Banyak tantangan yang dihadapi oleh perancang pesawat robot kecil. Misalnya, sayap tetap,
seperti yang digunakan pada pesawat penumpang, menjadi sangat tidak efisien pada pesawat
terbang robot kecil.1 Jadi insinyur penerbangan sedang mencari kepakan sayap sebagai
sebuah alternatif.
Para peneliti di Universitas Oxford (Inggris) dan Akademi Pertahanan Australia memutuskan
untuk mempelajari cara terbang belalang karena belalang adalah penerbang yang efisien.2
“Mereka bisa terbang untuk waktu yang sangat lama, untuk jarak yang jauh dengan energi
yang sangat sedikit,” pimpinan peneliti, Dr John Young3 menjelaskan. Timnya
Share
Banyak tantangan yang dihadapi oleh perancang pesawat robot kecil. Misalnya, sayap tetap,
seperti yang digunakan pada pesawat penumpang, menjadi sangat tidak efisien pada pesawat
terbang robot kecil.1 Jadi insinyur penerbangan sedang mencari kepakan sayap sebagai
sebuah alternatif.
Para peneliti di Universitas Oxford (Inggris) dan Akademi Pertahanan Australia memutuskan
untuk mempelajari cara terbang belalang karena belalang adalah penerbang yang efisien.2
“Mereka bisa terbang untuk waktu yang sangat lama, untuk jarak yang jauh dengan energi
yang sangat sedikit,” pimpinan peneliti, Dr John Young3 menjelaskan. Timnya
Sayangnya bagi para insinyur, yang berharap bahwa sayap datar sederhana (contohnya,tanpa
sayap belalang yang berpembuluh darah dan berlipat-lipat) mungkin cukup untuk miniatur
pesawat robot, video terowongan angin dan simulasi komputer mengungkapkan rahasia
rancangan yang belum direalisasi sampai sekarang. Seperti yang disimpulkan oleh jurnal
Science, “Kompleksitas dari pola pembuluh darah pada sayap serangga langsung
mempengaruhi aerodinamika pesawat melalui perantara deformasi sayap.”4 Dengan kata lain,
kekuatan dan efisiensi belalang berasal dari konstruksi sayap yang kompleks dan kontrol
penerbangan dari bentuk sayap.
Setiap sayap buatan yang tidak mencontoh rancangan yang “dioptimalkan” dari sayap serangga
menjadi kurang efisien.
Para peneliti kini merencanakan untuk menggunakan temuan mereka untuk membangun
pesawat robot kecil mereka sendiri. Pesawat ini bisa digunakan untuk terbang “kemana saja
Anda tidak ingin mengirim orang, tetapi perlu untuk menavigasi lingkungan yang kompleks,”
misalnya, untuk keperluan pengawasan pertahanan atau bangunan yang terkena dampak
gempa.
Jika menyalin rancangan sayap belalang memerlukan observasi yang dalam dan kecerdasan
semata-mata, apa yang dikatakan tentang perancang sayap-sayap itu? Dan pada serangga
terbang lainnya, juga, rancangan yang melekat semakin jelas bagi insinyur aerodinamika –
misalnya, bagian pembuan dari jurnal para peneliti belalang mengatakan (penekanan
ditambahkan):
“Serangga mencapai kinerja penerbangan luar biasa dengan beragam rancangan sayap yang
kompleks.”
Referensi
https://creation.com/lessons-from-locust-wings-indonesian
Diciptakan atau berevolusi?
Dari mana kita berasal? Carilah jawabannya di pertanyaan penting
penciptaan melawan evolusi
Ngengat merica (Biston betularia, yang terang dan gelap) seringkali dipertunjukkan sebagai
bukti daru evolusi, padahal sebenarnya tidak. 1 Variasi kecil pada spesies ngengat tidak menjelaskan
asal ngengat atau bagaimana (sebagai contoh) seekor cacing berubah menjadi ikan. 2 Foto oleh Olaf
Leillinger, Wikipedia. org
oleh David Catchpoole
penerjemah Kalvin Sandabunga
Sejak Charles Darwin pertama kali menerbitkan karyanya Origin of Species tahun 1859, ide
tentang semuanya berevolusi dengan sendirinya selama jutaan bahkan milyaran tahun telah
mendominasi media umum dan institusi pendidikan kita. Evolusi seringkali dikatakan sebagai
‘fakta’.
Hal ini mengejutkan karena semakin bertambahnya suara yang menentang adanya evolusi.
Mereka berkata bahwa kita tidak berevolusi, tetapi diciptakan. Lebih mengejutkan lagi ketika
mengetahui banyak dari suara ini adalah ilmuwan ternama dari banyak disiplin ilmu. Tak
hanya menunjukkan kecacatan teori evolusi, mereka juga menunjukkan bukti di sekitar kita
yang sesuai dengan kisah Alkitab tentang masa lampau, bukan evolusi.
Apa bukti dari penciptaan yang ditunjukkan oleh para ilmuwan? Banyak. Ini hanyalah
segelintir.
Jika kita melihat bahkan hanya pada satu aspek dari tubuh kita, seperti kelincahan tangan
kita, pergelangan dan jari-jari, menunjukkan adanya rancangan, dan tentunya sang Pencipta.
