PERUSAHAAN
DosenPengampu :
Iwan Suroso SE,MM
Disusunoleh :
Aldian Nur Azyyat(2018112040)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan
rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah
yang berjudul
“KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM SEBUAH PERUSAHAAN ’’
Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan
diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak
jarang menggunakan cara – cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
Swt atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke
zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-
pihak yang telah membantu saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah
ini. Terutama kepada search engine google yang ikut berperan besar dalam
pembuatan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebelum membahas tentang komunikasi lintas budaya dalam perusahaan tidak
salahnya kita memehami apa itu yang dimaksud komunikasi lintas budaya secara
singkat. Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam keberagaman seperti
agama, bangsa ras, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Indonesia terkenal
dengan keberagaman budayanya. Budaya adalah suatu konsep yang
membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan
pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna dan diwariskan dari
generasi ke generasi, melalui usaha individu dan kelompok.
Komunikasi diperlukan untuk mengenal budaya yang satu dengan budaya yang
lainnya. Dengan berkomunikasi seseorang dapat memahami perbedaan antar
budaya yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi dan budaya mempunyai
hubungan timbal balik. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan
komunikasi pun selalu menentukan budaya. Komunikasi antar budaya terjadi jika
bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi membawa latar belakang budaya
pengalaman yang berbeda dan mencerminkan nilai yang dianut oleh kelompoknya.
Berkomunikasi merupakan kebutuhan yang fundamental bagi seseorang yang
hidup bermasyarakat, tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk,
sebaliknya tanpa masyarakat, maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan
komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil.
komunikasi sendiri berbagai macam jenis.salah satunya komunikasi lintas
budaya.komunikasi lintas budaya sering digunakan baik invidu maupun non
induvidu(berkelompok).ada pula saat seseorang yang mengalami komunikasi lintas
budaya tetapi orang tersebut mengalami ketimpangan karena perbedaan budaya
yang telah membudi luhur dalam diri seseorang.
B. Rumusan Masalah
Apa saja ketimpangan yang dialami ditinjau dari komunikasi lintas budaya?
Bagaimana cara mensiasati dalam komunikasi lintas budaya?
Bagaimana bisa mensetarakan perbedaan budaya yang dialami?
C. Tujuan Makalah
Dari ketiga rumusan masalah diatas ada tujuan tertentu untuk memusatkan jalan
keluar dari ketimpangan komunikasi lintas budaya yang terjadi.adapun berikut:
BAB II
PERMASALAHAN
Terdapat sebuah perusahaan kayu yang berdiri tahun 1999 yang didirikan di daerah
Jepara kecamatan kedung didesa dongos.perusahaan ini dimiliki oleh seorang pria
yang bernama pak Suhadi.beliau telah menjalin hubungan sesame pengusaha kayu
baik kayu jadi maupun kayu mentah.dan hubungan perusahaan dari luar
provinsi.karena peminat kayu jadi buatan pak suhadi ini memeliki karakteristik yang
unik dan menarik.
Disinilah awal terjadinya komunikasi lintas budaya yang dialami pak suhadi.sebuah
pengusaha sukses dari medan yang ingin memesan kayu olahan dari pak
suhadi.pengusaha dari medan tersebut ingin pertemuan antara pak suhadi dan
pengusaha dari medan.setelah adanya komunikasi memalui telepon akhirnya
terjadilah pertemuan antara pak suhadi dengan pengusaha dari medan.tetapi saat
pertemuan terjadi pak suhadi merasa agak takut dengan sapaan pengusaha dari
medan tersebut.kenapa tidak,karena logat bahasa dari medan terbilang cukup tinggi
dan agak terasa menyentak bagi pak suhadi.pak suhadi sendiri terlahir dijawa
tengah yang tutur ucapan yeng terkenal lemah lembut dan santun.berbeda dengan
bahasa dan logat maupun nada yang digunakan pengusha dari medan tersebut.
Dan akhirnya pak suhadi dengan berat hati membatalkan hubunga kerja samanya
dengan pengusaha medan tersebut.karena pak suhadi tersirat dipikiran yang
membuat negatif thinking terhadap pengusaha medan tersebut.dampak yang dialami
oleh pak sudahdi sangat lah beresiko.yang pertama kehilngan kepercayaan dari
konsumen,yang kedua kurang menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya
ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi
kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada
masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi
kita dengan orang lain selalu mengandung potensi Komunikasi Lintas Budaya atau
antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan
orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan ekspektasi
budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan menimbulkan
komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul
kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita
temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam
wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau pertentangan antaretnis.
Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-
kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan mengerti atau paling
tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-prinsip
Komunikasi Lintas Budaya dan mempraktikkannya dalam berkomunikasi dengan
orang lain
Ada tiga karakteristik penting dari kebudayaan, yaitu kebudayaan itu dapat
dipelajari, kebudayaan itu dapat dipertukarkan, dan kebudayaan itu tumbuh serta
berubah
1. Kebudayaan itu Dipelajari
Kita sebut kebudayaan itu dapat dipelajari karena interaksi antarmanusia
ditentukan oleh penggunaan simbol, bahasa verbal maupun nonverbal. Tradisi
budaya, nilai-nilai, kepercayaan, dan standar perilaku semuanya diciptakan oleh
kreasi manusia dan bukan sekadar diwarisi secara instink, melainkan melalui proses
pendidikan dengan cara-cara tertentu menurut kebudayaan. Setiap manusia lahir
dalam suatu keluarga, kelompok sosial tertentu yang telah memiliki nilai,
kepercayaan, dan standar perilaku yang ditransmisikan melalui interaksi di antara
meraka (sosialisasi).
2. Kebudayaan itu Dipertukarkan
Di samping dipelajari, kebudayaan itu juga dipertukarkan. Istilah pertukaran
merujuk pada kebiasaan individu atau kelompok untuk menunjukkan kualitas
kelompok budayanya. Dalam interaksi atau pergaulan antarmanusia setiap orang
mewakili kelompoknya lalu menunjukkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
membiarkan orang lain untuk mempelajarinya. Proses pertukaran budaya dilakukan
melalui mekanisme belajar budaya yang mengakibatkan para ibu yang berasal dari
Sunda dan Jawa dapat belajar memasak jagung bose (masakan jagung yang
bercampur santan kelapa) dan sebaliknya para ibu dari Timor dan Flores belajar
membuat oncom dan bajigur dari Sunda.
dengan cara yang sama atau menerapkan nilai-nilai dan keyakinan yang sama atau
menggunakan bahasa dan simbol yang sama. Selain itu, hendaknya kita juga
menghindari memberikan penilaian tanpa mengetahui atau memahami yang terjadi.
Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya yang pertama adalah dengan
cara memperbaiki dan meningkatkan kompetensi lintas budaya. Kompetensi lintas
budaya sendiri di artikan sebagai kemampuan untuk berpartisipasi dalam
serangkaian kegiatan komunikasi. Kemampuan ini dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Kompetensi ini didasarkan pada tiga hal yaitu kepekaan
atau sensivitas, kemampuan, dan kesadaran. Kompetensi ini perlu dikembangkan
dalam konteks komunikasi lintas budaya maupun komunikasi bisnis lintas budaya.
Caranya adalah dengan melatih dan memperdalam pengetahuan lintas budaya,
mengikuti pelatihan bahasa, serta mendorong kebijakan yang menguntungkan
bersama.
3.Peka
Selain menghindari berbagai asumsi dan penilaian terhadap budaya orang lain, cara
lain untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya adalah dengan
mengembangkan sikap peka terhadap perbedaan yang ada. Caranya adalah
dengan mempelajari segala sesuatu hal dari orang-orang yang kita temui terutama
terkait dengan budaya dan sub-budaya dari orang-orang kita temui sebelum
memasuki situasi komunikasi. Untuk itu, ada baiknya kita berusaha untuk
meluangkan sedikit waktu untuk mempelajari budaya orang lain daripada
memaksakan diri berkomunikasi dengan orang lain dengan latar belakang budaya
berbeda namun kita tidak memiliki pemahaman sama sekali tentang budaya lawan
bicara. Jika hal ini terjadi, kesalahpahaman pun dapat dengan mudah terjadi
Hambatan komunikasi lintas budaya juga dapat diatasi salah satunya dengan
mengakui dan menghargai perbedaan yang ada. Hal ini sangat penting karena pada
dasarnya setiap manusia diciptakan secara berbeda-beda. Tidak ada seorangpun
yang mampu menolak kapan dan di mana ia dilahirkan, agama yang di anut, latar
belakang budaya, dan lain sebagainya. Perbedaan semacam hendaknya dijadikan
sebagai alasan untuk terus membina hubungan baik dan bukan menjadikannya
sebagai alasan untuk menghakimi orang lain
6.Suportif
Motivasi berkomunikasi juga merupakan salah satu cara untuk mengatasi hambatan
komunikasi lintas budaya. Sebagai manusia, pada umumnya kita sangat termotivasi
untuk berinteraksi dengan orang yang dekat secara fisik maupun emosional.
Begitupun dalam konteks komunikasi lintas budaya. Motivasi berkomunikasi ini perlu
karena merupakan salah satu bentuk upaya untuk memahami pengalaman orang
lain yang bukan merupakan bagian dari kehidupan kita. Selain itu, adanya motivasi
ini juga dapat memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi dengan orang lain,
memperlihatkan atau menunjukkan minat kita kepada orang lain, berbicara dan
memahami orang lain, serta memberikan bantuan kepada orang lain.
11.Fleksibel
Umpan balik yang efektif dapat mendorong lancarnya proses adaptasi yang
merupakan hal penting dalam komunikasi lintas budaya. Setiap orang yang terlibat
dalam proses komunikasi lintas budaya seharusnya memiliki kemauan untuk
menerima umpan balik dan menunjukkan perilaku suportif. Umpan balik yang
diberikan hendaknya bersifat langsung, segera, jujur, spesifik, dan jelas.
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Guna mewujudkan komunikasi yang baik dan tanpa ada salah paham
antar budaya diharapkan tidak terlalu cepat menyimpulkan lebih baik kita
pahami dan pelajari dari karakteristik budaya yang berbda dari diri
kita.lakukan komunikasi yang baik terhadap budaya lain karena kita dapat
mempelajari dari komunikasi itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
http://dewivalentini.blogspot.com/2017/07/makalah-komunikasi-lintas-budaya.html
https://pakarkomunikasi.com/cara-mengatasi-hambatan-komunikasi-lintas-budaya
https://www.academia.edu/32132769/MAKALAH_KOMUNIKASI_LINTAS_BUDAYA_Y
ANG_EFEKTIF