Anda di halaman 1dari 5

BAB. I.

PENDAHULUAN

Hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang terbaik adalah apabila tes tersebut
teliti, akurat, sensitif, spesifik, cepat, tidak mahal dan dapat membedakan orang
normal dari abnormal.
Teliti atau presisi adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang hampir sama
pada pemeriksaan yang berulang-ulang dengan metode yang sama. Namun teliti
belum tentu akurat.
Tepat atau akurat adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang sama atau
mendekati nilai biologis yang sebenarnya (true value), tetapi untuk dapat
mencapainya mungkin membutuhkan waktu lama dan biaya yang mahal.
Sensitif adalah kemampuan menentukan substansi pada kadar terkecil yang
diperiksa. Secara teoritis tes dengan sensitifitas tinggi sangat dipilih namun karena
nilai normalnya sangat rendah misalnya enzim dan hormon, atau tinggi misalnya
darah samar, dalam klinik lebih dipilih tes yang dapat menentukan nilai abnormal.
Spesifik adalah kemampuan mendeteksi substansi pada penyakit yang diperiksa
dan tidak dipengaruhi oleh substansi yang lain dalam sampel tersebut, misalnya
TPHA (Treponema Palidum Haemaglutination Test). Secara teoritis spesifisitas
sebaiknya 100% hingga tidak ada positif palsu (false positive).
Cepat berarti tidak memerlukan waktu yang lama dan lekas diketahui oleh dokter
yang merawat.
Tidak mahal dan tidak sulit, artinya dapat dimanfaatkan oleh banyak
laboratorium dan penderita/orang yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.

BAB. II. LATAR BELAKANG


Program Mutu Laboratorium adalah suatu program untuk menjamin hasil
pemeriksaan laboratorium memiliki mutu yang baik. Program ini dilaksanakan
melalui pengawasan internal (PMI) maupun melalui peran serta dalam program
Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Pemantapan Mutu Internal adalah program peningkatan mutu yang dilaksanakan
secara mandiri oleh laboratorium klinik, sedangkan Pemantapam Mutu Eksternal

1
dilaksanakan oleh Institusi pemerintah maupun swasta yang dapat diikuti secara
sukarela oleh laboratorium klinik.

BAB. III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


A. Tujuan Umum
Sebagai panduan dalam melaksanakan control mutu yang baik agar tercipta
pelayanan laboratorium klinis yang unggul
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan panduan prosedur validasi metode tes
2. Memberikan panduan surveilens harian atas hasil pemeriksaan laboratorium
3. Memberikan panduan pengambilan langkah koreksi yang tepat bila terjadi
permasalahan
4. Memberikan panduan untuk pelaksanaan pengetesan dan validasi resgensia
5. Memberikan panduan tata cara dokumentasi pelaksanaan program kontrol
mutu

BAB. IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok dari ini adalah Program Kontrol Mutu untuk laboratorium klinis
A. Rincian Kegiatan
1. Validasi metode tes.
2. Surveilens harian atas hasil tes
3. Koreksi cepat untuk kekurangan.
4. Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi.

BAB. V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Validasi metode tes
Validasi tes dilakukan pada jenis pemeriksaan yang baru maupun jenis
pemeriksaan yang rutin dilaksanakan di Instalasi Laboratorium Klinik

