Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK

PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP) DAN PENILAIAN ACUAN NORMA


(PAN)

Makalah Ini disusun Sebagai Tugas Kelompok Semester Lima

Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Kimia

Dosen Pengampu: Luki Yunita, M. Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 2

1. Linti Agustri Gutamuda (11180162000039)


2. Almaz Azwina Anggraeni (11180162000040)
3. Alief Rizkania Illah (11180162000043)
4. Ma’rifat Syauqillah Abadan (11180162000056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYRIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir
zaman. Makalah ini yang berjudul “Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN)” disusun sebagai tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Kimia semester lima.

Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


kami dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah
Strategi Pembelajaran Kimia, yaitu Luki Yunita, M. Pd. karena atas bimbingannya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kami sebagai penyusun makalah berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan pembaca tentang Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN). Kami juga berharap bertambahnya wawasan pembaca dari
makalah ini akan membuat pembaca mengaplikasikan Penilaian Acuan Patokan dan
Penilaian Acuan Norma.

Bagaikan tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini pun masih memiliki
kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan.
Semoga makalah ini mudah dimengerti dan bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami
meminta maaf bila ada salah kata yang kurang berkenan di hati Anda.

Tangerang Selatan, 22 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Pengertian Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN) ................................................................................................................... 3
B. Persamaan Dan Perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN) ............................................................................................ 6
C. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN) ............................................................................................ 7
D. Penerapan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN) ................................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menilai hasil
belajar dari peserta didiknya. Penilaian hasil belajar peserta didik bertujuan untuk
memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai
dengan potensi yang dimiliki. Selain itu, penilaian hasil belajar juga bertujuan
untuk umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan
proses program pembelajaran. Akan tetapi, apabila proses penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru secara asal-asalan tanpa arah yang jelas,
informasi yang dihasilkan tentang pencapaian pembelajaran peserta didik tidak
akurat dan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan.

Evaluasi pendidikan merupakan suatu tindakan atau proses untuk


menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya
cenderung asal-asalan dan tanpa acuan. Penilaian merupakan bagian yang sangat
penting dalam proses evaluasi. Kemampuan guru dalam memilih dan menyusun
instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan penilaian, mengolah, dan
menafsirkan hasil penilaian akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan hasil
penilaian sebagai dasar pengambilan keputusan. Kemampuan menilai proses dan
hasil belajar siswa merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh
seorang guru maupun calon guru agar dapat menilai hasil belajar peserta didiknya
sesuai dengan kemampuan dari setiap peserta didik.

Oleh sebab itu, adanya standar dalam penilaian mutlak harus ada. Standar
ini penting dalam penilaian karena melihat dari kenyataan yang ada di lapangan,
masih banyak penilaian yang dilakukan oleh para pendidik hanya sebatas
formalitas saja tanpa mengacu pada patokan yang telah ada. Dengan adanya
standar patokan ini guru dan siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi
yang telah diajarkan dan dipahami oleh siswa setelah proses pembelajaran itu
berlangsung selama kurun waktu tertentu. Terdapat dua jenis standar yang dapat

1
digunakan oleh seorang guru dalam mengolah hasil penilaian peserta didik, yaitu
Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Kedua
acuan ini memiliki penafsiran hasil penilaian yang berbeda. Berdasarkan
penjelasan yang telah dipaparkan, makalah ini akan membahas tentang Penilaian
Acuan Normatif (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian?
2. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP)?
3. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Norma (PAN)?
4. Apa saja persamaan dan perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)?
5. Apa kelebihan dan kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN)?
6. Bagaimana penerapan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan
Norma (PAN)?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan definisi penilaian
2. Menjelaskan pengertian Penilaian Acuan Patokan (PAP)
3. Menjelaskan pengertia Penilaian Acuan Norma (PAN)
4. Menjelaskan persamaan dan perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)
5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)
6. Menjelaskan penerapan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan
Norma (PAN).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma


(PAN)
Agar mencapai tujuan pengukuran yang dilaksanakan dilakukan
pengolahan dari hasil pengukuran pada evaluasi pembelajaran. Jika dalam
penilaian yang dituju adalah untuk membandingkan keberhasilan seorang peserta
didik secara relatif terhadap peserta didik lainnya, makan akan dilakukan penilaian
acuan norma (PAN). Dan apabila penilaian yang ingin dituju adalah untuk
mengetahui keberhasilan seorang peserta didik berdasarkan satu acuan tertentu
makan akan dilakukan penilaian acuan patokan (PAP). Tujuan dari penilaian acuan
norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP) itu berbeda. Pada penilaian
acuan norma (PAN) yang menjadi tujuannya adalah untuk membedakan peserta
didik atas kelompok-kelompok pada tingkatan kemampuan. Sedangkan pada
penilaian acuan patokan (PAP) tujuannya adalah untuk meneliti apa yang dapat
dikerjakan oleh peserta didik dan tidak membandingkan satu dengan yang lainnya,
melainkan dengan kriteria atau patokan yang spesifik. Atau bisa disimpulkan
tujuan penilian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau
kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilan (Asrul, dkk, 2014: 160).
1. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah proses ataupun kegiatan yang sistematis dan juga
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi mengenai proses dan hasil
belajar peserta didik untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria
dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2009: 2). Penilaian atau assessment
merupakan istilah yang di dalamnya terdapat semua metode yang biasa dipakai
untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai dari kerja
individu peserta didik atau kelompok (Haryati, 2009: 15).
Penilaian juga dapat diartikan menilai sesuatu. Menilai itu sendiri
berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan berpegang pada ukuran
baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya (Sudijono,
2009: 4). Penilaian dalam belajar adalah sebuah proses yang terjadi terus

3
menerus, bukan sekedar memberi ujian atau menentukan tingkatan, tetapi
sesuatu yang harus dilakukan guru untuk menentukan apakah seorang murid
sudah belajar dengan baik atau belum (Santrock, 2007:637).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penilaian merupakan proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau
keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan cara menilai kinerja siswa baik
secara individu maupun kelompok.
2. Pengertian Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan (PAP) atau Criterion Referenced Test adalah
penilaian yang mengacu kepada kriteria pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan sebelumnya (Slameto, 2001: 225). Penilaian acuan patokan
(PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation yang merupakan pengukuran
dengan menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa
dibandingkan dengan kriteria yang sudah ada dalam tujuan instruksional bukan
dengan siswa lain. (Munthe, 2009: 1001). Istilah criterion pada Penilaian
Acuan Kriteria (criterion-referenced test) sendiri di artikan bermacam-
macam, ada yang mengartikannya sebagai batas lulus (cut score) atau skor
terendah yang harus dicapai. Ada pula yang mendefinisikan criterion sebagai
keterampilan atau pengetahuan khusus yang di ukur dan dipakai secara
bergantian dengan istilah domain. Domain/criterion dapat di pandang potensial
darimana butir-butir potensial yang aktual di pilih (Ratnawulan dan Rusdiana,
2014: 272).
Terdapat beberapa ciri Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu:

a. Penilaian Acuan Patokan dapat dimanfaatkan untuk menempatkan peserta


didik dalam rangkaian kegiatan belajar
b. Penilaian Acuan Patokan dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosis
kemampuan seseorang dalam pembelajaran
c. Jika dilakukan secara berkala PAP dapat digunakan untuk memonitor
kemajuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan
d. Melalui PAP status peserta didik dalam rangkaian kegiatan belajar dapat
diketahui sehingga dapat memotivasi semangat belajar peserta didik

4
e. PAP menggunakan suatu angka yang telah ditetapkan sebagai kriteria
keberhasilan dan siswa yang telah mencapai batas tersebut dianggap telah
berhasil dalam belajar sehingga diperkenankan untuk mempelajari materi
pembelajaran yang lebih tinggi (Zainul dan Nasution, 1997: 149–150).
Tujuan dari PAP adalah untuk mengukur keberhasilan dari kriteria dari
suatu kompetensi secara pasti. Penilaian acuan patokan bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar karena peserta didik diusahakan untuk
mencapai standar yang telah ditentukan dan hasil belajar peserta didik dapat
diketahui pencapaiannya (Arifin, 2009: 15). Untuk mencapai tujuan dari PAP
ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Tepat. Tes PAP harus sesuai dengan tujuan-tujuannya, dengan bahan


pelajaran, dengan strategi pembelajaran yang digunakan, dan dengan
peserta didik yang akan menjawabnya.
b. Efektif. Tes PAP harus dapat melakukan tugasnya dengan baik. Ini berarti
bahwa hal itu harus dapat diandalkan dan sahih.
c. Praktis. Tes PAP harus dapat diterima baik oleh guru maupun peserta didik.
Hal itu harus sesuai dengan pembiayaan dan waktu yang digunakan dalam
pelaksanaan, mudah digunakan, dan digunakan kembali (Asrul, dkk, 2014:
162 – 163).
3. Pengertian Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan
dengan mengacu pada norma atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai
penilaian acuan norma (PAN). Pengertian dari Penilaian Acuan Norma (PAN)
adalah penilaian dari sekelompok peserta didik pada proses pembelajaran yang
didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Sehingga dapat diartikan
bahwa pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai pada suatu kelompok.
Penilaian Acuan Norma (PAN) dapat juga diartikan penilaian dengan cara
membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya. (Ratnawulan
dan Rusdiana, 2014: 266 - 267).
“Norma” dalam hal ini adalah kapasitas atau prestasi dari suatu
kelompok, sedangkan “kelompok” yang di maksud dapat diartikan sejumlah
siswa dalam suatu kelas, sekolah, rayon, dan propinsi atau wilayah (Ngalim,

5
1988: 37-38). Berdasarkan pemaparan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
penilaian acuan norma adalah penilaian yang mengacu pada norma kelompok
dan nilai-nilai yang di peroleh siswa di perbandingkan dengan nilai-nilai siswa
yang lain dalam kelompok tersebut.
Terdapat beberapa ciri dari Penilaian Acuan Norma, yaitu:
a. Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap
peserta didik dalam suatu kelompok.
b. Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”.
Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau
kebutuhan pada waktu tersebut.
c. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat
kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang
diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik dalam
kelompoknya.
d. Penilaian Acuan Normatif cendrung menggunakan rentangan tingkat
penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat
istimewa hingga yang mengalami kesulitan yang serius. (Ratnawulan dan
Rusdiana, 2014: 269).

B. Persamaan Dan Perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian


Acuan Norma (PAN)
1. Persamaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN)
memiliki beberapa persamaan, di antaranya adalah:
a. Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma mempersyaratkan
perumusan secara spesifik perilaku yang diukur
b. Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma harus disusun dari
sampel butir-butir tes yang relevan dan representatif
c. Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma sama-sama dinilai
kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitas

6
d. Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma digunakan dalam
pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda (Alfath dan Raharjo,
2019: 26).
2. Perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Selain memiliki persamaan, Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN) juga memiliki perbedaan, di antaranya adalah:
a. Penilaian Acuan Patokan meneliti apa yang dapat dikerjalan oleh peserta
didik dan membandingkan hasil pekerjaan siswa dengan suatu kriteria yang
spesifik, sedangkan Penilaian Acuan Norma membandingkan hasil belajar
seorang siswa dengan siswa-siswa dalam satu kelompok, contohnya
dibandingkan dengan teman sekelasnya sehingga dapat diketahui
kedudukan relatif seorang peserta didik jika dibandingkan dengan teman
sekelasnya (Alfath dan Raharjo, 2019: 17).
b. Penilaian Acuan Patokan digunakan untuk mengukur secara pasti tujuan
atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya (Arifin,
2009: 233), sedangkan Penilaian Acuan Norma digunakan untuk
membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan,
mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi (Sudjana, 1995:
93).
c. Penilaian Acuan Patokan utamanya digunakan untuk untuk penugasan,
sedangkan Penilaian Acuan Norma utamanya digunakan untuk survey
(Alfath dan Raharjo, 2019: 27).

C. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian


Acuan Norma (PAN)
Menurut analisis Aunurrahma yang dikutip oleh Ratnawulan dan Rusdiana
(2014: 271), kelebihan dan kekurangan PAN adalah:

1. Kelebihan PAN
a. Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau
kelompok di pendidikan tinggi
b. Diharapkan tingkat kinerja yang sama terjadi pada setiap kelompok siswa
c. Bermanfaat untuk membandingkan siswa atau penghargaan utama untuk
sejumlah siswa tertentu

7
d. Mendukung tradisional kekukuhan akademis dan menggunakan standar
2. Kekurangan PAN
a. Sedikit menyebutkan kompetensi mahasiswa apa yang mereka ketahui atau
dapat mereka lakukan
b. Tidak adil karena peringkat siswa tidak hanya bergantung pada tingkatan
prestasi, tetapi juga atas prestasi siswa lain
c. Tidak dapat diandalkan siswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulus
tahun berikutnya.

Selanjutnya, menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2014: 273), kelebihan


dan kekurangan PAP yaitu sebagai berikut:

1. Kelebihan PAP
a. Dalam pengukuran ini, siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan
penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan
tergantung pada penguasaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan
dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional.

b. Dengan PAP, setiap individu dapat mengetahui apa yang telah dan belum
dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk
memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan.
c. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP.
d. Melalui PAP, berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post
test). Perbedaan tentang hasil tes akhir dengan tes awal merupakan
petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
e. Penilaian acuan patokan dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi,
terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan. PAP ini menggunakan
prinsip belajar tuntas (mastery learning).
f. Dibuat adanya batas minimal, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang
ditujukan untuk target pencapaian dari tujuan pembelajaran. KKM

8
digunakan untuk syarat melanjutkan pada kegiatan belajar/materi
selanjutnya.

2. Kekurangan PAP
a. PAP tidak dibenarkan untuk digunakan dalam pengolahan atau penentuan
nilai hasil tes sumatif, seperti:
1) Pada ulangan umum dalam rangka mengisi rapot
2) Pada ujian akhir dalam rangka mengisi nilai ijazah maupun penentuan
kelulusan seperti pada ujian akhir nasional
3) Dengan penerapan penilaian patokan dalam tes sumatif biasa
menyebabkan sebagian besar siswa dinyatakan tidak naik kelas.
b. Apabila butir-butir soal yang dikeluarkan terlalu sukar, maka siswa yang
mempunyai kemampuan lebih pandai pun akan memperoleh nilai-nilai
yang rendah.
c. Jika butir-butir soal terlalu rendah, mahasiswa yang memiliki kekurangan
dalam kemampuan kognitifnya pun akan memperoleh nilai-nilai yang
tinggi.

Selain itu, Idris (2007: 27) menyatakan:

1. Kelebihan PAP : kualitas hasil belajar dapat terkontrol, karena hasil


yang diperoleh bisa mencerminkan tingkat penguasaan siswa
2. Kekurangan PAP : terikat pada hakikat penilaian yang bersifat relative
3. Kelebihan PAN : kedudukan relatif siswa dalam kelompoknya dapat
diketahui

D. Penerapan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma


(PAN)
1. Penerapan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan atau kriteria disebut juga dengan pendekatan
ideal, yaitu dimana siswa idealnya mampu menjawab dengan benar semua soal
maupun menunjukkan penguasaan semua ketrampilan yang diujikan.
pendekatan ini mempergunakan angka rata-rata dengan terlebih dahulu
menetapkan kriteria keberhasilan, yaitu “batas lulus” penguasaan bahan
pelajaran atau kriteria pencapaian tujuan (TKP). Siswa yang telah mencapai

9
batas ini dianggap telah berhasil dalam belajarnya dan diperkenankan
mempelajari bahan pelajaran yang lebih tinggi, sedangkan yang belum
mencapai batas tersebut dianggap belum berhasil dan diharuskan
memantapkan kembali pelajaran tersebut. Selain itu, dalam proses pengajaran,
tenaga pengajar tidak begitu saja membiarkan siswa menjalani sendiri proses
belajarnya, melainkan terus-menerus secara langsung ataupun tidak langsung
merangsang dan memeriksa kemajuan belajar siswa serta membantunya
melewati tahap-tahap pengajaran secara berhasil (Alfath dan Raharjo, 2019:
18).

Penilaian ini pada umumnya digunakan untuk menafsirkan hasil tes


formatif. Penilaian ini menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh
siswa. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh
siswa sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan
program. Sehingga, PAP meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik
dan bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya,
melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik (Alfath dan
Raharjo, 2019: 19).
Terdapat rumus yang digunakan untuk mengolah nilai dengan PAP,
sebagai berikut:
Skor Riil
Rentangan= Skor Maksimum Ideal × 100

Keterangan
 Skor riil : Skor yang berhasil dicapai oleh setiap siswa
 Skor maks Ideal : Skor yang mungkin dapat dicapai oleh setiap
siswa bila mampu menjawab dengan benar semua soal ujian
 100 : Skala yang dipakai, yakni skala dengan
rentangan mulai dari 0 sampai dengan 100.
Contoh : Pada sebuah tes objektif pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak
50 butir, seorang siswa menjawab dengan benar 30 soal. Maka skor yang
dicapai adalah 30. Maka nilai yang dicapai adalah
30
= 50 × 100

= 60 (Sriyanto, 2019: 247).

10
Selanjutnya nilai-nilai yang berhasil dicapai masing-masing siswa
ditransfer atau diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan patokan-patokan
yang telah disepakati masing-masing lembaga/institute/universitas. Misalnya:
 Nilai 85 keatas = A
 Nilai 75 – 84=B
 Nilai 65 – 74=C
 Nilai 55 – 64=D
 Nilai dibawah 55 = E (Ratnawulan dan Rusdiana, 2014: 337).

2. Penerapan Penilaian Acuan Norma (PAN)


Penilaian Acuan Normatif (PAN) merupakan pendekatan klasik,
karena tampilan pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan
dengan penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini
digunakan sebagai metode pengukuran yang menggunakan prinsip belajar
kompetitif (Sukardi, 2008: 59). Penilaian acuan norma ini bertujuan untuk
membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan,
mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Secara ideal,
pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok menggambarkan
suatu kurva normal (Sudjana, 1995: 93).
Pengolahan nilai dengan acuan norma ini biasanya digunakan pada tes
seleksi karena sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk membedakan kemampuan
seseorang dalam kelompok tertentu. Soal tes dibuat dengan tingkat kesukaran
yang bervariasi, mulai dari yang mudah sampai dengan yang sukar sehingga
memberikan kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat
menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik yang satu dengan lainnya.
PAN biasanya digunakan pada akhir unit pembelajaran. Acuan ini juga
digunakan untuk mengetahui hasil belajar seseorang pada materi yang
cakupannya luas (Suprananto, 2012: 39).
Penilaian yang menggunakan acuan norma pada dasarnya
menggunakan kurva normal sebagai alat untuk membandingkan atau
menafsirkan angka yang diperoleh masing-masing siswa. Dengan demikian
maka patokan dapat berubah-ubah dari kurva normal yang satu dengan kurva
normal yang lainnya. Sehingga apabila hasil ujian siswa mendapatkan nilai

11
yang baik maka patokanya pun juga ikut naik sebalikanya, apabila hasil ujian
siswa kurang baik maka patokan yang dipakai juga akan ikut turun
(Ratnawulan dan Rusdiana, 2014: 332).

Sebagai contoh, pada pelajaran matematika, siswa yang mendapat skor


80 di kelas B akan mendapat nilai A, sedangkan di kelas C siswa yang
mendapat skor 65 akan mendapat nilai A juga. Mengapa bisa demikian?
Karena nilai yang didapat siswa hanya dihubungkan dengan norma
kelompoknya. Pada kelas C, norma kelompoknya rendah, maka skor 65 saja
sudah mendapat nilai A, dan pada kelas B, norma kelompoknya tinggi, maka
skor 80 baru bisa mendapat nilai A, sehingga skor 65 bisa bernilai (Arifin,
2009: 233)

Contoh lainnya adalah saat ulangan akhir semester mata pelajaran IPS
kelas V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskorannya adalah:

No. Nama Skor


1. Dita 37
2. Andi 33
3. Imam 30
4. Tina 30
5. Amin 27
6. Isti 25
7. Intan 21
8. Dewi 20
9. Rani 17
10. Tika 15
Skor mentah di atas menunjukkan skor tertinggi adalah 37 yang dicapai
oleh Dita, sedangkan skor terendahnya adalah 15 yang dicapai oleh Tika.
Tingkat penguasaan setiap siswa dapat diketahui dengan menghitung skor
tersebut dalam bentuk persentase. Contoh:

37
Tingkat Penguasaan Dita = × 100% = 74%
50

Jadi, hasil lengkapnya adalah:

12
No. Nama Skor Persentase
1. Dita 37 74%
2. Andi 33 66%
3. Imam 30 60%
4. Tina 30 60%
5. Amin 27 54%
6. Isti 25 50%
7. Intan 21 42%
8. Dewi 20 40%
9. Rani 17 34%
10. Tika 15 30%

Jika Penilaian Acuan Norma (PAN) digunakan, pemberian skor untuk


seorang siswa dapat didasarkan pada pencapaian hasil belajar kelompoknya.
Siswa dengan skor tertinggi dapat diberi nilai tertinggi, begitu pun sebaliknya,
siswa dengan skor terendah dapat diberi nilai terendah. Dita yang mendapat
skor mentah 37 dapat diberi nailai 10, sedangkan nilai untuk siswa yang lain
dapat ditentukan dengan cara:

33
× 10 = 8,9
37
Cara tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai siswa yang lain
sehingga perolehan nilai secara lengkap adalah:

Jika Skor 37
No. Nama Skor
diberi 10, maka
1. Dita 37 10
2. Andi 33 8,9
3. Imam 30 8,1
4. Tina 30 8,1
5. Amin 27 7,3
6. Isti 25 6,7
7. Intan 21 5,7

13
8. Dewi 20 5,4
9. Rani 17 4,6
10. Tika 15 4,0

Nilai 10 yang diperoleh Dita juga bisa ditentukan dengan mengubah


persentase penguasaan materi yang diperoleh Dita, yaitu

74
× 10 = 10
74
Cara yang sama dapat digunakan untuk menentukan nilai siswa lain,
misalnya Andi

66
× 10 = 8,9
74
Hasil pengubahan persentase ke dalam nilai skala 1-10 secara lengkap
adalah

Jika persen diubah


No. Nama Persentase
menjadi nilai 1-10
1. Dita 74% 10
2. Andi 66% 8,9
3. Imam 60% 8,1
4. Tina 60% 8,1
5. Amin 54% 7,3
6. Isti 50% 6,7
7. Intan 42% 5,7
8. Dewi 40% 5,4
9. Rani 34% 4,6
10. Tika 30% 4,0
(Suryanto, dkk, 2019: 4.28–4.30)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasrkan materi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
penilaian merupakan proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan
siswa dalam pembelajaran dengan cara menilai kinerja siswa baik secara individu
maupun kelompok. Dalam penilaian hasil belajar terdapat dua jenis standar yang
dapat digunakan dalam mengolah hasil belajar peserta didik, yaitu Penilaian Acuan
Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN). Penilaian Acuan Patokan
(PAP) merupakan penilaian yang mengacu kepada kriteria pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Penilaian Acuan Norma (PAN)
merupakan penilaian dengan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan
nilai kelompoknya. Dalam penilaian ini patokan dapat berubah-ubah disesuaikan
dengan kondisi atau kebutuhan pada waktu tertentu.

Persamaan antara Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan


Norma (PAN) antara lain, yaitu keduannya ini mempersyaratkan perumusan secara
spesifik perilaku yang diukur, mempersyaratkan perumusan secara spesifik
perilaku yang diukur, keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan
reliabilitas, dan penilaian ini digunakan dalam pendidikan walaupun untuk maksud
yang berbeda. Sedangkan perbedaan dari kedua penilaian ini terletang pada
penekanan, penggunaan penilaian, dan penafsiran hasil tes dari peserta didik.
Kedua penilaian ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing seperti
yang telah dipaparkan di atas.

B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat membantu pembaca mengetahui tentang
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan mampu
menerapkannya dalam menilai hasil belajar dari peserta didik. Adanya makalah ini
juga diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami persamaan,
perbedaan, dan penggunaan dari Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian

15
Acuan Norma (PAN). Hal ini dikarenakan penjelasan mengenai Penilaian Acuan
Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN), persamaan, perbedaan,
kelebihan, kekurangan, dan penggunaannya yang telah dipaparkan membantu
dalam mengevaluasi atau menilai hasil belajar dari peserta didik sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan saran dari dosen
pembimbing dan teman-teman agar dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi
ke depannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alfath, Khairuddin dan Fajar Fauzi Raharjo. “Teknik Pengolahan Hasil Asesmen:
Teknik Pengolahan dengan Menggunakan Pendekatan Acuan Norma (PAN)
dan Pendekatan Acuan Patokan (PAP).” Jurnal Komunikasi dan Pendidikan
Islam. Vol. 8 No. 1, 2019. h. 17–27.

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.

Haryati, Mimin. 2009. Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada.

Idris, Daeng. 2007. “Teknik Penilaian Pembelajaran dengan Menggunakan Passing


Grade.” Jurnal Matematika, Statistika, dan Komputasi. Vol. 4 No.1, h. 27.

Munthe, Bermawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Ngalim, Pirwanto. 1988. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


Remadja Karya CV.

Ratnawulan, Elis dan Rusdiana A. 2014. Evaluasi Pembelajaran Dengan Pendekatan


Kurikulum 2013. Bandung: Pustaka Setia.

Santrock, Jhon W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarata: Kencana Prenada Media


Group.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sriyanto, Agus. 2019. “Teknik Pengolahan Hasil Asesmen Penentuan Standar


Asesmen, Teknik Pengelolaan dengan Menggunakan Pendekatan Acuan
Patokan (PAP) dan PendekatanAcuan Acuan Norma (PAN)”, Jurnal Al-
Lubab. Vol. 5, No. 2. h. 247.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

17
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suprananto, Kusaeri. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suryanto, Adi, dkk. 2019. Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.

Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-
PPAI.

18

Anda mungkin juga menyukai