan reaksi
berikutnya. Berikut adalah tahapan reaksi pertama dan kedua pada proses biosintesis
trigliserol:

9
Gambar 2.8 Reaksi tahap 1 dan tahap 2 biosintesis trigliserol

Pada tahap reaksi ketiga biosintesis trigliserol, asam fosfatidat dihidrolisis dengan
enzim fosfatidat fosfatase untuk melepas gugus fosfat pada senyawa fosfatidat sehingga
dihasilkan senyawa diasilgliserol. Kemudian pada tahap reaksi terakhir, diasilgliserol
bereaksi dengan koenzim-A asil asam lemak dan dikatalisis oleh enzim diasilgliserol
asiltransferase menghasilkan triasilgliserol. Berikut adalah pembentukan reaksi
triasilgrliserol pada tahap ketiga dan keempat.

Gambar 2.9 Reaksi tahap 3 dan tahap 4 biosintesis trigliserol


 
Sehingga keseluruhan tahap reaksi pada pembentukan triasilgliserida dapat dituliskan
sebagai berikut:

10
E. Biosintesis Fosgliserida
Gambar 2.10 Reaksi pembentukan triasilgliserida
Biosintesis fosfolipid dimulai dari reduksi dihidroksi aseton fosfat (senyawa antara
glikolisis) menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P). Dua molekul asil ACP mentransfer
gugus asam lemak ke G3P menghasilkan asam fosfatidat. Reaksi ini dikatalisis
gliseraldehid 3-fosfat asil transferase. Asam fosfatidat merupakan fosfolipid pertama
yang dihasilkan. Asam fosfatidat diproses lagi menjadi derivat fosfolipid lainnya,
misalnya fosfatidil serin, fosfatidiletanolamin, dan kardiolipin.
Asam fosfatidat kemudian bereaksi dengan sitidin trifosfat (CTP) menghasilkan
citidin difosfat diasil gliserol dan pirofosfat. Reaksi ini dikatalisis citidin difosfat
digliseride sintase. Penambahan sistein pada citidin difosfat diasil gliserol akan
menghasilkan fosfatidil serin. Reaksi ini dikatalisis fosfatidil serin sintase. Fosfatidil serin
dekarboksilase melakukan dekarboksilasi fosfatidil serin menghasilkan fosfatidil
etanolamin. Secara terpisah, citidin difosfat diasil gliserol bereaksi dengan gliserol fosfat
menghasilkan fosfatidil gliserol fosfat. Reaksi ini dikatalisis fosfatidil gliserol fosfat
sintase. Hidrolisis fosfatidil gliserol fosfat menghasilkan fosfatidil gliserol (dan
melepaskan fosfat). Reaksi ini dikatalisis fosfatidil gliserol fosfat fosfatase. Dua molekul
fosfatidil fosfat berekasi menghasilkan kardiolipin (difosfatidil gliserol). Reaksi ini
dikatalisis kardiolipin sintase.

11
Gambar 2.11 Reaksi pembentukan fosgliserida

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Biosintesis asam lemak adalah pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung
melalui jalur metabolic, sintesis asam lemak berasal dari asetil KoA. melalui 3 tahap
yaitu : Tahap biosintesis malonil KoA dari asetil KoA, terjadi di sitosol. Lalu
pemanjangan rantai asam lemak yang dibagi menjadi 4 tahap yaitu tahap kondensasi,
reduksi, dehidrasi dan reduksi. Terjadi di mitokondria dan RE. Lalu Tahap denaturasi
terjadi di RE.
2. Biosintesis trigliserida terjadi di hati melalui beberapa tahap :
1) Sintesis trigliserida ialah pembentukan gliserofosfat, baik dari gliserol dan
2) Dihidroksi aseton fosfat, lalu
3) Membentuk suatu asam fosfatidat selanjutnya menghasilkan suatu 1, 2-digliserida,
4) Kemudian molekul asil koenzim A akan terikat pada atom C nomor 3,
5) Sehingga terbentuk trigliserida.

12
3. Biosintesis fosfo lipid merupakan lanjutan dari biosintesis trigliserida.

B. Saran
Penulis telah mempersiapkan segala materi dan upaya dilakukan dalam mendapatkan
hasil yang maksimal. Namun sebagai manusia biasa kelompok kami masih banyak
kekurangan dalam memapar isi materi Biokimia “Biosintesis Lipid“. Untuk hal itu, kami
mengharapkan kritik dan saran bagi kami yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Chemistry.Alih Bahasa : Muliawan.M.UI.Jakarta. Murray, R.K. 2006. Biokimia Herper


Edisi2 7. Jakarta :buku kedokteran EGC.

David Page.1985. Prinsip-prinsip Biokimia, edisi ke-2. Penerbit Erlangga

Harper.H.A.,V.W.Rodwell.,ndP.AMayes,1979. Biokimia. Review of Physiological

Poedjadi,A.1994. Dasar-dasar biokimia.Jakarta: UIPress.

Yohanis,Ngili. 2013.Biokimia Dasar,edisi ke-1, Bandung: Penerbit Rekayasa Sains.

13

Anda mungkin juga menyukai