Pembimbing :
dr. Abdul Aziz, Sp.Rad
Disusun Oleh :
Oleh :
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Profesi Pendidikan Dokter
Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Pembimbing :
Dipresentasikan dihadapan :
ii
ABSTRAK
Diagnosis akurat dari cedera tulang belakang serviks akut membutuhkan
kerjasama antara dokter klinisi dan ahli radiologi, pendekatan yang dipercaya dan
dilakukan berulang untuk menginterpretasikan CT cervical spine, dan kewaspadaan
kemungkinan pasien memiliki cedera ligamen yang signifikan dan tidak stabil
meskipun temuan normal. Dokter IGD melakukan triase pasien yang dicurigai
mengalami cedera tulang belakang dan leher menjadi kelompok berisiko tinggi dan
rendah yaitu, mereka yang memerlukan pencitraan untuk konfirmasi dan evaluasi
yang akurat serta mereka yang dapat dipulangkan. The Canadian C-Spine rule dan
National Emergency X-Radiography Utilization Study (NEXUS) memberikan
pedoman untuk memutuskan pasien mana yang harus menjalani pencitraan.
Siapapun dengan nyeri garis tengah leher, defisit neurologis fokal, perubahan
sensori, atau cedera yang mengganggu, memerlukan CT serta perlindungan tulang
belakang dengan hard cervical collar. Faktor risiko tinggi lainnya termasuk usia
lebih dari 65 tahun, parestesia ekstremitas, dan mekanisme transfer energi yang
signifikan.
LATAR BELAKANG
MDCT dengan potongan tipis dan multiplanar reformasi mengidentifikasi
lokasi yang tepat dan perpindahan dari fraktur dan fragmen tulang dan menentukan
sejauh mana potensi gangguan tulang belakang, neuroforaminal, atau vaskular.
Riwayat klinis yang akurat yang menentukan mekanisme cedera dan lokasi nyeri
sangat penting untuk menafsirkan temuan halus secara akurat, terutama dengan
adanya penyakit diskus degeneratif. Untuk menghindari kesalahan pola pencarian,
ada baiknya untuk memiliki daftar periksa yang akan memastikan bahwa semua
struktur penting diperiksa, seperti yang diuraikan dalam subbagian berikut.
Gambar Transxial
Periksa keutuhan dan kesejajaran rotasi setiap vertebra, jaringan lunak servical,
diameter tulang belakang, dan patensi neuroforaminal.
1
Gambar Garis Tengah Sagital
Gambar Parasagital
Gambar Koronal
Kondilus oksipital, C1, dan C2 harus utuh dan sejajar. Dens harus dipusatkan di
antara massa lateral C1.
2
INTERPRETASI
Perpindahan tulang pada saat benturan dapat dikurangi dengan rekoil dan
spasme otot, dan imobilisasi dengan pemakaian hard collar dapat melindungi dari
ketidakstabilan dengan mempertahankan kesejajaran vertebra. Jika temuan CT
normal dan pasien mengalami nyeri persisten atau gejala neurologis, cedera
ligamen yang signifikan harus dicari. Meskipun MRI dapat mengidentifikasi edema
ligamen, MRI mungkin dibutuhkan pada cedera yang stabil secara klinis. Pasien
dengan nyeri tetapi tanpa gejala neurologis umumnya dipulangkan dengan
memakai hard collar servikal, dan fleksi dan ekstensi dilakukan 1-2 minggu setelah
cedera, ketika kejang otot telah teratasi. Dalam kondisi defisit neurologis akut, MRI
dapat memberikan informasi yang berguna dengan mengidentifikasi hematoma
epidural, herniasi diskus traumatis, atau memar sumsum tulang belakang. Tetapi
pertanyaan klinis langsung pada trauma tulang belakang akut selalu, "Apakah
pasien memerlukan dekompresi bedah?" Evaluasi patensi kanal dan neuroforaminal
cukup dilakukan dengan CT saja. Selain mengembangkan pendekatan berulang,
mempertahankan kecurigaan bahwa tulang belakang yang secara radiografik
normal mungkin masih terluka, dan memahami keputusan pembedahan yang harus
dibuat dalam keadaan akut, pengetahuan tentang berbagai fraktur dan cedera tulang
belakang leher sangat penting. Bab ini akan menjelaskan beberapa karakteristik
cedera tulang belakang leher, mekanismenya, varian yang tidak stabil, tanda
pencitraan, dan diagnosis banding.
3
beban aksial dengan gaya yang ditransmisikan melalui kondilus oksipital ke massa
lateral, menyebabkan fraktur burst C1.
Gambar 1. Pria 38 tahun dengan Jefferson brust fracture dengan dua fraktur cincin anterior dan
posterior.
4
Gambar 2. Wanita 32 tahun dengan Jefferson brust fracture. A dan B, reformasi CT Transaxial (A)
dan koronal (B) menunjukan penyebaran lateral dari fragmen fraktur, yang mengindikasikan
transversal dan ketidakstabilan ruptur ligamen.
Diagnosa Banding
Masalah termasuk anomali fusi kongenital dan aplasia yang dapat terlihat
sebagai patah tulang. Dapat diidentifikasi dari halus kortikasi ditepi.
5
Penampilan dan Mekanisme
Fraktur tipe 1 — Fraktur tipe 1 adalah fraktur pars bilateral tanpa angulasi
atau translasi yang signifikan. Ini hasil dari hiperekstensi dan pembebanan
aksial dan dianggap stabil secara mekanis dan neurologis.
Fraktur tipe 2 — Fraktur tipe 2 termasuk gangguan pada disk C2–3 dengan
translasi anterior tubuh C2. Ini adalah jenis fraktur hangman yang paling
umum dan hasil dari hiperekstensi dengan pembebanan aksial diikuti oleh
hiperfleksi. Mereka tidak stabil dan dapat menghasilkan fragmen fraktur
posterior kecil yang dapat mempersempit kanal dan menyebabkan cedera
tulang belakang.
Fraktur tipe 2A — Fraktur tipe 2A adalah cedera gangguan fleksi yang tidak
stabil dengan angulasi C2 tetapi tanpa translasi.
Fraktur tipe 3 — Fraktur tipe 3 merupakan kombinasi translasi anterior dan
angulasi dengan subluksasi facet atau dislokasi frank. Ini adalah cedera yang
sangat tidak stabil yang diakibatkan oleh hiperfleksi dan kompresi.
6
dan menunjukkan pemisahan anteroposterior dari fragmen fraktur C2, yang dikenal
sebagai the fat C2 sign (Gbr. 4). Fraktur yang melibatkan foramen transversal, atau
yang berhubungan dengan defisit neurologis, harus diikuti dengan pencitraan
angiografik, biasanya CT angiografi, untuk menyingkirkan cedera arteri vertebralis
(Gbr. 5).
Tipe 2A dan 3 memerlukan reduksi bedah dan fiksasi internal oleh karena
itu harus dibedakan dari tipe 1 dan 2. Fraktur servikal atas bersamaan sering terjadi
dan seharusnya dikecualikan, ini termasuk fraktur odontoid, Fraktur lengkung C1
posterior dan fraktur hiperekstensi teardrop.
Gambar 3. Pria 24 tahun dengan hangman fraktur. Fraktur bilateral C2 pars interarticularis.
Gambar 4. Pria 28 tahun dengan atipikal hangman fraktur. Fraktur C2 dengan perpindahan
anteroposterior fragmen fraktur, terlihat (tanda pembesaran C2). Fraktur Harris ring posterior dan
menyebabkan offset spinolaminar line posterior dari C1 ke C3.
7
Gambar 5. Pria 55 tahun dengan atipikal hangman fraktur. Transaksial CT angiograpi menunjukan
fraktur melalui kedua foramen transversal, dengan oklusi arteri vertebralis kanan.
Gambar 6. Wanita 21 tahun dengan subluksasi anterior. Radiografi servikal spine lateral
menunjukan tanda-tanda hiperfleksi yang halus, termasuk pelebaran interspinous C6-7 (tanda
panah), telihat faset, dan sedikit translasi antrerior.
8
Tulang Belakang Serviks Subaksial: Hiperfleksi Sprain dan Subluksasi
Anterior
9
Jika temuan CT masih samar, MRI dapat mendeteksi edema ligamen serviks
dan jaringan lunak. Radiografi fleksi dan ekstensi tidak boleh dilakukan dengan
adanya kejang otot untuk menghindari hasil negatif palsu.
Diagnosis Banding
Hiperekstensi-Dislokasi
Sekitar 25% dari cedera tulang belakang leher adalah hasil dari kekuatan
hiperekstensi, baik yang berhubungan dengan benturan langsung, atau melalui efek
whiplash. Cedera benturan langsung sering kali dikaitkan dengan cedera kepala
bagian depan atau wajah. Kondisi yang merupakan predisposisi cedera termasuk
usia yang lebih tua dari 65 tahun, dengan kecenderungan yang meningkat untuk
10
jatuh dan kecelakaan kendaraan bermotor, perubahan degeneratif, stenosis kanal
tulang belakang, dan osteopenia.
Diagnosis Banding
11
Gambar 7. Pria 64 tahun dislokasi hiperestensi. A, gambar CT Midsagittal menunjukan sedikit ruang
diskus anterior melebar pada C3-4 dan fraktur chip osteofit (tanda panah). Spinal colimn sejajar
dengan baik. B, MRI Midsagital T2 menunjukan edema jaringan lunak prevertebralis dengan
gangguan dari ligamentum longitudinal anterior (tanda pnah). Kontus spinal cord terjepit antara
discherniasi traumatis (tanda panah) dan ligamentum flavum. Cedera jaringan lunak posterior
diindikasikan dengan perubahan tanda yang tinggi.
Gambar 8. Pria 69 tahun dengan hiperekstensi fuse spine fraktur dengan gangguan kortikal
C6 (tanda panah). Orientasi fraktur transversal mudah terabaikan pada CT transaxial.
12
Trauma Tulang Belakang Serviks pada Kondisi Patologis yang Sudah Ada
Sebelumnya: Cedera Hiperekstensi Tulang Belakang Menyatu
REFERENSI
13