Disusun Oleh :
Dian Tri Vita Sari
2015750012
Assalammualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada
Ny. S dengan Congestive Heart Failure (CHF) di Paviliun Marwah Atas Rumah
Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih“ dari tanggal 07 sampai 09 Mei 2018.
Karya Tulis Ilmiah ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
penulis menemukan banyak kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini, terutama kepada :
1. Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi. DIII Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Ns. Fitrian Rayasari, M.Kep., Sp.KMB selaku dosen pembimbing dan penguji
dari Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Ns. Nuraenah, M.Kep selaku wali akademi tingkat III Angkatan XXXIII
Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Dr. Yani Sofiani, M.Kep., Sp.KMB selaku penguji dari Program Studi
Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
iii
5. Orang tua dan Kakak-kakak saya tercinta yang selalu mendo’akan dan
memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Rekan-rekan seperjuangan angkatan XXXIII Program Studi Diploma III
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
yang telah memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Perpustakaan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
yang sudah menyediakan fasilitas dan buku-buku yang dibutuhkan penulis
untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi tenaga keperawatan pada umumnya
dan bagi penulis khususnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan
menambah ilmu pengetahuan di bidang keperawatan.
Wassalammualaikum Wr. Wb
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
vi
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 84
A. Kesimpulan ................................................................................................... 84
B. Saran ............................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
DAFTAR TABEL
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan ketika jantung tidak mampu
lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi
tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi
tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi
(Aspiani, 2015). Menurut pendapat ahli yang lain, gagal jantung adalah suatu
sindrom klinis kompleks, yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk
memompakan darah keseluruh jaringan tubuh secara adekuat, akibatnya
adanya gangguan struktural dan fungsional dari jantung (Sudoyo, 2011).
Penyebab CHF yaitu kondisi yang meningkatkan preload, afterload, atau yang
menurunkan kontraktilitas miokardium. Kondisi yang meningkatkan preload,
misalnya regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Afterload meningkat
pada kondisi dimana terjadi stenosis aorta atau dilatasi ventrikel. Pada infrak
miokard dan kardiomiopati, kontraktilitas miokardium dapat menurun (Asikin,
2016).
Pada umumnya pasien dengan CHF muncul tanda dan gejala yang berbeda
disetiap letak gagal jantungnya seperti pada gagal jantung ventrikel kanan
mempunyai tanda dan gejala edema, anoreksia, mual, asites, dan sakit daerah
perut. Sedangkan pada gagal jantung ventrikel kiri mempunyai tanda dan
gejala badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar, sesak nafas, batuk, anoreksia,
dan keringat dingin. Jika tanda dan gejala tersebut tidak dapat diatasi dengan
cepat dan tepat, maka akan terjadi komplikasi, seperti: hepatomegali, edema
paru, hidrotoraks, syok kardiogenik, dan tamponade jantung (Kasron, 2012;
LeMone, 2016).
1
2
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah untuk menambah
pengetahuan, dapat menerapkan teori, dan konsep yang telah dipelajari
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF).
2. Tujuan Khusus:
5
C. Lingkup Masalah
Penulisan Karya Tulis Ilmiah merupakan pembahasan dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Ny. S
dengan Congestive Heart Failure (CHF) yang dilakukan selama 3X24 jam di
paviliun Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dari tanggal
07 – 09 Mei 2018.
D. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yaitu dengan menggunakan
metode studi kepustakaan, dimana penulis mencari dan mempelajari beberapa
sumber data yang berkaitan dengan topik permasalahan yaitu Congestive
Heart Failure (CHF), metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan
dengan cara mengamati, menganalisa, menarik kesimpulan dari pengalaman
nyata. Dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah: studi
kasus, dimana penulis mengelola satu kasus dengan menggunakan proses
keperawatan, dan hasil asuhan keperawatan di deskripsikan dengan
menggunakan kaidah penulisan ilmiah.
6
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis menyusunnya secara
sistematika yang terdiri dari lima bab dengan perincian sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : TINJAUAN TEORITIS
Meliputi pengertian, klasifikasi, etiologi, gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar, manifestasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan,
asuhan keperawatan (pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan).
Bab IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang berbagai kesenjangan yang
timbul antara tinjauan teoritis, dan tinjauan kasus. Dalam
pembahasan bab ini juga akan diidentifikasikan berbagai faktor
penunjang, dan penghambat dari asuhan keperawatan serta
pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan
ditiap-tiap tahapannya, yaitu : pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Bab V : KESIMPULAN dan SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan tentang asuhan keperawatan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien dengan
Congestive Heart Failure (CHF) serta permasalahan yang timbul.
Selain itu, diuraikan saran yaitu tentang harapan dan masukan
dari penulis yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
7
2. Klasifikasi
Pada CHF terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional
dalam 4 kelas :
Klasifikasi Karakteristik
3. Etiologi
Menurut Asikin (2016). Mekanisme fisiologis yang dapat menyebabkan
timbulnya gagal jatung yaitu kondisi yang meningkatkan preload,
afterload, atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Kondisi yang
meningkatkan preload, misalnya regurgitasi aorta dan cacat septum
ventrikel. Afterload meningkat pada kondisi dimana terjadi stenosis aorta
atau dilatasi ventrikel. Pada infrak miokard dan kardiomiopati,
kontraktilitas miokardium dapat menurun. Terdapat faktor fisiologis lain
yang dapat menyebabkan jantung gagal sebagai pompa, anatara lain
adanya gangguan pengisian ventrikel (stenosis katup atrioventrikularis),
serta adanya gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel (perikarditis
konstriktif dan tamponade jantung). Berdasarkan seluruh penyebab
tersebut, diduga yang paling mungkin terjadi yaitu pada setiap kondisi
tersebut menyebabkan gangguan penghantaran kalsium
didalam sarkomer, atau didalam sintesis, atau fungsi protein
kontraktil.
