Anda di halaman 1dari 85

PENGEMBANGAN E-MODUL TRANSMISI

OTOMATIS MOBIL UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN
TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

oleh
Rullyta Widya Renggani
NIM.5202413070

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. The most effective way to do it, is to do it (Amelia Earhart).

2. Persiapkan diri hari ini, bertempur hari esok, kemudian menang dan berhasil

di hari lusa (Susilo Bambang Yudhoyono).

3. Yakinlah bahwa kamu mampu, lakukan dengan sepenuh hati, terus berusaha

dan jangan berhenti.

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orangtua (Bapak Sunarto dan Ibu Kuriyah), serta adikku (Angga

Dwijanarko) tercinta.

v
ABSTRAK

Renggani, Rullyta Widya. 2017. Pengembangan E-modul Transmisi Otomatis


Mobil Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Teknik
Otomotif Universitas Negeri Semarang. Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang. Drs. Supraptono, M.Pd., Drs. Suwahyo, M.
Pd.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan e-modul transmisi


otomatis mobil dan mengetahui kelayakannya, peningkatan hasil belajar, dan
tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-modul transmisi otomatis mobil
yang dikembangkan.
Model pengembangan pada penelitian ini menggunakan model
pengembangan dan penelitian (Research and Development/R&D). Penelitian ini
menggunakan desain uji coba Quasi Experimental Design dengan model
Nonequivalent Control Group Design. Hasil uji coba ahli media memperoleh
persentase kelayakan sebesar 93,8% sedangkan ahli materi sebesar 77%,
keduanya memperoleh kriteria sangat layak. Peningkatan nilai rata-rata pretest
dan posttest sebesar 12,5% untuk kelompok kontrol dan 24,05% untuk kelompok
eksperimen. Hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar -0,48 untuk pretest yang
berarti tidak terdapat perbedaan, sedangkan hasil thitung untuk posttest sebesar 2,89
yang berarti terdapat perbedaan. Hasil perhitungan uji n-gain memperoleh rata-
rata gain sebesar 0,34 untuk kelas kontrol dan 0,46 untuk kelas eksperimen,
keduanya memperoleh kriteria peningkatan sedang. Analisis tanggapan
mahasiswa memperoleh persentase sebesar 80% dan mendapat kriteria sangat
baik.
Saran untuk penelitian ini adalah pengembangan lanjut e-modul transmisi
otomatis mobil menggunakan software yang memiliki fitur-fitur canggih sehingga
memperkecil kelemahan pada e-modul. Pemanfaatan e-modul transmisi otomatis
mobil pada pembelajaran sebaiknya menggunakan komputer/laptop untuk
masing-masing pengguna. Pengembangan kembali e-modul dengan
menambahkan video pada materi pemeriksaan komponen dan thoubleshooting.

Kata kunci: chasis pemindah daya, e-modul, full hydraulic, R&D, transmisi
otomatis mobil.

vi
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan kemudahan, kelancaran, rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Pengembangan E-

Modul Transmisi Otomatis Mobil Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa

Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Semarang” dengan baik dan

tanpa suatu hambatan yang berarti. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada

Nabi Muhammad SAW, yang penulis nantikan syafa’atnya di hari akhir nanti.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk melaksanakan ujian

skripsi dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Teknik Otomotif, Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Penulisan proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama berbagai

pihak. Oleh Karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rohman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik UNNES.

3. Bapak Rusiyanto, S.Pd.,M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin UNNES.

4. Bapak Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T., Ketua Program Studi

Pendidikan Teknik Otomotif.

5. Bapak Drs. Supraptono, M.Pd., Dosen pembimbing I yang berkenan

membantu, memberikan waktu, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

vii
6. Bapak Drs. Suwahyo, M.Pd., Dosen pembimbing II yang berkenan membantu,

memberikan waktu, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Masugino, M.Pd., Dosen Penguji berkenan membantu,

memberikan waktu, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Almarhum Bapak, Ibu, adik dan keluarga yang telah memberikan do’a,

nasihat, dan kasih sayang.

9. Rekan-rekan Pendidikan Teknik Otomotif angkatan 2013 dengan

kebersamaan dan semangatnya.

10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

bisa dituliskan satu persatu.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan imbalan dari Allah

SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari

ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun penulis terima

dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi

penulis maupun pembaca.

Semarang, 18 Januari 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
PRAKATA.................................................................................................. viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN................................................... xi
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Tujuan Pengembangan ............................................................... 7
F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan ................................... 8
G. Manfaat Penelitian...................................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 9
A. Kajian Teori................................................................................ 9
1. Belajar dan Pembelajaran ..................................................... 9
a. Belajar............................................................................. 9
b. Pembelajaran................................................................... 10
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................... 11
d. Hasil Belajar ................................................................... 13
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......... 15
2. Modul Pembelajaran............................................................. 16
a. Pengertian Modul .......................................................... 16
b. Tujuan dan Fungsi Modul ............................................. 17
c. Karakteristik Modul....................................................... 17
d. Bagian-Bagian Modul ................................................... 19
e. Prosedur Penyusunan Modul......................................... 20
f. Evaluasi Modul.............................................................. 24
3. E-Modul................................................................................ 25
4. Transmisi Otomatis Mobil (Full Hydraulic) ........................ 26
a. Fungsi Transmisi Otomatis Mobil................................. 26
b. Jenis Transmisi Otomatis Mobil.................................... 27
c. Komponen-Komponen Transmisi Otomatis Mobil....... 29
d. Pemilihan Roda Gigi dan Fungsinya ............................. 40
e. Aliran Tenaga ................................................................ 42
f. Pemeriksaan................................................................... 47
g. Troubleshooting............................................................. 52

ix
5. 3D PageFlip Professional .................................................... 55
6. Kajian Penelitian yang Relevan............................................ 58
7. Kerangka Pikir Penelitian..................................................... 59
8. Pertanyaan Penelitian ........................................................... 60
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 61
A. Model Pengembangan............................................................ 61
B. Prosedur Pengembangan........................................................ 62
1. Potensi dan Masalah.......................................................... 64
2. Pengumpulan Data ............................................................ 65
3. Desain Produk ................................................................... 66
4. Validasi Desain ................................................................. 68
5. Perbaikan Desain............................................................... 69
6. Uji Coba Produk................................................................ 69
7. Revisi Produk .................................................................... 73
8. Ujicoba Pemakaian............................................................ 73
C. Uji Coba Produk ................................................................... 74
1. Desain Uji Coba ................................................................ 74
2. Subjek Coba ...................................................................... 75
3. Jenis Data .......................................................................... 75
4. Instrumen Pengumpul Data............................................... 75
5. Teknik Analisis Data......................................................... 81
BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................. 84
A. Data Uji Coba ........................................................................ 84
B. Analisis Data.......................................................................... 94
C. Revisi Produk......................................................................... 101
D. Kajian Produk Akhir .............................................................. 110
BAB V. PENUTUP..................................................................................... 116
A. Simpulan tentang Produk....................................................... 116
B. Saran Pemanfaatan Hasil Pengembangan.............................. 117
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 118
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... 122

x
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Simbol Arti
∑ Jumlah
O1 dan O3 Tes Awal (Pretest)
O2 dan O4 Tes Akhir (Posttest)
X1 Tanpa Perlakuan
X2 Perlakuan
rbis Koefisien korelasi biserial
r11 Reliabilitas Instrumen
X2 Chi-kuadrat
t Hasil Uji-t
d.b Derajat bebas (dk= derajat kebebasan)
S2 Standar deviasi
g Gain

Singkatan Arti
3D 3 dimension (3 dimensi)
ATF Automatic Transmission Fluid (minyak transmisi otomatis)
CCW Counter Clockwise (berlawanan jarum jam)
CVT Control variable transmission (transmisi dengan sabukpengatur)
CW Clockwise (searah jarum jam)
ECT Elektronik control transmission (transmisi dengan control
elektronik)
EXE Executable (format dokumen berbentuk aplikasi)
FH Full hydraulic (hidrolik penuh)
HTML Hypertext mark up language (konsep hypertext dalam suatu
dokumen)
JPG Joint photographic experts group (format dokumen berbentuk
gambar)
KBBI Kamus besar bahasa Indonesia

xi
PDF Portable doc format (format dokumen berbentuk naskah)
PPT Power point presentation (format dokumen presentasi)
R&D Researchand Development (penelitian dan pengembangan)
SK/KD Standar kompetensi/kompetensi dasar
SST Special Servise Tool (alat layanan khusus)
ZIP Zoning improvement (pengkompresi data)

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Modul Cetak dan Modul Elektronik.............................. 26


Tabel 2.2. Cara Kerja Roda Gigi Planet Sederhana ......................................... 35
Tabel 2.3. Holding Device ............................................................................... 45
Tabel 2.4. Penggunaan Kopling 3 Kecepatan .................................................. 46
Tabel 2.5. Kombinasi Putaran Planetary Gear Unit........................................ 46
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Angket Observasi ............................................................ 65
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Media ........................................... 70
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Materi........................................... 71
Tabel 3.4. Tabel Skala Persentase Penilaian.................................................... 73
Tabel 3.5. Desain Penelitian............................................................................. 74
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ................................................. 76
Tabel 3.7. Kisi-Kisi Kuesioner Untuk Responden........................................... 79
Tabel 3.8. Tabel Skala Persentase Penilaian.................................................... 80
Tabel 3.9. Kriteria Faktor Gain <g> Hasil Belajar .......................................... 83
Tabel 4.1. Hasil Penilaian Ahli Media ............................................................. 85
Tabel 4.2. Hasil Penilaian Ahli Materi............................................................. 86
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes................................................... 88
Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes............................................... 90
Tabel 4.5. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................................ 90
Tabel 4.6. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen.................................. 91
Tabel 4.7. Rekapitulasi Tanggapan Mahasiswa............................................... 93
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Ahli Media ........................................ 96
Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Penilaian Ahli Materi........................................ 97
Tabel 4.10. Analisis Tanggapan Mahasiswa.................................................... 97
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Pretest Antara Kelas Kontrol dan
Eksperimen....................................................................................................... 98
Tabel 4.12. Hasil Uji Normalitas Posttest Antara Kelas Kontrol dan
Eksperimen....................................................................................................... 98
Tabel 4.13. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ................................. 99

xiii
Tabel 4.14. Hasil Uji-t Pretest dan Posttest..................................................... 99
Tabel 4.15. Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest .......................................... 100
Tabel 4.16. Saran Oleh Ahli Media ................................................................. 101
Tabel 4.17. Saran Oleh Ahli Materi ................................................................. 101

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Penggerak Roda Belakang.......................... 28


Gambar 2.2. Transmisi Otomatis Penggerak Roda Depan .............................. 28
Gambar 2.3. Bagian-Bagian Utama Transmisi Otomatis ................................ 29
Gambar 2.4. Bagian-Bagian Torque Converter ............................................... 31
Gambar 2.5. Bagian-Bagian Roda Gigi Planet ................................................ 33
Gambar 2.6. Mekanisme Reduksi .................................................................... 34
Gambar 2.7. Mekanisme Percepatan................................................................ 34
Gambar 2.8. Mekanisme Mundur .................................................................... 35
Gambar 2.9. Sistem Roda Gigi Planet ............................................................. 36
Gambar 2.10. Kopling Multiplat...................................................................... 36
Gambar 2.11. Cara Kerja Kopling Saat Berhubungan ..................................... 37
Gambar 2.12. Cara Kerja Kopling Saat Tidak Berhubungan........................... 38
Gambar 2.13. Pita Rem .................................................................................... 38
Gambar 2.14. One Way Clutch ........................................................................ 39
Gambar 2.15. Hydraulic Control Unit ............................................................. 39
Gambar 2.16. Tuas Transmisi Otomatis .......................................................... 42
Gambar 2.17. First Gear (Gigi pertama) ......................................................... 42
Gambar 2.18. Second Gear (Gigi Kedua)........................................................ 43
Gambar 2.19. Thrid Gear (Gigi Ketiga) .......................................................... 44
Gambar 2.20. Reverse Gear (Gigi Mundur)..................................................... 45
Gambar 2.21. Pemeriksaan Torque Converter................................................. 47
Gambar 2.22. Pemeriksaan Drive Plate dan Ring Gear .................................. 48
Gambar 2.23. Pengukuran kebengkokan torque converter sleeve................... 48
Gambar 2.24. Pemeriksaan clearance antara pump body ................................ 49
Gambar 2.25. Pemeriksaan side clearance antara kedua roda gigi.................. 49
Gambar 2.26. Pemeriksaan oil pump body bushing......................................... 50
Gambar 2.27. Pemeriksaan stator shaft bushing.............................................. 50
Gambar 2.28. Pemeriksaan one way clutch ..................................................... 51
Gambar 2.29. Pemeriksaan sun gear ............................................................... 51

xv
Gambar 2.30. Pemeriksaan planetary gear...................................................... 52
Gambar 2.31. Pemeriksaan ring gear flange bushing...................................... 52
Gambar 2.32. Logo 3D PageFlip Professional ............................................... 55
Gambar 2.33. Langkah Pertama, Tampilan Awal 3D PageFlip Professional. 56
Gambar 2.34. Langkah Kedua ......................................................................... 56
Gambar 2.35. Langkah Ketiga ......................................................................... 57
Gambar 2.36. Langkah Keempat ..................................................................... 57
Gambar 2.37. Kerangka Pikir Penelitian.......................................................... 60
Gambar 3.1. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan (R&D) .......... 61
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ..................................... 63
Gambar 3.3. Bagan Desain Produk .................................................................. 67
Gambar 3.4. Desain Cover E-Modul................................................................ 68
Gambar 3.5. Desain Halaman E-Modul........................................................... 68
Gambar 4.1. Grafik Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen............................................................................................. 93
Gambar 4.2. Tampilan Warna Background Teks/Shape Sebelum Direvisi..... 102
Gambar 4.3. Tampilan Warna Background Teks/Shape Sesudah Direvisi ..... 102
Gambar 4.4. Tampilan Evaluasi Soal Tes Sebelum Direvisi ........................... 103
Gambar 4.5. Tampilan Evaluasi Soal Tes Setelah Direvisi ............................. 103
Gambar 4.6. Tampilan Peta Konsep Sebelum Direvisi.................................... 104
Gambar 4.7. Tampilan Peta Konsep Setelah Direvisi...................................... 104
Gambar 4.8. Tampilan Daftar Isi Sebelum Direvisi ........................................ 105
Gambar 4.9. Tampilan Daftar Isi Setelah Direvisi........................................... 105
Gambar 4.10. Tampilan Sumber Pustaka Sebelum Direvisi............................ 106
Gambar 4.11. Tampilan Sumber Pustaka Setelah Direvisi .............................. 106
Gambar 4.12. Tampilan Shape Video Sebelum Direvisi ................................. 107
Gambar 4.13. Tampilan Shape Video Setelah Direvisi ................................... 107
Gambar 4.14. Tampilan Evaluasi Soal Tes Sebelum Direvisi ......................... 108
Gambar 4.15. Tampilan Evaluasi Soal Tes Setelah Direvisi ........................... 108
Gambar 4.16. Tampilan Halaman Tentang Penulis Sebelum Direvisi ............ 109
Gambar 4.17. Tampilan Halaman Tentang Penulis Setelah Direvisi............... 109

xvi
Gambar 4.18. Tampilan Materi Planetary Gear Unit Sebelum Direvisi .......... 110
Gambar 4.19. Tampilan Materi Planetary Gear Unit Sesudah Direvisi........... 110

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing............................................................. 121


Lampiran 2. Surat Tugas Dosen....................................................................... 122
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 123
Lampiran 4. Surat Permohonan Validator Media 1 ......................................... 124
Lampiran 5. Surat Permohonan Validator Media 2 ......................................... 125
Lampiran 6. Surat Permohonan Validator Materi 1......................................... 126
Lampiran 7. Surat Permohonan Validator Materi 2......................................... 127
Lampiran 8. Sampel Angket Observasi, dan Hasil Analisis Data Mata Kuliah
Teori Chassis dan Pemindah daya.................................................................... 128
Lampiran 9. Tabel Analisis Butir Soal ............................................................ 131
Lampiran 10. Perhitungan Validitas Instrumen Tes ........................................ 132
Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes..................................... 135
Lampiran 12. Hasil Penilaian Ahli Media........................................................ 136
Lampiran 13. Rekapitulasi dan Analisis Penilaian Ahli Media ....................... 142
Lampiran 14. Hasil Penilaian Ahli Materi ...................................................... 145
Lampiran 15. Rekapitulasi dan Analisis Ahli Materi ...................................... 151
Lampiran 16. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .. 154
Lampiran 17. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen . 156
Lampiran 18. Perhitungan Homogenitas Pretest Kelas Kontrol danKelas
Eksperimen....................................................................................................... 158
Lampiran 19. Perhitungan Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen....................................................................................................... 160
Lampiran 20. Perhitungan Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen....................................................................................................... 162
Lampiran 21. Perhitungan Uji-t Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ...................................................................................................... 164
Lampiran 22. Uji N-Gain ................................................................................. 166
Lampiran 23. Sampel Angket Tanggapan Mahasiswa..................................... 168
Lampiran 24. Analisis Data Tanggapan Mahasiswa........................................ 170

xviii
Lampiran 25. Rencana Program Pembelajaran (RPP) .................................... 172
Lampiran 26. Daftar Hadir Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Eksperimen....................................................................................................... 176
Lampiran 27. Soal Pretest dan Posttest ........................................................... 180
Lampiran 28. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest.................................. 189
Lampiran 29. Sampel Jawaban Soal Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen....................................................................................................... 190
Lampiran 30. Sampel Jawaban Soal Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen....................................................................................................... 192
Lampiran 31. Storyboard E-modul .................................................................. 194
Lampiran 32. Peta Konsep E-modul Transmisi Otomatis Mobil..................... 203
Lampiran 33. Detail Produk Akhir................................................................... 204
Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian............................................................. 208

xix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara sengaja

maupun tidak sengaja, baik secara formal dan bukan formal yang bertujuan untuk

mendidik seseorang sehingga memperoleh pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotorik), dan sikap (afektif). Dari pengertian pendidikan tersebut dapat

diartikan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang supaya mampu

menyesuaikan diri terhadap lingkungannya sehingga dapat berubah menjadi lebih

baik. Oleh karena itu, pendidikan tidak lepas dari proses pembelajaran dimana

saja dan kapan saja supaya tujuan pendidikan yang diinginkan dapat tercapai.

Secara umum pendidikan formal dapat diperoleh melalui beberapa jenjang seperti

prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi dan magang.

Pembelajaran adalah suatu proses belajar yang melibatkan pelaku

pendidikan yaitu peserta didik, pendidik, fasilitas, bahan ajar dan prosedur yang

saling mempengaruhi sekaligus menjadi faktor penentu keefektifan pembelajaran.

Keterlibatan pelaku pembelajaran satu dengan yang lainnya tidak bisa digantikan

karena memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Contohnya, pendidik bertugas

menjadi pembimbing dan fasilitator pembelajaran. Walaupun di era globalisasi ini

peran pendidik dapat digantikan oleh fasilitas belajar canggih, tetapi dalam proses

pembelajaran yang menekankan aspek pengetahuan, pendidik dalam arti

sebenarnya merupakan sumber belajar utama dikelas, sebaliknya pembelajaran

yang menekankan pada semua aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, dan
2

keterampilan menuntut semua pelaku pembelajaran memiliki keterlibatan yang

sama. Keterlibatan pelaku pada proses pembelajaran tersebut terjadi karena

adanya interaksi antara pelaku pembelajaran dengan lingkungan belajar dan

berperan dalam menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Berhasil tidaknya

proses pembelajaran ditandai dengan perubahan tingkah laku peserta didik.

Terdapat tiga unsur belajar yang mempengaruhi yaitu 1) motivasi untuk belajar, 2)

tujuan yang akan dicapai dan 3) situasi yang menguntungkan (Salam, 2004: 4).

Motivasi belajar seseorang umumnya didorong oleh faktor internal dan eksternal,

selain itu keinginan yang besar untuk mencapai tujuan yang akan dicapai dan

situasi lingkungan belajar, keluarga, dan diri sendiri dapat mendorong usaha keras

untuk belajar.

Salah satu tempat untuk melakukan proses pembelajaran adalah Perguruan

Tinggi. Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan formal pada tingkat

akhir sebelum memasuki dunia kerja dan tingkatannya diatas pendidikan formal

yang lainnya. Perguruan Tinggi didirikan bertujuan sebagai sarana prasarana,

menyalurkan dan mengembangkan kreatifitas mahasiswa seperti yang tertera pada

Tridarma Perguruan Tinggi yaitu mahasiswa melakukan penelitian, pengabdian

masyarakat, dan pembelajaran. Proses pembelajaran di perguruan tinggi dilakukan

olehdosen sebagai pendidik dan mahasiswa sebagai peserta didik. Sebagai sumber

utama proses proses pembelajaran, dosen memiliki peran penting dalam

mentransfer ilmu kepada mahasiswanya. Oleh karena itu, metode pembelajaran,

penggunaan bahan ajar, dan sumber ajar yang digunakan sebaiknya menarik
3

perhatian dan mudah dipahami mahasiswa sehingga pembelajaran berlangsung

efektif.

Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan salah satu Perguruan

Tinggi Negeri di Indonesia yang memiliki program studi Pendidikan Teknik

Otomotif, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik. Dalam kurikulum program

studi Pendidikan Teknik Otomotif terdapat mata kuliah Teori Chasis dan

Pemindahan Daya. Teori Chasis Dan Pemindahan Daya merupakan mata kuliah

teori yang dipersiapkan untuk mahasiswa sebagai pengenalan dan pemantapan

teori supaya cakap setelah mengambil mata kuliah Praktik Chasis dan

Pemindahan Daya pada semester selanjutnya. Selain itu teori chasis dan

pemindahan daya juga sebagai mata kuliah prasyarat sebelum mengikuti mata

kuliah praktik sehingga mahasiswa diharuskan lulus pada mata kuliah teori

terlebih dahulu supaya dapat mengikuti mata kuliah praktik.

Berdasarkan angket analisis kebutuhan terhadap 34 responden mahasiswa

program studi pendidikan otomotif yang pernah mengikuti mata kuliah teori

chasis dan pemindahan daya tanggal 19 Desember 2016, dapat disimpulkan

bahwa 35% mahasiswa “setuju” dan 32% “cukup setuju” jika konsep dan materi

kuliah teori chasis dan pemindahan daya cukup banyak, komplek, dan semakin

berkembang. 17% “sangat setuju”, 23% “setuju”, dan 47% “cukup setuju”jika

proses perkuliahan kurang memberi kesempatan mahasiswa untuk berkreasi

karena menggunakan metode pembelajaran konvensional. Selain itu, 61%

“setuju” jika media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi untuk

mendukung perkuliahan. 53% berpendapat “setuju” jika belajar menggunakan


4

sumber belajar seperti modul cetak, buku ajar, dan buku teks dinilai kurang

menarik, monoton, dan banyak hafalan. Kekurangan lain penggunaan sumber

belajar berupa cetakan (hardcopy) dinilai kurang efisien, memakan tempat, dan

mudah rusak.

Salah satu pokok bahasan pada mata kuliah Teori Chasis dan Pemindahan

Daya adalah transmisi otomatis. Transmisi otomatis dikenal memiliki komponen

dan proses kerja yang rumit. Apalagi berbagai jenis transmisi otomatis yang sudah

ada dipasaran seperti full hydraulic (FH), Electronic Control Transmission (ECT),

dan Control Variabel Transmission (CVT), telah berkembang pesat seiring

perkembangan globalisasi. Materi transmisi otomatis yang rumit dan semakin

berkembang menyebabkan mahasiswa kesulitan memahami konsep, sedangkan

sumber belajar yang tersedia kurang memenuhi kebutuhan perkuliahan.

Keterbatasan inilah yang seharusnya dapat menjadi perhatian bagi dunia

pendidikan dan mendorong pengembangan sumber belajar yang menyesuaikan

perkembangan teknologi canggih seperti penggunaan laptop, komputer, dan

handphone. Berdasarkan analisis teknologi dari penyebaran angket analisis

kebutuhan bahwa mahasiswa 26% “sangat setuju”, 32% “setuju”, dan 26%

“cukup setuju” memiliki laptop sebagai fasilitas penunjang untuk melakukan

pembelajaran mandiri. Berdasarkan permasalahan di atas, perkuliahan teori chasis

dan pemindahan daya memerlukan sumber belajar yang menarik yang dapat

ditayangkan melalui media yang menunjukkan komponen, cara kerja, gambar-

gambar, dan materi yang lebih riil, karena sumber belajar yang menarik dapat

memberikan semangat dan motivasi mahasiswa, 94% “setuju”.


5

Salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan adalah modul

pembelajaran berbasis elektronik. Sebagaimana yang disampaikan oleh (P2M,

2016) sebagai berikut:

Modul elektronik adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi


materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya secara elektronik (bagian dari e-learning).

Penggunaan modul elektronik sebagai bahan ajar bagi mahasiswa dinilai

kreatif, efisien, praktis dan efektif. Dinilai kreatif karena isi modul elektronik

yang interaktif dan tidak membosankan. Dikatakan praktis dan efisien mengingat

sebagian besar mahasiswa sudah memiliki gadget sebagai sarana belajar mandiri,

dapat dibawa kemana-mana, dan tidak memakan banyak tempat, sedangkan

dikatakan efektif yaitu modul elektronik dapat digunakan sebagai sumber belajar

mandiri selain informasi dari dosen dan memudahkan untuk dipahami. Selain itu

e-modul dapat mengurangi penggunaan kertas dan mencegah lebih banyak

penggundulan hutan akibat ulah tangan manusia.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa penggunaan e-modul

bermanfaat pada proses pembelajaran bagi dosen maupun mahasiswa. Oleh

karena itu, peneliti akan mengembangkan e-modul yang berisi materi, animasi,

gambar, video, audio, dan evaluasi yang interaktif sehingga mahasiswa dapat

menggunakannya secara mandiri. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti

mengambil judul “Pengembangan E-Modul Transmisi Otomatis Mobil Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas

Negeri Semarang”.
6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang dapat diidentifikasi

adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa merasa konsep dan materi kuliah teori chasis dan pemindahan

daya cukup banyak, komplek, dan semakin berkembang.

2. Menurut mahasiswa proses perkuliahan kurang memberi peluang mahasiswa

untuk berkreasi sehingga perlu adanya pengembangan sumber-sumber belajar

yang mengikuti perkembangan era globalisasi, salah satunya yaitu e-modul.

3. Media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi untuk mendukung

perkuliahan.

4. Penggunakan sumber belajar konvensional seperti modul cetak, buku ajar, dan

buku teks dinilai kurang menarik, monoton, dan banyak hafalan.

5. Kekurangan penggunaan sumber belajar berupa cetakan (hardcopy) yaitu

kurang efisien, memakan tempat, dan mudah rusak, sehingga diperlukan

sumber belajar yang kreatif, efisien, praktis dan efektif salah satunya adalah e-

modul.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan mengenai modul elektronik tidak memungkinkan semua

dapat dibahas, oleh karena itu agar permasalahan yang menjadi acuan pembahasan

lebih jelas maka peneliti membatasi permasalahan yang diangkat dalam penelitian

ini. Dalam hal ini, peneliti membatasi beberapa permasalahan diantaranya :

1. E-modul yang dikembangkan adalah transmisi otomatis mobil jenis full

hydraulic.
7

2. E-modul transmisi otomatis mobil yang dibuat hanya mencakup materi dasar

meliputi pengertian transmisi otomatis, jenis transmisi otomatis, komponen

transmisi otomatis, cara kerja transmisi otomatis, pemeriksaan komponen, dan

troubleshooting.

3. Produk e-modul yang dikembangkan berbentuk flipbook.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, rumusan

masalah yang dapat dituliskan adalah sebagai berikut :

1. Seberapa layak e-modul transmisi otomatis mobil yang dikembangkan untuk

digunakan dalam proses pembelajaran?

2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar dari penggunaan e-modul transmisi

otomatis mobil?

3. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap e-modul transmisi otomatis yang

dikembangkan?

E. Tujuan Pengembangan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kelayakan e-modul transmisi otomatis mobil yang dikembangkan.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar dari penggunaan e-modul transmisi

otomatis mobil.

3. Mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap e-modul transmisi otomatis yang

dikembangkan.
8

F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan

Berikut ini penjelasan mengenai spesifikasi produk yang dikembangkan,

diantaranya :

1. E-modul transmisi otomatis yang dikembangkan berupa modul dalam bentuk

elektronik dengan memanfaatkan software 3D Pageflip professional (flipbook)

sebagai wadahnya.

2. Bagian-bagian e-modul berisi pendahuluan, kegiatan belajar, dan evaluasi.

3. Format file e-modul adalah executable (.exe)

4. Ukuran tampilan e-modul sesuai dengan tampilan default software 3D

Pageflip professional (flipbook) yaitu 640x480 pixel.

5. Jumlah halaman pada e-modul sebanyak 55 halaman.

G. Manfaat Pengembangan

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh adalah sebagai

berikut:

1. Bagi mahasiswa, meningkatkan hasil belajar mandiri mengenai transmisi

otomatis mobil sehingga dapat meningkatkan kemampuan berteori.

2. Bagi Pendidik (Dosen), meningkatkan hasil belajar pada proses perkuliahan

dengan menarik minat dan perhatian mahasiswa melalui e-modul transmisi

otomatis mobil.

3. Bagi Jurusan Teknik Mesin UNNES, sebagai referensi dan pemilihan media

yang digunakan dalam proses pembelajaran.


9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku meliputi, pengetahuan

kemampuan berpikir, skill/keterampilan, penghargaan terhadap sesuatu sikap,

minat, dan semacamnya (Salam, 2004:3). Menurut pandangan Skinner dalam

Dimyati dan Mudjiono (2006: 9), belajar adalah suatu perilaku dimana saat orang

belajar maka responsnya menjadi baik, sebaliknya bila tidak belajar maka

responsnya menurun. Sadirman (2007:20-21) menyatakan bahwa belajar dalam

arti luas yaitu kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya,

sedangkan dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan

materi ilmu pengetahuan yang merupakan kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian seutuhnya. Teori belajar menurut teori asosiasi dalam Nasution

(1982:132) menyatakan bahwa belajar yaitu hubungan antara stimulus dan respon.

Hubungan itu bertambah kuat bila sering diulangi dan respon yang tepat diberi

ganjaran berupa penghargaan.

Berdasarkan beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses perilaku seseorang yang dilakukan secara terus menerus

sehingga menimbulkan efek yang baik yakni menjadi mengerti akan sesuatu hal

dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar tidak hanya

dilakukan di dalam lembaga pendidikan tetapi dapat juga dilakukan melalui


10

pengalaman selama melakukan suatu kegiatan. Belajar merupakan suatu proses,

mulai dari merencanakan suatu tujuan, menanam atau memulai suatu proses,

melakukan proses tersebut dengan semaksimal mungkin, dan akhirnya meraih

tujuan sesuai dengan yang diinginkan.

b. Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata ajar atau belajar yang berarti proses, cara,

perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (KBBI, 2016). Smith

dalam Mappa dan Basleman (1994:11) menyampaikan definisi pembelajaran

sebagai berikut:

Pembelajaran digunakan untuk menunjukkan: 1) pemerolehan dan


penguasaan tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu, 2)
penyuluhan dan penjelasan mengenai arti pengalaman seseorang,
atau, 3) suatu proses pengujian gagasan yang terorganisasi yang
relevan dengan masalah. Dengan kata lain, istilah pembelajaran
digunakan untuk menjelaskan suatu hasil, proses, atau fungsi.

Definisi pembelajaran lainnya menurut Knowles dalam Mappa dan

Basleman (1994:12) pembelajaran merupakan suatu proses di dalam mana

perilaku berubah, dibentuk atau dikendalikan. Pembelajaran yang dirangkum

menurut Siregar dan Nara (2014:12) adalah 1) upaya sadar dan disengaja, 2) harus

membuat siswa sadar, 3) tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses

dilaksanakan 4) pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun

hasilnya.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan dapat disimpulkan,

pembelajaran adalah proses belajar yang melibatkan pelaku pendidikan yaitu

peserta didik, pendidik, fasilitas, bahan ajar dan prosedur yang saling

mempengaruhi, disusun secara sistematis sekaligus menjadi faktor penentu


11

keefektifan pembelajaran, semua pelaku pembelajaran tersebut bekerja bersama-

sama untuk mencapai tujuan yaitu perubahan perilaku yang semakin baik.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu

menjadi tahu. Perubahan pada proses tersebut tentunya memiliki faktor-faktor

yang mempengaruhi. Slameto (2003:54-72) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Berikut ini penjelasan mengenai kedua faktor tersebut:

1) Faktor-Faktor Intern

a) Faktor Jasmaniah, meliputi faktor kesehatan, dan faktor cacat tubuh. Faktor

kesehatan dapat mempengaruhi seseorang dalam kegiatan belajar karena proses

belajar dapat terganggu apabila kesehatannya tidak baik, begitu pula dengan

faktor cacat tubuh, seseorang yang memiliki kekurangan pada anggota tubuhnya

hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus dan menggunakan alat bantu

khusus (Slameto, 2003: 54-55).

b) Faktor Psikologis, meliputi faktor inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan. Faktor inteligensi adalah kecakapan dalam

menghadapi dan menyesuaikan situasi yang baru dengan cepat dan efektif. Faktor

perhatian adalah keaktifan yang tinggi pada suatu objek atau sekumpulan objek.

Faktor minat adalah kecenderungan yang tetap memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Faktor bakat adalah kemampuan belajar yang terealisasi

menjadi nyata sesudah belajar dan berlatih. Faktor motif adalah dorongan untuk

melakukan dan menentukkan tujuan. Faktor kematangan suatu tingkat dalam


12

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Faktor kesiapan adalah kesediaan untuk memberi

respon atau reaksi (Slameto, 2003: 55-59).

c) Faktor Kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan

jasmani terlihat pada kesehatan tubuh yang cenderung lemah. Kelelahan rohani

dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan

untuk menghasilkan sesuatu hilang (Slameto, 2003: 59).

2) Faktor-Faktor Ekstern

a) Faktor Keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara nggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan

latar belakang kebudayaan. Faktor keluarga menjadi faktor utama terbentuknya

perilaku seseorang karena sebagian besar waktu seseorang dihabiskan bersama

keluarganya. Bagaimana cara orang tua mendidik, perhatian orang tua kepada

anaknya, hubungan antara anggota keluarga bisa menentukkan keberhasilan

seseorang. Semakin seseorang dipercaya dan mendapat dorongan dari keluarganya

seseorang tersebut dapat mencapai keberhasilannya (Slameto, 2003: 60-64).

b) Faktor Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor

tersebut berpengaruh karena sekolah adalah tempat belajar dan berkaitan dengan

fasilitas, pendidik, metode mengajar yang dapat mempengaruhi seseorang rajin

dan tekun. Apabila pembelajaran berlangsung menyenangkan memungkinkan

peserta didik termotivasi untuk belajar. Selain itu, teman dan masyarakat yang
13

berinteraksi dengan seseorang dapat mempengaruhi karena perilaku seseorang

dapat ditiru dari pergaulan dengan teman dekatnya. Jika seseorang bergaul dengan

orang yang baik, kebaikan tersebut dapat ditularkan (Slameto, 2003: 64-69).

d. Hasil belajar

Djamarah yang dikutip Sumadji (2011:658) menjelaskan bahwa hasil

belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang memberi akibat

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari belajar. Sudijono dalam Sutrisno

dan Siswanto (2016:114) mengungkapkan hasil belajar merupakan sebuah

tindakan evaluasi yang dapat mengungkap aspek proses berpikir (cognitive

domain) juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau

sikap (affective domain) dan aspek keterampilan (psychomotor domain) yang

melekat pada diri setiap individu peserta didik. Menurut Blomm dkk dalam

Dimyati dan Mudjiono (1994: 23-25), terdapat enam jenis perilaku belajar dalam

ranah kognitif, yaitu

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan mencakup tentang kemampuan mengingat hal yang sudah

dipelajari (Blomm dkk dalam Dimyati dan Mudjiono, 1994: 23). Dalam materi

transmisi otomatis mobil, indikatornya adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi

komponen dan nama komponen, fungsi, jenis, dan konstruksi transmisi otomatis.

2) Pemahaman (comprehension)

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan menjelaskan atau

mengartikan (Blomm dkk dalam Dimyati dan Mudjiono, 1994: 23). Dalam materi
14

transmisi otomatis mobil, indikatornya adalah mahasiswa dapat memahami

konsep dasar transmisi otomatis, dan cara kerja transmisi otomatis.

3) Penerapan (application)

Penerapan mencakup kemampuan menerapkan metode, dan memecahkan

masalah (Blomm dkk dalam Dimyati dan Mudjiono, 1994: 24). Dalam materi

transmisi otomatis, indikatornya adalah mahasiswa dapat menjelaskan power

flow dan melakukan pemeriksaan pada transmisi otomatis.

4) Analisis (analysis)

Analisis mencakup kemampuan merinci bagian-bagian, dan hubungan

antara (Blomm dkk dalam Dimyati dan Mudjiono, 1994: 24). Dalam materi

transmisi otomatis, indikatornya adalah mahasiswa dapat melakukan

throubleshooting terhadap sistem transmisi otomatis.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis mencakup kemampuan menyusun atau membentuk pola baru, dan

evaluasi mencakup kemampuan menilai dan membentuk pendapat (Blomm dkk

dalam Dimyati dan Mudjiono, 1994: 25). Dalam materi transmisi otomatis,

indikatornya adalah mahasiswa dapat membuat kesimpulan dari analisis yang

dilakukan terhadap sistem transmisi otomatis.

6) Penilaian (evaluation)

Penilaian mengacu pada kemampuan menilai berdasarkan norma-norma

(Blomm dkk dalam Dimyati dan Mudjiono, 1994: 25). Dalam materi transmisi

manual, indikatornya adalah mahasiswa dapat menentukan penggantian

komponen pada transmisi otomatis berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.


15

Definisi lain mengenai hasil belajar adalah cara untuk mengukur suatu

keberhasilan yang dimiliki oleh peserta didik karena proses belajar dapat

diketahui dengan hasil belajar peserta didik (Samad dkk, 2015:4). Hasil belajar

menjadi indikator keberhasilan peserta didik dalam memahami pembelajaran.

Oleh karena itu, berdasarkan definisi hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu proses pencapaian hasil yang telah dilakukan setelah

melakukan suatu kegiatan, keberhasilan pencapaian tersebut ditandai dengan

perolehan pencapaian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono yang dikutip Umar dkk (2013:3-4),

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor intern dan faktor

ekstern. Berikut ini uraian mengenai kedua faktor tersebut:

a. Faktor Intern

Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal seperti

sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan

mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar,

kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau

unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar,

kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa (Dimyati dan Mudjiono dalam Umar dkk,

2013: 4).

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern belajar meliputi hal sebagai berikut: Guru sebagai pembina

belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial


16

siswa di sekolah, dan kurikulum sekolah (Dimyati dan Mudjiono dalam Umar

dkk, 2013: 4).

Berdasarkan uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar, dapat disimpulkan bahwa faktor intern berhubungan dengan faktor dalam

diri seseorang. Faktor tersebut timbul karena perilaku yang dilakukan secara

berulang-ulang membentuk keterbiasaan dan adanya dorongan dari diri sendiri.

Faktor ekstern berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan belajar.

2. Modul Pembelajaran

a. Pengertian Modul

Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas

suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai

sebuah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 1982:205).

Depdiknas (2008:3) menjelaskan Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran

yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang

dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Budiono dan Susanto

(2006:79) menjelaskan modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi

serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan serta dirancang secara

sistematis untuk membantu siswa menguasai kompetensi belajar yang telah

ditetapkan.

Pengertian modul berdasarkan definisi dapat disimpulkan bahwa modul

merupakan suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis sesuai dengan

kebutuhan pelaku pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik


17

belajar. Modul pembelajaran membuka kesempatan bagi peserta didik untuk

belajar menurut cara masing-masing, karena peserta didik menggunakan teknik

yang berbeda-beda untuk memecahkan masalah tertentu berdasarkan latang

belakang masalah dan kebiasaan masing-masing (Nasution, 1982:205).

b. Tujuan dan Fungsi Modul

Tujuan disusunnya modul yakni supaya peserta didik dapat menguasai

kompetensi yang diajarkan dalam pembelajaran, modul juga menjadi acuan dalam

menyajikan dan memberikan materi selama pembelajaran, sedangkan fungsi

modul yakni sebagai bahan belajar bagi peserta didik yang digunakan dalam

pembelajaran Purwanto dkk (2007:10).

Tujuan dan fungsi yang telah dibahas menyatakan bahwa modul menjadi

bahan ajar yang gunanya memudahkan pemahaman peserta didik dalam belajar

dan dapat memotivasi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan maksimal, tidak hanya bagi peserta didik pendidik pula dapat

mengorganisasi pembelajaran dengan baik karena adanya modul pembelajaran.

c. Karakteristik Modul

Depdiknas (2008:3-5) memaparkan untuk membuat e-modul yang baik

dan menarik, diperlukan beberapa karakteristik e-modul seperti berikut ini:

1) Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar

mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk

memenuhi karakter ini, modul harus:

a) berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;


18

b) berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik

sehingga memudahkan belajar secara tuntas;

c) menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran;

d) menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya;

e) kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau

konteks tugas dan lingkungan penggunanya;

f) menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;

g) terdapat rangkuman materi pembelajaran;

h) terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan

diklat melakukan, self assessment;

i) terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau

mengevaluasi tingkat penguasaan materi;

j) terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui

tingkat penguasaan materi; dan

k) tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung

materi pembelajaran dimaksud (Depdiknas, 2008:3-4).

2) Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi

atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh

(Depdiknas, 2008:4).
19

3) Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak

tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan

media pembelajaran lain (Depdiknas, 2008:4).

4) Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi (Depdiknas, 2008:4).

5) User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap

instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan

bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam

merespon, mengakses sesuai dengan keinginan (Depdiknas, 2008:5).

Berdasarkan penjelasan dapat diketahui bahwa karakteristik modul

meliputi 1) self instructional, 2) self contained, 3) stand alone, 4) adaptive, dan 5)

user friendly. Berdasarkan uraian kelima karakteristik diharapkan dapat menjadi

acuan pengembangan modul yang baik dan menarik sesuai dengan karakteristik

modul.

d. Bagian-Bagian Modul

Modul memiliki sistematika penulisan yang terbagi menjadi beberapa

bagian. Bagian-bagian modul dijelaskan oleh Purwanto (2007:28) terdiri atas

diantaranya:

1) Bagian pendahuluan, berisi tentang deskripsi singkat modul, tujuan

instruksional/SK/KD, peta konsep, dan petunjuk penggunaan modul (Purwanto,

2007:28).
20

2) Bagian kegiatan belajar (bagian utama), meliputi materi pokok, uraian materi

berupa penjelasan, contoh, dan ilustrasi, tugas/latihan, dan umpan balik (feedback)

(Purwanto, 2007:28).

3) Bagian Penutup (evaluasi), berisi rangkuman atau kesimpulan, glosarium,

daftar pustaka dan soal-soal dalam kategori mudah, sedang, dan sulit untuk

mengukur kemampuan peserta didik. Setelah menjawab soal, peserta didik akan

mengetahui hasilnya dengan mencocokkan pada kunci jawaban (Purwanto,

2007:28).

Berdasarkan uraian kelima bagian modul yaitu 1) pendahuluan, 2)

kegiatan belajar (bagian utama), dan 3) penutup (evaluasi), diharapkan dapat

menjadi acuan pengembangan modul sesuai sistematika penulisan yang baik dan

benar.

e. Prosedur Penyusunan Modul

Prosedur penyusunan modul digunakan supaya modul dapat tersusun

secara sistematis sesuai dengan karakteristik dan bagian-bagian modul yang telah

ada (Depdiknas, 2008:12). Berikut ini penjelasan penyusunan modul oleh

Depdiknas (2008:12-16) diantaranya:

1) Analisis Kebutuhan Modul

Kegiatan ini merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/tujuan untuk

menentukkan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai suatu

kompetensi (Depdiknas, 2008:12). Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan

dengan langkah sebagai berikut:


21

a) Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program

pembelajaran yang akan disusun modulnya

b) Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut

c) Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dipersyaratkan;

d) Tentukan judul modul yang akan ditulis

e) Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal

pengembangan modul (Depdiknas, 2008:12).

2) Penyusunan Draft

Kegiatan ini merupakan proses penyusunan dan pengorganisasian materi

pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu kesatuan

yang sistematis dan bertujuan menyediakan draft sesuai kompetensi atau sub

kompetensi yang telah ditetapkan (Depdiknas, 2008:13). Penulisan draft modul

dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a) Tetapkan judul modul

b) Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh peserta

didik setelah selesai mempelajari satu modul

c) Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan

akhir

d) Tetapkan garis-garis besar atau outline modul

e) Kembangkan materi pada garis-garis besar

f) Periksa ulang draft yang telah dihasilkan (Depdiknas, 2008:13).


22

Penyusunan modul ini hendaknya menghasilkan draft sekurang-kurangnya

mencakup:

a) Judul modul

b) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan

modul

c) Tujuan akhir dan tujuan yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari

modul

d) Materi pelatihan berisi pengetahuan, keterampilan, sikap peserta didik yang

harus dipelajari dan dikuasai.

e) Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk

mempelajari modul

f) Soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan

oleh peserta didik

g) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik

dalam menguasai modul

g) Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian (Depdiknas, 2008:13).

3) Uji coba

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat

modul dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara umum

(Depdiknas, 2008:14). Uji coba ini yang nantinya sebagai bahan penyempurnaan

modul. Berikut ini langkah-langkah melakukan uji coba:

a) Siapkan dan gandakan draft modul yang akan diuji cobakan sebanyak

peserta yang akan diikutkan dalam uji coba


23

b) Susun instrumen pendukung uji coba

c) Distribusikan draft modul dan instrumen pendukung uji coba kepada peserta

uji coba.

d) Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan kegiatan

yang harus dilakukan oleh peserta uji coba

e) Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji coba

h) Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang dijaring melalui

instrumen uji coba (Depdiknas, 2008:14).

4) Validasi

Kegiatan ini merupakan proses persetujuan terhadap kelayakan modul

sesuai kebutuhan. Kegiatan ini melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai

bidangnya. Validasi modul meliputi: isi materi atau substansi modul; penggunaan

bahasa; serta penggunaan metode instruksional (Depdiknas, 2008:14-15). Untuk

melakukan validasi draft modul dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a) Siapkan dan gandakan draft modul yang akan divalidasi sesuai dengan

banyaknya validator yang terlibat

b) Susun instrumen pendukung validasi

c) Distribusikan draft modul dan instrumen validasi kepada peserta validator

d) Informasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan kegiatan yang

harus dilakukan oleh validator

e) Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen validasi

f) Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukkan yang dijaring melalui

instrumen validasi (Depdiknas, 2008:15).


24

Kegiatan validasi draft modul akan menghasilkan draft modul yang

mendapat masukkan dan persetujuan dari para validator, sesuai dengan

bidangnya. Masukkan tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan modul

(Depdiknas, 2008:15).

5) Revisi

Kegiatan ini merupakan proses penyempurnaan modul setelah

memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi (Depdiknas, 2008:15).

Perbaikan modul harus mencakup aspek-aspek penting penyusunan modul di

antaranya yaitu:

a) pengorganisasian materi pembelajaran

b) penggunaan metode instruksional

c) penggunaan bahasa

d) pengorganisasian tata tulis dan perwajahan (Depdiknas, 2008:16).

Kegiatan revisi mengacu pada prinsip peningkatan mutu

berkesinambungan, secara terus menerus modul dapat ditinjau ulang dan

diperbaiki (Depdiknas, 2008:16).

f. Evaluasi Modul

Menurut Depdiknas (2008:28), evaluasi modul yang baik terdiri dari

beberapa aspek, seperti:

1) Aspek kelayakan isi, antara lain mencakup: a) kesesuaian dengan standar

kompetensi, dan kompetensi dasar, b) kesesuaian dengan perkembangan

peserta didik, c) kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar, d) kebenaran


25

substansi materi pembelajaran, e) manfaat untuk penambahan wawasan, f)

kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai social (Depdiknas, 2008:28).

2) Aspek kebahasaan, antara lain mencakup: a) keterbacaan, b) kejelasan

informasi, c) kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan

benar, d) pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)

(Depdiknas, 2008:28).

3) Komponen penyajian, antara lain mencakup: a) kejelasan tujuan (indikator)

yang ingin dicapai, b) urutan sajian, c) pemberian motivasi, daya tarik, d)

interaksi (pemberian stimulus dan respon), e) kelengkapan informasi

(Depdiknas, 2008:28).

4) Komponen kegrafikan antara lain mencakup: a) Penggunaan font; jenis dan

ukuran, b) lay out atau tata letak, c) Ilustrasi, gambar, foto, d) desain tampilan

(Depdiknas, 2008:28).

Berdasarkan uraian yang telah dibahas terdapat empat aspek evaluasi

modul, yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan.

