PENDAHULUAN
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang terbaik adalah apabila tes tersebut
teliti, akurat, sensitif, spesifik, cepat, tidak mahal dan dapat membedakan orang
normal dari abnormal.
Teliti atau presisi adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang hampir sama
pada pemeriksaan yang berulang-ulang dengan metode yang sama. Namun teliti
belum tentu akurat.
Tepat atau akurat adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang sama atau
mendekati nilai biologis yang sebenarnya (true value), tetapi untuk dapat
mencapainya mungkin membutuhkan waktu lama dan biaya yang mahal.
Sensitif adalah kemampuan menentukan substansi pada kadar terkecil yang
diperiksa. Secara teoritis tes dengan sensitifitas tinggi sangat dipilih namun karena
nilai normalnya sangat rendah misalnya enzim dan hormon, atau tinggi misalnya
darah samar, dalam klinik lebih dipilih tes yang dapat menentukan nilai abnormal.
Spesifik adalah kemampuan mendeteksi substansi pada penyakit yang diperiksa
dan tidak dipengaruhi oleh substansi yang lain dalam sampel tersebut, misalnya
TPHA (Treponema Palidum Haemaglutination Test). Secara teoritis spesifisitas
sebaiknya 100% hingga tidak ada positif palsu (false positive).
Cepat berarti tidak memerlukan waktu yang lama dan lekas diketahui oleh dokter
yang merawat.
Tidak mahal dan tidak sulit, artinya dapat dimanfaatkan oleh banyak
laboratorium dan penderita/orang yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
1
dilaksanakan oleh Institusi pemerintah maupun swasta yang dapat diikuti secara
sukarela oleh laboratorium klinik.
2
Untuk jenis pemeriksaan baru yang belum pernah dilakukan, maka dilakukan uji
recoveri atau dengan membandingkan dengan laboratorium luar yang telah
melaksanakan pemeriksaan tersebut. Untuk pemeriksaan yang rutin dilakukan
secara berkala dilakukan pengujian bahan kontrol dan dibuat analisanya.
Untuk pemeriksaan yang rutin dilakukan diikutsertakan dalam program PME
yang dilaksanakan oleh Institusi pemerintah.
2. Surveilens harian atas hasil tes
Surveilens harian atas hasil tes dilakukan pada akhir pelayanan untuk melihat dan
mengevaluasi kinerja pada hari pelayanan tersebut.
3. Koreksi cepat untuk kekurangan
Koreksi dilakukan apabila terjadi suatu permasalahan di Instalasi Laboratorium
Klinik. Permasalahan terkait validasi metode tes antara lain apabila suatu alat atau
reagensia yang telah diuji terdapat perbedaan dengan metode referensi maka
koreksi yang dilakukan yaitu dengan mencari alat atau reagensia lain yang
memiliki kinerja yang lebih baik.
Permasalahan yang terkait dengan validasi metode tes yang telah rutin
dilaksanakan maka koreksi yang dilakukan yaitu bila analisis hasil QC
menunjukan adanya masalah maka perlu dilakukan identifikasi apakah
permasalahan ini termasuk random atau sistematik
4. Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
Validasi metode tes dicatat dalam form kontrol harian dan dianalisis di komputer
dengan menggunakan metode westgard. Surveilens harian hasil tes dicatat dibuku
hasil pemeriksaan.
3
BAB. VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal pelaksaan validasi metode tes dilaksanakan :
Untuk pemeriksaan yang baru dilaksanakan sewaktu ada alat atau reagensia
yang baru
Untuk pemeriksaan yang lama yaitu
1. Pemeriksaan yang rutin meliputi : Darah Lengkap, Gula Darah, SGOT,
SGPT, Ureum, dan Kreatinin dilaksanakan setiap hari sebelum pelayanan
terhadap pasien.
2. Pemeriksaan yang tidak rutin atau sewaktu-waktu dilaksanakan bila ada
permintaan pemeriksaan tersebut.
Untuk pelaksanaan PME dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh
penyelenggara PME.
Jadwal surveilens harian dilaksanakan setelah akhir pelayanan laboratorium.
Tindak lanjut dan dokumentasi dilaksanakan sesuai pelaksanaan masing-masing
program tersebut.
4
waktu ditemukan masalah yang tidak dapat diselesaikan ditingkat Instalasi. Kepala
Instalasi akan melaporkan kepada kasi penunjang medik.