Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian kerangka karangan

Seorang penulis pada umumnya membuat sebuah bagan atau rancangan sebelum menulis sebuah
karangan. Membuat perencanaan tersebut memerlukan semacam metode yang teratur sehingga pada
waktu penyusunan bagian-bagian topik yang akan di garap dapat diteiti hubungan yang jelas antara satu
bagian dengan bagian yang lain, bagian yang sudah baik ddan bagian yang masih Peru perbaikan.
Metodde ini disebut dengan kerangka karangan atau outline.

Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana
suatu toik harus diperinci dan dikembangkan. Karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan
teratur serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-
gagasan tambahan. Kerangka karangan bersifat fleksibel. Kerangka karangan adaah suatu renan kerja
yang memuat garis-garis besar suatu karangan yang akan digarap (KeRaff, 1989;132).

2. Manaat kerangka karangan

Kerangka karangan dapat membantu penulis daam hal berikut.

A. Untuk menyusun karangan secar teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wuud
asli gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat di pastikan susunan dan hubungan timbal
balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat.

B..memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Sebuah tulisan dikembangkan


menuju ke satu klimaks tertentu. Akan tetapi, sebelu mencapai klimaks utama, bagian-bagian tertentu
memiliki kliaks untuk memikat perhatian pembaca.

C. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kalii atau lebih karena hanya embuang waktu,
tenaga ddan materi.

D. Memudahkan mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas dan membuktikan


pendapatnya.

2. Penyusunan kerangka karangan

Langkah-langkah penyusunan karangan yang harus diikuti adlah sebagai berikut.

A. Rumuskan tema yang jelas berasarkan suatuu topi atau tujuan yang akan dicapai melalui topik tad.
Tema diirumuskan berbentuk tesis atau pengungkapan maksud

B.. inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian tsis atau pengungkapan
maksud.

C. Mengevaluasi topik-topik yang telah dirumuskan di atas.

D. Apakah semu topik mempunyai pertalian langsung dengan tesis dibuang.

E. Topik-topik yang dipertahankan kemudian dievaluasi lebih lanjut.


F. Kerjakan evaluasi berulang-ulang untuk mndapatkan keragka karangan yang baik.

G. Evaluasi terhadap masalah; apakah semua topik itu sama derajat atau topik tersebut merupakan
bawahan.

H. Menentukan pola susunan yang paling tepat untuk mengurutkan semua perincian yang dimulai dari
tesis.

Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang menuntut penulis untuk mengahasikan tulisan dengan
konvensi ilmiah. Konevensi ilmiah yang dimaksud meliputi logika berpikir,sistematika,maupun gaya
bahasa yang digunakan. Ada beragam wujud karya ilmiah, yaitu makaah,artikel, laporan peelitian, dan
buku referensi. Keempat jenis karya ilmiah tesebut memiiki sistematika penulisan yang berbeda.

Beberapa penulis, khususnya penulis pemula, sering mengalami kesulitan dalam menulis karya ilmiah.
Kesulitan tersebut beragam, diantaranya kesulitan menentukan topik, mengidentifikasi masalah,
menentukan bahan rujukan yang tepat, maupun memahami kidah kebahasaan yang baik dan benar.
Dengan demikian. Diperlukan suatu sumber bacaan yang berisi penjabaran materi penulsan arya ilmiah
yang lengkap dan meenyeluruh.

1. Karakteristik karya ilmiah

Pusbindiklat peneliti lipi (2012)pipi merumuskan enam kaiidah karya tulis ilmiah yang mencakup: (1)
logis, (2) objektif (3) sistematis, (4) andal, (5) desain, dan (6) keruntutan penjelasan dari data dan
informasi yang sesuai dengan logika pemikiran kebenaran ilmu.

Kaidah objektif mengarah pada kesesuaian antra data dan informasi yang disajikan dengan fakta. Untuk
itu data dan informasi yang disajikan dalam karya ilmiah perlu didukung dengan pembuktian berupa
teori atau fakta yang telah teruji keabsahannya.

Definisi sistematis dalam penulisan karya ilmiah berarti penyajian data dan informas yang diperoleh dari
hasil kajian harus mengikuti urutan pola pikir yang teratur,konsisten,dan berkelanjutan.

Kaidah keempat, yakini andal berarti data dan informasi yang dsajikan dalam karya ilmiah harus teruji
kebenaranya (faktual). Selain itu, ata dan informasi tesebut masih memungkinkan dikaji ulang untuk
memperkuat hasil pengujian keabsahan.

Desain, sebagai kaidah penulisan karya ilmiah yang kelima lebih berorientasi pada proses dan
perencanaan. Artinya, penulisan karya tulis ilmiah harus perlu didahului dengan tahap perencanaan dan
perancangan awal.

Kaidah terakhir adalah akumulatif. Akumulatif berarti informasi yang disajikan dalam sebuah karya
ilmiah berupa hasil pengkajian dari berbagai sumber terpercaya yang terjamin kebenaran dan
keberadaannya. Mskipun demikian, informasi yang dikumpulkan melalui berbagai sumber tersebut
harus dianalisis, dicari keterkaitannya satu sama lain dengan tujuan karya ilmiah.

2. Jenis-jenis karya ilmiah


Karya ilmiah dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu ; a. Karya ilmiah yang merupakan laporan
hasil pengkajian/penelitian b. Karya ilmiah yang berpa tinjauan/ulasan/gagasan ilmiahilmiah (Haryanto,
2012). Kedua karya ilmiah tesebut berbeda, naun memiiki beberapa kesamaan cir sebagai bagian dari
satu karya ilmiah. Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka jenis-jenis karya ilmiah yang dijelaskan pada
bagian ini meliputi

A. Laporan penelitian

B. Artikel hasil penelitian

C. Artikel gagasan konseptual

D. Makalah

A. Laporan penelitian

Merupakan karya ilmiah yang ditulis setelah penulis melakukan suatu penelitian ilmiah denga tujuan
tertentu. Penelitan yang dlakukan harus didasarkan pada proseeedur ilmiah. metode penelitian, hasil
penelitian, maupun teori yang digunakan sebagai landasanpenelitian kemudian dituliskan dalam bentuk
karya ilmiah dengan mengikuti sistematika penulisan ilmiah sesuai dengan konvensi yang berlaku. Hasil
peneitian dapat berupa Skripsi, tesis, disertasi, artikeel ilmiah hasil penelitian, laporan oleh siswa dan
mahasiswa.

B. Artikel hasil penelitian

Sebuah laporan penelitian, umumnya dipublikasikan kembali pada masyarakat dalam wujud yang lebih
ringkas, yakni artikel. Sebuah artikel ilmiah hasil penelitian ditulis dalam 12-20 halaman sesuai dengan
konvensi jurnal yang menjAdi wadah publikasinya. Susbtansi artikl ilmiah hasil penelitian dapat berupa
informasi dari laporan penelitian.

C. Artikel ggasan konseptual

Artikel gagasan konseptual berbeda dengan artikel hasil penelitian. Inforrmasi yang disajikan melalui
jenis karya ilmiah ini adalah hasil telaah kepustakaan da pengembangan gagasan ilmiah penulis. Artinya,
karya ilmiah jenis ini bukan berasal dari pengolaha kembali laporan penelitian, tetapi berupa gagasan
konseptual yang ditunjang dngan fakta dan teori berdasarkan hasil kajian/telaah sumber-sumber
informasi terpercaya.

D. Makalah

Merupakan jenis karya ilmiah yang paing dekat dengan kehidupan akademiksiswa dan mahasiswa.
Makalah adalah kaian atau ulasan ilmiah hasil gagasan pribadi penulis yang disajikan dalam bentuk
tulisan. Makalah harus menganung permasalahan yang membutuhkan suatu solusi penyelesaian. Di
dalam makaah juga perlu disertakan prosedur atau mtode pemecahan masalah,pembahasan, dan
simpulan
3. Kode etik penulisan karya ilmiah

Seperangkat norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan
pengutipan,perujukan,perizinan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain.

Ada beberapa kesalahan yang sering terjadi selama proses secara sengaja aupun tidak. Keesalahan yang
dilakukan dalam proses maupun pelaporan hasil penelitian dapat dirinci dalm beberapa kategori yakni :

a. Pemalsuan hasil penelitian (febrication) peneliti nakal yang enggan melakukan kegiatan analisis
secara bertahap dengan rancangan penelitian dapattergoda untuk melakukan pemalsuan hasil. Sebelum
memamprkan hasil penelitian, seorang peneliti dituntut untu melakukan analisis data sehingga
menghasilkan temuan yang relavan yang dengan tujuan penelitian. Apabila proses ini tidak
dilaksanakan, maka hasil penelitian daat dianggap tidak sah atau palsu.

b. Pemalsuan data penleiti (falsifiction) pemalsuan data yang tergolong dalam kategori pelanggaran
berlaku untuk pemalsuan sebagaina atau keseluruhandatayang dikumpulkan. Untuk megecek kkeaslian
data penelitia, kegiatan pengujian dengan mempertanyakan kesesuaiakn proses penguumpulan data,
instrumen pengumpulan data, dan wujud data dapat dilaukan. Idealnya, penguji dilakukan oleh tim ahli
yang mebguasi bidang metodologi peneliian.

c. Pencurian proses dantau hadil (plagiasi) pencurian yang masuk dalam kategori plagiasi adalah
mengambulan ide,informasi,data,atau hasil kegiatan ilmiah lainnya tanpa pencantuan identitas sumber
secara eksplisit dan lengkap.

d. Pemerasan tenaga peneliti dan pmbantu peneliti (exploitation) umumnya orang akan dilakukan
dengn bantuan tenaga peneliti dan atau pembantu peneliti. Tenafa peneliti dan pembantu peneliti
tersebut pada dasarnya berkeja secara profesional pula.

e. Perbuatan tida adil (injustice) sesama peneliti dapat berupa tidak dcantumkannya namapeneliti
kedua (sekuner) dala laporan penelitian, publikasi hasil penelitan dalam bentuk buku berroyalti yang
hanya mencantumkan nama peneliti utama, dan pembagian dana hibah yang tidak sesuai dengn porrsi
kerja masing-masing peneliti.

f. Kecerobohan yang di sengaja (intended careless) kecerobohan dalah salah satu aktivitas manusiawi
yang sering terjadii secara tidak senggaja. Kecerobohan dalam penulisan karya ilmih yang termasuk
dalam kategori pelanggaran adalah kecerobohan yang disengaja.

g. Penduplikasian (duplication) tindakan pelangaran yang sangat berat. Wujud tindak duplkasi ini adalah
penyalinan informasi secara utuh dari karya ilmiah lain engan mengganti satu atau beberapa unsur judul
dan substansi. Bila diibaratkan dengan tindak kriminal, maka aktivitas penduplikasian dapat disetarakan
dengan perampokan.

Untuk penegakan kode etik tersebut, peerintah menetapkan peraturan mnter peendidikan nasional
repubilik indonesia nomor 17 tahun 2010 tentang pencegahan dan penganggulangan plagiat di
perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai