Anda di halaman 1dari 6

ANALGESIK

Penyusun:

Nama: Nicolas Edward C.K


NIM: B04170043
Kelas: Paralel 6

DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
IPB UNIVERSITY
2020
1. Pendahuluan
Analgesik adalah suatu senyawa yang dapat menghilangkan rasa nyeri.
Pembebasan mediator kimia pada waktu terjadinya stimulus nyeri seperti bradikinin
dapat merangsang ujung ujung syaraf nyeri menimbulkan rasa nyeri. Respon terhadap
nyeri dan kesadaran akan nyeri dapat dipengaruhi oleh komponen psikologik. Dalam
hal ini meskipun nilai ambang nyeri relatif konstan pada orang normal tetapi sensasi
nyeri sendiri sebagai respon terhadap stimulus nyeri dapat bervariasi. Berdasarkan
tempat kerjanya analgesik dapat digolongkan kedalam analgesik yang bekerja secara
sentral seperti morfin dan analgesik yang bekerja perifer yang dapat melibatkan
komponen sental pula. Prinsip pengujian efek analgesik secara eksperimental adalah
mengukur kemampuan obat untuk menghilangkan atau mencegah kesadaran sensasi
nyeri dengan cara fisik atau kimiawi.

2. Bahan dan Alat Tikus putih jantan, larutan antalgin 10 % , Ketoprofen, penangas air
suhu 50oC, stopwatch, alat penahan tikus, alat suntik 1 mL

Metodologi 1. Metoda dengan panas


1. Masukkan ekor tikus pada penangas air, lamanya respon yang muncul dicatat
dengan cara mengamati waktu dari mulai ekor tikus dimasukkan kedalam
penangas sampai dengan munculnya jentikan ekor tikus dari penangas air .
2. Ulangi prosedur ini 3 kali dengan selang waktu 2 menit untuk memperoleh respon
normal dari tikus
3. Data kedua dan ketiga diratakan dan dicatat sebagai respon normal masing masing
tikus terhadap stimulus nyeri (normal antara 3-5 detik)
4. Suntikan obat yang akan dievaluasi efeknya secara intraperitoneum
a. 1. Antalgin dosis 300 mg/kg bb
b. 2. Ketoprofene 5 mg/kg bb
5. Diamkan selama 10 menit
6. Masukan ekor tikus kedalam penangas air dan catat waktu respon yang muncul.
Ekor tikus tidak boleh dibiarkan berada dalam air pada lebih dari 10 detik. Bila hal ini
terjadi harus diangkat dan dinyatakan sebagai kehilangan rasa nyeri atau analgesia
7. Pengamatan dilakukan pada selang waktu 20, 30, 60, 90 dan 120 menit
8. Tabelkan dan buat kurva yang menggambarkan hubungan natara waktu stimulus
nyeri dan respon 1 grup 4 orang

Metoda 2. Analgesik
1. Berikan obat peroral 1 jam sebelum induksi dengan asetilkolin 0, 62.5, 250, 1000
mg/kg bb
2. Injeksikan asetilkolin dosis 0.25 mg/mencit
3. Hitung banyaknya geliat mencit selama 15 menit dengan interval pengamatan 5
menit

Suatu eksperimen dilakukan sebagai berikut untuk mengetahui potensi analgesic ekstrak teki
Metode induksi nyeri cara kimiawi. Induksi rasa nyeri secara kimiawi digunakan asam asetat
3% yang dilarutkan dalam NaCl 0,9% dengan cara disuntikkan secara intraperitoneal yang
diberikan 30 menit setelah pemberian bahan uji secara oral (Turner, 1965). Nyeri ditandai
dengan timbulnya writhing atau geliat yang ditunjukkan dengan bagian abdomen menyentuh
dasar tempat berpijak dan kedua pasang kaki ditarik ke belakang (Astuti dan Pudjiastuti,
1996). Tiap kelompok mendapat perlakuan sebagai berikut Kelompok I diberi ekstrak umbi
teki dosis 0 mg/20 g bb; Kelompok II diberi ekstrak umbi teki dosis 1 mg/20g bb; Kelompok
III diberi ekstrak umbi teki dosis 3 mg/20 g bb; Kelompok IV diberi ekstrak umbi teki dosis 5
mg/20g bb; Kelompok V diberi ekstrak umbi teki dosis 7 mg/20 g bb; Kelompok VI diberi
asetosal 200 mg/kg bb; semua kelompok sebanyak 0,5 ml/20 g bb.

Daya analgetik dan efektifitas analgetik. Bahan uji diberikan secara oral, 30 menit sebelum
disuntikkan asam asetat. Pengamatan dilakukan pada mencit dengan melihat jumlah geliat
yang timbul langsung setelah pemberian asam asetat selama 30 menit dengan selang waktu 5
menit. Efek analgetik bahan yang diuji dapat dilihat dengan adanya penekanan jumlah geliat
yang timbul selama 30 menit dibandingkan dengan asetosal (Astuti dan Pudjiastuti, 1996).

Hasil pengujian

Tabel 1. Rata rata waktu geliat tiap kelompok perlakuan

Table 2. Waktu reaksi rata-rata mencit terhadap pelat panas dengan suhu 55°C yang diukur 15 menit
setelah perlakuan.

a. Hitung daya analgesic


b. Hitung prosen efektivitasnya
c. Bandingkan data hasil pengujian pada table 1 dengan table 2

Jawab:

A. Daya analgesik
Presentse daya analgetik perlakuan 2

=
100−(Rata-rata jumlah geliat kelompok perlakuan
Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol
x 100% )

13,49
=100−( x 100% )
15,79
= 14,57%
Presentase daya analgetik perlakuan 3

Rata-rata jumlah geliat kelompok perlakuan


=
100− ( Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol
x 100% )
= 100 - (11,06
15,79
x 100% )
= 29, 96%
Presentase daya analgetik perlakuan 4

Rata-rata jumlah geliat kelompok perlakuan


=
100− ( Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol
x 100% )
9,12
= 100 - (15,79 x 100% )
= 42, 24%
Presentase daya analgetik perlakuan 5

=
100− (Rata-rata jumlah geliat kelompok perlakuan
Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol
x 100% )

= 100 - (5,93
15,79
x 100% )
= 62, 44%
Presentase daya analgetik perlakuan 6

=
100− (Rata-rata jumlah geliat kelompok perlakuan
Rata - rata jumlah geliat kelompok kontrol
x 100% )
2,29
= 100 -
15,79 (
x 100% )
= 85, 50%

B. Persentase efektivitas
Presentase efektivitas perlakuan 2

=
(Rata-rata daya analgetik kelompok perlakuan
Rata - rata daya analgetik kelompok asetosal
x 100% )

14, 57
= (
85, 50
x 100% )
= 17, 04%
Presentase efektivitas perlakuan 3

=
100− (Rata-rata daya analgetik kelompok perlakuan
Rata - rata daya analgetik kelompok asetosal
x 100% )

29, 96
= (
85, 50
x 100% )
= 35, 04%
Presentase efektivitas perlakuan 4

Rata-rata daya analgetik kelompok perlakuan


=
( Rata - rata daya analgetik kelompok asetosal
x 100% )
42, 24
(
85, 50
x 100% )
= 49, 40%
Presentase efektivitas perlakuan 5

Rata-rata daya analgetik kelompok perlakuan


=
100− ( Rata - rata daya analgetik kelompok asetosal
x 100% )
62, 44
= 100 -
85, 50 (
x 100% )
= 73, 03%
PEMBAHASAN
Dari hasil data terlihat hubungan antara pemberian ekstrak teki dengan sifat
analgesia. Berdasarkan data tabel 1, terdapat penurunan respon geliat dari hewan coba pada
pemberian dosis yang lebih tinggi. Berdasarkan data tabel 2 terdapat peningkatan waktu
respon geliat yang ditunjukkan. Hal ini menunjukan data table 1 dan 2 saling mendukung
bahwa dengan pemberian ekstrak teki dengan dosis yang lebih tinggi akan meningkatkan sifat
analgesia nya, waktu respon geliat pada kelompok V hampir menyamai kelompok VI yang
diinduksi asetosal sebagai kontrol positif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak teki
dapat menimbulkan efek analgesia pada dosis tertentu.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum ektrak ubi teki dapat memberikan efek analgesia yang
ditunjukkan dengan penurunan jumlah rata-rata respon geliat dan peningkatan waktu rata-rata
respon geliat.

Anda mungkin juga menyukai