100 192 2 PB PDF
100 192 2 PB PDF
*
Penulis untuk korespondensi: masyudi@serambimekkah.ac.id
protein, dan garam tinggi tetapi rendah serat besar sampel penelitian ini sebanyak 91 orang.
pangan, membawa konsekuensi sebagai salah Pengambilan sampel sampel dalam penelitian
satu faktor berkembangnya penyakit ini berupa non probabilty sampling dan
4,5
degeneratif seperti hipertensi. menggunakan analisis statistik Chi-Square
Berdasarkan hasil observasi di pada CI 95%.
Puskesmas Darul Imarah selama satu
minggu, bahwa kunjungan pasien yang
menderita penyakit hipertensi rata-rata usia HASIL DAN PEMBAHASAN
60 sampai dengan 75 tahun yang termasuk
Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja
dalam kategori lansia. Sedangkan hasil
Puskesmas Darul Imarah menunjukan (Tabel 1)
wawancara dengan 10 pasien hipertensi
bahwa dari 91 responden yang perilaku lansia
bahwa 8 pasien menyatakan pola hidup yang
kurang baik dalam mengendalikan hipertensi
tidak sehat sehingga tidak dapat
yaitu sebesar 49,5%.
mengendalikan hipertensi, sedangkan 2
pasien lainnya menyatakan kurang dukungan
Tabel 1. Pengendalian hipertensi menurut
dari keluarga dan kurang melakukan aktivitas
perilaku, pengetahuan, sikap, pola makan,
fisik sehingga tidak dapat mengendalikan
dan aktifitas fisik
hipertensi. 6
Berdasarkan permasalahan tersebut
maka penulis tertarik mengambil judul Faktor Pengendali n %
tentang “Faktor-faktor yang berhubungan Perilaku
dengan perilaku lansia dalam mengendalikan Baik 46 50,5
hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kurang Baik 45 49,5
Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun Pengetahuan
2017”. Penelitian bertujuan untuk Tinggi 44 48,4
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan Rendah 47 51,6
dengan perilaku lansia dalam mengendalikan Sikap
hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Positif 44 48,4
Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun
Negatif 47 51,6
2017.
Pola Makan
Sesuai 42 46,2
DESAIN PENELITIAN Tidak Sesuai 49 53,8
Aktifitas Fisik
Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian Survey yang bersifat deskriptif Ada 41 45,1
analitik desain penelitian cross sectional yaitu Tidak Ada 50 54,9
data independen dan dependen diambil dalam Jumlah 91 100,0
waktu yang sama untuk sehingga mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan Selanjutnya, hasil penelitian (Tabel 1)
perilaku lansia dalam mengendalikan juga menunjukan pengetahuan dan sikap
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Darul responden dalam pengendalian hipertensi
Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2017. cenderung rendah dan negatif yaitu masing-
Populasi dalam penelitian ini adalah masing mempunyai proporsi sebesar 51,6%.
lansia berumur 60-75 tahun yang berkunjung Begitu juga dengan pola makan, sebesar
ke Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh 53,8% menunjukan responden dalam
Besar berjumlah 940 orang. Teknik penelitian ini mempunya pola makan yang
pengukuran yang digunakan untuk mengetahui tidak sesuai. Sedangkan aktifitas fisik pada
ukuran sampel dengan populasi yang telah lansia di wilayah kerja Puskesmas Darul
diketahui yaitu populasi yang dapat dicari Imarah juga tidak melakukan yaitu mencapai
dengan menggunakan rumus slovin7, dengan 54,9%.
Secara statistik hasil penelitian lebih hipertensi pada lansia di wilayah kerja
lanjut disajikan pada tabel 2. Hasil ini Puskesmas Darul Imarah Aceh Besar pada
memberikan informasi tentang faktor-faktor tahun 2017.
yang diduga berhubungan dengan kejadian
Tabel 2. Hubungan pengetahuan, sikap, pola makan, aktifitas fisik dengan perilaku lansia
dalam mengendalikan hipertensi
1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan
Lansia sikap yang positif maka perilaku tersebut akan
Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas bersifat langgeng.8,9
dapat didefinisikan bahwa dari 44 responden, Pengetahuan merupakan faktor yang
yang memiliki pengetahuan tinggi terhadap sangat berpengaruh terhadap pengambilan
perilaku lansia yang baik dalam mengendalikan keputusan. Seseorang yang memiliki
hipertensi sebanyak 30 responden (68,2%), pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal,
sedangkan dari 47 responden yang memiliki maka ia cenderung mengambil keputusan yang
pengetahuan rendah terhadap perilaku lansia lebih tepat berkaitan dengan masalah
yang kurang baik dalam mengendalikan dibandingkan dengan mereka yang pengetahuan
hipertensi sebanyak 31 responden (66%). rendah.10
Setelah dilakukan uji statistik Chi-Square Test, Penelitian ini sejalan dengan penelitian
diperoleh nilai P.value = 0,002 < α= 0,05 yang dilakukan Fitrina 11, di Wilayah Kerja
Berarti Ha diterima. Maka hipotesis yang Puskesmas Kebun Sikolos Pandang Panjang,
menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
dengan perilaku lansia dalam mengendalikan signifikan tingkat pengetahuan tentang stroke
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Darul dengan perilaku mencegah stroke pada klien
Imarah Kecamatan Darul Imarah Kabupaten hipertensi (p=0,429 ; α=0,018). Sedangkan
Aceh Besar Tahun 2018. hasil penelitian Wijaya 12, menyimpulkan bahwa
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu faktor internal dan eksternal yang meliputi
yang terjadi setelah seseorang melakukan kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan,
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. penghasilan, peran media massa, peran keluarga
Namun hasil penelitian yang tidak sejalan Manusia sering tidak teratur dalam
dilakukan oleh Susriyanti16, bahwa tidak ada menjalani pola makan sehari-hari, akibat buruk
hubungan sikap dengan perilaku perawatan dari kebiasaan ini dapat mengganggu
hipertensi pada lansia dengan P. Value sebesar kesehatan. Cara yang paling jitu untuk
0,067, maka Ha ditolak. Menurut penelitian membuang kebiasaan yang lebih baik. Salah
yang tidak sejalan juga dilakukan oleh satu yang paling berpengaruh terhadap
Nurwidayanti13 di Rumah pada Wanita timbulnya penyakit adalah pola makan.
Terhadap Kejadian Hipertensi di Jogyakarta, Pengaturan pola makan bisa mencegah atau
menunjukkan bahwa ada pengaruh paparan menahan agar sakit tidak tambah parah.
asap rokok dengan wanita terhadap kejadian Mengkonsumsi garam berlebihan menyebabkan
hipertensi dengan P. Value sebesar 0,045, maka haus dan mendorong kita untuk minum. Hal ini
Ha diterima. meningkatkan volume darah dalam tubuh,
Dapat disimpulkan bahwa semakin sehinnga jantung harus memompa lebih giat
banyak informasi dapat mempengaruhi atau sehingga tekanan darah naik. Kenaikan
menambah pengetahuan seseorang dan dengan ini berakibat pada ginjal yang harus menyaring
pengetahuan menimbulkan kesadaran yang lebih banyak garam dan air. Karena masuknya
akhirnya seseorang akan berperilaku atau harus sama dengan pengeluaran dalam sistem
bersikap sesuai dengan pengetahuan yang di pembuluh darah, jantung harus memompa lebih
dapat dari pembelajaran, pengalaman, atau kuat dengan tekanan lebih tinggi.11
intruksi. Hal tersebut ditunjukkan pada saat Menurut penelitian yang sama dilakukan
penelitian, lansia seperti acuh tak acuh dalam oleh Dalyoko4 di Wilayah Kerja Puskesmas
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Mojosongo Boyolali, menyimpulkan bahwa
peneliti. Menurut asumsi peneliti, sikap seorang kebiasaan hidup yang berhubungan dengan
lansia di Kecamatan Darul Imarah sangat kejadian hipertensi pada lansia adalah konsumsi
penting untuk perkembangan dan pertahanan garam (p=0,003) yang tidak sesuai takaran
tubuh dimasa tua, jika seorang lansia rajin disebabkan yaitu pola makan yang tidak teratur
memeriksa atau mengontrol kesehatannya serta menjadi salah satu penyebabnya. Maka ada
mengecek tekanan darah, maka lansia dapat hubungan yang signifikan antara pola makan
mengetahui apa yang terjadi atau yang terjadi dengan pengedalian hipertensi pada lansia.
nantinya saat masa lanjut usia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Susriyanti16 di Gampong Sleman Yogyakarta,
3. Hubungan Pola Makan dengan Perilaku menunjukkan bahwa pola makan berpengaruh
Lansia dengan kejadian hipertensi lansia dengan
Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat P.Value sebesar 0,017, maka Ha diterima.
didefinisikan bahwa dari 42 responden, yang Namun hasil penelitian yang tidak sejalan
mengatakan pola makan sesuai terhadap dilakukan oleh Siringoringo15 di Desa Sigaol
perilaku lansia yang baik dalam mengendalikan Samosir, menunjukkan bahwa tidak ada
hipertensi sebanyak 27 responden (64,3%), pengaruh pola makan dengan kejadian hipetensi
sedangkan dari 49 responden yang mengatakan pada lansia dengan nilai P. Value sebesar 0,054,
pola makan tidak sesuai terhadap perilaku maka Ha ditolak. Menurut penelitian yang tidak
lansia yang kurang baik dalam mengendalikan sejalan juga dilakukan oleh Suwandi 17 di Desa
hipertensi sebanyak 30 responden (61,2%). Blimbing Sukoharjo, bahwa ada pengaruh
Setelah dilakukan uji statistik Chi-Square dukungan keluarag dalam Diit Hipertensi
Test, diperoleh nilai P.value = 0,027 < α= 0,05 dengan frekuensi kekambuhan hipertensi pada
Berarti Ha diterima. Maka hipotesis yang lansia dengan nilai P.Value sebesar 0,033 <
menyatakan bahwa ada hubungan pola makan 0,05, maka ha diterima.
dengan perilaku lansia dalam mengendalikan Dapat disimpulkan bahwa pola makan
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Darul yang baik selalu mengacu kepada gizi seimbang
Imarah Kecamatan Darul Imarah Kabupaten yaitu terpenuhinya semua zat gizi sesuai dengan
Aceh Besar Tahun 2018. kebutuhan dan seimbang. Tetapi banyak lansia
yang tidak memikirkan pola makan yang aktivitas fisik tidak harus aktivitas yang berat
mereka konsumsi baik atau tidak. Banyak lansia cukup dengan berjalan kaki di pagi hari sambil
tidak peduli dengan kesehatannya, sehingga menikmati pemandangan selama 30 menit atau
dari pola makan menjadi penyebab terjadinya lebih sudah termasuk dalam kriteria aktivitas
hipertensi. Hal tersebut ditunjukkan pada saat fisik yang baik.18
penelitian, lansia seperti tak acuh dan menjawab Penelitian ini sejalan dengan penelitian
“tergantung apa yang dimasak dirumah, itu yang dilakukan oleh Dalyoko4 di Wilayah
yang saya makan” dalam menjawab pertanyaan Kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali,
yang diberikan oleh peneliti. menyimpulkan bahwa kebiasaan hidup yang
Menurut asumsi peneliti, bahwa bagi tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi
lansia di Kecamatan Darul Imarah yang pada lansia adalah merokok (p=1,000),
mengalami hipertensi banyak disebabkan oleh aktivitas olahraga (p=0.479) dan pemanfaatan
pola makanan yang tidak ada aturan atau tidak waktu luang (p=0.154). bahwa tidak ada
sesuai asupan, untuk itu lansia harus lebih hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik
memperhatikan dan mengatur pola makan yang dengan perilaku lansia dalam mengendalikan
bergizi buat kesehatannya. hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan Siringoringo 15 frekuensi responden
4. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Perilaku tingkat aktivitas fisik dengan kejadian
Lansia hipertensi pada lansia yang berat dan berisiko
Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat sebanyak 11 responden (27,5%) sedangkan
didefinisikan bahwa dari 41 responden, yang yang tidak berisiko sebnyak 29 responden
mengatakan ada melakukan aktivitas fisik (72,5%) dan responden dengan aktivitas fisik
terhadap perilaku lansia yang baik dalam tidak berat dan berisiko sebanyak 21 responden
mengendalikan hipertensi sebanyak 26 (55,3%),sedangkan yang tidak berisiko 17
responden (63,4%), sedangkan dari 50 responden (44,7%), dengan P-value (0,021)
responden yang mengatakan tidak ada yang artinya ada hubungan yang signifikan
melakukan aktivitas fisik terhadap perilaku antara aktivitas fisik terhadap kejadian
lansia yang kurang baik dalam mengendalikan hipertensi pada lansia.
hipertensi sebanyak 30 responden (60%). Namun penelitian yang tidak sejalan
Setelah dilakukan uji statistik Chi- dilakukan oleh Nurwidayanti 13 di Rumah pada
Square Test, diperoleh nilai P.value = 0,044 < Wanita Terhadap Kejadian Hipertensi,
α= 0,05 Berarti Ha diterima. Maka hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh paparan asap
yang menyatakan bahwa ada hubungan rokok dengan wanita terhadap kejadian
aktivitas fisik dengan perilaku lansia dalam hipertensi dengan P. Value sebesar 0,045 <
mengendalikan hipertensi di Wilayah Kerja 0,05, maka Ha diterima.
Puskesmas Darul Imarah Kecamatan Darul Dapat disimpulkan bahwa menjalankan
Imarah. hidup sehat, diet secara baik dan olahraga rutin
Rendahnya frekuensi latihan jasmani dapat membantu melawan stress dan berbagai
berkaitan dengan berbagai faktor antara lain faktor yang menyebabkan kegelisahan.
kesibukan bekerja dan faktor usia. Faktor usia Kecenderungan menderita sakit kepala
kemungkinan berkaitan dengan berkurangnya berkurang serta mempertahankan ritme
massa otot dan kegemukan sehingga kehidupan yang kurang sehat bagi lansia. Hal
dimungkinkan subyek merasa kesulitan untuk tersebut ditunjukkan pada saat penelitian,
melakukan frekuensi latihan jasmani yang banyak lansia malas untuk berolahraga karena
sesuai dengan anjuran.11 alasan lemas, capek dan kurang acuh dalam
Aktivitas fisik yang dilakukan bila ingin menjawab pertanyaan peneliti. Menurut
mendapatkan hasil yang baik harus memenuhi asumsi peneliti, lansia harus banyak
syarat yaitu dikasanakan minimal 3 sampai 4 beristirahat ataupun bergerak lansia karena
kali dalam seminggu serta dalam kurun waktu tujuan dari dilakukannya aktivitas fisik adalah
minimal 30 menit dalam sekali beraktivitas, utuk merangsang kembali sensitifitas dari sel