3. E-Modul

E-Modul atau modul elektronik menurut (P2M, 2016) dapat didefinisikan

sebagai media pembelajaran interaktif yang dirancang secara sistematis dan

menarik. Modul elektronik merupakan media pembelajaran berbasis komputer

yang dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena dapat

memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual,

tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi
26

seperti yang diinginkan program yang digunakan (Arsyad dalam Hafsah dkk,

2016:107)

Kedua definisi yang telah diuraikan dapat disimpulkan, e-modul adalah

modul pembelajaran berbasis komputer berisi materi pembelajaran yang dikemas

secara menarik dan interaktif yang memanfaatkan teknologi informasi yang

canggih dengan tujuan agar peserta didik memiliki sumber belajar mandiri dan

memiliki semangat dan motivasi belajar yang tinggi. Prosedur pembuatan e-modul

sama dengan modul cetak, yang membedakan seperti media yang digunakan,

interaktif, praktis, dan mobilitasnya saja. Berikut ini perbedaan modul cetak dan

e-modul elektronik:

Tabel 2.1. Perbedaan Modul Cetak dan Modul Elektronik (Setiarini dkk, 2016:4)
Modul Cetak Modul Elektronik
Berbentuk cetakan dari lembaran Dikemas secara elektronik
kertas menggunakan laptop, komputer, atau
handphone
Memakan tempat, mobilitas rendah Praktis dan memiliki mobilitas tinggi
Biaya produksi lebih mahal Biaya produksi lebih murah
Mudah rusak Tahan lama
Berisi tulisan dan gambar Selain berisi tulisan dan gambar dapat
disisipkan pula video, dan audio.
Tidak memerlukan sumber daya listrik Memerlukan sumber daya listrik

4. Transmisi Otomatis Mobil (Full Hydraulic)

Transmisi otomatis adalah transmisi yang perpindahan giginya terjadi

secara otomatis berdasarkan beban mesin (besarnya penekanan pedal gas) dan

kecepatan kendaraan (Isuzu Training Center, 2013: 2).

a. Fungsi Transmisi Otomatis

Transmisi merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga yang

mempunyai fungsi mengatur perbandingan putaran motor dengan poros


27

penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang digunakan, Purnomo

(2010:118). Transmisi otomatis ini bagian dari sistem pemindah daya yang sudah

berkembang dari sistem yang bekerja secara manual menjadi sistem yang bekerja

secara otomatis. Purnomo (2010:119) menyatakan bahwa perbedaan transmisi

otomatis dan transmisi manual dapat dicermati sebagai berikut:

1) Tidak ada pedal kopling pada mobil dengan transmisi otomatis

2) Tidak ada proses perpindahan gigi, yang ada hanya perintah untuk berjalan

secara otomatis. Perpindahan gigi secara otomatis ini sesuai dengan besarnya

penekanan pada pedal akselerator dan kecepatan kendaraan (Purnomo, 2010:119).

Berdasarkan uraian yang telah dibahas mengenai fungsi transmisi otomatis,

berikut ini keuntungan menggunakan transmisi otomatis (full hydraulic) menurut

Isuzu Training Center (2013:2) :

1) Mengurangi kelelahan pengemudi karena tidak ada pengoperasian pedal

kopling dan pemindahan gigi.

2) Perpindahan gigi terjadi secara otomatis dan lembut.

3) Mengurangi beban mesin karena mesin dan pemindah daya dihubungkan

melalui fluida secara hidraulis (torque converter).

b. Jenis Transmisi Otomatis Mobil

Menurut Novriza (2012: 28-30) berdasarkan posisi penggeraknya,

transmisi otomatis dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1) Transmisi Otomatis Penggerak Roda Belakang

Transmisi otomatis penggerak roda belakang yaitu posisi transmisi

otomatis berada di depan berkaitan dengan engine, tetapi posisi penggerak roda
28

(final drive) terletak di belakang berkaitan dengan roda-roda belakang (Novriza,

2012: 28).

Torque
converter

Planetary
gear unit

hydraulic control unit

Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Penggerak Roda Belakang


(Purnomo, 2010: 123)

2) Transmisi Otomatis Penggerak Roda Depan

Transmisi otomatis penggerak roda depan yaitu posisi transmisi otomatis

dan penggerak roda (final drive) berada di depan berkaitan dengan engine dan

roda-roda depan (Novriza, 2012: 28).

Planetary gear unit


Torque
converter

Hydraulic
control unit

Gambar 2.2. Transmisi Otomatis Penggerak Roda Depan


(Novriza, 2012:28)

Isuzu Training Center (2013:1) menjelaskan jenis transmisi otomatis

berdasarkan waktu perpindahan gigi dan waktu lock up dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu:
29

1) FH (Full Hydraulic)

Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur sepenuhnya secara

hidraulis (Isuzu Training Center, 2013:1).

2) ECT (Electronik Control Transmission)

Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur secara elektronik. Tipe

ini menggunakan data (shift and lock pattern) yang tersimpan dalam TCM

sebagai kontrolnya, juga terdapat fungsi diagnosa dan fail safe (Isuzu Training

Center, 2013:1).

3) CVT (Continuously Variable Transmission)

Transmisi CVT untuk mengubah perpindahan gigi, CVT tidak lagi

menggunakan roda-roda gigi seperti transmisi manual dan otomatis konvensional

(gigi planet) tetapi menggunakan sabuk yang terpasang pada dua puli. Sabuk

tersebut dapat bergeser, berputar, dan berubah diameternya sesuai dengan

kecepatan mesin (Isuzu Training Center, 2013:1).

c. Komponen-Komponen Transmisi Otomatis Mobil

Transmisi otomatis terdiri dari beberapa bagian utama, diantaranya: 1)

torque converter, 2) planetary gear unit, dan 3) hydraulic control unit.

planetary gear unit

torque converter

hydraulic control unit

Gambar 2.3. Bagian-Bagian Utama Transmisi Otomatis


(Wikipedia)
30

Supaya memperjelas komponen-komponen transmisi otomatis, berikut ini

uraian masing-masing komponennya:

1) Torque Converter

Novriza (2012:30) menjelaskan Torque Converter atau pengubah momen

berfungsi mengubah tenaga putar yang dihasilkan oleh mesin yang selanjutnya

disalurkan ke unit roda gigi planet (planetary gear unit). Torque converter

terpasang pada sisi input shaft dan diikat dengan baut terhadap bagian belakang

poros engkol mesin melalui drive plate (Owen, 2011:338-339).

Secara umum fungsi torque converter meliputi: a) memperbesar momen,

b) sebagai kopling otomatis, c) meredam getaran perpindahan daya, d) sebagai

flywheel, dan e) menggerakkan pompa oli (Isuzu Training Center, 2013:4).

Torque converter memiliki tiga bagian utama, yaitu impeller pump, stator blade,

dan turbin. Berikut ini penjelasan mengenai fungsi komponen torque

convertermenurut Isuzu Training Center (2013:5-7), yaitu:

a) Pump Impeller

Pump impeller berfungsi untuk melemparkan fluida ke turbin runner agar

turbin runner ikut berputar. Pump impeller terdiri dari vane dan guide ring.

Guide ring berfungsi untuk membentuk celah yang memperlancar aliran minyak

(Isuzu Training Center, 2013:5).

b) Turbin Runner

Turbin Runner berfungsi untuk menerima lemparan fluida dari pump

impeller dan memutarkan over drive input shaft transmisi. Turbine runner terdiri
31

dari vane dan guide ring. Arah vane pada turbine runner berlawanan dengan vane

pump impeller (Isuzu Training Center, 2013:6).

c) Stator

Stator berfungsi untuk mengarahkan fluida dari turbine runner agar

menabrak bagian belakang vane pump impeller, sehingga memberikan tambahan

tenaga pada pump impeller. One way clutch memungkinkan stator hanya berputar

searah dengan poros engkol. Stator akan berputar atau terkunci tergantung dari

arah dorongan minyak pada vane stator (Isuzu Training Center, 2013:7).

Torque Converter

Pump Impeller
Turbin runner

Stator
Gambar 2.4. Bagian-Bagian Torque Converter
(Nice, 2017)

Prinsip kerja Torque Converter yaitu pada saat pump impeller berputar

karena tenaga dari mesin, automatic transmission fluid (ATF) sebagai perantara

tenaga ikut berputar disepanjang blade dan case akhirnya jatuh dikarenakan gaya

sentrifugal. Turbine runner yang terletak di depan pump impeller ikut berputar

juga dikarenakan fluida dari pump impeller bergerak ke turbine runner. Kata lain,
32

terjadi pemindahan tenaga dari ke pump impeller melalui turbine runner (Isuzu

Training Center, 2013:9).

Prinsip pembesaran momen yang terjadi yaitu pada saat turbin runner

berputar, fluida menubruk pump impeller tetapi dengan arah yang berlawanan

sehingga mengurangi atau menghalangi pump impeller memperbesar momen,

sehingga stator diperlukan untuk menyesuaikan arah fluida dengan arah pump

impeller. Pump impeller diputar oleh tenaga yang sama arahnya yaitu dari mesin

dan fluida sehingga memperkuat torsi (Isuzu Training Center, 2013:10).

Cara kerja torque converter terdiri dari tiga langkah yaitu 1) stall, 2)

acceleration, 3) coupling. Berikut ini penjelasan singkat mengenai cara kerja

torque converter, diantaranya:

a) Stall

Saat pengemudi menginjak pedal rem, mesin meneruskan tenaga ke pump

impeller namun turbin tidak berputar sehingga kendaraan tidak dapat bergerak

(Wikipedia, 2017).

b) Acceleration

Saat pedal rem dilepas dan pedal gas diinjak, pump impeller berputar lebih

cepat, turbin runner beputar lambat, pada kondisi ini torque converter sedang

meningkatkan momen mesin (Wikipedia, 2017).

c) Coupling

Saat kendaraan bergerak cepat, turbin runner memiliki kecepatan hampir

sama dengan pump impeller sehingga penambahan momen sangat kecil. Kondisi

torque converter ini berada pada kopling (Wikipedia, 2017).


33

2) Planetary Gear Unit

Planetary gear unit atau unit gigi planet berfungsi sebagai penerima input

dari torsi konverter dan pengubah kecepatan serta tenaga putar sesuai dengan

kondisi pengendaraan (Novriza, 2012:30). Bagian-bagian unit gigi planet yang

dijelaskan Purnomo (2012:125) terdiri dari: a) gigi matahari (sun gear), b) roda

gigi planet dan rumahnya (planet gear & carrier), c) roda gigi cincin (ring gear).

Roda gigi matahari terletak di pusat, sementara roda gigi pinion berputar di

sekelilingnya, dan sebuah roda gigi cincin di sekitar roda gigi pinion.

Gambar 2.5. Bagian-Bagian Roda Gigi Planet


(Onny, 2012)

Isuzu Training Center (2013:24) menjelaskan cara kerja unit gigi

planetary terdiri dari tiga macam, diantaranya:

a) Perlambatan

Saat perlambatan, ring gear sebagai penggerak, sun gear ditahan, dan

carrier yang digerakkan. Akibatnya pinion gear juga berputar searah jarum jam.

Carrier berputar searah jarum jam dengan ring gear dan putaran carrier lebih

cepat dari putaran ring gear (Isuzu Training Center, 2013:24).


34

Gambar 2.6. Mekanisme Reduksi


(Isuzu Training Center, 2013:24)

b) Percepatan

Saat percepatan, sun gear sebagai penggerak, carrier yang ditahan, dan

ring gear yang digerakkan. Akibatnya pinion gear berputar berlawanan arah

jarum jam. Ring gear berputar searah dengan carrier dan putaran ring gear lebih

cepat dari putaran carrier (Isuzu Training Center, 2013:24).

Gambar 2.7. Mekanisme Percepatan


(Isuzu Training Center, 2013:24)

c) Mundur

Saat mundur, sun gear sebagai penggerak, carrier yang ditahan, ring gear

yang digerakkan. Akibatnya pinion gear berputar berlawanan arah, ring gear

berputar berlawanan arah dengan sun gear dan putaran ring gear lebih lambat dari

putaran sun gear (Isuzu Training Center, 2013:24).


35

Gambar 2.8. Mekanisme Mundur


(Isuzu Training Center, 2013:24)

Tabel 2.2. Cara Kerja Roda Gigi Planet Sederhana (Novriza, 2012: 31)
Tetap/Diam Power Power Putaran Arah
(Fixed) Input Output Kecepatan Torsi Putaran
Ring Gear Sun Gear Carrier Turun Naik Sama
Dengan
Arah
Penggerak
Carrier Sun Gear Naik Turun Sama
Dengan
Arah
Penggerak
Sun Gear Ring Gear Carrier Turun Naik Sama
Carrier Ring Gear Naik Turun Dengan
Arah
Penggerak
Carrier Sun Gear Ring Gear Turun Naik Berlawanan
Ring gear Sun gear Naik turun Dengan
Arah
Penggerak

Bagian-bagian roda gigi planet ditahan dengan alat penahan (holding

device) agar tidak bergerak, alat-alat penahan ini dapat berupa kopling (clutches)

atau rem-rem (brakes), pita rem (brake band) dan kopling-kopling satu arah (one

way clutches) (Novriza, 2012: 30). Berikut penjelasan mengenai komponen

penahan pada planetary gear unit:


36

Gambar 2.9. Sistem Roda Gigi Planet


(Novriza, 2012: 31)

a) Clutch (kopling)

Clutch terdiri dari beberapa discs dan plates, piston dan silinder. Clutch

plates berputar bersama input shaft sebagai unit. Clutch disc mengait pada salah

satu anggota dari planetary gear set. Clutch digerakkan oleh tenaga hidrolik.

Piston juga digerakkan oleh tenaga hidrolik akibatnya tenaga mesin dipindahkan

dari input shaft ke planetary gear melalui plates dan disc (Novriza, 2012: 32).

Planetary gear unit menggunakan beberapa kopling, yaitu kopling maju (forward

clucth) (C1) dan kopling langsung (direct clucth) dan kopling mundur (reverse

clucth) (C2) (Novriza, 2012: 32).

Kopling
multiplat

Gambar 2.10. Kopling Multiplat


(Novriza, 2012:32)

Menurut Isuzu Training Center (2013:17) cara kerja kopling dibedakan

menjadi dua macam, yaitu saat berhubungan dan tidak berhubungan. Saat
37

berhubungan fluida mengalir ke piston silinder kemudian mendorong piston

check ball sehingga check valve tertutup. Piston bergerak di dalam silinder

mendorong plate berhubungan dengan disc akibatnya poros input berhubungan

dengan ring gear dan tenaga dari input shaft diteruskan ke ring gear.

Gambar 2.11. Cara Kerja Kopling Saat Berhubungan


(Isuzu Training Center, 2013:17)

Saat tidak berhubungan yaitu pada saat tekanan dibebaskan, tekanan fluida di

dalam silinder turun, menyebabkan check ball tidak lagi menutup check valve

sehingga fluida di dalam silinder keluar. Piston kembali ke posisi awal karena

terdorong pegas pembalik dan membebaskan hubungan kopling (Isuzu Training

Center, 2013:17).
38

Gambar 2.12. Cara Kerja Kopling Saat Tidak Berhubungan


(Isuzu Training Center, 2013:17)

b) Brake (rem)

Brake terdiri dari beberapa discs dan plates, piston dan silinder. Brake

plates terpasang pada transmission case dan brake disc dihubungkan dengan

anggota-anggota yang berputar seperti gear dan carrier. Piston digerakkan oleh

tenaga hidrolik sehingga plates tertekan terhadap disc untuk mencegah gear atau

carrier tidak berputar. Brake band menjepit brake drum yang dihubungkan

dengan anggota planetary gear set untuk tidak berputar (Novriza, 2012:33).

Pita
rem

Gambar. 2.13. Pita Rem


(Novriza, 2012:22)

c) Kopling-kopling satu arah (one way clutches)

Mengunci gear atau carrier sehingga berputar pada satu arah saja

(Novriza, 2012:33-34).
39

Gambar 2.14. One Way Clutch


(Isuzu Training Center, 2013:22)

3) Hydraulic Control Unit

Sistem pengontrol hidraulis yang dijelaskan oleh Purnomo (2010:126)

berfungsi untuk memindahkan secara otomatis dan menghubungkan roda-roda

gigi input, output, dan stationary dari roda gigi planet sesuai dengan kondisi

jalannya kendaraan (kecepatan, membukanya throttle, beban, dan lain-lain).

Hydraulic Control Unit terdiri dari pompa oli yang membuat tenaga hidrolik,

beberapa valve, dan saluran fluida.

Saluran Fluida

Gambar 2.15. Hydraulic Control Unit


(Nice, 2017)
40

Menurut Novriza (2012:35) unit pengontrol hidrolik ini mengatur operasi

dari unit gigi planet. Tekanan hidrolik dan titik-titik perpindahan gigi (shift) diatur

oleh hidrolik berdasarkan kecepatan kendaraan dan posisi throttle. Kopling-

kopling dan rem-rem bekerja diatur oleh fluida yang mengalir karena tekanan dari

pompa oli (oil pump) melalui body katup sehingga perbandingan putaran dari

susunan roda gigi planet dapat dikontrol.

Cara kerja kontrol hidrolik yaitu pompa oli bekerja pada throttle valve dan

governor valve. Tenaga yang dibangkitkan oleh throttle valve disebut throttle

pressure, sedangkan governor valve disebut governor pressure.Throttle valve

bekerja pada beban kendaraan, sedangkan governor valve bekerja pada kecepatan

kendaraan. Saat tenaga hidrolik dibangkitkan, fluida dari pompa oli mengalir

menuju shift valvekemudian masuk ke saluran unit gigi planetari yang terbuka

(Isuzu Training Center, 2013: 43).

d. Pemilihan Roda Gigi dan Fungsinya

Menurut Novriza (2012:35-37), tuas transmisi memiliki enam posisi yang

memiliki fungsi masing-masing, berikut ini uraian posisi tersebut, diantaranya:

a) Park (P)

Posisi pada tuas pemindah ini berfungsi untuk mengunci poros output ke

rumah transmisi atau sebagai keamanan. Biasanya posisi ini digunakan saat parkir

dan tidak berhenti sempurna. Pengaruhnya yaitu roda-roda penggerak terkunci,

mencegah kendaraan bergerak maju maupun mundur (Novriza, 2012:36).


41

b) Reverse (R)

Posisi ini berfungsi untuk menjalankan kendaraan saat mundur (Novriza,

2012:36).

c) Neutral (N)

Posisi ini berfungsi untuk mengijinkan kendaraan di-start dan beroperasi

tanpa menjalankan kendaraan (Novriza, 2012:36).

d) Manual Low (L)

Digunakan untuk semua kecepatan tetapi mencegah kendaraan berpindah

ke gigi yang lebih tinggi seperti gigi ketiga atau kedua. Sehingga secara langsung

menyebabkan transmisi berpindah ke gigi yang lebih rendah masuk ke gigi

pertama (Novriza, 2012:36).

e) Manual Second (2)

Digunakan untuk semua kecepatan tetapi mencegah kendaraan berpindah

ke gigi yang lebih tinggi dari overdrive ke gigi ketiga. Sehingga secara langsung

menyebabkan transmisi berpindah ke gigi yang lebih rendah masuk ke gigi kedua

(Novriza, 2012:36).

f) Drive (D)

Posisi ini transmisi dalam keadaan otomatis penuh, yaitu perpindahan roda

gigi lebih besar atau lebih kecil berdasarkan pada kecepatan kendaraan dan beban

mesin. Kenaikan beban dirasakan melalui naiknya bukaan throttle, dan transmisi

berpindah ke gigi yang lebih rendah. Dengan penurunan bukaan throttle, beban

berkurang dan transmisi berpindah ke gigi yang lebih rendah (Novriza, 2012:36).
42

Gambar 2.16. Tuas Transmisi Otomatis


(Nayazri, 2016)

e. Aliran Tenaga (Over Flow)

Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya, berikut ini uraian

mengenai aliran tenaga dari transmisi otomatis tiga kecepatan:

1) First Gear (Gigi pertama)

Saat tuas pemindah pada posisi D (drive), saluran fluida mengalir ke C1

karena terbuka oleh manual valve. Clutch C1 mengait sehingga tenaga diteruskan

dari input ke ring gear depan. One way clutch F2 mencegah carrier belakang

berputar sehingga tenaga input shaft dipindahkan ke output shaft tetapi tenaga

direduksi oleh ring gear depan dan belakang (Novriza, 2012: 39-40).

Gambar 2.17. First Gear (Gigi pertama)


Istanto dalam Novriza (2012: 40)
43

2) Second Gear (Gigi Kedua)

Pada saat kecepatan kendaraan perlahan-lahan meningkat, tekanan

governor meningkat karena tekanan governor lebih besar dari tekanan throttle.

Sehingga fluida menekan shift valve satu dan dua keatas. Akibatnya saluran fluida

dari clutch (C1) terbuka, fluida mengalir menuju Brake B2. B2 terbuka dan

bekerja. Sun gear ditahan oleh B2 melalui F1 sehingga kecepatan input dari ring

gear depan direduksi oleh planetarycarrier depan. Planetary set belakang idle

(Novriza, 2012: 40).

Gambar 2.18. Second Gear (Gigi Kedua)


Istanto dalam Novriza (2012: 40)

3) Third Gear (Gigi Ketiga)

Kecepatan bertambah, governor pressure meningkat sehingga shift valve 2

dan 3 terdorong keatas karena dorongan fluida. Akibatnya saluran fluida ke

clutch (C2) terbuka. C2 bekerja menghubungkan sun gear dan input shaft.

Tenaga dipindahkan serentak ke ring gear depan dan sun gear. Tenaga

dipindahkan serentak ke ring gear depan dan sun gear maka planetary depan
44

berputar sebagai unit dan tidak mengubah kecepatan, input, dan torsi maka bisa

dikatakan input berhubungan dengan output (Novriza, 2012: 40).

Gambar 2.19. Thrid Gear (Gigi Ketiga)


Istanto dalam Novriza (2012: 40)

d) Mundur (reverse)

Posisi tuas pada R (reverse) sehingga manual valve membuka saluran

fluida ke clutch C2 dan B3. C2 mengait sehingga putaran input shaft dipindahkan

ke sun gear. B3 menahan planetary carrier belakang sehingga tidak berputar

akibatnya ring gear belakang dan sun gear berputar berlawanan. Planetary gear

depan dan belakang berputar berlawanan arah (Novriza, 2012: 39-41).


45

Gambar 2.20. Reverse Gear (Gigi Mundur)


(Novriza, 2012:41)

Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya. Berikut ini adalah

tabel fungsi holding devices, penggunaan kopling 3 kecepatan dan kombinasi

putaran yang digunakan untuk mempengaruhi arah putaran roda gigi pada

planetary gear unit:

Tabel 2.3. Holding Device (Novriza, 2012:38)


Holding Device Fungsi
C1 Forward Clutch Menghubungkan/memutuskan input shaft
dengan front ring gear.
C2 Direct Clutch Menghubungkan/memutuskan input shaft
dengan sun gear (bagian depan dan
belakang).
B1 Coast Brake Menahan/mengunci sun gear (bagian depan
dan belakang) supaya tidak berputar.
B2 2nd Brake Menahan lintasan luar (outer race) one way
clutch F1 agar tidak berputar searah jarum
jam maupun berlawanan jarum jam, sehingga
mencegah bagian depan dan belakang sun
gear berputar berlawanan arah jarum jam.
B3 1st dan Reverse Mencegah rear planetary carrier agar tidak
Brake berputar searah jarum jam maupun
berlawanan jarum jam
F1 One-way clutch 1 Menahan bagian depan dan belakang sun
gear agar tidak berputar berlawanan arah
jarum jam. Ketika brake B2 bekerja.
One-way One-way clutch 2 Mencegah bagian rear planetary carrier
clutch 2 berputar berlawanan arah jarum jam.
46

Tabel 2.4. Penggunaan Kopling 3 Kecepatan (Novriza, 2012:38)


Shift C1 C2 B1 B2 B3 F1 F2
Gear
Lever
Position
Position
P Parking
R Reverse
N Neutral
1st
D 2nd
3rd
1st
2
2nd
1st
L
2nd

Tabel 2.5. Kombinasi Putaran Planetary Gear Unit(Novriza, 2012:39)


Shift Level Gear Holding Planetary Planetary
Position Position Devices Depan Belakang
D 1st C1, F2 Sun Gear CCW CCW
Planetary CW DAM
Carrier CW CW
Ring Gear CW CW
Planetary
Gear
2nd C1, B2, & Sun Gear DIAM DIAM
F1 Planetary CW CW (Idle)
Carrier CW CW
Ring Gear CW CW
Planetary
Gear
rd
3 C1, C2, B2 Sun Gear CW CCW
Planetary CW DIAM
Carrier CW CW
Ring Gear DIAM CW
Planetary
Gear
2 1st C1, F2 Sun Gear CCW CCW
Planetary CW DIAM
Carrier CW CW
Ring Gear CW CW
Planetary
Gear
2nd C1, B1, Sun Gear DIAM DIAM
B2, F1 Planetary CW CW (idle)
Carrier CW CW
Ring Gear CW CW
47

Planetary
Gear
L 1st C1, B3, F2 Sun Gear CCW CCW
Planetary CW DIAM
Carrier CW CW
Ring Gear CW CW
Planetary
Gear
R Reverse C2, B3 Sun Gear CW CW
Planetary CCW DIAM
Carrier CCW CCW
Ring Gear CCW CCW
Planetary
Gear

Keterangan:
CW : Clockwise (Searah jarum jam)
CCW : Counterclockwise (Berlawanan Jarum Jam).

f. Pemeriksaan

1) Pemeriksaan Torque Converter

Pemeriksaan kopling satu arah, bersihkan converter lalu masukkan SST

kedalam inner race kopling searah, sehingga SST duduk pada lekuk converterhub

dan outer race kopling satu arah. Kopling harus terkunci jika diputar ke kiri dan

bebas jika diputar kekanan. Jika tidak baik segera ganti (Novriza, 2012:44).