Teknisi robot masih bekerja keras untuk menyalin kelincahan tangan manusia!3 Dan
pergerakan kita dikontrol oleh otak – pencapaian yang luar biasa. Kekompleksitasan yang
luar biasa dari otak manusia, kekreatifitasannya dan kekuatan dari pemikiran yang abstrak,
dengan kapasitas yang sangat melebihi dari kebutuhan untuk bertahan, kemungkianan adalah
bukti yang paling jelas akan adanya penciptaan yang cerdas.4
Penelitian terbaru yang mengejutkan akan kekomplesitasan sel yang belum dapat diciptakan hingga
saat ini terus berlanjut.
Pada saat Charles Darwin menerbitkan karyanya Origin of Species, sebuah sel diasumsikan
sebagai ‘gumpalan protoplasma’ sederhana – elemen dasar pembangun kehidupan. Tetapi
dengan adanya perkembangan teknologi yang membantu kita mempelajari makhluk hidup
hingga ke level molekul, sekarang disadari bahwa bahkan sebuah sel tunggal ternyata sangat
teramat kompleks. Dan penelitian terbaru yang mengejutkan akan kekomplesitasan sel yang
belum dapat diciptakan hingga saat ini terus berlanjut. Sebagai contoh sel yang mempunyai
“sistem switchboard” untuk mengkoordinasi keberagaman aktivitas biokimia yang terjadi.5
Dan lebih banyak lagi! Misalnya, sangat menarik melihat perkiraan yang dibuat oleh
ilmuwan (J.B.S Haldane) yang meyakini bahwa karena evolusi, tidak ada satupun yang akan
menemukan roda di alam.6 Dia salah, di video klip ini (durasi 1 menit 26 detik) ada motor
rotasi terkecil di dunia, enzim ATP sintase yang luar biasa hadir di setiap mahkluk hidup,
memperlihatkan:7
Dan ada juga motor linear, termasuk protein kinesin yang ‘berjalan’ sebagai komponen
transportasi dasar dimana mereka dibutuhkan di dalam sel, video ini (durasi 1 menit, 11
detik) memperlihatkannya:8Perhatikan setiap tahap dari protein kinesin membutuhkan satu
molekul ATP sebagai energi – contohnya ATP yang dihasilkan oleh rotasi motor ATP sintase
ditunjukkan di video klip sebelumnya. Sel eukariotik membutuhkan kedua motor yang sangat
kompleks ini untuk menghadirkan dan memfungsikan dengan maksimal – dan lebih lagi. Tak
heran pemazmur menuliskan …
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dasyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat,
dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Mazmur 139:14)
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-
Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka
tidak dapat berdalih. (Roma 1:20)
Memang tak ada yang dapat berdalih! Terutama saat sains modern terus mengungkapkan
kekompleksitasan yang tak dapat disederhanankan dalam biokimia kehidupan. Video klip ini
(durasi 2 menit, 16 detik) dengan spektakuler menunjukkan satu aspek mendasar ini:9
Perhatikan bahwa seluruh sistem (DNA, RNA dan mesin enzim yang berfungsi dengan
maksimal) pastinya hadir dalam setiap sel hidup. Untuk mendapatkan enzim Anda
membutuhkan RNA, untuk mendapatkan RNA Anda membutuhkan DNA, untuk
mendapatkan DNA Anda membutuhkan enzim … apakah Anda mengerti gambarannya? Tak
satupun yang memiliki ide tentang bagaimana satu set mesin nano yang canggih dapat dibuat
tanpa adanya rancangan yang cerdas. Semuanya dirancang oleh seorang yang super-cerdas.
Ini adalah satu karakter Pencipta yang digambarkan dalam Alkitab: omniscient/Sang Maha
Tahu.
Apa yang akan dilakukan oleh Charles Darwin dengan semua informasi baru yang ada saat
ini? Bahkan pada zamannya, bulu burung merak pun cukup membuat dia gila(!), seperti
video klip satu menit berikut tunjukkan:10
Pada kenyataannya kita menyadari secara intuisi rancangan ketika kita melihatnya, seperti
yang kita ketahui dari pengalaman.11,12
Pembusukan genetik yang terlalu cepat
Berita buruk, kawan. Kita sedang mengumpulkan salinan kesalahan (mutasi) dalam gen kita
dengan laju sekitar 60-100 per orang per generasi. Berikut adalah video klip (durasi 2 menit
29 detik) intisari dari sebuah presentasi pada topik ini oleh ahli genetika internasional Dr
John Sanford (satu dari banyak ilmuwan doktor yang memercayai Alkitab)13, penemu senjata
gen:14
Kita sedang merosot dengan cepat sehingga para ahli genetika heran mengapa kita belum punah
lebih dari 100 kali!
Pada kenyataannya, kita sedang merosot dengan cepat sehingga para ahli genetika heran
mengapa kita belum punah lebih dari 100 kali! Akan tetapi kebingungan mereka adalah
karena mereka membuat kesalahan dengan meyakini bahwa usia bumi yang lebih tua dari
6000 tahun atau sesuai dengan tahun yang diindikasikan oleh Alkitab.
