Disusun oleh:
Kelompok 2
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir
zaman. Makalah ini yang berjudul “Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN)” disusun sebagai tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Kimia semester lima.
Kami sebagai penyusun makalah berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan pembaca tentang Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN). Kami juga berharap bertambahnya wawasan pembaca dari
makalah ini akan membuat pembaca mengaplikasikan Penilaian Acuan Patokan dan
Penilaian Acuan Norma.
Bagaikan tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini pun masih memiliki
kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan.
Semoga makalah ini mudah dimengerti dan bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami
meminta maaf bila ada salah kata yang kurang berkenan di hati Anda.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menilai hasil
belajar dari peserta didiknya. Penilaian hasil belajar peserta didik bertujuan untuk
memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai
dengan potensi yang dimiliki. Selain itu, penilaian hasil belajar juga bertujuan
untuk umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan
proses program pembelajaran. Akan tetapi, apabila proses penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru secara asal-asalan tanpa arah yang jelas,
informasi yang dihasilkan tentang pencapaian pembelajaran peserta didik tidak
akurat dan tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Oleh sebab itu, adanya standar dalam penilaian mutlak harus ada. Standar
ini penting dalam penilaian karena melihat dari kenyataan yang ada di lapangan,
masih banyak penilaian yang dilakukan oleh para pendidik hanya sebatas
formalitas saja tanpa mengacu pada patokan yang telah ada. Dengan adanya
standar patokan ini guru dan siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi
yang telah diajarkan dan dipahami oleh siswa setelah proses pembelajaran itu
berlangsung selama kurun waktu tertentu. Terdapat dua jenis standar yang dapat
1
digunakan oleh seorang guru dalam mengolah hasil penilaian peserta didik, yaitu
Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Kedua
acuan ini memiliki penafsiran hasil penilaian yang berbeda. Berdasarkan
penjelasan yang telah dipaparkan, makalah ini akan membahas tentang Penilaian
Acuan Normatif (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian?
2. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP)?
3. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Norma (PAN)?
4. Apa saja persamaan dan perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)?
5. Apa kelebihan dan kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN)?
6. Bagaimana penerapan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan
Norma (PAN)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan definisi penilaian
2. Menjelaskan pengertian Penilaian Acuan Patokan (PAP)
3. Menjelaskan pengertia Penilaian Acuan Norma (PAN)
4. Menjelaskan persamaan dan perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)
5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN)
6. Menjelaskan penerapan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan
Norma (PAN).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menerus, bukan sekedar memberi ujian atau menentukan tingkatan, tetapi
sesuatu yang harus dilakukan guru untuk menentukan apakah seorang murid
sudah belajar dengan baik atau belum (Santrock, 2007:637).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penilaian merupakan proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau
keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan cara menilai kinerja siswa baik
secara individu maupun kelompok.
2. Pengertian Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan (PAP) atau Criterion Referenced Test adalah
penilaian yang mengacu kepada kriteria pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan sebelumnya (Slameto, 2001: 225). Penilaian acuan patokan
(PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation yang merupakan pengukuran
dengan menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa
dibandingkan dengan kriteria yang sudah ada dalam tujuan instruksional bukan
dengan siswa lain. (Munthe, 2009: 1001). Istilah criterion pada Penilaian
Acuan Kriteria (criterion-referenced test) sendiri di artikan bermacam-
macam, ada yang mengartikannya sebagai batas lulus (cut score) atau skor
terendah yang harus dicapai. Ada pula yang mendefinisikan criterion sebagai
keterampilan atau pengetahuan khusus yang di ukur dan dipakai secara
bergantian dengan istilah domain. Domain/criterion dapat di pandang potensial
darimana butir-butir potensial yang aktual di pilih (Ratnawulan dan Rusdiana,
2014: 272).
Terdapat beberapa ciri Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu:
4
e. PAP menggunakan suatu angka yang telah ditetapkan sebagai kriteria
keberhasilan dan siswa yang telah mencapai batas tersebut dianggap telah
berhasil dalam belajar sehingga diperkenankan untuk mempelajari materi
pembelajaran yang lebih tinggi (Zainul dan Nasution, 1997: 149–150).
Tujuan dari PAP adalah untuk mengukur keberhasilan dari kriteria dari
suatu kompetensi secara pasti. Penilaian acuan patokan bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar karena peserta didik diusahakan untuk
mencapai standar yang telah ditentukan dan hasil belajar peserta didik dapat
diketahui pencapaiannya (Arifin, 2009: 15). Untuk mencapai tujuan dari PAP
ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
5
1988: 37-38). Berdasarkan pemaparan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
penilaian acuan norma adalah penilaian yang mengacu pada norma kelompok
dan nilai-nilai yang di peroleh siswa di perbandingkan dengan nilai-nilai siswa
yang lain dalam kelompok tersebut.
Terdapat beberapa ciri dari Penilaian Acuan Norma, yaitu:
a. Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap
peserta didik dalam suatu kelompok.
b. Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”.
Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau
kebutuhan pada waktu tersebut.
c. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat
kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang
diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik dalam
kelompoknya.
d. Penilaian Acuan Normatif cendrung menggunakan rentangan tingkat
penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat
istimewa hingga yang mengalami kesulitan yang serius. (Ratnawulan dan
Rusdiana, 2014: 269).
6
d. Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma digunakan dalam
pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda (Alfath dan Raharjo,
2019: 26).
2. Perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Selain memiliki persamaan, Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Norma (PAN) juga memiliki perbedaan, di antaranya adalah:
a. Penilaian Acuan Patokan meneliti apa yang dapat dikerjalan oleh peserta
didik dan membandingkan hasil pekerjaan siswa dengan suatu kriteria yang
spesifik, sedangkan Penilaian Acuan Norma membandingkan hasil belajar
seorang siswa dengan siswa-siswa dalam satu kelompok, contohnya
dibandingkan dengan teman sekelasnya sehingga dapat diketahui
kedudukan relatif seorang peserta didik jika dibandingkan dengan teman
sekelasnya (Alfath dan Raharjo, 2019: 17).
b. Penilaian Acuan Patokan digunakan untuk mengukur secara pasti tujuan
atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya (Arifin,
2009: 233), sedangkan Penilaian Acuan Norma digunakan untuk
membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan,
mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi (Sudjana, 1995:
93).
c. Penilaian Acuan Patokan utamanya digunakan untuk untuk penugasan,
sedangkan Penilaian Acuan Norma utamanya digunakan untuk survey
(Alfath dan Raharjo, 2019: 27).
1. Kelebihan PAN
a. Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau
kelompok di pendidikan tinggi
b. Diharapkan tingkat kinerja yang sama terjadi pada setiap kelompok siswa
c. Bermanfaat untuk membandingkan siswa atau penghargaan utama untuk
sejumlah siswa tertentu
7
d. Mendukung tradisional kekukuhan akademis dan menggunakan standar
2. Kekurangan PAN
a. Sedikit menyebutkan kompetensi mahasiswa apa yang mereka ketahui atau
dapat mereka lakukan
b. Tidak adil karena peringkat siswa tidak hanya bergantung pada tingkatan
prestasi, tetapi juga atas prestasi siswa lain
c. Tidak dapat diandalkan siswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulus
tahun berikutnya.
1. Kelebihan PAP
a. Dalam pengukuran ini, siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan
penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan
tergantung pada penguasaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan
dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional.
b. Dengan PAP, setiap individu dapat mengetahui apa yang telah dan belum
dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk
memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan.
c. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP.
d. Melalui PAP, berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post
test). Perbedaan tentang hasil tes akhir dengan tes awal merupakan
petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
e. Penilaian acuan patokan dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi,
terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan. PAP ini menggunakan
prinsip belajar tuntas (mastery learning).
f. Dibuat adanya batas minimal, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang
ditujukan untuk target pencapaian dari tujuan pembelajaran. KKM
8
digunakan untuk syarat melanjutkan pada kegiatan belajar/materi
selanjutnya.
2. Kekurangan PAP
a. PAP tidak dibenarkan untuk digunakan dalam pengolahan atau penentuan
nilai hasil tes sumatif, seperti:
1) Pada ulangan umum dalam rangka mengisi rapot
2) Pada ujian akhir dalam rangka mengisi nilai ijazah maupun penentuan
kelulusan seperti pada ujian akhir nasional
3) Dengan penerapan penilaian patokan dalam tes sumatif biasa
menyebabkan sebagian besar siswa dinyatakan tidak naik kelas.
b. Apabila butir-butir soal yang dikeluarkan terlalu sukar, maka siswa yang
mempunyai kemampuan lebih pandai pun akan memperoleh nilai-nilai
yang rendah.
c. Jika butir-butir soal terlalu rendah, mahasiswa yang memiliki kekurangan
dalam kemampuan kognitifnya pun akan memperoleh nilai-nilai yang
tinggi.
9
batas ini dianggap telah berhasil dalam belajarnya dan diperkenankan
mempelajari bahan pelajaran yang lebih tinggi, sedangkan yang belum
mencapai batas tersebut dianggap belum berhasil dan diharuskan
memantapkan kembali pelajaran tersebut. Selain itu, dalam proses pengajaran,
tenaga pengajar tidak begitu saja membiarkan siswa menjalani sendiri proses
belajarnya, melainkan terus-menerus secara langsung ataupun tidak langsung
merangsang dan memeriksa kemajuan belajar siswa serta membantunya
melewati tahap-tahap pengajaran secara berhasil (Alfath dan Raharjo, 2019:
18).
Keterangan
Skor riil : Skor yang berhasil dicapai oleh setiap siswa
Skor maks Ideal : Skor yang mungkin dapat dicapai oleh setiap
siswa bila mampu menjawab dengan benar semua soal ujian
100 : Skala yang dipakai, yakni skala dengan
rentangan mulai dari 0 sampai dengan 100.
Contoh : Pada sebuah tes objektif pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak
50 butir, seorang siswa menjawab dengan benar 30 soal. Maka skor yang
dicapai adalah 30. Maka nilai yang dicapai adalah
30
= 50 × 100
10
Selanjutnya nilai-nilai yang berhasil dicapai masing-masing siswa
ditransfer atau diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan patokan-patokan
yang telah disepakati masing-masing lembaga/institute/universitas. Misalnya:
Nilai 85 keatas = A
Nilai 75 – 84=B
Nilai 65 – 74=C
Nilai 55 – 64=D
Nilai dibawah 55 = E (Ratnawulan dan Rusdiana, 2014: 337).
11
yang baik maka patokanya pun juga ikut naik sebalikanya, apabila hasil ujian
siswa kurang baik maka patokan yang dipakai juga akan ikut turun
(Ratnawulan dan Rusdiana, 2014: 332).
Contoh lainnya adalah saat ulangan akhir semester mata pelajaran IPS
kelas V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskorannya adalah:
37
Tingkat Penguasaan Dita = × 100% = 74%
50
12
No. Nama Skor Persentase
1. Dita 37 74%
2. Andi 33 66%
3. Imam 30 60%
4. Tina 30 60%
5. Amin 27 54%
6. Isti 25 50%
7. Intan 21 42%
8. Dewi 20 40%
9. Rani 17 34%
10. Tika 15 30%
33
× 10 = 8,9
37
Cara tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai siswa yang lain
sehingga perolehan nilai secara lengkap adalah:
Jika Skor 37
No. Nama Skor
diberi 10, maka
1. Dita 37 10
2. Andi 33 8,9
3. Imam 30 8,1
4. Tina 30 8,1
5. Amin 27 7,3
6. Isti 25 6,7
7. Intan 21 5,7
13
8. Dewi 20 5,4
9. Rani 17 4,6
10. Tika 15 4,0
74
× 10 = 10
74
Cara yang sama dapat digunakan untuk menentukan nilai siswa lain,
misalnya Andi
66
× 10 = 8,9
74
Hasil pengubahan persentase ke dalam nilai skala 1-10 secara lengkap
adalah
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasrkan materi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
penilaian merupakan proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan
siswa dalam pembelajaran dengan cara menilai kinerja siswa baik secara individu
maupun kelompok. Dalam penilaian hasil belajar terdapat dua jenis standar yang
dapat digunakan dalam mengolah hasil belajar peserta didik, yaitu Penilaian Acuan
Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN). Penilaian Acuan Patokan
(PAP) merupakan penilaian yang mengacu kepada kriteria pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Penilaian Acuan Norma (PAN)
merupakan penilaian dengan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan
nilai kelompoknya. Dalam penilaian ini patokan dapat berubah-ubah disesuaikan
dengan kondisi atau kebutuhan pada waktu tertentu.
B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat membantu pembaca mengetahui tentang
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan mampu
menerapkannya dalam menilai hasil belajar dari peserta didik. Adanya makalah ini
juga diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami persamaan,
perbedaan, dan penggunaan dari Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
15
Acuan Norma (PAN). Hal ini dikarenakan penjelasan mengenai Penilaian Acuan
Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN), persamaan, perbedaan,
kelebihan, kekurangan, dan penggunaannya yang telah dipaparkan membantu
dalam mengevaluasi atau menilai hasil belajar dari peserta didik sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan saran dari dosen
pembimbing dan teman-teman agar dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi
ke depannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Alfath, Khairuddin dan Fajar Fauzi Raharjo. “Teknik Pengolahan Hasil Asesmen:
Teknik Pengolahan dengan Menggunakan Pendekatan Acuan Norma (PAN)
dan Pendekatan Acuan Patokan (PAP).” Jurnal Komunikasi dan Pendidikan
Islam. Vol. 8 No. 1, 2019. h. 17–27.
Haryati, Mimin. 2009. Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada.
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
17
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suprananto, Kusaeri. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suryanto, Adi, dkk. 2019. Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-
PPAI.
18