Anda di halaman 1dari 4

Psikologi Perkembangan Anak

Pengertian anak mencerminkan peran dan pengalaman anak-anak masa kini


yang dapat di lihat dan dipahami melalui kacamata anak-anak. Sastra anak-anak
bukanlah sastra tentang anak, melainkan sastra untuk anak-anak.

Psikologi perkembangan anak meliputi:


- masa bayi
- masa anak: 
o masa balita
o masa pra sekolah
o masa sekolah
o masa pra remaja

Masa Bayi (0-2 tahun)

Sebagian besar bayi menggunakan waktunya untuk tidur, waktu yang


sebagian lagi digunakan untuk menyusu dan menyatakan keinginannya dengan cara
menangis (baru pertama lahir bayi harus menangis).

Belajar berjalan:  duduk, merangkak, berjalan.

Umur 1 bulan : Bayi hanya bisa mengenal gerak. Setelah umurnya bertambah,
ia mulai terlatih menggerak-gerakkan tubuhnya.

Umur 2 bulan : Ia menggerakkan dan memutarkan kepalanya

Umur 3 bulan : Ia belajar membalikkan badan

Umur 4 bulan : pada waktu tertelungkup, , ia mencoba mendongakkan


Kepalanya

Umur 5 bulan : setelah mampu menegakkan kepalanya, ia mencoba


mengangkat dadanya.

Umur 6 bulan : sudah ada keinginan merangkak. Jika ia sedang menelungkup,


kita letakkan mainan didepannya, ia menggerak-gerakkan
kaki dan tangannya seolah-olah ia berenang.

Umur 7 bulan : ia dapat duduk sendiri dan berbaring berbalik-balik.

Umur 8 bulan : ia dibantu belajar berdiri

Umur 9 bulan : ia dapat berdiri sendiri sambil berpegang pada sisi meja dan
kursi.
Umur 10 bulan : Jika otot-ototnya sudah cukup kuat serta sarafnya cukup
matang, ia mulai berlatih melangkah.

Umur 11 bulan : ia belajar merambat dengan berpegangan pada perabot


rumah tangga.

Umur 12 bulan : ia mencoba berdiri sendiri, selanjutnya ia berjalan sendiri.

Belajar Berbicara

- Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini
tangis dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.

- Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud


yang hendak dinyatakannya.

- Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi (suara-suara) yang banyak ragamnya,


tetapi bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti, hanya untuk melatih
pernapasan dan alat-alat bicara saja.

- Menjelang usia pertengahan di tahun pertama, ia meniru suara-suara


yang didengarnya,kemudian mengulangi suara itu, tetapi belum mengerti
apa yang dikatakannya.

- Kemudian ia berhenti dan konsentrasi berjalan.

Imitasi (meniru)
Dalam diri tiap anak pasti ada dorongan meniru. Daya-daya itu sedemikian
kuatnya, sehingga banyak hal yang dipelajari. Mereka memperolehnya dengan jalan
meniru perbuatan dan kebiasaan yang dilakukan prang dewasa.
Contohnya: kalau ia perhatikan ibu sedang memandikan bayi, maka iapun berbuat
seperti itu terhadap bonekanya.

Belajar dari lingkungan keluarga (milieu)


Masa Balita, Masa Pra Sekolah (2-5 tahun)

- Perkembangan motoric dan ketrampilan mencapai kemajuan, anak-anak


sangat luas dan leluasa fantasinya.
Mis: sapu dan tongkat diciptakan menjadi kuda-kudaan.
Kursi dibalikkan menjadi kereta.

Cerita dongeng yang luar biasa isinya, sangat menarik perhatiannya.


Cerita dongeng itu sangat penting bagi pembentukan kepribadiannya.
Mis: cerita bawang merah-bawang putih dsb.
- Berperilaku agresif, kepala batu,
Sikap keras kepala sering timbul (3 Tahun) tetapi tidak setiap anak yang
seusai itu harus memperhatikan sikap seperti itu, ada juga sikap yang
memperlihatkan dalam wujud suka membantah, suka ngadat, membandel
dsb. Dalam menanggapi sikap-sikap seperti itu, orang tua beranggapan
bahwa keras kepala masih dapat ditolerer untuk anak yang berusia muda
karena merupakan bagian dari proses perkembangan itu sendiri.

Identifikasi
Selain daya meniru, daya identifikasi itu kuat sekali pada diri anak .
Identifikasi artinya menyamakan diri atau merasa sama dengan orang lain (yang
diidolakan). Contoh: anak-anak cenderung menyamakan dirinya dengan ayah dan
ibunya. Mereka hendak berbuat seperti apa yang dilakukan ayah dan ibu.

Masa anak sekolah (umur 6-12 tahun)


Faedah permainan:
1. Sarana untuk membawa anak kea lam masyarakat: Dalam suasana permainan
mereka saling mengenal, saling menghargai satu dengan lainnya, dan dengan
perlahan-lahan tumbuhlah rasa kebersamaan yang menjadi landasanbagi
pembentukan perasaan social.
2.Mampu mengenal kekuatan sendiri
Anak-anak yang sudah terbiasa bermain dapat mengenal kedudukannya di
kalangan teman-temannya.
3.Mendapat kesempatan mengembangkan fantasi dan menyalurkan kecenderung
pembawaannya. Jika anak laki-laki dan perempuan diberi bahan-bahan yang
sama berupa kertas, perca, gunting, tampaknya mereka akan membuat sesuatu
yang berbeda.
4.Berlatih menempa perasaannya . Dalam keadaan bermain-main mereka
mengalami bermacam-macam perasaan, ada yang senang, kecewa dan
sebagainya.
5.Memperoleh kegembiraan, kesenangan, dan kepuasaan
6.Melatih diri untuk mentaati peraturan yang berlaku.

Macam-macam permaina
1. Permainan fungsi
Dalam permainan yang diutamakan adalah geraknya,
kalau pada bayi  gerakan tangan dan kaki
anakberlari-lari, kejar-kejaran untuk melatih fungsi gerak dan
perbuatan.
2. Permainan konstruktif
Contohnya: bongkar pasang mobil-mobilan, rumah-rumahan, boneka dari
kain perca dsbnya.
Permainan detruktif  bersifat merusak
3. Permainan reseptif
Sambil mendengarkan cerita atau melihat-lihat buku gambar anak berfantasi
dan menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif.
Cerita pendek yang mengandung benih-benih budipekerti, rasa social dan
keadilan sangat baik untuk membangkitkan fantasi.
4. Permainan perasaan
Anak itu sendiri memegang peranan sebagai apa yang sedang dimainkannya,
Contoh: dokter2an, supir2an dsbnya.
5. Permainan sukses
Diutamakan prestasi, dibutuhkan keberanian, ketangj
Kasan, kekuatan dan bahkan persaingan.
Contoh:meloncati parit, memanjatpohondsbnya.

Cara-cara menanamkan kepatuhan


- kita harus memperingatkan berulang-ulang
- kata-kata perintah dan larangan harus singkat dan jelas
- khusus untuk anak-anak yang lebih besar, larangan ditambah dengan
penjelasan seperlunya saja.
- Menyuruh anak-anak bersama-sama mengerjakan sesuatu secara
berkelompok.

Manfaat bermain:
- membentuk sikap sehat
- belajar bergaul
- belajar peran jenis
- membentuk keterampilan dasar, membaca, menulis, berhitung.
- Membentuk hati nurani
- Membentuk sikap terhadap kelompok.

Masa Pra Remaja (umur 10-12 tahun)


- menanyakan sebab akibat
- emosional dengan sebaya.

Anda mungkin juga menyukai