Anda di halaman 1dari 131

RASIO SOLVABILITAS

Nama : Naila Zahril Muna

NIM : 1245183156

Kelas: MBS 4D

1. Debt to Asset Ratio

Rasio ini menunjukkan bahwa 57% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2004. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.57,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.43,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 53% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2005. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.53,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.47,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 58% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun 2004.
Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.58,00 dibiayai dengan utang dan
Rp.42,00 disediakan oleh pemegang saham.

Jika rata-rata industri 50%, debt to asset ratio perusahaan masih dibawah rata-rata industri
sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga
menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya dengan utang. Jika perusahaan bermaksud
untuk menambah utangnya, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya.
2. Debt to Equity Ratio

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

5. Fixed Charge Coverage

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

No. Jenis rasio 2004 2005 2006 Standar industri


1. Debt to Asset Ratio 57% 53% 58% 50%

2. Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%

3. Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali


Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned 12,1 kali 10 kali 7,6 kali 9 kali

5. Fixed Charge Coverage 9,8 kali 8,4 kali 6,7 kali 9 kali

Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai oleh
utang (modal pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berarti sebanyak 43% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham. Kemudian untuk tahun 2005 sebanyak 53% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (modal pinjaman) dan sebanyak 47% dibiayai dengan modal dari pemegang
saham. Sedangkan pada tahun 2006 debt to asset ratio memiliki nilai sebanyak 58% yang artinya
aktiva perusahaan didanai oleh utang sebesar 58% dan 42% didanai oleh modal dari pemegang
saham. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri yang sebesar 50% maka kondisi
perusahaan untk tahun 2004, 2005, dan 2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai
dengan utang melebihi rata-rata industri.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2004, 114% pada athun
2005, serta 140% pada tahun 2006.

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005
dan 2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

Nama : Yulita Tri Septi Mulyana

NIM : 12405183161

Kelas : MBS 4D
Fia Saputri 12405183162 MBS 4D

Dari
kedualaporankeuangandibawahiniandadimintauntukmencarirasiorasiosekaligusmenginterpreta
sikannya, yaitu :

1. Debt to asset ratio


2. Debt to equity ratio
3. Long term debt to equity ratio
4. Times interest earned
5. Fixed charge coverage

Kemudian,
tentukanbagaimanakondisidanposisiperusahaanjikastandarindustrinyaandatentukansendiri.

Neraca PT SungailliatTbk
Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (DalamJutaan)
Pos-posNeraca 2004 2005 2006
Aktivalancer
Kas 1.750 2.250 2.000 2.250 3.150 2.850
Rekening Tabungan 1.500 1.450 1.750 1.600 2.000 2.300
Surat-suratberharga 1.950 4.000 3.000
Piutang 8.900 11.600 13.300
Sediaan
Total AktivaLancar
AktivaTetap
Tanah 7.500 8.250 7.500 9.500 7.500 9.500
Mesin 2.750 3.500 4.000
Kendaraan (1.100) (1.300) (1.400)
Akumulasipenyusutan 17.400 19.200 19.600
Total AktivaTetap
Total AktivaLainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
UtangJangkaPendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000 2.000
UtangDagang 1.200 300 1.800 500 1.000
Utang Wesel 6.300 7.500 7.000
UtangJangkaPendek
UtangJangkaPanjang
UtangObligasi 6.200 6.600 8.400
Hipotek 3.500 3.500 5.000
Total UtangJangkaPanjang 9.700 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 5.500 10.000 4.600
Cadanganlaba 12.000 15.500 14.600
Total Ekuitas
Total Passiva 28.000 33.100 35.000
Diketahui :

EBIT : EBT:

2004 = 2.300
2004 = 2.110
2005 = 1.800
2005 = 1.620 2006 = 1.300
2006 = 1.130

BiayaBunga : Sewa :

2004 = 190 2004 = 40 2005


= 180 2005 = 40
2006 = 170
2006 = 30

Jawab :

a. Debt to AssetRatio
Pos-posNeraca 2004 2005 2006
Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

57%

55%

60%
b. Debt to equity ratio =
Pos-posNeraca 2004 2005 2006
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

= 133%

= 114%

= 140%

c. Long term debt to equity ratio =


Pos-posNeraca 2004 2005 2006
Total UtangJangkaPanjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

= 81%

= 65%

= 92%
d. Times interest earned
Pos-posNeraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
BiayaBunga (Interest) 190 180 170

= 12 Kali

= 10 Kali

= 8,7 Kali

e. Fixed charge coverage

Pos-posNeraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
BiayaBunga 190 180 170
Kewajibansewa/Lease 40 40 30

= 10 Kali

= 9 Kali

= 6.65 Kali

f. HasilPengukuran
NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 StandarIndustri
1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

- Debt To Asset Ratio


Tahun 2004 sebanyak 57% yang artinyadariaktivaperusahaandengan modal
pinjamansebesar 57%, daninijugaberati43% dibiayaidengan modal daripemegangsaham.
Lalutahun 2005 sebanyak 55% dariaktivaperusahaandidanai modal
pinjamandansebanyak 45% didanaidengan modal daripemegangsaham. Padatahun 2006
sebanyak 60% dariaktivaperusahaandidanai modal pinjamandansebanyak 40%
dibiayaidengan modal daripemegangsaham. Jikadibandingkandenganstandart rata-rata
industry 50%, kondisiperusahaantahun 2004-2006 dianggapkurangbaik.
Artinyaperusahaan didanaidenganutangmelebihi rata-rata industri.

- Debt to EquityRatio
2004 :Ratio inimenunjukkankreditormenyediakan 133,00 tahun 2005 untuktiap
Rp.100,00 yang sudahdisediakanpemegangsaham, atau bisa
disimpulkanperusahaandidanai olehutangsebanyak 133%
2005 : Ratio inimenunjukkankreditormenyediakan 114,00 tahun 2005 untuktiap
Rp.100,00 yang sudah disediakanpemegangsaham, atauperusahaan
didanaiolehmodal pinjamansebanyak 114%
2006 : Ratio inimenunjukkankreditormenyediakan 140,00 tahun 2005 untuksetiap
Rp.100,00 yang sudahdisediakanpemegangsaham, atauperusahaan didanaii
olehmodal pinjamansebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, makapadatahun
20042005kondisiperusahaanmasih belumbisadikatakanbaik, karenapresentasenyamasih
di atas rata- rata industrimeskipuntahun 2005menurun,namunbelumsampaidibawah
rata- rata industri.

- Long Term Debt to Equity Ratio


Untuk Long Term Debt to Equity Ratio padatahun 2004
kondisiperusahaandapatdikatakanbaik,karena rata- rata industry ditetapkan 85%
danpresentase padatahun:
1. 2004 sebanyak 81 % daritiap rupiah modal sendiri yang dijadikan sebagai
jaminanutangjangkapanjang PT SungailiatTbk.
2. 2005 sebanyak 65 % daritiap rupiah modal sendiri yang dijadikan sebagai
jaminanutangjangkapanjang PT SungailiatTbk.
3. 2006 :Sebanyak 92 % darisetiap rupiah modal sendiri yang
dijadikanjaminanutangjangkapanjang PT SungailiatTbk.
- Time Interest Earned
Padatahun 2004 adalah 12 kali ataubiayabungabisaditutupdengan 12 kali
labasebelumbungadanpajak. Lalupadatahun 2005 sebesar10 kali
ataudenganbiayabungadapatditutup10 kali labasebelumbungadanpajak. Tahun 2006
sebesar 8 kali ataubiayabungadapatditutup 8 kali labasebelumbungadanpajak.
Jika rata-rata industri untukusaha yang sejenis 12 kali rasiountuktahun 2004 baik.
Akan tetapiuntuktahun 2005 dan 2006 dinilaimasih kurangbaikkarenaberadadibawah
rata-rata industri 12 kali. Hal inimenyulitkanperusahaanuntuk
bisamemperolehpinjamankemudianhari.
- Fixed Charge Covarage
Seandainya jika rata-rata industriuntukfccadalah 8 kali untuktahun 2004 dan
2005maka akan dinilaibaik, sehinggaperusahaanmudahmemperolehpinjaman. Karena
diatas rata-rata. Sedangkantahun 2006 dibawah rata-rata industri yang hanyasebesar
6.65 kali. Sehinggaperusahaanakan lebihsulit untuk mendapakanpinjaman.

Nama : Nurul Wakhidah

NIM : 1245183163

Kelas: MBS 4D
1) Debt to Asset Ratio

Rasio ini menunjukkan bahwa 57% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2004. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.57,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.43,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 53% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2005. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.53,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.47,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 58% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun 2004.
Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.58,00 dibiayai dengan utang dan
Rp.42,00 disediakan oleh pemegang saham.

Jika rata-rata industri 50%, debt to asset ratio perusahaan masih dibawah rata-rata industri
sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga
menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya dengan utang. Jika perusahaan bermaksud
untuk menambah utangnya, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya.

2) Debt to Equity Ratio


Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

3) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

4) Times Interest Earned

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

5) Fixed Charge Coverage


Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

No. Jenis rasio 2004 2005 2006 Standar industri


1. Debt to Asset Ratio 57% 53% 58% 50%

2. Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%

3. Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali


Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned 12,1 kali 10 kali 7,6 kali 9 kali

5. Fixed Charge Coverage 9,8 kali 8,4 kali 6,7 kali 9 kali

Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai oleh
utang (modal pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berarti sebanyak 43% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham. Kemudian untuk tahun 2005 sebanyak 53% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (modal pinjaman) dan sebanyak 47% dibiayai dengan modal dari pemegang
saham. Sedangkan pada tahun 2006 debt to asset ratio memiliki nilai sebanyak 58% yang artinya
aktiva perusahaan didanai oleh utang sebesar 58% dan 42% didanai oleh modal dari pemegang
saham. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri yang sebesar 50% maka kondisi
perusahaan untk tahun 2004, 2005, dan 2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai
dengan utang melebihi rata-rata industri.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2004, 114% pada athun
2005, serta 140% pada tahun 2006.

