Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DASAR DASAR DARI MANAJEMEN TAMBANG

Disusun Oleh :
RAZLAN
DBD 118 036

JURUSAN / PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, karunia dan
hidayah yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul ”Dasar Dasar Manajemen Tambang”.
Dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak lupa saya ucapkan Terima
Kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, terdapat kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja,
untuk itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya juga mengharapkan
kritik serta saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah yang saya buat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam
proses pembelajaran khusunya mata kuliah Manajemen Tambang dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Terima Kasih dan semoga bermanfaat.

Palangka Raya, 24 Maret 2020

RAZLAN
DBD 118 036

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Tambang.......................................................... 3

2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang....................................................... 3

2.3 Tingkatan Manajemen........................................................................... 4

2.4 Proses Manajemen................................................................................ 4

2.4.1 Penetapan Tujuan........................................................................ 5

2.4.2 Perencanaan................................................................................ 6

2.4.3 Staffing......................................................................................... 7

2.4.4 Pengaturan.................................................................................. 8

2.4.5 Pengawasan................................................................................. 8

2.4.6 Pengendalian............................................................................... 9

2.5 Sifat Manajemen Tambang.................................................................... 9

2.6 Fungsi Manajemen Tambang................................................................. 9

2.7 Tujuan Manajemen Tambang................................................................ 10

iii
2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan...................................... 10

2.8.1 Kebutuhan Personel.................................................................... 11

2.8.2 Job Description............................................................................ 11

2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan........................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 17

3.2 Saran...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indikator keberhasilan perusahaan pertambangan (Accredited Mining
Enterprise) menyangkut indikator keberhasilan manajemen usaha
pertambangan. Indikator keberhasilan manajemen usaha pertambangan dapat
meliputi dari kegiatan hulu (manajemen cadangan), manajemen kegiatan
produksi, sampai dengan kegiatan hilir (manajemen pasar) serta masalah yang
berhubungan dengan pengembangan wilayah dan lingkungan termasuk CSR
(corporate social responsibity).
Pada akhirnya indikator keberhasilan dalam usaha pertambangan di
tandai oleh kemampuan internal dalam hal mengkoordinir tenaga kerja pada
suatu perusahaan, sehingga diperlukanlah manajemen dalam uasaha
pertambangan. Oleh sebagian orang manajemen dikatakan sebagai suatu seni
(art), ada pula yang mengatakan sebagai suatu ilmu (science), dan ada yang
menyatakan sebagai suatu profesi (profession). Kaitannya dengan
pertambangan atau biasa disebut dengan Manajemen Tambang adalah
penerapan prinsip – prinsip ekonomi/manajemen dalam masalah pengusahaan
mineral. Biasanya hal ini berkaitan dengan keterdapatan bahan galian; faktor
supply-demand regional, nasional & internasional; fungsi eksplorasi,
pengembangan, produksi dan pengolahan/ pemurnian; analisis komoditi
mineral; metode keuangan, struktur dan komponen kapital dari industri;
analisis kebijakan mineral, kebijakan pemerintah, peraturan & perundangan;
perumusan kebijakan mineral; pemasaran dan penggunaan komoditas
mineral; faktor-faktor bahan pengganti, sekunder, daur ulang, dan
saingannya; metode dan ongkos; dampak-dampak perubahan teknologi dan
ekonomi; kualitas lingkungan; dan sebagainya.
Pada dasarnya manajemen tambang diperlukan untuk mengatur sumber
daya mineral & sumber daya manusia agar suatu perusahaan dapat
terorganisir dengan sempurna dan mendapatkan hasil yang optimal.
Dari uraian latar belakang diatas, maka penyusun akan menyusun makalah
dengan judul “Fungsi Manajemen Tambang dan Fungsi Organisasi dalam Suatu
Usaha Pertambangan”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Manajemen Tambang


2. Unsur-unsur Manajemen Tambang
3. Tingkatan Manajemen
4. Proses Manajemen
5. Sifat Manajemen Tambang
6. Fungsi Manajemen Tambang
7. Tujuan Manajemen Tambang
8. Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan

1
9. Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menginformasikan mengenai Manajemen Tambang secara lebih detail
2. Mengetahui unsur dan tingkatan pada Manajemen Tambang
3. Mengetahui proses serta sifat pada Manajemen Tambang
4. Mengetahui fungsi dan tujuan Manajemen Tambang
5. Mengetahui fungsi organisasi dalam suatu usaha pertambangan

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini di buat agar bermanfaat untuk:


Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fungsi manajemen tambang
dan organisasi dalam suatu uasaha pertambangan secara lebih terperinci

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Tambang


Kata Manajemen berasaldari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Pengertian manajemen menurut para ahli, yaitu :

 Menurut Stoner & Wankel, manajemen adalah proses merencanakan,


mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota
organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
 Menurut Terry, manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumberdaya
manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai “suatu proses
merencana, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi secara efisien dan
efektif”.
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya
yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien.

2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang


1. Manusia (man)
2. Bahan (materials)
3. Mesin (machines)
4. Metode/cara kerja (methods)
5. Modal uang (money)

Unsur-unsur ini dikenal pula sebagai 5 m, bila dinyatakan dalam bahasa


Inggris. Bahan (materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam industri
manufaktur logam misalnya. Ia juga bisa berarti material dalam artian mineral non-
logam.
Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya ini harus diingat bahwa
semua itu tidak tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang mengakibatkan
pemanfaatannya harus dilakukan sehemat dan secermat mungkin. Dengan
demikian proses manajemen yang baik harus bisa memanfaatkan keterbatasan
tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3
2.3 Tingkatan Manajemen
Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu
sama lain. Ada tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau pelaksanaan
misalkan dalam suatu kegiatan industri adalah operator-operator mesin, ada
tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi.
Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi inilah dapat dibedakan pula
tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen, yaitu :
1. Manajemen tingkat terbawah (first line management) yaitu tingkatan
manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini
manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional. Jika
dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka
jangkauan perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka
waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini.
2. Manajemen tingkat menengah (middle management) adalah tingkatan
manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen
terbawah. Perencanaan yang dibuat di sini jangkauan waktunya bersifat
menengah.
3. Manajemen tingkat atas (top management) adalah tingkatan paling tinggi
dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja.
Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan meliputi
kurun waktu rencana jangka panjang.

2.4 Proses Manajemen


Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang
memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam
organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di masa yang
akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan
sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian
kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas yang lebih dikenal sebagai proses
manajemen.
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi :
1. Penetapan Tujuan (Goal Setting)
2. Perencanaan (Planning)
3. Staffing
4. Pengaturan (Directing)
5. Pengawasan (Supervising)
6. Pengendalian (Controlling)
Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat
dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu
tahapan-tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait
yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang
telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan
antara perencanaan dan pengendalian.
Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer
memerlukan prasarana dan sarana, di antaranya memerlukan kekuasaan,

4
tujuan orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan
oleh seorang manager untuk mempengaruhi orang lain.

Terdapat beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di


antaranya adalah :
1. Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu
(Legitimate).
2. Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum (Coercive power).
3. Kekuasaan untuk memberikan penghargaan (Reward power).
4. Kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau
melakukan peniruan (Reference power).
5. Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman,
kemampuan, dan keterampilan (Expert power).

2.4.1 Penetapan Tujuan


Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses
manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan
jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Effektifitas pencapaian
tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajer, juga ditentukan
oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-
sifat sebagai berikut :
1. Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh.
2. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan.
3. Terukur, memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan
keberhasilannya.
4. Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan
tersebut harus bisa dicapai.
Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat
dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak-bawah (top-
down) atau pendekatan dari atas dan pendekatan bawah-puncak (bottom-up)
atau pendekatan dari bawah.
Dengan menggunakan pendekatan dari atas puncak-bawah (top-
down), tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas. Tujuan
yan telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan lagi oleh lapisan
manajemen di bawahnya untuk kemudian dirumuskan lagi. Begitu seterusnya
sampai ke lapisan manajemen paling bawah sehingga memungkinkan
didapatkannya konsistensi tujuan akhir.
Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari bawah
merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai
dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah. Kemudian dilakukan
pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada lapisan manajemen di
atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan tertentu. Begitu seterusnya
sampai akhirnya mencapai lapisan manajemen puncak (top management),
tujuan tersebut akhirnya terumuskan sebagai kesepakatan bersama.

5
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam tujuan ini berkenaan
dengan tingkatan dalam organisasi adalah tujuan memiliki hirarki atau
tingkatan tertentu pula. Pada tingkatan organisasi paling atas, dengan kata
lain tingkat manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global. Makin ke
bawah tingkatan tujuan tersebut makin terjabarkan sehingga bersifat sangat
spesifik dan operasional. Misalkan sebuah perusahaan bertujuan
meningkatkan jumlah keuntungan pada tahun produksi mendatang. Bagi
bagian pemasaran, tujuan tersebut dapat dirumuskan lagi dalam bentuk
sasaran penjualan (misalkan dalam rupiah) tahun mendatang yang harus
dicapai. Pada tingkatan di bawahnya lagi tujuan tersebut dijabarkan lagi
dalam penentuan strategi promosi yang harus dilakukan.

2.4.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan
asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dibedakan


menjadi :
1. Kebijaksanaan (policy),adalah rencana yang menerangkan
keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang
menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
2. Prosedur,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
3. Metode,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
4. Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari
kegiatan-kegiatan yang direncanakan.
5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran
uang dalam suatu kegiatan.
6. Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian
sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-
kegiatan.
Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan
waktu atau kurun (horizon) perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan
waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan sebutan rencana janka
panjang (strategis), misalkan rencana untuk 5 tahun mendatang. Di lain pihak
ada rencana yag jangkauan waktunya lebih pendek, misalkan rencana untuk
satu tahun bahkan satu bulan mendatang, yang disebut sebagai rencana
operasional (taktis).

6
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan
secara umum adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik


sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan
kegiatan-kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka
pencapaian tujuan tersebut.
3. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan
mengklasifikasikannya atas kepentingannya.
4. Menetapkan batasan-batasan perencanaan.
5. Menetapkan alternatif-alternatif rencana.
6. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang
ada.
7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta
penjadwalan pelaksanaannya.
8. Melakukan pemeriksaan ulang (review) terhadap rencana yang
diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.

2.4.3 Staffing
Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan
pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan
tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses
manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang
sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right position, right time).
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu
maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai.
Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan
lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta keterampilan yang
diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan (job description) dan
persyaratan jabatan (job requirement). Berdasarkan kedua hal inilah baru
dilakuan proses staffing tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini pada
dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan sumber daya manusia, yaitu tahapan penentuan akan


kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan
mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang
akan dilakukan di samping juga mempertimbangkan faktor luar
seperti kondisi pasar tenaga kerja.
2. Pengerahan tenaga kerja (recruitment), yang dapat berasal dari pasar
tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu
sendiri.
3. Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan
posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari
proses pengerahan tenaga kerja.
4. Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu
posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan

7
bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan
jabatannya.
5. Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap tenaga kerja yang
ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan
mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu (secara
berkala).

2.4.4 Pengaturan
Pengaturan (directing) adalah usaha untuk memobilisasi sumber-
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam
satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan
proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar
dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang
memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana
hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang
dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi.
Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang
berbeda-beda. Apabila motivasi ini dapat dikenali dan kemudian
dirangsang dengan tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan
memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan yang baik harus
memperhatikan aspek motivasi tersebut.
Aspek lain yang sangat penting dalam pengaturan adalah
koordinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
koordinasi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang masih
dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya
makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi
yang semakin sulit. namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan
dan tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan tersebut.
2. Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau
informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang.
3. Adanya kesatuan komando.

2.4.5 Pengawasan
Pengawasan (supervising) didefinisikan sebagai interaksi langsung
antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja serta
tujuan organisasi tersebut.
Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu
kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan
informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok yang
dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh manajemen
untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu. Namun demikian
dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda dengan kelompok
formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang kuat dengan pemimpin
sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula.

8
Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga bisa
menghambat organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa mengatasi
kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini. Bagaimana menjaga
hubungan antar individu dan juga antar kelompok formal-informal harus
dilakukan dengan baik.

2.4.6 Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu
proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya
dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah
dilihat apakah yag direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak.

Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja


yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu.
2. Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard
yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada
dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses
manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan
perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga
proses manajemen berulang kembali.

2.5 Sifat Manajemen Tambang


a. Seni
Perbedaan keahlian dan sifat para Manajer (keras, lemah lembut, ulet
santai, dan lain-lain).
b. Ilmu
Akumulasi pengetahuan organisasi untuk mencari / menguasai kebenaran
umum.
2.6 Fungsi Manajemen Tambang
a. Perencanaan
Langkah / tahapan awal untuk mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian
Suatu tim / lelompok yang solid untuk capai tujuan.

c. Pengarahan
Seorang Manajer harus memberi arahan agar pekerjaan sesuai yang
direncanakan.
d. Pemotivasian
Motivasi yang diberikan dapat meningkatkan kinerja.
e. Pengendalian

9
Seluruh kegiatan harus diawasi dan dikontrol baik terhadap orang atau
mekanisme pekerjaan.

2.7 Tujuan Manajemen Tambang


Tujuan manajemen tambang adalah sesuatu yang ingin direalisasikan
dengan menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan
kepada usaha seorang Manajer.
a. Sasaran
Misalnya dalam pemasaran mencari negara dengan tingkat kebutuhan batu
bara yang tinggi.
b. Maksud
Maksud yang dicapai agar ditentukan misalnya untuk menjadikan bahan
jadi.
c. Misi
Komitmen untuk mencapai tujuan.
d. Batas Waktu
Waktu yang direncanalan dengan batas akhir agar pekerjaan tidak
terhambat.
e. Standard
Untuk mencapai tujuan disesuaikan kemampuan dan bidang masing –
masing.
f. Target
Agar tujuan terapai harus mempunyai target baik produksi / waktu.
g. Jatah
Batasan agar tujuan dapat terapai sesuai harapan.
Penggolongn Tujuan secara Umum :
1. Tujuan Organisasi Secara Macro
Berhubungan dengan nilai / value dari aktivitas organisasi tertentu
2 Tujuan Manajer pada Seluruh Hirarki / Lapisan Organisasi
Berhubungan dengan kwalitas & Kuantitas yang harus diralisasikan
3. Tujuan Individu
Berhubungan dengan kepuasan ekonomi (penghasilan yang baik), Psikologis
(kejiwaan), Sosial (lebih dihormati)

2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan


Organisasi dalam dunia tambang tidak berbeda jauh proses
pembentukannya, akan tetapi yang membedakannya adalah strukturalnya, yaitu
dalam organisasi tambang lebih dominan pada bidang operasional lapangan.
Keragaman jenis perusahaan di dunia pertambangan mengakibatkan
konsumsi terhadap sumberdaya manusia yang dibutuhkan beragam, tergantung
daripada jenis perusahaan yang ada. Pembagian jenis perusahaan dari segi bidang
usaha adalah :

10
a. Perusahaan jasa, suatu perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan
jasa berupa pelayanan keahlian, kemudahan, hiburan, dll. Contoh : Radio,
video rental, biro perjalanan, dsb.
b. Perusahaan dagang, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembelian barang untuk kemudian dijual dalam bentuknya yang semula
tanpa diadakan perubahan atau pengolahan lebih lanjut. Kalaupun
dilakukan perubahan, maka perubahan tersebut tidak cukup
berarti/terbatas. Contoh : Toko, Supermarket, Grossir, dsb.
c. Perusahaan produksi barang (pabrik), perusahaan yang bergerak dalam
bidang pengolah-an, produksi, atau pembuatan barang dengan
menggunakan bahan baku tertentu. Ditinjau dari proses pembuatan barang
dalam perusahaan produksi barang, maka ada beberapa golongan jenis
kegiatan produksi antara lain :
 Pabrikasi (pengolahan dalam pabrik)
 Pertambangan
 Kerajinan (mis: sepatu, konveksi)
 Preservasi (pengawetan makanan)
 Perakitan (Assembling)

2.8.1 Kebutuhan Personel


Secara umum dapat digambarkan kebutuhan personel perusahaan
dapat diurut mulai dari dewan komisaris, direksi, sekretaris, keuangan,
divisi / bagian beserta staff, superintenden / supervisor / seksi beserta staff,
pengawas / mandor / kepala lapangan, operator, dan lain-lain. Sementara
untuk tenaga staff, jumlah tenaga kerja cukup dengan memeriksa jabatan-
jabtan yang masih kosong, (belum ada pejabatnya). Untuk tenaga
operasional, perlu dihitung terlebih dahulu berdasarkan beban kerja yang
ada. Dengan memperhitungkan absensi dan perputaran tenaga kerja yang
ada (sebagai cadangan ) maka akan diperoleh angka jumlah tenaga kerja
operasional yang diperlukan.
2.8.2 Job Description
Job description/deskripsi jabatan merupakan hasil dari analisis jabatan.
Manfaat deskripsi jabatan dalam organisasi tambang adalah memberikan
pedoman bagi setiap pejabat akan fungsi jabatannya, perincian tugas,
wewenang, tanggung jawab, maupun hubungan-hubungan antar jabatan.
Pada sebuah perusahaan tambang besar biasanya sudah menggunakan
sistem management modern yang antara lain strukturalnya (urutan dari
paling bawah hingga keatas), adalah :

 Dewan Direksi

11
Dewan direksi adalah merupakan beberapa orang pemegang saham
perusahaan yang biasanya di pimpin oleh seorang Presiden Direktur.
Dan mereka berkoordinasi kebawah melalui seorang General
Manager untuk meminta laporan jalannya perusahaan.
 General Manager
General manager adalah merupakan pimpinan perusahaan yang
menentukan arah, strategi perusahaan, dan membawahi beberapa
Senior Manager.
 Senior Manager
Senior manager membawahi beberapa manager.
Contoh :

1. Senior Manager Produksi


Membawahi :
a. Manajer Penambangan
b. Manajer Preparasi dan Pengolahan
c. Manajer Penunjang Tambang
d. Manajer Pemasaran
e. Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
f. Manajer Geologi & Eksplorasi
2. Senior Manager Administrasi Perusahaan
Membawahi :
a. Manajer Keuangan
b. Manajer Pelatihan dan Pengembangan
c. Manajer Hubungan Masyarakat
d. Manajer Sarana Prasarana Umum
e. Manajer Dokumentasi dan Pengarsipan
f. Manajer Informasi dan Teknologi

 MANAJER
Manager adalah merupakan orang yang memimpin pada bidang-
bidang tertentu dan fungsi utamanya adalah manyusun rencana dalam
pengelolaan faktor-faktor operasional yang manjadi tanggung jawabnya.
Manajer membawahi beberapa orang Assisten Manajer (Super
Intendent), yang diberi kewenangan pada setiap unitnya.
Contoh :
1. Manajer Penambangan
Membawahi :

a. Ass.Man. PIT A
b. Ass.Man. PIT B
c. Ass.Man. Disposal
d. Ass.Man. Perencanaan
e. Ass.Man. Pusat Kendali Tambang

12
f. Dan seterusnya
2. Manajer Penunjang Tambang
Membawahi :
a. Ass.Man. Peledakan
b. Ass.Man. Dewatering
c. Ass.Man. Alat Berat
d. Ass.Man. Perawatan Elekrik dan Mekanik
e. Dan seterusnya

3. Manajer Geologi dan Eksplorasi


Membawahi :

a. Ass.Man Geologi dan Topografi


b. Ass.Man Geotek
c. Ass.Man Explorasi
d. Dan seterusnya
 Assisten Manajer
Assisten Manajer adalah sebagai wakil dari manajer sehingga
tugasnya adalah menguraikan gagasan dan garis-garis dasar kebijaksanaan
dan teknik-teknik pengusahaan kedalam suatu rencana kerja dan
pelaksanaannya. Kemudian juga memberikan instruksi kepada pengawas
(supervisor) dan memantau operasional penambangan secara tidak
langsung. Sebagai bawahannya adalah supervisor.
Contoh :
1. Ass.Man. PIT A
Membawahi :

a. Supervisor Bench 1,2,3: PIT. A


b. Supervisor Bench 4,5,6; PIT. A
c. Dan seterusnya
2. Ass.Man Perencanaan
Membawahi :
a. Tim Perencanaan Tambang
b. Tim Surveyor
c. Tim Gambar Teknik
d. Dan seterusnya
3. Ass. Man. Peledakan
Membawahi :

a. Supervisor Gudang Handak


b. Supervisor Pemboran Lubang Ledak
c. Supervisor Pelaksanaan Peledakan
d. Dan seterusnya
 Supervisor
Supervisor adalah sebagai pengawas langsung atau inspeksi pada
jangka waktu berkala dan sebagai perantara antara pelaksana dan

13
pimpinan sehingga harus mampu secara rinci teknik pelaksanaan.
Bawahan dari pada Supervisor adalah para foreman (mandor)
Contoh :
1. Supervisor Bench 1,2,3 ; PIT. A
Membawahi :

a. Foreman Backhoe, untuk penggarukan dan pemuatan


b. Foreman Dumptruck, untuk pengangkutan.
c. Dan seterusnya
2. Tim Perencanaan
Membawahi :
a. Perencanaan operasi Mingguan
b. Perencanaan operasi bulanan
c. Perencanaan operasi Tahunan.
d. Dan seterusnya
 Foreman
Forman adalah sebagai mandor yang selalu berada di lapangan
untuk mengawasi operasi produksi.
Contoh :
Foreman backhoe

Membawahi :
a. Operator Backhoe 1
b. Operator Backhoe 2
 Operator
Operator adalah sebagai tenaga terlatih yang mampu
mengoperasikan alat tertentu dengan efektif serta efisien. Biasanya dari
mulai assisten manajer hingga ke bagian direksi juga memiliki jajaran staff
pada masing-masing bagiannya yang terdiri dari sekertaris, juru ketik,
keuangan, pesuruh dan lain-lain.
Secara singkat manajemen organisasi tambang adalah seperti
diuraikan di atas namun pada setiap pembentukan struktur pelaksana
perusahaan tambang harus disesuaikan dengan besar kecilnya
perusahaan itu sendiri, sehingga akumulasi personil yang dibutuhkan
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan.

2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan


Organisasi penambangan di pimpin oleh seorang manajer tambang yang
bertanggung jawab kepada direksi. Manajer tambang atau kepala teknik tambang
merupakan pimpinan tertinggi di lokasi penambangan, yang membawahi 5 divisi
organisasi yaitu: divisi perencanaan, divisi operasi tambang, divisi pengolahan, divisi
perawatan dan lingkungan serta divisi administrasi dan keuangan. Setiap divisi akan

14
didukung oleh beberapa staff untuk kelancaraan pekerjaan. Struktur organisasi
alternatif pola kerja pertama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagi berikut :

a. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab
terhadap perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka panjang,
laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran produksi dan
kualitas produk.

b. Divisi Operasi Tambang


Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan
ekplorasi yang dibantu oleh para staff dan bagian penambangan yang
bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan
serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.

c. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang
mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.

15
d. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
a. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi
tambang, mengontrol, rekloamasi dan  penghijauan daerah tambang.
c. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang.
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
e. Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang,
anatara lain:
a. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat-menyurat
c. Personalia dan umum.
d. Security / satpam
e. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya
yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien.

3.2 Saran
saran saya adalah dengan adanya makalah ini maka saya berharap
Dosen, Tenaga Pengajar lainnya maupun Mahasiswa khusunya di jurusan
Teknik Pertambangan dapat mempelajari lebih detail lagi mengenai mata
kuliah yang bersangkutan, karena dalam materi dari fungsi manajemen
tambang dan fungsi organisasi dalam suatu usaha petambangan sendiri
tersimpan ilmu-ilmu yang tidak kalah pentingnya dari mata kuliah lainnya.
Dan juga pembahasan mengenai makalah ini mempunyai banyak manfaat
terlebih setelah memasuki lapangan kerja nantinya. Misalnya dapat
mengetahui susunan organisasi pada suatu perusahaan pertambangan. Saya
berharap materi untuk fungsi manajemen tambang dan fungsi organisasi
dalam suatu usaha petambangan dapat menjadi referensi dalam proses
pembelajaran di ruang perkuliahan.

17
DAFTAR PUSTAKA

 http://dennynatalian.blogspot.com/2010/11/manajemen-tambang_30.html
 http://jemyannas.blogspot.com/2011/02/manajemen-organisasi.html
 http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/manajemen-tambang.html
 http://www.realminers.com/2010/12/mechanism-of-rock-fracturing-by.html
 http://www.slideshare.net/vestersaragih/manajemen-tambang-materi-1

Anda mungkin juga menyukai