1 PB PDF
1 PB PDF
Abstract
Critical thinking abilities is necessary to deliver more leads through thinking and
working process in solving problems so that more accurate in determining the relevance
of things. The common purpose in this research is to describe students’ critical thinking
abilities in solving the problem on material learning of linear inequalities in one variable
at the VII grade of SMP Negeri 3 Pontianak. The form of this research is descriptive
qualitative. The subjects in this research are students who have been obtained learning
material of linear inequalities in one variable. The technique of data collection are
assesment technique and interview technique . In general, the results of the research are
the student’s ability to interpret mostly belong to good category , the student’s ability to
analyze mostly belong to very deficient category, and the student’s ability to evaluate
mostly belong to very deficient category.
Keywords: Critical thinking, ability to interpret, ability to analyze, ability to evaluate,
linear inequalities in one variable
PENDAHULUAN
Bergantinya kebijakan kurikulum information to both teachers and students”,
pendidikan Indonesia tentu saja memiliki tujuan maksud dari pandangan ini adalah assesmen
agar pendidikan di Indonesia menjadi lebih harusnya mendukung proses pembelajaran dan
maju, seiring dengan berkembangnya ilmu menjadi bagian penting dalam matematika serta
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. melengkapi informasi yang berguna bagi guru
Hal ini berimplikasi dengan tujuan maupun siswa, penting bagi guru untuk agar
pembelajaran matematika. Salah satu tujuan dapat memberikan assesmen berupa soal yang
pembelajaran matematika dalam standar dapat mengukur kemampuan berpikir kritis
kompetensi mata pelajaran matematika yang siswa sehingga guru memiliki bahan evaluasi
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan untuk memperbaiki proses pembelajaran
Nasional (2006 : 345) adalah membekali siswa selanjutnya dan untuk menilai kebutuhan siswa
dengan kemampuan berpikir kritis. dalam pembelajaran matematika.
Dalam pembelajaran kemampuan berpikir Ennis (2011: 1) menyatakan bahwa
kritis sangat diperlukan siswa dalam berpikir kritis adalah “reasonable and reflective
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan thinking focused on deciding what to believe or
matematika. Oleh karena itu penting bagi guru do”. Pandangan Ennis ini mengandung
untuk menggali lebih jauh kemampuan berpikir pengertian bahwa berpikir kritis adalah berpikir
kritis siswa. Hal ini sesuai dengan pandangan yang reflektif dan beralasan yang terfokus
NCTM (2000:11) yang menyatakan bahwa untuk memutuskan apa yang diyakini atau
“assessment should support the learning of dilakukan. Selain itu, Paul Richard (Fisher,
important mathematics and furnish usefull 2007 : 4) mengatakan bahwa berpikir kritis
2
adalah mode berpikir – mengenai hal, substansi Selain itu Zhou, dkk (2013 : 40)
atau masalah apa saja – dimana si pemikir mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan
meningkatkan kualitas pemikirannya dengan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
menangani secara terampil struktur-struktur pendidikan dan berpikir kritis merupakan
yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan kemampuan kognitif yang sangat penting,
standar-standar intelektual padanya. sehingga sekolah terus berusaha untuk
Facione (2013 : 5) mengemukakan meningkatkannya. Untuk itu dalam proses
terdapat 6 indikator berpikir kritis sebagai suatu belajar mengajar guru tidak boleh mengabaikan
kecakapan kognitif , yaitu: 1) interpretation; 2) penguasaan kemampuan berpikir kritis siswa.
analysis; 3) evaluation; 4) inference; 5) Siswa yang berpikir kritis dan matematis akan
explanation; dan 6) self-regulation. Facione cenderung memiliki sikap yang positif terhadap
(2013: 5) menyatakan bahwa sebagai matematika, sehingga akan berusaha menalar,
kemampuan kognitif aspek-aspek dari berpikir menganalisis dan mencari strategi penyelesaian
kritis adalah sebagai berikut, yaitu a) soal matematika.
