Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU

KESEHATAN UPH PROFESI NERS KEPERAWATAN


DASAR PROFESI (KMB)
JUDUL : ANALISA SINTESA TINDAKAN
KEPERAWATAN (AST) PEMBERIAN POSISI MIRING
KANAN DAN KIRI SELAMA 2 JAM DI TEMPAT TIDUR

AST KE 1

Tanda Tangan dan Nama Preseptor

NAMA MAHASISWA/NIM : DWI NATALIA/01503180081


NAMA PASIEN/USIA : Tn. A/62thn
NO.MR : 84.01.14
TANGGAL MASUK RS : Tanggal, 31/12/2018
TANGGAL DAN JAM TINDAKAN : Tanggal, 09/01/2019, 13.00 WIB
DIAGNOSA MEDIS : STROKE, CVDNH OH 5, Riw.
HIPERTENSI 2 TAHUN

NO KRITERIA BOBOT
1. Diagnosa Keperawatan (PE) : 10
Imobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sebelah kiri ekstremitas atas
dan bawah
2. Data Subjektif : 10
-Pasien mengatakan badan sebelah kiri sulit untuk di gerakkan sudah tiga hari
SMRS.
-Pasien mengatakan gemar mengkonsumsi makanan yang berlemak, goreng-
gorengan, dan yang asin serta mengandung santan.
-Pasien mengeluh tidak dapat mengatur posisi tubuhnya sendiri karena badan
sebelah kirinya tidak dapat di gerakkan, sehingga membutuhkan bantuan dari
orang lain untuk bergerak.
-Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi selama dua tahun terakhir
dimulai pada tahun 2017 lalu.
3. Data Objektif : 10
a. Pemeriksaan fisik :
-Tanda-tanda vital tanggal 09/01/2019 =
TD : 160/100 mmHg, P : 91x/menit, RR : 20x/menit, T : 36,6oc
-Tingkat kesadaran kompos mentis, GCS (E4M6V5)
-Kekuatan otot

5 0
5 0

-Pasien tampak berbaring diatas tempat tidur, dan tidak mampu untuk
menggerakkan tubuh bagian kiri, aktivitas dibantu sebagian.
-BB/TB Pasien : 60kg/155cm
b. Pemeriksaan Penunjang :
-Echocardiogram = kesan menunjukkan adanya pembesaran pada jantung
(kardiomegali).
-ST-Scan Head = kesan menunjukkan adanya infark pada bagian lobus
parietal kiri.
c. Terapi :
Digoksin 0,2mg OD
Captopril 5mg TDS
Amlodipine 10mg OD
Aspilet 10mg ON
Atorvastatin 20mg OD
4. Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik 10
(bukan menurut teori) :
- *Melakukan kontrak waktu dan tempat
- *Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan
dilakukan
- *Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
- *Mengidentifikasi identitas pasien dengan menggunakan IMR serta gelang
nama dan nomor pada catatan rekam medik pasien
- *Memposisikan pasien untuk bergeser ke arah kiri
- *Membantu pasien untuk menekuk bagian ekstremitas bawah kiri, lalu
letakkan tangan kiri di atas dada
- *Tarik bagian tubuh kiri pasien sehingga posisi tubuh menjadi lateral kanan
- *Beri bantalan pada bagian dada dan tangan, lalu pada bagian kaki
- *Pertahankan selama 2 jam, lalu berikan posisi sebaliknya dengan prosedur
yang sama
- Membereskan pasien dan area sebelum dan sesudah melakukan tindakan
- *Mencuci tangan setelah tindakan
5. Dasar Pemikiran : 15
Positioning adalah tindakan yang di lakukan guna mengurangi cidera pada
pasien karena tirah baring lama. Khususnya pada pasien yang menderita stroke
juga dengn pasien-pasien yang menderita diabetes. Tindakan tersebut sangat
berguna agar pasien tidak mendapatkan luka tekan pada tubuh selama di rawat
di rumah sakit. Pada pasien yang saya rawat tindakan ini berguna supaya
pasien tidak terkena luka tekan akibat dari tirah baring lama dan stroke yang di
deritanya. Ada banyak macam-macam posisi yang dapat di berikan kepada
pasien, yaitu lateral kanan dan kiri, sims, supine, fowler, semi fowler, high
fowler. Dari setiap posisi ada keuntungannya masing-masing bagi pasien yang
sedang di rawat, tergantung dari seberapa kuat pasien untuk dapat
melakukannya. Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit
jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di
dunia. Menurut American Heart Association (AHA), angka kematian
penderita stroke di Amerika setiap tahunnya adalah 50 – 100 dari 100.000
orang penderita. Stroke disebabkan oleh keadaan ischemic atau proses
hemorrhagic yang seringkali diawali oleh adanya lesi atau perlukaan pada
pembuluh darah arteri. Dari seluruh kejadian stroke, duapertiganya adalah
ischemic dan sepertiganya adalah hemorrhagic. Disebut stroke ischemic
karena adanya sumbatan pembuluh darah oleh thromboembolic yang
mengakibatkan daerah di bawah sumbatan tersebut mengalami ischemic. Hal
ini sangat berbeda dengan stroke hemorrhagic yang terjadi akibat adanya
mycroaneurisme yang pecah. Tindakan positioning ini umumnya digunakan
untuk membantu pasien-pasien yang tidak dapat mobilisasi dengan kekuatan
sendiri. Seperti pasien-pasien dengan kelemahan tubuh di bagian tertentu,
pasien dengan kasus penurunan kesadaran, dan pasien stroke. Pada kasus
pasien saya yang mengalami stroke dengan kekuatan otot ekstremitas atas dan
bawah dextra 5/5, ekstremitas atas dan bawah dextra 0/0 dan tidak dapat
melakukan aktivitasnya sendiri, maka terapi posisioning ini sangat membantu
pasien tersebut dalam pencegahan terjadinya resiko luka tekan akibat tirah
baring lama, dan tindakan ini juga dapat membantu pasien untuk merubah
posisi selama tirah baring di atas tempat tidur.
Kulit, organ terbesar tubuh, membentuk 15% dari seluruh berat badan orang
dewasa (Wysocki, 2007). Sawar protektif membantu melawan organisme
penyebab penyakit, organ sensorik untuk pengaturan nyeri, suhu, dan sentuhan
serta sawar protektif yang menyintesis vitamin D. Cedera pada kulit
menyebabkan resiko bahaya pada keselamatan dan memicu respons
penyembuhan yang kompleks. Salah satu tanggung jawab perawat yang paling
penting adalah meninjau integritas kulit serta merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengakses intervensi untuk mempertahankan
integritas kulit. Mengetahui proses penyembuhan luka yang normal akan
membantu dalam mengidentifikasi keadaan yang membutuhkan intervensi
keperawatan (Potter Perry, 2010).

6. Prinsip Tindakan : 5
Prinsip tindakan yang dilakukan adalah bersih.
7. Analisa Tindakan Keperawatan : 15
Tujuan melakukan tindakan miring kanan dan miring kiri (lateral kiri dan
lateral kanan) pada penderita stroke ialah untuk mencegah terjadinya luka
tekan karena tirah baring yang lama. Kekuatan otot :

5 0
5 0

Dari hasil pengkajian kekuatan otot dan keluhan pasien yang mengatakan
bahwa tidak dapat menggerakkan bagian tubuh sebelah kiri, dan selalu
berbaring di atas tempat tidur, serta tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri
maka untuk menghindari terjadinya luka tekan pada pasien tersebut perawat
berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan posisioning pada pasien
tersebut, salah satunya adalah pemberian posisi miring kanan dan kiri.
Tindakan ini di berikan guna mengurangi resiko terjadinya luka tekan pada
pasien. Tindakan yang saya berikan kepada pasien tersebut sudah mengikuti
SOP yang berlaku di rumah sakit. Tindakan ini sudah sesuai dengan
kebutuhan dari pasien tersebut, yang memang tidak dapat menggerakkan
bagian tubuhnya sendiri (imobilitas fisik). Tindakan ini dikatakan berhasil jika
pasien tidak memiliki luka tekan pada bagian tubuhnya selama di rawat di
rumah sakit.
8. Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan) 10
Bahaya:
- Jika posisi yang diberikan terlalu lama dari waktu yang di tentukan maka
akan berakibat pasien memiliki luka tekan pada area tubuh yang di
posisikan.
Pencegahan:
- Melakukan tindakan posisioning sesuai dengan SOP dan standard yang
berlaku.
9. Hasil yang didapat : 5
S : pasien mengeluh tidak dapat mengatur posisi tubuhnya
O : hasil kekuatan otot

0 5
0 5

A : imobilitas fisik belum teratasi


P : melanjutkann terapi sesuai IMR dan mengobservasi ttv, serta melakukan
posisioning pasien setiap 2 jam/1x
10. Evaluasi diri : 5
Selama saya melakukan tindakan tesebut saya rasa saya sudah mengikuti SOP
yang berlaku di rumah sakit, hanya kekurangan yang rasakan adalah
kurangnya fasilitas di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan dari pasien
yang ada di rumah sakit.
11. Daftar Pustaka (APA style): 5
- Permatasari, Dwita. (2011). “Kejadian Hiperkolesterolemia
Disertai Hipertensi dan Diabetes Mellitus pada Penderita
Stroke Trombotik Akut”. Bulletin Penelitian RSUD Dr
Soetomo, 13(3), 112-120
- Wilson Lorraine M, Patofisiologi. (2012). “Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit”, Buku 2,  Edisi 4, Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753
- 763.
- Nastiti, Dian. (2012). “Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada
pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Krakatau”. Medika
Tahun 2011. Skripsi, Universitas Indonesia
12. Nilai :

Anda mungkin juga menyukai