PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan
masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat
dalam beberapa dekade menunjukkan banyaknya para pemilih pemula yang tidak
memberikan suaranya (Wasesa, 2016). Sebagai salah satu target pemenang partai
politik dan pemilihan umum, pemilih pemula dinilai merupakan nilai tinggi dalam
Pemilih pemula adalah mereka yang berusia 17-21 tahun dan sudar terdaftar di
Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang untuk pertama kalinya akan berpartisipasi
dalam Pemilu (Kemkominfo, 2019). Status mereka adalah pelajar, mahasiswa atau
pekerja muda. Pemilih merupakan subjek dan objek dalam kegiatan politik, yang
di dalamnya ada kegiatan pemilihan umum. Pemilih sebagai objek dalam kegiatan
politik, yaitu mereka yang masih memerlukan pembinaan dalam orientasi kearah
1
2
secara substansial pada saat ini dan masa akan datang (Haroen, 2016). Karena
kondisinya masih labil dan mudah diberikan wawasan politik dan demokrasi
secara benar baik dari suprastruktur politik maupun infrastruktur politik, maka
pemilih pemula masih terbuka menjadi pemilih yang cerdas dan kritis dalam
pemula terutama mereka yang baru berusia 17 tahun (Rampersad, 2015). KPU
dibantu dengan pihak terkait lainnya harus mampu memberikan kesan awal yang
baik tentang pentingnya suara mereka dalam pemilu, bahwa suara mereka dapat
bangsa (KPU, 2015). Pemahaman yang baik itu diharapkan dapat menjadi
motivasi untuk terus menjadi pemilih yang cerdas. Pemilih pemula lainnya juga
sangatlah besar, sehingga hak warga negara dalam menggunakan hak pilihnya
diharapkan, misalnya jangan sampai sudah memiliki hak pilih tidak dapat
menggunakan hak pilihnya karena tidak terdaftar atau juga masih banyak
3
kesalahan dalam menggunakan hak pilihnya dan lain lain (KPU, 2015). Siapapun
itu yang bisa merebut perhatian kalangan akan dapat merasakan keuntungannya.
Lahirnya dukungan dari kelompok ini secara tidak langsung membawa dampak
pencitraan yang sangat berarti (Mujani dan Ambardi, 2015). Setidaknya untuk
biaya yang tidak sedikit. Ketiadaan dukungan dari kalangan ini akan terasa cukup
merugikan bagi target-target suara pemilu yang telah ditetapkan tiap-tiap parpol.
(KPU 2015).
faktor kelompok agama dan personal branding calon pemimpin. Jeddi and
Pemula pada Pemilu 2019, peneliti melakukan Pre-study sebagai gambaran awal
pada penelitian ini. Pre-Study dilakukan kepada Pemilih Pemula yang berada pada
responden.
Pengaruh
Orang Tua
10%
Sumber: Hasil Pre-study (2019)
berada pada Kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan sebanyak
Presiden
Presiden
korupsi
terhadap Pemilih Pemula di daerahnya. Hal tersebut dapat dilihat melalui respon
dari penyataan yang didominasi oleh jawaban “ya” pada setiap pernyataan
pemilih pemula.
pada pemilih pemula. Oleh karena itu, judul penelitian yang diangkat adalah
pada Pasangan Calon Presiden Indonesia 2019 (Studi Kasus pada Pemilihan
1. Identifikasi Masalah
1) Tingginya angka Pemilih yang Golput (tidak memberikan hak suara) pada
2. Rumusan Masalah
peneliti merumuskan masalah penelitian yang akan dibahas. Berikut ini adalah
C. Tujuan Penelitian
Tahun 2019.
D. Kontribusi Penelitian
Pasangan Calon Presiden Indonesia Tahun 2019. Berikut adalah kontribusi yang
a) Manfaat Praktis, agar menjadi perhatian bagi Partai Politik dan tim Sukses