Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntansi keuangan daerh merupakan salah satu bagian penting dari


pengelolaan keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, penetausahaan, Akuntansi, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan daerah. Pengelolaan keuangan
daerah khususnya yang berkenaan dengan akuntansi, pelaporan dan
pertanggungjawaban mengacu pada peraturan perundang-undangan yaitu antara
lain UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, UU Nomor 15 tahun
2004 tentang Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara,
UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, peraturan pemerintan
Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, peraturan
pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
tahun 2006 tentan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah


menetapkan sistem akuntansi pemerintahan daerh dengan mengacu pada
peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah. Sistem
akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman pada prinsip
pengendalian internentitas pelaporan dan entitas akuntansi yang
menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan bahwa :


1. Menjelaskan lingkup akuntansi keuangan daerah.
2. Menjelaskan proses akuntansi keuangan daerah.
3. Menjelaskan akuntansi anggaran SKPD.
4. Menjelaskan akuntansi pendapatan SKPD.
5. Menjelaskan akuntansi belanja SKPD.
6. Menjelaskan akuntansi asset tetap SKPD.
7. Menjelaskan akuntansi selain kas SKPD.
8. Menjelaskan contoh laporan keuangan SKPD

C. TUJUAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuannya adalah :

(Kelompok ii) Page 1


1. Agar memahami lingkup akuntansi keuangan daerah
2. Agar memahami proses akuntansi keuangan daerah
3. Agar memahami akuntansi anggaran SKPD
4. Agar memahami akuntansi pendapatan SKPD
5. Agar memahami akuntansi belanja SKPD.
6. Agar memahami akuntansi asset tetap SKPD.
7. Agar memahami akuntansi selain kas SKPD.
8. Agar memahami laporan keuangan SKPD

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkup Akuntansi Keuangan Daerah

Mengacu pada peraturan perundang-undangan seperti yang disebutkan diatas


pada latar belakang, sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh:

1. Pejabat Pengelola Keuangan (PPKD) pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan


daerah (SKPKD), dan

2. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD)


pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terddiri atas 4 (empat)
prosedur akuntansi, yaitu:

1.   Prosedur akuntansi penerimaan kas.

Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses mulai


dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan penerimaan kan pada Satuan Kerja
pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang dapat dilaksanakan secara manual
maupun terkomputerisasi.

2.   Prosedur akuntansi pengeluaran kas.

Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses mulai


dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dal;am rangaka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan pengeluaran kas pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah SKPD) dan atau pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

(Kelompok ii) Page 2


3.   Prosedur akuntansi selain kas.

Prosedur akuntansi selain kas meliputti serangkaian proses mulai dari


pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan atau pada Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang dapat dilaksanakan secara manual
maupun terkomputerisasi.

4.   Prosedur akuntansi asset.

Prosedur akuntansi asset meliputi serangkaian proses mulai dari


pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan atau kejadian keuangan
serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
yang berkaitan dengan transaksi dan atau kejadian asset pada Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPD) dan atau pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD) yang dapat dilaksanakan secara manual maupun
terkomputerisasi.

B. Akuntansi Keuangan SKPD (Proses Akuntansi)

Dalam sistem akuntansi daerah, satuan kerja mwerupakan entitas akuntansi


yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi
di lingkungan satuan kerja. Dalam sistem akuntansi keuangan daerah terdapat dua jenis
satuan kerja yaitu:
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
Kegiatan akuntansi pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) meliputi
pencatatan atas:
1. Pendapatan
2. Belanja
3. Asset
4. Selain kas
Proses pencatatan akuntansi pada SKPD tersebut dilaksanakan oleh Pejabat
Penatausahaan Keuangan Perangkat Daerah (PPK-SKPD) berdasarkan dokumen-
dokumen sumber dari bendahara dan Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD).
PPK-SKPD melakukan pencatatan transaksi penddapatan pada jurnal penerimaan kas,
transaksi belanja pada jurnal pengeluaran kas belanja serta transaksi asset dan selain
kas pada jurnal umum.

C. Akuntansi Anggaran SKPD

Peraturan pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan menyatakan bahwa akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggung
jawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan
pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan oleh PPK-SKPD adalah Dokumen
Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD)
Dalam melakukan akuntansi anggaran, SKPD diperkenakan untuk tidak
melakukan jurnal akuntansi anggaran. Namun harus dikelola dalam sebuah sistem
sedemikian rupa sehingga nilai mata anggaran untuk setiap kode rekening muncul
dalam buku besar, neraca saldo dan laporan realisasi anggaran.

(Kelompok ii) Page 3


D. Akuntansi Pendapatan / Penerimaan kas SKPD

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan Memberikan deskrpsi yang cukup jelas mengenai pendapatan. Dalam
peraturan pemerintahan ini disebutkan bahwa pendapatan adalah sebuah penerimaan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancer dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah. Sedangkan menurut pemerintah. Sedangkan menurut
Peraturan Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Akuntansi dilaksanakan berdasarkan asas bruto, dan tidak mencatat jumlah
nettonya (setelan dikompensasikan dengan pengeluaran). Akuntansi pendapatan SKPD
dilakukan hanya untuk mencatat pendapatan asli daerah yang dalam wewenang SKPD.
PPK-SKPD (berdasarkan dokumen SPJ penerimaan dan lampirannya), mencatat
transaksi pendapatan dengan menjurnal” kas di bendahara” didebet dan” akuntan
pendapatan sesuai jenisnya” dikredit.
Akuntansi pendapatan disebut juga dengan akuntansi penerimaan kas (Pasal
241&266 Permendagri 13/2006)
 Dokumen yang di gunakan pada akuntansi pendapatan SKPD
Dokumen yang digunakan pada akuntansi pendapatan SKPD, terdiri
atas:
1. Surat ketetapan pajak daerah daerah (SKP-Daerah), yang merupakan
dokumen yang dibuat oleh PPKD untuk menetapkan pajak daerah atas
Wajib pajak.
2. Surat ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), yang merupakan dokumen
yang dibuat oleh pengguna anggaran untuk mendapatkan Retribusi atas
Wajib Retribusi.
3. Surat Tanda Bukti Pembayaran, yang merupakan dokumen yang
diselenggarakan Bendahara penerimaan atas penerimaan Pembayaran
dari pihak ketiga.
4. Surat Tanda Setoran (STS), yang merupakan dokumen yang
diselenggarakan Bendahara Penerimaan pada SKPD untuk menyetor
penerimaan daerah.
5. Bukti Transfer, yang merupakan dokumen atau bukti atas transfer
penerimaan daerah.
6. Nota Kredit Bank, yang merupakan dokumen atau bukti dari bank yang
menunjukkan adanya transfer uang masuk kerekening Kas daerah.
 Catatan
1. Bukti Penerimaan Lainnya, yang merupakan dokumen atau bukti lainnya
sebagai dasar penerimaan.
2. Buku jurnal penerimaan kas, yang merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan
semua transaksi dan/ atau kejadian yang berhubungan dengan penerimaan
kas/pendapatan.
3. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh PPK-SKPD
untuk mencatat peringkasan (posting) atas setiap rekening asset, kewajiban,
ekuitas, dana, belanja, pendapatan dan pembiayaan.

(Kelompok ii) Page 4


4. Buku besar pembantu, yang merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
PPK_SKPD untuk mencatat transaksi-transaksi dan/atau kejadian yang
berisi rincian akun buku besar.
 Akuntansi pendapatan skpd dan jurnal kololari
Jurnal kololari bertujuan untuk menjembati transaksi APBD
(pendapatan, belanja dan pembiayaan ) yang mengakibatkan pengaruh terhadap
pos Neraca (Aset, kewajiban dan ekuitas dana ) atau jurnal kololari berfungsi
sebagai jurnal pendamping atau jurnal ikutan setiap transaksi pos APBD
(pendapatan, belanja, dan pembiayaan) yang mempengaruhi pos neraca (asset,
kewajiban dan ekuitas dana).
 Laporan yang di hasilkan
1. Pada SKPD
• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
• Neraca
• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
2. Pada SKPKD
• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
• Neraca
• Laporan Arus Kas
• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

IlustrasI Jurnal
5 Februari 2011 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari pembayaran pajak
hotel bintang Tiga sebesar Rp10.000.000,
Tanggal Kode Uraian Debit Kredit
akun Rp (000) Rp (000)
05/02/2011 Kas Di Bendahara 10.000
penerima
Pajak Hotel bintang 10.000
tiga
Analisis:
1. Transaksi tanggal 5 Pebruari 2011 merupakan transaksi penerimaan
pendapatan yang biasa dan hanya mempengaruhi akun kas dan akun
pendapatan.
2. Jika pendapatan langsung disetorkan ke rekening Kas Daerah oleh wajib
pajak/wajib retribusi, maka bendahara penerimaan tidak menerima kas terlebih
dahulu. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Umum.
Contoh adalah transaksi tanggal 5 Pebruari 2011, wajib pajak langsung menyetorkan ke
Kas Daerah dan memberikan tembusan bukti pembayaran
kepada bendahara penerimaan.
Tanggal Kode Uraian Debit Kredit
akun Rp (000) Rp (000)
02/02/2011 RK Pusat 10.000
Pajak Hotel bintang 10.000
tiga

E. Akuntansi Belanja / pengeluaran SKPD

(Kelompok ii) Page 5


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang menguragi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan di peroleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Sedangkan menurut peraturan menteri dalam negeri No. 13 tahun 2006 tentang
pedoman pengelolaan keuagan daerah, belanja daerah didefinisikan sebagai Kewajiban
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang kekayaan bersih.

Akuntansi belanja disebut juga dengan akuntansi pengeluaran kas berdasarkan


kepada (Pasal 247&272 Permendagri 13/2006)

Dalam praktek pencatatan akuntansi yang akan dilakukan oleh SKPD, setiap
ada jurnal Pencatatan Pembayaran Belanja Modal akan selalu diikuti dengan
pencatatan jurnal kololari atau aset tetap.

Dokumen yang digunakan pada akuntansi belanja SKPD, terdiri atas :

1. Surat Penyediaan Dana (SPD), yang merupakan dokumen yang dibuat


oleh PPKD sebagai dokumen yang menunjukkan tersedianya dana untuk
diserap/realisasikan.

2. Surat Perintah Membayar (SPM), yang merupakan dokumen yang


diterbitkan oleh Pengguna Anggaran untuk mengajukan Surat Perintah
Pencarian Dana (SP2D yang akan diterbitkan oleh Kuasa Bendahara
Umum Daerah (Kuasa BUD).

3. Kuitansi Pembayaran dan Bukti Penerimaan lainnya, yang merupakan


dokumen sebagai tanda bukti pembayaran.

4. Surat Perintah Pencarian Dana (SP2D), yang merupakan dokumen yang


diterbitkan oleh Kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank telah
ditunjuk.

5. Bukti Transfer, yang merupakan dokumen atau bukti atas transfer


pengeluaran daerah.

6. Nota Debet Bank, yang merupakan dokumen atau bukti dari bank yang
menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum
daerah.

Catatan

1. Buku Jurnal pengeluaran kas, yang merupakan catatan yang


diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan
semua transaksi dan/atau kejadian yang berhubungan dengan
pengeluaran kas/belanja.

(Kelompok ii) Page 6


2. Buku besar, yang merupakan catatan yang diselenggarakan oleh PPK-
SKPD untuk mencatat peringkasan (posting) atas setiap rekening aset,
kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

3. Buku besar pembantu, yang merupakan catatan yang diselenggarakan


oleh PPK-SKPD untuk mencatat transaksi-transaksi dan/atau kejadian
yang berisi rincian akun buku besar. Buku besar pembantu sebagai alat
uji silang dan kelengkapan informasi akun tertentu jika yang dianggap
perlu.

IlustrasI Jurnal

Pada tanggal 02 januari 2011 Dinas Kesehatan menerima SP2D atas pembayaran gaji
Gol. IV dan III bulan Januari 2011 sebesar Rp.259.000.000 dengan rincian: Gaji pokok
Rp 109.000.000, tunjangan keluarga Rp 50.000.000, Tunjangan Jabatan Rp
40.000.000, tunjangan Fungsional Rp 50.000.000, Iuaran wajib pegawai Rp
10.000.000

Tanggal Kode Uraian Debit Kredit


akun Rp (000) Rp (000)
02/01/2011 Gaji Pokok PNS 109.000
Tunjangan Keluarga 50.000
Tjgn Jabatan 40.000
Tjgn Fungsional 50.000
Iuaran wjb Pg 10.000
Kas di bendh, 259.000
pengeluaran

F. Akuntansi Aset SKPD

Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan


akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan
penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD. Transaksi-transaksi
tersebut secara garis besar digolongkan dalam 2 kelompok besar transaksi, yaitu :

1. Penambahan nilai aset tetap.

2. Pengurangan nilai aset tetap.

Prosedur akuntansi aset tetap di atur dalam Pasal 253&278 Permendagri


13/2006 dimana akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
PPK-SKPD serta pejabat, pengurus, dan penyimpan barang. Sedangkan pada SKPKD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
Dokumen yang digunakan pada akuntansi aset SKPD, terdiri atas:
1. Berita acara penerimaan barang.

(Kelompok ii) Page 7


2. Surat keputusan penghapusan barang.
3. Surat pengiriman barang.
4. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD);
5. Berita acara permusnahan barang.
6. Berita acara serah terima barang.
7. Berita acara penilaian.
8. Bukti memorial merupakan dokumen untuk mencatat transaksi dan/atau
kejadian selain kas sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum.
Catatan
1. Buku jurnal umum merupakan catatan yang diselenggarakan oleh PPK-SKPD
untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang
tidak dicatat dalam jurnal Penerimaan Kas maupun Jurnal Pengeluaran Kas.
2. Buku besar yang merupakan catatan yang diselenggarakan oleh PPK-SKPD
untuk mencatat peringkasan (posting) atas setiap rekening aset, kewajiban,
ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
3. Buku besar pembantu yang merupakan catatan yang diselenggarakan oleh PT.
SKPD untuk mencatat transaksi-transaksi dan/atau kejadian yang berisi rincian
akun buku besar. Buku besar pembantu sebagai alat uji siang dan kelengkapan
informasi akun tertentu jika yang dianggap perlu.
Ilustrasi jurnal

(Aset Persedian)

31 Desember 2011 Berdasarkan hasil inventarisasi fisik bendahara barang dan catatan
pada buku inventaris barang diketahui bahwa Dinas Kesehatan memiliki persediaan
yang terdiri dari: alat tulis kantor Rp 2.500.000, Obat-obatan Rp 150.000.000 yang
diantaranya 5% dalam kondisi rusak

Tanggal Kode Uraian Debit Kredit


akun Rp (000) Rp (000)
31/12/2011 Persedian ATK 2.500
Persedian Obat 142.500
Cadangan Persedian ATK 2.500
Cadangan Persedian 142.500
Bahan / material

(Aset Tetap )

15 Maret 2011 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap I dari pembangunan pustu
dengan nilai kontrak Rp 980.000.000 senilai Rp300.000.000

(Kelompok ii) Page 8


20 Mei 2011 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap II dari pembangunan pustu di
kecamatan Neglasari senilai Rp500.000.000

12 Juli 2011 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap III dari pembangunan pustu di
kecamatan Neglasari senilai Rp180.000.000 dimana serah terima barang dilakukan
pada tanggal 05 juli 2011

Tanggal Kode Uraian Debit Kredit


akun Rp (000) Rp (000)
15/03/2011 KDP Gedung Puskesmas 300.000
Diinventariskan dlm asset 300.000
tetap – KDP (tahap I)
20/05/2011 KDP Gedung Puskesmas 500.000
Diinventariskan dlm asset 500.000
tetap – KDP (tahap I)
12/07/2011 Gedung Puskesmas 980.000
Diinventariskan dalam 800.000
asset tetap – KDP
Gedung & bangunan 980.000
KDP Gedung puskesmas 800.000

G. Akuntansi Selain Kas


Berrdasarkan Pasal 259 &283 Permendagri 13/2006akuntansi selain kas
merupakan Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/atau
kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang
berupa:
1. Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang merupakan
pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ganti
uang/tambahan.
2. Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan
dalam membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar.
3. Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi
non kas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung
konsekuensi ekonomi bagi pemda.
4. Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang
pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.
5. Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik
daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap
kepada pihak ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas.
6. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang
merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslag) dengan
pihak ketiga.
- Dokumen yang digunakan

1. Berita acara penerimaan barang.

(Kelompok ii) Page 9


2. Surat keputusan penghapusan barang.

3. Surat pengiriman barang.

4. Surat keputusan mutasi barang.

5. Berita acara pemusnahan barang.

6. Berita acara serah terima barang.

7. Berita acara penilaian.

8. Bukti memorial, merupakan dokumen untuk mencatat transaksi dan/atau


kejadian keuangan selain kas sebagai dasar pencatatan ke jurnal umum.

- Catatan

1. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi


akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk
mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang tidak
dicatat dalam jurnal enerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.

2. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi


pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk memposting
semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal umum ke dalam buku besar
untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan
pembiayaan.

3. Buku besar pembantu, untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang
berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

Ilustrasi transaksi

(Koreksi ASET
30 Oktober 2011. 1 unit Komputer Notebook senilai Rp14.500.000 dicatat dalam
Komputer PC.
Tanggal Kode Uraian Debit Kredit
akun Rp (000) Rp (000)
30/10/2011 Komputer Note Book 14.500
Komputer PC 14.500

ANALISIS : koreksi aset dalam obyek aset yang sama yaitu peralatan dan mesin.
Perubahan hanya terjadi pada rincian aset, yaitu dari Komputer PC kepada
Komputer Notebook.

F. Laporan keuangan SKPD

(Kelompok ii) Page 10


Contoh kasus akuntansi basis akrual di pemdaa A : Berikut ini disajikan data
yang terdapat di Pemko Batam yaitu SKPD A yang mulai ada kegiatan pada
tanggal 1 Januari 2013. SKPD A dibentuk pada akhir tahun 2012 dan menempati
sebidang tanah dan bangunan yang didalamnya telah diisi dengan peralatan dan
mesin yang lengkap. Menurut dokumen pembelian, harga perolehan tanah
sebesar Rp 1.000.000.000,- bangunan Rp. 2.000.000.000,00 serta peralatan dan
mesin Rp300.000.000,00. Selanjutnya dalam Tahun 2013 telah terjadi transaksi
sebagai berikut :

1. Bendahara pengeluaran menerima SP2D Uang Persediaan(UP) sebesar Rp


5.000.000,
2. Surat Ketetapan Retribusi yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp
150.000.000,-

3. Setoran retribusi yg sudah di-SKP-kan sebesar Rp.120.000.000,- telah


disetorkan langsung ke KasDa

4. SKPD A menerima pendapatan retribusi yg tdk diterbitkan Surat


Ketetapan retribusi sebesar Rp 80.000.000,-
Bendahara Penerimaan menyetorkan uang ke Kasda Rp 80.000.000,00
Dibayar gaji dan tunjangan Rp.20.500.000.00 dengan LS

5. SKPD A membeli Alat Tulis Kantor (5.2.2.01.01) senilai Rp 800.000,00


dan dibayar dengan UP

6. SKPD A membeli obat-obatan (5.2.2.02.04) senilai Rp 13.000.000,00 dan


dibayar dengan SP2D LS
SKPD A membeli mobil ambulan (5.2.3.03.10) yang dilengkapi dengan

7. alat kesehatan untuk keperluan darurat senilai Rp 275.000.000 dengan


SP2D LS (abaikan pajak)
Realisasi belanja barang dan jasa untuk ATK yang dibayar secara LS
sebesar Rp 20.000.000 berdasarkan SP2D-LS Belanja Barang dan Jasa
k. Bendahara Pengeluaran menyetorkan sisa UP Rp 4.200.000,00

a. Pencatatan pada Unit Akuntansi Finansial

Pada dasarnya basis akrual untuk akuntansi pemerintahan memunculkan dua


proses pencatatan, yaitu pencatatan transaksi pada unit akuntansi finansaial
dan pencatatan transaksi pada unit akuntansi pelaksanaan anggaran.

Unit akuntansi finansial melakukan proses pencatatan menggunakan


persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:

Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas Dana dan Pendapatan LO

Persamaan tersebut diaplikasikan dengan disiapkan Rekening/akun untuk


mendukung sistem akuntansi yaitu akun aset, akun kewajiban, akun ekuitas,

(Kelompok ii) Page 11


akun pendapatan LO serta akun beban LO.
Berdasarkan data di atas, unit akuntansi ini akan membuat jurnal atas saldo
awal, transaksi selama tahun berjalan serta data penyesuaian pada akhir
tahun. Jurnal yang dibuat oleh Unit Akuntansi Finansial tampak sebagai
berikut :

Jurnal

a.

Tanah Kantor                    1.000.000.000


Bangunan Kantor             2.000.000.000
Peralatan dan mesin           300.000.000
Ekuitas Dana-Diinvestasikan Dalam Aset Tetap  3.300.000.000

b.

Kas di Bendahara Pengeluaran   5.000.000


RK-PPKD                                                                   5.000.000

c.

Piutang Retribusi 150.000.000


Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 150.000.000

d.

RK-PPKD 120.000.000
Piutang Retribusi 120.000.000

e.

Kas di Bendahara Penerimaan 80.000.000


Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 80.000.000

f.

K-PPKD 80.000.000
Kas di Bendahara Penerimaan 80.000.000

g.

Beban Gaji dan Tunjangan 20.500.000


RK-PPKD                                                            20.500.000

h.

(Kelompok ii) Page 12


Beban Barang-ATK 800.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 800.000

i.

Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan 13.000.000


RK-PPKD                                                                                13.000.000

j.

Peralatan dan mesin 275.000.000


RK-PPKD                                                   275.000.000

k.

Beban Barang-ATK 20.000.000


RK-PPKD                                             20.000.000

l.

RK-PPKD 4.200.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 4.200.000

m.

Persediaan 600.000
Beban Barang-ATK 600.000

n.

Beban jasa 5.300.000


Utang Beban Barang dan Jasa 5.300.000

o.

Beban Penyusutan Aset Tetap 50.000.000


Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 50.000.000
1. Neraca Saldo Berbasis Akrual pada PEMDA

Jika jurnal-jurnal tersebut diposting ke buku besar dan selanjutnya disusun


neraca saldo maka neraca saldo basis akrual tersebut akan tampak pada Tabel
berikut ini:

(Kelompok ii) Page 13


PEMERINTAH KOTA BATAM
SKPD A
NERACA SALDO
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
(DALAM RUPIAH)

Neraca saldo berbasis akrual pada unit finansial

Dari neraca saldo di atas akan disusun Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan Ekuitas serta Neraca Satuan Kerja Perangkat Daerah. Laporan
Operasional yang disusun berdasarkan neraca saldo sebagai berikut:

2. Laporan Operasional Basis Akrual PEMDA

Laporan Operasional (LO) pada basis akrual pemda menyajikan informasi


mengenai pendapatan yang diperoleh oleh SKPD selama tahun berjalan, Beban
operasional yang meliputi Beban gaji dan tunjangan, Beban Barang ATK,
Beban Barang dan Jasa Obat-obatan, Beban Jasa serta Beban Penyusutan.
Jika jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban operasional, maka
selisihnya disebut Surplus Operasional. Sebaliknya jika Pendapatan
Operasional lebih kecil daripada Beban Operasional selisihnya disebut defisit
Operasional.

(Kelompok ii) Page 14


Contoh Laporan Operasional berbasis akrual pada PEMKO Batam dapat
disajikan sebagai berikut:

PEMERINTAH KOTA BATAM


SKPD A
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
(DALAM RUPIAH)

Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan                         230.000.000


Beban Operasional :
Beban Gaji dan Tunjangan                                        20.500.000
Beban Barang-ATK                                                    20.200.000
Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan                     13.000.000
Beban jasa                                                                5.300.000
Beban Penyusutan                                                    50.000.000

Jumlah Beban operasional                                                     109.000.000


Surplus (defisit) Operasional                                                  121.000.000

Selanjutnya disusun Laporan Perubahan Ekuitas.

3. Laporan Perubahan Ekuitas Basis Akrual PEMDA

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) ini menyajikan informasi mengenai


Ekuitas pada awal tahun, surplus atau defisit operasional tahun yang
bersangkutan, Dampak Perubahan Kebijakan/Kesalahan Akuntansi, dan lain-
lain serta ekuitas akhir.

persamaan akuntansi : “Aset = Kewajiban + Ekuitas”

Dalam akuntansi double entry, jika aset bertambah maka penambahan aset akan
diikuti oleh kenaikan kewajiban atau kenaikan ekuitas.

Contoh Laporan perubahan ekuitas berbasis akrual di PEMKO Batam SKPD A:

PEMERINTAH KOTA BATAM


SKPD A
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
(DALAM RUPIAH)

Ekuitas awal tahun                                                   3.300.000.000


Surplus operasional                                               121.000.000
Ekuitas akhir tahun                                                   3.421.000.000

Penyajian di atas dimaksudkan untuk menyajikan informasi bahwa sebenarnya


secara  operasional, SKPD A pada PEMKO BATAM menghasilkan surplus

(Kelompok ii) Page 15


sebesar Rp 121.000.000,- sehingga ekuitas dari SKPD A menjadi Rp
3.421.000.000,-.

Namun karena semua penerimaan dan pengeluaran anggaran harus melalui Kas
Umum Daerah, maka ekuitas dana SKPD A menjadi Rp 3.550.300.000,- yaitu
saldo ekuitas akhir di laporan perubahan ekuitas Rp.3.421.000.000,-. ditambah
saldo kredit rekening RK-PPKD yaitu Rp. 129.300.000,-. (lihat neraca)

Saldo ekuitas akhir sebesar Rp3.550.300.000,00 dapat dilihat di neraca SKPD


A. Saldo ini tentu harus sama dengan total aset dikurangi dengan kewajiban
SKPD A per 31 Desember 2013. Neraca SKPD A per 31 Desember 2013 dapat
dilihat dalam Tabel berikut ini:

PEMERINTAH KOTA BATAM


SKPD A
NERACA
PER 31 DESEMBER 2013
(DALAM RUPIAH)

Neraca

(Kelompok ii) Page 16


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1) Akuntansi di SKPD meliputi prosedur akuntansi yang terdiri serangkaian proses, baik
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam
rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD oleh SKPD.

2) prosedur akuntansi SKPD meliputi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas dan
asset

3) Pihak yang terkait dalam pelaksanaan akuntansi di SKPD terdiri dari: Pejabat
Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) dan Bendahara di SKPD,

DAFTAR PUSTAKA

UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara,


UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara,

(Kelompok ii) Page 17


UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,
PP Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
PP Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
PP Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Mardiasmo., 2009, Akuntansi Sektor Public, Perpustakaan Nasional, Yogyakarta
www.google.com
www.wikipedia.co.id.

(Kelompok ii) Page 18

Anda mungkin juga menyukai