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.
Nama : SitiKhotimah

NIM : 1245183164

Kelas: MBS 4D

1. Debt to Asset Ratio


Rasioinimenunjukkanbahwa 57% pendanaanperusahaandibiayaidenganutangtahun 2004.
Artinya, bahwasetiap Rp.100,00 pendanaanperusahaan, Rp.57,00
dibiayaidenganutangdanRp.43,00 disediakanolehpemegangsaham.

Rasioinimenunjukkanbahwa 53% pendanaanperusahaandibiayaidenganutangtahun 2005.


Artinya, bahwasetiap Rp.100,00 pendanaanperusahaan, Rp.53,00 dibiayaidenganutangdan
Rp.47,00 disediakanolehpemegangsaham.

Rasioinimenunjukkanbahwa 58% pendanaanperusahaandibiayaidenganutangtahun 2004.


Artinya, bahwasetiap Rp.100,00 pendanaanperusahaan, Rp.58,00 dibiayaidenganutangdan
Rp.42,00 disediakanolehpemegangsaham.

Jika rata-rata industri 50%, debt to asset ratioperusahaanmasihdibawah rata-rata


industrisehinggaakansulitbagiperusahaanuntukmemperolehpinjaman.
Kondisitersebutjugamenunjukkanperusahaandibiayaihampirseparuhnyadenganutang.
Jikaperusahaanbermaksuduntukmenambahutangnya, perusahaanperlumenambahduluekuitasnya.

2. Debt to Equity Ratio

Jikarasio rata-rata industriuntukdebt to equity ratiosebesar 100%,


makaperusahaanmasihdianggapkurangbaikkarenaberadadiatas rata-rata industri. Hal
inidisebabkankarenadebt to equity ratioperusahaanmemilikinilaisebesar 133% padatahun 2005,
114% padaathun 2005, serta 144% padatahun 2006.

3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned

Times interest earnedtahun 2004 adalah 12,1 kali ataudengan kata lain,
biayabungadapatditutup 12,1 kali darilabasebelumbungaataupajak. Kemudian, untuktahun 2005
adalah 10 kali ataudengan kata lain biayabungadapatditutup 10 kali labasebelumbungadanpajak.
Padatahun 2006 times interested earnednyayaitu 7,6 kali ataudengan kata lain,
biayabungadapatditutupdengan7,6 kali labasebelumbungadanpajak.
Apabila rata-rata industriuntukusaha yang sejenis 9 kali, makarasiopadatahun 2004
tergolongbaikbegitujugadengantahun 2005 masihbisatergolongdengankategoribaik.
Namununtuktahun 2006 dinilaikurangbaikkarenamemilikinilai yang beradadibawah rata-rata
industri. Hal iniakanmenyulitkanperusahaandalammemperolehtambahanpinjaman di
kemudianhari.

5. Fixed Charge Coverage


Seandainya rata-rata industriuntukfixed charge coverage adalah 9 kali, untuktahun 2004,
FCC yang dimilikiadalah9,8 kali daninidinilaicukupbaikkarenaberadapada rata-rata industry
sehinggamemudahkanperusahaanmemperolehpinjaman. Namununtuktahun 2005 dan
2006hanyamemiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali
danhalinidinilaikurangbaikkarenamasihdibawah rata-rata industry
sehinggamenyulitkanpersahaanuntukmemperolehpinjaman.

No. Jenisrasio 2004 2005 2006 Standarindustri


1. Debt to Asset Ratio 57% 53% 58% 50%

2. Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%

3. Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali


Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned 12,1 kali 10 kali 7,6 kali 9 kali

5. Fixed Charge Coverage 9,8 kali 8,4 kali 6,7 kali 9 kali

Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 57%


artinyadariaktivaperusahaandidanaiolehutang (modal pinjaman) sebesar57%
daninijugaberartisebanyak 43% dibiayaidengan modal daripemegangsaham.
Kemudianuntuktahun 2005 sebanyak 53% dariaktivaperusahaandidanaiolehutang (modal
pinjaman) dansebanyak 47% dibiayaidengan modal daripemegangsaham.Sedangkanpadatahun
2006 debt to asset ratio memilikinilaisebanyak 58% yang
artinyaaktivaperusahaandidanaiolehutangsebesar 58% dan 42% didanaioleh modal
daripemegangsaham. Jikadibandingkandengannilai rata-rata industri yang sebesar 50%
makakondisiperusahaanuntktahun 2004, 2005, dan 2006 dinilaikurangbaik.
Artinyaperusahaandibiayaidenganutangmelebihi rata-rata industri.
Jikarasio rata-rata industriuntukdebt to equity ratiosebesar 100%,
makaperusahaanmasihdianggapkurangbaikkarenaberadadiatas rata-rata industri. Hal
inidisebabkankarenadebt to equity ratioperusahaanmemilikinilaisebesar 133% padatahun 2005,
114% padaathun 2005, serta 144% padatahun 2006.

Times interest earnedtahun 2004 adalah 12,1 kali ataudengan kata lain,
biayabungadapatditutup 12,1 kali darilabasebelumbungaataupajak. Kemudian, untuktahun 2005
adalah 10 kali ataudengan kata lain biayabungadapatditutup 10 kali labasebelumbungadanpajak.
Padatahun 2006 times interested earnednyayaitu 7,6 kali ataudengan kata lain,
biayabungadapatditutupdengan 7,6 kali labasebelumbungadanpajak.

Apabila rata-rata industriuntukusaha yang sejenis 9 kali, makarasiopadatahun 2004


tergolongbaikbegitujugadengantahun 2005 masihbisatergolongdengankategoribaik.
Namununtuktahun 2006 dinilaikurangbaikkarenamemilikinilai yang beradadibawah rata-rata
industri. Hal iniakanmenyulitkanperusahaandalammemperolehtambahanpinjaman di
kemudianhari.

Seandainya rata-rata industriuntukfixed charge coverage adalah 9 kali, untuktahun 2004,


FCC yang dimilikiadalah 9,8 kali daninidinilaicukupbaikkarenaberadapada rata-rata industry
sehinggamemudahkanperusahaanmemperolehpinjaman. Namununtuktahun 2005 dan 2006
hanyamemiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali danhalinidinilaikurangbaikkarenamasihdibawah
rata-rata industry sehinggamenyulitkanpersahaanuntukmemperolehpinjaman.
Nama: Mukhamad Bobby Taufiq Hidayat

NIM: 12405183165

Kelas: MBS 4-D

1. Debt to Asset Ratio

Rasio ini menunjukkan bahwa 57% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2004. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.57,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.43,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 53% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2005. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.53,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.47,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 58% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun 2004.
Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.58,00 dibiayai dengan utang dan
Rp.42,00 disediakan oleh pemegang saham.

Jika rata-rata industri 50%, debt to asset ratio perusahaan masih dibawah rata-rata industri
sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga
menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya dengan utang. Jika perusahaan bermaksud
untuk menambah utangnya, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya.
2. Debt to Equity Ratio

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

5. Fixed Charge Coverage

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

No. Jenis rasio 2004 2005 2006 Standar industri


1. Debt to Asset Ratio 57% 53% 58% 50%

2. Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%

3. Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali


Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned 12,1 kali 10 kali 7,6 kali 9 kali

5. Fixed Charge Coverage 9,8 kali 8,4 kali 6,7 kali 9 kali

Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai oleh
utang (modal pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berarti sebanyak 43% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham. Kemudian untuk tahun 2005 sebanyak 53% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (modal pinjaman) dan sebanyak 47% dibiayai dengan modal dari pemegang
saham. Sedangkan pada tahun 2006 debt to asset ratio memiliki nilai sebanyak 58% yang artinya
aktiva perusahaan didanai oleh utang sebesar 58% dan 42% didanai oleh modal dari pemegang
saham. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri yang sebesar 50% maka kondisi
perusahaan untk tahun 2004, 2005, dan 2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai
dengan utang melebihi rata-rata industri.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

NAMA : ALFI NIKMATUL AZIZAH


KELAS : MBS 4D
NIM : 12405183166
Debt to Asset Ratio

Debt to Equity Ratio

Long Term Debt to Equity Ratio

Times Interest Earned


Fixed Charge Coverage

HASIL PENGUKURAN

No JenisRasio 2004 2005 2006 StandarIndustri


1 Debt to Asset Ratio 58% 53% 59% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%
3 Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali
Ratio
4 Times Interest Earned 12 Kali 10 Kali 7.6 Kali 10 Kali
5 Fixed Charge Coverage 9,8 Kali 8,4 Kali 6,7 Kali 10 Kali

Debt to asset ratiotahun 2004 sebanyak 58%


artinyadariaktivaperusahaandidanaiolehutang (modal pinjaman) sebesar 58%
daninijugaberartisebanyak 42% dibiayaidengan modal daripemegangsaham.
Kemudianuntuktahun 2005 sebanyak 53% dariaktivaperusahaandidanaiolehutang (modal
pinjaman) dansebanyak 47% dibiayaidengan modal daripemegangsaham.Sedangkanpadatahun
2006 debt to asset ratio memilikinilaisebanyak 58% yang
artinyaaktivaperusahaandidanaiolehutang sebesar 59% dan 41% didanaioleh modal
daripemegangsaham. Jikadibandingkandengannilai rata-rata industri yang sebesar 50%
makakondisiperusahaanuntktahun 2004, 2005, dan 2006 dinilaikurangbaik.
Artinyaperusahaandibiayaidenganutangmelebihi rata-rata industri.
Jikarasio rata-rata industriuntukdebt to equity ratiosebesar 100%,
makaperusahaanmasihdianggapkurangbaikkarenaberadadiatas rata-rata industri. Hal
inidisebabkankarenadebt to equity ratioperusahaanmemilikinilaisebesar 133% padatahun 2005,
114% padaathun 2005, serta 144% padatahun 2006.

Times interest earnedtahun 2004 adalah 12 kali ataudengan kata lain,


biayabungadapatditutup 12 kali darilabasebelumbungaataupajak. Kemudian, untuktahun 2005
adalah 10 kali ataudengan kata lainbiayabungadapatditutup 10 kali labasebelumbungadanpajak.
Padatahun 2006 times interested earnednyayaitu 7,6 kali ataudengan kata lain,
biayabungadapatditutupdengan 7,6 kali labasebelumbungadanpajak.

Apabila rata-rata industriuntukusaha yang sejenis 9 kali, makarasiopadatahun 2004


tergolongbaikbegitujugadengantahun 2005 masihbisatergolongdengankategoribaik.
Namununtuktahun 2006 dinilaikurangbaikkarenamemilikinilai yang beradadibawah rata-rata
industri. Hal iniakanmenyulitkanperusahaandalammemperolehtambahanpinjaman di
kemudianhari.

Seandainya rata-rata industriuntukfixed charge coverageadalah 9 kali, untuktahun 2004,


FCC yang dimilikiadalah 9,8 kali daninidinilaicukupbaikkarenaberadapada rata-rata industry
sehinggamemudahkanperusahaanmemperolehpinjaman. Namununtuktahun 2005 dan 2006
hanyamemiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali danhalinidinilaikurangbaikkarenamasihdibawah
rata-rata industry sehinggamenyulitkanpersahaanuntukmemperolehpinjaman.

Nama : M. Saiful Anwar

Nim : 12405183167
: MBS4D
Kelas

Study Kasus Halaman 168


Neraca PT SungailliatTbk Per 31 Desember 2004,
2005, 2006 (DalamJutaan)
Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktivalancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-suratberharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total AktivaLancar 11.600 13.300
AktivaTetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasipenyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total AktivaTetap 17.400 19.200 19.600
Total AktivaLainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang JangkaPendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang JangkaPendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka 10.100 13.400
Panjang
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadanganlaba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620

2006 = 1.300 2006 = 1.130

BiayaBunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30

Jawab :
 Debt to asset ratio

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

• = 57%

• = 55%

• = 60%

 Debt to equity ratio =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

 = 133%

 = 114%

 = 140%

 Long term debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

 = 81%

 = 65%

 = 92%

 Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
BiayaBunga (Interest) 190 180 170

• = 12 Kali 

= 10 Kali

• = 8,7 Kali

 Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
BiayaBunga 190 180 170
Kewajibansewa/Lease 40 40 30

o = 10 Kali

o = 9 Kali
o Kali

 Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 StandarIndustri


1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

a. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinyadariaktivaperusahaandidanai


utang (Modal Pinjaman)sebesar 57% dan ini juga beratisebanyak43% dibiayaidengan
modal daripemegangsaham. Kemudiantahun 2005 sebanyak 55%
dariaktivaperusahaandidanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45%
dibiayaidengan modal daripemegangsaham dan pada tahun 2006 sebanyak 60%
dariaktivaperusahaandidanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40%
dibiayaidengan modal daripemegangsaham. Jikadibandingkandenganstandart ratarata
industry 50%, kondisiperusahaanuntuktahun 2004-2006 dinilaikurangbaik.
Artinyaperusahaandibiayaidengan utang melebihi rata-rata industry.
b. Debt to equity ratio
2004 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 133,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham, atauperusahaandibiayai oleh
utang sebanyak 133%
2005 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 114,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham, atauperusahaandibiayai oleh
utang sebanyak 114%
2006 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 140,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham, atauperusahaandibiayai oleh
utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, makauntuktahun
20042005kondisi perusahaanbelumdapatdikatakanbaik, karenapresentasenyamasih di
atas rata- rata industry meskipuntahun 2005menurun namunbelumsampaidibawah
rata- rata industry.

c. Long Term Debt to Equity Ratio

Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004


kondisiperusahaandapatdikatakanbaikkarena rata- rata industry ditetapkan 85% dan
presentasetahun

• 2004 :Sebanyak 81 % darisetiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang


jangkapanjang PT SungailiatTbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % darisetiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT SungailiatTbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % darisetiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT SungailiatTbk.

d. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali ataudengan kata lain, biayabungadapatditutup 12
kali labasebelumbunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar10 kali ataudengan
kata lain, biayabungadapatditutup10 kali labasebelumbunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali ataudengan kata lain, biayabungadapatditutup 8 kali
labasebelumbunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntukusaha yang sejenis 12 kali rasiountuktahun 2004
baik. Akan tetapiuntuktahun 2005 dan 2006 dinilaikurangbaikkarenamasihdibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal
inimenyulitkanperusahaanuntukmemperolehpinjamankemudianhari.
e. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untukfccadalah 8 kali untuktahun 2004 dan
2005dinilaibaiksehinggaperusahaanmudahmemperolehpinjamankarenadiatas
ratarata sedangkantahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanyasebesar 6.65
kali sehinggaperusahaanakansulitmendapakanpinjaman.
Nama : Hani Anzah

Nim : 12405183172

Kelas : MBS4D

Study KasusHalaman 168

Neraca PT SungailliatTbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (DalamJutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktivalancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-suratberharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total AktivaLancar 11.600 13.300
AktivaTetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasipenyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total AktivaTetap 17.400 19.200 19.600
Total AktivaLainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang JangkaPendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang JangkaPendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadanganlaba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620

2006 = 1.300 2006 = 1.130

BiayaBunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30

Jawab :

 Debt to asset ratio

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

= 57%

= 55%

= 60%

 Debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

 133%

 = 114%

 = 140%

 Long term debt to equity ratio =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

 = 81%

 = 65%

 = 92%

 Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
BiayaBunga (Interest) 190 180 170

• = 12 Kali
• 10 Kali

• = 8,7 Kali

 Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
BiayaBunga 190 180 170
Kewajibansewa/Lease 40 40 30

o = 10 Kali

o = 9 Kali

o = 6.65 Kali

 Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 StandarIndustri


1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

a. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinyadariaktivaperusahaandidanai


utang (Modal Pinjaman)sebesar 57% dan ini juga beratisebanyak43% dibiayaidengan
modal daripemegangsaham. Kemudiantahun 2005 sebanyak 55%
dariaktivaperusahaandidanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45%
dibiayaidengan modal daripemegangsaham dan pada tahun 2006 sebanyak 60%
dariaktivaperusahaandidanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40%
dibiayaidengan modal daripemegangsaham. Jikadibandingkandenganstandart ratarata
industry 50%, kondisiperusahaanuntuktahun 2004-2006 dinilaikurangbaik.
Artinyaperusahaandibiayaidengan utang melebihi rata-rata industry.
b. Debt to equity ratio
2004 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 133,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham, atauperusahaandibiayai oleh
utang sebanyak 133%
2005 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 114,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham, atauperusahaandibiayai oleh
utang sebanyak 114%
2006 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 140,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham, atauperusahaandibiayai oleh
utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, makauntuktahun
20042005kondisi perusahaanbelumdapatdikatakanbaik, karenapresentasenyamasih di
atas rata- rata industry meskipuntahun 2005menurun namunbelumsampaidibawah
rata- rata industry.

c. Long Term Debt to Equity Ratio

Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004


kondisiperusahaandapatdikatakanbaikkarena rata- rata industry ditetapkan 85% dan
presentasetahun

• 2004 :Sebanyak 81 % darisetiap rupiah modal sendiri yang


dijadikanjaminan utang jangkapanjang PT SungailiatTbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % darisetiap rupiah modal sendiri yang
dijadikanjaminan utang jangkapanjang PT SungailiatTbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % darisetiap rupiah modal sendiri yang
dijadikanjaminan utang jangkapanjang PT SungailiatTbk.

d. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali ataudengan kata lain, biayabungadapatditutup 12
kali labasebelumbunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar10 kali ataudengan
kata lain, biayabungadapatditutup10 kali labasebelumbunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali ataudengan kata lain, biayabungadapatditutup 8 kali
labasebelumbunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntukusaha yang sejenis 12 kali rasiountuktahun 2004
baik. Akan tetapiuntuktahun 2005 dan 2006 dinilaikurangbaikkarenamasihdibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal
inimenyulitkanperusahaanuntukmemperolehpinjamankemudianhari.
e. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untukfccadalah 8 kali untuktahun 2004 dan
2005dinilaibaiksehinggaperusahaanmudahmemperolehpinjamankarenadiatas
ratarata sedangkantahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanyasebesar 6.65
kali sehinggaperusahaanakansulitmendapakanpinjaman.

IN’AM NABILA KLISTY PUTRI-174-MBS4D

Neraca PT SungailliatTbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (DalamJutaan)


Pos-posNeraca 2004 2005 2006
Aktivalancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-suratberharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total AktivaLancar 11.600 13.300
AktivaTetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasipenyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total AktivaTetap 17.400 19.200 19.600
Total AktivaLainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
UtangJangkaPendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
UtangDagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
UtangJangkaPendek 7.500
UtangJangkaPanjang
UtangObligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total UtangJangkaPanjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadanganlaba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620

2006 = 1.300 2006 = 1.130

BiayaBunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30

Jawab :

 Debt to asset ratio

Pos-posNeraca 2004 2005 2006


Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

• = 57%
• = 55%

• = 60%

 Debt to equity ratio =

Pos-posNeraca 2004 2005 2006


Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

• 3%

• = 114%

• = 140%

 Long term debt to equity ratio =

Pos-posNeraca 2004 2005 2006


Total UtangJangkaPanjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

 = 81%

 = 65%
 = 92%

 Times interest earned =


Pos-posNeraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
BiayaBunga (Interest) 190 180 170

• = 12 Kali

• 10 Kali

• = 8,7 Kali

 Fixed charge coverage =

Pos-posNeraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
BiayaBunga 190 180 170
Kewajibansewa/Lease 40 40 30

o = 10 Kali

o = 9 Kali

o = 6.65 Kali

 HasilPengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 StandarIndustri


1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali
f. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57%
artinyadariaktivaperusahaandidanaiutang (Modal Pinjaman)sebesar 57%
daninijugaberatisebanyak43% dibiayaidengan modal daripemegangsaham.
Kemudiantahun 2005 sebanyak 55% dariaktivaperusahaandidanaiutang (modal
pinjaman) dansebanyak 45% dibiayaidengan modal
daripemegangsahamdanpadatahun 2006 sebanyak 60%
dariaktivaperusahaandidanaiutang (modal pinjaman) dansebanyak 40%
dibiayaidengan modal daripemegangsaham. Jikadibandingkandenganstandart ratarata
industry 50%, kondisiperusahaanuntuktahun 2004-2006 dinilaikurangbaik.
Artinyaperusahaandibiayaidenganutangmelebihi rata-rata industry.

g. Debt to equity ratio


2004 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 133,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham,
atauperusahaandibiayaiolehutangsebanyak 133%
2005 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 114,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham,
atauperusahaandibiayaiolehutangsebanyak 114%
2006 : Ratio inimenunjukkanbahwakreditormenyediakan 140,00 tahun 2005
untuksetiap Rp.100,00 yang disediakanpemegangsaham,
atauperusahaandibiayaiolehutangsebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, makauntuktahun
20042005kondisi perusahaanbelumdapatdikatakanbaik, karenapresentasenyamasih di
atas rata- rata industry meskipuntahun 2005menurun namunbelumsampaidibawah
rata- rata industry.

h. Long Term Debt to Equity Ratio

Untuk Long Term Debt to Equity Ratio padatahun 2004


kondisiperusahaandapatdikatakanbaikkarena rata- rata industry ditetapkan 85%
danpresentasetahun

• 2004 :Sebanyak 81 % darisetiap rupiah modal sendiri yang


dijadikanjaminanutangjangkapanjang PT SungailiatTbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % darisetiap rupiah modal sendiri yang
dijadikanjaminanutangjangkapanjang PT SungailiatTbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % darisetiap rupiah modal sendiri yang
dijadikanjaminanutangjangkapanjang PT SungailiatTbk.

i. Time Interest Earned


Padatahun 2004 adalah 12 kali ataudengan kata lain, biayabungadapatditutup 12
kali labasebelumbungadanpajak. Lalupadatahun 2005 sebesar10 kali ataudengan kata
lain, biayabungadapatditutup10 kali labasebelumbungadanpajak, kemudianpadatahun
2006 sebesar 8 kali ataudengan kata lain, biayabungadapatditutup 8 kali
labasebelumbungadanpajak.
Apabila rata-rata industriuntukusaha yang sejenis 12 kali rasiountuktahun 2004 baik.
Akan tetapiuntuktahun 2005 dan 2006 dinilaikurangbaikkarenamasihdibawah rata-
rata industry 12 kali. Hal
inimenyulitkanperusahaanuntukmemperolehpinjamankemudianhari.
j. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untukfccadalah 8 kali untuktahun 2004 dan
2005dinilaibaiksehinggaperusahaanmudahmemperolehpinjamankarenadiatas
ratarata sedangkantahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanyasebesar 6.65
kali sehinggaperusahaanakansulitmendapakanpinjaman.

Nama : Delly Massidha Riyandanny

NIM : 12405183175

Kelas : MBS 4D

JAWABAN SOAL KASUS :

1. Menghitung :

a. Current Ratio

Tahun 2004
Tahun 2005

Tahun 2006

b. Quick Ratio

Tahun 2004

Tahun 2005

Tahun 2006

c. Cash Ratio

Tahun 2004

Tahun 2005

Tahun 2006

d. Rasio Perputaran Kas


(𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫−𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫)

Tahun 2004
Tahun 2005

Tahun 2006

e. Inventory to Net Working Capital =

Tahun 2004

Tahun 2005

Tahun 2006

2. Menganalisis data :

HASIL PENGUKURAN

No. Jenis Rasio 2004 2005 2006 Standar


Industri
1 Current Ratio 1,4 kali 1,6 kali 1,9 kali 1,5 kali
2 Quick Ratio 1,103 kali 1,01 kali 1,47 kali 1,1 kali
3 Cash Ratio 64% 57% 86% 40%
4 Cash Turn Over 4% 3% 2% 9%
5 Inventiry to Net Working Capital 75% 98% 48% 15%

a. Hasil Current Ratio(Rasio Lancar) dapat dilihat pada tabel terjadi perubahan atau
kenaikan sebesar 0,4 itu artinya Current Ratio pada PT Sungailiat Tbk, ini mengalami
peningkatan mulai dari tahun 2004-2006.
• Untuk tahun 2004 jumlah Current Rationya sebesar 1,4 kali maka dikatakan
kurang baik karena kurang atau tidak memenuhi Standar Industri sebesar 1,5
kali. Oleh karena itu, kondisi di tahun 2004 perlu dikhawatirkan mengingat
rasio lancar yang dimiliki perusahaan masih dibawah rata-rata industri dan
perlu ditingkatkan lagi.
• Untuk tahun 2005 jumlah Current Rationya sebesar 1,6 kali maka dikatakan
baik karena nilainya melebihi atau sudah memenuhi Standar Industri sebesar
1,5 kali.
• Untuk tahun 2006 jumlah Current Rationya sebesar 1,9 kali maka dikatakan
baik karena nilainya melebihi atau sudah memenuhi Standar Industri sebesar
1,5 kali.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat) dari tahun 2004-2006 pada PT. Sungailiat Tbk, mengalami
penurunan dan peningkatan.
• Pada tahun 2004 jumlah Quick Ratio mencapai 1,103 kali itu artinya cukup
memuaskan karena sudah memenuhi syarat standar industri sebesar 1,1 kali.
• Pada tahun 2005 jumlah Quick Ratio mengalamai penurunan menjadi sebesar
1,01 kali, ini artinya hasil yang didapat pada Quick Ratio pada tahun 2006 ini
kurang memuaskan karena kurang atau tidak memenuhi syarat standar industri
sebesar 1,1 kali.
• Pada tahun 2006 jumlah Quick Ratio mengalami kenaikan lagi sehingga
mencapai 1,47 kali itu artinya hasilnya cukup memuaskan karena sudah
memenuhi syarat standar industri sebesar 1,1 kali.
c. Hasil dari Cash Ratio dari tahun 2004-2006 pada PT. Sungailiat Tbk, ini mengalami
penurunan dan peningkatan, namun hasilnya masih bisa dikatakan memuaskan karena
semua sudah memenuhi standar industri.
• Di tahun 2004 hasil Cash Ratio sebesar 64% itu artinya hasilnya memuaskan
karena sudah melebihi atau sudah memenuhi syarat standar industri sebesar
40%.
• Walaupun di tahun 2005 hasil Cash Ratio mengalami penurunan sehingga
menjadi sebesar 57% tetapi hasilnya masih memuaskan karena sudah
memenuhi syarat standar industri sebesar 40%.
• Di tahun 2006 hasil Cash Ratio mengalami peningkatan sehingga menjadi
sebesar 64% itu artinya hasilnya memuaskan karena sudah melebihi atau
sudah memenuhi syarat standar industri sebesar 40%.
d. Hasil dari Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over) pada PT. Sungailiat Tbk, dari
tahun 2004-2006 mengalami penurunan dan tidak memuaskan karena besarnya tidak
memenuhi standar industri, ini artinya perusahaan mengalami kesulitan untuk
menutupi biaya-biaya perusahaan.
• Pada tahun 2004 hasil Rasio Perputaran Kas mencapai 4% ini artinya tidak
baik bagi perusahaan karena nilainya kurang dari standar industri yang sebesar
9%.
• Pada tahun 2005 hasil Rasio Perputaran Kas mengalami penurunan menjadi
3% ini artinya tidak baik bagi perusahaan karena nilainya kurang dari standar
industri yang sebesar 9%.
• Pada tahun 2006 hasil Rasio Perputaran Kas mengalami penuruan lagi
menjadi 2% ini artinya masih tidak baik bagi perusahaan karena nilainya
kurang dari standar industri yang sebesar 9%. Perusahaan harus berusaha
meningkatkan Rasio Perputaran Kas untuk memperbaikinya agar sesuai
dengan standar industi.
e. Hasil pengukuran Inventory to Net Working Capital pada PT. Sungailiat Tbk, dari
tahun 2004-2006 mengalami peningkatan dan penurunan, meskipun mengalami
peningkatan dan penuruan tetapi hasilnya baik karena sudah memenuhi standar
industri rata-rata.

• Pada tahun 2004 hasil Inventory to NWC sebesar 75% artinya rasio
perusahaan dinilai baik karena melebihi batas standar industry yaitu sebesar
15%.
• Pada tahun 2005 hasil Inventory to NWC mengalami kenaikan sehingga
menjadi sebesar 98% artinya rasio perusahaan dinilai sangat baik karena
melebihi batas standar industri yaitu sebesar 15%.
• Sedangkan pada tahun 2006 hasil Inventory to NWC mengalami penuruan
sehingga menjadi sebesar 48%, meskipun mengalami penuruan tetapi rasio
perusahaan masih dinilai baik karena masih melebihi batas standar industri
yaitu sebesar 15%.

Nama : Sonia Lailatul Suseno

NIM : 12405183176

Kelas : MBS4D

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang Jangka Pendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000
Diketahui :
EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110
2005 = 1.800 2005 = 1.620
2006 = 1.300 2006 = 1.130
Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40
2005 = 180 2005 = 40
2006 = 170 2006 = 30
Jawab :

1. Debt to asset ratio


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

a. = 57%

b. = 55%

c. = 60%

2. Debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

a. = 133%

b. = 114%

c. = 140%
3. Long term debt to equity ratio =
Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

a. = 81%

b. = 65%

c. = 92%

4. Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

a. = 12 Kali

b. = 10 Kali

c. = 8,7 Kali

5. Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30

a. = 10 Kali

b. = 9 Kali

c. = 6.65 Kali

Hasil Pengukuran
NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar
Industri
1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

1. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva perusahaan didanai
utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan modal dari pemegang saham.
Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry 50%, kondisi perusahaan untuk
tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai dengan utang melebihi
rata-rata industry.
2. Debt to equity ratio
a. 2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 133%
b. 2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 114%
c. 2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya masih di
atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai dibawah rata-
rata industry.
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun
a. 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
b. 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
c. 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

4. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.
5. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005
dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata
sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65 kali sehingga
perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.

Nama : Indri Febriana

Nim : 12405183177

Kelas : MBS 4D

Dari kedua laporan keuangan dibawah ini anda diminta untuk mencari rasio-rasio sekaligus
menginterpretasikannya, yaitu :

6. Debt to asset ratio


7. Debt to equity ratio
8. Long term debt to equity ratio
9. Times interest earned
10. Fixed charge coverage

Kemudian, tentukan bagaimana kondisi dan posisi perusahaan jika standar industrinya anda
tentukan sendiri.

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang Jangka Pendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400 5.000
Hipotek 9.700 3.500 13.400
Total Utang Jangka Panjang 10.100
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620 2006 =

1.300 2006 = 1.130

Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30

Jawab :

 Debt to asset ratio


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

= 57%

= 55%

= 60%

 Debt to equity ratio =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

 = 133%

 = 114%

 = 140%

 Long term debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

 = 81%

 = 65%

 = 92%

 Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

• = 12 Kali

• 10 Kali

• = 8,7 Kali

 Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30

o = 10 Kali

o = 9 Kali
o = 6.65 Kali

 Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar Industri


1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

k. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai
dengan modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari
aktiva perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai
dengan modal dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry
50%, kondisi perusahaan untuk tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya
perusahaan dibiayai dengan utang melebihi rata-rata industry.
l. Debt to equity ratio
2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 133%
2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 114%
2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya
masih di atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai
dibawah rata- rata industry.
m. Long Term Debt to Equity Ratio

Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun

• 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

n. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau
dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak,
kemudian pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat
ditutup 8 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih
dibawah rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh
pinjaman kemudian hari.
o. Fixed Charge Covarage

Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005 dinilai baik
sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata sedangkan tahun 2006
dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65 kali sehingga perusahaan akan sulit
mendapatkan pinjaman.

NAMA : LUTFI NUR HANIFAH


KELAS : MBS 4D
NIM : 12405183178
Study Kasus Halaman 168
1. Debt to Asset Ratio

2. Debt to Equity Ratio

3. Long Term Debt to Equity Ratio

4. Times Interest Earned


5. Fixed Charge Coverage

HASIL PENGUKURAN

No Jenis Rasio 2004 2005 2006 Standar Industri


1 Debt to Asset Ratio 58% 53% 59% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%
3 Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali
Ratio
4 Times Interest Earned 12 Kali 10 Kali 7.6 Kali 10 Kali
5 Fixed Charge Coverage 9,8 Kali 8,4 Kali 6,7 Kali 10 Kali

Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 58% artinya dari aktiva perusahaan didanai oleh
utang (modal pinjaman) sebesar 58% dan ini juga berarti sebanyak 42% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham. Kemudian untuk tahun 2005 sebanyak 53% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (modal pinjaman) dan sebanyak 47% dibiayai dengan modal dari pemegang
saham. Sedangkan pada tahun 2006 debt to asset ratio memiliki nilai sebanyak 58% yang artinya
aktiva perusahaan didanai oleh utang sebesar 59% dan 41% didanai oleh modal dari pemegang
saham. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri yang sebesar 50% maka kondisi
perusahaan untk tahun 2004, 2005, dan 2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai
dengan utang melebihi rata-rata industri.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

Times interest earned tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat
ditutup 12 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah 10 kali
atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak. Pada
tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat
ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005
dan 2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

Nama: Mifta Rehzita

NIM: 12405183179

Kelas: MBS 4D

1. Debt to Asset Ratio

Rasio ini menunjukkan bahwa 57% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2004. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.57,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.43,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 53% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2005. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.53,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.47,00 disediakan oleh pemegang saham.
Rasio ini menunjukkan bahwa 58% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun 2004.
Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.58,00 dibiayai dengan utang dan
Rp.42,00 disediakan oleh pemegang saham.

Jika rata-rata industri 50%, debt to asset ratio perusahaan masih dibawah rata-rata industri
sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga
menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya dengan utang. Jika perusahaan bermaksud
untuk menambah utangnya, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya.

2. Debt to Equity Ratio

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)


4. Times Interest Earned

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

5. Fixed Charge Coverage

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

No. Jenis rasio 2004 2005 2006 Standar industri


1. Debt to Asset Ratio 57% 53% 58% 50%

2. Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%

3. Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali


Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned 12,1 kali 10 kali 7,6 kali 9 kali

5. Fixed Charge Coverage 9,8 kali 8,4 kali 6,7 kali 9 kali

Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai oleh
utang (modal pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berarti sebanyak 43% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham. Kemudian untuk tahun 2005 sebanyak 53% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (modal pinjaman) dan sebanyak 47% dibiayai dengan modal dari pemegang
saham. Sedangkan pada tahun 2006 debt to asset ratio memiliki nilai sebanyak 58% yang artinya
aktiva perusahaan didanai oleh utang sebesar 58% dan 42% didanai oleh modal dari pemegang
saham. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri yang sebesar 50% maka kondisi
perusahaan untk tahun 2004, 2005, dan 2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai
dengan utang melebihi rata-rata industri.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

Nama: Adelia Octaviani

NIM: 12405183180

Kelas: MBS 4D

1. Debt to Asset Ratio

Rasio ini menunjukkan bahwa 57% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2004. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.57,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.43,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 53% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2005. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.53,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.47,00 disediakan oleh pemegang saham.
Rasio ini menunjukkan bahwa 58% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun 2004.
Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.58,00 dibiayai dengan utang dan
Rp.42,00 disediakan oleh pemegang saham.

Jika rata-rata industri 50%, debt to asset ratio perusahaan masih dibawah rata-rata industri
sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga
menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya dengan utang. Jika perusahaan bermaksud
untuk menambah utangnya, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya.

2. Debt to Equity Ratio

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned


Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

5. Fixed Charge Coverage

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

No. Jenis rasio 2004 2005 2006 Standar industri


1. Debt to Asset Ratio 57% 53% 58% 50%
2. Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%

3. Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali


Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned 12,1 kali 10 kali 7,6 kali 9 kali

5. Fixed Charge Coverage 9,8 kali 8,4 kali 6,7 kali 9 kali

Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai oleh
utang (modal pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berarti sebanyak 43% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham. Kemudian untuk tahun 2005 sebanyak 53% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (modal pinjaman) dan sebanyak 47% dibiayai dengan modal dari pemegang
saham. Sedangkan pada tahun 2006 debt to asset ratio memiliki nilai sebanyak 58% yang artinya
aktiva perusahaan didanai oleh utang sebesar 58% dan 42% didanai oleh modal dari pemegang
saham. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri yang sebesar 50% maka kondisi
perusahaan untk tahun 2004, 2005, dan 2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai
dengan utang melebihi rata-rata industri.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

Nama : Tita Saktya Putri

NIM : 12405183181

Kelas : MBS 4D

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang Jangka Pendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400 5.000
Hipotek 9.700 3.500 13.400
Total Utang Jangka Panjang 10.100
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000
Diketahui :
EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110
2005 = 1.800 2005 = 1.620
2006 = 1.300 2006 = 1.130
Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40
2005 = 180 2005 = 40
2006 = 170 2006 = 30
Jawab :

6. Debt to asset ratio


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

d. = 57%

e. = 55%

f. = 60%

7. Debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

d. = 133%

e. = 114%

f. = 140%
8. Long term debt to equity ratio =
Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

d. = 81%

e. = 65%

f. = 92%

9. Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

d. = 12 Kali

e. = 10 Kali

f. = 8,7 Kali

10. Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30

d. = 10 Kali

e. = 9 Kali

f. = 6.65
Kali

Hasil Pengukuran
NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar
Industri
1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

6. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva perusahaan didanai
utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan modal dari pemegang saham.
Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry 50%, kondisi perusahaan untuk
tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai dengan utang melebihi
rata-rata industry.
7. Debt to equity ratio
a. 2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 133%
b. 2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 114%
c. 2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya masih di
atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai dibawah rata-
rata industry.
8. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun
a. 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
b. 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
c. 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

9. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.
10. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005
dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata
sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65 kali sehingga
perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.