SST Torque
Converter

Gambar 2.21. Pemeriksaan Torque Converter


Novriza (2012:44-45)
48

Mengukur kebengkokan drive plate dan ring gear dengan cara memasang

dial indicator dan ukur kebengkokan drive plate. Jika melebihi 0,20 mm atau ring

gear rusak ganti drive plate. Kencangkan arah spancer dan kencangkan bautnya

jika memasang drive plate baru (Novriza, 2012:45).

Dial indikator

Drive Plate

Gambar 2. 22. Pemeriksaan Drive Plate dan Ring Gear


Novriza (2012:45)

Pengukuran kebengkokan torque converter sleeve, pasang torque

converter pada drive plate dan pasang dial indicator. Luruskan torque converter

jika kebengkokan melebihi 0,30 mm, jika tidak ganti (Novriza, 2012:45).

Dial Torque
indikator converter
sleeve

Gambar 2.23.Pengukuran kebengkokan torque converter sleeve


Novriza (2012:45)

2) Pemeriksaan Oil Pump

Pemeriksaan clearance antara pump body dengan driven gear dengan

cara tekan driven gear kesalah satu sisi body ukur clearance dengan feeler
49

gauge. Maksimum clearance 0.3 mm. jika melebihi ganti oil pump body sub

assembly (Novriza, 2012:45).

Feeler
gauge

Drivern Pump
gear body

Gambar 2. 24. Pemeriksaan clearance antara pump body


Novriza (2012:45)

Periksa side clearance antara kedua roda gigi dengan siku-siku dan feeler

gauge. Maksimum spesifikasi 0,1 mm jika melebihi ganti oil pump body sub

assembly (Novriza, 2012:45).

Pump
body

Feeler
gauge

Gambar 2.25. Pemeriksaan side clearance antara kedua roda gigi


Novriza (2012:45)

Pemeriksaan oil pump body bushing dengan dial indicator, ukur diameter

dalamnya. Maksimum 38,18 mm. jika melebihi ganti oil pump sub assembly

(Novriza, 2012:46).
50

Dial
indikator
Pump
body
bushing

Gambar 2.26. Pemeriksaan oil pump body bushing


Novriza (2012:46)

Pemeriksaan stator shaft bushing dengan dial indicator, ukur diameter

dalamnya. Maksimum 21,57 mm bagian depan dan 27,07 mm bagian belakang.

jika melebihi ganti stator shaft (Novriza, 2012:46).

Dial
indikator

Stator
shaft
bushing

Gambar 2.27. Pemeriksaan stator shaft bushing


Novriza (2012:46)

3) Pemeriksaan One Way Clutch dan Planetary Gear

Pemeriksaan kopling satu arah , pegang sun gear dan putar hub. Hub harus

bebas jika diputar kekanan dan terkunci bila diputar kekiri (Novriza, 2012:48).
51

One
way
clutch

Gambar 2.28. Pemeriksaan one way clutch


Novriza (2012:48)

Pemeriksaan sun gear dengan dial indicator, ukur diameter dalam sun

gear diameter maksimum 22,096 mm (Novriza, 2012:48).

Dial
indicator

Sun
gear
Gambar 2.29. Pemeriksaan sun gear
Novriza (2012:48)

Pemeriksaan planetary gear dengan feeler gauge pada pinion gear thrust

clearance. Maksimum 0,5 mm. jika melebihi ganti planetary gear assembly

(Novriza, 2012:48).
52

Feeler
Pinion gauge
gear

Gambar 2.30. Pemeriksaan planetary gear


Novriza (2012:48)

Pemeriksaan ring gear flange bushing dengan dial indicator dan ukur

diameter dalam flange bushing. Diameter standard 19,025 mm-19,050 mm. jika

melebihi ganti flange (Novriza, 2012:48).

Dial
indikator

Ring
gear

Gambar 2.31. Pemeriksaan ring gear flange bushing


Novriza (2012: 48)

g. Troubleshooting

Keuntungan mobil menggunakan transmisi otomatis salah satunya yaitu

memberikan kenyamanan bagi pengemudinya saat berkendara, tetapi tidak

menutup kemungkinan jika transmisi otomatis mengalami kerusakan. Berikut ini

gejala kerusakan pada transmisi otomatis yang sering terjadi, diantaranya:


53

1) Slip

Gejala slip umumnya terjadi saat perpindahan dari gigi 1, gigi 2 dan

seterusnya.Selain itu gejala ini bisa terjadi saat melakukan akselerasi. Cara

mengetahui gejala ini yaitu dengan menjalankan mobil dengan tuas diposisi D,

lalu injak pedal gas. Normalnya perpindahan gigi otomatis terasa seperti

mengayun, tetapi bila terjadi slip, perpindahan gigi otomatis tidak berlangsung

dengan sempurna, mobil akan kehilangan tenaga dan suara mesin meraung.

Kondisi slip disebabkan kopling slip, jumlah oli tidak mencukupi, atau roda gigi

aus (Arianto, 2010).

2) Tarikan mobil berat dan tersendat

Gejala tersendat dapat diketahui jika terjadi hendakan pada perpindahan

gigi secara otomatis. Hentakan terjadi secara lembut sampai kasar tergantung

tingkat permasalahannya. Gejala ini terjadi karena oli bocor atau kondisi oli sudah

kotor. Oli tidak dapat mampu mengangkat perpindahan gigi pada rpm yang

sesuai. Akibatnya pada putaran tinggi, gigi akan berpindah dan membuat mobil

menghentak (Wirawan, 2015).

3) Tidak terjadi perpindahan gigi secara otomatis

Ketika tuas pada posisi D, tidak terjadi perpindahan gigi secara otomatis

walaupun kecepatan mobil ditambah atau dikurangi (Wirawan, 2015).

4) Mobil tidak bisa mundur

Mobil tidak bias mundur dikarenakan terdapat kerusakan pada mekanikal

transmisi yaitu pada rasio gigi mundur atau return shift patah (Wirawan, 2015).
54

5) Pergeseran tuas kasar atau menyentak

Terjadi hentakan kasar saat memindahkan tuas dari posisi yang lain.

Idealnya saat tuas dipindahkan, perpindahan tersebut terjadi secara mulus. Gejala

ini terjadi karena sil piston mulai mengeras sehingga oli bocor akibatnya tekanan

oli tidak cukup kuat untuk memindahkan gigi pada rpm yang sesuai sehingga gigi

berpindah pada rpm yang tinggi dan terasa menyentak (Wirawan, 2015).

6) Tuas transmisi sulit digeser dan gigi tidak berpindah walaupun tuas digeser

Saat tuas transmisi sulit digeser terutama ketika pada posisi P, hal ini

terjadi karena switch rem rusak sehingga transmisi mendeteksi pengemudi tidak

menginjak pedal rem dehingga transmisi tidak bias berpindah dari poisi P. Saat

tuas digeser tetapi gigi tidak berpindah, hal tersebut dikarenakan kabel gearbox

sudah terkelupas atau terputus, sehingga kontrol lengan gearbox tidak berfungsi

(Wirawan, 2015).

7) Mobil bergetar (stall)

Saat mobil sedang melaju kemudian pengereman, terjadi getaran atau

mesin mobil hampir mati. Hal ini dikarenakan kanvas kopling sudah tidak baik

atau sudah aus (Wirawan, 2015).

Berdasarkan gejala kerusakan yang sering terjadi pada transmisi otomatis

mobil, maka hal yang perlu diperhatikan adalah selalu melakukan perawatan

transmisi, salah satunya adalah mengganti secara berkala dan melakukan

pengecekan jumlah, warna, dan bau oli transmisi atau automatic transmission

fluid (ATF).
55

5. 3D PageFlipProfessional

3D PageFlip Professional adalah sebuah software yang dapat digunakan

untuk mempermudah membuat buku elektronik. Software ini dapat mengubah file

dalam format PDF menjadi bentuk flipbook, sehingga seolah-olah membaca pada

buku sungguhan. Efek flipbook ini dapat membolak-balikkan halaman pada buku

dengan efek 3D dan menarik karena dapat disisipkanvideo, audio, animasi, dan

gambar (3D Pageflip, 2015).

Gambar 2.32. Logo 3D PageFlip Professional


(3D Pageflip, 2015)

Software ini dapat mengenali file berbentuk PDF, JPG, office, dan PPT.

Dilengkapi dengan menu edit pages yang dapat digunakan untuk menambahkan

link- link berupa video, gambar, musik, animasi, alamat website, dan mengatur

tulisan-tulisan yang diperlukan. Dalam pengolahannya file tersebut dapat

dikonversi ke dalam format .3DP, .zip, .exe., .swf, dan .html untuk dipublikasikan.

Selain itu file yang telah diolah dapat pula di unggah online untuk disebarkan ke

internet (3D Pageflip, 2015).


56

Supaya memudahkan user dalam membuat e-modul, berikut ini langkah-

langkah awal mengoperasikan software 3D PageFlip Professional diantaranya:

a) Double klik software 3D PageFlip Professional pada desktop

komputersehingga terbuka tampilan awal seperti pada gambar dibawah ini.

Kemudian klik menu create new.

Gambar 2.33. Langkah Pertama, Tampilan Awal 3D PageFlip Professional


(Dokumentasi Pribadi)

b) Tampilan akan berubah seperti pada gambar, kemudian pilih menu document

dan klik ok.

Gambar 2.34. Langkah Kedua


(Dokumentasi Pribadi)

c) Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar berikut. Pilih menu browse

yang mana user harus memilih documentatau magazinedengan format pdf supaya
57

dapat mengolahnya menjadi e-modul. Pada tampilan ini pula user dapat memilih

berbagai jenis template. Setelah itu klik import now.

Gambar 2.35. Langkah Ketiga


(Dokumentasi Pribadi)

d) Langkah ini merupakan langkah utama dalam melakukan pengolahan e-modul.

User dapat melakukan pengaturan, penambahan file dan mengonversikannya

menggunakan menu-menu yang telah tersedia.

Gambar2.36. Langkah Keempat


(Dokumentasi Pribadi)

Berdasarkan uraian yang telah membahas keunggulan software 3D

PageFlip Professional, diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan

e-modul. E-modul yang akan dikembangkan akan dikonversikan ke dalam format

.exe karena mudah digunakan.


58

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya telah mengembangkan e-modul

pembelajaran, hanya saja dalam pokok bahasan yang berbeda. Penelitian yang

berjudul Pengembangan Media Modul Elektronik Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Mata Pelajaran Sejarah Materi Pergerakan Nasional Pada Siswa Kelas XI

Efektif 1 SMA Antartika Sidoarjodi ketahui penilaian e-modul oleh ahli materi

dan ahli media memperoleh hasil dalam kategori baik (Afiyanti, 2016:1). Hasil

belajar dan keefektifan media modul dinyatakan meningkat secara signifikan,

dibuktikan dari hasil perhitungan nilai pretest dan posttest dengan nilai thitung lebih

besar dari nilai ttabel (25,9133>2,02269).

Penelitian yang berjudul Pengembangan E-Modul Berbasis Model Project

Based Learning Untuk Mata Pelajaran Teknik Pengambilan Gambar Produksi

(Studi Kasus: Kelas XI Multimedia di SMK Negeri 1 Sukasada) diketahui

penilaian e-modul oleh ahli media dan ahli materi termasuk dalam kategori

positif, selain itu penilaian respon dari 20 siswa termasuk dalam kategori

positifdengan rata-rata 93,9 (Juliantini dkk, 2015:7-8).

Penelitian yang berjudul Pengembangan Modul Elektronik Pada Mata

Pelajaran Produktif Kompetensi Etimologi Multimedia Kelas X Sekolah

Menengah Kejuruan, e-modul yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan

sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran (Dewi, 2016:5-6). Selain itu,

penilaian hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 71,34% untuk pretest dan

85,71% untuk posttest.


59

Berdasarkan tiga penelitian dahulu yang telah dibahas, penggunaan e-

modul dinilai berkontribusi, efektif, dan layak digunakan sebagai sumber belajar.

Diharapkan, pengembangan e-modul transmisi otomatis mobil ini dapat

dinyatakan berkontribusi, efektif, dan layak digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Transmisi otomatis dikenal rumit. Kerumitan tersebut dikarenakan

komponen transmisi otomatis yang bervariatif, dan presisi, sehingga

membutuhkan waktu lama untuk memahaminya. Menurut mahasiswa yang pernah

mengikuti mata kuliah teori chasis dan pemindahan daya, konsep dan materi

perkuliahan bervariatif, dan semakin berkembang. Selain itu, media pembelajaran

yang digunakan belum cukup untuk mendukung perkuliahan. Proses perkuliahan

kurang menantang dan kurang memberi peluang mahasiswa untuk berkreasi.

Penggunaan sumber belajar konvensional dinilai kurang menyenangkan,

sulit dipahami, banyak hafalan, dan monoton. Kekurangan penggunaan sumber

belajar berupa cetakan (hardcopy) yaitu kurang efisien, memakan tempat, dan

mudah rusak. Kekurangan-kekurangan ini, menyebabkan mahasiswa kehilangan

semangat dan motivasi untuk belajar.

Pada era teknologi yang semakin canggih ini, mahasiswa sudah tidak asing

dengan komputer, laptop, dan handphone. Mahasiswa selalu menggunakan

teknologi tersebut untuk mempermudah proses perkuliahan. Perkembangan

teknologi yang pesat tidak sebanding dengan penggunaan sumber belajar, karena

sumber belajar yang sudah ada belum dikembangkan kearah teknologi atau
60

elektronik dan sebaliknya masih menggunakan sumber belajar konvensional.

Solusi yang dapat digunakan adalah mengembangkan modul pembelajaran

berbasis elektronik. Modul elektronik dinilai praktis, kreatif, mudah dipahami,

dan bisa menjadi sumber belajar mandiri bagi mahasiswa selain informasi dari

dosen.

Potensi perkembangan IPTEK untuk E-modul yang dikembangkan


mengembangkan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar mahasiswa

Mata kuliah Teori Chasis dan Pemindah


Daya sangat bervariatif dan semakin E-modul yang dikembangkan
berkembang harus melalui tahap uji
kelayakan oleh ahli

Materi transmisi otomatis mobil yang


kompleks, rumit perlu divisualisasikan Pengembangan E-Modul

Gambar 2.37. Kerangka Pikir Penelitian

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir penelitian, pertanyaan penelitian yang

diperoleh adalah:

4. Seberapa layak e-modul transmisi otomatis mobil yang dikembangkan untuk

digunakan dalam proses pembelajaran?

5. Seberapa besar peningkatan hasil belajar dari penggunaan e-modul transmisi

otomatis mobil?

6. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap e-modul transmisi otomatis yang

dikembangkan?
116

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan tentang Produk

Berdasarkan hasil penelitian tentang e-modul transmisi otomatis mobil

yang dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. E-modul transmisi otomatis mobil yang dikembangkan teruji layak digunakan

dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian dari ahli media sebesar 93,8%

sehingga memenuhi kategori “sangat layak”, sedangkan hasil penilaian dari

ahli materi sebesar 77% dan memenuhi kategori “sangat layak”.

2. Penggunaan e-modul transmisi otomatis mobil yang dikembangkan dapat

peningkatan hasil belajar mahasiswa. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya

perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol yang tidak menggunakan e-modul

dan kelas eksperimen yang menggunakan e-modul. Peningkatan nilai rata-rata

yang terjadi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan

nilai rata-rata yang terjadi pada kelas kontrol. Berdasarkan data yang

diperoleh, peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest untuk kelas kontrol

sebesar 12,5%, sedangkan kelas eksperimen sebesar 24,05%. Adapun

peningkatan hasil belajar peserta didik melalui uji n-gain mengalami

peningkatan dalam kategori “sedang” sebesar 0,342 untuk kelas kontrol dan

0,466 untuk kelas eksperimen.

3. Tanggapan mahasiswa terhadap e-modul transmisi otomatis mobil

memperoleh persentase nilai sebesar 80% dan memenuhi kriteria “sangat

baik”.
117

B. Saran Pemanfaatan Hasil Pengembangan

Berdasarkan simpulan tentang produk, saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. E-modul ini diharapkan dapat dikembangkan lagi menggunakan software

yang memiliki fitur-fitur yang lebih canggih supaya kelemahan-kelemahan

yang ada pada e-modul dapat diperbaiki dan memudahkan akses pengguna.

2. Pengguna (peserta didik maupun pengajar) yang terlibat dalam pembelajaran

dalam satu ruangan kelas diharapkan dapat menggunakan komputer/laptop

masing-masing supaya pembelajaran lebih maksimal.

3. Pengajar dapat mengembangkan kembali isi materi pada e-modul dengan

menambahkan video pada materi pemeriksaan komponen dan

thoubleshooting transmisi otomatis mobil.


118

DAFTAR PUSTAKA

3D PageFlip. (2015). 3D PageFlip Standard. Tersedia:


“http://www.3dpageflip.com/pageflip-3d-pro/”. [diakses 8 Juni 2017].

Afiyanti, D. (2016). Pengembangan Media Modul Elektronik Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Materi Pergerakan
Nasional Pada Siswa Kelas XI Efektif 1 Sma Antartika Sidoarjo. Jurnal
Universitas Negeri Surabaya. Vol 10. No 2. Hal 1.

Arianto, A. (2010). Transmisi Otomatis Selip? Ini Dia Penyebabnya. Tersedia:


https://otomotif.tempo.co/read/news/2010/04/26/123243410/transmisi-
otomatis-selip-ini-dia-penyebabnya#H9ZRXwiW5GmcSgLj.97. [diakses 8
Juni 2017].

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi


VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi


Aksara.

Budiono, E. Dan Susanto, H. (2006). Penyusunan Dan Penggunaan Modul


Pembelajaran Berdasar Kurikulum Berbasis Kompetensi Sub Pokok
Bahasan Analisa Kuantitatif Untuk Soal-Soal Dinamika Sederhana Pada
Kelas X Semester I SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 4. No.
2. Hal 79.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Tenaga


Kependidikan.

Depdiknas. (2008). Penulisan Modul. Direktorat Tenaga Kependidikan.

Dewi, A. C. (2016). Pengembangan Modul Elektronik Pada Mata Pelajaran


Produktif Kompetensi Etimologi Multimedia Kelas X Sekolah Menengah
Kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknik Informatika. Hal 5-6.

Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat


Jendral Pendidikan Tinggi.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
119

Galiyah, dkk. (2015). Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Model Learning


Cycle 7e Pada Pokok Bahasan Fluida Dinamik Untuk Siswa SMA Kelas XI.
Jurnal Seminar Nasional Fisika. Vol 4. No. 2. Hal. 149.

Hafsah, N.R.J., dkk. (2016). Penerapan Media Pembelajaran Modul Elektronik


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi
Mekanik. Journal of Mechanical Engineering Education. Vol. 3. No. 1. Hal
107 dan 110.

Hake, R.R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-


thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics
courses. American Journal Of Physics 66 (1). Hal 65.

Ilmih, H. Dan Sumarno, A. (2015). Pengembangan E-Modul Mata Kuliah Kerja


Bangku Dan Plat Untuk Karakteristik Mahasiswa Program Studi Diploma
Iii Jurusan Teknik Mesin Di Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut
(Sttal) Surabaya. Jurnal Universitas Negeri Surabaya. Hal 1.

Isuzu Training Center. (2013). Automatic Transmision. Jakarta: Isuzu Training


Center.

Juliantini, N. K. P., dkk. (2015). Pengembangan E-Modul Berbasis Model Project


Based Learning Untuk Mata Pelajaran Teknik Pengambilan Gambar
Produksi (Studi Kasus : Kelas XI Multimedia di SMK Negeri 1 Sukasada).
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI).Vol 4. No 5. Hal 4, 7-8.

KBBI. (2016). Pembelajaran. Jakarta. Tersedia:


“http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pembelajaran”. [diakses 4 Januari 2017].

Khumaedi, M. (2012). Reliabilitas Instrumen Penelitian. Jurnal Pendidikan


TeknikMesin. Vol 12. No. 1. Hal 29.

Mappa, S. Dan Basleman, A. (1994). Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta:


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Nasution. (1982). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Jakarta: Bumi Aksara.

Nayazri, G.M. (2016). Mengenal Arti Huruf dan Angka Pada Transmisi Otomatis.
Tersedia:
“http://otomotif.kompas.com/read/2016/03/12/090200115/Mengenal.Arti.H
uruf.dan.Angka.pada.Transmisi.Otomatis”. [diakses 8 Juni 2017].
120

Nice, K. (2017). How Torque Converters Work. Tersedia:


http://auto.howstuffworks.com/auto-parts/towing/towing-
capacity/information/torque-converter.htm. [diakses 8 Juni 2017].

Novriza. (2012). Modul Memperbaiki Transmisi. Medan: Bidang Studi Keahlian


Teknologi Dan Rekayasa Program Studi Keahlian Teknik Otomotif
Kompetensi KeahlianTeknik Kendaraan Ringan.

Onni. (2012). Macam-macam Sistem Transmisi Kendaraan Bermotor (Part 2).


Tersedia: http://artikel-teknologi.com/macam-macam-sistem-transmisi-
kendaraan-bermotor-part-4//. [diakses 3 Juli 2017].

Owen, C. E. (2011). Basic Automotive Service & Systems (4th Edition). Delmar:
USA.

P2M, Tim. (2016). Pengembangan E-Modul. LPPM UNS: Surakarta.

Purnomo, S. J. (2010). TRANSMISI OTOMATIS ??? APAKAH ITU ???. Jurnal


Universitas Tidar Magelang. Vol. 33. No. 1. Hal 118-119.

Purwanto, dkk. (2007). Pengembangan Modul. Jakarta: Departemen Pendidikan


nasional.

Sadirman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo


Persada: Jakarta

Salam, B. (2004). Cara Belajar Yang Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Samad, dkk. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Daur Air Dan Peristiwa Alam Di Kelas V SDN 8 Kota Barat Kota
Gorontalo. Jurnal Srisilawati Abd Samad Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Hal 4.

Setiarini, dkk. (2016). Pengaruh E-Modul Berbasis Metode Pembelajaran Problem


Based Learning Terhadap Hasil Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pemrograman Dasar (Studi Kasus: Kelas X Multimedia Di Smk
Negeri 3 Singaraja). Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik
Informatika (KARMAPATI). Vol. 5. No. 2. Hlm 4.

Siregar, E. dan Nara, H. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran (Cet.III). Bogor:
Ghalia Indonesia.
121

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Edisi


Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan


Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumadji. (2011). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar


Mahasiswa. Jurnal Inspiraasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang,
hlm.658.

Sutrisno, V.L.P. dan Siswanto, B.T. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif SMK
Di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 6. No 1. Hal. 114.

Umar, H.K., dkk. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X.4 SMA Negeri 2 Gorontalo. Jurnal Penelitian
Universitas Negeri Gorontalo. Hlm 3-4.

Wikipedia. (t.t). Transmisi Otomatis. Tersedia:


“https://id.wikipedia.org/wiki/Transmisi_otomatis”. [diakses 8 Juni 2017].

Wikipedia. (2017). Torque Converter. Tersedia:


“https://en.wikipedia.org/wiki/Torque_converter”. [diakses 8 Juni 2017].

Wirawan, A. H. (2015). Cara Mudah Deteksi Kerusakan Transmisi Otomatis


Konvensional. Tersedia: “http://autobild.co.id/Tips/Knowledge/cara-
mudah-deteksi-kerusakan-transmisi-otomatis-konvensional”. [diakses 8
Juni 2017].

Anda mungkin juga menyukai