Banyak juga yang berpikir salah bahwa mutasi dapat menjadi mesin dari evolusi, misalnya
mereka dapat membuat pemikiran adanya transformasi yang meningkat yang dibutuhkan
untuk membuktikan ide mikroba menjadi manusia. Akan tetapi, kenyataannya berbeda. Di
video klip berikut15 (durasi 1 menit, 52 detik), respon sang jawara evolusi di barat,
biologiwan Richard Dawkins, ketika ditantang akan isu ini mulai nampak:16
Berbicara tentang genetika, dalam video ini18 (durasi 1 menit, 6 detik), Dr. Jonathan Sarfati
dari CMI menjelaskan mengapa DNA kita mirip dengan kera merujuk pada perancang yang
sama dan bukanlah evolusi:19
‘Rekaman’ fosil
Bukannya mewakili evolusi jutaan tahun dan kepunahan, rekaman fosil sebenarnya lebih baik
dalam menginterpretasikan adanya Air Bah (Kejadian 6-9), dan kejadian-kejadian lainnya.
Video satu menit ini menyoroti tantangan statis dan fosil hidup yang dihadirkan untuk teori
evolusi, sementara karakteristik yang diamati tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan
Alkitab:20
Dan ada banyak bukti dari penimbunan yang cepat, sama seperti yang lihat dari kerusakan
mendunia dari bencana besar Air Bah yang digambarkan dalam Alkitab, misalnya video satu
menit ini menunjukkan beberapa fosil yang tertimbun sepanjang beberapa lapisan sedimen:21
Pola bencana erosi yang mendunia, pergerakan, dan penimbunan di katalisme berair adalah
bukti nyata yang dapat dilihat dengan mata.22
Dan sayangnya, keyakinan yang besar bahwa rekaman fosil membuktikan kera berevolusi
menjadi manusia adalah tidak tepat. Seorang paleontologis evolusi terkemuka, Prof. Bernard
Wood, menyoroti kesalahan gambar pada perubahan kera menjadi manusia (seperti yang
ditunjukkan gambar di samping) sebagai berikut:
“Ada sebuah gambar popular dari evolusi manusia dimana Anda akan menemukannya di
semua tempat mulai dari kotak makan sereal sampai iklan perlengkapan ilmiah yang mahal.
Di bagian kiri gambar ada seekor kera – pendek gemuk, rahang menonjol, berjalan dengan
posisi membungkuk. Di bagian kanan, seorang manusia – dengan anggun, mempunyai dari
yan g tinggi melangkah dengan penuh tujuan ke masa depan. Di antara kedua gambar adalah
serangkaian gambar yang menjadi semakin mirip manusia, pundak mulai tegap, tubuh mulai
langsing, lengan mulai tertarik ke belakang, dan kaki berkembang, tengkorak berkembang
dan dagu menyusut. Perkembangan dari kera menjadi manusia terlihat sangat lembut rapi.
Gambar yang sangat meyakinkan bahkan para ahli pun tidak ingin kehilangannya. Tetapi itu
hanyalah khayalan.”23
Satu pertanyaan yang sangat masuk akal untuk ditanyakan, “Sudah adakah banyak penemuan
transisi dari kera menjadi manusia sejak Darwin menuliskan buku Origin? Video berikut
(durasi: 45 detik) memberikan sebuah contoh akan apa yang telah terjadi pada mereka, sejak
mereka mulai menggembar-gemborkan ‘bentuk transisi’:25,26,27
Dinosaurus
Ada banyak bukti bahwa dinosaurus hidup bersama dengan manusia setelah Air Bah
(misalnya seperti yang ditunjukkan di Katederal Carlisle di atas ini)29. Dan penimbunan cepat
dinosaurus selama Air Bah.30 Dan sel darah merah dan hemoglobin dari dinosaurus masih
tertinggal, mengindikasikan pemikiran kepunahan jutaan tahun pastilah salah, tetapi benar
sesuai dengan waktu yang ada di dalam Alkitab, seperti yang ada di video (durasi 43 detik)
berikut tunjukkan:31
Anda dapat berpikir pesona dari para ilmuwan terlibat dalam penemuan dengan melihat video
satu menit berikut:
Berikut ini adalah penemuan tahun 1990an dari sel darah merah dan hemoglobin32, penemuan
yang lebih dramatis pun termasuk:
Pada tahun 2009, protein elastin dan laminin yang rapuh, dan konfirmasi lebih lanjut
akan kehadiran kolagen (sebuah protein penting di tulang). Bukti akan protein yang
tak terelakkan telah melawan konsep umur bumi yang tua, ditambah dengan
penemuan osteokalsin pada tulang dinosaurus pada tahun 2003. Jika fosil dinosaurus
benar-benar berumur 10 juta tahun seperti yang dikatakan, seharusnya protein tersebut
tidak akan ada.34
Pada tahun 2012, sel tulang (osteosit), protein aktin dan tubulin, dan bahkan DNA! Di
bawah laju terukur dari pembusukan, protein ini, dan khususnya DNA, tidak dapat
bertahan kira-kira 65 juta tahun sejak dinosaurus punah. Hal ini secara dramatis
mendukung urutan waktu dalam Alkitab, dengan usia maksimal bumi 6000 tahun.35
Pada tahun 2012, radiocarbon dalam tulang dinosaurus. Tetapi karbon-14 membusuk
dengan cepat sehingga walaupun tersisa 100.000 tahun, tak akan ada yang bisa
terdeteksi!36
Perhatikan banyak dinosaurus yang telah menjadi fosil dengan posisi “mati tiba-tiba”,
merujuk pada mati karena tenggelam, seperti yang ditayangkan di video berikut:37,38
Foto yang menimbulkan kegusaran-pikiran ini dari hal. 105 dari Bumi yang Muda adalah
warisan akan penimbunan yang cepat saat Air Bah. Ikan ini tertimbun dengan sangat cepat sehingga
ikan tersebut bahkan tidak punya waktu untuk menelan makan siangnya! (tidak mungkin selama
jutaan tahun). Dan tak hanya hewan vertebrata yang terawetkan dengan sangat baik, bertentangan
dengan penyesatan akan pandangan fosilisasi yang lambat dan berangsur-angsur yang diajarkan
dalam buku pelajaran. Saat ini ada juga ratusan ubur-ubur yang ditemukan awet dengan sangat baik,
sehingga perkiraan Charles Darwin yang dibuat dalam buku Origin of Species bahwa tidak akan
pernah ada fosil ubur-ubur ditemukan telah terbukti benar-benar salah. 39 Bukti fosil ditemukan di
seluruh dunia, bahkan di barisan gunung-gunung tertinggi, menjelaskan kebenaran akan Air Bah
pada zaman Nuh.40 Dari tulang Tyrannosaurus rex: pembuluh darah yang fleksibel (kiri) dan
sesuatu yang terlihat seperti sel darah merah di dalam pembuluh darah (kanan)! Penemuan
pembuluh darah lunak, sel darah, dan protein pada tulang dinosaurus yang sesuai dengan usia
ribuan tahun pada fosil, bukanlah 65 juta tahun seperti yang dikatakan oleh para paleontology.
Sayangnya, ketika bukti tersebut ditemukan, para peneliti cenderung tidak mempercayainya –
melainkan mempertanyakan paradigm jutaan tahun yang mereka sering lontarkan keraguan mereka
pada bukti tersebut! Misalnya, peneliti terkenal Dr. Mary Schweitzer mengatakan: “ Itu benar-benar
seperti irisan tulang modern. Tetapi, tentu saja, saya tidak dapat mempercayainya. Saya mengatakan
pada teknisi laboratorium:’Tulang itu berusia 65 juta tahun. Bagaimana bias sel darah dapat
bertahan dalam waktu yang lama tersebut?” 41
Gambar: Dr. Mary Schweitzer, Science 307(5717):1952, 25 Maret 2005. (materi tambahan)
Supernova menunjukkan bahwa kehadirannya yang diperdebatkan berumur jutaan tahun di alam
semesta tidaklah masuk akal
Sangat banyak fakta tentang alam semesta yang menentang penjelasan naturalistic, tetapi
Mazmur 19:1 sebaliknya menjelaskan kebenaran, “Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.”
Misalnya gerakan mundur dari beberapa planet dalam sistem tata surya,42 dan struktur yang
jelas dalam alam semesta.43,44
Lebih banyak lagi tentang bintang-bintang di angkasa yang ditunjukkan oleh urutan waktu
penciptaan yang sesuai dengan Alkitab. Misalnya, supernova menunjukkan bahwa
kehadirannya yang diperdebatkan berumur jutaan tahun di alam semesta tidaklah masuk akal,
tetapi alam semesta sama dengan umur yang dinyatakan di Alkitab yaitu 6000 tahun, seperti
yang video klip ini (durasi: 45 detik) jelaskan:45,46
Gambar dengan warna yang memikat dari geyser pada bulan Saturnus, Enceladus,
menyemburkan uap air jauh ke angkasa. Hal ini dan bukti lain dari aktifvitas geologi yang
‘mengejutkan’ dikirimkan dari hasil pemeriksaan NASA Cassini menyoroti fakta bahwa sistem tata
surya kita tidak mungkin berusia milyaran tahun – tapi sebalinya sesuai dengan catatan Alkitab
tentang penciptaan.47
Kredit: NASA/JPL/ Institut Sains Luar Angkasa Jika usus buntu dapat dikeluarkan dari tubuh
kuta, apakah itu berarti itu adalah ‘sisa’ evolusi? Tentu saja tidak! 48,49
Kredit: Wikipedia commoms/ U.S. Navy: Mass Communication Specialist 2 nd Class Eric C. Tretter
Berdasarkan hal di atas, beberapa pembaca mungkin saat ini sedang terheran-heran, “Lalu
mengapa banyak orang tidak menyadari bahwa semua bukti-bukti ini berasal dari kisah
penciptaan dan Air Bah yang alkitabiah?” Satu faktor adalah bahwa banyak orang yang tidak
menyadari perbedaan antara eksperimen sains, yang bersandarkan pada pembuktian observasi
(yang sesuai dengan perintah dalam Alkitab agar “Setiap hal harus ditetaplam pada kesaksian
dari dua atau lebih saksi mata”), dan mengklaim akan adanya evolusi di waktu lampau, yang
sebenarnya tidak demikian. Video ini (durasi: 1 menit, 5 detik) menjelaskan mengapa
penciptaan/evolusi memperdebatkan sejarah, yang tidak dapat diobservasi, diulangi, dan
diuji:50
Saat ini, semuanya tidak semata-mata mengenai ketertarikan pada dunia akademik, tetapi
penentuan masa depan setiap orang. Kita telah melihat bahwa bukti-bukti dengan kuat
menunjukkan kebenaran kisah sejarah dalam Alkitab tentang Penciptaan dan Air Bah. Video
ini51 (durasi 45 detik) menjelaskan bahwa Yesus Kristus – Pencipta kita, Tuhan dan
Penyelamat – berbicara tentang Air Bah, dalam konteks datangnya penghakiman…
Jadi, bukti ilmiah mengarahkan kita pada fakta bahwa kita diciptakan bukan berevolusi.
Keberadaan makhluk hidup menunjukkan adanya rancangan. Geologi mengkonfirmasi
adanya Air Bah dari kisah Alkitab. Genetika menyingkapkan bahwa bumi kita membusuk,
dan butuh pembaharuan. Berita baiknya adalah sang Pencipta akan memperbaharuinya, Dia
peduli akan setiap dari kita dan mempunyai sebuah rencana pada kehidupan kita.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.”52 (Yohanes 3:16)
Share
Also Available in:
Other Languages
Email Newsletter
Email:*
Privacy Policy
Defending Genesis: Celebrating the Best from 40 Years of the World’s Most Widely Read Creation
Magazine
This excellent new resource contains 40 articles taken from the last 40 years of Creation
magazine (with some updated, as necessary), covering a wide range of origin-topics—all
bound together in a beautiful, hard-cover package.
128 brilliantly-illustrated pages packed with real-world evidence for biblical creation.
https://creation.com/created-or-evolved-indonesian
Apakah Allah Menciptakan Dalam Kurun
Waktu Milyaran Tahun?
Dan Mengapa Hal Ini Penting?
Mungkin ini akan menjadi suatu kejutan bahwa kami setuju – dalam satu hal. Jadwal waktu
dalam dan dari penciptaan bukanlah hal yang penting. Lantas mengapa CMI menekankan hal
tersebut? Hal ini penting karena masalah ini pada akhirnya bermuara kepada “Apakah
Alkitab sungguh-sungguh memaksudkan apa yang secara jelas ia katakan?” Dan oleh sebab
itu hal ini pada intinya mengarah kepada sifat yang dapat dipercaya dari Kitab Suci. Dengan
demikian, mengkompromikan dengan masa yang panjang juga secara fatal merusak
keseluruhan pesan Injil, yang menyebabkan krisis iman bagi banyak orang dan juga masalah-
masalah besar lainnya bagi penginjilan.
Implikasi dari Jadwal Waktu Masa Panjang
Ide tentang jutaan atau milyaran tahun jelas-jelas tidak tercantum di bagian Kitab Suci manapun;
melainkan sebuah konsep yang berasal dari luar Alkitab..
Pertama, kita perlu memahami darimana konsep bumi tua tersebut berasal. Ide tentang jutaan
atau milyaran tahun jelas-jelas tidak tercantum di bagian Kitab Suci manapun; melainkan
sebuah konsep yang berasal dari luar Alkitab. Pada tahun 1830, Charles Lyell, seorang
pengacara berkebangsaan Skotlandia, menerbitkan bukunya Prinsip-prinsip Geologi
(Principles of Geology). Ia menyatakan bahwa salah satu tujuannya adalah “Untuk
melepaskan sains (geologi) dari Musa.”1 Ia mendasarkan ide-idenya tersebut dari ide-ide ahli
geologi lainnya, James Hutton, yang menganjurkan interpretasi uniformitarianisme dari
geology dunia. Lyell memperdebatkan bahwa lapisan sedimen sedalam ribuan kaki
(diletakkan oleh air atau cairan yang mengalir lainnya) di seluruh bumi adalah hasil dari
proses yang lama, lambat dan bertahap selama jutaan atau milyaran tahun (bukannya proses
dari Air Bah zaman Nuh). Ia meyakini bahwa proses yang sekarang ini diamati haruslah
digunakan untuk menjelaskan sejarah geologi bumi. Artinya, jika saat ini kita melihat sungai-
sungai di bawah sedimen pada laju rata-rata, katakanlah 1 milimeter pertahun, maka sebuah
lapisan dari bebatuan sedimen semisal batu pasir yang tebalnya 1,000 meter (3.300 kaki)
haruslah membutuhkan waktu sekitar 1 juta tahun untuk dapat terbentuk. Asumsi ‘keadaan
sekarang menjadi kunci mengenai keadaan masa lalu’ ini dan (jenis-jenis asumsi lainnya)
adalah landasan dari teori geologi moderen. Teori ini termasuk di dalamnya penolakan
terhadap pertanggungan jawab Alkitabiah mengenai bencana air bah. Masa berjuta-juta tahun
yang dihitung pada berbagai lapisan pada ‘kolom geologi’ telah diadopsi sejak lama sebelum
munculnya metode-metode penanggalan radiometrik – bahkan sebelum radioaktivitas
ditemukan.
Ide mengenai kematian telah terjadi dalam penciptaan sebelum Kejatuhan memiliki implikasi
yang besar mengenai karakter Allah. Masalah yang sama timbul ketika seseorang berpikir
bahwa Allah menggunakan evolusi untuk mencipta. Evolusi adalah proses acak dan sia-sia
yang membutuhkan jutaan mahluk hidup yang ‘tidak layak’ untuk mati. Bentuk-bentuk
tradisional yang tak terhitung jumlahnya tentunya akan bermunculan, hanya untuk jatuh
sebagai korban dalam mars besar ‘ke depan’. Pada beberapa kasus, Allah yang diduga ‘baik’
ini memerintahkan lotere kematian yang pada akhirnya menghasilkan manusia, lalu
kemudian Allah melihat pembawa peta dan teladanNya, berdiri di lapisan paling atas dari
lapisan-lapisan bebatuan yang mengandung milyaran sisa-sisa bangkai, dan
memproklamasikan seluruh ciptaanNya – bersamaan dengan bukti dari segala kematian dan
penderitaan yang terlibat di dalam penciptaan tersebut – ‘amat baik’ (Kejadian 1:31). Jadi
kita dapat memahami bahwa umur lama tidaklah sesuai dengan pandangan Alkitabiah,
terlepas dari seseorang percaya atau tidak kepada teori evolusi yang terkandung di dalamnya.
Menyimpulkan hal ini, umur dari bumi yang ditentukan dari lapisan-lapisan bebatuan, yang
mengandung fosil di dalamnya, menempatkan kematian, penderitaan dan penyakit sebelum
Kejatuhan. Alkitab sendiri dengan jelas menuliskan bahwa tidak ada kematian sebelum Adam
(Roma 5:12)
Di akhir hari ke-6 Allah berfiman Ia telah menyelesaikan penciptaan dengan “amat baik”. Jika
seandainya evolusi memang benar, mungkinkah Adam dan Hawa telah sedang berdiri di atas makam
fosil dari kematian dan bergumul selama jutaan tahun yang Allah sebut “amat baik”. Alkitab
menerangkan bahwa maut adalah musuh terakhir yang dihancurkan.
Beberapa dugaan para ‘ahli’ mencoba mengelakkan isu ‘amat baik’ ini dengan berkata bahwa
Kejatuhan hanya menyebabkan kematian dan penyakit pada manusia. Hal ini tentu saja salah.
Satu hal yang pasti, Roma 8:19-22 dengan jelas mengajarkan bahwa kutukan maut dan
penderitaan sebagai konsekuensi dari Kejatuhan Adam mempengaruhi “keseluruhan
ciptaan” , yaitu seluruh alam semesta fisik.
Di akhir hari ke-6 Allah berfiman Ia telah menyelesaikan penciptaan dengan “amat baik”.
Jika seandainya evolusi memang benar, mungkinkah Adam dan Hawa telah sedang berdiri di
atas makam fossil dari kematian dan bergumul selama jutaan tahun yang Allah sebut “amat
baik”. Alkitab menerangkan bahwa maut adalah musuh terakhir yang dihancurkan.
Bahkan jika kita kesampingkan hal tersebut untuk tujuan berargumentasi, terdapat masalah
yang lain, karena kita memiliki sisa-sisa manusia yang ‘ditanggalkan’ ratusan ribu tahun
umurnya. Ini baik sebelum kemungkinan tanggal untuk Adam, yang menempatkannya di
Taman sekitar 6.000 tahun yang lalu. Banyak posisinya yang berkompromi melihat sisa-sisa
ini sebagai mereka yang ‘orang-orang pra-Adam’ – binatang-binatang bukan manusia yang
tidak berjiwa. Namun rangka-rangka tersebut sama dengan rata-rata ukuran manusia normal.
Contohnya Neanderthal, menunjukkan tanda-tanda kesenian, kebudayaan, dan bahkan
kepercayaan. Dan baru-baru ini, urutan DNA Neanderthal sesungguhnyamenunjukkan bahwa
kebanyakan dari kita sekarang mewarisi gen Neanderthal – yaitu kita jenis sama yang
diciptakan. Menyebut mereka sebagai ‘binatang bukan manusia’ tampaknya merancang
secara keseluruhan untuk menyelamatkan sistem kepercayaan umur lama.
Juga, Roma 5:12menyatakan bahwa “dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang,
dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena
semua orang telah berbuat dosa”. Ini tidak menunjukkan indikasi bahwa Kejatuhan hanya
menyebabkan kematian manusia. Untuk memutarbalikkan interpretasi dari Roma 5 dengan
mengatakan bahwa maut hanya terbatas kepada manusia akan bermakna bahwa dosa Adam
hanya membawa separuhKejatuhan kepada ciptaan Allah; namun Roma 8:19-
20memberitahukan kepada kita bahwa keseluruhanciptaan mengerang di bawah beban dosa
dan tunduk kepada kesia-siaan. Dan Kejadian 3:17-19memberitahukan kepada kita dasar
yang paling bawah dikutuk sehingga ia menghasilkan semak duri.2 Hanya jika Kejatuhan
separuh terjadi, maka mengapa Allah menghancurkan segala ciptaan untuk membawa hal
yang baru ketimbang sebuah restorasi yang separuh? Mengapa tidak hanya merestorasi
manusia jika ciptaan yang lainnya masih dalam keadaan ‘amat baik’?
“Hanya jika Kejatuhan separuh terjadi, maka mengapa Allah menghancurkan segala ciptaan untuk
membawa hal yang baru ketimbang sebuah restorasi yang separuh? Mengapa tidak hanya
merestorasi manusia jika ciptaan yang lainnya masih dalam keadaan ‘amat baik’?”
Bagian inti dari Injil adalah dihancurkannya musuh terakhir yaitu kematian. (1 Korintus
15:26). Maut atau kematian masuk ke dalam dunia yang sempurna akibat dosa, dan ini adalah
hal yang sangat serius sehingga kemenangan Tuhan Yesus atas maut tidak dapat secara
menyeluruh dimanifestasikan ketika satu orang percaya ada di dalam kubur. Kita diharapkan
untuk percaya bahwa sesuatu yang dijelaskan oleh para penulis Alkitab sebagai musuh
digunakan atau diawasi oleh Allah selama jangka waktu milyaran tahun dan disebut sebagai
“amat baik”?
Suatu bagian besar dari Injil adalah pengharapan yang kita miliki di dalam Kebangkitan ini
dan pemulihan dari ciptaan kepada keadaannya yang semula yaitu sempurna. Alkitab
menyatakan dengan jelas mengenai Langit Baru dan Bumi Baru sebagai suatu tempat dimana
tidak ada lagi pemakan daging, kematian, penderitaan, dan dosa (Yesaya 65:17-25; Wahyu
21:1-5) Akan tetapi bagaimana mungkin hal ini disebut sebagai pemulihan jika keadaan
semula itu sendiri tidak pernah ada?
Seorang pendeta Anglikan yang menganut evolusi memberikan sebuah kesimpulan yang baik
mengenai arti menerima konsep kematian sebelum Kejatuhan bagi teologi Kristen:
“… Fosil adalah sisa-sisa dari ciptaan yang hidup dan mati selama milyaran tahun sebelum Homo
Sapiens berevolusi. Kematian sama tuanya dengan kehidupan itu sendiri namun dalam sepersekian
detik. Oleh sebab itu dapatkan hal tersebut menjadi hukuman Allah atas dosa? Catatan fosil
mendemonstrasikan bahwa beberapa bentuk kejahatan telah ada sepanjang waktu. Dalam skala
yang luas, hal tersebut terbukti dalam bencana alam. … Dalam skala individu terdapat cukup bukti
tentang kesengsaraan, penyakit yang melumpuhkan dan aktivitas parasite. Kita melihat bahwa
mahluk hidup telah menderita sekarat, radang sendi, tumor, atau sekedar dimangsa oleh ciptaan
yang lainnya. Dari awal waktu, kemungkinan kehidupan dan kematian, kebaikan dan kejahatan, telah
ada. Tidak ada penghentiannya; tidak pernah ada waktu dimana kematian itu muncul, atau masa
dimana kejahatan mengubah sifat dari alam semesta. Allah menciptakan dunia sebagaimana
adanya… evolusi sebagai alat perubahan dan keanekargaman. Orang-orang mencoba
memberitahukan kepada kita bahwa Adam memiliki hubungan yang sempurna dengan Allah sampai
ia berbuat dosa, dan yang perlu kita lakukan adalah bertobat dan menerima Tuhan Yesus untuk
dapat memulihkan hubungan mula-mula tersebut. Namun kesempurnaan seperti ini tidaklah pernah
ada. Tidak pernah ada dunia sedemikian. Mencoba kembali kepadanya, baik dalam realita maupun
spiritual, hanyalah sebuah khayalan. Sayangnya hal ini adalah inti dari kebanyakan khotbah
penginjilan.”3
“Alkitab menyatakan dengan jelas mengenai Langit Baru dan Bumi Baru sebagai suatu tempat
dimana tidak ada lagi pemakan daging, kematian, penderitaan, dan dosa. Akan tetapi bagaimana
mungkin hal ini disebut sebagai pemulihan jika keadaan semula itu sendiri tidak pernah ada?”
Sehingga, siapapun dapat melihat lereng licin yang terjadi jika kita mengijinkan konsep
penciptaan milyaran tahun, terlepas ia melibatkan evolusi atau tidak, karena ia menempatkan
kematian dan penderitaan sebelum Kejatuhan. Kewajaran logisnya adalah ia juga
menempatkan kejahatan sebelum Kejatuhan (yang kemudian tidak lagi hadir dalam
pemandangannya, sedemikian, sebab tidak ada titik yang daripadanya akan terjadi kejatuhan).
Dan di dalam prosesnya ia mengesampingkan harapan untuk kembali kepada keadaan semula
yang sempurna, sebab tidak dapat terjadi pengembalian kepada sesuatu yang memang tidak
pernah ada. Dalam prosesnya pun Injil sendiri telah dirusakkan.
“Pada praktiknya setiap pemimpin atau teolog Kristen yang meletakkan alasan-alasannya untuk
mempercayai usia lama ketimbang jangka waktu Alkitabiah harus mengakui bahwa kitab Kejadian –
ketika membaca nilai nominal, baik dalam terjemahan Bahasa Ibrani maupun Bahasa Inggris (atau
bahasa Indonesia) – mengajarkan mengajarkan proses penciptaan selama 6 hari biasa lamanya.“
Kalau bukan maut, penderitaan, dosa, dan keterpisahan dari Allah, lalu Tuhan Yesus datang
untuk menyelamatkan kita dari apa? Apa yang akan kita lakukan terhadap tulisan seperti
Ibrani 9:22, yang mengatakan “…dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hokum
Taurat dengan darahm dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”. Jika kematian
dan penumpahan darah terjadi sebagai proses ‘alami’ selama jutaan tahun sebelum Adam?
Jika ini adalah kasusnya, maka kematian Kristus menjadi tidaklah penting dan tidak mampu
untuk menjadi tebusan untuk dosa-dosa kita. Lantas apakah yang menjadi harapan kita jika
bukan Kebangkitan dan Langit Baru dan Bumi Baru?
Jika maut adalah peristiwa alami, mengapa kita berdukacita atasnya? Mengapa kita tidak
dapat menerima kematian sebagai hal yang ‘biasa’ dari kehidupan? Pandangan ini merampas
kuasa dari Injil dan signifikansi dari pengorbanan Tuhan Yesus. Mengikuti pemikiran ini
kepada kesimpulan alaminya telah menyebabkan banyak orang secara bersamaan
meninggalkan iman Kekristenan.
Pengajaran meluas mengenai evolusi memiliki dampak yang mengerikan bagi generasi muda
kita, yang berbondong-bondong meninggalkan gereja. Orang-orang Kristen yang ‘bertahan di
sana’ namun menerima konsep jadwal waktu milyaran tahun akan menghadapi masa-masa
yang jauh lebih sulit dalam mempertahankan iman Kristen mereka, sehingga dengan
demikian, menghambat pertumbuhan gereja. Salah satu batu sandungan terbesar terhadap
iman adalah pertanyaan: “Mengapa Allah mengijinkan semua kematian dan penderitaan
terjadi di dunia?” Kelompok orang percaya demikian tidak akan mampu secara memadai
menjelaskan asal mula kematian dan penderitaan sebagai akibat dari dosa manusia.
Sebaliknya, orang percaya yang memiliki pandangan Alkitabiah mengenai sejarah dunia
memiliki dasar logis untuk mengenalkan Allah kepada mereka yang tidak memiliki latar
belakang Kitab Suci. Selentingan dengan hal ini, bertepatan dengan pendekatan yang
digunakan oleh rasul Paulus ketika berkhotbah kepada pendengar yang tidak mengenal Allah
(Kisah Para Rasul 14:15-17; 17:23-31). Di Listra, Paulus menggunakan penciptaan sebagai
kunci untuk mengidentifikasi faktor yang memisahkan Allah dan manusia asali seperti
dirinya dan Barnabas. Dan di Atena ia mengambil orang-orang tabah dan filsuf-filsuf dari
masa ‘kembali ke kitab Kejadian’ untuk meletakkan dasar untuk mengenalkan kepada Allah
yang sejati kepada mereka dengan harapan bahwa mereka akan berpaling dari baal-baal
mereka yang sia-sia.
Is Genesis Poetry?
Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk menjadi seorang Kristen dan mempercayai
bumi tua, hal tersebut mengindikasikan bahwa orang tersebut, entah belum memikirkan
matang-matang dampaknya, atau Alkitab bukanlah menjadi otoritas tertinggi dalam
keimanannya. Jika kitab Kejadian bukanlah tulisan sejarah yang benar-benar terjadi,
bagaimana mungkin seseorang dapat mengetahui di bagian mana sebenarnya di dalam
Alkitab kebenaran baru dimulai? ‘Sains’ masa kini juga ‘membuktikan’ bahwa manusia tidak
bangkit dari kematian. Jadi, jika kita menyetujui sains yang sama tersebut untuk menyatakan
kepada kita bahwa Tuhan Yesus tidak bangkit dari kematian (yang berarti kekonsistenan
dalam pandangan orang-orang berkompromi) maka “sia-sialah pekabaran Injil dan sia-sialah
imanmu”, sebagaimana yang ditulis oleh Rasul Paulus (1 Korintus 15:14). Meletakkan
kepercayaan kita kepada filsafat karangan manusia mengingatkan kita kepada seorang yang
Tuhan Yesus gambarkan dalam Matius 7:26ketika Ia berkata: “Tetapi setiap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang
mendirikan rumahnya di atas pasir.” Sebaliknya, dalam ayat 24-25 Ia menyatakan: “setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang
bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas
batu.”
Dan oleh karena Tuhan Yesus jelas-jelas mempercayai tulisan sejarah kitab Kejadian, maka
kitapun harus mempercayainya.
https://creation.com/did-god-create-over-billions-of-years-indonesian