Interpretation, yaitu kemampuan seseorang Hidayati dalam penelitiannya (2010)
untuk memahami dan mengekspresikan maksud menunjukkan bahwa pemahaman konseptual
dari suatu situasi, data, penilaian, aturan, dan prosedural siswa dalam menyelesaikan soal
prosedur atau kriteria yang bervariasi; b) materi pertidaksamaan linear satu variabel
Analysis, yaitu kemampuan seseorang untuk siswa masih sangat kurang, siswa masih belum
mengidentifikasi kesimpulan berdasarkan mampu menjawab permasalahan yang
hubungan antara informasi dan konsep, dengan diberikan dengan argumen-argumen yang tepat.
pertanyaan yang ada dalam suatu masalah; c) Pemahaman yang kurang pada konsep dasar
Evaluation, yaitu kemampuan seseorang untuk menyebabkan siswa tidak memahami konsep
menilai kredibilitas dari suatu pernyataan atau yang lebih rumit serta siswa belum mampu
representasi lain dari pendapat seseorang atau mengaitkan konsep yang relevan dengan
menilai suatu kesimpulan berdasarkan konsep baru. Selain itu, pengetahuan prosedural
hubungan antara informasi dan konsep, dengan siswa juga sebagian besar masih tergolong pada
pernyataan yang ada dalam suatu masalah; d) tingkat yang sangat kurang. Masih banyak
Inference, yaitu kemampuan seseorang untuk siswa yang tidak dapat menyelesaikan masalah
mengidentifikasi elemen-elemen yang yang diberikan dan belum mampu
dibutuhkan dalam membuat kesimpulan yang menghubungkan prosedur-prosedur yang
rasional, dengan mempertimbangkan informasi- berkaitan dengan penyelesaian permasalahan
informasi yang relevan dengan suatu masalah tersebut. Bila pengetahuan prosedural telah
dan konsekuensinya berdasarkan data yang ada; dipelajari dengan baik, maka pengetahuan itu
e) Explanation, yaitu kemampuan seseorang bekerja secara cepat dan otomatis. Seorang
untuk menyatakan penalaran seseorang ketika siswa akan terlatih menjadi mandiri dan
memberikan alasan atas pembenaran dari suatu percaya diri. Selanjutnya, siswa akan terlatih
bukti, konsep, metodologi, dan kriteria logis untuk memahami berbagi konteks
berdasarkan informasi atau data yang ada, permasalahannya, sebagai modal berpikir kritis
dimana penalaran ini disajikan dalam bentuk dan membuat siswa terbiasa dengan
arguman; f) Self –regulation, yaitu kemampuan permasalahan sebagai bekal kreativitasnya.
seseorang untuk memiliki kesadaran untuk Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut
memeriksa kegiatan kognitif diri, unsur-unsur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
yang digunakan dalam kegiatan tersebut, serta materi pertidaksamaan linear satu variabel
hasilnya, dengan menggunakan kemampuan masih belum optimal.
analisis dan evaluasi, dalam rangka Peneliti melakukan prariset terhadap enam
mengkonfirmasi, memvalidasi, dan mengoreksi orang siswa kelas VII Sekolah Menengah
kembali hasil penalaran yang telah di lakukan Pertama (SMP) pada tanggal 17 November
sebelumnya. 2016. Prariset dilakukan dengan memberikan
beberapa soal tentang materi pertidaksamaan
3
linear satu variabel. Hasil prariset yang telah 3 Pontianak kelas VII yang telah memperoleh
dilakukan mengindikasikan bahwa kemampuan materi pertidaksamaan linear satu variabel di
berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal- semester ganjil. Subjek penelitian yang
soal yang berkaitan dengan pertidaksamaan diberikan tes kemampuan berpikir kritis
linear satu variabel belum optimal karena berjumlah 37 orang siswa kemudian 7 orang
belum memenuhi indikator-indikator siswa dipilih untuk diwawancarai secara
kemampuan yang diperlukan dalam berpikir mendalam. Pemilihan siswa untuk
kritis di antaranya, belum dapat mengubah diwawancarai berdasarkan kategori penilaian
informasi dari soal yang diberikan menjadi kemampuan berpikir kritisnya. Para siswa yang
kalimat matematika, belum dapat menyusun diwawancarai mewakili setiap kategori
rencana penyelesaian (strategi) dengan benar penilaian untuk masing-masing indikator
dan belum dapat memeriksa kembali jawaban berpikir kritis. Sedangkan Objek penelitian
yang telah diperolehnya. dalam penelitian ini adalah kemampuan
Berdasarkan latar belakang tersebut berpikir kritis siswa dalam penyelesaian soal
peneliti tertarik untuk melakukan penelusuran materi pertidaksamaan linear satu variabel.
