Sejarah Indonesia
Keserakahan VOC
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Keserakahan VOC ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Gigih Sawtio, S.Pd
selaku Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Pare yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai VOC, dan juga kserakahannya. kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Untuk mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi
Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt
mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang
yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri
Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang
biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC
dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren
Zeventien.
Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesame pedagang Belanda sehingga
keuntungan maksimal dapat diperoleh.
Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa Eropa
lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol
yang masih menduduki Belanda.
1.2 Tujuan
1) Mengetahui latar belakang berdirinya VOC
2) Mengetahui hak-hak VOC
3) Mengetahui keserakahan VOC terhadap Nusantara
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman
berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan
Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat,
disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk
lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat
diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang
awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan
terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada
tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-
rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang
di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The Britisch East India
Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan
Prancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company
tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-
Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu,
terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol
kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni
perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten
Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka
biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah
Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian
kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang
mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak
seperti layaknya satu negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau
Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang
kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku),
yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala
dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk
kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan
massal.Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di lepas
pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat
berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor
perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC
pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi
VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon
(1605 – 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 – 1623)
LAHIRNYA VOC
VOC, atau Vereenidge Oost Indische Compagnie, yang tidak lain tidak
bukan adalah kongsi dagang milik Belanda di Indonesia. Menilik sedikit tentang
identitasnya; VOC didirikan di Amsterdam pada tanggal 20 Maret 1602 oleh
Parlemen Belanda dan dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas serta menguasai
perdagangan di Nusantara.
Bagaikan negara di dalam negara, VOC memiliki beberapa kewenangan dan hak-
hak yang sangat luas serta menguntungkan. Di antaranya sebagai berikut:
Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan
sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk kepulauan Nusantara,
Membentuk angkatan perang sendiri,
Melakukan peperangan,
Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat,
Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri,
Mengangkat pegawai sendiri, dan
Memerintah di negeri jajahan.
Karena memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan
melakukan peperangan, maka VOC cenderung ekspansif. VOC berupaya
memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan
monopolinya.
Saat itu, karena “Dewan Tujuh Belas” tidak mampu bekerja secara cepat dan
efektif, maka dibentuklah Gubernur baru dalam organisasi tersebut yang
merupakan jabatan tertinggi.
Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Salah satu
sejarah yang ditinggalkannya adalah tanah yang dibeli di sebelah timur Muara
Ciliwung yang menjadi cikal bakal hunian VOC di Jawa dan cikal bakal Kota
Batavia.
Kepeminpinan Pieter Both di Jayakarta awalnya bersikap baik pada rakyat,
hingga ‘kenyamanan’ yang dibalas oleh rakyat malah membuat orang-orang
Belanda itu mulai memanfaatkannya dengan bertindak sombong dan sikap
congkak. Terkadang, karena merasakan kenikmatan meraup keuntungan dari
tanah Nusantara, orang-orang Belanda bahkan sampai melakukan kekerasan dan
paksaan. Hingga akhirnya mereka diusir oleh rakyat dan menyingkir ke Maluku.
Hindia-Belanda pada abad ke-17 dan 18 tidak dikuasai secara langsung oleh
pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia
Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC).
VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di
wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada
di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah
mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di
Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan
terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan
terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para
penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus
menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau
mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-
pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di
perkebunan pala.
2.3 Runtuhnya VOC
Dapat kita ketahui bahwa sesuatu yang tidak baik tidak akan berlangsung
lama, jika iya pun, akan banyak hal buruk yang terjadi. Karena perbuatan buruk
yang mereka lakukan sendiri, mereka menelan pahit akibat perbuatannya. Berikut
ialah beberapa faktor runtuhnya VOC :
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentu nya masih banyak kekurangan dan kelemahan
nya, kerena terbatas nya pengetahuan dan kurang nya rujukan atau referensi yang
ada hubungan nya dengan judul makalah.
Saya banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan dan
penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikut nya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khusus nya juga para pembaca yang budiman pada
umum nya.
SARAN :
Keberadaan VOC membawa banyak pengaruh bagi bangsa Indonesia. Baik dalam
bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Pengaruh yang ada harus kita evaluasi
dengan baik. Jangan sampai kita kembali terjajah dengan kedatangan bangsa dan
organisasi asing seperti VOC. Indonesia memiliki banyak sumber daya yang harus
kita kelola sepandai-pandainya agar tidak mudah dikuasai oleh bangsa asing yang
akan menjadikan kita budak di negara sendiri. Sebagai generasi bangsa kita harus
mengisi kemerdekaan dan menjaga keutuhan serta kasatuan wilayah Indonesia
supaya masa penjajahan tidak terulang lagi, walaupun pada dasarnya kita masih
berkembang.