2
Untuk jenis pemeriksaan baru yang belum pernah dilakukan, maka dilakukan uji
recoveri atau dengan membandingkan dengan laboratorium luar yang telah
melaksanakan pemeriksaan tersebut. Untuk pemeriksaan yang rutin dilakukan
secara berkala dilakukan pengujian bahan kontrol dan dibuat analisanya.
Untuk pemeriksaan yang rutin dilakukan diikutsertakan dalam program PME
yang dilaksanakan oleh Institusi pemerintah.
2. Surveilens harian atas hasil tes
Surveilens harian atas hasil tes dilakukan pada akhir pelayanan untuk melihat dan
mengevaluasi kinerja pada hari pelayanan tersebut.
3. Koreksi cepat untuk kekurangan
Koreksi dilakukan apabila terjadi suatu permasalahan di Instalasi Laboratorium
Klinik. Permasalahan terkait validasi metode tes antara lain apabila suatu alat atau
reagensia yang telah diuji terdapat perbedaan dengan metode referensi maka
koreksi yang dilakukan yaitu dengan mencari alat atau reagensia lain yang
memiliki kinerja yang lebih baik.
Permasalahan yang terkait dengan validasi metode tes yang telah rutin
dilaksanakan maka koreksi yang dilakukan yaitu bila analisis hasil QC
menunjukan adanya masalah maka perlu dilakukan identifikasi apakah
permasalahan ini termasuk random atau sistematik
4. Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
Validasi metode tes dicatat dalam form kontrol harian dan dianalisis di komputer
dengan menggunakan metode westgard. Surveilens harian hasil tes dicatat dibuku
hasil pemeriksaan.

BAB. VI. SASARAN


Adapun sasaran yang ingin dicapai Program Mutu Laboratorium yaitu:
1. Program ini dapat meningkatkan mutu dari pelayanan laboratorium
2. Pelaksanaan program mutu terdokumentasi secara baik sehingga dapat digunakan
untuk perencanaan pengembangan laboratorium

3
BAB. VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal pelaksaan validasi metode tes dilaksanakan :
 Untuk pemeriksaan yang baru dilaksanakan sewaktu ada alat atau reagensia
yang baru
 Untuk pemeriksaan yang lama yaitu
1. Pemeriksaan yang rutin meliputi : Darah Lengkap, Gula Darah, SGOT,
SGPT, Ureum, dan Kreatinin dilaksanakan setiap hari sebelum pelayanan
terhadap pasien.
2. Pemeriksaan yang tidak rutin atau sewaktu-waktu dilaksanakan bila ada
permintaan pemeriksaan tersebut.
 Untuk pelaksanaan PME dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh
penyelenggara PME.
Jadwal surveilens harian dilaksanakan setelah akhir pelayanan laboratorium.
Tindak lanjut dan dokumentasi dilaksanakan sesuai pelaksanaan masing-masing
program tersebut.

BAB. VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN

Pelaksanaan Program mutu laboratorium akan dievaluasi setiap 4 bulan sekali


melalui rapat tim dan laporan setiap kegiatan. Evaluasi dilakukan oleh Kepala
Instalasi Laboratorium. Evaluasi kegiatan QC dibuat setiap 1 bulan , evaluasi hasil
PME dilaksanaan setelah adanya umpan balik dari penyelenggara. Bilamana sewaktu-
waktu ditemukan masalah yang tidak dapat diselesaikan ditingkat Instalasi. Kepala
Instalasi akan melaporkan kepada kasi penunjang medik.

BAB. IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaksanaan Program mutu laboratorium akan dievaluasi setiap 4 bulan sekali
melalui rapat tim dan laporan setiap kegiatan. Evaluasi dilakukan oleh Kepala
Instalasi Laboratorium. Evaluasi kegiatan QC dibuat setiap 1 bulan , evaluasi hasil
PME dilaksanaan setelah adanya umpan balik dari penyelenggara. Bilamana sewaktu-

4
waktu ditemukan masalah yang tidak dapat diselesaikan ditingkat Instalasi. Kepala
Instalasi akan melaporkan kepada kasi penunjang medik.

BAB. X. PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN


Pembiayaan dari program keamanan dan keselamatan laboratorium dibebankan pada
anggaran BLUD Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma.

Mengetahui, Mataram, Februari 2019

Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA KEPALA INSTALASI


MUTIARA SUKMA LABORATORIUM

Dr. EVI KUSTINI SOMAWIJAYA,MM I KOMANG SUDARSANA, S.Si


Pembina Penata Tk. I
NIP. 19640805 199603 2 001 NIP. 19741021 199803 1 002

Anda mungkin juga menyukai