KERANGKA ACUAN KERJA

Kementerian Negara : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI

Unit Organisasi : Ditjen Imigrasi
Provinsi : Jawa Timur
Satuan Kerja : Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya
Fungsi : Ketertiban dan Keamanan
Sub Fungsi : Pembinaan Hukum
Program : Penegakan Hukum Keimigrasian
Sasaran Program : Meningkatnya Penegakan Hukum Keimigrasian
Indikator Kinerja Program : Persentase Penurunan Pelanggaran Keimigrasian
Kegiatan : Penegakan Hukum Keimigrasian di Wilayah
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Kualitas Penegakan Hukum Keimigrasian
Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase Penurunan Pelanggaran Hukum Keimigrasian
Output Kegiatan : Penyelenggaraan Penegakan Hukum Keimigrasian
Indikator Ouput Kegiatan : Indeks Penegakan Hukum Keimigrasian

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
2. Gambaran Umum
Hakikat keimigrasian adalah sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan kegiatan
pengawasan terhadap lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dalam rangka
menjaga tegaknya kedaulatan negara. Menurut UU No. 6 Tahun 2011, keimigrasian menganut
kebijakan selektif, artinya bahwa hanya orang asing yang memberikan manfaat serta tidak
membahayakan keamanan dan ketertiban umum diperbolehkan masuk dan berada di wilayah
Indonesia. Selama berada dan berkegiatan di wilayah Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi
mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi ancaman dan gangguan yang mungkin
ditimbulkan oleh orang asing tersebut dengan memperkuat fungsi pengawasan dan intelijen
keimigrasian. Pengawasan terhadap orang asing tersebut tidak hanya sebatas saat mereka
masuk, namun juga selama mereka berada dan berkegiatan di wilayah Indonesia.
 Salah satu bentuk pengawasan dan intelijen keimigrasian yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Imigrasi adalah melakukan kegiatan operasi mandiri dan kegiatan penyelidikan
keimigrasian. Kegiatan operasi mandiri merupakan bentuk pengawasan yang bersifat terbuka,
yakni secara rutin mendatangi dan memantau kegiatan orang asing di suatu tempat serta
berkoordinasi dengan pihak lain seperti perusahaan, tempat penginapan, maupun kepolisian
untuk dapat saling tukar menukar informasi terkait data orang asing. Sedangkan kegiatan
penyelidikan keimigrasian merupakan bentuk pengawasan yang bersifat tertutup, yakni
melakukan kegiatan intelijen atau secara diam-diam mencari dan menemukan orang asing yang
diduga melakukan tindak pidana keimigrasian.
Kegiatan operasi mandiri dan kegiatan penyelidikan keimigrasian melibatkan berbagai pihak
dan bekerja dengan membentuk suatu tim yang anggotanya dapat berubah-ubah sesuai
kebutuhan. Kegiatan tersebut tidak akan dapat terlaksana dengan baik apabila tidak ditunjang
dengan alat komunikasi yang sesuai, seperti Handy Talky (HT). Handy Talky (HT) merupakan alat
komunikasi yang tergolong murah dan fungsinya tidak dapat tegantikan oleh ponsel, yakni
komunikasi one-to-many atau broadcast voice informative, yang artinya informasi yang
disampaikan melalui Handy Talky (HT) dapat didengar oleh seluruh pihak yang memantaunya,
sehingga dapat dengan mudah melakukan koordinasi Mobile Team secara serentak. Namun,
berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, perlengkapan standar intelijen berupa Handy
Talky (HT) ini belum dianggarkan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud
Menyediakan Handy Talky (HT) sebagai alat komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan dalam
melaksanakan kegiatan pengawasan dan intelijen keimigrasian, sehingga anggota tim yang
sedang memantau dapat dengan mudah melakukan koordinasi Mobile Team secara serentak.
b. Tujuan
Tersedianya Handy Talky (HT) sebagai alat komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan dalam
melaksanakan kegiatan pengawasan dan intelijen keimigrasian.

C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat adalah aparatur dan satuan kerja.
D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
Menggunakan pengadaan secara langsung.

E. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan selama satu tahun anggaran.

F. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang diperlukan untuk pengadaan Handy Talky (HT) sebesar Rp ……….

Sidoarjo, …………….

…………………………………