Gagal jantung dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Gagal jantung kiri (gagal jantung kongestif) , dibagi menjadi 2 jenis
yang dapat terjadi sendiri atau bersamaan, diantaranya:
1) Gagal jantung sistolik yaitu ketidakmampuan jantung untuk
menghasilkan output jantung yang cukup untuk perfusi organ
vital.
2) Gagal jantung diastolik yaitu kongesti paru meskipun curah
jantung dan output jantung normal.
b. Gagal jantung kanan, merupakan ketidakmampuan ventrikel kanan
untuk memberikan aliran darah yang cukup sirkulasi paru pada
tekanan vena sentral normal.
Aritmia
Infeksi dan
inflamasi
(miokarditis)
Kardiomiopati
peripartum/
idiopatik
Penyakit jantung
koroner
Penyakit jantung
kongenital
Penyakit endokrin,
kondisi
neuromuskular, dan
penyakit
reumatologi
Jenis gagal jantung Penyebab
Hipertensi
Penyakit katup
jantung (stenosis
aorta)
Kardiomiopati
restriktif/ hipertrofi
Perikarditis
kontstriktif
Gagal jantung kanan Gagal ventrikel kiri
Penyakit jantung
koroner
Hipertensi
pulmonal
Stenosis katup
pulmonalis
Emboli paru
Penyakit paru
kronis
Penyakit
neuromuskular
Sumber: Asikin, 2016
lain-lain)
Peningkatan beban volume
(regurgitasi katup, pirau, peningkatan
beban awal, dan lain-lain)
Obstruksi terhadap pengisian
ventrikel (stenosis mitral atau
trikuspid)
Tamponade perikardium
Pembatasan miokardium atau
endokardium
Aneurisme ventrikel
Disinergi ventrikel
Kelainan miokardium Primer
• Kardiomiopati
• Miokarditis
• Kelainan metabolik
• Toksisitas (alkohol dan kobalt)
• Presbikardia
Penyebab gagal jantung Deskripsi
Kelainan disdinamik sekunder
(akibat kelainan mekanik)
• Deprivasi oksigen
(penyakit
jantung koroner)
• Kelainan metabolik
• Peradangan
• Penyakit sistemik
• Penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK)
Perubahan irama jantung atau urutan • Terjadi fibrilasi
hantaran • Takikardia atau
bradikardia ekstrem
• Arus listrik yang tidak sinkron
(gangguan konduksi)
Sumber: Asikin, 2016
5. Manifestasi Klinik
Menurut Kasron (2012) manifestasi klinik dari CHF tergantung ventrikel
mana yang terjadi.
a. Gagal jantung kiri
15
6. Komplikasi
Menurut LeMone (2016). Mekanisme kompensasi yang dimulai pada
gagal jantung dapat menyebabkan komplikasi pada sistem tubuh lain.
Hepatomegali kongestif dan splenomegali kongestif yang disebabkan oleh
pembengkakkan sistem vena porta menimbulkan peningkatan tekanan
abdomen, asites, dan masalah pencernaan. Pada gagal jantung sebelah
kanan yang lama, fungsi hati dapat terganggu. Distensi miokardium dapat
memicu disritmia, mengganggu curah jantung lebih lanjut. Efusi pleura
dan masalah paru lain dapat terjadi. Komplikasi mayor gagal jantung berat
adalah syok kardiogenik dan edema paru. Gagal jantung kongestif dapat
menyebabkan komplikasi pada sistem tubuh lain, yaitu: a. Sistem
kardiovaskuler:
Angina, disritmia, kematian jantung mendadak, dan syok kardiogenik.
b. Sistem pernapasan:
Edema paru, pneumonia, asma kardiak, efusi pleura, pernapasan
Cheyne-Stokes, dan asidosis respiratorik.
c. Sistem pencernaan:
Malnutrisi, asites, disfungsi hati.
b) Tanda:
Penampilan mengindikasikan adanya
kelalaian dalam perawatan diri.
7) Neurosensori
a) Gejala:
Kelelahan, pusing, pingsan.
b) Tanda:
Latergi, kebingungan, disorientasi, perubahan
perilaku, iritabilitas (mudah tersinggung).
8) Nyeri/ ketidaknyamanan
a) Gejala:
Nyeri dada, angina akut atau angina kronis, nyeri abdomen
bagian kanan atas (gagal jantung kanan), nyeri otot.
b) Tanda:
Gelisah, fokus berkurang dan menarik diri, menjaga perilaku.
9) Pernapasan
a) Gejala:
Dispnea saat beraktivitas atau istirahat, dispnea pada malam
hari sehingga mengganggu tidur, tidur dengan posisi duduk
atau dengan sejumlah bantal, batuk dengan atau tanpa produksi
sputum terutama saat posisi rekumben, penggunaan alat bantu
nafas misalnya oksigen atau obat-obatan.
b) Tanda:
Takipnea, nafas dangkal, penggunaan otot bantu nafas,
pernafasan cuping hidung, batuk moist pada gagal jantung kiri,
pada sputum terdapat darah berwatna merah muda dan berbuih
(edema pulmonal), bunyi nafas terdengar lemah dengan
adanya krakels dan mengi, penurunan proses berpikir; letargi;
kegelisahan, pucat atau sianosis.
10) Keamanan
a) Tanda:
22
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan pasien mengenai respon individu
(pasien dan masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial
sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (Nursalam,
2008).
Diagnosa keperawatan pada pasien CHF menurut Asikin (2016), yaitu:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan
jantung memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan
jaringan tubuh.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler alveolus.
24
1. Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Auskultasi nadi apikal, catat 1. Takikardi biasanya muncul
jantung berhubungan keperawatan kepada pasien penilaian denyut jantung, meskipun saat pasien dalam kondisi
dengan selama 3x24 jam diharapkan irama, dan dokumentasikan istirahat, untuk mengompensasi
ketidakmampuan curah jantung adekuat dengan disritmia jika tersedia penurunan kontraktilitas ventrikular.
jantung memompa kriteria hasil: telemetri.
sejumlah darah untuk a. Efektivitas pompa jantung 2. Catat bunyi jantung . 2. S1 dan S2 mungkin terdengar lemah
mencukupi kebutuhan yang ditandai dengan: akibat penurunan kemampuan
- Tanda-tanda vital jantung untuk memompa irama
jaringan tubuh
dalam batas wajar, gallop yang umum (S3 dan S4) juga
tidak ada atau mungkin terdengar. Murmur
terkontrolnya mungkin nenunjukkan kelainan
disritmia, tidak ada katup dan stenosis.
gejala gagal jantung, Palpasi denyut nadi perifer. 3. Penurunan curah jantung dapat
misalnya 3. terlihat pada penurunan denyut nadi
parameter radialis, nadi popliteal, nadi dorsalis
hemodinamik dalam pedis, dan nadi posttibialis.
batas wajar dan Pantau tekanan darah. 4. Pada gagal jantung awal atau kronis
pengeluaran urine tekanan darah meningkat karena
adekuat. 4. peningkatan tekanan pembuluh
- Menunjukkan darah sistemik. Pada gagal jantung
penurunan episode yang lebih lanjut tubuh tidak
dispnea dan angina. mampu lagi untuk mengompensasi
b. Manajemen penyakit dan mungkin terjadi hipotensi yang
jantung secara mandiri parah serta ireversibel.
yang ditandai dengan: Kaji kulit terhadap pucat dan 5. Pucat merupakan indikasi
- Berpartisipasi dalam sianosis. berkurangnya perfusi perfifer
kegiatan yang sekunder akibat dari curah jantung
mengurangi beban 5. yang tidak adekuat, vasokonstriksi,
kerja jantung. dan anemia. Sianosis dapat terjadi
pada gagal jantung refraktori karena
26
3. Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau pengeluaran urine, 1. Pengeluaran urine menurun dan
cairan berhubungan keperawatan kepada pasien catat jumlah dan warna, serta pekat sepanjang hari karena perfusi
dengan menurunnya selama 3x24 jam diharapkan waktu saat diuresis terjadi. ginjal berkurang, tetapi dapat
curah jantung/ dapat mempertahankan meningkat pada malam hari karena
meningkatnya keseimbangan cairan dalam cairan kembali ke sirkulasi saat
produksi ADH dan tubuh dengan kriteria hasil: klien berbaring.
retensi natrium dan air. a. Pasien menunjukkan 2. 2. Retensi cairan yang berlebihan
volume cairan yang stabil Kaji adanya distensi pada dapat dimanifestasikan sebagai
dengan asupan dan leher dan pembuluh perifer. pembengkakan vena dan
keluaran yang seimbang, Inspeksi adanya edema pitting pembentukkan edema.
bunyi napas dan edema umum (anasarka) pada
tandatanda vital dalam area tubuh.
3. 3. Kelebihan volume cairan
rentang normal, berat Auskultasi suara napas, catat
menyebabkan kongesti paru. Gejala
badan stabil, dan tidak ada adanya perubahan misalnya
edema paru menunjukkan gagal
edema. krakels dan mengi. Catat
jantung kiri. Pada gagal jantung
adanya dispnea, batuk, dan
kanan gejala pernapasan yang
ortopnea.
muncul misalnya dispnea, batuk,
dan ortopnea.
4. Pada gagal jantung kanan progresif
4. Ukur lingkar abdomen sesuai
cairan dapat berpindah ke arah
prosedur. peritoneal, sehingga menyebabkan
perubahan lingkar abdomen (asites).
5. Tanda dari defisit kalium dan
5. Catat peningkatan letargi, natrium karena perpindahan cairan
hipotensi, dan kram otot. dan terapi diuretik.
6. Diuretik meningkatkan aliran urin
Kolaborasi dengan tenaga
6. serta menghambat reabsorpsi
kesehatan lainnya dalam
pemberian: natrium dan klorida pada tubulus
- Diuretik, misalnya ginjal. Thiazides meningkatkan
Furosemid (Lasix). diuresis tanpa kehilangan kalium
- Thiazides dengan agen yang berlebihan. Suplemen kalium
anti kalium, misalnya menggantikan kalium yang hilang
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktorfaktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari
pelaksanaan adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Selama tahap
pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih
asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien
(Nursalam, 2008).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa
keperawatan, rencana asuhan keperawatan, dan pelaksanaan keperawatan.
Evaluasi keperawatan sebagai sesuatu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematik pada status kesehatan pasien. Dengan
mengukur perkembangan pasien dalam mencapai suatu tujuan maka
perawat dapat menentukan efektivitas asuhan keperawatan. Meskipun
tahap evaluasi keperawatan diletakkan pada akhir proses keperawatan
tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. Diagnosa keperawatan perlu dievaluasi dalam hal
keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi diperlukan pada tahap rencana
asuhan keperawatan untuk menentukan apakah tujuan rencana asuhan
keperawatan tersebut dapat dicapai secara efektif. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat respon pasien terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Tahap
evaluasi pada proses keperawatan meliputi kegiatan mengukur pencapaian
tujuan pasien dan menentukan keputusan dengan cara membandingkan
35
Dalam bab ini penulis akan menyelesaikan laporan kasus pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di pavilium Marwah
Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Proses pelaksanaan pemenuhan
kebutuhan dasar selama tiga hari dari tanggal 07-09 Mei 2018. Dalam melengkapi
data ini penulis melakukan wawancara dengan pasien, keluarga, dan tim perawat
di ruangan, selain itu memperoleh data-data dari catatan medis dan catatan
keperawatan serta didapatkan hasil observasi langsung, dan pemeriksaan fisik.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 07 Mei 2018 di pavilium
Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
1. Identitas
Pasien berinisial Ny. S, jenis kelamin perempuan, usia 82 tahun, status
perkawinan janda, agama Islam, suku bangsa Sunda, pendidikan terakhir
SD. Bahasa yang digunakan Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga,
alamat Jl. Kenunig Dalam RT 6/4 No. 32, Kel. Utan Kayu Utara, Kec.
Matraman, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Sumber biaya
BPJS, sumber informasi diperoleh dari pasien, keluarga, tim perawat di
ruangan, dan status pasien.
2. Resume Kasus
Pasien masuk dari UGD pada hari Jum’at, 04 Mei 2018, jam 10:00 WIB.
Sebelum diantar oleh keluarga ke UGD pasien dengan keluhan sesak
sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak karena sering beraktivitas
dirumah, karakteristik seperti tertimpan beban berat, sesak di area lapang
dada, skala sesak 4, lamanya 10 menit. Saat datang ke UGD, kondisi
pasien sesak masih dirasakan, nyeri dada sisi kiri, badan lemas seluruh
tubuh, hasil TTV TD: 110/60 mmHg, N: 87 x/menit, RR: 30 x/menit, S:
37
36,5 , pasien mempunyai riwayat hipertensi. Pasien dilakukan
pemeriksaan penunjang, seperti: EKG dengan hasil Atrial Fibrilasi, HR:
87 x/menit, irama tidak teratur, pemeriksaan rongent thorax dengan hasil
37
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan saat ini pasien mengatakan badan lemas, sesak nafas saat
beraktivitas seperti tertimpan beban berat, sesak di area lapang dada,
skala sesak 3, lamanya 5 menit. Nyeri dada sisi kiri seperti
ditusuktusuk, skala nyeri 4, frekuensi hilang timbul, lamanya 5 menit.
Batuk sudah 3 hari yang lalu dengan produktif sputum warna putih,
konsistensi encer. Masalah ini dirasakan secara bertahap ketika
aktivitas, dan untuk upaya mengatasinya dengan beristirahat, dan
minum obat.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Menurut keluarga pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun
yang lalu tetapi sudah sembuh 3 bulan yang lalu. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi obat, makanan, binatang, dan lingkungan.
Pasien tidak ada riwayat kecelakaan, dan tidak ada riwayat di rawat di
rumah sakit. Riwayat pemakaian obat yaitu Amlodipine 5mg dan
sudah berhenti minum obat 3 bulan yang lalu karena riwayat
hipertensi pasien sudah sembuh, dan pasien mengikuti intruksi dokter
untuk kontrol hipertensi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien anak kedua dari empat bersaudara. Orang tua pasien sudah
meninggal. Suami pasien yaitu Tn. S meninggal karena penyakit
prostad. Adik pertama pasien yaitu Ny. M sudah meninggal karena
39
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum dirawat
Sebelum sakit pasien biasa buang air kecil 6x/hari dengan
volume tidak terukur, warna kuning jernih. Buang air besar
pasien 1x/hari dengan warna kuning, konsistensinya lembek.
b) Saat dirawat
Saat dirawat pasien buang air kecil 800ml/hari, warna kuning
jernih, dan pasien terpasang kateter hari ketiga dengan kondisi
kateter bersih. Buang air besar pasien 1x/hari, warna kuning
jernih, dan konsistensinya lembek.
3) Pola Personal Hygiene
a) Sebelum dirawat
Pasien biasa mandi 2x/hari menggunakan sabun, dan
menggosok gigi 2x/hari menggunakan odol dan sikat gigi,
41
4. Pengkajian Fisik
Keadaan umum pasien sakit sedang, kesadaran pasien compos metis,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, berat badan pasien 55 kg
(BB ideal: 54-66 kg), tinggi badan pasien 160 cm (IMT: 21,48/ normal).
42
h. Sistem endokrin
Pasien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton,
tidak ada luka gangren.
i. Sistem urogenital
Balance cairan selama 24 jam. Intake: 2000 ml (infus: 600 ml, minum:
1400 ml) - Output: 1300 ml ( BAK: 800 ml, IWL: 500 ml). Jadi
balance cairan +700 ml. Perubahan pola kemih pasien nocturia, warna
kuning jernih, tidak ada distensi kandung kemih, tidak keluhan sakit
pinggang, dan tidak ada nyeri.
j. Sistem integumen
Turgor kulit pasien baik, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat,
keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, tidak ada tanda-tanda
peradangan pada kondisi pemasangan infus.
k. Sistem muskuloskletal
Pasien terdapat kesulitan dalam pergerakan, sakit pada sendi kaki,
tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada
kelainan struktur tulang belakang, keadaan tonus otot baik,
ekstremitas bawah tampak bengkak grade +1, kekuatan otot:
5555 5555
3333 3333
5. Pemeriksaan Penunjang
44
6. Pelaksanaan Terapi
a. Terapi oral:
1) Nac 200mg 3x1 kapsul jam 06:00, 12:00, 18:00 WIB
45
7. Data Fokus
Kedalaman nafas
dangkal
Pasien tampak batuk
Batuk produktif
Sputum warna putih
Konsistensi
sputum
encer
Suara nafas ronchi
Rongent Thorax:
Bronchitis kronis
3. Ekstremitas bawah Pasien mengatakan Kelebihan volume
tampak bengkak grade “sesak saat cairan
+1 aktivitas” Pasien
TTV mengatakan
TD: 120/80 mmHg, N: “bengkak di
86 x/menit, kaki”
RR: 21
x/menit, S: 36,5
Balance
cairan: intake 2000 ml
(infus: 600 ml, minum:
1400 ml) - Output:
1300 ml ( BAK: 800
ml, IWL: 500 ml)
= +700
ml/hari
Hasil lab: Cr 1,2
No. Data obyektif Data subyektif Masalah
Keperawatan
mg/dl, Na 129 mEq/L,
K 2,7 mEq/L, Cl 99
mEq/L
48
5555 5555
3333 3333
TTV
TD: 120/80 mmHg, N:
86 x/menit, RR: 21
x/menit, S: 36,5
8. Analisa Data
sedang
• TTV
TD: 120/80 mmHg, N: 86
x/menit, RR: 21
x/menit, S: 36,5
• Pasien tampak pucat
• Ekstremitas bawah
tampak bengkak grade
+1
• Nadi apical 90 x/menit
• Irama jantung tidak
teratur
• S1, S2 terdengar
lemah
• Skala nyeri 4
• Kharakteristik seperti
di tusuk-tusuk
• Lamanya nyeri 5
menit
• Frekuensi nyeri hilang
timbul
• Pasien tampak meringis
saat nyeri muncul
• Hasil lab: Hb 11,3 g/dl
• Hasil ECHO: EF 43%,
global pergerakan
menurun, dimensian
ruang jantung: LV
menebal, thrombus (-),
PE (-), LV
kontraktilitas global
menurun
• Hasil EKG:
Atrial fibrilasi
• Rongent Thorax:
Cardiomegali
aktivitas”
DO:
• Pasien tampak cepat
lelah saat aktivitas
• Pasien tampak
membatasi aktivitasnya
• Pasien tampak sulit
dalam pergerakan
• Pasien tampak sakit
pada sendi kaki
• Ekstremitas bawah
bengkak grade +1
• Kekuatan otot:
5555 5555
3333 3333
• TTV
TD: 120/80 mmHg, N:
86 x/menit, RR: 21
x/menit, S: 36,5
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung
memompa sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh di
tandai dengan:
DS:
• Pasien mengatakan “cepat lelah, badan terasa lemas”
• Pasien mengatakan “nyeri pada dada sebelah kiri“
• Pasien mengatakan “nyeri saat beraktivitas” DO:
• Kesadaran: Compos mentis
• Keadaan umum: sakit sedang
• TTV
TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,5
• Pasien tampak pucat
52
Ekstremitas bawah tampak bengkak grade +1
• Nadi apical 90 x/menit
• Irama jantung tidak teratur
• S1, S2 terdengar lemah
• Skala nyeri 4
• Kharakteristik seperti di tusuk-tusuk
• Lamanya nyeri 5 menit
• Frekuensi nyeri hilang timbul
• Pasien tampak meringis saat nyeri muncul
• Hasil lab: Hb 11,3 g/dl
• Hasil ECHO: EF 43%, global pergerakan menurun, dimensian
ruang jantung: LV menebal, thrombus (-), PE (-), LV kontraktilitas
global menurun
• Hasil EKG: Atrial fibrilasi
• Rongent Thorax: Cardiomegali
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi di
tandai dengan:
DS:
• Pasien mengatakan “nafasnya sesak saat melakukan aktivitas”
• Pasien mengatakan “cepat lelah” DO:
• Tampak ada sumbatan pada jalan nafas
• Pasien tampak sesak saat melakukan aktivitas
• Karakteristik seperti tertimpah beban berat
• Sesak di area lapang dada
• Skala sesak 5 menit
• TTV
TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,5
• Kedalaman nafas dangkal
• Pasien tampak batuk
• Batuk produktif
Sputum warna putih
• Konsistensi sputum encer
53
• Suara nafas ronchi
• Rongent Thorax: Bronchitis kronis
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung di tandai dengan:
DS:
• Pasien mengatakan “sesak saat aktivitas”
• Pasien mengatakan “bengkak di kaki” DO:
• Ekstremitas bawah bengkak grade +1
• TTV
TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,5
• Balance cairan: intake 2000 ml (infus: 600 ml, minum: 1400 ml) -
Output: 1300 ml ( BAK: 800 ml, IWL: 500 ml) = +700 ml/hari
• Hasil lab: Cr 1,2 mg/dl, Na 129 mEq/L, K 2,7 mEq/L, Cl 99
mEq/L
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen di tandai dengan:
DS:
• Pasien mengatakan “nafasnya sesak dan nyeri dada saat melakukan
aktivitas”
• Pasien mengatakan “badannya terasa lemas, dan lemah apabila
melakukan aktivitas” DO:
• Pasien tampak cepat lelah saat aktivitas
• Pasien tampak membatasi aktivitasnya
• Pasien tampak sulit dalam pergerakan
• Pasien tampak sakit pada sendi kaki
• Ekstremitas bawah bengkak grade +1
Kekuatan otot:
5555 5555
54
3333 3333
TTV
TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 36,5
55
C. Perencanaan Keperawatan
5555 5555
3333 3333
Senin/ 13:40 4 Mendukung pasien untuk Dian Tri Vita
07 Mei WIB meningkatkan aktivitas secara Sari
2018 bertahap
DS: Pasien mengatakan
61
5555 5555
4444 4444
555 5555
Rabu/ 12:00 2,3 Memberikan
5 obat oral Nac Dian Tri Vita
09 Mei WIB 200mg 1 kapsul, KSR 600mg 1 Sari
2018 tablet, NaCl kapsul 500mg 1
kapsul
DS: Pasien mengatakan “jika
habis minum obat sudah tidak
mengantuk, dan perut nyaman”
DO: Obat sudah di minum, dan
tidak dimuntahkan
Rabu/ 12:30 3 Memonitor intake dan output per Dian Tri Vita
09 Mei WIB 24 jam Sari
2018 DS: Pasien mengatakan “sejak
Hari/ Jam No. Tindakan Keperawatan dan Paraf
Tanggal Diagnosa Hasil
64
E. Evaluasi Keperawatan
pucat
• Pasien tampak lebih rileks
• Pasien tampak lebih tenang
• Nyeri dada dengan skala 4,
karakteristik seperti ditusuktusuk,
frekuensi hilang timbul,
lamanya 5 menit A:
Masalah belum teratasi
P:
• Auskultasi nadi apikal, irama
• Auskultasi bunyi jantung
• Monitor TTV
• Kaji kulit terhadap pucat dan
sianosis
• Kaji skala nyeri
• Berikan obat sesuai program
Bisoprolol 5mg 1x2,5mg jam 06:
00 WIB via oral
Folid acid 5mg 1x1 tablet jam 06:
00 WIB via oral
Nitrockaf 5mg 2x1 kapsul jam
06: 00, 18: 00 WIB via oral
2. Senin/ 07 15:00 S: Dian Tri Vita
Mei 2018 WIB • Pasien mengatakan “nafasnya Sari
masih sesak, dan cepat lelah jika
duduk dan mengobrol lamalama”
• Pasien mengatakan “nyaman
dengan posisi seperti sekarang ini”
• Pasien mengatakan “jika batuk
mengeluarkan dahak nafas lebih
lega”
• Pasien mengatakan “jika habis
minum obat mengantuk” O:
• TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit,
RR: 21 x/menit, S: 36,5
• Kekuatan otot:
5555 5555
3333 3333
5555 5555
4444 4444
• Skala nyeri 0
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
2. Rabu/ 09 13:15 S: Dian Tri Vita
Mei 2018 WIB • Pasien mengatakan “sudah tidak Sari
sesak jika melakukan aktivitas”
• Pasien mengatakan “sudah tidak
batuk”
• Pasien mengatakan “habis minum
obat sudah tidak mengantuk” O:
• TD: 110/70 mmHg, N: 79 x/menit,
RR: 19 x/menit, S: 36,5
5555 5555
5555 5555
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan atau membahas perbandingan antara teori
dan praktek serta analisa faktor-faktor penghambat atau mendukung yang disertai
dengan alternative pemecahan masalah pada pasien Ny. S dengan Congestive
Heart Failure (CHF) di pavilium Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih. Asuhan keperawatan yang dilakukan penulis selama tiga hari dari
tanggal 07 Mei 2018 sampai 08 Mei 2018 yang pembahasannya dibagi ke dalam
beberapa tahap yaitu :
A. Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian penulis mengacu pada format yang telah disediakan, tetapi
tidak jauh berbeda dengan format yang ada pada tinjauan teoritis. Dalam
pengumpulan data, penulis melakukan pengkajian secara komprehensif yang
mengacu pada tinjauan teoritis yang meliputi aspek bio, psiko, sosio, dan
spiritual yang dilakukan dengan memperhatikan kondisi pasien. Data hasil
pengkajian penulis didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien dan
keluarga, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik, catatan medis,
catatan keperawatan, serta bekerja sama dengan perawat ruangan, dan tim
kesehatan lainnya yang mendukung pengkajian.
72
73
Faktor resiko yang ditemukan pada pasien Ny. S adalah usia, dan riwayat
hipertensi. Usia Ny. S 82 tahun, pada lansia adanya perubahan-perubahan
pada anatomi organ jantung dan fungsi organ jantung menurun. Pasien Ny. S
mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. Hipertensi akan
menyebabkan ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan melemah,
menyebabkan darah kembali ke atrium, lalu ke sirkulasi paru, ventrikel kanan,
dan atrium kanan, maka akan menyebabkan CHF. CHF karena tekanan darah
merupakan kekuatan yang dibutuhkan untuk memompa darah ke seluruh
tubuh tiap kalinya. Jika tekanan darah tinggi, maka hal ini dapat
menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke
seluruh tubuh dan akan mengakibatkan otot jantung akan menebal untuk
mengimbangi kinerja yang meningkat tersebut. Jika ini terus berlangsung,
maka pada akhirnya jantung terlalu terbebani dan tidak lagi kuat untuk
memompa darah secara efektif. Otot-otot menjadi lemah atau menjadi kaku.
Dan akan berdampak pada pembesaran otot jantung/ cardiomegali, ini sesuai
dengan yang terjadi pada Ny. S dimana hasil Rongen Thorax didapatkan
cardiomegali.
B. Diangnosa Keperawatan
Setelah proses pengumpulan data, dan analisa sesuai dengan masalah yang
ditentukan, maka penulis merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
data-data tersebut.
Dari hasil analisa data maka didapatkan tiga diagnosa yang terdapat pada
pasien Ny. S dengan teori:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung
memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan
tubuh. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya kegagalan pada fungsi
ventrikel yang menyebabkan hambatan pengosongan ventrikel, dan
pompa jantung meningkat, hal ini akan menurunkan kemampuan jantung
memompa atau disebut dengan penurunan curah jantung. Diagnosa
keperawatan ini muncul karena saat pengkajian didapat pasien
mengatakan nyeri pada dada sisi kiri saat beraktivitas sehingga cepat
lelah, dan badan terasa lemas. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak pucat, nadi apikal 90 x/menit, irama jantung tidak teratur,
pemeriksaan TTV TD: 120/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 21 x/menit, S:
36,5 . Hasil ECHO: EF 43%, global pergerakan menurun, dimensian ruang
jantung: LV menebal, thrombus (-), LV kontraktilitas global menurun , EKG:
atrial fibrilasi, rongent thorax: cardiomegali.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
Keadaan ini dapat terjadi karena gagal pompa ventrikel mengakibatkan
forward failure sehingga curah jantung menurun maka renal flow
menurun sehingga pelepasan RAA (Renin Angiotensin dan Aldosteron)
maka terjadi retensi natrium dan air mengakibatkan edema sehingga
76
pasien dan keluarga tidak tahu penyakit CHF, tanda dan gejala,
penyebab, komplikasi, dan cara perawatannya.
C. Perencanaan Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan menurut Asikin (2016), penulis terlebih
dahulu menemukan tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan yang sesuai
dengan prioritas masalah yang berdasarkan pada masalah yang mengancam
kehidupan atau keselamatan berdasarkan kebutuhan Handerson.
b. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis karena pucat indikasi berkurangnya
perfusi perfifer sekunder akibat dari curah jantung tidak adekuat,
sianosis dapat terjadi pada CHF.
c. Berikan pendidikan kesehatan tentang CHF karena untuk menambah
pengetahuan pasien tentang CHF.
d. Berikan obat sesuai program: Bisoprolol 5mg 1x2,5mg berfungsi
untuk hipertensi dan gagal jantung, Folid acid 5mg 1x1 tablet
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan asam folat, Nitrockaf 5mg 2x1
kapsul berfungsi untuk nyeri dada dan gagal jantung.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi.
Prioritas rencana tindakan, yaitu:
a. Auskultasi suara nafas karena mengetahui adanya kongesti paru/
adanya penumpukkan sekret.
b. Ajarkan pasien untuk batuk efektif dan tarik nafas dalam karena
memberikan jalan nafas dan memfasilitasi kebutuhan oksigen.
c. Berikan obat sesuia program: Nac 200mg 3x1 kapsul berfungsi untuk
mengencerkan dahak, Ventolin 2,5mg 2x1 ampul berfungsi untuk
mengobati penyakit pada saluran pernafasan.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
Prioritas rencana tindakan, yaitu:
a. Monitor intake dan output per 24 jam karena untuk mengetahui
keseimbangan cairan.
b. Kaji edema pitting karena retensi cairan yang berlebihan sebagai
pembentukkan edema.
c. Berikan obat sesuai program: Diuretik lasix 2ml 1x1 ampul berfungsi
untuk mengurangi cairan di dalam tubuh dan membuangnya melalui
saluran kemih, KSR 600mg 3x1 tablet berfungsi untuk kekurangan
kalium, NaCl kapsul 500mg 3x1 kapsul berfungsi untuk mengatasi
atau mencegah kehilangan natrium.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen. Prioritas rencana tindakan, yaitu:
a. Monitor TTV, khususnya pasien menggunakan diuretik, vasodilator
karena hipotensi ortostatik dapat terjadi saat beraktivitas akibat dari
obat diuretik dan vasodilator atau pengaruh fungsi jantung.
79
Diagnosa kedua bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses
infeksi. Implementasi prioritas yang dilakukan adalah monitor TTV,
auskultasi suara nafas, ajarkan pasien untuk batuk efektif dan tarik nafas
dalam, berikan obat oral Nac 200mg 1 kapsul jam 12:00 WIB.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dinilai berdasarkan perkembangan yang terjadi pada pasien setelah
dilakukan tindakan keperawatan, mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang
telah ditentukan. Dalam mengevaluasi perkembangan pasien, penulis
menggunakan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Planning), sehingga
dapat diketahui masalah yang teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah
yang belum teratasi. Keberhasilan dari asuhan keperawatan bukan hanya
tergantung pada perawat dan tenaga kesehatan lainnya, melainkan dari
partisipasi pasien juga dukungan keluarga.
Berdasarkan hasil evaluasi pada pasien Ny. S yang dilakukan pada tanggal 07
Mei 2018 sampai 09 Mei 2018, diperoleh hasil evaluasi berikut:
Diagnosa pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidakmampuan jantung memompakan sejumlah darah untuk mencukupi
kebutuhan jaringan tubuh. Masalah teratasi dibuktikan dengan pasien
mengatakan “sudah tidak sesak dan nyeri dada sisi kiri jika melakukan
aktivitas”. TD: 110/70 mmHg, N: 79 x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5 ,
skala nyeri 0.
Diagnosa kedua bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses
infeksi. Masalah teratasi dibuktikan dengan pasien mengatakan “sudah tidak
sesak jika melakukan aktivitas, dan tidak batuk”. TD: 110/70 mmHg, N: 79
x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5 , pasien tampak tidak batuk, obat sudah di
minum, dan tidak di muntahkan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga tidak memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh atau terjadinya defisit penyaluran oksigen ke organ tubuh.
Hasil pengkajian didapatkan Ny. S mengalami CHF pada kelas II dimana
pasien mengalami gejala sesak nafas terutama jika aktvitas, dan nyeri dada sisi
kiri. Manifestasi yang penulis temukan pada Ny. S yaitu sesak nafas, nyeri
dada sisi kiri, mudah lelah, batuk, ekstremitas bawah bengkak grade +1.
Setelah data-data didapatkan, penulis menemukan 4 diagnosa keperawatan
yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini, yaitu:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung
memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan
tubuh.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
84
melakukan implementasi semua dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang
sudah dibuat. Keluarga pasien dan pasien yang kooperatif, serta adanya
kerjasama dengan perawat ruangan dan tim dalam memberikan asuhan
keperawatan, sehingga tidak ditemukan hambatan dalam melakukan
implementasi.
B. Saran
Kesimpulan yang telah didapat penulis perlu adanya peningkatan mutu
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar yang diharapkan dapat membantu
pasien dalam mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan menjadi
lebih optimal. Penulis memberikan beberapa saran kepada beberapa pihak
yang diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan penyakit Congestive Heart Failure (CHF), dan saran
tersebut diantaranya: 1. Penulisan KTI Selanjutnya
Menerapkan pemenuhan kebutuhan dasar diharapkan penulis KTI
selanjutnya dapat melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk
mendapatkan hasil yang optimal, dan mampu memberikan asuhan
keperawatan yang optimal bagi pasien. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan kosep pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Referensi untuk
86
85
Aspiani, Reny Yuli. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Black J.M & Hawks J.H. (2009). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8 Buku 3. Diterjemahkan oleh:
Joko Mulyanto, dkk. Jakarta: Saunders Elsevier
Sudoyo, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5 Jilid 3. Jakarta:
Interna Publishing
A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang CHF kepada Pasien dan
Keluarga Ny. S selama 1x40 menit diharapkan Pasien dan Keluarga Ny.
S dapat memahami tentang penyakit CHF.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x40 menit Pasien dan Keluarga
Ny. S dapat :
a. Menjelaskan pengertian CHF.
b. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab CHF.
c. Mengetahui tanda dan gejala CHF.
d. Mengetahui komplikasi dari CHF
e. Mengetahui penatalaksanaan CHF
.
B. MATERI : Terlampir
C. Topik :
1. Pengertian CHF
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
5. Penatalaksanaan
F. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri dan
3. Menjelaskan kontrak memperhatikan
dan tujuan pertemuan 3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
d. Komplikasi yang
terjadi akibat
CHF
e. Penatalaksanaan
CHF
3. Memberi kesempatan
bertanya
4. Menyimpulkan
materi
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur:
a. Pasien dan Keluarga Ny. S bersedia dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses:
a. Pasien dan Keluarga Ny. S bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan.
b. Pasien dan Keluarga Ny. S antusias untuk bertanya tentang hal-hal
yang tidak diketahuinya.
c. Pasien dan Keluarga Ny. S menjawab semua pertanyaan yang telah
diberikan.
3. Mahasiswa:
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
4. Evaluasi Hasil:
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan Pasien Ny. S dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang CHF yang diterima oleh
Pasien Ny. S dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.
H. DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa pengertian CHF ?
2. Apa penyebab CHF ?
3. Apa tanda dan gejala CHF ?
4. Apa komplikasi CHF ?
5. Bagaimana penatalaksaan CHF ?
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan ketika jantung tidak mampu
lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi
tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi (Aspiani,
2015).
B. Penyebab
Menurut Asikin (2016) penyebab CHF, yaitu :
1. Kelainan otot jantung
2. Penyumbatan di pembuluh darah jantung
3. Hipertensi
4. Peradangan
5. Penyakit jantung lain
D. Komplikasi
Menurut LeMone (2016) komplikasi CHF, yaitu :
1. Sistem kardiovaskuler : Angina, disritmia, kematian jantung mendadak,
dan syok kardiogenik.
2. Sistem pernapasan : Edema paru, pneumonia, asma kardiak, efusi pleura,
pernapasan Cheyne-Stokes, dan asidosis respiratorik.
3. Sistem pencernaan : Malnutrisi, asites, disfungsi hati.
E. Penatalaksanaan
Menurut Aspiani (2015), penatalaksanaan CHF, yaitu :
1. Istirahat total/ tirah baring dalam posisi semi fowler
2. Olahraga sesuai kemampuan (misal: jalan pagi)
3. Pembatasan aktivitas sesuai kemampuan
4. Diet rendah kolesterol
5. Konsumsi protein cukup (misal: kacang-kacangan, tahu, tempe, ikan,
telur, daging sapi atau ayam dengan lemak rendah)
6. Pembatasan konsumsi garam
7. Serat cukup untuk menghindari konstipasi (sayuran, dan buah-buahan)
8. Terapi medis/ obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter
9. Pembatasan asupan cairan, dan kontrol ke pelayanan kesehatan minimal 2
minggu sekali
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC