1. Counseling (Konseling) Definisi Counseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkanya agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah (Willis, 2004). Peran knselor Konselor memiliki peran penting dalam pemulihan kondisi psikologis, krisis, trauma yang dialami oleh para korban yang selamat dari bencana alam. Adapun peran konselor terhadap korban yang selamat dari bencana alam yaitu dengan memberikan pelayanan: 1. koseling bencana, 2. Konseling krisis atau konseling trauma (trauma healing) baik melalui format individu, kelompok, klasikal, maupun lapangan. Konselor dituntut untuk cermat dalam memilih dan menggunakan pendekatan, teknik, dan format layanan yang sesuai dengan kondisi tauma yang dialami oleh korban bencana alam. Persiapan yang dilakukan sebelum konseling 1. Sebelum pelaksanaan layanan konseling diberikan, langkah pertama adalah menciptakan rasa aman (Weaver, dkk.2003). 2. Rasa nyaman, sehingga mereka merasa tidak sendirian dalam hidup ini. 2. Penyakit yang mucul sebagai dampak disaster Macam-macam penyakit Penyakit yang muncul pasca terjadinya bencana yaitu: 1. kolera, 2. diare, 3. malaria, 4. infeksi dada/pernafasan, 5. demam berdarah dengue, 6. thypoid, 7. Hepatitis A, 8. infeksi vagina, 9. dan penyakit anak-anak.
Faktor Resiko yang Berkontribusi dalam Penyebaran Penyakit
Pertama, terjadinya pengungsian besar-besaran secara mendadak dalam waktu singkat menyebabkan pengelompokan orang pada titik tertentu, dengan kondisi apa adanya. Kedua, rusaknya berbagai fasilitas kesehatan, baik rumah sakit maupun puskesmas serta terbatasnya persediaan obat dan logistik kesehatan serta personil di lapangan membatasi pelayanan kesehatan bagi korban bencana. Dalam kondisi bencana, petugas kesehatan di lokasi bencana mengalami trauma dan dilema. Mereka adalah korban, tapi di lain pihak mereka juga harus menolong orang lain karena kompetensi dan keahliannya. Ketiga, dalam kondisi darurat, kita sulit memprediksi kapan kondisi ini akan berakhir. Semua tergantung pada jenis dan seberapa besar bencana yang terjadi, populasi yang terkena dampak serta juga berat-ringannya dampak yang ditimbulkan oleh bencana, baik pada manusia maupun infrastruktur pendukung kehidupan, serta cepat lambatnya upaya pertolongan berlangsung. Pencegahan dan Pengurangan Penyakit Akibat Disaster Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (APHA) menegaskan pentingnya tindakan segera untuk mengurangi ancaman penyakit menular dan wabah pascabencana. Pemerintah dan para tim relawan di lapangan harus menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan di lapangan berangsur-angsur normal. Tindakan yang Perlu dilakukan untuk Pencegahan adalah 1. Tindakan promosi kesehatan dan imunisasi terhadap penyakit berpotensi wabah harus mulai dilakukan di lapangan, dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan setempat. 2. Pemerintah perlu menyediakan infrastuktur kesehatan termasuk fasilitas dasar dengan dan jumlah staf kesehatan yang kompeten. 3. Pemerintah juga perlu menjamin obatan-obatan dan logistik, termasuk peralatan yang disediakan sesuai dengan standar dan aturan pemerintah Indonesia. Kontroling (Pengendalian) Kontroling dapat dilakukan berdasarkan jenis penyakit yang muncul akibat bencana terhadap ketersediaan pelayanan kesehatan yang memadai yaitu sarana dan prasarana kesehatan sesuai kebutuhan, tenaga ahli di lapangan dan kerjasama yang dilakukan oleh berbagai pihak yang ada di lapangan. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan surveilans ketat terhadap faktor lingkungan (air, sanitasi, penanganan sampah) dan pengendalaian vektor penyakit (nyamuk dan lalat) harus mulai diperhatikan. Kelompok-kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak, orang tua, serta orang cacat harus didata agar bisa mendapat pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya. Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan melihat keberhasilan penatalaksanaan terhadap penyakit yang ditimbulkan melalui prevalensi penyakit, jenis penyakit dan bentuk penanganan yang diberikan. 3. disaster management concepat Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Fase Predisaster kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian harta dan korban manusia yang disebabkan oleh bahaya dan memastikan bahwa kerugian yang ada juga minimal ketika terjadi bencana. Kesiapsiagaan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum peristiwa bencana terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan kerusakan saat bencana terjadi. Misalnya: penyiapan lokasi evakuasi, rencana kontijensi, dan sosialisasi peraturan/pedoman penanggulangan bencana Mitigasi (1) Mitigasi struktural: membuat checkdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dan lain-lain, dan (2) Mitigasi non struktural (perundang-undangan, pelatihan, dan lain-lain). Pencegahan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin meniadakan bahaya). Misalnya: melarang pembakaran hutan dalam perladangan, dan melarang penambangan batu di daerah yang curam. Peringatan dini upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi. Pemberian peringatan dini harus: menjangkau masyarakat (accessible), segera (immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), dan bersifat resmi (official). Saat bencana tanggap darurat serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk Menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Meliputi kegiatan: (1) penyelamatan dan evakuasi korban maupun harta benda, (2) pemenuhan kebutuhan dasar. (3) perlindungan, (4) pengurusan pengungsi, dan (5) penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. Bantuan darurat merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa: pangan, sandang, tempat tinggal sementara, kesehatan, sanitasi dan air bersih. Fase Pasca Bencana, Pemulihan/Recovery proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula. Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki (rekonstruksi) prasarana dan sarana dari pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dan lain- lain) Rehabilitas upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting dan menghidupkan kembali roda perekonomian. Rekontruksi program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumya.