Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ira astutik

Nim : 14201.08.16015

Resum keperawatan bencana


1. Counseling (Konseling)
Definisi Counseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang
terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang
membutuhkanya agar individu tersebut berkembang potensinya secara
optimal, mampu mengatasi masalahnya dan mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang selalu berubah (Willis, 2004).
Peran knselor Konselor memiliki peran penting dalam pemulihan kondisi psikologis,
krisis, trauma yang dialami oleh para korban yang selamat dari bencana
alam. Adapun peran konselor terhadap korban yang selamat dari bencana
alam yaitu dengan memberikan pelayanan:
1. koseling bencana,
2. Konseling krisis atau konseling trauma (trauma healing) baik melalui
format individu, kelompok, klasikal, maupun lapangan.
Konselor dituntut untuk cermat dalam memilih dan menggunakan
pendekatan, teknik, dan format layanan yang sesuai dengan kondisi tauma
yang dialami oleh korban bencana alam.
Persiapan yang dilakukan sebelum konseling
1. Sebelum pelaksanaan layanan konseling diberikan, langkah pertama
adalah menciptakan rasa aman (Weaver, dkk.2003).
2. Rasa nyaman, sehingga mereka merasa tidak sendirian dalam hidup ini.
2. Penyakit yang mucul sebagai dampak disaster
Macam-macam penyakit
Penyakit yang muncul pasca terjadinya bencana yaitu:
1. kolera,
2. diare,
3. malaria,
4. infeksi dada/pernafasan,
5. demam berdarah dengue, 
6. thypoid,
7. Hepatitis A,
8. infeksi vagina,
9. dan penyakit anak-anak.

Faktor Resiko yang Berkontribusi dalam Penyebaran Penyakit


Pertama, terjadinya pengungsian besar-besaran secara mendadak dalam
waktu singkat menyebabkan pengelompokan orang pada titik tertentu,
dengan kondisi apa adanya.
Kedua, rusaknya berbagai fasilitas kesehatan, baik rumah sakit maupun
puskesmas serta terbatasnya persediaan obat dan logistik kesehatan
serta personil di lapangan membatasi pelayanan kesehatan bagi
korban bencana. Dalam kondisi bencana, petugas kesehatan di lokasi
bencana mengalami trauma dan dilema. Mereka adalah korban, tapi di
lain pihak mereka juga harus menolong orang lain karena kompetensi
dan keahliannya.
Ketiga, dalam kondisi darurat, kita sulit memprediksi kapan kondisi ini akan
berakhir. Semua tergantung pada jenis dan seberapa besar bencana
yang terjadi, populasi yang terkena dampak serta juga berat-ringannya
dampak yang ditimbulkan oleh bencana, baik pada manusia maupun
infrastruktur pendukung kehidupan, serta cepat lambatnya upaya
pertolongan berlangsung.
Pencegahan dan Pengurangan Penyakit Akibat Disaster
Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (APHA) menegaskan pentingnya
tindakan segera untuk mengurangi ancaman penyakit menular dan wabah
pascabencana. Pemerintah dan para tim relawan di lapangan harus menjamin
ketersediaan pelayanan kesehatan di lapangan berangsur-angsur normal.
Tindakan yang Perlu dilakukan untuk Pencegahan adalah
1. Tindakan promosi kesehatan dan imunisasi terhadap penyakit berpotensi
wabah harus mulai dilakukan di lapangan, dengan mempertimbangkan
kondisi dan kebutuhan setempat.
2. Pemerintah perlu menyediakan infrastuktur kesehatan termasuk fasilitas
dasar dengan dan jumlah staf kesehatan yang kompeten.
3. Pemerintah juga perlu menjamin obatan-obatan dan logistik, termasuk
peralatan yang disediakan sesuai dengan standar dan aturan pemerintah
Indonesia.
Kontroling (Pengendalian) Kontroling dapat dilakukan berdasarkan jenis penyakit
yang muncul akibat bencana terhadap ketersediaan pelayanan kesehatan yang
memadai yaitu sarana dan prasarana kesehatan sesuai kebutuhan, tenaga ahli
di lapangan dan kerjasama yang dilakukan oleh berbagai pihak yang ada di
lapangan.
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan surveilans ketat terhadap faktor lingkungan (air, sanitasi,
penanganan sampah) dan pengendalaian vektor penyakit (nyamuk dan lalat)
harus mulai diperhatikan. Kelompok-kelompok rentan seperti ibu hamil,
bayi, anak-anak, orang tua, serta orang cacat harus didata agar bisa mendapat
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya.
Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan melihat keberhasilan penatalaksanaan terhadap
penyakit yang ditimbulkan melalui prevalensi penyakit, jenis penyakit dan
bentuk penanganan yang diberikan.
3. disaster management concepat
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
 Fase Predisaster kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian
harta dan korban manusia yang disebabkan oleh bahaya dan
memastikan bahwa kerugian yang ada juga minimal ketika terjadi
bencana.
 Kesiapsiagaan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna.
 Langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum peristiwa
bencana terjadi dan ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa,
gangguan layanan, dan kerusakan saat bencana terjadi. Misalnya:
penyiapan lokasi evakuasi, rencana kontijensi, dan sosialisasi
peraturan/pedoman penanggulangan bencana
 Mitigasi (1) Mitigasi struktural: membuat checkdam, bendungan, tanggul
sungai, rumah tahan gempa, dan lain-lain, dan
(2) Mitigasi non struktural (perundang-undangan, pelatihan, dan
lain-lain).
 Pencegahan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika
mungkin meniadakan bahaya). Misalnya: melarang pembakaran
hutan dalam perladangan, dan melarang penambangan batu di
daerah yang curam.
 Peringatan dini upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi. Pemberian peringatan dini
harus: menjangkau masyarakat (accessible), segera
(immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), dan
bersifat resmi (official).
 Saat bencana tanggap darurat serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
Menangani dampak buruk yang ditimbulkan.
 Meliputi kegiatan: (1) penyelamatan dan evakuasi korban maupun harta
benda,
(2) pemenuhan kebutuhan dasar.
(3) perlindungan,
(4) pengurusan pengungsi, dan
(5) penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
 Bantuan darurat merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa: pangan,
sandang, tempat tinggal sementara, kesehatan, sanitasi
dan air bersih.
 Fase Pasca Bencana, Pemulihan/Recovery proses pemulihan darurat
kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan
kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula. Upaya yang
dilakukan adalah memperbaiki (rekonstruksi) prasarana dan sarana dari
pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dan lain-
lain)
 Rehabilitas upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk
membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan
fasilitas sosial penting dan menghidupkan kembali roda perekonomian.
 Rekontruksi program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan
fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat
pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumya.

Anda mungkin juga menyukai