Anda di halaman 1dari 7

Efektivitas Tindakan Skeling terhadap Perawatan Gingivitis di Rumah

Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi Manado

1
Febri Korompot
1
Krista V. Siagian
2
Damajanty H. C. Pangemanan
1
Johanna Khoman

1
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ebhykorompot@gmail.com

Abstract: The most common periodontal disease is gingivitis which is caused by biofilm
accumulation on plaque around the gingival margin and inflammatory response to bacteria.
Scaling is used to eliminate bacterial and calculus deposits that cause gingivitis. This study
was aimed to determine the effectiveness of scaling in gingivitis treatment. This was a pre-
experimental study with one group pre and post test design. Samples were obtained by using
total sampling technique. There were 30 patients aged 17-45 years that had scaling performed
on them at RSGM in 2019. Gingivitis was observed before and after scaling using the
modified gingival index (MGI). The results showed that before scaling, there were mild
gingivitis 23.30%, moderate gingivitis 70%, and severe gingivitis 6.70%. Two days after
scaling, mild gingivitis and moderate gingivitis were observed 50% each. The paired sample t-
test showed a p-value of 0.000. In conclusion, scaling is effective in gingivitis treatment based
on the assessment using the modified gingival index.
Keywords: gingivitis, scaling, modified gingival index

Abstrak: Penyakit periodontal yang paling sering dijumpai yakni gingivitis (peradangan
gingiva). Gingivitis disebabkan oleh akumulasi biofilm pada plak di sekitar margin gingiva
dan respon peradangan terhadap bakteri. Tindakan untuk menghilangkan deposit bakteri dan
kalkulus yang menyebabkan gingivitis salah satunya ialah tindakan skeling. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui efektivitas tindakan skeling terhadap perawatan gingivitis. Jenis
penelitian ialah pra eksperimental dengan one grup pre and post test design. Pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling terhadap pasien yang berusia 17-45 tahun yang
dilakukan tindakan skeling di RSGM pada tahun 2019 berjumlah 30 orang. Penelitian ini
dilakukan dengan melihat gingivitis sebelum skeling dan setelah skeling melalui pengukuran
keparahan gingiva menggunakan modified gingival index (MGI). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebelum skeling gingivitis ringan 23,30%, gingivitis sedang 70%,
gingivitis berat 6,70%. Dua hari pasca skeling didapatkan gingivitis ringan dan gingivitis
sedang sama besar yaitu masing-masing 50%. Hasil uji t berpasangan menunjukkan nilai
p=0,000. Simpulan penelitian ialah tindakan skeling efektif terhadap perawatan gingivitis
berdasarkan penilaian modified gingival index.
Kata kunci: gingivitis, skeling, modified gingival index

Penyakit periodontal merupakan penyakit berlanjut ke kerusakan struktur jaringan


peradangan pada jaringan sekitar gigi yang penyangga gigi lainnya, seperti sementum,
berawal dari inflamasi gingiva dan jaringan periodontal, dan tulang alveolar.1

58
Korompot, Siagian, Pangemanan, Khoman: Efektivitas tindakan skeling ... 59

Penyebab utama penyakit periodontal yaitu jarringan ikat gingiva.7,10


plak bakteri dan kalkulus yang terakumu- Rumah Sakit Gigi dan Mulut Univer-
lasi pada permukaan gigi.2,3 Penyakit sitas Sam Ratulangi (RSGM Unsrat)
periodontal merupakan salah satu penyakit merup-akan satu-satunya rumah sakit gigi
gigi dan mulut yang masih sering dan mulut yang ada di kota Manado yang
didapatkan pada masyarakat Indonesia.4 terletak di Jl. Dr. Sutomo nomor 3,
Berdasarkan data Riset Kesehatan Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang.
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi Rumah sakit tersebut terdiri atas empat
masalah kesehatan gigi dan mulut di lantai dan memiliki beberapa pelayanan
Indonesia sebesar 25,9%,5 sementara itu kesehatan gigi dan mulut, salah satunya
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan adanya yaitu tindakan skeling. Berdasarkan uraian
peningkatan prevalensi menjadi 57,6%.6 tersebut, maka penulis tertarik untuk
Penyakit periodontal memiliki prevalensi meneliti efektivitas tindakan skeling terha-
cukup tinggi, banyak diderita oleh hampir dap perawatan gingivitis pada pasien di
seluruh manusia di dunia dan mencapai Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
50% dari jumlah populasi dewasa.7 Sam Ratulangi Manado.
Penyakit periodontal yang paling sering
dijumpai yakni peradangan gingiva atau METODE PENELITIAN
gingivitis. Jenis penelitian yang dilakukan ialah
Gingivitis merupakan reaksi inflamasi quasi experimental dengan pendekatan one
dari gingiva yang ditandai dengan peru- grup pre and post test design. Penelitian
bahan warna, perdarahan, adanya pem- dilaksanakan pada bulan Mei 2019 di
bengkakan, dan lesi pada gingiva. Gingi- Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
vitis sering terjadi baik pada anak maupun Sam Ratulangi Manado. Populasi penelitian
dewasa. Gingivitis pada anak atau puberty ini yaitu pasien yang melakukan tindakan
gingivitis terjadi karena adanya pening- skeling ultrasonik di Bagian Periodonsia
katan hormon endokrin yang biasa terjadi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
pada anak di bawah usia 17 tahun atau Sam Ratulangi. Metode pengambilan
selama masa remaja,8 sedangkan gingivitis sampel yang digunakan ialah total
pada dewasa biasanya disebabkan oleh sampling terahadap yang memenuhi krite-
akumulasi biofilm pada plak di sekitar ria inklusi berjumlah 30 orang.
margin gingiva dan respon peradangan Tindakan skeling yang dimaksud
terhadap bakteri. Plak yang tidak dibersih- dalam penelitian ini yaitu prosedur pem-
kan dari lapisan luar gigi akan menjadi buangan plak bakteri dan kalkulus pada
tempat berkumpulnya bakteri. Bakteri subgingiva dan supragingival dengan
tersebut akan mengeluarkan zat yang bersi- menggunakan skeling ultrasonik.
fat asam dan dapat merusak gingiva. Di Gingivitis yang dimaksud pada peneli-
samping itu bakteri mendukung perubahan tian ini ialah gingivitis yang ditandai
plak yang tidak dibersihkan sehingga akan dengan adanya perubahan warna gingiva
menjadi karang gigi atau kalkulus.9 dari warna normal (merah muda) ke warna
Tindakan untuk menghilangkan depo- inflamasi (merah atau merah kebiruan),
sit bakteri dan kalkulus yang menyebabkan adanya pembengkakan pada gingiva,
gingivitis salah satunya ialah tindakan adanya lesi pada gingiva, gingiva mudah
skeling. Tindakan ini dikombinasikan berdarah, dan yang sudah didiagnosis oleh
dengan selalu memperhatikan kebersihan operator. Penilaian dilakukan mengguna-
gigi dan mulut pasien, merupakan bentuk kan modified gingival index (MGI).
perawatan dasar yang efektif dalam mera- Pemeriksaan dilaku-kan pada gigi 16 sisi
wat gingivitis yang diinduksi oleh plak dan bukal, 11 sisi labial, 26 sisi bukal, 36 sisi
kalkulus. Diharapkan pasca tindakan lingual, 31 sisi labial, dan 46 sisi lingual.
skeling akan terjadi proses penyembuhan Selanjutnya dijumlahkan dan dibagi
berupa hilangnya peradangan dalam jumlah indeks gigi yang diambil dikali
60 Jurnal e-Gigi (eG), Volume 7 Nomor 2, Juli-Desember 2019

jumlah permukaan yang diperiksa dan informed concent. Sebelum tindakan ske-
didapatkan skor indeks gingiva sese-orang. ling, peneliti melakukan pemeriksaan pada
Jumlah skor semua gigi yang diperiksa gingiva responden dengan menggunakan
dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa MGI. Dua hari pasca tindakan skeling,
maka diperoleh skor MGI. peneliti melakukan kembali pemeriksaan
pada gingiva responden dengan mengguna-
Tabel 1. Kriteria gingiva untuk modified kan MGI untuk melihat kondisi gingivitis-
gingival index11 nya membaik atau tidak.
Skor Keadaan gingiva Data penelitian ini diproses dengan
0 Tidak ada inflamasi editing, coding, dan entry dan dianalisis
1 Inflamasi ringan 1: sedikit menggunakan program aplikasi komputer.
perubahan warna dan sedikit Analisis perubahan gingivitis sebelum
perubahan tekstur pada seluruh skeling dan setelah skeling menggunakan
permukaan, tetapi tidak MGI di RSGM Unsrat menggunakan uji
mencakup bagian marginal atau Paired Sample T-Test.
papila gingiva
2 Inflamasi ringan 2: sedikit HASIL PENELITIAN
perubahan warna dan tekstur
Penelitian ini dilakukan di Rumah
yang meliputi semua
permukaan, termasuk bagian
Sakit Penelitian dilaksanakan di Rumah
marginal atau papila gingiva Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam
3 Inflamasi sedang: permukaan Ratulangi (RSGM Unsrat) berlokasi di
mengkilat, kemerahan, edema, pusat kota Manado Jl. Dr. Sutomo nomor 3,
4 dan atau hipertrofi pada kelurahan Pinaesaan, kecamatan Wenang,
marginal atau papila gingiva provinsi Sulawesi Utara. Rumah Sakit Gigi
Inflamasi parah: tanda dan Mulut Unsrat dikelola oleh Universitas
kemerahan, edema, dan atau Sam Ratulangi yang merupakan tempat
hipertrofi pada marginal atau Pendidikan Profesi Dokter Gigi. Rumah
papila gingiva; perdarahan Sakit Gigi dan Mulut Unsrat menyediakan
spontan, ulserasi
berbagai macam pelayanan seperti pember-
sihan karang gigi, pencabutan gigi, penam-
Tabel 2. Indeks gingiva11
balan gigi, pembuatan gigi palsu, dan lain-
Skor Kriteria lain yang ditangani oleh mahasiswa co-ass
0,1 – 1,0 Gingivitis ringan dibawah bimbingan instruktur dokter gigi
1,1 – 2,0 Gingivitis sedang yang merupakan dosen Universitas Sam
2,1 – 3,0 Gingivitis parah Ratulangi serta tenaga dokter gigi anggota
Persatuan Dokter Gigi Indonesia cabang
Instrumen, alat dan bahan penelitian Sulawesi Utara.
yang digunakan dalam penelitian ini ialah Dari 30 responden yang dilakukan
lembar pemeriksaan gingivitis, lembar penelitian, jumlah responden yang berjenis
informed consent, masker, sarung tangan kelamin laki-laki sama besar dengan
medis, kaca mulut, nierbeken, alat tulis jumlah responden yang berjenis kelamin
berupa pulpen, dan kamera handphone. perempuan, yaitu masing-masing sebesar
Peneliti terlebih dahulu memberikan 15 orang (50,0%).
surat izin dari pihak RSGM Unsrat ke Gambar 1 menunjukkan karakteristik
bagian Periodonsia, kemudian diperlihat- responden berdasarkan usia. Dari 30
kan kepada operator yang akan menger- responden yang didapatkan, responden
jakan pasien skeling. Peneliti menjelaskan yang berusia 17-25 tahun merupakan
tujuan penelitian kepada calon responden jumlah responden terbanyak yaitu sebanyak
yang akan menjadi sampel dan ditanyakan 18 orang (60,0%) dan jumlah responden
kesediannya untuk menjadi responden yang paling sedikit berusia 36-45 tahun
dalam penelitian dengan memberikan yaitu sebanyak 4 orang (13,3%).
Korompot, Siagian, Pangemanan, Khoman: Efektivitas tindakan skeling ... 61

100% 80
60%
60 73,4%
50% 26,70% 66,7%
13,30%
40
0%
17-25 26-35 36-45 33,3%
20
13,3% 13,3%
Usia 0
Laki-laki Perempuan
Gambar 1. Distribusi karakteristik responden
berdasarkan usia Gingivitis Ringan Gingivitis Sedang
Gingivitis Parah
Gambar 2 menunjukkan kriteria gingi-
Gambar 3. Grafik distribusi kriteria gingivitis
vitis sebelum skeling. Responden yang
sebelum skeling berdasarkan karakteristik jenis
didapati paling banyak mengalami gingi- kelamin
vitis sedang terbanyak sebanyak 70,0% dan
jumlah responden paling sedikit yang
80
mengalami gingivitis parah yaitu sebanyak
6,7%, sedangkan kriteria gingivitis dua hari 60
pasca skeling responden yang mengalami 53,4% 60%
40
46,6%
gingivitis ringan maupun gingivitis sedang 40%
20
yaitu 50,0%.
0
Laki-laki Perempuan
80,00%
60,00% 70% Gingivitis Ringan Gingivitis Sedang

40,00% 50% 50% Gingivitis Parah

20,00% Gambar 4. Grafik distribusi kriteria gingivitis


23,30%
0,00% 6,70% dua hari pasca skeling berdasarkan karakteristik
Gingivitis Gingivitis 2 Hari
jenis kelamin
Sebelum Skeling Setelah Skeling
Gambar 5 menunjukkan bahwa pada
usia 36-45 tahun semua responden menga-
Gingivitis Ringan Gingivitis Sedang lami gingivitis sedang dan responden pada
Gingivitis Parah usia 17-25 tahun sebesar 66,6% dengan
kriteria gingivitis sedang.
Gambar 2. Grafik distribusi kriteria gingivitis
sebelum skeling dan dua hari pasca skeling
120

Gambar 3 menunjukkan kriteria gingi- 100


100%
vitis sebelum skeling berdasarkan jenis 80
kelamin. Dari 30 responden yang dilakukan 60 66,6%
penelitian, responden dengan jumlah 62,5%
40
terbanyak terjadi pada laki-laki dengan [VALUE] [VALUE][VALUE]
keadaan gingivitis sedang sebesar 73,4%. 20 %
5,6% % %
Gambar 4 menunjukkan kriteria gingi- 0
vitis dua hari pasca skeling berdasarkan 17-25 26-35 36-45
jenis kelamin. Gingivitis ringan pada Gingivitis Ringan Gingivitis Sedang
perempuan paling banyak terjadi sebesar
Gingivitis Parah
60% dan paling sedikit terdapat pada
perempuan yang mengalami gingivitis Gambar 5. Grafik distribusi kriteria gingivitis
sedang sebesar 40,0%. sebelum skeling berdasarkan karakteristik usia
62 Jurnal e-Gigi (eG), Volume 7 Nomor 2, Juli-Desember 2019

Gambar 6 menunjukkan kriteria gingi- hatan gigi dan mulut, misalnya tindakan
vitis dua hari pasca skeling berdasarkan skeling.12
usia. Responden pada usia 17-25 tahun Kelompok usia terbanyak yang mela-
yang mengalami gingivitis ringan sebesar kukan tindakan skeling terdapat pada usia
77,8% dan pada semua responden usia 36- 17-25 tahun berjumlah 18 orang (60%)
45 tahun masih dengan kriteria gingivitis (Gambar 1). Hal ini menunjukkan bahwa
sedang. kelompok remaja akhir mempunyai kebu-
tuhan akan perawatan kesehatan gigi dan
150 mulut yang didasarkan gejala awal dari
kelainan jaringan gingiva, sedangkan pada
100 [VALUE]
%
usia yang lebih lanjut, rendahnya permin-
77,8% 75%
taan akan perawatan gigi lebih berkurang
50
[VALUE] karena motivasi merawat diri yang juga
0
% 25% berkurang.13,14 Penelitian yang dilakukan
17-25 26-35 36-45 oleh Anggraini13 tentang gambaran status
kebersihan rongga mulut dan status gingiva
Gingivitis Ringan Gingivitis Sedang
pasien RSGM Universitas Jember menda-
Gingivitis Parah patkan sampel terbanyak yang berkunjung
Gambar 6. Grafik distribusi kriteria gingivitis ke RSGM ialah kelompok remaja akhir.
dua hari pasca skeling berdasarkan karakteristik Hasil penelitian menunjukkan bahwa
usia gingivitis sebelum skeling banyak terjadi
pada kriteria gingivitis sedang sebanyak 21
Berdasarkan hasil uji paired samples t- orang (70%) dan yang mengalami gingi-
test di program aplikasi komputer didapat- vitis paling sedikit terjadi pada gingivitis
kan nilai p=0,000 yang menunjukkan parah sebanyak 2 orang (6,70%), sedang-
adanya perubahan bermakna sebelum kan dua hari pasca skeling didapatkan
skeling dan dua hari pasca dilakukan adanya penurunan skor MGI dimana
skeling, yang berarti tindakan skeling gingivitis ringan dan sedang menjadi sama
efektif terhadap perawatan gingivitis. banyak yaitu masing-masing 15 orang
(50%) (Gambar 2). Dilakukan pemeriksaan
BAHASAN dua hari pasca tindakan skeling karena
Hasil penelitian yang dilakukan di penyembuhan gingivitis merupakan ber-
RSGM Unsrat mendapatkan sebanyak 30 hentinya proses inflamasi pada gingiva
responden dengan jumlah kedua jenis yang dapat dilihat secara klinis dan labo-
kelamin sama banyak. Hal ini dapat ratorik. Secara klinis penyembuhan gingi-
disebabkan karena laki-laki kurang menja- vitis dapat dilihat secara visual dengan
ga kebersihan rongga mulutnya, sedangkan mengamati perubahan gingiva dari adanya
perempuan walaupun sering menjaga inflamasi menjadi normal yang dapat
kebersihan rongga mulutnya tetapi lebih dilihat mulai dari dua hari pasca skeling.
rentan terhadap penyakit periodontal Hal ini juga didukung oleh penelitian
karena dipengaruhi oleh faktor hormon sebelumnya tentang efektivitas skeling
estrogen dan progesteron. Penelitian yang terhadap penyakit periodontal yang menya-
dilakukan Homata et al12 di Yunani tentang takan bahwa tindakan skeling dapat
perbedaan jenis kelamin pada status membantu penyembuhan penyakit peri-
kesehatan gigi dan mulut dan perilaku odontal khususnya gingivitis karena skeling
kesehatan gigi dan mulut pada mahasiswa mengeliminasikan bakteri yang terdapat
kedokteran gigi yang menyatakan bahwa pada plak dan kalkuklus yang menjadi
laki-laki dan perempuan memiliki resiko penyebab gingivitis, sehingga keparahan
yang sama terhadap penyakit periodontal, gingivitis dapat menurun.15,16
sehingga baik laki-laki maupun perempuan Hasil penelitian menunjukkan sebelum
sama-sama membutuhkan perawatan kese- skeling, gingivitis tertinggi didapatkan pada
Korompot, Siagian, Pangemanan, Khoman: Efektivitas tindakan skeling ... 63

responden jenis kelamin laki-laki dengan prevalensi gingivitis yang lebih tinggi.
kriteria gingivitis sedang sebanyak 11 Hasil penelitian menunjukkan pada
orang (73,4%) dan responden dengan jenis pemeriksaan dua hari pasca skeling,
kelamin perempuan yang mengalami gingivitis paling banyak muncul terjadi
gingivitis terbanyak yaitu gingivitis sedang pula pada usia 17-25 tahun dengan
sebesar 10 orang (66,7%) (Gambar 3). Hal gingivitis ringan sebanyak 14 orang
ini dapat terjadi karena perempuan cende- (77,8%), sedangkan gingivitis pada usia 36-
rung lebih mengutamakan kebersihan dan 45 tahun sebanyak 4 orang (100%) masih
kesehatan gigi dan mulutnya dibandingkan sama dengan gingivitis sebelum skeling
laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh yaitu masih berada di kriteria gingivitis
Nur17 di Surabaya tentang keparahan sedang tetapi telah mengalami penurunan
gingivitis pada pasien poli puskesmas skor MGI menjadi lebih rendah dari
Sawahan Surabaya mendapatkan sampel sebelum skeling (Gambar 6). Pada usia 17-
pada laki-laki menunjukkan gingivitis yang 25 tahun gingivitis ringan masih banyak
lebih tinggi dari pada sampel perempuan. terjadi pada dua hari pasca skeling, tetapi
Hasil penelitian memperlihatkan dua terdapat penurunan kriteria gingivitis
hari pasca skeling pada responden berjenis ringan dari kriteria gingivitis sedang saat
kelamin laki-laki yang mengalami gingi- sebelum skeling. Hal ini dapat terjadi
vitis terbanyak yaitu gingivitis sedang karena pada usia 17-25 tahun jaringan pada
sebanyak 8 orang (53,4%) dan pada tubuh lebih mudah dan lebih cepat untuk
responden berjenis kelamin perempuan beregenerasi, sedangkan seiring dengan
yang mengalami gingivitis terbanyak bertambahnya usia tubuh manusia menga-
menjadi gingivitis ringan yaitu sebanyak 9 lami perubahan degeneratif pada jaringan
orang (60,0%) (Gambar 4). Penelitian ini tubuh sehingga proses regenerasi tidak
menunjukkan dua hari pasca skeling berjalan dengan cepat. Faktor ini menye-
didapatkan penurunan skor MGI yang babkan pada usia 36-45 tahun gingivitis
berarti skeling efektif dalam penyembuhan tetap pada kriteria yang sama namun terjadi
gingivitis walaupun pada responden ber- penurunan skor MGI yang berarti tetap
jenis kelamin perempuan penyembuhan terdapat efektivitas skeling terhadap
gingivitis memakan waktu lebih lama gingivitis.21
karena kesehatan jaringan periodontal pada Hasil uji paired samples t-test sebelum
perempuan dipengaruhi oleh fluktuasi skeling dan dua hari pasca skeling
hormon estrogen dan progesteron yang menunjukkan perubahan bermakna, yang
dapat berpengaruh pada proses pemulihan berarti tindakan skeling efektif dalam
gingiva pasca skeling.18,19 perawatan jaringan periodontal khususnya
Pada penelitian ini gingivitis sebelum pada gingivitis karena faktor lokal
skeling yang paling banyak muncul terjadi penyebab terjadinya gingivitis seperti
pada usia 17-25 tahun sebanyak 18 orang bakteri plak dan kalkulus yang menempel
dengan gingivitis sedang sebanyak 12 pada supragingiva dan subgingiva dapat
orang (66,6%) (Gambar 5). Hal ini terjadi tereliminasi. Tindakan skeling dilakukan
karena usia remaja akhir cenderung karena dapat mengurangi peran mikroba
mengonsumsi makanan rendah vitamin C dan faktor-faktor yang berperan dalam
dan rendah kalsium, namun tinggi konsum- perkembangan penyakit gingivitis, serta
si minuman berkarbonasi, sehingga respon- mencegah perkembangan periodontitis.
den berusia 17-25 tahun banyak yang Hasil akhir dari tindakan skeling menghen-
menderita defisiensi vitamin C dan kalsium tikan proses perkembangan penyakit dan
yang akan memengaruhi kesehatan jaringan mengembalikan kondisi gingiva pada
periodontalnya. Hasil penelitian yang dila- keadaan sehat.22 Penelitian ini didukung
kukan oleh Tadjoedin et al20 di Jakarta oleh penelitian sebelumnya tentang efekti-
menyatakan bahwa kelompok usia remaja vitas skeling terhadap penyakit periodontal
akhir yang berusia 17-25 tahun mempunyai yang menyatakan bahwa skeling sangat
64 Jurnal e-Gigi (eG), Volume 7 Nomor 2, Juli-Desember 2019

efektif dalam penanganan penyakit peri- 11. Newman MG, Takei HH, Carranza FA.
odontal khususnya penanganan gingivitis.16 Clinical Periodontology (9th ed).
Philadelphia: WB Saunder Co, 2002; .
SIMPULAN p.16-32, 79-81, 269-77, 631.
Berdasarkan hasil penelitian yang dila- 12. Homata EM, Kounari HK, Margaritis V.
kukan di RSGM Unsrat dapat disimpulkan Gender differences in oral health status
bahwa tindakan skeling efektif terha-dap and behavior of Greek dental student: a
meta-analysis of 1981, 2000, amd 2010
perawatan gingivitis berdasarkan peni-laian
data. J Int Soc Prev Comm Dent 2016;
menggunakan modified gingival index. 6(1);60-8.
Diharapkan penelitian lanjut dengan 13. Anggraini CW, Aris M, Pujiastuti P.
waktu kontrol yang lebih panjang atau Gambaran status kebersihan rongga
lebih dari dua hari sehingga proses perbaik- mulut dan status gingiva. Jember
an jaringan periodontal dapat lebih baik. Pustaka Kes J. 2015;4(3);525-32.
14. Tadjoedin FM, Fitri AH, Kuswandani SO,
DAFTAR PUSTAKA Sulijaya B, Soeroso Y. The correlation
1. Astuti LA. Alternatif splinting pada between age and periodontal diseases.
kegoyangan gigi akibat penyakit peri- Journal of International Dental and
odontal. J As-Syifaa 2015;7(2); 209-18. Medical Research. 2017;10(2);327-32.
2. Sunarto H. Plak sebagai penyebab utama 15. Puspaningrum EF, Hendari R, Mujayanto
peradangan jaringan periodontal. R. Ekstrak cymbopogon citratus dan
Jakarta: FKUI; 2014. eugenia aromaticum efektif untuk
3. Krismariono A. Prinsip-prinsip dasar skeling penyembuhan gingivitis. Odonto
dan root planing dalam perawatan Dental J. 2015:2(2);47-51.
periodontal. Perio J. 2009;1(1)30-4. 16. Perry DA, Schmid MO, Takei HH. Phase I
4. Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan. periodontal therapy. In: Newman,
Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah. Takei H, Klokkevold PR, Carranza FA,
Jakarta: Kemenkes RI, 2012; p. 5-6. editors. Clinical periodontology (10th
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kese- ed). Philadelphia: WB Saunder Co,
hatan. Hasil utama Riskesdas 2013. 2006; p. 722-880.
Jakarta: Kemenkes RI, 2013; p. 110-1. 17. Nur MR, Krismariono A, Rubianto M.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kese- Keparahan gingivitis pada pasien poli
hatan. Hasil utama Riskesdas 2018. puskesmas Sawahan Surabaya tahun
Jakarta: Kemenkes RI, 2018; p. 94. 2016 menggunakan Gingival Indeks
7. Wahyukundari MA. Perbedaan kadar matrix (GI). Surabaya: Universitas Airlangga;
metalloproteinase-8 pasca scaling dan 2016; p. 15-20.
pemberian tetrasiklin pada penderita 18. Mitchell L, Mitchell DA, McCaul L.
periodontitis kronis. J PDGI 2009; Kedokteran Gigi Klinik (semua bidang
58(1):1-6. kedokteran gigi) (5th ed). Jakarta:
8. Diah, Widodorini T, Nugraheni NE. Perbe- EGC, 2014; p. 197.
daan angka kejadian gingivitis antara 19. Loannidou E. The sex and gender inter-
usia pra-pubertas dan pubertas di kota section in chronic periodontitis. Front
Malang. E-Proden J Dent 2018;2(1): Pub Health. 2017;5(5);189
108-15. 20. Aljehani YA. Risk factors of periodontal
9. Kasiha HE, Kawengian SES, Juliatri. disease: review of the literature. Int J
Gambaran tingkat pengetahuan ibu Dent. 2014;2014:182513.
hamil tentang gingivitis di puskesmas 21. Wijaya NPAP, Ulfah N, Krismariono A.
Kakaskasen Tomohon. eG. 2017;5(2): Keparahan gingivitis pada pasien poli
166-71. gigi puskesmas mulyorejo tahun 2016
10. Octavia M, Soeroso Y, Kemal Y. Efek klinis menggunakan gingiva indeks. Sura-
pasca skeling dan penghalusan akar baya: Universitas Airlangga; 2016.
kasus periodontitis kronis poket 4-6 22. Zulfa L, Mustaqimah DN. Terapi peri-
mm. Dentika Dental Journal. odontal non-bedah. Makassar: Univer-
2015;18(3):211-7. sitas Hasanuddin; 2011.

Anda mungkin juga menyukai