lebih jauh mengenai kemampuan berpikir kritis Dalam penelitian ini teknik pengumpulan
siswa khususnya dalam penyelesaian soal data yang digunakan adalah teknik tes dan
materi pertidaksamaan linear satu variable. teknik komunikasi langsung. Tes yang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk digunakan dalam penelitian ini adalah tes
mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kemampuan berpikir kritis siswa dalam
kritis siswa dalam penyelesaian soal materi penyelesaian soal materi pertidaksamaan linear
pertidaksamaan linear satu variabel secara satu variabel. Tes kemampuan berpikir kritis
khusus kemampuan siswa menginterpretasi , siswa dalam penyelesaian masalah materi
kemampuan siswa menganalisis dan pertidaksamaan linear satu variabel yang
kemampuan siswa mengevaluasi dalam berjumlah 3 soal mewakili masing-masing
penyelesaian soal materi pertidaksamaan linear aspek yang akan dinilai yaitu menginterpretasi,
satu variabel. menganalisis dan mengevaluasi.
Teknik komunikasi langsung merupakan
METODE PENELITIAN cara mengumpulkan data melalui pertanyaan
Metode penelitian yang digunakan dalam yang disampaikan secara lisan yang dilakukan
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
bentuk penelitian studi survey. Penelitian lisan berupa dialog.
survey pada umumnya dilakukan untuk Untuk memperoleh data kemampuan
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan berpikir kritis siswa dalam penyelesaian soal
yang tidak mendalam (Sugiyono, 2009: 7). materi pertidaksamaan linear satu variabel,
Kerlinger dalam Sugiyono (2009 :7) dilakukan penilaian terhadap jawaban siswa
menyatakan bahwa penelitian survey dapat untuk tiap butir soal tes kemampuan berpikir
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, kritis. Kriteria penilaian yang digunakan adalah
tetapi data yang dipelajari adalah data dari rubrik penilaian yang dimodifikasi dari
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Ismaimuza & Musdalifah (2013) yang
Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri disajikan dalam tabel berikut.
4
Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Penyelesaian Soal Materi
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Kategori Kemampuan Berpikir Kritis
Inisial Soal 1 Soal 2 Soal 3
No.
Siswa Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
(Mengintepretasi) (Menganalisis) (Mengevaluasi)
1 WF Baik Baik Sangat kurang
2 AR Baik Baik Sangat kurang
3 MA Cukup Sangat kurang Sangat kurang
4 HV Cukup Sangat kurang Baik
5 NK Baik Sangat kurang Sangat kurang
6 JK Baik Sangat baik Sangat kurang
7 DP Baik Baik Sangat baik
8 BA Cukup Sangat kurang Sangat kurang
9 RT Cukup Sangat baik Sangat kurang
10 MR Baik Baik Sangat kurang
11 CF Baik Sangat baik Sangat kurang
12 JE Baik Sangat kurang Sangat kurang
13 LS Baik Sangat kurang Sangat kurang
14 MH Sangat baik Sangat kurang Sangat kurang
15 DI Baik Sangat kurang Sangat kurang
16 SA Baik Sangat baik Sangat kurang
17 IN Cukup Sangat kurang Sangat kurang
18 FA Baik Baik Sangat kurang
19 RL Baik Sangat kurang Sangat kurang
20 NI Sangat baik Baik Sangat kurang
21 MT Baik Baik Sangat kurang
22 RM Kurang Sangat baik Sangat kurang
7
Dari tabel 2 diketahui bahwa dari soal tes soal tes nomor 3 yang mewakili indikator
nomor 1 yang mewakili indikator kemampuan kemampuan siswa mengevaluasi diperoleh hasil
siswa menginterpretasi diperoleh hasil sebagai sebagai berikut: 32 orang siswa berada di dalam
berikut: tidak ada siswa yang berada di dalam kategori sangat kurang, tidak ada siswa yang
kategori sangat kurang, enam orang siswa berada di dalam kategori kurang, empat orang
berada di dalam kategori kurang, delapan orang siswa berada di dalam kategori sedang, satu
siswa berada di dalam kategori cukup, 14 orang orang siswa berada di dalam kategori cukup
siswa berada di dalam kategori baik, dan 11 baik, dan dua orang siswa berada di dalam
orang siswa berada di dalam kategori sangat kategori baik. Selanjutnya untuk wawancara
baik. Dari soal tes nomor 2 yang mewakili diambil beberapa subjek penelitian yang
indikator kemampuan siswa menganalisis mewakili masing-masing kategori untuk setiap
diperoleh hasil sebagai berikut: 18 orang siswa indikator kemampuan berpikir kritis dengan
berada di dalam kategori sangat kurang, tidak variasi jawaban yang berbeda-beda. Beberapa
ada siswa yang berada di dalam kategori tabel berikut menyajikan daftar nama subjek
kurang, dua orang siswa berada di dalam penelitian yang diwawancarai.
kategori sedang, sembilan orang siswa berada
di dalam kategori cukup baik, dan sepuluh
orang siswa berada di dalam kategori baik. Dari
8
Tabel 3. Daftar nama subjek penelitian kemampuan berpikir kritis siswa indikator
kemampuan menginterpretasi
Indikator
Kategori Kemampuan
No Inisial Kemampuan Berpikir Kode Siswa
Berpikir Kritis
Kritis
1 - Sangat kurang -
2 AN Kurang I2
3 CA Menginterpretasi Cukup I3
4 DP Baik I4
5 IC Sangat baik I5
Subjek penelitian yang diambil untuk yaitu AN, CA, DP, dan IC yang
mewakili masing-masing kategori selanjutnya akan ditulis dengan kode I2,
kemampuan berpikir kritis siswa I3, I4, dan I5.
indikator kemampuan menginterpretasi
Tabel 4. Daftar nama subjek penelitian kemampuan berpikir kritis siswa indikator
kemampuan menganalisis
Indikator
Kategori Kemampuan
No Inisial Kemampuan Kode Siswa
Berpikir Kritis
Berpikir Kritis
1 HV Sangat kurang A1
2 - Kurang -
3 DQ Menganalisis Cukup A3
4 DP Baik A4
5 SA Sangat baik A5
Subjek penelitian yang diambil untuk HV, DQ, DP, dan SA yang selanjutnya
mewakili masing-masing kategori akan ditulis dengan kode A1, A3, A4, dan
kemampuan berpikir kritis siswa A5.
indikator kemampuan menganalisis yaitu
Tabel 5. Daftar nama subjek penelitian kemampuan berpikir kritis siswa indikator
kemmpuan mengevaluasi
Indikator
Kategori Kemampuan
No Inisial Kemampuan Kode Siswa
Berpikir Kritis
Berpikir Kritis
1 IC Sangat kurang E1
Mengevaluasi
2 - Kurang -
9
3 DQ Cukup E3
4 DP Baik E4
5 HV Sangat baik E5