Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan dalam

partisipasi politik masyarakat, artinya sebagai hal yang berhubungan pengetahuan

dan kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan

masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat

dalam proses partisipasi politik. Pengalaman pemilihan umum yang berlangsung

dalam beberapa dekade menunjukkan banyaknya para pemilih pemula yang tidak

memberikan suaranya (Wasesa, 2016). Sebagai salah satu target pemenang partai

politik dan pemilihan umum, pemilih pemula dinilai merupakan nilai tinggi dalam

masyarakat jika bisa dipengaruhi (Kemkominfo, 2019).

Menurut Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 68 bahwa Calon

Pemilih pemula adalah mereka yang berusia 17-21 tahun dan sudar terdaftar di

Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang untuk pertama kalinya akan berpartisipasi

dalam Pemilu (Kemkominfo, 2019). Status mereka adalah pelajar, mahasiswa atau

pekerja muda. Pemilih merupakan subjek dan objek dalam kegiatan politik, yang

di dalamnya ada kegiatan pemilihan umum. Pemilih sebagai objek dalam kegiatan

politik, yaitu mereka yang masih memerlukan pembinaan dalam orientasi kearah

pertumbuhan potensi dan kemampuannya ke depan dapat berperan dalam bidang

politik (Surbakti, 2015)

1
2

Pemilih pemula adalah pemilih yang ikut andil menentukan pemimpin di

daerah tertentu. Perilaku pemilih pemula menjadi indikator kualitas demokrasi

secara substansial pada saat ini dan masa akan datang (Haroen, 2016). Karena

kondisinya masih labil dan mudah diberikan wawasan politik dan demokrasi

secara benar baik dari suprastruktur politik maupun infrastruktur politik, maka

pemilih pemula masih terbuka menjadi pemilih yang cerdas dan kritis dalam

menentukan pemimpin di Indonesia dalam (Suryatna, 2015).

Pengenalan proses pemilu sangat penting untuk dilakukan kepada pemilih

pemula terutama mereka yang baru berusia 17 tahun (Rampersad, 2015). KPU

dibantu dengan pihak terkait lainnya harus mampu memberikan kesan awal yang

baik tentang pentingnya suara mereka dalam pemilu, bahwa suara mereka dapat

menentukan pemerintahan selanjutnya dan meningkatkan kesejahteraan hidup

bangsa (KPU, 2015). Pemahaman yang baik itu diharapkan dapat menjadi

motivasi untuk terus menjadi pemilih yang cerdas. Pemilih pemula lainnya juga

mempunyai peran penting sehingga diperlukan kebijakan strategis yang

memudahkan mereka dalam memberikan suara (KPU, 2015).

Pentingnya peranan pemilih pemula karena sebanyak 20% dari seluruh

pemilih adalah pemilih pemula, dengan demikian jumlah pemilih pemula

sangatlah besar, sehingga hak warga negara dalam menggunakan hak pilihnya

janganlah sampai tidak berarti akibat dari kesalahan-kesalahan yang tidak

diharapkan, misalnya jangan sampai sudah memiliki hak pilih tidak dapat

menggunakan hak pilihnya karena tidak terdaftar atau juga masih banyak
3

kesalahan dalam menggunakan hak pilihnya dan lain lain (KPU, 2015). Siapapun

itu yang bisa merebut perhatian kalangan akan dapat merasakan keuntungannya.

Lahirnya dukungan dari kelompok ini secara tidak langsung membawa dampak

pencitraan yang sangat berarti (Mujani dan Ambardi, 2015). Setidaknya untuk

pengamanan proses regenerasi kader politik kedepan, meskipun membutuhkan

biaya yang tidak sedikit. Ketiadaan dukungan dari kalangan ini akan terasa cukup

merugikan bagi target-target suara pemilu yang telah ditetapkan tiap-tiap parpol.

(KPU 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Hazarika (2015) menunjukkan bahwa

Perilaku Pemilih (Voting Behavior) dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

faktor kelompok agama dan personal branding calon pemimpin. Jeddi and

Mohamed (2015) menunjukkan bahwa Social Media memberikan dampak

signifikan terhadap Voting Behavior. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan

Nkwede (2019) menunjukkan bahwa Political Party memberikan dampak

signifikan terhadap Voting Behavior.

Penelitian yang dilakukan oleh Elsandra, et al (2017) menunjukkan bahwa

Grup Referensi memberikan dampak signifikan terhadap Voting Behavior.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Schofield and Reeves (2015)

menunjukkan bahwa Party Loyalty berpengaruh signifikan terhadap Voting

Behavior. Penelitian yang dilakukan oleh Wauters, et al (2017) menunjukkan

bahwa Party Trust berpengaruh signifikan terhadap Voting Behavior. Penelitian

yang dilakukan oleh Sadie, et al (2016) menunjukkan bahwa Party Performance

berpengaruh signifikan terhadap Voting Behavior.


4

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pemilih

Pemula pada Pemilu 2019, peneliti melakukan Pre-study sebagai gambaran awal

pada penelitian ini. Pre-Study dilakukan kepada Pemilih Pemula yang berada pada

Kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan sebanyak 30

responden.

Gambar 1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Keputusan Pemilih Pemula
Iklan Televisi Program
10% Kerja
Kepribadia 0%
n Calon
Presiden Postingan
30% Media
Sosial
50%

Pengaruh
Orang Tua
10%
Sumber: Hasil Pre-study (2019)

Berdasarkan gambar 1.2 tersebut, diketahui bahwa Penggunaan Media

Sosial dan Kepribadian (Personal Branding) Calon Presiden merupakan faktor-

faktor yang secara dominan mempengaruhi keputusan pemilih pemula. Hal

tersebut menjadi rujukan bagi peneliti untuk menganalisis faktor-faktor tersebut

terhadap Keputusan Pemilih Calon Presiden Tahun 2019.

Pada tahap selanjutnya, dilakukan Pre-Study kepada Pemilih Pemula yang

berada pada Kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan sebanyak

30 responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui faktor

yang mempengaruhi Keputusan Pemilihan sebagai berikut.


5

Tabel 1.1 Hasil Pre Study Variabel Penelitian

Pernyataan Jawaban Total

Ya (%) Tidak (%)

Saya menyukai kepribadian Calon Presiden 20 67 10 33 30

melalui media sosial

Saya memfollow media sosial Calon 25 83 5 17 30

Presiden

Saya senang memberi like pada postingan 22 73 8 27 30

media social Calon Presiden

Saya menyukai kesederhanaan Calon 17 57 13 43 30

Presiden

Menurut Saya, Calon Presiden harus 18 60 12 40 30

memiliki rekam jejak yang baik

Menurut Saya, Calon Presiden harus anti 30 100 0 0 30

korupsi

Sumber: Hasil Pre-study (2019)

Berdasarkan tabel 1.1, diketahui bahwa penggunaan media social dapat

memberikan informasi mengenai Calon Presiden kepada pemilih pemula. Selain

itu, postingan di media social dapat meningkatkan engagement Calon Presiden

terhadap Pemilih Pemula di daerahnya. Hal tersebut dapat dilihat melalui respon

dari penyataan yang didominasi oleh jawaban “ya” pada setiap pernyataan

mengenai media social.


6

Pada pernyataan mengenai personal branding, diketahui bahwa pemilih

pemula melihat seorang Calon Presiden berdasarkan karakter yang

ditunjukkannya secara pribadi seperti komitmennya terhadap tindak korupsi dan

kesederhanaan sebagai calon pemimpin bangsa. Hal tersebut menguatkan pre

study sebelumnya bahwa Penggunaan Media Sosial dan Personal Branding

merupakan faktor yang dianggap penting dalam menentukan keputusan pemilihan

pemilih pemula.

Berdasarkan deskripsi di atas, peneliti memfokuskan penelitian pada

faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pemilihan

pada pemilih pemula. Oleh karena itu, judul penelitian yang diangkat adalah

“Pengaruh Social Media dan Personal Branding dalam Keputusan Memilih

pada Pasangan Calon Presiden Indonesia 2019 (Studi Kasus pada Pemilihan

Umum Presiden Indonesia 2019-2024)”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fenomena dan permasalahan

penelitian diantaranya adalah:

1) Tingginya angka Pemilih yang Golput (tidak memberikan hak suara) pada

Pemilu di Indonesia hingga mencapai 20%

2) Besarnya persentase suara Pemilih Pemula di Indonesia sebanyak 20-30%

3) Berdasarkan hasil pre-study, diketahui bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi suara pemilih pemula adalah akses media sosial dan

personal branding yang dimiliki calon presiden


7

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas,

peneliti merumuskan masalah penelitian yang akan dibahas. Berikut ini adalah

rumusan masalah dalam penelitian ini:

1) Apakah Penggunaan Media Sosial berpengaruh terhadap Keputusan

Pemilih Pemula pada Pasangan Calon Presiden Indonesia Tahun 2019 ?

2) Apakah Personal Branding berpengaruh terhadap Keputusan Pemilih

Pemula pada Pasangan Calon Presiden Indonesia Tahun 2019 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut adalah tujuan yang ingin

dicapai pada penelitian ini.

1) Untuk mengetahui pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap

Keputusan Pemilih Pemula pada Pasangan Calon Presiden Indonesia

Tahun 2019.

2) Untuk mengetahui pengaruh Personal Branding terhadap Keputusan

Pemilih Pemula pada Pasangan Calon Presiden Indonesia Tahun 2019.

D. Kontribusi Penelitian

Secara teoritis, hasil temuan penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

kajian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pemilih Pemula pada

Pasangan Calon Presiden Indonesia Tahun 2019. Berikut adalah kontribusi yang

diharapkan dari hasil penelitian ini.


8

a) Manfaat Praktis, agar menjadi perhatian bagi Partai Politik dan tim Sukses

Pasangan Calon Presiden Indonesia dalam meraih suara kalangan pemilih

pemula. Selain itu, bagi Peneliti ke depan, sebagai tambahan bahan

pustaka untuk penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan Pemilih Pemula

b) Manfaat Teoritis, Sebagai wadah untuk melatih berpikir dan menulis

secara ilmiah dengan bersumber pada disiplin ilmu yang diperoleh di

bangku kuliah khususnya lingkup political marketing

Anda mungkin juga menyukai