0
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Konsultan Manajemen Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Sektor Sosial Dengan Pola Pemberdayaan/Pendampingan Masyarakat
Pascabencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2020
I. PENDAHULUAN
1
Bencana Banjir dan Longsor di 4 titik lokasi dan 3 Kecamatan menimbulkan
terjadinya kerusakan dibeberapa sektor di antaranya infrastruktur, ekonomi, dan
sosial. Dampak bencana yang besar dirasakan adalah kerusakan perumahan milik
penduduk sehingga perlu upaya untuk melakukan kegiatan rekonstruksi rumah
pasca bencana yang merupakan kebutuhan dasar merupakan bentuk dari hak asasi
manusia. Pembangunan kembali perumahan tentunya akan menyediakan
kebutuhan dasar bagi masyarakat agar dapat mendorong kembali pemulihan di
sektor-sektor lain, seperti perekonomian dan sumber pendapatan yang
terpengaruh oleh bencana.
2
8. Dengan pertimbangan skala dan dampak kerusakan serta ketersediaan
anggaran pembiayaan, maka rehabilitasi dan rekonstruksi yang meliputi
pemberdayaan Ekonomi dan sosial pada tahun anggaran 2020.
3
III. SASARAN KEGIATAN
Sesuai dengan jumlah rumah yang telah direlokasi dan tersebar di 3 Kecamatan,
maka dalam rangka pelaksanaan Pendampingan Kegiatan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Sektor Ekonomi dengan Pola Pemberdayaan/ Pendampingan
Masyarakat Pascabencana Banjir dan longsor Tahun 2015 di Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, akan dilaksanakan melalui Jasa Konsultansi Manajemen, maka
kegiatan pendampingan akan dilakukan sebagai berikut:
4
Untuk mewujudkan maksud, tujuan dan sasaran kegiatan, maka lingkup pekerjaan
Konsultan Manajemen Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Ekonomi
dengan Pola Pemberdayaan/Pendampingan Masyarakat Pascabencana Banjir dan
longsor Tahun 2015 di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran
2020 ini antara lain sebagai berikut:
V. METODOLOGI
5
1. Berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Sektor Ekonomi; pemerintah
daerah dan para konsultan ataupun pelaksana kegiatan di lapangan;
2. Mengidentifikasi dan merumuskan prioritas program dalam rangka
pengembangan sasaran kegiatan berdasarkan hasil evaluasi terhadap
pelaksanaan dan capaian kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya dan
Pelaksana Kegiatan lainnya;
3. Merumuskan penyesuaian pendekatan dan strategi pelaksanaan kegiatan
selanjutnya yang mengacu pada hasil evaluasi sebagaimana butir 1;
4. Mengidentifikasi dan merumuskan prioritas program khususnya yang
berkaitan dengan lokakarya, sosialisasi dan pelatihan bagi unsur-unsur
pelaksana kegiatan (tim konsultan, fasilitator dan masyarakat) serta unsur-
unsur pemangku kepentingan terkait pada setiap level (pemerintah
kabupaten/kota, kecamatan dan desa);
5. Melaksanakan dan mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi/
Rekonstruksi Pasca Bencana Sektor Ekonomi;
6. Mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan solusi terhadap
permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan serta
menginformasikan rumusan solusi permasalahan kepada pihak-pihak terkait
untuk dilaksanakan.
6
c. Konsultan perlu mengembangkan suatu pendekatan pemberdayaan yang
integratif dengan dimensi waktu, kualitas fisik atau infrastruktur dan jaminan
pemeliharaan secara memadai. Bahkan, di luar ruang lingkup di atas;
d. Konsultan perlu mengembangkan inovasi dalam membangun model koordinasi
yang adaptif sebagai pendekatan terhadap berbagai stakeholder di wilayah
sasaran;
e. Dalam hal pelaporan, Konsultan perlu membangun pranata mekanisme
pelaporan yang dimungkinkan berjalan efektif di lapangan, sehingga
mekanisme tersebut sekaligus berfungsi untuk meninjau kinerja para pelaku-
pelaku di lapangan, khususnya para personil yang menjadi bagian pengendalian
Konsultan.
2. Ahli Perumahan/Permukiman
Tenaga yang dipersyaratkan adalah seorang sarjana (S1) jurusan Teknik
Sipil/Arsitektur, yang berpengalaman minimum 6 tahun bidang
perumahan/permukiman, diutamakan yang berpengalaman dalam bidang
rehabilitasi/rekonstruksi pasca bencana atau pemberdayaan masyarakat dan
sejenisnya.
7
4. Ahli Lingkungan
Tenaga yang dipersyaratkan adalah seorang sarjana (S1) jurusan Lingkungan,
yang berpengalaman minimum 6 tahun di bidang pengelolaan lingkungan,
diutamakan yang berpengalaman dalam bidang rehabilitasi/rekonstruksi pasca
bencana atau pemberdayaan masyarakat dan sejenisnya.
6. Ahli Database
Tenaga yang dipersyaratkan adalah seorang sarjana (S1) jurusan
computer/Informatika, yang berpengalaman minimum 6 tahun di bidang
Database, diutamakan yang berpengalaman dalam bidang
rehabilitasi/rekonstruksi pasca bencana atau pemberdayaan masyarakat dan
sejenisnya.
8
diutamakan yang berpengalaman dalam bidang rehabilitasi/rekonstruksi pasca
bencana atau pemberdayaan masyarakat dan sejenisnya.
14. Fasilitator
Tenaga yang dipersyaratkan adalah seorang sarjana (S1) semua jurusan, yang
berpengalaman minimum 3 tahun di bidang yang relevan, diutamakan yang
berpengalaman dalam bidang rehabilitasi/rekonstruksi pasca bencana atau
pemberdayaan masyarakat dan sejenisnya.
9
1. Laporan Pendahuluan (Inception Report). Laporan ini merupakan penjabaran
(penafsiran) lebih lanjut dari Kerangka Acuan Kerja (KAK), metodologi dan
pendekatan perencanaan, rencana kerja dan penjadwalan seluruh proses
kegiatan. Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar,
selambat-lambatnya 1 bulan setelah penandatanganan SPK.
2. Laporan Bulanan (Progress Report). Laporan ini merupakan penjabaran dari
kemajuan (progress) pelaksanaan kegiatan menyangkut seluruh komponen
kegiatan, kendala yang dihadapi dan rekomendasinya serta rencana kerja bulan
berikutnya. Laporan Bulanan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar, selambat-
lambatnya 1 minggu setelah akhir bulan kegiatan.
3. Laporan Triwulan (Quarterly Report). Laporan ini merupakan penjabaran
dari hasil-hasil sementara dalam pelaksanaan kegiatan bantuan teknis, analisis
permasalahan dan rekomendasinya. Laporan Triwulan dibuat sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar.
4. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report). Laporan ini merupakan
penjabaran dari hasil-hasil pelaksanaan kegiatan bantuan teknis secara
keseluruhan termasuk keluaran (output) kegiatan. Laporan Akhir Sementara
dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, selambat-lambatnya 1 bulan sebelum
berakhirnya pekerjaan.
5. Laporan Akhir (Final Report). Laporan ini merupakan penyempurnaan
Laporan Akhir Sementara berdasarkan koreksi dan masukan pihak-pihak
terkait dalam pekerjaan. Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar, selambat-lambatnya 2 minggu setelah berakhirnya pekerjaan.
6. Laporan Dokumen Teknis Pembangunan Sektor Ekonomi dan Dokumen
Laporan Keuangan. Laporan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Laporan Akhir, dan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 minggu setelah
berakhirnya pekerjaan.
10
X. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai bahan panduan bagi pelaksanaan kegiatan
pendampingan ekonomi pada tahun 2020. Dalam pelaksanaan pekerjaannya harus
selalu dikonsultasikan kepada pemilik program dan Pejabat Pembuat Komitmen.
Garut, 2020
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPBD Kabupaten Garut
.....................................................
NIP. ………………
11
12