Anda di halaman 1dari 5

ADA APA DENGAN CINTA?

Edisi 14/Th.1/Mar I/2002

Love is blind, begitu kira-kira crita film Ada Apa Dengan Cinta?(A2DC). Nggak
bermaksud menggurui, tapi nggak ngefek and nggak matching kalo sobat muslim pada
bernafsu pengin nonton itu film, selain critanya pasaran, lagian nggak ada nilai
positifnya buat Islam kamu, bisa-bisa malah luntur tuh iman, khan berabe?

Film yang dipercayakan pada Rudi Soedjarwo untuk menyutradarai ini, isinya drama
percintaan anak SMA. Jujur, sang penulis skenario yang juga sering nulis cerpen,
sebuah skenarionya diangkat ke layar lebar dengan judul Rini Tomboy yang mendapat
lima nominasi Citra, dengan Jujur sebagai Penulis Skenario Terbaik. Karyanya Buku
Catatanku. di film televisi, mendapat piala Vidya dalam Festival Sinetron
Indonesia.

Anto, yang lulusan IKJ, Fakultas Seni Rupa dan Desain, beberapa karyanya dapat
dilihat dalam iklan Telkomsel dan Coca Cola. Juga dalam video klip Andien (My Funny
Valentine), Indra Lesmana (Reborn dan Aku Ingin) dan Gil (Live Your Dreams). Dan di
A2DC Anto kembali ingin mengulang suksesnya di bidang designer.

Pengalaman Roy lolang sebagai Director of Photography terbukti di sejumlah film


dokumenter, di antaranya dua episode Anak Seribu Pulau. Selain itu, juga
mengerjakan film televisi Buku Catatanku, bersama Miles Productions. Dalam hal
video klip, mulai dari klip Melly Goeslaw, Reza-Masaki Ueda, sampai Andien (My
Funny Valentine) yang menjadi nominasi Video Klip Terbaik VMI 2000. Roy juga telah
menggarap lebih dari 250 buah iklan TV. (adaapadengancinta.com)

Film A2DC, Nggak Usah Heran

Itulah A2DC, kolaborasi orang seni, orang media dan orang komunikasi sehingga film
ini cukup apik. Tapi sayangnya, orang-orang potensial yang ada di dalamnya
memanfaatkan kepiwaian mereka hanya untuk merusak generasi muda kita, lho koq? Ya
okeylah kalau memang mereka hanya sekedar membuat film dan nanti terserah
penontonnya sendiri mau diaplikasikan apa dari nonton filmnya, tapi yang jelas
sebagai orang komunikasi dan media, tentu mereka tidak lupa teori efek media. Dalam
teori efek media, single message dari media akan mengenai individual receiver, oleh
individu tersebut akan di receiver. Dalam jangka pendek efek media tadi akan
menimbulkan stimulus atau respon yang ambigu (penolakan) disebabkan oleh frame of
reference seseorang. Tapi pada jangka panjang tayangan tadi akan diadopsi, didifusi
dan di inovasi sehingga disesuaikan dengan karakteristik dia atau lingkungan dimana
dia berada. Kira-kira seperti itulah apa yang diinginkan film A2DC kepada
penontonnya. So, it's about trouble maker. Padahal kita tahu film kayak gituan
jelas mengusung budaya gaul bebas, dan kita tahu juga budaya itu telah melahirkan
penyakit sosial seperti AIDS, prostitusi, aborsi dlll. Tuh, masih mungkir juga?

Kalo soal crita filmnya sih, diakui film ini tidak akan jauh critanya dengan Gita
Cinta dari SMA-nya Rano Karno dan Yesi Gusman. Yah, mau dibuat sedasyat Titanic,
Kuch Kuch Hota Hai atau yang laen, film tentang cinta toh hasilnya tetap cinta itu
sendiri, ya nggak? Lagian, yang namanya cinta dari nenek moyang ampe' cucu moyang
kita nanti ya sama aja, nggak akan berubah. Beda dengan buah pisang, kalo dulu
pisang bisa dibuat kolek atau pisang goreng tapi karena perkembangan zaman ada
pisang yang bisa dibuat masker wajah, atau buat ngobatin penyakit, atau kalo kamu
pas kaget ngeliat hantu di malam hari, pasti kamu akan pisang, ehhh, itu pingsan,
Neng!!

Cinta adalah Pacaran!, Bener nggak?

Banyak cara untuk ngungkapin cinta. Bisa dengan cara verbal maupun non verbal.
Kalau orang Indonesia ngungkapin cinta dengan "Aku cinta kamu", orang Inggris
bilang "I love you", orang Afrika bilang "Ek het jou lief", orang India bilang "Hum
tumhe pyar karte hae", orang Jepang bilang "Aikotoraneru", orang Mandarin bilang
"Wo ai ni" orang Turki bilang " Seni Seviyorum" dan sebagainya.

Apapun ungkapan dan cara mereka dalam mengungkapkannya tetapi tujuan yang ingin
diraih adalah sama yaitu cinta itu sendiri. Salah satu lembaga formal untuk
menyatakan cinta itu adalah pacaran dan menikah. Kalau menikah mereka menganggapnya
itu imposible lah, karena cintanya cinta monyet. Akhirnya jalan terakhir adalah
pacaran.

Aktifitas pacaran bukan aktifitas PDKT aja, tetapi sudah mengarah pada prilaku sex
bebas.Ingat, kasus Itenas-Bandung yang meledak VCD-nya, atau kasus diperkosa dan
dibunuhnya dua anak bau kencur oleh dua pemuda Sholehudin dan Abdul Rohim di
Pasuruan. Dan sederet kasus pelecahan seksual lainnya di negrinya "Didi Kempot"
ini..

Lantas apa yang menyebabkan semuanya itu terjadi?. Psikiater kondang Dadang Hawari
menunjuk maraknya media masa dan tempat hiburan yang mengundang nafsu syahwat ini
sebagai penyebab utamanya. Lihat saja acara media elektronik yang biasa tersaji
didepan keluarga kita. Hampir semuanya menayangkan prilaku zina, misalnya adegan
ciuman sampai persetubuhan, sinetron perselingkuhan, iklan di "tempat tidur",
telenovela yang isinya berkisar masalah sex bebas, hingga komik dan film kartun
seperti Crayon Shincan yang membimbing anak-anak untuk bertingkah laku cabul.
(satunet.com)

Pakar ilmu komunikasi Paul B. Horton dan Chaster menyatakan, kelompok pertama yang
jadi reference of group remaja adalah peer group alias teman sebaya. Dari pergaulan
dengan temannya itulah seorang remaja mengadopsi way of life. Makanya kalo temannya
pada ngeliat film A2DC, dia nggak juga liat, dia akan merasa nggak pede, atau
bahkan teman sebayanya akan mengatainya sebagai kuper atau nggak gaul. Tuh khan!

Tapi kalo ini teorinya penulis, bahwa banyak sudah tontonan yang menjadi tuntunan
dan tuntunan menjadi tontonan. Liat aja, sinetron, telenovela telah menjadi
tuntunan masyarakat kita dalam bertingkah laku, sementara acara waktu bulan puasa,
seperti ronda di RCTI, ditunggu orang karena hanya pengin nonton lawakannya Topan
dan Leysus, wah itu namanya tuntunan Islam hanya dijadikan barang tontonan doang.
Begitu pula film A2DC, hanya salah satu dari sekian cara orang sekular untuk
menjadikan tontonan A2DC menjadi tuntunan bagi ABG or remaja dalam berinteraksi
dengan lawan jenis. Siapapun nggak akan mungkiri itu !

Pacaran, bikin Hidup lebih Hidup?

Pacaran bisa memacu semangat belajar? Walah, kayaknya semut aja ketawa-ketawi kalo
denger. Padahal teori ama praktik beda banget. Kalo emang pacaran bisa nambah
semangat belajar, tapi kenapa amburadul sekolahnya gara-gara pacaran? Ingatannya
tajam kalo disuruh ngingat nama gacoannya, atau tentang beragam hal yang berkaitan
dengan doskinya. Tapi kalo ditanya tentang hukum gas ideal dalam pelajaran kimia,
pasti jawabannya tu-la-lit. Trus, tiap malam minggu musti ada jadwal wakuncar. Lha
kapan mau belajarnya, Mas? Wis...rucak-rucak.

Trus kalo pas di sampul bukunya ada foto si blondo Britney Spears, ia selalu
memiripkan pacarnya dengan Britney, padahal mirip Digimon (hee..hee..). Di dinding
kamarnya, bukannya dipenuhi dengan tulisan rumus-rumus fisika, matematika, atawa
kimia, tapi malah ditempeli foto pacarnya. Trus di kamarnya nongkrong radio-tape
yang kalo dengerin satu lagu, bisa-bisanya dicocokkan dengan isi hatinya saat
pertama kali ketemu doinya. Wah, gimana bisa belajar? Padahal, setahu penulis,
banyak juga lho, yang semangat belajar tanpa kudu ngenjalanin pacaran. Justru,
waktu sekolah dulu, ada teman penulis yang main api asmara, malah belajarnya awut-
awutan. Kalo soal rajin dateng ke sekolah, ya iya sih. Tapi yakinlah, tujuan
utamanya bukan untuk belajar di sekolah, tapi cuma pengen ketemu si dia. Bener kan?
Aduh, kayaknya ada yang mesem-mesem kena sindir nih.

Pacaran katanya bisa bikin fresh pikiran kita.

Aduh biyung, kayaknya perlu diedit lagi itu otak buat yang bilang beginian. Sebab
itu cuma mengada-ada aja. Buktinya, banyak sobat remaja yang dibikin puyeng tujuh
keliling gara-gara pacaran. Bisa jadi sama puyengnya bila disuruh menurunkan
rumusnya Enstein E=mc2, salah-salah malah ngeluarin pernyataan yang bikin ngakak
seisi kelas, sebab doi menyatakan bahwa E=mc2 artinya Einstein mencret-mencret!
Huahahaa!!!.

Eh, teman pembaca, ada juga lho teman kamu yang pacaran dengan alasan untuk seleksi
kepribadian, supaya kalo jadian nikah nggak usah ragu en berabe lagi. Ya, kali aja
ada yang nyangkut satu untuk dijadikan istrinya nanti. Waduh, sepintas memang oke
juga tujuannya? Tapi tetap aja alasan seperti ini nggak bisa dibenarkan. Kalo
niatnya udah kuat untuk nikah, ngapain kudu pacaran segala? Sebab, nyatanya banyak
yang justru setelah berpacaran sekian tahun, eeh bubar dengan alasan nggak cocok
(emangnya sepatu? huu), bilang aja mau coba-coba, itulah wujud kepengecutan mereka.
Makanya bagi yang pengecut, sekali lagi...pengecut, pacaran adalah alternatif untuk
coba-coba. Kalo nggak cocok kan bisa say goodbye. Celakanya, kalo sampe dicobain
luar-dalam, wuih ngeri deh! Cowok or cewek yang beginian nih, ketahun banget niat
joroknya.

Kalo alasannya adalah untuk mengetahui info tentang si doi, tanya aja sama temannya
yang yang emang udah akrab dan bisa dipercaya, atau bisa juga kepada keluarganya.
Beres kan? Nggak sulit kok. Alasan teman kamu yang model begini bisa kita
mentahkan. Buktinya banyak juga pasangan yang tidak melalui proses pacaran, malah
adem ayem aja tuh, dalam rumah-tangganya.

Sobat, bagi kamu yang laki, pacaran juga bisa nguras dompet kamu lho, bagi yang
cewek ketiban rejeki nomplok; dijajanin, main ke tempat hiburan, dibeliin baju, dan
seabrek "gula-gula" lainnya. Soalnya, malu dong kalo kebetulan ketemu sama teman
lain, pas kamu lagi jalan sama pacar trus diledekin dengan plesetan syair lagu Iwan
Fals: "jalan berdampingan tak pernah jajan-jajan" (heeee). Ya, itu namanya cinta
TERPADU alias terpaksa pakai duit. Fakta ini jadi klop dengan tulisan yang suka
nemplok di pantat truk, "Senyummu merobek kantongku!" (copeeet kali)
Trus, gimana dong? Nah, ini saat yang tepat untuk berubah, mengubah persepsi kamu
tentang cinta. Cinta yang diaplikasikan melalui pacaran atau sex bebas adalah salah
besar dalam pandangan Islam, cinta seperti itu adalah sampah, bikin bau busuk,
kalo' nggak dibuang ya dibakar. Sedangkan cinta dalam pandangan Islam adalah
sesuatu yang fitri keberadaanya pada diri manusia, bahkan dalam sebuah hadits cinta
itu disetarakan atau diidentikan dengan keimanan kita, misalnya : "Tidak dianggap
beriman diantara kalian hingga Aku (Rasulullah) lebih di cintai daripada cintanya
kepada sanak keluarganya dan keseluruhan manusia" (HR. Bukhori)

Cinta itu tidak harus kepada lawan jenis, bisa cinta sama kakak, adik, ortu,
saudara seiman tapi tetap saja cinta kepada mereka tidak boleh melebihi cinta kita
kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana dalam sebuah ayat : "Katakanlah "Jika kamu
mengutamakan bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu,
keluargamu, harta hasil usahamu, perdagangan yang kamu khawatirkan kebangkrutannya
dan tempat tinggal yang kamu senangi, melebihi daripada mencintai Allah dan Rasul-
Nya serta berjihad fi sabilillah, maka nantikanlah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya" (TQS. at-Taubah 24).

Siapapun bisa mengidap cinta, anak muda, orang tua ataupun "nak-kanak" bisa
memiliki rasa cinta, namun kalo mereka muslim yang ngaku dengan syahadatain ingat
firman Allah : "Katakanlah (Muhammad): Jika kamu benar-benar cinta kepada Allah,
turutilah aku Muhammad, pasti Allah mencintaimu pula dan sekaligus mengampuni dosa-
dosamu" (TQS. ali-Imron 31)

Itulah cinta dan konsekuensinya, jika kita cinta (baca: taat) kepada Allah, janji
Allah akan mencintai kita. Bagaimana rasanya dicintai Allah? Pasti enak dan tentu
enak karena Allah yang punya kenikmatan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Sedangkan cinta fatamorgana kayak pacaran itu, ora ono untunge Mas!! Seharusnya
kita berpikir, siapa yang memberi doimu wajah sing "sumringah"? Siapa yang memberi
nikmat padamu tanpa batas? Cinta siapa yang abadi? Tentu kita semua udah tau
jawabnya, hanya Allah SWT. Gimana, brur? Kalo' dibandingin khan juauuuh banget
bedanya.

Nah sobat, bagi kamu yang masih aktif pacaran, segera lakukan pembenahan.

Pertama, amputasi aja pacar kamu. Sakit dong? Artinya putusin, yah, emang sakit
sih, tapi salahmu sendiri ngapain pake maen api cinta segala, terbakar baru tahu
rasa kamu. Kalo baru terbakar api cinta paling bisa disembuhin dua ampe tiga hari,
tapi kalo udah terbakar api neraka, jangankan diobatin, minta tolong aja nggak ono'
sing ngreken.

Kedua, Pelajari Islam. Karena hanya dengan mempelajari Islam kamu akan yakin, bahwa
Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kamu. Nggak usah ragu, jodoh di
tangan Allah, bukan di tangan hansip (maksudnya kalo kamu kepergok lagi "begituan"
sama hansip).

Ketiga, kurangi deh, porsi tontonan yang bisa merangsang naluri cinta kamu terhadap
lawan jenis, soalnya yang punya media udah nggak peduli kalo tontonan mereka
merusak jiwa generasi muda, sing penting melestarikan UUD (Ujung-ujungnya Duit), so
pasti yang mereka berikan kepada kita adalah mengandung nilai yang bertentangan
dengan Islam.

Keempat, hindari atau jauhi sohib yang bisa menjerumuskan dirimu ke dalam kesesatan
yang nyata, sohib seperti itu nggak layak kamu jadikan brothers. Kalo' dalam film
Brama Kumbara orang-orang seperti itu disebut bedebah!!

Sedangkan, bagi kamu yang belum terjun ke dalam aktivitas pacaran, hindari segala
peluang yang bakal menyeret kamu ke dalam pergaulan bebas ini. Pelajari Islam,
sering hadir di majlis taklim, pengajian sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak
sholeh di sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu. Insya Allah itu bakal meredam
keinginan kamu terhadap aktivitas gaul bebas yang emang berbahaya itu. Firman Allah
Swt: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (TQS an-N�r
30).

Yang penting sekarang alasan-alasan kamu yang menjalani aktivitas pacaran semuanya
tertolak secara logika, apalagi hukum Islam. Alasan-alasan tersebut hanya
justifikasi alias pembenaran terhadap penghambaan seseorang mengumbar hawa nafsu,
awal mula seks bebas, kelanjutan dari gaya hidup semau gue, dan akhirnya derajat
kita lebih rendah dari hewan ternak (hiii...gilo Rek!!).

OK, sedahsyat apapun A2DC, nggak perlu heran, kagum, terpesona, ya emang tujuan
mereka membuat kita seperti itu, sehingga dalam jangka panjang menurut teori efek
media diatas, kita akan mengadopsi atau mengambil apa yang kita heran, kagum,
terpesonakan. Seorang muslim yang tangguh bukanlah seorang muslim yang ngikuti
trend zaman yang dikagumi, tapi seorang muslim yang tangguh adalah mereka yang
masih teguh memegang Islam meski zaman telah berubah-ubah, hal seperti ini telah
disinyalir oleh Rasulullah SAW, haditsnya : "Sesungguhnya akan datang masa yang
memerlukan kesabaran. Bagi orang yang memegang teguh agamanya ibarat memegang bara
api. Orang yang melaksanakan perintah, pahalanya 50 orang biasa. Para sahabat
bertanya 'orang biasa itu dari kami atau dari mereka'. Rasulullah menjawab 'dari
golongan kalian' (HR. Al Bazaar dan Thabrani dalam Majma'uz Zawaaid) (lbr/dy)

berlangganan � pasang iklan � pembayaran

Islamuda Online (www.islamuda.com)


Kemayoran Budidayan I/40 Surabaya 60176 Telepon (031) 3524162 E-mail:
redaksi@islamuda.com

Anda mungkin juga menyukai