Artikel PKN
Artikel PKN
sorotan
Adapun Kepala BPIP yang dijabat Yudi Latif mendapatkan Rp76.500.000 dan
Wakil Kepala BPIP Rp63.750.000, Deputi Rp51.000.000, dan Staf Khusus
Rp36.500.000.
BPIP adalah badan baru yang didirikan di era Jokowi lewat Perpres Nomor 7
Tahun 2018. Salah satu tugasnya sebagaimana dikutip dari Perpres itu, yakni
membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi
Pancasila.
Awalnya, pada Mei 2017 lalu, Jokowi membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan
Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Pada Februari 2018, Jokowi meningkat statusnya
menjadi Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP).
Kabar gaji pimpinan BPIP itu pun disambar Wakil Ketua DPR, Fadli Zon. Lewat
akun terverifikasi di Twitter, politikus Partai Gerindra itu menilai penerbitan
Perpres adalah langkah pemborosan Istana karena menggaji dewan pengarah BPIP
hingga lebih dari Rp100 juta.
Fadli menuliskan, tidak sepantasnya lembaga nonstruktural seperti BPIP diberi
standar gaji mirip BUMN, yang melebihi standar gaji di lembaga-lembaga tinggi
kenegaraan.
Adapun untuk pejabat fungsional BPIP, masih bisa mendapatkan gaji karena
menjalankan tugas operasional kantor sehari-hari, tapi tetap dengan pertimbangan
matang.
"Kami yakin para pengarah termasuk Ibu Mega tidak akan pernah mau menerima
gaji tersebut," ujar Boyamin. "Kami yakin beliau-beliau hanya untuk mengabdi
kepada negara. Jadi mohon jangan dibuat seakan-akan beliau-beliau punya pamrih
gaji."
Ihwal pengabdian itu disebutkan akun @mohmahfudmd yang diyakini milik
Anggota Dewan Pengarah BPIP, Mahfud MD. Selama setahun di BPIP sampai
sekarang, Mahfud mengatakan tidak pernah menerima gaji dan tidak pernah
mengurusnya.
"Malah kami rikuh untuk membicarakan itu, bahkan di internal kami sendiri.
Mengapa? Karena pejuang ideologi Pancasila itu harus berakhlak, tak boleh rakus
atau melahap uang secara tak wajar," tulis Mahfud.
Dalam beberapa rapat BPIP, Mahfud mengatakan bahwa Megawati dan Tri
Sutrisno sering berpesan tentang posisi BPIP yang menyandang ideologi Pancasila.
"Jangan sampai ada kasus atau kesan kita ini makan uang negara. Apalagi sampai
dipanggil oleh KPK. Itu komitmen. Kami tidak pernah menanyakan gaji,"
ujar Mahfud.