Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEINDAHAN TERSEMBUNYI PANTAI SEUGI


DAN CARA MENAJADIKANNYA IKON TERKENAL LOMBOK
Sebagai Tugas Pengantar Kewirausahaan

Oleh :
Ni Made Indah Saraswati NIM ( AIB018116)

Dosen Pengajar :
Lalu Adi Permadi, SE.,MM.

UNIVERSITAS NEGERI MATARAM


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat,
karunia,serta taufik dan hidayah-NYA saya dapat menyelesaikan Makalah tentang “Keindah
Tersembunyi Pantai Segui dan Cara Menjadikannya Ikon terkenal Lombok”. Meskipun
banyak kekurangan didalamnya, Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambahn wawasan, pengetahuan, serta pengalaman saya mengenai hal tersebut.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sekian
makalah yang telah disusun dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang
kurang berkenan.

Mataram, 24 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...........................................................................................................................i


Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ...............................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pariwisata di Negara Berkembang ........................................................................................
2.2 Potensi objek wisata..............................................................................................................
2.3 Kebijakan Parwisata...............................................................................................................
2.4 Pariwisata sebagai sektor ekonomi.......................................................................................
2.5 Pantai segui...........................................................................................................................
2.6 Perencanaan Bisnis Pariwisata......... ....................................................................................
2.7 Pengembangan Daerah wisata oleh wirausah muda............................................... ..............
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulau Lombok terkenal dengan keindahan pantainya. Pantai dengan pasir putih bersih dan
pantai dengan karang yang eksotis. Bahkan pantai dengan pasir berwarna pink dapat
ditemukan di pulau kecil ini. Ada banyak pantai yang sudah sangat terkenal bahkan
hingga keluar negeri. Hal ini tentu dapat menambahkan pendapatan bagi warga
penduduk yang ada disekitarnya sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Akan
tetapi pengembangan wisata yang ada di Indonesia hanya di beberapa daerah tertentu
yang dianggap siap, sementara ada niat untuk menarik wisatawan dengan jumlah yang
besar dan hanya terkonsentrasi di tempat- tempat tertentu (overcrowding) dapat
menurunkan kualitas kehidupan masyarakat yang pada akhirnya justru menghilangkan
daya tarik daerah tersebut. Harus disadari pula bahwa keindahan linkungan alam dapat
terganggu bila jumlah kualitas perilaku wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut
tidak dikendalikan secara efektif. Di Lombok masih terdapat beberapa sektor wisata yang
masih belum terexplore oleh wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga ini dapat
menjadi salah satu peluang yang dapat kita kembangkan untuk membuka lapangan usaha
baru serta menjadi sarana untuk menjaga dan memperbaiki lingkungan dan mendorong
pembangunan regional.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengembangkan kepariwisataan di suatu daerah tertentu?
b. Apa saja yang dibutuhkan untuk mengembangkan wisata ?
c. Kebijakan- kebijakan apa yang hendaknya diambil oleh pemerintah?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui strategi pengembangan kepariwisataan suatu daerah
b. Mengetahui sapta kebijakan dan pola pengembangan pariwisata.
1.4 Manfaat
a. Memahami pengembangan akan kepariwisataan suatu daerah
b. Memahami kebijakan yang ada dalam kepariwisataan
c. Memahami manfaat dari adanya kegiatan pariwisata di suatu daerah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pariwisata di Negara Berkembang

Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah
aspek penting dan integral dari strategi pembangunan negara. Setiap literatur pariwisata
memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan. Keuntungan-
keuntungan ini biasanya didapatkan dari pendapatan nilai tukar mata uang asing,
pendapatan pemerintah, stimulasi pengembangan regional, dan penciptaan tenaga kerja
serta peningkatan pendapatannya.

Di Indonesia sektor wisata menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar negara,
selain gas dan minyak. Maka tidak heran apabila setiap negara berlomba- lomba untuk
mengemas industri pariwisata yang terdapat di negaranya yang diarahkan untuk membuka
peluan investasi, meningkatkan daya saing usaha lokal, sampai mengembangkan sumber
daya manusia di sektor pariwisata .

Tetapi bagaimanpun juga perlu diingat bahwa pariwisata lebih dari sekedar aktivitas
ekonomi. Dalam pariwisata terjadi interaksi yang begitu besar dalam masyarakat,
ketergantungan pelayanan berskala luas, fasilitas, serta masukan- masukan yang
medorong kesempatan dan tantangan kepada negara yag bersangkutan.

Dalam kegiatan pariwisata, tidak ada dua negara atau lebih, ataupun dua area atau
lebih dalam suatu negara, yang menghadapi masalah yang sama pada waktu yang
bersamaan. Oleh sebab itu strategi pengembangan pariwisata tidak hanya untuk masalah
masalah yang terjadi pada saat ini dan hanya terkonsentrasi pada saat ini juga untuk
aspirasi masa mendatang.

Negara- negara yang sedang berkembang perlu menetapkan dan melaksanakan


strategi- strategi khusus untuk menghindari terjadinya pengembangan tidak terarah agar
kegiatan pariwisata dapat menjadi salah satu sektor yang mendatangkan keuntungan yang
berarti.

Banyak alasan mengapa sebuah negara, khususnya negara yang sedang berkembang,
merancang kebijakan pariwisata. Di samping alasan yang mendasar bahwa segala
sumberdaya harus dapat digunakan dan dialokasikan seefisien mungkin, pariwisata juga
mampu memberikan kontribusi yang penting terhadap perekonomian negara. Alsan- alsan
lainya adalah sebagai berikut :

1. Pariwisata sering dianggap sebagai sebuah sumber penting dari hard foreign exchange
earnings ( pendapatan nilai tukar mata uang asing).
2. Sebagai industri ekspor, pariwisata tidak menghadapi aturan perdagangan dan kuota
seperti halnya barang- barang pabrikan, bahan mentah, dan produk- produk pokok
kebutuhan dasar.
3. Wisatawan hanya mengguanakan infrastruktur alam, misalnya kondisi iklim, sejarah,
kebudayaan, dan sebagainya yang tidak didesain secara khusus. Dari sudut pandang
ekonomi, pengguna pariwisata terhadap infrastruktur alam mempunyai marginal coast
yang rendah.
4. Pariwisata mampu memberikan lapangan kerja baru baik di negara yang sedang
berkembang maupun yang sudah maju.
5. Sebagai sebuah aktivitas campuran untuk memnuhi permintaan akan jasa dan produk,
pariwisata dapat menjadi pendorong bagi sektor lain; seperti makanan, cindera mata,
dan sebaginya. Dengan adanya pariwisata yang maju, banyak negara terjadi
permintaan yang meningkat atas komoditas dan infrastruktur lainya.

2. 2 Potensi Objek Wisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian kata potensi adalah
kemampuan, daya, kekuatan, kesanggupan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat
dikembangkan. Sedangkan kata Pariwisata mempunyai arti segala yang berhubungan
dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan dan turisme.

Dalam definisi peneliti akan memberikan pengertian berdasarkan permasalahan yang


akan dibahas antara lain (Sujali, 1989):

1. Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat
dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil karya
manusia itu sendiri.
2. Potensi internal obyek wisata adalah potensi wisata yang dimiliki obyek itu sendiri
yang meliputi komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan dukungan bagi
pengembangan.

3. Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi wisata yang mendukung pengembangan
suatu obyek wisata yang terdiri dari aksesibilitas, fasilitas penunjang, dan fasilitas
pelengkap. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian Potensi Pariwisata adalah
kemampuan atau daya untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
perjalanan atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini pengembangan produk objek
dan daya tarik wisata.

Menurut Pearce (1983 : 25), faktor- faktor lokasional yang mempengaruhi


pengembangan potensi objek wisata adalah kondisi fisis, aksebilitas, pemilikan dan
penggunaan lahan, hambatan dan dukungan serat faktor faktor lain seperti upah tenaga kerja
dan stabilitas politik. Selain itu unsur pokok yang harus diperhatikan meliputi objek dan daya
tarik wisata, prasarana wisata, sarana wisata, infrastruktur dan masyarakat/ lingkungan
( Gamal Suwantoro, 2004 : 19).
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi potensi pariwisata tersebut diuraikan
sebagai berikut :

a. Kondisi Fisis

Aspek fisis yang berpengaruh terhadap pariwisata berupa iklim (atmosfer), tanah batuan
dan morfologi ( lithosfer) hidrosfer, floura dan fauna.

b. Atraksi dan Objek Wisata

Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang yang
mengunjungi suatu daerah tertentu, missal tari-tarian, nyanyian, kesenian daerah, upacara
adat dan lain- lain (Yoeti,1996 : 172). Objek wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di
daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik oprang- orang yang mau berkunjung.

c. Aksebilitas

Aksebilitas berkaitan dengan usaha pencapaian tempat wisata. Semakin mudah tempat
tersebut dicapai maka akan menambah jumlah wisata yang berkunjung.

d. Pemilik dan Penggunaan Lahan

Variasi dalam pemilikan dan penguasaan lahan anatara lain : 1) lahan Negara/
Pemerintah, 2) lahan masyarakat, 3) lahan pribadi ( Pearce, 1983 :34).
e. Sarana dan Prasarana Wisata

Saran kepariwisataan adalah perusahaan- perusahaan yang memberikan pelayanan kepada


wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Prasarana kepariwisataan ini
berupa prasarana perhubungan, komunikasi, istalasi listrik, persediaan air minum, sistem
irigasi, sistem perbankan dan pelayanan kesehatan (Yoeti, 1995 : 181).

f. Masyarakat

Pemerintah melalui instansi- instansi terkait telah menyelenggarakan penyuluhan


kepada masyarakat dalam bentuk masyarakat sadar wisata (Gamal Suwantoro, 2004 :
23) .

Sujali (1989 : 11), Mengemukakan bahwa potensi objek wisata terjadi karena
suatu proses, dapat disebabkan oleh proses alam maupun karena disebabkan budidaya
manusia.

Suatu tempat dapat menjadi suatu objek wisata harus mempunyai suatu
potensi yang dapat menarik yang dapat pengunjung. Potensi tersebut ataupun suatu
potensi objek/ kenampakan alam alami yang dibuat manusia, dalam hal ini
stakeholder yang bertanggung jawab terhadap objek wisata tersebut.

Melihat potensi pariwisata yang telah berkembang baik objek, infrastruktur,


maupun pengusahanya, masih terdapat peluang investasi berdasar potensi alam yang
ada yaitu pantai Segui sebagai salah pantai yang memiliki yang memiliki daya tarik
pemandangan, pasirnya yang putih, serta air lautnya yang masih biru seperti berada
didalam kolam renang. Disamping itu juga, untuk mengeksplorasi keindahan alam
pedesaan , keunikan karakter masyarakatnya serta keragaman budaya, wisata
pedesaan yang ditumbuhi tanaman jagung menjadi peluang cukup bagus untuk
dikembangkan.

Potensi budaya yang terdapat di Lombok Timur terdiri dari upacara adat,
tradisi budaya dan peninggalan budaya yang turun menurun di masyarakat Lombok
Timur. Potensi pantai dengan keindahan pasir putihnya, suasana pantai yang tenang
menambah lengkap daya tarik wisata di Lombok Timur, apalagi belum- belum
dikelola secara baik.
2.3 Kebijakan Pariwisata

Beasarnya kegiatan pariwiasata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan


situasi diaman batas anatar negara semakin menghilang, telah menjadikan pariwisata sebagai
suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional. Walau peran yang
dimainkan pariwisata dalam mempengaruhi hubungan internasional sering diabaikan, tetatpi
jarang yang tidak penting. Peran itu bermatra banyak sekali. Pertama, aliran wisatawan lintas
batas negara mempunyai dampak politik yang nyata dan dapat mempengaruhi integrase
regional seperti yang tampak di negara- negara Eropa ( Lijphart, 1964 dalam Richer, 1989)
seperti halnya juga dengasn Asia Tenggara di antara negara- negara ASEAN.

Kedua, aliran wisatawan sering dianggap sebagai peramal kerjasama international.


Ritcher (1989) mengutip dengan berbagai sumber menyatakan bahwa aliran wisatawan
merupakan peramal andal bagi bantuan ekonomi, meskipun terdapat hubungan yang kecil
atau negatif antara arah dan besarnya aliran wisatawan dengan kemungkinan dukungan
politik dari negara tuan rumah untuk situasi politik negara asal wisatawan.

Ketiga, seperti diungkapkan oleh Ritcher, pemerintah cenderung untuk memakai


pariwisata sebagai barometer diplomatik mengenai keakraban dan keterkaitan dengan negara
lain. Misalnya, Indonesia dan negara Asean lainnya tidak menuntut visa dari wisatawan yang
berasal dari sesama Asean, tetapi mungkin menuntut dokumen tersebut dari wisatawan yang
berasal dari negara lain.

Keempat, beberapa negara memanfaatkan pariwisata sebagai medium untuk


mengembangkan niat baik politik, selain untuk prospek ekonomi. Kegiatan pariwisata
direncankan untuk menghasilkan pemberitaan yang baik yang diperlukan negara tersebut.

Kelima, pariwisata sering dimanfaatkan oleh negara untuk memperkenalkan budaya


dan gaya hidupnya ke dunia luar. Hotel- hotel dan industri jasa pariwisata lainya diminta
untuk memberikan pelayanan yang dapat munjukan kebudayaan dan gaya hidup di negara
tersebut.

Keenam, pariwisata juga sering dimanfaatkan sebagai senjata politik. Misalnya,


dengan melarang penduduknya mengunjungi suatu negara tertentu, maka negara tersebut
beraharap akan melaksanakan niatnya terhadap negara itu. Peran pariwisata yang bermatra
banyak ini dalam hubungan internasional tidak dapat diabaikan begitu saja tetapi harus
dipersiapkan dan dikelola dengan baik.

Tidak hanya dampak positif yang dapat diberikan oleh Pariwisata, akan tetapi kita
juga harus tahu dampak negatif apa saja yang di berikan oleh sektor pariwisata. Dampak
negatif kegiatan pariwisata, terutama terdampak negatifnya yaitu kelesatarian lingkungan dan
warisan budaya nasional, adalah hal- hal yang banyak digunakan sebagai alasan campur
tangan pemerintah. Misalnya, pasar wisata sering terdapat didaerah yang memiliki kompratif
karena keindahan alamnya. Karena daerah itu mampu menarik begitu banyak wisatawan
maka lalu laintas macet, terjadi polusi dan banyak kerusakan terhadap lingkungan yang
sebenarnya merupakan dasar keunggulan daerah tersebut. Pihak swasta dengan hak
kepemilikan swasta dapat memecahkan masalah itu dengan menarik biaya dari para
wisatawan yang datang ke objek wisata tersebut dan memanfaatkan sebagian pendapatannya
untuk menjaga nilai pasar aset tersebut.

2.4 Pariwisata Sebagai Sektor Ekonomi

Aspek ekonomi pariwisata tidak hanya berhubungan dengan kegiatan ekonomi yang
berlangsung dengan kegiatan pariwisata, seperti usaha perhotelan, resotran, dan
penyelenggaraan paket wisata. Banyak kegiatan ekonomi lainnya yang berhubungan erat
dengan pariwisata, transportasi, telekomunikasi, dan bisnis eceran.

Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor penting. Bahkan
sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomer satu. Disamping menjadi
mesin pergerak ekonomi, pariwisata juga merupakan wahana yang menarik untuk
mengurangi angka pengangguran mengingat berbagai jenis wisata dapat ditempatkan dimana
saja (foolose). Oleh sebab itu pembangun wisata dapat dilakukan di daerah yang pengaruh
penciptaan lapangan kerjanya paling menguntungkan.

Pembanguna pariwisata memerlukan modal. Modal ini dapat berasal dari


pemerintahan maupun swasta. Dalam situasi dimana pemerintah terpaksa harus bekerja
dengan sumber daya tampung yang amat terbatas, sangatlah diharapkan pihak swasta dapat
berperan lebih besar dengan ikut mendanai pembangunan berbagai prasarana, terutama yang
berkaitan langsung dengan pembangunan objek atau daerah tujuan wisata.
Bagi para investor swasta, keikut-sertaan dalam pembangunan prasarana wisata jelas
merupakan beban investasi tersendiri. Namun demikian mereka dapat diberi imbalan yang
berupa hak tertentu. Yang harus dicatat adalah bahwa pemberian hak tersebut hendaknya
tidak akan menganggu kepentingan pihak lain. Dengan adanya keikut-sertaan pihak swasta
dalam pembangunan prasarana wisata , maka modal public dapat menciptakan sinergi
bersama- sama dengan yang telah dirintis oleh sektor swasta. Hal ini juga berarti bahwa di
masa mendatang dapat diharapkan akan ada kerjasama yang lebih erat anatara pemerintah
daerah dan sektor swasta.

2.5 Pantai Segui

Pantai Segui merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok
Timur. Pantai ini memang tidak seterkenal Pantai Pink atau pantai-pantai lain di Lotim.
Namun keindahannya tidak kalah jika dibandingkan dengan pantai lainnya. Tidak terlalu
banyak wisatawan yang berkunjung ke pantai ini. Bukan karena tidak indah, tapi karena tidak
banyak wisatawan yang tahu. Pantai ini juga tidak dipromosikan secara masif oleh
pemerintah daerah. Sehingga bagi pencinta wisata yang tidak ramai, pantai ini menjadi
pilihan yang cocok.Tekstur pasir di pantai ini mirip dengan pasir Pantai Pink. Menariknya
lagi, di sini wisatawan juga akan menjumpai dua buah bukit di dekat pantai. Jika melakukan
pendakian hingga puncak, wisatawan akan disuguhkan dengan panorama birunya gradasi air
laut dan pemandangan Gunung Rinjani. Ini menjadi pemandangan yang indah dan sangat
bagus jika dijadikan sebagai spot untuk mengambil gambar.
Pantai Segui terletak di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok
Timur. Bagi wisatawan yang pernah ke Pantai Pink, tidak sulit untuk menemukan pantai ini
karena jaraknya cukup dekat sekitar 5 kilometer. Masyarakat sekitar menyebut pantai Segui
dengan sebutan Pantai Pink 2 karena pantai ini juga terlihat berwarna pink saat pagi dan sore
hari saat ombak membasahi pasir terkena sinar lembut mentari. Warna pink itu disebabkan
adanya pelapukan alga merah yang bercampur dengan pasir pantai. Sebelum sampai di pantai
ini, wisatawan akan melewati kebun jagung milik warga. Hal ini pula yang membuat pantai
ini jarang dikunjungi, karena letaknya yang terkesan tersembunyi. Meski garis pantainya
tidak terlalu panjang, namun dengan pemandangan dan suasana yang menyenangkan akan
membuat wisatawan merasa betah.
Untuk mencapai pantai ini anda harus menempuh sekitar 2,5 jam perjalanan dari Kota
Mataram. Setelah sampai wilayah Jerowaru  kabupaten Lombok Timur, anda bisa bertanya
kepada masyarakat sekitar jalan menuju pantai pink karena arahnya satu jalur. Jika anda
bertanya letak pantai Segui, kemungkinan besar masyarakat masih banyak yang belum
mengetahui. Anda akan menemukan petunjuk jalan dengan tulisan arah ke pantai Pink, pantai
Segui, Gili Sunut, dan Tanjung Ringgit. Ikutilah petunjuk Jalan tersebut sampai sebelum
jalan buntu sekitar 100 meter. Berbeloklah ke kiri melewati kebun jagung milik warga sekitar
100 meter, dan anda akan menemukan pantai Segui yang sangat indah dan menenangkan.
Melewati jalan yang sepi sehingga ada baiknya bersama banyak teman agar perjalanan lebih
menyenangkan. Karena pantai ini belum terexplore, belum dikomersialkan sehingga belum
ada biaya masuk ataupun biaya parkir. Hal tersebut menuntut pengunjung untuk jauh lebih
berhati-hati. Hal inilah yang memicu kita untuk mengembangkan destinasi ini agar bisa lebih
bermanfaat.

2.6 Perencanaan Bisnis Pariwisata

Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan suatu tujuan utama beserta cara-cara
untuk menentukan tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata sangat dibutuhkan
perencanaan untuk mengembangkan suatu obyek wisata. Tujuan perencanaan dan
pengembangan pariwisata yang lebih lanjut demi meningkatkan kemakmuran secara
serasi dan seimbang bisa tercapai seoptimal mungkin apabila pemerintah ikut berperan.

Peranan pemerintah dalam perencanaan dan pengelolaan pariwisata sangat menentukan


berkembang tidaknya suatu objek wisata, contohnya dapat kita lihat dalam hal penyediaan
infrastruktur dan memperluas jaringan kerja aparatur pemerintah dengan pihak swasta,
pengaturan dan promosi umum keluar negeri. Selain itu pemerintah juga berpartisipasi
dalam hal penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Berkembangnya suatu kawasan wisata tidak terlepas dari usaha-usaha yang dilakukan


melalui kerjasama para stakeholder kepariwisataan, masyarakat dan pemerintah. Munasef
(1995:1) menyatakan bahwa: “pengembangan pariwisata merupakan segala kegiatan dan
usaha yang terkordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana prasarana,
barang dan jasa, fasilitas yang diperlukan guna melayani kebutuhan wisatawan”.

Marpaung (2000:79) menyatakan bahwa: “Hal yang perlu diperhatikan


dalampengembangan suatu daya tarik wisata yang potensial harus dilakukan penelitian,
inventarisasi dan evaluasi sebelum fasilitas wisata di kembangkan. Hal ini penting agar
perkembangan daya tarik wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan pasar
potensial dan untuk menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai.

Adapun A. Yoeti (1990:285) menyatakan bahwa : “Ada tigafaktor yang dapat


menentukan berhasilnya pengembangan pariwisata sebagai suatu industri, ketiga faktor
tersebut diantaranya: tersedianya objek atraksi wisata, adanya fasilitas aksesisibilitas, dan
bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Sedangkan Amenitas yaitu tersedianya fasilitas-
fasilitas  seperti tempat penginapan, restoran, hiburan, transpotasilokal yang
memungkinkan wisatawan bepergian di tempat-tempat tersebut serta alat komunikasi.
Objek wisata merupakan akhir perjalanan wisata yang harus memenuhi syarat
aksesibilita, artinya objek wisata harus mudah dicapai. Dalam pengembangan
kepariwisataan perlu diperhatikan kualitas lingkungan agar pengembangan
kepariwisataan tidak merusak lingkungan sebagaimana yang dikemukakanoleh
Soemarwoto (2001:309):

“Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik
buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik tak mungkin pariwisata berkembang.
karena itu pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu
lingkungan, sebab dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya
dijual.” Pengembangan pariwisata di satu wilayah ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
tersedia objek dan atraksi pariwisata, aksesibilitas dan fasilitas amenitas.

Dalam membangun ketiga faktor tersebut harus diperhatikan terjaganya mutu lingkungan.
Dalam menunjang pengelolaan berbagai kegitaan kepariwisataan, teknologi manajemen
perlu di terapkan agar sumber daya wisata yang murni alami dapat direkayasa secara
berhasil guna, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitasnya termasuk
lingkungan alamnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata :pengelolaan objek dan daya
tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam meliputi 4 hal yaitu:

1.Pembangunan sarana dan prasarana pelengkap beserta fasilitas pelayanan lain bagi


wisatawan.

2.Pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam termasuk sarana dan prasarana yang ada.

3.Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat disekitarnya untuk berperan serta


dalam kegiatan pengusaahaan objek dan daya tarik wisata alam bersangkutan.

4.Penyelenggaraan persetujuan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap


objek wisata dan daya tarik wisata alam yang bersangkutan(Wiyasa dkk,2001:157)
5.Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap
objek dan daya tarik wisata alam Bersangkutan pengelolaan objek dan daya tarik wisata
budaya,

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan objek dan daya tarik wista
budaya adalah :

1. Pembangunan objek dan daya tarik wisata budaya, termasuk penyediaan prasarana,


sarana dan fasilitas pelayanan bagi wisatawan.

2. Pengelolaan objek dan daya tarik wisata budaya termasuk sarana dan prasarana yang
ada.

3. Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap


objek wisata dalam beserta masyarakat  sekitarnya (Wiyasa dkk200:158)

Karena dalam kepariwisataan perencanaan tidak lepas dari segala aspek yang
berhubungan dengan pariwisata, dengan demikian perencanaan kepariwisataan mencakup
seluruh jaringan yang berkaitan dengan pariwisata yaitu diantarnya adalah :

1.    Kalangan pemerintah, (Vertikal maupun horizontal).

2.    Para pelaku usaha pariwisata.

3.    Masyarakat umum.

Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan perencanaan digunakan


sebagai pedoman penyelenggara wisata, sebagai sarana untuk memprediksikan
kemungkinan timbulnya hal-hal di luar dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya,
sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran wisata sehingga dapat mencapai
tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif dan efisien, dan sebagai alat ukur
tingkat keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka
memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata selanjutnya.

Dalam perencanaan pembangunan pariwisata memerlukan berbagai proses


tahapan-tahapan yaitu diantaranya adalah :
1.  Persiapan study, adalah awalan bagi badan perencana di bawah pemerintahan daerah
memutuskan atau melakukan study dan menyusun acuan kerja atau organisasi.

2. Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok memrakarsai study, misalnya untuk


menunjang pengembangan pariwisata kota dalam rangka meraih manfaat ekonomi (yang
terukur) dan lingkungan kota serta manfaat bagi penduduk kota melalui menciptakan
lapangan kerja dan memperluas pelayanan bagi penduduk maupun wisatawan.

3. Sigi semua elemen, menghimpun ragam sumberdaya pariwisata dan perkembangan daerah
maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk itu perlu dikumpulkan data perihal kebutuhan
pariwisata kota ( misalnya : karakteristik wisatawan, pola perjalanana, dan
kecenderungannya) dan ketersediaan sumber daya kepariwisataan (misalnya : daya tarik,
akomodasi, fasilitas, prasarana, struktur ekonomi pariwisata, dan lingkungan) serta
penilaian kemungkinan tentang penanaman modal bagi perkembangan dimasa depan.

4. Analisis dan sintesis temuan temuan, mengacu pada proses analisis informasi yang
diperoleh dari hasil penyigian sebagai dasar perumusan rencana.

5. Rumusan kebijakan dan rencana,  menyususun draft rencana pengembangan berdasarkan


pilihan kebijakan pariwisata.

6. Dasar pertimbangan usulan,  adalah tahap perencanaan seluruhnya diajukan kepada komisi


perencanaan pemerintah daerah untuk dikaji dan memperoleh masukan. Diskusi
berlangsung antara penyusun rencana dan komisi perencanaan pemerintah  dapat juga
dilakukan konsultasi kepada pihak-pihak lain yang mempunyai perhatin.

7.  Pelaksanaan dan pemantauan rencana,  tahap rencana diwujudkan dalam tindakan,


kegagalan baru disadari saat proses berjalan maka dari itu pelu diadakan pemantauan.

8. Tinjauan berkala , mengacu pada proses pelaporan balik atas kemajuan rencana dan tahap
study persiapan sering perlu dilakukan lagi. Kegagalan rencana di tahap ini sering
diakibatkan oleh :

a.    Kegagalan membangkitkan minat pengembang.

b.    Ketidak mampuan membuat aturan yang diperlukan untuk proses pengembangan lahan.

c.    Kegagalan koordinasi sector public dan swasta.

d.    Kelangkaan anggaran sector public untuk melaksanakan rencana keseluruhan.


e.    Ketersediaan sarana prasarana angkutan yang tidak memadai.

f.     Ketidak mampuan memahami oposisi masayarakat atas pengembangan pariwisata yang


dapat menunda rencana.

Menurut matheusik langkah dalam proses perencanaan sebagai berikut :

1.    Pilih pangsa pasar yang digunakan

2.    Pahami kunci komponen kepariwisataaan atau buat peta karakteristik produk.

3.    Himpun data produk pariwisata dalam ksetiap komponen factor pariwisata.

4.    Alihkan data karakteristik produk pariwisata ke format peta dasar.

5.    Bandingkan pangsa pasar dengan potensi-potensi produk pariwisata.

6.    Tentukan bobot setiap pangsa produk untuk setiap pangsa pasar.

7.    Buat peta gabungan dari setiap pasar produk yang sesuai.

8.    Tentukan zona tujuan yang cocok bagi pangsa pasar.

9.    Tetapkan gabungan zona destinasi untuk kepentingan kombinasi pasar.

Hirarki perencanaan pembangunan kepariwisataan meliputi berbagai tinkatan yaitu


diantaranya adalah :

1.    Tingkat nasional ( nasional planning), mencakup wilayah nasional dengan mengacu pada
rencana strategis RENSTRA yang meliputi :

a.    UU no. 10 Th 2009

b.    RPJM

c.    RIPNAS

2.    Tingkat DTW, SUB DTW, dan Kawasan,mencakup wilayah kabupaten dan propinsi
dengan mengacu pada RPJMD, RENSTRADA yang meliputi :

a.    RIPDA Tk 1

b.    RIPDA

c.    Rencana induk pengembangan kawasan.


3.    Obyek wisata, mencakup wilayah dimana obyek wisata tersebut berada dengan mengacu
pada RTR dan desain teknis yang meliputi rencana tapak dan desain teknis.

2.7 Pengembangan Objek Wisata

Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa
(2002), pengertian pengembangan adalah :

1. Hal, cara atau hasil mengembangkan.


2. Proses atau cara, perbuatan mengembangkan ke sasaran yang dikehendaki.
Pengembangan diartikan sebagai usaha untuk menuju ke arah yang lebih baik, lebih luas atau
meningkat (kamus Webster). Pengembangan pariwisata menurut Pearce (1981:12) dapat
diartikan sebagai “usaha untuk melengkapi atau meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang
dibutuhkan masyarakat”.

Dalam pengembangan pariwisata, terdapat faktor yang dapat menentukan keberhasilan


pengembangan pariwisata (Yoeti : 1996) yaitu:

1. Tersedianya objek dan daya tarik wisata.


2. Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana sehingga memungkinkan
wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata.
3. Tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Agar pengembangan pariwisata dapat berkelanjutan, maka perlu diperhatikan kode etik
pengembangan pariwisata seperti yang ditetapkan dalam konferensi pariwisata tahun 1999
yang mengatur etika global pariwisata untuk menjamin sumber daya alam yang menjadi
sumber kehidupan kepariwisataan dan melindungi lingkungan dari dampak buruk kegiatan
bisnis pariwisata (Kartawan: 2004; Waluyo: 2007).

Adapun kode etik dalam pengembangan pariwisata global ini, dapat dilihat seperti penjelasan
dibawah ini :

1. Kewajiban Pemerintah
2. Melakukan perlindungan terhadap wisatawan dan pemberian kemudahan dalam
penyediaan informasi.
3. Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan dan secara
adil menikmati keuntungan ekonomi, sosial, dan budaya.
4. Kebijakan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa agar dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat setempat.
5. Kebijakan dan kegiatan pariwisata harus diarahkan dalam rangkaian: (a)
penghormatan, perlindungan, pemeliharaan terhadap warisan kekayaan seni, arkeologi,
budaya, monumen, tempat suci, museum, tempat bersejarah; (b) kelangsungan hidup
dan berkembangnya hasil-hasil budaya, seni tradisional dan seni rakyat.
6. Menjaga kelestarian lingkungan alam, dalam perspektif pertumbuhan ekonomi yang
sehat berkelanjutan dan berkesinambungan.
7. Kewajiban dan hak usaha pariwisata
8. Kewajiban :
9. Memberikan informasi yang objektif tentang tempat-tempat tujuan dan kondisi
perjalanan pada para wisatawan.
10. Memperhatikan keamanan, keselamatan dan mengusahakan adanya sistem asuransi
bagi para wisatawan.
11. Harus melakukan studi tentang dampak rencana pembangunan terhadap lingkungan
hidup dan alam sekitar
12. Hak :
13. Pajak-pajak dan beban-beban khusus yang memberatkan bagi industri pariwisata serta
merugikan dalam persaingan harus dihapuskan atau diperbaiki secara bertahap.
14. Pengusaha dan penanam modal terutama dari kalangan perusahaan kecil dan
menengah berhak mendapat kemudahan akses memasuki sektor wisata.
15. Kewajiban dan Hak Masyarakat
16. Kewajiban :
Harus belajar untuk mengerti dan menghormati para wisatawan yang mengunjungi mereka.

1. Hak :
2. Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan, dan secara
adil menikmati keuntungan ekonomis, sosial dan budaya yang mereka usahakan, dalam
menciptakan lapangan pekerjaan.
3. Wisata alam dan wisata eko sebagai bentuk kegiatan pariwisata dapat memperkaya
dan meningkatkan penghasilan, apabila dikelola dengan menghormati lingkungan alam
dan melibatkan penduduk setempat.
Oleh karena itu, dalam pengembangan pariwisata dengan memperhatikan etika global
pariwisata di atas harus memperhatikan prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan, yaitu
penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, penurunan konsumsi berlebihan dari
sampah, mempertahankan keberagaman, integrasi pariwisata dalam perencanaan, ekonomi
pendukung, melibatkan masyarakat lokal, konsultasi para stakeholder dan masyarakat,
pelatihan staf, tanggung jawab pemasaran pariwisata melalui “Networking”, dan pelaksanaan
penelitian tentang pariwisata dalam melahirkan inovasi-inovasi baru kepariwisataan yang
dapat dijadikan produk baru pariwisata (prastacosm : 2001; Sinclair et.al : 2003; Morrison
et.al : 2004)
Berdasarkan pengertian di atas mengenai pengembangan pariwisata, dapat dijelaskan bahwa
pengembangan pariwisata adalah suatu bentuk pembangunan dari yang belum ada menjadi
ada, dan yang sudah ada menjadi lebih baik dan berkualitas yang berkaitan dengan sektor
kepariwisataan dengan memperhatikan kode etik pariwisata global yang telah menjadi
standard dalam pengembangan pariwisata. Pengembangan sendiri tidak lepas dari usaha
pembangunan. Jadi, dengan memahami defenisi dari pembangunan, arti pengembangan lebih
dapat dipahami

1. PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA


Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 menyebutkan bahwa daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan wisatawan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan beberapa unsur daya tarik sebuah objek
wisata adalah :
1. Setiap daya tarik wisata memiliki keunikan.
2. Daya tarik wisata berupa alam, budaya, dan hasil karya manusia yang berseni tinggi
dan dapat dijadikan menjadi suatu produk.
3. Sasaran utama produk pariwisata adalah wisatawan
Daya tarik sebuah objek wisata harus di kemas dan dibangun semaksimal mungkin agar dapat
menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Membangun suatu objek wisata harus memiliki
kriteria dan dirancang sedemikian rupa. Pada umumnya daya tarik suatu objek wisata
mempunyai 6 (enam) kriteria, Suwantoro (1997 : 18) mengatakan :

1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
bersih.
2. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.
4. Adanya sarana atau prasarana penunjang untuk melayani wisatawan yang sedang
melakukan perjalanan.
5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan,
sungai, pantai, pasir, hutan,, dan sebagainya.
6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena mempunyai nilai khusus
dalam bentuk antraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam buah karya manusia masa lampau.
Daya tarik wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu objek, baik
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia yang memilik daya tarik untuk
membuat  orang mau berkunjung.

Ismayanti (2009: 147) memaparkan bahwa daya tarik wisata merupakan fokus utama
penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dalam arti, daya tarik wisata sebagai penggerak
utama yang memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Potensi daya tarik
wisata memiliki beberapa tujuan diantaranya; (a) memperoleh keuntungan baik dari segi
ekonomi berupa devisa negara dan pertumbuhan ekonomi serta dari segi sosial berupa
peningkatan kesejahteraan rakyat dan menghapuskan kemiskinan, b) menghapuskan
kemiskinan dengan pembukaan lapangan pekerjaan dan mengatasi pengangguran, (c)
memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat, sekaligus mengangkat citra bangsa dan
memperkukuh jati diri bangsa, memupuk rasa cinta tanah air melalui pengusahaan daya tarik
dalam negeri, (d) melestarikan alam, lingkungan dan sumberdaya, sekaligus memajukan
kebudayaan melalui pemasaran pariwisata, (e) mempererat persahabatan antar bangsa dengan
memahami nilai agama, adat istiadat dan kehidupan masyarakat.

1. PENGEMBANGAN OBJEK WISATA


Segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi” atau
lazim pula di katakan obyek wisata. Atraksi-atraksi ini antara lain panorama keindahan alam
yang menakjubkan seperti gunung, lembah, ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbit,
dan matahari terbenam, cuaca, udara dan lain-lain. Di samping itu juga berupa budaya hasil
ciptaan manusia seperti monumen, candi, bangunan klasik, peningalan purba kala, museum
budaya, arsitektur kuno, seni tari, musik, agama,adat-istiadat, upacara, pekan raya, peringatan
perayaan hari jadi, pertandingan, atau kegiatan-kegiatan budaya, sosial dan keolahragaan
lainnya yang bersifat khusus, menonjol dan meriah, (Pendit,2002.20).

Dalam membangun suatu objek wisata harus dirancang sesuai dengan potensi daya tarik yang
dimiliki. Suatu pengembangan daya tarik yang berhasil, harus memiliki kriteria kelayakan,
Suwantoro (1997 : 20) mengatakan :
1. Kelayakan Financial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pengembangan objek
wisata tersebut. Dari awal perkiraan untung rugi harus sudah diperhitungkan.

2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional


Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk
membangun sebuah objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional,
dapat menciptakan lapangan pekerjaan atau berusaha, dapat meningkatkan penerimaan pada
sektor yang lain seperti : pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian, dan lain-lain. Dalam
hal ini, pertimbangan tidak semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan
dampaknya secara luas.

3. Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung-jawabkan secara teknis dengan
melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksa diri untuk membangun objek wisata
apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik objek wisata akan berkurang
atau bahkan hilang bila objek wisata

4. Layak lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan objek
wisata. Pembangunan suatu objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus
dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukanlah untuk merusak
lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk karkebaikan manusia
sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia
dengan lingkungan alam dan manusia dengan Tuhannya

Pengembangan Obyek wisata alam sangat erat kaitannya dengan peningkatan produktifitas
sumber daya alam dalam konteks pembangunan ekonomi, sehingga selalu dihadapkan pada
kondisi interaksi berbagai kepentingan yang melibatkan aspek kawasan hutan, pemerintah
daerah, aspek masyarakat, dan pihak swasta di dalam suatu sistem tata ruang wilayah.
Kendala pengembangan obyek wisata alam berkaitan erat dengan: (a) Instrumen
kebijaksanaan dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi kawasan untuk mendukung
potensi obyek wisata alam; (b) Efektifitas fungsi dan peran obyek wisata alam ditinjau dari
aspek koordinasi instansi terkait; (c) Kapasitas institusi dan kemampuan SDM dalam
pengelolaan obyek wisata alam di kawasan hutan; dan (d) Mekanisme peran serta masyarakat
dalam pengembangan pariwisata alam.

2. PERENCANAAN PENGEMBANGAN WISATA


Menurut Noer (2011) Aspek Perencanaan Pengembangan obyek wisata alam mencakup
sistem perencanaan kawasan, penataan ruang (tata ruang wilayah), standarisasi, identifikasi
potensi, koordinasi lintas sektoral, pendanaan, dan sistem informasi obyek wisata alam.

1. Aspek Kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi,


sebagai mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan, secara operasional
merupakan organisasi dengan SDM dan peraturan yang sesuai dan memiliki efisiensi
tinggi.
2. Aspek Sarana dan Prasarana yang memiliki dua sisi kepentingan, yaitu (1) alat
memenuhi kebutuhan pariwisata alam, (2) sebagai pengendalian dalam rangka
memelihara keseimbangan lingkungan, pembangunan sarana dan prasarana dapat
meningkatkan daya dukung sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan secara
optimal.
3. Aspek Pengelolaan, yaitu dengan mengembangkan profesionalisme dan pola
pengelolaan obyek wisata alam yang siap mendukung kegiatan pariwisata alam dan
mampu memanfaatkan potensi obyek wisata alam secara lestari.
4. Aspek Pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur pemanfaatan obyek
wisata alam untuk tujuan pariwisata yang bersifat komersial kepada pihak ketiga dan
membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
5. Aspek Pemasaran dengan mempergunakan teknologi tinggi dan bekerja sama dengan
berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri.
6. Aspek Peran Serta Masyarakat melalui kesempatan-kesempatan usaha sehingga ikut
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Aspek Penelitian dan Pengembangan yang meliputi aspek fisik lingkungan, dan sosial
ekonomi dari obyek wisata alam. Diharapkan nantinya mampu menyediakan informasi
bagi pengembangan dan pembangunan kawasan, kebijaksanaan dan arahan
pemanfaatan obyek wisata alam.
Dalam rangka mengembangkan obyek wisata perlu segera dilaksanakan inventarisasi
terhadap potensi nasional obyek wisata alam secara bertahap sesuai prioritas dengan
memperhatikan nilai keunggulan saing dan keunggulan banding, kekhasan obyek,
kebijaksanaan pengembangan serta ketersediaan dana dan tenaga. Potensi daerah obyek
wisata alam yang sudah ditemukan segera diinformasikan dan dipromosikan kepada calon
penanam modal. Perlu dikembangkan sistem kemitraan dengan pihak swasta, lembaga
swadaya masyarakat yang ada, dalam rangka mendukung optimalisasi pengembangan obyek
wisata alam. Peranan pemerintah daerah dalam pengembangan obyek wisata alam sangat
penting, dengan melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring
pengembangan obyek wisata alam.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Perencanaan pembagunan wisata haruslah dipikirkan dengan baik. Saat melihat pantai
Segui yang masih sepi pengunjung harusnya dapat dijadikan sebagai potensi berwirausaha
dikarenakan tempat tersebut masih memiliki keindahan alam yang masih asri dan keadaan
yang masih tenang tentu dapat menjadi destinasi bagi para wisatawan untuk merelaksasikan
dirinya dari hiruk pikuknya perkotaan dengan segala macam polusi dan kemacetannya.
Hanya saja untuk saat ini akses untuk ke lokasi pantai masih sangatlah susah, dikarenakan
pantai ini masih tersembunyi di belakang perkebunan jagung milik warga sekitar. Kondisi ini
yang mendorong banyak wisatawan belum mengetahui pantai ini. Jika saja ada koordinasi
antara pemerintah daerah, wirauswasta dan masyarakat sekitar tentang pengalokasian pantai
tersebut. Pasti sekarang pantai tersebut akan ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal
maupun international. Selain dapat menjadi tambahan pendapatan untuk daerah dan negara,
hal ini juga dapat menjadi peluang untuk berwirausaha seperti membangun Hotel, Resort,
Café, Restaurant, dapat memperkenalkan budaya, dan dapat mengurangi jumlah
pengangguran di daerah tersebut sehingga lama kelamaan akan membuat daerah Lotim
semakin Maju.
Setelah adanya fasilitas yang menunjang dipastikan banyak wisatawan yang akan
datang ke Lombok, ataupun kita dapat mempromosikan pantai ini melalui promosi secara
langsung melaui pamflet, display atau promosi secara tak langsung melaui workshop
workshop. Ataupun melaui publikasi secara langsung maupun tidak langsung.

Selain dari itu semua dengan adanya pariwisata yang banyak dikembangkan dari
Lombok, akan menjadikan masyarakat pulau Lombok memiliki tingkat pendapatan yang
layak dan memajukan perekonomian yang ada di Lombok. Begitupula dengan keseniaan serta
tradisi- tradisi yang ada di Lombok dapat kita promosikan melalui pariwisata. Sehingga peran
wirausaha muda sangatlah dibutuhkan sebelum orang asing yang menggarap rumah kita
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai