Oleh :
Ni Made Indah Saraswati NIM ( AIB018116)
Dosen Pengajar :
Lalu Adi Permadi, SE.,MM.
Penulis
DAFTAR ISI
Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah
aspek penting dan integral dari strategi pembangunan negara. Setiap literatur pariwisata
memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan. Keuntungan-
keuntungan ini biasanya didapatkan dari pendapatan nilai tukar mata uang asing,
pendapatan pemerintah, stimulasi pengembangan regional, dan penciptaan tenaga kerja
serta peningkatan pendapatannya.
Di Indonesia sektor wisata menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar negara,
selain gas dan minyak. Maka tidak heran apabila setiap negara berlomba- lomba untuk
mengemas industri pariwisata yang terdapat di negaranya yang diarahkan untuk membuka
peluan investasi, meningkatkan daya saing usaha lokal, sampai mengembangkan sumber
daya manusia di sektor pariwisata .
Tetapi bagaimanpun juga perlu diingat bahwa pariwisata lebih dari sekedar aktivitas
ekonomi. Dalam pariwisata terjadi interaksi yang begitu besar dalam masyarakat,
ketergantungan pelayanan berskala luas, fasilitas, serta masukan- masukan yang
medorong kesempatan dan tantangan kepada negara yag bersangkutan.
Dalam kegiatan pariwisata, tidak ada dua negara atau lebih, ataupun dua area atau
lebih dalam suatu negara, yang menghadapi masalah yang sama pada waktu yang
bersamaan. Oleh sebab itu strategi pengembangan pariwisata tidak hanya untuk masalah
masalah yang terjadi pada saat ini dan hanya terkonsentrasi pada saat ini juga untuk
aspirasi masa mendatang.
Banyak alasan mengapa sebuah negara, khususnya negara yang sedang berkembang,
merancang kebijakan pariwisata. Di samping alasan yang mendasar bahwa segala
sumberdaya harus dapat digunakan dan dialokasikan seefisien mungkin, pariwisata juga
mampu memberikan kontribusi yang penting terhadap perekonomian negara. Alsan- alsan
lainya adalah sebagai berikut :
1. Pariwisata sering dianggap sebagai sebuah sumber penting dari hard foreign exchange
earnings ( pendapatan nilai tukar mata uang asing).
2. Sebagai industri ekspor, pariwisata tidak menghadapi aturan perdagangan dan kuota
seperti halnya barang- barang pabrikan, bahan mentah, dan produk- produk pokok
kebutuhan dasar.
3. Wisatawan hanya mengguanakan infrastruktur alam, misalnya kondisi iklim, sejarah,
kebudayaan, dan sebagainya yang tidak didesain secara khusus. Dari sudut pandang
ekonomi, pengguna pariwisata terhadap infrastruktur alam mempunyai marginal coast
yang rendah.
4. Pariwisata mampu memberikan lapangan kerja baru baik di negara yang sedang
berkembang maupun yang sudah maju.
5. Sebagai sebuah aktivitas campuran untuk memnuhi permintaan akan jasa dan produk,
pariwisata dapat menjadi pendorong bagi sektor lain; seperti makanan, cindera mata,
dan sebaginya. Dengan adanya pariwisata yang maju, banyak negara terjadi
permintaan yang meningkat atas komoditas dan infrastruktur lainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian kata potensi adalah
kemampuan, daya, kekuatan, kesanggupan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat
dikembangkan. Sedangkan kata Pariwisata mempunyai arti segala yang berhubungan
dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan dan turisme.
1. Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat
dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan manusia serta hasil karya
manusia itu sendiri.
2. Potensi internal obyek wisata adalah potensi wisata yang dimiliki obyek itu sendiri
yang meliputi komponen kondisi fisik obyek, kualitas obyek, dan dukungan bagi
pengembangan.
3. Potensi eksternal obyek wisata adalah potensi wisata yang mendukung pengembangan
suatu obyek wisata yang terdiri dari aksesibilitas, fasilitas penunjang, dan fasilitas
pelengkap. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian Potensi Pariwisata adalah
kemampuan atau daya untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
perjalanan atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini pengembangan produk objek
dan daya tarik wisata.
a. Kondisi Fisis
Aspek fisis yang berpengaruh terhadap pariwisata berupa iklim (atmosfer), tanah batuan
dan morfologi ( lithosfer) hidrosfer, floura dan fauna.
Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang yang
mengunjungi suatu daerah tertentu, missal tari-tarian, nyanyian, kesenian daerah, upacara
adat dan lain- lain (Yoeti,1996 : 172). Objek wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di
daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik oprang- orang yang mau berkunjung.
c. Aksebilitas
Aksebilitas berkaitan dengan usaha pencapaian tempat wisata. Semakin mudah tempat
tersebut dicapai maka akan menambah jumlah wisata yang berkunjung.
Variasi dalam pemilikan dan penguasaan lahan anatara lain : 1) lahan Negara/
Pemerintah, 2) lahan masyarakat, 3) lahan pribadi ( Pearce, 1983 :34).
e. Sarana dan Prasarana Wisata
f. Masyarakat
Sujali (1989 : 11), Mengemukakan bahwa potensi objek wisata terjadi karena
suatu proses, dapat disebabkan oleh proses alam maupun karena disebabkan budidaya
manusia.
Suatu tempat dapat menjadi suatu objek wisata harus mempunyai suatu
potensi yang dapat menarik yang dapat pengunjung. Potensi tersebut ataupun suatu
potensi objek/ kenampakan alam alami yang dibuat manusia, dalam hal ini
stakeholder yang bertanggung jawab terhadap objek wisata tersebut.
Potensi budaya yang terdapat di Lombok Timur terdiri dari upacara adat,
tradisi budaya dan peninggalan budaya yang turun menurun di masyarakat Lombok
Timur. Potensi pantai dengan keindahan pasir putihnya, suasana pantai yang tenang
menambah lengkap daya tarik wisata di Lombok Timur, apalagi belum- belum
dikelola secara baik.
2.3 Kebijakan Pariwisata
Tidak hanya dampak positif yang dapat diberikan oleh Pariwisata, akan tetapi kita
juga harus tahu dampak negatif apa saja yang di berikan oleh sektor pariwisata. Dampak
negatif kegiatan pariwisata, terutama terdampak negatifnya yaitu kelesatarian lingkungan dan
warisan budaya nasional, adalah hal- hal yang banyak digunakan sebagai alasan campur
tangan pemerintah. Misalnya, pasar wisata sering terdapat didaerah yang memiliki kompratif
karena keindahan alamnya. Karena daerah itu mampu menarik begitu banyak wisatawan
maka lalu laintas macet, terjadi polusi dan banyak kerusakan terhadap lingkungan yang
sebenarnya merupakan dasar keunggulan daerah tersebut. Pihak swasta dengan hak
kepemilikan swasta dapat memecahkan masalah itu dengan menarik biaya dari para
wisatawan yang datang ke objek wisata tersebut dan memanfaatkan sebagian pendapatannya
untuk menjaga nilai pasar aset tersebut.
Aspek ekonomi pariwisata tidak hanya berhubungan dengan kegiatan ekonomi yang
berlangsung dengan kegiatan pariwisata, seperti usaha perhotelan, resotran, dan
penyelenggaraan paket wisata. Banyak kegiatan ekonomi lainnya yang berhubungan erat
dengan pariwisata, transportasi, telekomunikasi, dan bisnis eceran.
Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor penting. Bahkan
sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomer satu. Disamping menjadi
mesin pergerak ekonomi, pariwisata juga merupakan wahana yang menarik untuk
mengurangi angka pengangguran mengingat berbagai jenis wisata dapat ditempatkan dimana
saja (foolose). Oleh sebab itu pembangun wisata dapat dilakukan di daerah yang pengaruh
penciptaan lapangan kerjanya paling menguntungkan.
Pantai Segui merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok
Timur. Pantai ini memang tidak seterkenal Pantai Pink atau pantai-pantai lain di Lotim.
Namun keindahannya tidak kalah jika dibandingkan dengan pantai lainnya. Tidak terlalu
banyak wisatawan yang berkunjung ke pantai ini. Bukan karena tidak indah, tapi karena tidak
banyak wisatawan yang tahu. Pantai ini juga tidak dipromosikan secara masif oleh
pemerintah daerah. Sehingga bagi pencinta wisata yang tidak ramai, pantai ini menjadi
pilihan yang cocok.Tekstur pasir di pantai ini mirip dengan pasir Pantai Pink. Menariknya
lagi, di sini wisatawan juga akan menjumpai dua buah bukit di dekat pantai. Jika melakukan
pendakian hingga puncak, wisatawan akan disuguhkan dengan panorama birunya gradasi air
laut dan pemandangan Gunung Rinjani. Ini menjadi pemandangan yang indah dan sangat
bagus jika dijadikan sebagai spot untuk mengambil gambar.
Pantai Segui terletak di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok
Timur. Bagi wisatawan yang pernah ke Pantai Pink, tidak sulit untuk menemukan pantai ini
karena jaraknya cukup dekat sekitar 5 kilometer. Masyarakat sekitar menyebut pantai Segui
dengan sebutan Pantai Pink 2 karena pantai ini juga terlihat berwarna pink saat pagi dan sore
hari saat ombak membasahi pasir terkena sinar lembut mentari. Warna pink itu disebabkan
adanya pelapukan alga merah yang bercampur dengan pasir pantai. Sebelum sampai di pantai
ini, wisatawan akan melewati kebun jagung milik warga. Hal ini pula yang membuat pantai
ini jarang dikunjungi, karena letaknya yang terkesan tersembunyi. Meski garis pantainya
tidak terlalu panjang, namun dengan pemandangan dan suasana yang menyenangkan akan
membuat wisatawan merasa betah.
Untuk mencapai pantai ini anda harus menempuh sekitar 2,5 jam perjalanan dari Kota
Mataram. Setelah sampai wilayah Jerowaru kabupaten Lombok Timur, anda bisa bertanya
kepada masyarakat sekitar jalan menuju pantai pink karena arahnya satu jalur. Jika anda
bertanya letak pantai Segui, kemungkinan besar masyarakat masih banyak yang belum
mengetahui. Anda akan menemukan petunjuk jalan dengan tulisan arah ke pantai Pink, pantai
Segui, Gili Sunut, dan Tanjung Ringgit. Ikutilah petunjuk Jalan tersebut sampai sebelum
jalan buntu sekitar 100 meter. Berbeloklah ke kiri melewati kebun jagung milik warga sekitar
100 meter, dan anda akan menemukan pantai Segui yang sangat indah dan menenangkan.
Melewati jalan yang sepi sehingga ada baiknya bersama banyak teman agar perjalanan lebih
menyenangkan. Karena pantai ini belum terexplore, belum dikomersialkan sehingga belum
ada biaya masuk ataupun biaya parkir. Hal tersebut menuntut pengunjung untuk jauh lebih
berhati-hati. Hal inilah yang memicu kita untuk mengembangkan destinasi ini agar bisa lebih
bermanfaat.
Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan suatu tujuan utama beserta cara-cara
untuk menentukan tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata sangat dibutuhkan
perencanaan untuk mengembangkan suatu obyek wisata. Tujuan perencanaan dan
pengembangan pariwisata yang lebih lanjut demi meningkatkan kemakmuran secara
serasi dan seimbang bisa tercapai seoptimal mungkin apabila pemerintah ikut berperan.
“Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik
buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik tak mungkin pariwisata berkembang.
karena itu pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu
lingkungan, sebab dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya
dijual.” Pengembangan pariwisata di satu wilayah ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
tersedia objek dan atraksi pariwisata, aksesibilitas dan fasilitas amenitas.
Dalam membangun ketiga faktor tersebut harus diperhatikan terjaganya mutu lingkungan.