Nama : Happy Novasila Maharani

Kelas : MBS 4-D

Nim : 12405183183

TUGAS ANALISIS KEUANGAN

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.600 2.300
Sediaan 1.950 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 8.900 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang Jangka Pendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620

2006 = 1.300 2006 = 1.130

Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30


JAWAB :

1. Debt to asset ratio

• = 57%

• = 55%

• = 60%

Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan
didanai utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43%
dibiayai dengan modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55%
dari aktiva perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai
dengan modal dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry
50%, kondisi perusahaan untuk tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya
perusahaan dibiayai dengan utang melebihi rata-rata industry.

2. Debt to equity ratio =

• = 133%

• = 114%

• = 140%
Debt to equity ratio
2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 133%
2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 114%
2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya
masih di atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai
dibawah rata- rata industry.

3. Long term debt to equity ratio =

• = 81%

• = 65%

• = 92%
Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun

• 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
4. Times interest earned =

• = 12 Kali

• 10 Kali

• = 8,7 Kali

Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 12
kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004 baik. Akan
tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah rata-rata
industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.

5. Fixed charge coverage =

• = 10 Kali

• = 9 Kali

• = 6.65 Kali
Fixed Charge Covarage Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk
tahun 2004 dan 2005 dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman
karena diatas rata-rata sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya
sebesar 6.65 kali sehingga perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.
Nama : Ilham Quddus Ramadani

NIM : 12405183185

Kelas : MBS4D

Dari kedua laporan keuangan dibawah ini anda diminta untuk mencari rasio-rasio sekaligus
menginterpretasikannya, yaitu :

11. Debt to asset ratio


12. Debt to equity ratio
13. Long term debt to equity ratio
14. Times interest earned
15. Fixed charge coverage

Kemudian, tentukan bagaimana kondisi dan posisi perusahaan jika standar industrinya anda
tentukan sendiri.

Neraca PT Sungailliat Tbk


Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)
Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang Jangka Pendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620 2006 =

1.300 2006 = 1.130


Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30 Jawab :

 Debt to asset ratio

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

= 57%

= 55%

= 60%

 Debt to equity ratio

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

 = 133%

 %
 = 140%

 Long term debt to equity ratio

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

 = 81%

 = 65%

 = 92%

 Times interest earned


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

• = 12 Kali

• 10 Kali

• = 8,7 Kali

 Fixed charge coverage

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30
o = 10 Kali

o = 9 Kali

o = 6.65 Kali

 Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar Industri


1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

p. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai
dengan modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari
aktiva perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai
dengan modal dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry
50%, kondisi perusahaan untuk tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya
perusahaan dibiayai dengan utang melebihi rata-rata industry.
q. Debt to equity ratio
2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 133%
2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 114%
2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya
masih di atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai
dibawah rata- rata industry.

r. Long Term Debt to Equity Ratio

Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun

• 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

s. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau
dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak,
kemudian pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat
ditutup 8 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih
dibawah rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh
pinjaman kemudian hari.
t. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005
dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas
ratarata sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65
kali sehingga perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.
Nama : Arum Daru Puspita

NIM : 12405183186

Kelas : MBS 4D

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang Jangka Pendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 10.000 10.000
Cadangan laba 2.000 5.500 4.600
Total Ekuitas 12.000 15.500 14.600
Total Passiva 28.000 33.100 35.000
Diketahui :
EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110
2005 = 1.800 2005 = 1.620
2006 = 1.300 2006 = 1.130
Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40
2005 = 180 2005 = 40
2006 = 170 2006 = 30
Jawab :

11. Debt to asset ratio


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

g. = 57%

h. = 55%

i. = 60%

12. Debt to equity ratio


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

g. = 133%

h. %

i. = 140%

13. Long term debt to equity ratio


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

g. = 81%

h. = 65%
i. = 92%

14. Times interest earned


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

g. = 12 Kali

h. 10 Kali

i. = 8,7 Kali

15. Fixed charge coverage

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30

g. = 10 Kali

h. = 9 Kali

i. = 6.65
Kali

Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar


Industri
1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali
11. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva perusahaan didanai
utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan modal dari pemegang saham.
Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry 50%, kondisi perusahaan untuk
tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai dengan utang melebihi
rata-rata industry.
12. Debt to equity ratio
a. 2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 133%
b. 2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 114%
c. 2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya masih di
atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai dibawah rata-
rata industry.
13. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun
g. 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
h. 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
i. 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

14. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.
15. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005
dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata
sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65 kali sehingga
perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.

Nama : Veronica Intan Bracillia

NIM : 12405183187

Kelas : MBS 4D

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang Jangka Pendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000
Diketahui :
EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110
2005 = 1.800 2005 = 1.620
2006 = 1.300 2006 = 1.130
Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40
2005 = 180 2005 = 40
2006 = 170 2006 = 30
Jawab :

1. Debt to asset ratio


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

a. = 57%

b. = 55%

c. = 60%

2. Debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

a. = 133%

b. = 114%

c. = 140%

3. Long term debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

a. = 81%

b. = 65%

c. = 92%

4. Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

a. = 12 Kali

b. = 10 Kali

c. = 8,7 Kali

5. Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30
a. = 10 Kali

b. = 9 Kali

c. = 6.65 Kali

Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar


Industri
1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

1. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva perusahaan didanai
utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan modal dari pemegang saham.
Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry 50%, kondisi perusahaan untuk
tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai dengan utang melebihi
rata-rata industry.
2. Debt to equity ratio
a. 2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 133%
b. 2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 114%
c. 2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya masih di
atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai dibawah rata-
rata industry.
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun
a. 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
b. 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
c. 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

4. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.
5. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005
dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata
sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65 kali sehingga
perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.
Nama : Niki Mukti Lestari
Nim : 12405183188

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


1. Debt Rasio (Total Utang ÷ Total Aktikva)
- Th 2004 = 17.000 ÷ 28.000 = 0,607 atau 61 %
- Th 2005 = 17.600 ÷ 33.100 = 0,53 atau 53 %
- Th 2006 = 20.400 ÷ 35.000 = 0,58 atau 58 %
2. Debt to Equity Rasio (Total Utang ÷ Total Ekuitas)
- Th 2004 = 17.000 ÷ 12.000 = 1,416 atau 142 %
- Th 2005 = 17.600 ÷ 15.500 = 1,135 atau 114 %
- Th 2006 = 20.400 ÷ 14.600 = 1,397 atau 140 %
3. LTDtER (Total Utang Jangka Panjang ÷ Total Ekuitas)
- Th 2004 = 9.700 ÷ 12.000 = 0,808 atau 81 %
- Th 2005 = 10.100 ÷ 15.500 = 0,65 atau 65 %
- Th 2006 = 13.400 ÷ 14.600 = 0,917 atau 92%
4. Time Interest Earned (EBIT ÷ Biaya Bunga)
- Th 2004 = 2.300 ÷ 190 = 12,1 atau 12 kali
- Th 2005 = 1.800 ÷ 180 = 10 atau 10 kali
- Th 2006 = 1.300 ÷ 170 = 7,6 atau 8 kali
5. FCC (EBT + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa) ÷ (Biaya Bunga + Kewajiban Sewa)
- Th 2004 = (2.110 + 190 + 50) ÷ (190 + 50) = 9,79 atau 10 kali
- Th 2005 = (1.620 + 180 + 40) ÷ (180 + 40) = 8,36 atau 8 kali
- Th 2006 = (1.130 + 170 + 30) ÷ (170 + 30) = 6,65 atau 7 kali

Analisis Keuangan
No Jenis rasio 2004 2005 2006 Standart Industri
1 Debt Rasio 61% 53% 58% 35%
2 Debt to equity 140% 114% 142% 90%
rasio
3 LTDtER 81% 65% 92% 75%
4 Time interest 12 10 8 12 kali
earned

5 FCC 10 8 7 8 kali

Penjelasan:
1. Debt rasio pada tahun 2004 sebesar 61 % artinya dari aktiva perusahaan masih didanai
utang (modal pinjaman) sebesar 61 % dan ini berarti sebanyak 39 % dibiayai dengan
modal oleh pemegang saham. Pada tahun 2005 sebesar 53 % artinya dari aktiva
perusahaan masih didanai utang sebesar 53 % dan ini berarti sebanyak 47 % dibiayai
dengan modal oleh pemegang saham. Pada tahun berikutnya 2006 sebesar 58 % yang
artinya dari aktiva perusahaan masih didanai utang sebesar 58 % dan ini berarti sebanyak
42 % dibiayai dengan modal oleh pemegang saham. Jika dibandingkan dengan standart
industry 35 %, kondisi perusahaan untuk tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya
perusahaan dibiayai dengan utang melebihi standart rata-rata industry.
2. Debt to equity ratio
2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh utang
sebanyak 140%
2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh utang
sebanyak 114%
2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 142,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh utang
sebanyak 142%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya masih di
atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai dibawah rata-
rata industry.

3. Long Term Debt to Equity Ratio


Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 75% dan presentase tahun

• 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

4. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 12
kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industry untuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004 baik.
Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah
ratarata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.
5. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005 dinilai
baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata sedangkan
tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 7 kali sehingga perusahaan
akan sulit mendapakan pinjaman.

NAMA : KHANIFATUL KHOIRIYAH

NIM : 12405183191
KELAS : MBS 4D
Rizka Agustina Permatasari

MBS 4D / 12405183193

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 500 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 7.500 7.000
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 5.500 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 15.500 14.600
Total Ekuitas
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620 2006 =

1.300 2006 = 1.130

Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30 Jawab :


 Debt to asset ratio

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

= 57%

= 55%

= 60%

 Debt to equity ratio =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

 = 133%

 = 114%

 = 140%
 Long term debt to equity ratio =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

 = 81%

 = 65%

 = 92%

 Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

• = 12 Kali 

= 10 Kali

• = 8,7 Kali

 Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30

o = 10 Kali
o = 9 Kali

o = 6.65 Kali

 Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar Industri


1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

a. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai
dengan modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari
aktiva perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai
dengan modal dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry
50%, kondisi perusahaan untuk tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya
perusahaan dibiayai dengan utang melebihi rata-rata industry.
b. Debt to equity ratio
2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 133%
2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 114%
2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya
masih di atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai
dibawah rata- rata industry.

c. Long Term Debt to Equity Ratio

Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun

• 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

d. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau
dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak,
kemudian pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat
ditutup 8 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih
dibawah rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh
pinjaman kemudian hari.
e. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005
dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas
ratarata sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65
kali sehingga perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.
Nama Nia Febriani Tri Mujianingrum

NIM : 12405183194

Kelas : MBS4D

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 500 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 7.500 7.000
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang Utang
Obligasi 6.200 6.600 8.400
Hipotek 3.500 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 5.500 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 15.500 14.600
Total Ekuitas
Total Passiva 28.000 33.100 35.000
Diketahui :
EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110
2005 = 1.800 2005 = 1.620
2006 = 1.300 2006 = 1.130
Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40
2005 = 180 2005 = 40
2006 = 170 2006 = 30
Jawab :

6. Debt to asset ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

d. 2004 = = = 57%
e. 2005 = = = 55%
f. 2006 = = = 60%

7. Debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

d. 2004 = = = 133%
e. 2005 = = = 114%
f. 2006 = = = 140%

8. Long term debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

d. 2004 = = = 81%
e. 2005 = = = 65%
f. 2006 = = = 92%

9. Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170
d. 2004 = = = 12 Kali
e. 2005 = = = 10 Kali
f. 2006 = = = 8,7 Kali

10. Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30

d. 2004 = = = 10 Kali
e. 2005 = = = 9 Kali
f. 2006 = = = 6.65
Kali

Hasil Pengukuran

NO Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar


. Industri
1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

6. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva perusahaan didanai
utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan modal dari pemegang saham.
Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry 50%, kondisi perusahaan untuk
tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai dengan utang melebihi
rata-rata industry.
7. Debt to equity ratio
a. 2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 133%
b. 2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 114%
c. 2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya masih di
atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai dibawah rata-
rata industry.
8. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun
a. 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
b. 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
c. 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

9. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.
10. Fixed Charge Covarage

Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005 dinilai baik
sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata sedangkan tahun 2006
dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65 kali sehingga perusahaan akan sulit
mendapakan pinjaman.

Nama : Moch. Wazihan Gandi Winata

Kelas : MBS 4-D

Nim : 12405183195

TUGAS ANALISIS KEUANGAN

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 4.000 2.300 3.000
Sediaan 8.900 11.600 13.300
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
7.500
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400 5.000
Hipotek 9.700 3.500 13.400
Total Utang Jangka Panjang 10.100
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620

2006 = 1.300 2006 = 1.130

Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30

JAWAB :

1. Debt to asset ratio

• = 57%

• = 55%

• = 60%

Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan
didanai utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43%
dibiayai dengan modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55%
dari aktiva perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai
dengan modal dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry
50%, kondisi perusahaan untuk tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya
perusahaan dibiayai dengan utang melebihi rata-rata industry.

2. Debt to equity ratio =

• = 133%

• = 114%

• = 140%
Debt to equity ratio

2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 133%
2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 114%
2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai
oleh utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya
masih di atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai
dibawah rata- rata industry.

3. Long term debt to equity ratio =

• = 81%
• = 65%

• = 92%
Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun

• 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
• 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

4. Times interest earned =

• = 12 Kali

• = 10 Kali

• = 8,7 Kali

Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 12
kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004 baik. Akan
tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah rata-rata
industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.

5. Fixed charge coverage =

• = 10 Kali

• = 9 Kali

• = 6.65 Kali
Fixed Charge Covarage Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk
tahun 2004 dan 2005 dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman
karena diatas rata-rata sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya
sebesar 6.65 kali sehingga perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.

Nama : Marsanti Nindarlian

NIM : 12405183196

Kelas : MBS 4D

Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 500 7.000
Utang Jangka Pendek 7.500
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 5.500 14.600
Total Ekuitas 15.500
Total Passiva 28.000 33.100 35.000
Diketahui :
EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110
2005 = 1.800 2005 = 1.620
2006 = 1.300 2006 = 1.130
Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40
2005 = 180 2005 = 40
2006 = 170 2006 = 30
Jawab :

11. Debt to asset ratio


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

g. = 57%

h. = 55%

i. = 60%
12. Debt to equity ratio =
Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

g. = 133%

h. = 114%

i. = 140%

13. Long term debt to equity ratio =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

g. = 81%

h. = 65%

i. = 92%

14. Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

g. = 12 Kali

h. = 10 Kali

i. = 8,7 Kali

15. Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30

g. = 10 Kali

h. = 9 Kali

i. = 6.65 Kali

Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar


Industri
1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

11. Debt To Asset Ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai
utang (Modal Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai dengan
modal dari pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari aktiva
perusahaan didanai utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva perusahaan didanai
utang (modal pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan modal dari pemegang saham.
Jika dibandingkan dengan standart rata-rata industry 50%, kondisi perusahaan untuk
tahun 2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai dengan utang melebihi
rata-rata industry.
12. Debt to equity ratio
a. 2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 133%
b. 2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 114%
c. 2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005 untuk
setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun
20042005kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya masih di
atas rata- rata industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai dibawah rata-
rata industry.
13. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun
g. 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
h. 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.
i. 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikanjaminan utang
jangkapanjang PT Sungailiat Tbk.

14. Time Interest Earned


Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup
12 kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industriuntuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.
15. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005
dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata
sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65 kali sehingga
perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.

Nama: danang nur arifin

NIM: 12405183199

Kelas: MBS 4-D

6. Debt to Asset Ratio

Rasio ini menunjukkan bahwa 57% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2004. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.57,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.43,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 53% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2005. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.53,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.47,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 58% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun 2004.
Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.58,00 dibiayai dengan utang dan
Rp.42,00 disediakan oleh pemegang saham.

Jika rata-rata industri 50%, debt to asset ratio perusahaan masih dibawah rata-rata industri
sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga
menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya dengan utang. Jika perusahaan bermaksud
untuk menambah utangnya, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya.
7. Debt to Equity Ratio

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

8. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

9. Times Interest Earned

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

10. Fixed Charge Coverage

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

No. Jenis rasio 2004 2005 2006 Standar industri


1. Debt to Asset Ratio 57% 53% 58% 50%

2. Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%

3. Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali


Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned 12,1 kali 10 kali 7,6 kali 9 kali


5. Fixed Charge Coverage 9,8 kali 8,4 kali 6,7 kali 9 kali

Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai oleh
utang (modal pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berarti sebanyak 43% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham. Kemudian untuk tahun 2005 sebanyak 53% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (modal pinjaman) dan sebanyak 47% dibiayai dengan modal dari pemegang
saham. Sedangkan pada tahun 2006 debt to asset ratio memiliki nilai sebanyak 58% yang artinya
aktiva perusahaan didanai oleh utang sebesar 58% dan 42% didanai oleh modal dari pemegang
saham. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri yang sebesar 50% maka kondisi
perusahaan untk tahun 2004, 2005, dan 2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai
dengan utang melebihi rata-rata industri.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun 2004, FCC
yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata industry
sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan 2006
hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena masih
dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman
Nama: Soni Setio Nugroho

NIM: 12405183200

Kelas: MBS 4-D

 Debt to Asset Ratio

Rasio ini menunjukkan bahwa 57% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2004. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.57,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.43,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 53% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun
2005. Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.53,00 dibiayai dengan utang
dan Rp.47,00 disediakan oleh pemegang saham.

Rasio ini menunjukkan bahwa 58% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang tahun 2004.
Artinya, bahwa setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.58,00 dibiayai dengan utang dan
Rp.42,00 disediakan oleh pemegang saham.

Jika rata-rata industri 50%, debt to asset ratio perusahaan masih dibawah rata-rata industri
sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi tersebut juga
menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya dengan utang. Jika perusahaan bermaksud
untuk menambah utangnya, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya.
 Debt to Equity Ratio

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

 Times Interest Earned

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

 Fixed Charge Coverage

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.

No. Jenis rasio 2004 2005 2006 Standar industri


1. Debt to Asset Ratio 57% 53% 58% 50%

2. Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 100%

3. Long Term Debt to Equity 81% 65% 92% 9 kali


Ratio (LTDtER)

4. Times Interest Earned 12,1 kali 10 kali 7,6 kali 9 kali

5. Fixed Charge Coverage 9,8 kali 8,4 kali 6,7 kali 9 kali
Debt to asset ratio tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai oleh
utang (modal pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berarti sebanyak 43% dibiayai dengan modal
dari pemegang saham. Kemudian untuk tahun 2005 sebanyak 53% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (modal pinjaman) dan sebanyak 47% dibiayai dengan modal dari pemegang
saham. Sedangkan pada tahun 2006 debt to asset ratio memiliki nilai sebanyak 58% yang artinya
aktiva perusahaan didanai oleh utang sebesar 58% dan 42% didanai oleh modal dari pemegang
saham. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industri yang sebesar 50% maka kondisi
perusahaan untk tahun 2004, 2005, dan 2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai
dengan utang melebihi rata-rata industri.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 100%, maka perusahaan
masih dianggap kurang baik karena berada diatas rata-rata industri. Hal ini disebabkan karena
debt to equity ratio perusahaan memiliki nilai sebesar 133% pada tahun 2005, 114% pada athun
2005, serta 144% pada tahun 2006.

Times interest earned tahun 2004 adalah 12,1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup 12,1 kali dari laba sebelum bunga atau pajak. Kemudian, untuk tahun 2005 adalah
10 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak.
Pada tahun 2006 times interested earned nya yaitu 7,6 kali atau dengan kata lain, biaya bunga
dapat ditutup dengan 7,6 kali laba sebelum bunga dan pajak.

Apabila rata-rata industri untuk usaha yang sejenis 9 kali, maka rasio pada tahun 2004
tergolong baik begitu juga dengan tahun 2005 masih bisa tergolong dengan kategori baik. Namun
untuk tahun 2006 dinilai kurang baik karena memiliki nilai yang berada dibawah ratarata
industri. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh tambahan pinjaman di
kemudian hari.

Seandainya rata-rata industri untuk fixed charge coverage adalah 9 kali, untuk tahun
2004, FCC yang dimiliki adalah 9,8 kali dan ini dinilai cukup baik karena berada pada rata-rata
industry sehingga memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman. Namun untuk tahun 2005 dan
2006 hanya memiliki FCC sebesar 8,4 kali dan 6,7 kali dan hal ini dinilai kurang baik karena
masih dibawah rata-rata industry sehingga menyulitkan persahaan untuk memperoleh pinjaman.
Nama : Erika Septiana

NIM : 12405183201

Kelas : MBS4D

SOAL

Dari kedua laporan keuangan dibawah ini anda diminta untuk mencari rasio-rasio sekaligus
menginterpretasikannya, yaitu :

16. Debt to asset ratio


17. Debt to equity ratio
18. Long term debt to equity ratio
19. Times interest earned
20. Fixed charge coverage

Kemudian, tentukan bagaimana kondisi dan posisi perusahaan jika standar industrinya anda
tentukan sendiri.
Neraca PT Sungailliat Tbk

Per 31 Desember 2004, 2005, 2006 (Dalam Jutaan)


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Aktiva lancar
Kas 1.750 2.000 3.150
Rekening Tabungan 2.250 2.250 2.850
Surat-surat berharga 1.500 1.750 2.000
Piutang 1.450 1.950 1.600 2.300
Sediaan 8.900 4.000 3.000
Total Aktiva Lancar 11.600 13.300
Aktiva Tetap
Tanah 7.500 7.500 7.500
Mesin 8.250 9.500 9.500
Kendaraan 2.750 3.500 4.000
Akumulasi penyusutan (1.100) (1.300) (1.400)
Total Aktiva Tetap 17.400 19.200 19.600
Total Aktiva Lainnya 1.700 1.400 1.100
Total Aktiva 28.000 32.200 34.000
Utang Jangka Pendek
Utang Bank 4.800 5.200 4.000
Utang Dagang 1.200 300 1.800 500 2.000 1.000
Utang Wesel 6.300 7.500 7.000
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang
Utang Obligasi 6.200 3.500 6.600 8.400
Hipotek 9.700 3.500 5.000
Total Utang Jangka Panjang 10.100 13.400
Ekuitas
Modal setor 10.000 2.000 10.000 5.500 10.000 4.600
Cadangan laba 12.000 15.500 14.600
Total Ekuitas
Total Passiva 28.000 33.100 35.000

Diketahui :

EBIT : 2004 = 2.300 EBT : 2004 = 2.110

2005 = 1.800 2005 = 1.620 2006 =

1.300 2006 = 1.130

Biaya Bunga : 2004 = 190 Lease / Sewa : 2004 = 40

2005 = 180 2005 = 40

2006 = 170 2006 = 30

JAWAB

1. rasio-rasio sekaligus menginterpretasikannya

1. Debt to asset ratio

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Asset (Total Aktiva) 28.000 32.200 34.000
Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400

a. 57%

b. 55%

c. 60%
2. Debt to equity ratio =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Debt (Total Utang) 16.000 17.600 20.400
Total Equity (Total ekuitas) 12.000 15.500 14.600

a. 133%

b. 114%

c. 140%

3. Long term debt to equity ratio =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Total Utang Jangka Panjang 9.700 10.100 13.400
Total Equity 12.000 15.500 14.600

a. 81%

b. = 65%

c. = 92%

4. Times interest earned =


Pos-pos Neraca 2004 2005 2006
Earning Before Interest and Text 2.300 1.800 1.300
Biaya Bunga (Interest) 190 180 170

a. = 12 Kali
b. = 10 Kali

c. = 8,7 Kali

5. Fixed charge coverage =

Pos-pos Neraca 2004 2005 2006


Earning Before Tax (EBT) 2.110 1.800 1.130
Biaya Bunga 190 180 170
Kewajiban sewa/Lease 40 40 30

a. = 10 Kali

b. = 9 Kali

c. = 6.65 Kali

2. Hasil Pengukuran

NO. Jenis Ratio 2004 2005 2006 Standar Industri


1 Debt to Asset Ratio 57% 55% 60% 50%
2 Debt to Equity Ratio 133% 114% 140% 90%
3 Long Term Debt to 81% 65% 92% 85%
Equity Ratio (LTDtER)
4 Time Interest Earned 12 Kali 9 Kali 8 Kali 12 Kali
5 Fixed Charge Coverage 10 Kali 9 Kali 6.65 Kali 8 Kali

a. Debt To Asset Ratio


Tahun 2004 sebanyak 57% artinya dari aktiva perusahaan didanai utang (Modal
Pinjaman) sebesar 57% dan ini juga berati sebanyak 43% dibiayai dengan modal dari
pemegang saham. Kemudian tahun 2005 sebanyak 55% dari aktiva perusahaan didanai
utang (modal pinjaman) dan sebanyak 45% dibiayai dengan modal dari pemegang saham
dan pada tahun 2006 sebanyak 60% dari aktiva perusahaan didanai utang (modal
pinjaman) dan sebanyak 40% dibiayai dengan modal dari pemegang saham. Jika
dibandingkan dengan standart rata-rata industry 50%, kondisi perusahaan untuk tahun
2004-2006 dinilai kurang baik. Artinya perusahaan dibiayai dengan utang melebihi
ratarata industry.
b. Debt to equity ratio
1) 2004 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 133,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan
dibiayai oleh utang sebanyak 133%
2) 2005 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 114,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan
dibiayai oleh utang sebanyak 114%
3) 2006 : Ratio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan 140,00 tahun 2005
untuk setiap Rp.100,00 yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan
dibiayai oleh utang sebanyak 140%.
Jika Debt to Equity Ratiorata- rata industry 90%, maka untuk tahun 2004-2005kondisi
perusahaan belum dapat dikatakan baik, karena presentasenya masih di atas rata- rata
industry meskipun tahun 2005menurun namun belum sampai dibawah rata- rata industry.

c. Long Term Debt to Equity Ratio


Untuk Long Term Debt to Equity Ratio pada tahun 2004 kondisi perusahaan dapat
dikatakan baik karena rata- rata industry ditetapkan 85% dan presentase tahun
1) 2004 :Sebanyak 81 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang jangka panjang PT Sungailiat Tbk.
2) 2005 :Sebanyak 65 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang jangka panjang PT Sungailiat Tbk.
3) 2006 :Sebanyak 92 % dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang jangka panjang PT Sungailiat Tbk.
d. Time Interest Earned
Pada tahun 2004 adalah 12 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 12
kali laba sebelum bunga dan pajak. Lalu pada tahun 2005 sebesar 10 kali atau dengan
kata lain, biaya bunga dapat ditutup 10 kali laba sebelum bunga dan pajak, kemudian
pada tahun 2006 sebesar 8 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 8 kali
laba sebelum bunga dan pajak.
Apabila rata-rata industry untuk usaha yang sejenis 12 kali rasio untuk tahun 2004
baik. Akan tetapi untuk tahun 2005 dan 2006 dinilai kurang baik karena masih dibawah
rata-rata industry 12 kali. Hal ini menyulitkan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
kemudian hari.
e. Fixed Charge Covarage
Seandainya rata-rata industry untuk fcc adalah 8 kali untuk tahun 2004 dan 2005
dinilai baik sehingga perusahaan mudah memperoleh pinjaman karena diatas rata-rata
sedangkan tahun 2006 dibawah rata-rata industry yang hanya sebesar 6.65 kali sehingga
perusahaan akan sulit mendapakan pinjaman.

Anda mungkin juga menyukai