Dalam menunjang pengelolaan berbagai kegitaan kepariwisataan, teknologi manajemen
perlu di terapkan agar sumber daya wisata yang murni alami dapat direkayasa secara
berhasil guna, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitasnya termasuk
lingkungan alamnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata :pengelolaan objek dan daya
tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam meliputi 4 hal yaitu:
2.Pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam termasuk sarana dan prasarana yang ada.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan objek dan daya tarik wista
budaya adalah :
2. Pengelolaan objek dan daya tarik wisata budaya termasuk sarana dan prasarana yang
ada.
Karena dalam kepariwisataan perencanaan tidak lepas dari segala aspek yang
berhubungan dengan pariwisata, dengan demikian perencanaan kepariwisataan mencakup
seluruh jaringan yang berkaitan dengan pariwisata yaitu diantarnya adalah :
3. Masyarakat umum.
3. Sigi semua elemen, menghimpun ragam sumberdaya pariwisata dan perkembangan daerah
maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk itu perlu dikumpulkan data perihal kebutuhan
pariwisata kota ( misalnya : karakteristik wisatawan, pola perjalanana, dan
kecenderungannya) dan ketersediaan sumber daya kepariwisataan (misalnya : daya tarik,
akomodasi, fasilitas, prasarana, struktur ekonomi pariwisata, dan lingkungan) serta
penilaian kemungkinan tentang penanaman modal bagi perkembangan dimasa depan.
4. Analisis dan sintesis temuan temuan, mengacu pada proses analisis informasi yang
diperoleh dari hasil penyigian sebagai dasar perumusan rencana.
8. Tinjauan berkala , mengacu pada proses pelaporan balik atas kemajuan rencana dan tahap
study persiapan sering perlu dilakukan lagi. Kegagalan rencana di tahap ini sering
diakibatkan oleh :
b. Ketidak mampuan membuat aturan yang diperlukan untuk proses pengembangan lahan.
1. Tingkat nasional ( nasional planning), mencakup wilayah nasional dengan mengacu pada
rencana strategis RENSTRA yang meliputi :
b. RPJM
c. RIPNAS
2. Tingkat DTW, SUB DTW, dan Kawasan,mencakup wilayah kabupaten dan propinsi
dengan mengacu pada RPJMD, RENSTRADA yang meliputi :
a. RIPDA Tk 1
b. RIPDA
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa
(2002), pengertian pengembangan adalah :
Adapun kode etik dalam pengembangan pariwisata global ini, dapat dilihat seperti penjelasan
dibawah ini :
1. Kewajiban Pemerintah
2. Melakukan perlindungan terhadap wisatawan dan pemberian kemudahan dalam
penyediaan informasi.
3. Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan dan secara
adil menikmati keuntungan ekonomi, sosial, dan budaya.
4. Kebijakan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa agar dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat setempat.
5. Kebijakan dan kegiatan pariwisata harus diarahkan dalam rangkaian: (a)
penghormatan, perlindungan, pemeliharaan terhadap warisan kekayaan seni, arkeologi,
budaya, monumen, tempat suci, museum, tempat bersejarah; (b) kelangsungan hidup
dan berkembangnya hasil-hasil budaya, seni tradisional dan seni rakyat.
6. Menjaga kelestarian lingkungan alam, dalam perspektif pertumbuhan ekonomi yang
sehat berkelanjutan dan berkesinambungan.
7. Kewajiban dan hak usaha pariwisata
8. Kewajiban :
9. Memberikan informasi yang objektif tentang tempat-tempat tujuan dan kondisi
perjalanan pada para wisatawan.
10. Memperhatikan keamanan, keselamatan dan mengusahakan adanya sistem asuransi
bagi para wisatawan.
11. Harus melakukan studi tentang dampak rencana pembangunan terhadap lingkungan
hidup dan alam sekitar
12. Hak :
13. Pajak-pajak dan beban-beban khusus yang memberatkan bagi industri pariwisata serta
merugikan dalam persaingan harus dihapuskan atau diperbaiki secara bertahap.
14. Pengusaha dan penanam modal terutama dari kalangan perusahaan kecil dan
menengah berhak mendapat kemudahan akses memasuki sektor wisata.
15. Kewajiban dan Hak Masyarakat
16. Kewajiban :
Harus belajar untuk mengerti dan menghormati para wisatawan yang mengunjungi mereka.
1. Hak :
2. Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan, dan secara
adil menikmati keuntungan ekonomis, sosial dan budaya yang mereka usahakan, dalam
menciptakan lapangan pekerjaan.
3. Wisata alam dan wisata eko sebagai bentuk kegiatan pariwisata dapat memperkaya
dan meningkatkan penghasilan, apabila dikelola dengan menghormati lingkungan alam
dan melibatkan penduduk setempat.
Oleh karena itu, dalam pengembangan pariwisata dengan memperhatikan etika global
pariwisata di atas harus memperhatikan prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan, yaitu
penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, penurunan konsumsi berlebihan dari
sampah, mempertahankan keberagaman, integrasi pariwisata dalam perencanaan, ekonomi
pendukung, melibatkan masyarakat lokal, konsultasi para stakeholder dan masyarakat,
pelatihan staf, tanggung jawab pemasaran pariwisata melalui “Networking”, dan pelaksanaan
penelitian tentang pariwisata dalam melahirkan inovasi-inovasi baru kepariwisataan yang
dapat dijadikan produk baru pariwisata (prastacosm : 2001; Sinclair et.al : 2003; Morrison
et.al : 2004)
Berdasarkan pengertian di atas mengenai pengembangan pariwisata, dapat dijelaskan bahwa
pengembangan pariwisata adalah suatu bentuk pembangunan dari yang belum ada menjadi
ada, dan yang sudah ada menjadi lebih baik dan berkualitas yang berkaitan dengan sektor
kepariwisataan dengan memperhatikan kode etik pariwisata global yang telah menjadi
standard dalam pengembangan pariwisata. Pengembangan sendiri tidak lepas dari usaha
pembangunan. Jadi, dengan memahami defenisi dari pembangunan, arti pengembangan lebih
dapat dipahami
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan beberapa unsur daya tarik sebuah objek
wisata adalah :
1. Setiap daya tarik wisata memiliki keunikan.
2. Daya tarik wisata berupa alam, budaya, dan hasil karya manusia yang berseni tinggi
dan dapat dijadikan menjadi suatu produk.
3. Sasaran utama produk pariwisata adalah wisatawan
Daya tarik sebuah objek wisata harus di kemas dan dibangun semaksimal mungkin agar dapat
menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Membangun suatu objek wisata harus memiliki
kriteria dan dirancang sedemikian rupa. Pada umumnya daya tarik suatu objek wisata
mempunyai 6 (enam) kriteria, Suwantoro (1997 : 18) mengatakan :
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
bersih.
2. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.
4. Adanya sarana atau prasarana penunjang untuk melayani wisatawan yang sedang
melakukan perjalanan.
5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan,
sungai, pantai, pasir, hutan,, dan sebagainya.
6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena mempunyai nilai khusus
dalam bentuk antraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam buah karya manusia masa lampau.
Daya tarik wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu objek, baik
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia yang memilik daya tarik untuk
membuat orang mau berkunjung.
Ismayanti (2009: 147) memaparkan bahwa daya tarik wisata merupakan fokus utama
penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dalam arti, daya tarik wisata sebagai penggerak
utama yang memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Potensi daya tarik
wisata memiliki beberapa tujuan diantaranya; (a) memperoleh keuntungan baik dari segi
ekonomi berupa devisa negara dan pertumbuhan ekonomi serta dari segi sosial berupa
peningkatan kesejahteraan rakyat dan menghapuskan kemiskinan, b) menghapuskan
kemiskinan dengan pembukaan lapangan pekerjaan dan mengatasi pengangguran, (c)
memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat, sekaligus mengangkat citra bangsa dan
memperkukuh jati diri bangsa, memupuk rasa cinta tanah air melalui pengusahaan daya tarik
dalam negeri, (d) melestarikan alam, lingkungan dan sumberdaya, sekaligus memajukan
kebudayaan melalui pemasaran pariwisata, (e) mempererat persahabatan antar bangsa dengan
memahami nilai agama, adat istiadat dan kehidupan masyarakat.
Dalam membangun suatu objek wisata harus dirancang sesuai dengan potensi daya tarik yang
dimiliki. Suatu pengembangan daya tarik yang berhasil, harus memiliki kriteria kelayakan,
Suwantoro (1997 : 20) mengatakan :
1. Kelayakan Financial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pengembangan objek
wisata tersebut. Dari awal perkiraan untung rugi harus sudah diperhitungkan.
3. Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung-jawabkan secara teknis dengan
melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksa diri untuk membangun objek wisata
apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik objek wisata akan berkurang
atau bahkan hilang bila objek wisata
4. Layak lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan objek
wisata. Pembangunan suatu objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus
dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukanlah untuk merusak
lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk karkebaikan manusia
sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia
dengan lingkungan alam dan manusia dengan Tuhannya
Pengembangan Obyek wisata alam sangat erat kaitannya dengan peningkatan produktifitas
sumber daya alam dalam konteks pembangunan ekonomi, sehingga selalu dihadapkan pada
kondisi interaksi berbagai kepentingan yang melibatkan aspek kawasan hutan, pemerintah
daerah, aspek masyarakat, dan pihak swasta di dalam suatu sistem tata ruang wilayah.
Kendala pengembangan obyek wisata alam berkaitan erat dengan: (a) Instrumen
kebijaksanaan dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi kawasan untuk mendukung
potensi obyek wisata alam; (b) Efektifitas fungsi dan peran obyek wisata alam ditinjau dari
aspek koordinasi instansi terkait; (c) Kapasitas institusi dan kemampuan SDM dalam
pengelolaan obyek wisata alam di kawasan hutan; dan (d) Mekanisme peran serta masyarakat
dalam pengembangan pariwisata alam.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Perencanaan pembagunan wisata haruslah dipikirkan dengan baik. Saat melihat pantai
Segui yang masih sepi pengunjung harusnya dapat dijadikan sebagai potensi berwirausaha
dikarenakan tempat tersebut masih memiliki keindahan alam yang masih asri dan keadaan
yang masih tenang tentu dapat menjadi destinasi bagi para wisatawan untuk merelaksasikan
dirinya dari hiruk pikuknya perkotaan dengan segala macam polusi dan kemacetannya.
Hanya saja untuk saat ini akses untuk ke lokasi pantai masih sangatlah susah, dikarenakan
pantai ini masih tersembunyi di belakang perkebunan jagung milik warga sekitar. Kondisi ini
yang mendorong banyak wisatawan belum mengetahui pantai ini. Jika saja ada koordinasi
antara pemerintah daerah, wirauswasta dan masyarakat sekitar tentang pengalokasian pantai
tersebut. Pasti sekarang pantai tersebut akan ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal
maupun international. Selain dapat menjadi tambahan pendapatan untuk daerah dan negara,
hal ini juga dapat menjadi peluang untuk berwirausaha seperti membangun Hotel, Resort,
Café, Restaurant, dapat memperkenalkan budaya, dan dapat mengurangi jumlah
pengangguran di daerah tersebut sehingga lama kelamaan akan membuat daerah Lotim
semakin Maju.
Setelah adanya fasilitas yang menunjang dipastikan banyak wisatawan yang akan
datang ke Lombok, ataupun kita dapat mempromosikan pantai ini melalui promosi secara
langsung melaui pamflet, display atau promosi secara tak langsung melaui workshop
workshop. Ataupun melaui publikasi secara langsung maupun tidak langsung.
Selain dari itu semua dengan adanya pariwisata yang banyak dikembangkan dari
Lombok, akan menjadikan masyarakat pulau Lombok memiliki tingkat pendapatan yang
layak dan memajukan perekonomian yang ada di Lombok. Begitupula dengan keseniaan serta
tradisi- tradisi yang ada di Lombok dapat kita promosikan melalui pariwisata. Sehingga peran
wirausaha muda sangatlah dibutuhkan sebelum orang asing yang menggarap rumah kita
sendiri.