Anda di halaman 1dari 30

STUDY INTERTEKSTUALITAS AYAT-AYAT PENGOBATAN DALAM KITAB

SHAMS AL-MA’ĀRIF AL-KUBRĀ


Abstrak
Artikel ini menguak pengetahuan yang bersifat sirri dari seorang ulama’ yaitu Shaykh
al-Būnīyang merupakan seorang sufi yang mempunyai sanad keilmuan dari berbagai
ulama’ hingga sampai Rasulullah. Ia menuangkan keilmuanya pada beberapa kitab
yang dikarangnya, termasuk salah satunya adalah kitab Shams al-Ma’ārif al-Kubrā.
Sebuah kitab yang membahas beberapa keilmuan yang bersifat rahasia, termasuk
rahasia ayat al-Qur’an yang dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit apapun,
dan dari ungkapannya terdapat kesinambungan dengan beberapa hadis, pendapat
ulama dan kitab-kitab lain yang menjadi rujukanya. Ia juga menyantumkan beberapa
media lain selain al-Qur’an yang mana mempunyai khasiat tertentu yang dijelaskan
oleh Al-Qur’an. Seperti manfaat minyak misk dengan dukungan surah al-Fatihah
dapat dijadikan sebagai obat, Ibnu Qoyyim juga menjelaskan bahwa minyak misk
sendiri dapat digunakan untuk memperlancar pernafasan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teori intertekstualyang mana sebuah teks tidak dapat berdiri sendiri
kecuali dengan teks lain dengan metode deskriptif analisis. Simpulan yang diperoleh
dari kajian ini adalah bahwa ayat-ayat al-Qur’an sebagai obat yang dicantumkan al-
Būnī daalam kitabnya mempunyai pendukung dari beberapa kitab lain juga mendapat
dukungan dari al-Qur’an yang menyebutkan bahan-bahan berkhasiat yang juga
disebutkan oleh al-Būnī dalam media pengobatanya. Sedangkan ayat-ayat yang
dicantumkan al-Būnī untuk pengobatan diantaranya adalah surah al-Fa>tih}ah, al-
H{ashr, al-Buru>z, Asma>’ al-A’z{am, al-Kahfi, Maryam dan Asma>’ul H{usna.

Kata Kunci: Shams al-Ma’a>ri al-Kubra>, ayat pengobatan, bacaan intertekstual,


hadis

A. Pendahuluan
Pengobatan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an tidaklah asing di tengah
masyarakat, bahkan banyak dari mereka yang meminta do’a kesembuhan pada sang
kiyai lantaran al-Qur’an, karena al-Qur’an sendiri menyebutkan bahwa Allah
menurunkan obat pada al-Qur’an, sebagaimanadijelaskan dalam surah al-Isrā’ [17]:
82. Mengenai ayat tersebut,Ibnu Aṭiyyah menjelaskan bahwa al-Qur’an sebagai obat
tidaklah keseluruhan al-Quran,melainkan sebagian darinya dengan mengaitkan

1
makna ‘min’ pada ayat tersebut yang bermakna li al-tab’id.1 Sehingga perlulah untuk
mengetahui ayat-ayat apa sajakah yang tepat digunakan untuk pengobatan.
Banyak ulama’ yang menjelaskan beberapa ayat yang patut digunakan untuk
pengobatan, diantaranya yaitu al-Būnī dalam kitabnyaShams al-Ma’ārif al-Kubrā.
Dalam kitab tersebut, ia menjelaskan beberapa ayat yang dapat digunakan untuk
pengobatan. Ia juga menjelaskan bagaimana cara untuk mengaplikasikan ayat-ayat
tersebut dengan tambahan bahan-bahan tertentu. Namun Kitab Fatāwā al-Shabkah
al-Islāmiyyah menjelaskan bahwa kitab Shams al-Ma’ārif merupakan kitab sihir dan
sesat, serta tidak diperbolehkan membaca dan mengamalkan isi kandunganya.2 Dalam
kitab tersebut juga menjelaskan larangan menjual dan membeli kitab Shams al-
Ma’ārif karena sihir merupakan suatu hal yang haram. termasuk haram
mempelajarinya dan haram membenarkan seorang yang melakukan sihir.3
Padahal, al-Būnī mempunyai sanad keilmuan dan talqin shahadah yang
bersambung sampai kepada Rasulillah. Dari hal tersebut menarik penulis untuk
menyingkap hubungan ayat pengobatan serta bahan bahan tambahan yang digunakan
dengan hadis penulis menggunakan teori intertekstualis yang mana sebuah teks itu
tidak luput dari teks lain.
B. Biografi Intelektualal-Būnī
1. Latar Belakang Kehidupan al-Būnī
Tidak biografi al-Būnī sangat singkat. Ia bernama lengkap Abū al-Abbās
Aḥmad bin Alī bin Yusuf al-Būnī. Nama kunyah-nya (hororofic comound)-nya
adalah: Abū al-Abbās. Kunyah tersebut karena dalam literatur ulama’ jika nama
depanya Aḥmad maka sering diberikan julukan Abū al-Abbās atau Shihābuddīn.
Al-Būnīmerupakan seorang sufi dan pakar ilmu asrār , asmā’ dan ilmu ḥuruf.
Ia bermadzhab Maliki dari negeri Maghrib (Maroko). Ia lahir pada 520 H di kota
Bunah, yang sekarang masuk pada bagian negara al-Jazair Afrika.4
1
Abū Abdillah Muḥammad bin Aḥmad, al-Jāmi’ li Aḥkam al-Qur’ān, (Kairo: Dār al-Kutub al-
Miṣriyyah, 1964), juz 10, hlm. 315.

2
Lajnah al-Fatwā al-Islāmiyyah, Fatāwā al-Shabkah al-Islāmiyyah, (ttp, tnp, 2009)1:4769.
3
Ibid, 6:96
4
Rizky Dzulqornain, “Biografi Imam Ahmad bin Ali al-Buniy” , dalam
https://yayasanalmuafah.blogspot.com/2015/11/biografi-imam-ahmad-bin-ali-al-buniy.html, (di akses

2
Al-Būnīmerupakan pembesar beberapa guru yang mempunyai keilmuan al-
anwār dan keilmuan yang bersifat rahasia. Ia termasuk ulama’ yang terijabahi
do’anya. Ia meninggal pada 622 H atau bertepatan pada 1225 M 5. Jenazahnya
dimakamkan di al-Qarafah, di samping makam Shaykh Abdul Jalīl al-Ṭahawiy.6
Al-Būnī pernah bertemu dengan Rasulullah dalam mimpinya. Ia bertanya
mengenai asmā’ al-khalwat, lalu Rasulullah menyebutkan tujuh asmā’, yaitu: yā
Allāh, yā Ḥayyu, yā Qoyyūmu, yā Dhā al-Jalāli wa al-Ikrām, yāNihāya al-Nihāyah,
yā Nūra al-Anwār, yā Rūḥal Arwāḥ. Ketujuh asmā’tersebut jika dibaca ketika sedang
berkhalwat, maka dapat mengabulkan segala hajat.
Al-Būnī, sebagaimana dikutip al-Nabhāni mengatakan bahwa jika seseorang
melakukan khalwat dan sering didatangi bisikan nafsu syahwat, maka dianjurkan
memperbanyak dzikir yā Hādi, dan jika nafsu makan yang berlebihan, maka
membacayā Qawiyyu.Jika pikiran merasa gelisah tidak tenang, maka setelah wudhu
membacayā Latīfu, jika resah dengan permasalahan ekonomi, membaca yā Fattāh,
jika terdapat hayalan Syaitan, maka setelah wudhu membaca yā Dzal Quwwah, jika
dikejutkan dengan masalah pelik dan menjadikan diri terguncang, maka setelah
wudhu memperbanyak membaca yā Bāsiṭu, dan jika berkeinginan hajat dunia akhirat
maka setelah wudhu memperbanyak membaca yā Qawiyyu, yā ‘Azīzu, yā ‘Alīmu, yā
Qodīru, yā Samī’u, yā Baṣīru.7
2. Sanad Keilmuan
Al-Būnī merupakan seorang sufi yang mendapatkan talqīn shahadāh8 dari
guru-gurunya, sebagaimana talqīn shahadāh Ali bin Abi Talib secara langsung dari
Rasulullah. Adapun sanad silsilah talqīn shahadāh-nyaadalah dariShaykh Abī
Abdillāh Muḥammad bin Maḥmūd al-Māliki, dari Shaykh Madhi al-A’ẓīm, dari
Shaykh al-Quṭb Abī Abdillāh Muḥammad bin Abī al-Ḥassan Alī dari Shaykh

pada 28 Desember 2019)


5
Yu>suf bin Isma>il al-Nabha>ny, Ja>mi’ Kara>mah al-Auliya>’ (India: Markaz Ahl Sunnah Barkah
al-Raza, 2001) 1:508.
6
Dzulqarnain, “Biografi Imam Ahmad bin Ali al-Buniy”.
7
Shaykh Yu>suf bin Isma>il al-Nabha>ny, Ja>mi’ Kara>mah al-Auliya>’ India: (Markaz Ahl Sunnah
Barkah al-Raza, 2001.), 1: 508.
8
talqi>n shahada>t merupakan tuntunan pembacaan shahadah dari seorang guru pada muridnya,
dengan jalur musalsal dari Rasulullah

3
Muḥammad Ṣālih bin Uqbān al-Wakilī al-Māliki, dari Shaykh Abī Madyān Shu’aib
bin al-Ḥassan al-Andalūsi al-Ishbilī, dari Shaykh Ayūb bin Shu’aib al-Sanhajī, dari
Shaykh Abī Ya’lā al-Miṣri, dari Shaykh Abī Muḥammad Abdullāh al-Manṣūr, dari
Shaykh Abī Muḥammad Abdul Jalīl bin Mihlān, dari Shaykh Abī al-Faḍol Abdullah
bin Abī Bisyr,dari Imam Mūsā Al-Kāẓim, dari Imam Ja’far Ṣādiq, dari Imam
Muḥammad Al-Bāqir, dari Imam Zainal ‘Ᾱbidīn, dari Al-Ḥusain, dari Ali bin Abi
Ṭalib, dari Rasulullah.9
Selain itu, Ia mempelajari rahasia ilmu huruf10 yang dituangkan dalam
kitabnya. Silsilah keilmuannya tersebut sebagai berikut:Al-Būnī, dari Shaykh Abī
Abdillāh Shamsuddīn al-Aṣfahāni, dari Jalāluddīn Abdullāh al-Bisṭāmi, dari Shaykh
al-Sirjānī, dari Shaykh Qāsim Al-Sirjānī, dari Shaykh Abdullāh Al-Bābānī, dari
Shaykh Aṣīluddīn Al-Syairāzī, dari Shaykh Abī Al-Nājib Al-Suhrawardi, dari Shaykh
Al-Imām Muḥammad bin Muḥammad Al-Ghazālī, dari Syaikh Aḥmad Al-Aswad,
dari Shaykh Ḥammad Al-Dainūrī, dari Shaykh Junaid al-Baghdādī, dari Shaykh Sirri
al-Siqṭī, dari Shaykh Ma’rūf al-Karkhī, dari Shaykh Dāwūd al-Jili, dari Habīb
al-‘Ajami, dari Shaykh al-Imam Ḥasan al-Baṣri.
Al-Bu>ni> juga menguasai ilmu wafaq11. Adapun silsilah keilmuanya sebagai
berikut:, Shaykh Ah}mad bin Ali> Al-Bu>ni>, dari Shaykh Sira>juddi>n Al-Hanafi>,
dari Shaykh Shiha>buddi>n Al-Maqdisi>, dari Shaykh Shamsuddi>n Al-Fari>si>,
dari Shaykh Shiha>buddi>n Al-H}amada>ni>, dari Shaykh Qutbuddi>n Ad-
Diya>’i>, dari Shaykh Al-Ima>m Muh}yiddi>n Ibnu Al-Ara>bi>, dari Shaykh Abi>
Al-Abba>s Ah}mad bin At-Turi>zi>, dari Shaykh Abi> Abdilla>h al-Qurashi>, dari
Ima>m Abi> Madyan al-Anda>lu>si>
Sedangkan pengetahuan mengenai ilmu hikmah, ia memperoleh dari Shaykh
Abu> Al-’Abba>s Ah}mad bin Maymû>n Al-Qastalâ>ni, peroleh dari Shaykh Abu>
Abdilla>h Muh}ammad Al-Qurashi>, dari Shaykh Abu> Ma>dîn Shu>’aib bin

9
Abū al-Abbas Ah{mad bin Alī al-Būnī, Manba’ Us{ul al-H{ikmah, (Jeddah: Haramain, t.th) 323.
10
Ilmu yang membahas tentang huruf-huruf yang dipercaya mempunyai kekuatan, seperti huruf
hijaiyyah yang diganti dengan angka ( alif dilambangkan dengan angka satu, ba’ dilambangkan dengan
angka dua, dan seterusnya. Dan dari ilmu huruf-huruf tersebut akan menjadi sebuah wafaq
11
Wafaq dari asal kata wafqun, yang artinya cukup atau sekedar, sehingga orang yang menggunakan
wafaq merasa cukup baginya untuk melindunginya. Wafaq adalah wadah untuk lanmbang huruf-huruf

4
H}asan Al-Ans}ari> Al-Anda>lu>si>, dari Shaykh Abu> Ayyu>b bin Abi> Sa’i>d
As-Sanhaji> Al-Armu>zi>, dari Shaykh Abi> Muh}ammad bin Nu>r, dari Shaykh
Abu> Al-Fadhl Abdulla>h bin Bashr, dari Shaykh Abu> Bashr Al-H}asan Al-
Ju>ja>ri>, dari Al-Saqati>, dari Da>wud al-Tha>’i, dari H}abi>b al-A’jami>, dari
Abu> Bakar Muh}ammad ibnu Sirri>n , dari Sayyidina Ma>lik bin Ana>s.
Karya-karya al-Būnī sangatlah banyak. Dalam kitab Hidayyah al-‘Ᾱrifīn
Asmā’ al-Muallifīn wa Athāru al-Muṣannifīndisebutkan bahwa karya ilmiah al-Būnī
kurang lebih karya beliau sebanyak 35 kitab. Diantaranya yaitu; Asrār al-Hurūf wa
al-Kalimah, Idharī al-Rumūz wa Ibdā’ al-Kunūz, Baḥru al-Wuqūf fī Ilm al-Aufāq wa
al-Hurūf, Tuḥfah al-Aḥbab wa Maniyyah al-Aḥbab fī Asrār Bismillāh wa Fātiḥah al-
Kitāb, Tanzīl al-Arwāḥ fī Qawālib al-Iṣābaḥ, Manba’ al-Uṣūl al-Ḥikmahdan lain
sebagainya. Kebanyakan karya-karya al-Būnī berhubungan dengan ilmu asrār12 dan
jarang dimengerti.13
C. Deskripsi Kitab Shams Al-Ma’ārif
Kitab Shams Al-Ma’ārif merupakan kitab yang tidak asing di kalangan para
ulama’. Meski demikianbeberapa dari mereka menentang keberadaan kitab Shams Al-
Ma’ārif. Mereka menganggap bahwa kitab tersebut sarat dengan kebatilan, terutama
yang berkaitan dengan makhluk ghaib. Padahal al-Būnī memiliki sanad yang sampai
kepada Rasulullah.
Kitab Shams Al-Ma’ārif banyak mengupas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan sifat rahasia. Kitab tersebut terbagi menjadi empat juz, dan setiap juznya
terdapat beberapa fasl. Jumlah fasl keseluruhan adalah 40. Pada juz pertama terdapat
13 fasl, 1 bab. Setelah fasl keempat dalam juz pertama tidak menyebutkan fasl kelima
namun dengan redaksi bab kelima. Juz kedua terdapat lima fasl, dimulai dari fasl
kelima belas sampai kesembilan belas. Juz ketiga terdapat 16 fasl, mulai dari fasl 21
sampai fasl 37, dalam kitabnya Ia tidak memasukkan fasl 20. Juz keempat terdapat
tiga fasl, dari fasl 38 sampai fasl 40.

12
Ilmu yang membahas tentang suatu hal yang bersifat rahasia, ilmu yang tersimpan, tidak banyak
diketahui oleh banyak masyarakat.
13
Isma>il al-Bagda>di>, Hidayyah al-‘A>rifi>>n Asma>’ al-Muallifi>>n Atsa>ru al-Mus{annifi>n,
(Istanbul Bairut Lebanon: Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi, 1951)1: 90.

5
D. Ayat-Ayat al-Qur’an Sebagai Alternatif Pengobatan
1. Surah al-Fātihah

‫ك َي ْوِم‬ِ ِ‫) مال‬٣( ‫) ال َّرمْح َ ِن ال َّرِحي ِم‬٢( ‫ني‬


َ
ِ ِّ ‫) احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر‬١( ‫بِ ْس ِم اللَّ ِه ال َّرمْح َ ِن ال َّرِحي ِم‬
َ ‫ب الْ َع الَم‬
ِ َّ ِ ِ ِّ ‫) ْاه ِدنَا‬٥( ‫ني‬ ِ َ َّ‫اك َنعب ُد وإِي‬ ِ
‫ت‬َ ‫ين أَْن َع ْم‬
َ ‫) ص َرا َط الذ‬٦( ‫يم‬ َ ‫الص َرا َط الْ ُم ْس تَق‬ ُ ‫اك نَ ْس تَع‬ َ ُ ْ َ َّ‫) إي‬٤( ‫الدِّي ِن‬
)٧( ‫ني‬ ِ ‫ض‬
َ ِّ‫وب َعلَْي ِه ْم َواَل الضَّال‬ ُ ‫َعلَْي ِه ْم َغرْيِ الْ َم ْغ‬
Al-Būnī menyebutkan beberapa khasiat surah al-Fātiḥah yang berhubungan
dengan pengobatan, diantaranya yaitu:
a. Mengobati linu, sakit punggung, dan lumpuh14

ٍ ِ‫ان َخ ا‬
‫لص َوَد َه َن بِ ِه َع َر ُق النسا َوَو ْج ُع الظَّ ْه ِر َز َال َعْن هُ َوَيْن َف ُع ِم َن‬ ٍ ‫اج وحَمَاها بِ ُد ْه ٍن بِلِس‬
َ َ َ ٍ ‫َوَم ْن َكتََب َها يِف ْ َج ٍام ُز َج‬
ٍ ْ‫س أ َْو رط‬ِ ٍ ‫الريْ ِح والْ َفالِ ِج وُك ِّل مر‬
‫ب‬ َ ٍ ‫ض يَاب‬ ََ َ َ ِّ
Barang siapa yang menuliskan al-Fātiḥah pada wadah kaca dan
menghapusnya dengan lumatan air liur lalu mengoleskan lumatan tersebut
pada penderita linu dan sakit punggung, maka sakitnya akan hilang. Dan
lumatan tersebut juga dapat digunakan sebagai masuk angin dan lumpuh. Dan
setiap penyakit kering ataupun basah.

Al-Būnī menjelaskan bahwa pengobatan dengan surah al-Fātiḥah bermanfaat


untuk mengobati sakit linu, sakit punggung, masuk angin, lumpuh dan setiap penyakit
yang kering maupun basah. Caranya air liur dilumatkan dengan tulisan al-Fātiḥah.
Penjelasannya sebagai berikut:
Katabahāfī Jāmin Zujājin, berarti ditulis pada wadah kaca yang bersih dan
putih. Ibnu al-Qayyim dalam kitabnya Zād al-Ma’ādmengatakanbahwa sebagian
ulama’ salaf berbeda berpendapat mengenai hukum menuliskansebagian ayat al-
Qur’an dan meminumkannya untuk orang sakit. Menurut Mujāhid menulis al-Qur’an,
membasuhnya, dan meminumkanya pada orang sakithukumnya diperbolehkan.
AbūQalābah. menceritakan dari Ibnu Abbas, bahwa beliau memerintahkan untuk

Aḥmad bin Alī al-Būnī, Shams al-Ma’ārif al-Kubrā (Bairu>t Lebanon: Dār al-Fikr, 1985), 73.
14

6
menuliskan sebagian ayat al-Qur’an untuk dibasuhkan dan diminumkan pada wanita
yang susah melahirkan.15 Ibnu al-Qayyim mengutip sebuah riwayat sebagai berikut16:

‫ب لِْل َم ْرأ َِة إِ َذا َع ُس َر َعلَْي َها ِواَل َد ُت َها يِف َج ٍام‬
ُ ُ‫ت أَيِب يَكْت‬ ُ ْ‫ قَ َال َرأَي‬:‫ َح َّدثَيِن عبد اهلل بن أمحد‬:‫قَ َال اخلالل‬
‫ ُس ْب َحا َن‬،ُ‫يم الْ َك ِرمي‬ ِ َّ ‫ِ ِاَّل‬ َّ ِ ٍ َّ‫يث ابْ ِن َعب‬ ِ ٍ ِ ٍ ٍ َ‫أ َْبي‬
ُ ‫ اَل إلَهَ إ اللهُ احْلَل‬:ُ‫اس َرض َي اللهُ َعْن ه‬ َ ‫ب َحد‬ ُ ُ‫ يَكْت‬،‫ أ َْو َش ْيء نَظيف‬،‫ض‬
‫اعةً ِم ْن‬
َ ‫وع ُدو َن مَلْ َي ْلبَثُوا إِاَّل َس‬
َ ُ‫ { َك أَن َُّه ْم َي ْوَم َي َرْو َن َما ي‬:‫ني‬
ِ ِّ ‫ احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر‬،‫ب الْ َع ْر ِش الْ َع ِظي ِم‬
َ ‫ب الْ َع الَم‬ ِّ ‫اللَّ ِه َر‬
ِ
} ‫اها‬ َ ‫ض َح‬ ُ ‫نَ َها ٍر بَاَل غٌ} { َكأَن َُّه ْم َي ْوَم َيَرْونَ َها مَلْ َيْلبَثُوا إِاَّل َعشيَّةً أ َْو‬
18 17

Al-Khallāl berkata, “Telah bercerita padaku Abdullāh bin Aḥmad.Ia berkata, “Saya
pernah melihat ayahku menuliskan sesuatu pada wadah putih, atau sesuatu yang
bersih. Untuk seorang perempuan yang susah melahirkan, ia menuliskan hadis Ibnu
Abbas ra.“Lā ilāha illā Allāh al-Ḥalīmu al-Karīmu, Subḥāna Allāh Rabbi al-‘Arshi
al-Aẓīm, Alḥamdu Lillāhi Rabbi al-Ᾱlamīn: Ka’annahumYarawna mā Yū’adūnaLam
yal bathū illāSā’atan min Nahārin Balāghun. Ka’annahum Yauma Yaraunahā lam
Yalbathū illā ‘Ashiyyatan awḌuḥāhā.

‫ب اِل ْم َرأ ٍَة قَ ْد‬


ُ ُ‫ يَا أبا عبد اهلل! تَكْت‬:‫َن أبا عبد اهلل َج اءَهُ َر ُج ٌل َف َق َال‬ َّ ‫ أ‬،‫ أَْنبَأَنَا أبو بكر املروزي‬:‫قَ َال اخلالل‬
‫ جَيِ يءُ جِب َ ٍام َو ِاس ٍع‬:ُ‫ قُ ْل لَه‬:‫َع ُسَر َعلَْي َها ِولَ ُد َها ُمْن ُذ َي ْوَمنْي ِ ؟ َف َق َال‬
Al-Khallāl berkata: saya telah diingatkan oleh Abū Bakar al-Marwazī, bahwa Abū
Abdullāh didatangi seorang laki-laki, dan laki-laki itu berkata, “Wahai Abū Abdillāh!
engkau telah menuliskan seorang perempuan yang sulit melahirkan sejak dua hari?
Abū Abdullāh berkata padanya, “Tuliskan pada wadah yang lebar.

Bilisānin khāliṣin yang berarti air liur sebagai medianya. Hal tersebut
dijelaskan oleh hadis Nabi riwayat Imam Bukhari sebagai berikut:

‫ َر ِض َي‬،َ‫ َع ْن َعائِ َش ة‬،‫ َع ْن َع ْم َرَة‬،‫يد‬ ٍ ِ‫ ح َّدثَيِن عب ُد ربِِّه بن س ع‬:‫ قَ َال‬،‫ ح َّد َثنا س ْفيا ُن‬،‫ح َّد َثنا علِي بن عب ِد اللَّ ِه‬
َ ُ ْ َ َْ َ َُ َ َ ْ َ ُ ْ ُّ َ َ َ
ِ ‫ بِ ِري َق ِة بع‬،‫ ُترب ةُ أَر ِض نَا‬،‫ بِس ِم اللَّ ِه‬:‫يض‬ ِ ُ ‫َن النَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم َك ا َن ي ُق‬
،‫ض نَا‬ َْ ْ َْ ْ ِ ‫ول ل ْل َم ِر‬ َ َ ََ َْ ُ َ َّ َّ ‫ أ‬:‫اللَّهُ َعْن َها‬
.‫ بِِإ ْذ ِن َرِّبنَا‬،‫يمنَا‬ ِ
ُ ‫يُ ْش َفى َسق‬
19

15
Ibid., 393.
16
Muh{ammad bin Abi> Bakar bin Ayyu>b, Za>d al-Ma’a>d fi Hadyi Khairi al-Iba>d, (Bairu>t:
Muassasah al-Risa>lah, 1994) 4:327
17
Al-Ahqa>f: 35
18
Al-Na>zia>t: 46
19
Muh}ammad bin Isma>il, S}ah}ih{ al-Bukha>ri>, (t.tp: Da>r T{auq al-Naja>h, 1422 H) 7:133

7
Telah bercerita padaku Ali bin Abdullāh, telah bercerita padaku Sufyān, telah
bercerita padaku Ibnu Sa’īd, dari ‘Amrah, dari Aisyah: Sesungguhnya Nabi
Muhammad berdo’a pada seseorang yang sakit, “Dengan menyebut nama Allah,
dengan tanah bumi ini, dan dengan air ludah sebagian di antara kita, dapat
menyembuhkan penyakit dengan izin Allah.”

Penggunaan air ludah sebagai pengobatan juga dijelaskan oleh al-Mālik al-
Muḍaffar Yūsuf bin Umar dalam kitabnya al-Mu’tamad fī al-Adwiyah al-Mufradah.
Ia menjelaskan bahwa air ludah yang digunakan untuk pengobatan adalah air ludah
dalam keadaan lapar yang memiliki khasiat lebih kuat dibanding air ludah dalam
keadaan kenyang. Kitab tersebut juga menjelaskan bahwa air ludah dapat digunakan
untuk mengobati herpes, sengatan kalajengking, dan ular.20
Araq al-Nisā, yang merupakan sakit linu. Sebuah penyakit yang berawal dari
persendian pinggang yang berada di belakang paha. Apabila merenggangkan kaki
dalam masa yang lama maka rasa sakitnya menjalar ke kaki dan paha.21
b. Mengobati penyakit secara umum22

‫ض َو ْج َه هُ َويَ َديْ ِه َم َّرًة‬ ‫هِب‬ ِ ‫ِمن َفوائِد الْ َفاحِت ِة أَنَّها إِ َذا ُكتِبت وحُمِ ي مِب‬
ُ ْ‫ت َاء الْ َمطَ ِر َوَم َس َح َا املَِري‬ َْ َ َْ َ َ َ َ ْ
‫الش ايِف‬
َّ ‫ت‬ َ ْ‫ف اَن‬ ِ ‫ات وقَ َال ِعْن َد ُش ربِِه " اَللَّه َّم اِ ْش‬ٍ ِ ‫اح َد ًة وش ر‬
َ َ ِ ‫َو‬
ُ ْ َ ‫ث َم َّر‬ َ ‫ك امل اءَ ثَاَل‬
َ
َ ‫ب َذل‬ َ َ
ِ ِ ِ
‫ث َم َّرات َش َفاهُ اهللُ م ْن َمَرض ه َح ااًل َم امَلْ يَ ُك ْن‬ ٍ ‫يِف‬
َ ‫ت امل َع ا " ثَاَل‬ ِ ‫وا ْك ِفاَنْت ال َكايِف وع‬
ْ‫اف اَن‬
ُ َ ََ َ َ
‫ك‬ ِ ِ ِ ‫حضر أَجلُه وإِ ْن شرب ِمن ذَلِك املاء من َق ْلبه خ َف َق‬
َ ‫ف َز َال َعْنهُ ذَل‬ ٌ ‫ان أ َْو َرجْي‬ َ ُُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ ََ َ
Diantara faidah al-Fātiḥah adalah barang siapa yang menuliskan al-
Fātiḥah dan mengahapusnya dengan air hujan, lalu mengusapkan air
tersebut pada wajah dan kedua tangan orang yang sakit satu kali dan
meminumkan air tersebut tiga kali disertai membaca do’a
Allāhummaishfi anta al-shāfi wakfi anta al-kāfi wa ‘āfi anta al-mu’āfi
tiga kali. Maka seketika Allah memberikan kesembuhan dari sakitnya
selama ajalnya belum datang.Apabila air tersebut diminumkan pada
seorang yang hatinya berdebaran atau menggigil maka hal itu akan
hilang.

20
Yu>suf bin Umar, al-Mu’tamad fi> al-Adwiyah al-Mufradah, (Bairu>t, Lebanon: Da>r al-Kutub al-
Ilmiah, 2000) 23.
21
Shams al-Di>n Muh{ammad Abi> Bakar, al-T}ibb al-Nabawiy, (Bairut: Dar al-Fikr, t.th), 56
22
Al-Būnī, Shams al-Ma’ārif , 74.

8
‫ب ِمْنهً َم ْن بِِه ِعلَّةٌ ّش ّفى‬ ٍ ِ ‫ك وزع َفرا َن ىِف إِنَ ٍاء زِج ٍ ِ مِب‬
ٍ ِ‫وإِذَا ُكتِب ْ مِب‬
َ ‫اج َوحُم َي َاء َوَرد َو َشَر‬ ُ َ ْ َ َ ‫ت ْس‬ َ َ

“Apabila surah al-Fātiḥah dituliskan pada wadah kaca menggunakan


minyak misik atau minyak za’faran dihapus menggunakan air mawar,
lalu diminumkan pada penderita sakit, maka sakitnya akan sembuh”

Al-Būnī menjelaskan bahwa surah al-Fātiḥah dapat digunakan untuk


pengobatan segala penyakit, menormalkan detak jantung dan badan menggigil.Surah
al-Fātiḥah tersebut dibacakan pada air hujan, kemudian ditambahkan do’a
Allāhumma ishfi anta al-shāfi wakfi anta al-kāfi wa ‘āfi anta al-mu’āfi. Surah al-
Fātiḥah juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam dengan media
minyak misik, za’faran dan air mawar. Penjelasannya sebagai berikut:
Bi māi al-maṭardengan menggunakan air hujan. Syaikh Haqqy al-Nazilidalam
Khazīnah al-Asrārmenjelaskan23 bahwa Nabi pernah mengambil air hujan yang
kemudian dibacakan surah al-Fātiḥah pada air tersebut. Sebagaimana hadis yang
diriwayatkan Umar bin Khattab:

‫َخ َذ ِم ْن‬ َ ‫اب رضي اهلل تع اىل عنه ق ال ق ال رس ول اهلل ص لى اهلل عليه وس لم َم ْن أ‬ ِ َّ‫روى َعن عُمر بِن اخلَط‬
َ ََ
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِ حِت‬ ٍ ِ
‫َح ُد‬َ ‫َماءاملَطَ ِر َويِف ِرَوايَة َنْي َسان َوَقَرأَ َعلَْيه فَا َةُ الكتَاب َسْبعنْي َ َمَّرًة َواَيَةُ ال ُك ْرس ى َس ْبعنْي َ َم َّرًة َوقُ ْل ُه َو اهللُ أ‬
ِ ِ ِِ ِ ِ
‫ك‬َ ‫ب ِم ْن َذل‬ َ ‫َن َم ْن َش َر‬
ِ ِ
ْ ‫َسْبعنْي َ َمَّرًة َوالْ ُم َع ِو َذ َتنْي ِ َس ْبعنْي َ َم َّرًة َوالَّذى َن ْفس ى بِيَ ده اَ َّن جرْبِيْ َل َج اءَىِن َوأ‬
َّ ‫َخَب َرىِن أ‬
‫ك ُك َّل َد ٍاء‬ ِ
َ ‫ب ِم ْن َذل‬
ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
ُ ‫الْ َماء َس ْب َعةَاألَيَّام ُمَت َواليَ ات بالْغَ َداة فَِإ َّن اهللُ ُس ْب َحا َن اهللُ َت َع اىَل يَ ْدفَ ُع َع ْن الَّذى يَ ْش َر‬
ِ

‫ضائِِه َك َذا يِف َت ْف ِسرْي الْ َفاحِت َ ِة‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ


َ ‫ىِف َج َسده َويُ َعافْي ِه ِمْنهُ َوخُيَِّر ُجهُ م ْن عُُرْوقه َوحَلْ ِمه ِو َعظَ ِمه ِومَجِ ْي ِع أ َْع‬
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab beliau berkata, “Rasulallah bersabda, ‘Barang
siapa yang mengambil air hujan, dalam suatu riwayatApril dan dibacakan padanya
surah surah al-Fātiḥah sebanyak 70 kali, ayahal-Kursi 70 kali, qul huwa Allahu ahad
70 kali, mu’awidhataini 70 kali, demi diriki yang berada dalam genggaman-Nya
sesungguhnya Jibril memberitahuku bahwa barang siapa yang meminum air tersebut
selama tujuh hari secara berturut-turut di pagi hari, maka Allah akan menolak segala
penyakit dari tubuhnya, memberi kesembuhan dari penyakit, mengeluarkan penyakit
dari uratnya dagingnya, tulangnya, dan keseluruhan anggota tubuhnya.
23
Muh}ammad Haqqi al-Nazi>liy, Khazi>natul Asra>r, (Surabaya: Hidayah, t.th) 67.

9
Air hujan merupakan air yang penuh dengan keberkahan, sehingga Nabi suka
dengan air hujan.. Shuhaib Abdul Jabbār dalam kitabnyaal-Jāmi’ al-Ṣaḥīḥ li al-Sunan
wa al-Masānid24 mengutip sebuah hadis tentang keutamaan air hujan:
ِ ‫ول‬
‫ فَ َخ َر َج‬،‫اهلل صلى اهللُ عليه وس لَّم‬ ِ ‫ أَص ابنَا مطَ ر وحَنْن م ع رس‬:‫ك رضي اهلل عنه قَ َال‬ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬
َُ ََ ُ َ ٌ َ َ َ َ ْ ِ َ‫َو َع ْن أَن‬
, ‫ت َه َذا؟‬ ‫ يا رس َ ِ مِل‬:‫ َفق ْلنا‬،‫اهلل ص لى اهلل عليه وس لَّم فَحس ر ثَوب ه عن ه حىَّت أَص ابه‬ ِ ‫ول‬
َ ‫ص َن ْع‬
َ َ ‫ول اهلل‬ ُ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َْ ُ َ ْ َ َ َ ُ ُ ‫َر ُس‬
‫يث َع ْه ٍد بَِربِِّه‬ ِ
ُ ‫أِل َنَّهُ َحد‬:‫قَ َال‬
Diceritakan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Ketika kami sedang bersama
Rasulullallah,tiba-tiba hujan turun.Lalu Rasulullallah keluar dan membuka baju
sehingga beliau basahterkena air hujan.”, Lalu kami bertanya“Ya Rasulallallah apa
yang sedang engkau lakukan?.” Beliau menjawab, “Karena air hujan tersebut baru
saja datang dari Rabnya.”

‫َخ ِرِجي‬
ْ ‫ أ‬،ُ‫ يَا َجا ِريَة‬:‫ول‬
ُ ‫الس َماءُ َي ُق‬
َّ ‫ت‬ِ ‫اس رضي اهلل عنهما إِذَا مطَر‬
َ َ ٍ َّ‫ َك ا َن ابْ ُن َعب‬:‫َو َع ْن ابْ ِن أَيِب ُملَْي َك ةَ قَ َال‬
}‫الس َم ِاء َماءً ُمبَ َارًكا‬ ُ ‫ َوَي ُق‬، ‫َخ ِرِجي ثِيَايِب‬
َّ ‫ { َونََّزلْنَا ِم َن‬:‫ول‬ ْ ‫ أ‬،‫َس ْرجي‬
ِ
Diceritakan dari Ibnu Abī Mulaikah, ia berkata,“Ketika hujanturunIbnu Abbas berkata
kepada budak perempuanya, ‘Keluarkan pelanaku, bajuku. Kemudian Ibnu Abbas
membaca wa nazzalnāmin al-samāi māan mubārakan

Air hujan juga dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Sebagaimana
disampaikan oleh shaikh Muhammad Husain dalam kitabnya Mujarrabāt al-
Imāmiyyah fī al-Shifā’ bi al-Qur’ān wa al-Duā’25 :
ِ َّ ‫إش رمْبِْنم ٍاء‬ ِ َّ ‫الص ِاد ِق َعلَي ِه‬ ٍ ‫فَِفى ح ِدي‬
ُ‫ك الْ َو ْج ُع َك َما قَ َال اهلل‬ َ َ‫الس ِماء يَطْ ُه ُر بَ َدن‬
َ ‫ك َويَ ْدفَ ُع َعْن‬ َ ْ ‫الس ال ُم‬ ْ َّ ‫ث َع ْن‬ ْ َ
ِ ِ ِِ ِ ِ َّ ‫تعاىل وينِّزُل علَي ُكم ِمن‬
‫ت‬ُ ُ‫ب َعْن ُك ْم ِر ْج ُز الش َّْيطَان َولَي ْربطَ َعلَى ُقلُوبِ ُك ْم َوَيثْب‬
ُ ‫الس َماء َماءً ليُطَ ِّهَرُك ْم ب ه َويَ ْذ َه‬ َ ْ ْ َ َُ َ
‫بِِه األَقْ َد ُام‬
Terdapat dalam sebuah hadis dari imam al-Ṣādiq: minumlah air dari langit yang dapat
mensucikan badanmu dan menolak penyakit sebagaimana yang telah difirmankan
oleh Allah “Wa yunazzilu ‘alaikum min al-samāi mā’an liyuṭahhirakum bihī wa
24

Muh}ammad H{usain, Mujarraba>t al-Imamiyyah fi al-Shifa>’ bi al-Qur’a>n wa al-Dua>’,


25

(Bairu>t-Lebanon: Muassasah al-A’lamiy, t.th) 423.

10
yudhhiba ‘ankum rijzu al-shaiṭāni wa liyurbiṭa alā qulūbikum wa yusabbita bihi al-
aqdāmakum

Penggunaan do’a dengan lafal Allāhumma ishfi anta al-shāfi. Do’a tersebut
telah disebutkan dalam kitab al-Mu’jam li Ibni al-Muqri’ karya Abū Bakar
Muḥammad bin Ibrāhīm, dengan mengutip sebuah hadis sebagai berikut:

ِ‫ضُر بْ ُن َد ُاوَد بْ ِن َعْب ِد اللَّه‬ ِ ‫ ثنا أَبو ب ْك ٍر خ‬،‫اص ِم ب ِن الْم ْق ِر ِئ‬


َ َ ُ
ِ
ُ ْ ‫يم بْ ِن َعل ِّي بْ ِن َع‬
ِ ِ ِ ٍ
َ ‫َخَبَرنَا أَبُو بَ ْكر حُمَ َّم ُد بْ ُن إ ْبَراه‬
ْ‫أ‬
‫مِث‬
ُ َّ‫ئ ثنا أَيِب ثنا مَح‬
‫اد‬ َ ‫َّل يِف الْ َم ْس ِج ِد احْلََرِام َسنَةَ َس ْب ٍع َوثَاَل ِائَ ٍة َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن يَِز‬
ُ ‫يد الْ ُم ْق ِر‬ ُ ‫الْ ُم َعد‬
‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َك ا َن إِذَا َد َخ َل َعلَى‬ َ َّ ‫َن النَّيِب‬ َّ ‫س أ‬ ٍ َ‫اد بْ ُن أَيِب ُس لَْي َما َن َع ْن أَن‬ُ َّ‫ت َومَح‬ ٌ ِ‫بْ ُن َس لَ َمةَ َوثَ اب‬
26
‫ ِش َفاءً اَل يُغَ ِاد ُر َس َق ًما‬،‫ت‬ َ ْ‫ اَل َشايِف إِاَّل أَن‬، ‫الشايِف‬ َّ ‫ت‬ َ ْ‫ف أَن‬ِ ‫ اللَّه َّم ا ْش‬:‫ول‬
ُ ُ ‫يض َي ُق‬ ٍ ‫َم ِر‬
Telah memberikan kabar padaku Abū Bakar Muḥammad Ibrāhīm bin Ali bin ‘Ᾱṣim
bin al-Muqri’, telah berceritakepadaku Abū Bakar Khaḍir bin Dāwud bin Abdillāh al-
Mu’addal di Masjid al-Haramtahun 37, telah bercerita kepadaku Muḥammad bin
Abdillāh bin Yazīd al-Muqri’, telah bercerita kepadaku Ḥammād bin Salamah dan
Thabit dan Ḥammad bin Abī Sulaimān dari Anas, sesungguhnya Nabi pernah
mengunjungi orang sakit dan berdo’a: Allāhumma ishfi anta al-shāfi lā shifā’a illā
anta, shifā’an lā yughādiru saqama

Man Qalbuhu khafaqānan wa rajfānan, yang artinya jantung berdebar dan


menggigil. Dalam kitab Mujarrabāt al-Imāmiyyah fī al-Shifā’ bi al-Qur’ān wa al-
Duā dijelaskan bahwa al-Fātiḥah dapat digunakan untuk menenangkan jantung yang
berdebar dan menggigil.
ِ ‫اه ٍر وحُمِ ي مِب‬ ِ ٍ ‫حِت‬
‫ض هِبَا‬ ِ
َ ْ‫ت َاء الْ َمطَ ِر وغُس َل املَ ِري‬ ْ َ َ َ‫ت يِف إِنَاء ط‬
ِ
ْ َ‫الس َام َوإِ ْن ُكتب‬ َّ ‫ال َفا َ ةُ ِه َي ِش َفاءُ ِم ْن ُك ِّل َد ٍاء إِاَّل‬
27
.ُ‫ب َه َذا الْ َماءَ َم ْن جَيِ ُد ىِف َق ْلبِ ِه َر ْج َفانًا َو َخ َف َقانًا َز َال َعْنه‬
َ ‫ئ َوإِ ْن َشَر‬
َ ‫َو ْج َههُ بَِر‬
Al-Fātiḥah adalah obat dari segala penyakit kecuali racun, Jika al-Fātiḥah ditulis pada
sebuah wadah yang suci, dan dihapus dengan air hujan dan dibasuhkan pada wajah
orang sakit maka akan sembuh, dan apabila mengalami detakan jantung yang cepat
dan menggigil, maka akan hilang

26
Abu> Bakar Muh{ammad bin Ibra>him, al-Mu’jam li Ibni al-Muqri’ (Ridadh: Maktabah al-Rusd,
1998)1:258
27
Muh{ammad H{asan, Mujarraba>t al-Imamiyyah, 16.

11
Bimisk, dengan menggunakan misik. Ibnu al-Qayyim menjelaskan beberapa
kegunaan misik dalam kitabnya al-Ṭibb al-Nabawiy, bahwa misik dapat digunakan
sebagai pelancar dan penguat pernafasan, juga dapat digunakan sebagai penguat
anggota badan, baik yang dalam maupun luar. Adapun cara penggunaan untuk
anggota dalam yaitu dengan meminum atau menghirupnya. Untuk anggota luar
dengan sekedar mengoleskan pada anggota yang diperlukan. Misik juga digunakan
sebagai penghangat pada musim dingin. Dapat juga digunakan sering kali sesuai
dengan kebutuhan untuk menghangatkan tubuh.28
Wa za’farān. Faiṣal bin Muḥammad dalam kitabnya al-A’shāb Dawāun li
Kulli Dāin menjelaskan beberapa manfaat za’faran dalam pengobatan. Di antaranya
bahwa za’faran dapat digunakan obat dalam dan obat luar, dengan perincian sebagai
berikut:
Untuk penyakit dalam:Pertama, meringankan sakit kedinginan, batu
berdahak. Caranya merebus bunga za’faran dijadikan sebagai minuman hangat, setiap
hari tiga gelas, Kedua, untuk mengobati sakit pencernaan makanan, kencing, datang
bulan, dan liver. Caranya za’farandirebus lalu diminum setiap pagi satu gelas dan
malam sebelum tidur.
Untuk penyakit luar: Pertama, gusi berdarah dengan cara berkumur dengan
rebusan za’faran tiga kali dalam sehari. Kedua, untuk infeksi kulit dan mempercantik
warna kulit dengan cara melaburkan minyak za’faran dan merebus bungah za’faran
lalu digunakan untuk mandi. Ketiga, untuk sakit rematik dan radang sendi, dengan
cara memijatkan atau menggosokkan minyak za’faran pada anggota tubuh yang sakit,
atau dengan satu gram bubuk za’faran yang direbus dengan air hingga mendidih
kemudian campuran tersebut dilumatkan pada anggota tubuh yang sakit dan di gosok-
gosokkan. Za’faran juga dapat mempertajam penglihatan, menguatkan hati, dan
perut.29
Bimāi wardi. Al-Mālik al-Muẓaffir Yuūsuf bin Umar dalam kitabnya al-
Mu’tamad fī Adwiyyah al-Mufradahmenjelaskan manfaat air mawar. Menurutnya air

Muh{ammad bin Abi> Bakar, al-T{ibb al-Nabawiy, (Bairu>t: Da>r al-Fikr, t.th) 308.
28

Fais}al bin Muh}ammad Araqi>, Al-A’sha>b Dawa>un likulli Da>in (t.tp: Wiza>ratul I’la>m, 1413
29

H) 126-127

12
mawar dapat menguatkan otak, menghilangkanpusing, menguatkah hati menyadarkan
seorang yang pingsan dengan cara menghirupkannya.Tetesan air mawar juga dapat
menguatkan mata, mengutkan fungsi lima panca indra, dan menguatkan gusi dengan
cara berkumur.30
c. Mengobati telinga

31
‫ت مِب َ ِاء َوَرِد َوقَطََر ىِف األُذُ ِن امل ْو ُج ْو َع ِة َز َال َو ْجعُ َها‬ ِ ٍ ‫وإِذَا ُكتِبت ىِف إِنَ ٍاء نَ ِظي‬
ْ َ‫ف َوحُم ي‬ ْ َْ َ
َ
Apabila surah al-Fātiḥah dituliskan pada wadah yang bersih dan dihapus
menggunakan air mawar lalu diteteskan pada telinga yang sakit, maka
sakitnya akan hilang

d. Mengobati mata
َّ ‫ت مِب َ ِاء املطَ ِر الَّ ِذى يَ ُك ْو ُن ىِف‬
‫الش ْه ِر َك انُ ْون َو َس َح َق بِ ِه‬ ِ ٍ ‫ك ىِف إِنَ ٍاء ِمن زج‬
ْ َ‫اج َوحُم ي‬ َُ ْ
ِ ‫ت مِبِس‬ ِ ِ
ْ ْ َ‫َوإذَا ُكتب‬
َ
ِ ‫ْل أَص ِفهاىِن وا ْكتَحل بِِه‬
ُ‫ت َعْينُه‬ ْ ‫ص َّح‬
َ ‫صُرهُ َو‬َ َ‫ص ِر َجاَل ب‬ َ َ‫ف الب‬ َ َ َ َ َ ْ ِ ‫َك ُحك‬
ُ ‫ضعْي‬
32

“Apabila surah al-Fātiḥah dituliskan pada wadah kaca dengan menggunakan


minyak misik dan dihapus dengan air hujan pada bulan Desember akhir atau
Januari awal, dan dilumatkan sebagaimana celak asfihan. Lalu digunakan
sebagai celak bagi penderita sakit mata,maka matanya akan kembali sembuh

Manfaat surah al-Fātiḥah sebagai obat dari berbagai macam penyakit dikuatkan
dari beberapa kitab lain, diantaranya yaitu:
Al-Fātiḥah dijadikan sebagai obat mata juga disampaikan oleh Aḥmad al-
Dairābi dalam kitabnya Mujarrabāt al-Dairābi al-Kubrā. Ia menjelaskan bahwa
apabila surah al-Fātiḥah dibaca pada waktu antara salat sunah Subuh dengan salat
Fardu Subuh sebanyak 41 kali pada penderita penyakit mata, maka dengan izin Allah
ia akan segera sembuh, lebih-lebih ketika ia menggunakan air liurnya, lalu diusapkan
pada matanya yang sakit.33

30
Yu>suf bin Umar, al-Mu’tamad fi al-Adwiyah al-Mufradah, (Bairut, Lebanon: Dar al-Kutub al-
Ilmiah, 2000) 350
31
Al-Būnī, Shams al-Ma’ārif, 74
32
Ibid., 74.
33
Ah{mad al-Dairabi>, Mujarraba>t al-Dairabi> al-Kabi>r, (Mesir: Mus}t}afa> Muh}ammad, t.th)
9.

13
Al-Mālik al-Muẓaffir Yuūsuf bin Umar mengatakan bahwa tetesan air mawar
dapat mengutkan fungsi lima panca indra termasuk telinga.34
e. Mengobati lumpuhdan linu

‫ُّه ِن َس ْبعِنْي َ َم َّرٍة َوَد َه َن بِ ِه‬ ِ ٍ ِ‫ت بِ ُد ْه ٍن َخ ال‬ ِ ‫وإِ َذا ُكتِب‬
ْ ‫ك ال د‬ ْ َ‫ص َوقُ ِرئ‬
َ ‫ت َعلَى َذل‬ ْ َ‫ت َوحُم ي‬
َْ َ
35
‫ب الْ َفالِ ِج وعرق النسا َوُك ُل َو ْج ٍع َز َال‬ ِ
ُ ‫صاح‬
َ
Apabila surah al-Fātiḥah ditulis menggunakan minyak murni dan minyak
tersebut dibacakan al-Fātiḥah sebanyak 70 kali, lalu digunakan penderita
sakit lumpuh dan linu dan segala penyakit, maka sakitnya akan hilang

Penjelasannya sebagai berikut:


Biduhnin khāliṣin. Duhnun dalam kamus al-Munawwir diartikan sebagai
pelumasdan lemak. Dijelaskan dalam kitab al-Tibb al-Nabawiy karya Ibnu al-
Qayyim36, bahwa duhnun merupakan semacam minyak yang berkhasiat untuk
kecantikan atau pengobatan. Diantara untuk kecantikan yaitu dapat menutup pori-
pori kulit badan. Jika air mawar tersebutdigunakan setelah mandi dengan air hangat,
dapat mempercantik dan melembabkan kulit badan. Jika digunakan untuk rambut
maka akan mengindahkan dan memanjangkannya. Air mawar juga bermanfaat untuk
penyakit campak. Terdapat sebuah hadis yang menganjurkan untuk memakai
duhnun dalam kitab Sunan al-Turmudhī.37

‫ َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه‬،‫ َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن‬: ‫ قَ ااَل‬،‫ َوأَبُو نُ َعْي ٍم‬،‫ي‬
ُّ ِ‫الزَبرْي‬
ُّ ‫ َح َّدثَنَا أَبُو أَمْح َ َد‬:‫ود بْ ُن َغْياَل َن قَ َال‬ ُ ‫َح َّدثَنَا حَمْ ُم‬
‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ٍ ِ ِ َّ ‫ َعطَ اء ِمن أ َْه ِل‬:ُ‫ال لَ ه‬ ِ
َ ُّ ‫ قَ َال النَّيِب‬:‫ َع ْن أَيِب أَس يد قَ َال‬،‫الش ام‬ ْ ٌ ُ ‫ َع ْن َر ُج ٍل يُ َق‬،‫يس ى‬ َ ‫بْ ِن ع‬
»‫ت َو َّاد ِهنُوا بِِه فَِإنَّهُ ِم ْن َش َجَرٍة ُمبَ َارَك ٍة‬ َّ ‫ « ُكلُوا‬:‫َو َسلَّ َم‬
َ ْ‫الزي‬
Telah bercerita padaku Maḥmūd bin Ghailān.Ia berkata,“Telah bercerita kepadaku
Abū Aḥmad al-Zubairidan Abū Nu’aim.Mereka berkata, “Telah bercerita kepadaku
Sufyān, dari Abdullāh bin Īsā, dari seorang laki-laki yang berkata padanya: Aṭā’ dari
penduduk Sham, dari Abī Asīd.Ia berkata, “Rasulullah bersabda,“Makanlah buah
zaitun, dan gunakanlah minyak, sesungguhnya zaitun dari pohon yang berkah.”

34
Yu>suf bin Umar, al-Mu’tamad fi> al-Adwiyah, 350.
35
Al-Būnī, Shams al-Ma’ārif, 75.
36
Muh}ammad bin Abi> Bakar, al-Tibb al-Nabawiy, 337.
37
Muh{}ammad bin Isa>, Sunan al-Turmudhi, (Mesir: Must}afa> al-Ba>bi> al-Halibi>, 1975) 4:285

14
Adapun duhnun secara sederhana adalah minyak, lemak dan minyak
samsam. Adapun duhnun campuran yang bersifat mendinginkan sebagaimana
duhnun banafsajiy digunakan untuk mengobati sakit kepala dan demam,
memudahkan tidur bagi penderita insomnia dan memperlancar pergerakan sendi,
linu dan sakit lemah. Sedangkan yang bersifat menghangatkan seperti buah kenari
hijau atau kacang tanah yang banyak menghasilkan minyak ataupun lemak, dapat
digunakan untuk merenggangkan saraf, menghilangkan bercak-bercak flek,
menghilangkan bintik-bintik, melenturkan pita suara, dan lain sebagainya.38
Al-Būnī juga memasukkan beberapa hadis Nabi dan pendapat ulama’,
diantaranya yaitu:

‫اه ٍر الْ َفاحِت َ ةَ َواَيَةَ ال ُك ْرِس ي َس ْب َع‬


ِ َ‫الس الَم من َك ا َن بِ ِه م رض َف َق رأَ علَى م اٍء ط‬
َ َ َ ُ ََ َّ ‫قَ َال َعلَْي ِه‬
ْ َ ُ َّ ‫الص اَل ةُ َو‬
39 ٍ ٍ ‫ات والْمع ِو َذَت ِ سب ِع عَثر مَّر‬
ٍ
‫ث اَيَّ ٍام َعافَاهُ اهللُ ِم ْن ُك ِّل بَاَل ء‬ َ ‫ات َويَ ْشَربُهُ َعلَى ال ِريْ ِق ثَاَل‬ َ َ َ ْ َ ‫َمَّر َ ُ َ نْي‬
Barang siapa yang sakit dan menyiapkan air suci dan membacakan dalam air
tersebut surah al-Fātiḥah, ayat kursi tujuh kali, mu’awidhatain tujuh belas kali.
Kemudian meminumnya selama tiga hari, maka Allah akan menyembuhkanya
dan terhindar dari bala’

‫اس ال ُق ْرأ َِن َوِه َي ال َفاحِت َ ةُ فَاَل ِزُم َها َوَكتََب َها‬
ِ ‫َس‬ ِ َ ‫الش ْعيِب ِمن و ْج ِع الظَّ ْه ِر فَِقْي ل لَ هُ َعلَْي‬
َ ‫ك بأ‬ َ َْ َّ ‫َو َش َكا إِبْ ُن‬
40
‫اها َو َشَربَهُ فَ َش َفى‬
َ َ‫َوحَم‬
Ibnu Sha’biy mengeluh mengenai sakit punggung, maka dikatakan padanya
bahwa disuruh untuk menetapi pondasi al-Qur’an yakni al-Fātiḥah. Maka al-
Sha’biy tekun membaca al-Fātiḥah.Ia juga menulis surah tersebut, lalu
menghapus dan meminumnya. Kemudian penyakit yang dideritanya sembuh.
‫ت مِب َ َّكةَ ُم َّدةَ طَ ِوْيلَ ٍة َيعْرَتِيْيِن َداءٌ فَاَل أ َِج ُد‬ ِ ‫ِ حِت‬
َ ‫َح َس ُن امل ًد ًاواة بِالْ َفا َ ِة َوذَل‬
ُ ْ‫ك أَىِّن َم َكث‬ ْ ‫َوقَ َال إِبْ ُن ال َقيِّم أ‬
ُ
ِ‫َص ف َذل‬ ِ ِ ِ ‫حِت‬ ِ ِ
‫ك‬َ ُ ‫أ‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ظ‬ ‫ع‬ ‫ا‬
‫ر‬ ‫ي‬ ‫ث‬ ْ
‫أ‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ت‬
ُ ْ ُ َ ً ْ َ ً ْ َ َ‫َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ هَل‬ ‫َي‬
‫أ‬‫ر‬ ‫ف‬ ‫ت‬ ‫ل‬ ‫ع‬‫ف‬‫ف‬ ‫ة‬ ‫ا‬ ‫ف‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ف‬
ْ َ ُ ‫ت أ َُع‬
‫ن‬ ‫ج‬ ‫ال‬ ُ ‫طَبِْيبًا َواَل َد َواءَ َف ُق ْل‬
41
ُ‫كي أَلَ ًما َش ِديْ ًدا َفيَْبَرأ‬ ِ َ‫لِمن ي ْشت‬
َ َْ

38
Muh}ammad bin Abi> Bakar, al-Tibb al-Nabawiy, 337.
39
Al-Būnī, Shams al-Ma’ārif, 76
40
Ibid., , 73.
41
Ibid., 73.

15
Ibnu al-Qayyim berkata, “Sebaik-baik pengobatan adalah al-Fātiḥah. Hal
tersebut pernah saya alami sendiri ketika bermukim di Makkah pada waktu
yang lama. Saya menderita penyakit dan saya belum menemukan dokter dan
obatnya. Pada akhirnya, saya mengatakan pada diri saya sendiri, saya akan
mengobati diriku dengan al-Fātiḥah. Saya melakukan pengobatan dengan
surah al-Fātiḥah, dan saya melihat efek yang nyata. Saya jadikan hal tersebut
sebagai pedoman terdapat seseorang yang mengadu sakit parah, dan akhirnya
dapat disembuhkan.

ِ ِ ِ ‫اهرةُ أَلْ ف خ‬ِ ِ ِ ‫الكت‬


ْ َ‫اص يَةٌ بَاطنَ ةٌ إِ َذا ُكتب‬
‫ت ىِف‬ َ ُ
ِ
ُ ْ‫اب فْي َها أَل‬
َ َ‫ف َخاص يَةٌ ظ‬ َِ ‫ااهلل أ َُّم‬
ِ ِ‫وقَ َال الع ا ِرُفو َن ب‬
ْ َ َ
ِّ ‫ت أِل‬ ِ ِ ٍ
ٍ ‫َي َمَر‬
ُ‫ض أ ََزالَهُ اهلل‬ ْ َ‫ت َو ُسقي‬ ْ َ‫إِنَاء َوحُم ي‬
Para Ahli ma’rifah mengatakan bahwaummu al-kitāb mengandung seribu
khasiat baik dhahir maupun bathin ketika dituliskan pada sebuah wadah dan
dihapus, lalu diminumkan pada penderita sakit apapun, maka Allah akan
menghilangkan sakitnya.

ُّ ‫اها مِب َ ٍاء َو َشَربَهُ أ‬


ٍ ْ‫َي َم ِري‬ ٍ ‫ض العلَم ِاء من َكتَب ال َفاحِت َةَ يِف إِنَ ٍاء نَ ِظْي‬
ُ‫اف اهلل‬
َ ‫ض َش‬ َ َ‫ف َوحَم‬ َ ْ َ َ ُ ُ ‫قَ َال َب ْع‬
Sebagian ulama’ mengatakan barang siapa yang menulis al-Fātiḥah pada
sebuah wadah yang bersih dan menghapusnya dengan air dan meminumnya
maka Allah akan memberikan kesembuhan untuk segala penyakit

‫َن ا ْق َرأَ ُس ْوَرةَ اَل فَاءَ فِْي َها فَِإ َّن‬ َّ ‫الس اَل ُم فَأ َْو َحي إِلَْي ِه أ‬ ِ
َّ ‫ض َح َس ٌن َواحْلُ َس نْي ُ ا ْغتَ َّم النَّيِب ُّ َعلَْي ِه‬ َ ‫َولَ َّما َم َر‬
‫الت َف ُاؤ ُل َت ْقَرُؤَها َعلَي إِنَ ٍاء فِْي ِه َم اءٌ اَْربَعِنْي َ َم َّرةً َوا َغ َس َل هِبَا يَ َديْ ِه َوِر ْجلَْي ِه َوَرأْ ِس ِه َوَو ْج ِه ِه‬ َّ ‫الْ َف اءَ ِم ْن‬
42
‫َو َسائِِر بَ َدنِِه فَِإ َّن اهللَ يَ ْش ِفْي ِه ِم ْن ُك ِّل أَ ٍمَل‬
Ketika Hasan dan Husain menderita sakit, Rasulallah merasa muram.
Kemudian Allah memberikan wahyu agar beliau membaca surah yang tidak
mengandung huruf fa’ karena fa’ mengandung kejelekan. Surah tersebut
dibacakan pada air sebanyak 40 kali dan dibasuhkan pada kedua tangan,
kedua wajah, kepala wajah, dan anggota tubuh yang lain, maka Allah akan
memberikan kesembuhan dari setiap penyakit.
Al-Fātiḥah merupakan surah ruqyah, surah yang banyak digunakan sebagai
media pengobatan secara umum. Banyak hadis-hadis yang menjelaskan bahwa al-

Ibid., 73.
42

16
Qur’an merupakan obat. Salah satu dari nama surah al-Fātiḥah adalah surah ruqyah,
karena sebagian dari sahabat Nabi meruqyah dengan menggunakan surah al-Fātiḥah.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abū Ubaid, Aḥmad bin Hanbal,
al-Bukhāri, al-Muslim, Abū Dāwud, al-Turmudhi, al-Nasā’i, Ibnu Mājah, Ibnu Jarīr,
al-Ḥākim dan al-Baihaqi:
ٍ ِ‫ عن أَيِب س ع‬،َ‫ض رة‬ ٍ َ‫ َع ْن َج ْع َف ِر بْ ِن إِي‬،‫ش‬
‫يد‬ َ ْ َ َ ْ َ‫ َع ْن أَيِب ن‬،‫اس‬ ْ ‫ َع ِن األ‬،َ‫ َح َّدثَنَا أَبُو ُم َعا ِويَة‬:‫ قَ َال‬،‫َّاد‬
ِ ‫َع َم‬ ٌ ‫َح َّدثَنَا َهن‬
،‫الق َرى َفلَ ْم َي ْقُرونَا‬ ِ ‫ فَس أَلْناهم‬،‫اهلل ص لَّى اللَّه علَي ِه وس لَّم يِف س ِريٍَّة َفنزلْنا بَِق وٍم‬ ِ ‫ول‬ ُ ‫ َب َعَثنَا َر ُس‬:‫ي قَ َال‬ ِّ ‫اخلُ ْد ِر‬
ُ ُ َ َ ْ َ ََ َ َ َ َ ْ َ ُ َ
‫يه َحىَّت ُت ْعطُونَا‬ ِ ِ‫ ولَ ِكن الَ أَرق‬،‫ َنعم أَنَا‬:‫ب؟ ُقْلت‬ ِ ‫ َهل فِي ُكم من يرقِي ِمن الع ْقر‬:‫غ سيِّ ُد ُهم فَأََتونَا َف َقالُوا‬ ِ
ْ ْ َ َْ ُ َ َ َ َْ ْ َ ْ ْ ْ ْ َ َ ‫َفلُد‬
،‫ض نَا الغَنَ َم‬ْ َ‫ َفَب َرأَ َوَقب‬،‫ات‬ٍ ‫ احلم ُد لِلَّ ِه س بع م َّر‬:‫ َف َقبِْلنَا َف َق رأْت علَي ِه‬،‫ فَِإنَّا نُع ِطي ُكم ثَالَثِني َش ا ًة‬:‫ قَ الُوا‬،‫َغنَم ا‬
َ ََْ َْ ْ َ ُ َ َ ْ ْ ً
:‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم قَ َال‬ ِ َ ‫ الَ َتعجلُ وا حىَّت تَ أْتُوا رس‬:‫ َفع رض يِف أَْن ُف ِس نَا ِمْنها َش يء َف ُق ْلنَا‬:‫قَ َال‬
َ ‫ول اهلل‬ َُ َ َْ ٌْ َ َ ََ
ِ ِ ِ ِ
‫اض ِربُوا يِل َم َع ُك ْم‬
ْ ‫ض وا الغَنَ َم َو‬ ُ ِ‫ت أَن ََّها ُرْقيَ ةٌ؟ اقْب‬
َ ‫ َوَما َعل ْم‬:‫ قَ َال‬،‫ت‬ َ ‫ت لَ هُ الَّذي‬
ُ ‫ص َن ْع‬ ُ ‫َفلَ َّما قَ د ْمنَا َعلَْي ه ذَ َك ْر‬
.‫بِ َس ْهم‬
43 ٍ

Surah al-Fātiḥah juga dinamakan sebagai surah al-Shifā’ karena sesuai dengan
beberapa hadis yang menjelaskan bahwa al-Qur’an dapat menyembuhkan sebagai
obat. Diantara hadis yang menjelaskan al-Fātiḥah sebagai al-Shifā’ adalah sebagai
berikut:
ِ ‫َن رس وَل‬ ِ ٍِ ِ ِ
‫اهلل ص لى اهلل عليه‬ ُ ‫َخ َر َج َس عْيد بِ ْن َمْن‬
ْ ُ َ َّ ‫ص ْور َوالَْبْي َهقى َع ْن أَىِب َس عْيد اخلُ ْد ِرى َرض َي اهللَ َعْن هُ أ‬ ْ‫أ‬
َّ َ‫اب ِش َفاءٌ ِمن‬
‫الس ِّم‬ ِ ً‫وسلم قَ َال فَاحِت ة‬
ِ َ‫الكت‬ َ
Saīd bin Manṣūr dan Baihaqi meriwayatkan dari Abū Sa’īd al-Khudri, sesungguhnya
Rasulullah bersabda, “Surah al-Fātiḥah adalah obat dari racun.”

‫ت‬ َّ ‫اب ِش َفاءٌ ِم ْن ُك ِّل َشْي ٍئ إِاَّل‬ ِ ُ‫أَخرج اخلَْلعِى عن جابِ ِر ر ِضي اهلل عْنه فَاحِت ة‬
ِ َ‫الكت‬
ُ ‫الس ُام املَْو‬
َّ ‫الس َام َو‬ َ ُ َ ُ َ َ َ َْ َ َْ
Al-Khal’i meriwayatkan dari Jābir.Ia berkata, “Surah al-Fātiḥah adalah obat segala
penyakit kecuali racun, dan racun adalah kematian.”

43
Muh}ammad bin Isa>, al-Jami’ al-Kabi>r, (Bairu>t: Da>r al-Gharab al-Islami>, 1998) 3:466.

17
Imam al-Munāwi juga mengatakan bahwa al-Fātiḥah dapat menjadi obat
kebodohan, kemaksiatan, dan penyakit badan baik yang dhahir maupun batin, dengan
disertai adanya tadabbur dan tafakkur, serta harus dengan adanya keyakinan yang
kuat.44
2. Surat al-Hashr ayat 22 – 24

‫) ُه َو اللَّهُ الَّ ِذي اَل‬٢٢( ‫يم‬ ِ َّ ‫الرمْح ن‬ ِ ‫ب والش‬ ‫مِل‬ ِ


ُ ‫الرح‬ ُ َ َّ ‫َّه َادة ُه َو‬ َ َ ِ ‫ُه َو اللَّهُ الَّذي اَل إِلَهَ إِاَّل ُه َو َع ا ُ الْغَْي‬
‫يز اجْلَبَّ ُار الْ ُمتَ َكِّبُر ُس ْب َحا َن اللَّ ِه َع َّما‬ ِ ِ ِ
ُ ‫الس اَل ُم الْ ُم ْؤم ُن الْ ُم َهْيم ُن الْ َع ِز‬
َّ ‫ُّوس‬ ُ ‫ك الْ ُق د‬ ُ ‫إِلَ هَ إِاَّل ُه َو الْ َمل‬
ِ ‫الس ماو‬
‫ات‬ َ َ َّ ‫ص ِّوُر لَ هُ اأْل َمْسَاءُ احْلُ ْس ىَن يُ َس بِّ ُح لَ هُ َما يِف‬ َ ‫ئ الْ ُم‬ ُ ‫) ُه َو اللَّهُ اخْلَالِ ُق الْبَ ا ِر‬٢٣( ‫يُ ْش ِرُكو َن‬
)٢٤( ‫يم‬ ِ ِ ِ ‫َواأْل َْر‬
ُ ‫ض َوُه َو الْ َعز ُيز احْلَك‬
Di antarakhasiat surah al-Ḥasr ayat 21 sampai ayat 24 menurut al-Būni yaitu:
ِ ‫ض َع يَ َدهُ َعلَى رأْ ِس ِه وَقرأَ َق ْولِِه َت َعاىَل " ُهو اللَّهُ الَّ ِذي اَل إِلَهَ إِاَّل ُهو َعامِلُ الْغَْي‬
‫ب‬ ِ
َ ‫صلَّي اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َمْن َو‬
َ ‫قَ َال النَّيِب‬
َ َ ََ َ
‫الس َام‬ ُّ ‫َّه َاد ِة " إِىَل اَ ِخ ِر‬
َّ ‫الس ْوَرِة َكا َن لَهُ ِش َفاءٌ ِم ْن ُك ِّل َداءٌ إِاَّل‬ َ ‫َوالش‬
45

Nabi Muhammad bersabda,”Barang siapa yang menaruh tanganya di kepala dan


membaca firman Allah huwa Allāhu al-ladhī lā ilāha illa huwa ‘ālimu al-ghaibi wa
al-shahādah samapai akhir surah, maka Allah akan memberikan kesembuhan segala
penyakit kecuali racun

”‫الش َفاءَ ِم ْن ُك ِّل َد ٍاء‬


ِّ ‫ك‬ ِ ِ ْ‫الساَل م من َقرأَ اَ ِخر احل َشر ووضع ي َده حَت‬
ْ ‫ت َرأْسه َوقَ َال "اَللَّ ُه َّم إِىِّن أ‬
َ ُ‫َسأَل‬ ِ
َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ ‫َوقَ َال َعلَْيه الصَّاَل ةُ َو‬
46
‫َش َفى‬
Rasulallah bersabda barang siapa membaca akhir surah al-Hasr dan menaruh
tangannya di bawah kepala sambil membaca Allāhumma innī as’aluka al-shifā’a min
kulli dāin,maka Allah akan memberikan kesembuhan

Manfaat surah al-Ḥashr juga dijelaskan dalamkitab al-Qawānīn al-Fiqhiyyah


karya Ibnu al-Jauzy sebagai berikut:

44
Muh}ammad Haqqi al-Nazi>liy, Khazi>natul Asra>r, 96.
45
Al-Būnī, Shams al-Ma’ārif, 73-74.
46
Ibid., 76.

18
‫الرأْ ِس اِن ََّها ِش َفاءٌ ِم ْن ُك ِّل َد ٍاء اِاَّل‬
َّ ‫ض ِع اليَ ِّد َعلَى‬ْ ‫الس ْوَرِة احلَ َش ر َم َع َو‬ ُّ ‫َوَرَوْينَا َح ِد ْيثًا ُم َس ْل َساًل يِف قَِراءَ ِة اَ ِخ ِر‬
47
‫ت َوقَ ْد َجَرْبنَاهُ ِمَر ًارا َع ِديْ َدةً َف َو َج ْدنَاهُ َحقًّا‬ َّ ‫الس ِام َو‬
ُ ‫الس ُام ُه َو املَْو‬ َّ
Kami meriwayatkan hadis musalsaltentang bacaan akhir surah al-Ḥasr dengancara
menaruh tangan di atas kepala.Sesungguhnya hal tersebut merupakan penyembuhan
dari setiap penyakit kecuali racun, karena racun adalah kematian. Hal tersebut telah
berkali-kali di coba dan kami telah menemukan kebenaran

3. Surah al-Burūj

‫) النَّا ِر‬٤( ‫ود‬ ِ ‫) قُتِ ل أَص حاب اأْل ُخ ُد‬٣( ‫ود‬ ٍ ‫اه ٍد وم ْش ه‬ ِ ِ ِ ِ ‫الس م ِاء َذ‬
ْ ُ َْ َ ُ َ َ ‫) َو َش‬٢( ‫) َوالَْي ْوم الْ َم ْوعُ ود‬١( ‫وج‬ ِ ‫ات الُْب ُر‬ َ َّ ‫َو‬
‫) َوَما َن َق ُم وا ِمْن ُه ْم إِلَّا‬٧( ‫ود‬ ِِ ِ ِ ‫َذ‬
ٌ ‫ني ُش ُه‬ َ ‫) َوُه ْم َعلَى َما َي ْف َعلُو َن بِالْ ُم ْؤمن‬٦( ‫ود‬ ٌ ُ‫) إِ ْذ ُه ْم َعلَْي َها ُقع‬٥( ‫ات الْ َوقُود‬
‫) إِ َّن‬٩( ‫ض َواللَّهُ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِهي ٌد‬ ِ ‫ات َواأْل َْر‬ ِ ‫السماو‬
َ َ َّ ‫ك‬
ِ ِ
ُ ‫) الَّذي لَهُ ُم ْل‬٨( ‫أَ ْن يُ ْؤِمنُوا بِاللَّ ِه الْ َع ِزي ِز احْلَ ِميد‬
ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ َّ
َ ‫) إ َّن الذ‬١٠( ‫اب احْلَ ِري ق‬
‫ين‬ ُ ‫َّم َوهَلُ ْم َع َذ‬َ ‫اب َج َهن‬ ُ ‫ني َوالْ ُم ْؤمنَ ات مُثَّ مَلْ َيتُوبُ وا َفلَ ُه ْم َع َذ‬َ ‫ين َفَتنُ وا الْ ُم ْؤمن‬ َ ‫الذ‬
ِ ِ ‫آمنُ وا وع ِملُ وا َّ حِل‬
‫ك‬ َ ِّ‫ش َرب‬ َ ْ‫) إِ َّن بَط‬١١( ُ‫ك الْ َف ْوُز الْ َكبِ ري‬ َ ‫َّات جَتْ ِري ِم ْن حَتْتِ َها اأْل َْن َه ُار ذَل‬ ٌ ‫الص ا َات هَلُ ْم َجن‬ ََ َ
‫ال لِ َما‬ ٌ ‫) َف َّع‬١٥( ‫يد‬ ُ ‫) ذُو الْ َع ْر ِش الْ َم ِج‬١٤( ‫ود‬ ُ ‫ور الْ َوُد‬ ُ ‫) َوُه َو الْغَ ُف‬١٣( ‫يد‬ ُ ‫) إِنَّهُ ُه َو يُْب ِد‬١٢( ‫لَ َش ِدي ٌد‬
ُ ِ‫ئ َويُع‬
ُ‫) َواللَّه‬١٩( ‫يب‬ ٍ ‫) بَ ِل الَّ ِذين َك َف روا يِف تَ ْك ِذ‬١٨( ‫ود‬ ِ ِ
َ ُ‫) ف ْر َع ْو َن َومَث‬١٧( ‫يث اجْلُنُود‬
ِ َ َ‫) ه ل أَت‬١٦( ‫يد‬
ُ ‫اك َح د‬ ُ ‫يُِر‬
ُ َ َْ
)٢٢( ‫وظ‬ ٍ ‫) يِف لَو ٍح حَمْ ُف‬٢١( ‫) بل هو ُقرآ ٌن جَمِ ي ٌد‬٢٠( ‫ط‬ ٌ ‫ِم ْن َوَرائِ ِه ْم حُمِي‬
ْ ْ َُ ْ َ
Al-Būnī menjelaskanbahwa surah al-Burūj dapat menjaga tubuh dari sakit
bisul dengan cara membacanya secara rutin pada waktu shalat asar.Adapun
redaksinya adalah sebagai berikut:

‫ص ِر أ ََم َن ِم َن‬ ِ ِ ِ َ ‫وقَ َال‬


ْ ‫الع‬ َ ‫البُرْو ِج يِف‬
َ ‫صاَل ة‬ ُ َ‫اب الدِّيْن السهروردى إ َّن َم ْن َقَرأَ ُس ْوَرة‬
ُ ‫الشْي ُخ ش َه‬ َ
48 ِ
‫َّمامْي َل‬
َ ‫الد‬
Sheikh Shihabuddīn mengatakan bahwa barang siapa membaca surah al-
Burūj saat shalat Asar maka akan terhindar dari bisul

Dalam kitab Mujarrabāt al-Imamiyyah fī al-Shifā’ bi al-Qurā’n wa al-Du’ā’


juga dijelaskan bahwa surah al-Burūjbermanfaat sebagai pelindung tubuh dari bahaya
racun.
47
Ibni Juzay, Al-Qawa>ni>n al-Fiqhiyyah, (t.tp:t.np, t.th) 296.
48
Al-Būnī, Shams al-Ma’ārif, 74.

19
ِ ِ َّ ‫ومن َقرأَ علَى امل ِاء (و‬
ُ‫ضُّرهُ إِ ْن َشاءَ اهلل‬
ُ َ‫البُرْو ِج) َو َس َقاهُ َم ْن َس َقي مَسًا فَِإنَّهُ اَل ي‬
ُ ‫الس َماء ذَات‬ َ َ َ َ ْ ََ
49

Barang siapa yang membaca wa al-samāi dhāti al-burūj pada suatu air dan
diminumkan pada seseorang yang terkena racun, maka racunnya tidak akan bereaksi

Rasulallah juga membiasakan membaca surah al-Burūj disetiap shalat dhuhur


dan ashar, sebagaimana riwayat imam Ahmad bin Hanbal sebagai berikut:

‫الس َم ِاء‬
َّ ‫ َو‬،‫وج‬ ِ َ‫الس م ِاء ذ‬
ِ ‫ات الُْب ُر‬ َ َّ ‫ َو‬:‫ص ِر‬
ِ
ْ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َك ا َن َي ْق َرأُ يِف الظُّ ْه ِر َوالْ َع‬
ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫أ‬
‫ َو َشَب َه َها‬،‫َوالطَّا ِرِق‬
50

Rasulullah SAW. membaca wa al-samāi dhāti al-burūj dan wa al-samāi wa al-ṭāriq


pada waktu dhuhur dan asar

4. Penggalan ayat dari Surah al-Kahfi dan Maryam


a. Al-Kahfi ayat 25

)25( ‫ني َو ْازَد ُادوا تِ ْس ًعا‬ِ ِ ٍ ِ َ َ‫ولَبِثُوا يِف َكه ِف ِهم ث‬


َ ‫الث مائَة سن‬ ْ ْ َ
b. Penggalan awal ayat 18 dari Surah al-Kahfi

‫ِّم ِال‬ ِ ‫ات الْيَ ِم‬


َ ‫ود َونُ َقلُِّب ُه ْم َذ‬
َ ‫ات الش‬
َ ‫ني َو َذ‬ ٌ ُ‫َوحَتْ َسُب ُه ْم أ َْي َقاظًا َوُه ْم ُرق‬
c. Penggalan akhir ayat ke 98 dari Surah Maryam

)98( ‫َح ٍد أ َْو تَ ْس َم ُع هَلُ ْم ِرْكًزا‬ ِ ِ ُّ ِ‫هل حُت‬


َ ‫س مْن ُه ْم م ْن أ‬ َْ
Penggalan ayat tersebut menurut al-Būnī berfungsi untuk menenangkan atau
menidurkan orang yang sakit, dan dapat juga digunakan untuk menenangkan anak
kecil yang sering menangis. Ia berkata:

‫ب َه ِذ ِه‬ ْ ُ‫ك فَا ْكت‬


ِ
َ ‫ض أ َْو َم ْن بِِه َو ْج ٌع ُم َؤمَّلٌ َو َغْي ُر ذَل‬ ٍ ْ‫ت ِم ْن َم ِري‬ ِ
َ ‫َوإِذَا أ ََرْد‬
َ ‫ت أَ ْن َتُن ْوَم َم ْن شْئ‬
‫ظ َحىَّت َت ْرفَ َع‬ُ ‫ت ِو َس َادتِِه فَِإنَّهُ َينَ ُام ِمْن َوقْتِ ِه اَل يَ ْس َتْي ِق‬ ِ ِ ِ ْ‫اأْل َمْس اء وض عها حَت‬
َ ْ‫ت ع َم َامت ه أ َْو حَت‬
َ ََ َ َ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ت َرأْس ِه َوَهذه اأْل َمْسَاءُ َتْن َف ُع لأْل َطْ َف ِال الَّذيْ َن يُ َكثُِّرْو َن البُ َك اء َوه َي " َولَبِثُوا‬ ِ
َ ْ‫اأْل َمْسَاءَ م ْن حَت‬

Muh{ammad H{asan, Mujarraba>t al-Imamiyyah, 15.


49

Ah{mad bin Muh{ammad, Musnad al-Ima>m Ah{mad bin H{ambal, (t.tp: Muassasal al-Risa>lah,
50

2001) 34:497

20
ٌ ُ‫ني َو ْازَد ُادوا تِ ْس ًعا َوحَتْ َس ُب ُه ْم أ َْي َقاظًا َوُه ْم ُرق‬ِ ِ ٍ ِ َ َ‫يِف َكه ِف ِهم ث‬
َ َ‫ود َونُ َقلُِّب ُه ْم ذ‬
‫ات‬ َ ‫الث مائَ ة س ن‬ ْ ْ
"‫َح ٍد أ َْو تَ ْس َم ُع هَلُ ْم رْكًزا‬
51 ِ ِ ِ ُّ ِ‫ني وذَات الشِّم ِال هل حُت‬
َ ‫س مْن ُه ْم م ْن أ‬ ْ َ َ َ َ ‫الْيَم‬
ِ ِ
Jika engkau berkehendak untuk menenangkan atau menidurkan
seseorang yang sakit atau mengalami kesakitan atau yang lainya, maka
tulislah beberapa asma’ ini dan ditaruh di bawah surbanya atau di
bawah bantalnya. Maka orang tersebut akan tenang atau tertidur pada
waktu itu dan tidak akang bangun sampai asma’ tersebut di ambil
darinya. Asma’ ini juga bermanfaat untuk menenangkan tangisan anak
kecil. Adapun asma’nya adalah: wa labithū fī kahfihim thalatha miatin
sinīna wazdādū tis’ā wa taḥsabuhum aiqāẓan wahum ruqūd wa
nuqallibuhum dhāta al-yamīn wadhata al-shimāl haltuḥissu minhum
min aḥadin au tasma’u lahum rikza

5. al-Asmā’ al-A’ẓam
Menurut al-Būni Asmā’ al-A’ẓamdapat digunakan sebagai obat dari segala
penyakit, termasuk juga penyakit buta.
al-Asmā’ al-A’ẓamjuga dinamakan sebagai du’a al-a’mā’, karena barang siapa
yang berdo’a dengan al-Asmā’ al-A’ẓam, pengelihatanya akan kembali pulih. Asma’
ini dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit baik penyakit yang
disengaja maupun yang tidak disengaja, dan mempercepat proses penyembuhanya.52
Sebagian pendapatmengatakan bahwaal-Asmā’ al-A’ẓamadalah dua ayat di
surah al-Baqarah, satu ayat di surah Ᾱli Imrān, tiga ayat di surah al-An’ām, dua ayat
di surah al-A’rāf, dua ayat di surah al-Ra’du, empat ayat di surah Ṭāhā, satu ayat
dalam surah al-Mu’minūn, satu ayat dalam surah al-Lail, satu ayat dalam surah al-
Rūm, satu ayat dalam surah al-Sajdah, dua ayat di surah Yāsīn, tiga ayat di
surahGāfir, satu ayat di surah Jāshiyah, dua ayat di surah al-Raḥmān, tiga ayat di
surah al-Ḥashr, satu ayat di surah al-Mulk dan dua ayat di surah al-Ikhlāṣ.53
Ada juga yang mengatakan, bahwa al-Asmā’ al-A’ẓamadalah awal surah al-
Ḥadīd sampai pada al-Ṣudūr, dan akhir surah al-Ḥasr.54

‫ِّعا ِم ْن َخ ْشيَ ِة اللَّه‬


ً ‫صد‬
ِ
َ َ‫لَ ْو أَنزلْنَا َه َذا الْ ُق ْرآ َن َعلَى َجبَ ٍل لََرأ َْيتَهُ َخاش ًعا ُمت‬
51
Al-Būnī, Shams al-Ma’ārif, 247
52
Ibid, 86.
53
Abu> Abba>s, Shams al-Ma’a>rif, 101
54
Ibid,. 101

21
Lalu berdo’a:

‫َح ٌد َك َذا ِس َواهُ أَ ْن َت ْف َع َل يِف َما ُه َو َك َذا َوَك َذا‬


َ ‫اَللَّ ُه َّم يَ َام ْن ُه َو َك َذا َواَل يَ ُك ْو ُن أ‬
al-Asmā’ al-A’ẓam yang berada di akhir surah al-Ḥasr telah disampaikan oleh
AbūḤāmid al-Ghazāli dalam kitabnya Khawwāṣ al-Qur’ān.55Ia mengutip sebuah
hadis sebagai berikut:
ِ ‫ ورِوي ع ِن النَّيِب أَنَّه س ئِل عن إِس ِم‬: ‫قَ َال اإْلِ م ام أَبو ح ِامد الغَ زىِل رمِح ه اهلل‬
ُ‫ ُه َو اهلل‬:‫َعظَ ِم َف َق َال‬
ْ ‫اهلل اأْل‬ ْ َْ َ ُ ُ َ َ َُ ُ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ
‫ َواَخر ُس ْوَرة اَحْلَ َشر‬,‫ أ ََّو ُل ُس ْوَرة اَِل ع ْمَران‬,‫الَّ ِذى اَل إِلَهَ إِاَّل ُه َو‬
ِ ِ
Imām AbūḤāmid al-Ghazāli berkata, “Diriwayatkan dari Nabi ketika beliau ditanya
mengenai Ismu Allāh al-A’ẓam, beliau bersabda, yaitu ‘huwa Allāhu alladhi lā ilāha
illā huwa, awal surah Ᾱli Imrān dan akhir surah al-Ḥashr’.

Shaikh Shuraikh dalam mimpinya mendengar seseorang yang mengatakan


bahwa ia harus menemui seseorang, untuk mengetahui al-Asmā’ al-A’ẓam. Keesokan
harinya, ia mendatangi laki-laki tersebut dan mendapatkan al-Asmā’ al-A’ẓam. Do’a
tersebut terdiri dari potongan-potongan ayat dari beberapa surah dalam al-Qur’an.
Do’a yang dibacaadalah sebagai berikut56:

‫ ن زل عليك الكت اب‬.‫ اهلل ال إله إال هو احلي القي وم‬،‫ امل‬.‫اهلل ال إله إال هو احلي القي وم إىل أخر األية‬
‫ ال إله إال هو‬.‫ هو الذى يصوركم ىف األرحام كيف يشاء‬.‫باحلق مصدقا ملا بني يديه وأنزل التوراة األية‬
‫ ذلكم اهلل‬.‫ اهلل ال إله إال هو ليجمعنكم إىل يوم القيامة األية‬.‫ إن الدين عند اهلل اإلس الم‬.‫العزيز احلكيم‬
‫ ال تدركه األبص ار وهو ي درك‬.‫ربكم ال إله إال هو خ الق كل ش يئ فاعب دوه وهو على كل ش يئ وكيل‬
‫ قل ياأيها‬.‫ اتبع ما أوحي إليك من ربك ال إله إال هو وأعرض عن املشركني‬.‫األبصار وهو اللطيف اخلبري‬
‫ ف أمنوا باهلل‬.‫الن اس إىن رس ول هلل إليكم مجيعا ال ذى له ملك الس مواتو األرض ال إله إال هو حييي ومييت‬
‫وما أمروا اال ليعبدوا إهلا واحدا ال إله‬.‫ورسوله النيب األمى الذي يؤمن باهلل وكلماته واتبعوه لعلكم هتتدون‬
.‫ فإن تولوا فقل حسيب اهلل ال إله إال هو عليه توكلت وهو رب العرش العظيم‬.‫إال هو‬
Mengenai penggunaan al-Asmā’ al-A’ẓam, al-Būnī mengatakan bahwa asmā’-
asmā’ Allah tersebut dapan digunakan sebagai obat segala penyakit, termasuk juga
penyakit buta. Adapun redaksi dari al-Būnī adalah sebagai berikut:

55
Abu> H{a>mid al-Ghaza>li>, Khawwa>s{ al-Qur’an (t.tp:t.np, t.th) 81.
56
Abu> Abba>s, Shams al-Ma’a>rif, 102

22
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ُ ِ ‫َن ه َذا اإْلِ سم ي‬
ْ ‫َس َق ِام َواأْل َْو َج ِاع َولَت ْعجْي ِل الْ َعافيَة َوُه َو احل‬
ُ ‫ص ُن احلَصنْي‬ ْ ‫ئ م َن اأْل‬ َ َّ ‫َو أ‬
57
‫ْ َ ُرْب‬
Sesungguhnya ism ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit, dan
menyegerakan proses penyembuhanya. Karena ia merupakan benteng
yang membentengi

‫صَرهُ بَِبَرَكتِ ِه‬ ِ ِ ِ ِ ‫فَصل ِمن إِس ِم‬


َ َ‫َع َمى الَّذى َد َعا بِه اهللَ َفَّرَد َعلَيَه ب‬
ْ ‫َعظَ ِم َويُ َس َّمى ُد َعاءُ اأْل‬
ْ ‫اهلل اأْل‬
58
ْ ْ ٌْ
Asma Allah al-aẓīm dinamakan juga sebagai do’a mengenai kebutaan,
yang mana ketika seseorang berdoa dengan asmā’tersebut maka
penglihatanya kembali normal sebab keberkahnya

Al-Būnī menjelaskan bahwa sebagian dari al-Asmā’ al-A’ẓam adalah beberapa


ayat dari surah al-Baqarah, Ᾱli Imrān, dan Ṭāha. Hal tersebut juga dijelaskan dalam
hadis riwayat Ibnu Mājah, dengan redaksi sebagai berikut:

‫ َع ِن‬،‫ َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن الْ َعاَل ِء‬،َ‫ َح َّدثَنَا َع ْم ُرو بْ ُن أَيِب َس لَ َمة‬:‫ِّم ْش ِق ُّي قَ َال‬ ِ ِ
َ ‫الرمْح َ ِن بْ ُن إ ْب َراه‬
َ ‫يم الد‬ َّ ‫َح َّدثَنَا َعْب ُد‬
‫ َوطه‬،‫ َو ِآل ِع ْمَرا َن‬،‫ الَْب َقَرِة‬:‫ث‬ ٍ ‫َعظَم الَّ ِذي إِذَا د ِعي بِِه أَجاب يِف سوٍر ثَاَل‬ ِ َّ ِ
َُ َ َ َ ُ ُ ْ ‫اس ُم الله اأْل‬ ْ :‫الْ َقاس ِم قَ َال‬
Telah bercerita padaku Abdurraḥmān bin Ibrāhīm al-Dimasqy, ia berkata: telah
bercerita padaku Amr bin Abī Salamah dari Abdullāh bin al-‘A’lā’ dari al-Qāsim, ia
berkata: bentuk al-Asmā’ al-A’ẓam yang dengannya semua do’a terijabahi terdapat
pada tiga surah: al-Baqarah, Ᾱli Imrān, danṬāha

‫ َع ْن‬،‫ب‬ ٍ ‫ َع ْن َش ْه ِر بْ ِن َح ْو َش‬،‫ َع ْن عَُبْي ِد اللَّ ِه بْ ِن أَيِب ِزيَ ٍاد‬،‫ َح َّدثَنَا ِعيس ى بْن يُونُس‬:‫َح َّدثَنَا أَبُو بَ ْك ٍر قَ َال‬
َ ُ َ
: ِ ‫َعظَ ُم يِف َه اَتنْي ِ اآْل َيَتنْي‬ْ ‫اس ُم اللَّ ِه اأْل‬ ِ
ْ " :‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
ِ ُ ‫ قَ َال رس‬:‫ت ي ِزي َد قَ الَت‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ ْ ِ ِ
َ ‫أَمْسَاءَ بْن‬
59
" ‫ َوفَاحِت َ ِة ُس َورِة ِآل ِع ْمَرا َن‬، ]163 :‫يم} [البقرة‬ ِ َّ ‫الرمْح ن‬
ُ ‫الرح‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َ َّ ‫{ َوإهَلُ ُك ْم إلَهٌ َواح ٌد اَل إلَهَ إاَّل ُه َو‬
Telah bercerita padaku Abū Bakr, ia berkata: telah bercerita padaku Īsābin Yūnus,
dari Ubaidillāh bin AbīZiyād, dari Shahr bin Ḥauṣab, dari Asmā’ binti Yazīd, ia
berkata: Rasulullah bersabda: ismu Allāh al-A’ẓam terdapat padadua ayat ini: wa
ilāhukum ilāhu wāhid lā ilāha illā huwa al-raḥmān al-raḥīm, dan pembuka surah Ᾱli-
Imrān

57
Ibid., 86.
58
Ibid,. 99.
59
Ibnu Ma>jah Abu> Abdulla>h Muh{ammad bin Yazi>d, Sunan Ibnu Ma>jah, (t.tp: Da>r Ih}ya’ al-
Kutub al-Arabiyyah, t.th) 2:1267

23
Al-Būnī mengutip sebuah hadis riwayat Ibnu Mājahyang menjelaskan
manfaatal-Asmā’ al-A’ẓam sebagai berikut:

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِِ


َ ُّ ‫ مَس َع النَّيِب‬:‫ قَ َال‬،‫ َع ْن أَبِي ه‬،‫ أَنَّهُ مَس َعهُ م ْن َعْب د اللَّه بْ ِن بَُريْ َد َة‬،‫َع ْن َمال ك بْ ِن م ْغ َول‬
‫ َومَلْ يَ ُك ْن لَ هُ ُك ُف ًوا‬،‫ الَّ ِذي مَلْ يَلِ ْد َومَلْ يُولَ ْد‬،‫الص َم ُد‬ َّ ‫َح ُد‬ َ ‫ت اللَّهُ اأْل‬ َ ْ‫َّك أَن‬َ ‫ك بِأَن‬ ْ ‫ اللَّ ُه َّم إِيِّن أ‬:‫ول‬
َ ُ‫َس أَل‬ ُ ‫َر ُجاًل َي ُق‬
،‫ الَّ ِذي إِذَا ُس ئِ َل بِ ِه أ َْعطَى‬،‫َعظَ ِم‬ ْ ‫ لََق ْد َس أ ََل اللَّهَ بِامْسِ ِه اأْل‬:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ُ ‫ َف َق َال رس‬،‫أَح ٌد‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ
‫اب‬ ِِ ِ ِ
َ ‫َج‬ َ ‫َوإذَا ُدع َي به أ‬
60

Dari Mālik bin Mighwal, bahwa ia mendengar dari Abdullāh bin Buraidah, dari
ayahnya, ia berkata, “Nabi mendengar seseorang sedang berdo’a :ahhāhumma innā
as’aluka biannaka anta Allāh al-aḥadu al-ṣamadu, alladhī lam yalid walam yakun
lahu kufuwan aḥad, lalu Rasulullah bersabda, ‘Ia benar-benar meminta pada Allah
dengan namanya yang agung, yang mana ketika ia minta maka akan dikabulkan.”

Penggunaan al-Asmā’ al-A’ẓamsebagai media pengobatan dari segala penyakit


dapat dibenarkan, karena al-Asmā’ al-A’ẓamsendiri merupakan perantara do’a yang
dijanjikan untuk dikabulkan, sehingga orang yang sakit dapat berdo’a
menggunakanal-Asmā’ al-A’ẓam untuk kesembuhannya dari segala penyakit.
6. Al-Asmaā’ al-Ḥusnā
Al-Būnīmenjelaskan beberapa asmā’ yang dapat digunakan sebagai lantaran
pengobatan, diantaranya adalah:
a. Mengobati penyakit mengigil kedinginan
Allāh :

‫س َوإِذَا أ َْم َس َكهُ َم َع هُ َي ْوَم َش ِديْ ِد الَْب ْرِد َوأَ ْكَث َر ِم ْن ِذ ْك ِرِه اَل‬
ِ ‫الش ْم‬
َّ ‫ف‬ ِ ‫ومن َكتب ه ىِف َش ر‬
َ ُ ََ ْ َ َ
‫ت لُِوُق ْو ِع ًها‬ ِ
ْ َ‫الب ْلغَ ِميَّة ذَ َهب‬
ِ ‫اح‬
َ ‫ب احْل َمى‬ ُ ‫ص‬
ِ ‫َّدي ِد إِذَا إِْنتَخم بِِه‬
َ ََ
ِ ِ
ْ ‫س بِأَ ِمَل الَْب ْرد الش‬
ُّ ُ‫حَي‬
Barang siapa yang menulis asma Allah pada terik matahari dan
menyimpanya sampai ia menjumpai musim sangat dingin, ia juga
sering berzikir dengannya, maka ia tidak akan mengalami sakit
kedinginan, begitu juga ketika dimanfaatkan seorang yang sakit
demam maka demamnya akan hilang.

Ibnu Ma>jah Abu> Abdulla>h Muh{ammad bin Yazi>d, Sunan Ibnu Ma>jah, (t.tp: Da>r Ih}ya’ al-
60

Kutub al-Arabiyyah, t.th) 2:1267

24
b. Mengobati penyakit demam
Raḥmān :

‫ت َعْنهُ لَِوقْتِ َها‬ ِ ‫اح‬ ِ ‫ومن وضعه ىِف امل ِاء وس َقى ِمْنه‬
ْ َ‫ب احل َمى احلَ َّارِة َذ َهب‬
ُ ‫ص‬َ ُ َ َ َ ََُ َ ْ ََ
Barang siapa yang menaruh asmā’ al-Raḥmānpada air dan
meminumkannya pada seorang yang demam tinggi, maka Allah
menghjlangkan sakit tersebut

c. Mempermudah seorang Tabib dalam menangani penyakit pasien


Raḥīm :

َ‫ضا َونَُنِّزُل ِم َن الْ ُق ْرأ َِن َما ُه َو ِش َفاءٌ األَيَة‬


ً ْ‫ب َم َعهُ أَي‬ ِ ِ ِ ‫ِ جِل‬
ُ ُ‫َوُه َو نَاف ٌع َمْي ِع احلَ َميَات احلَ َّارة َويَكْت‬
Asmā’ al-Raḥīm dapat memberikan manfaat pada seluruh panas tinggi,
disertai menuliskan ayat wa nunazzilu min al-Qur’ān mā huwa
shifāunsampai akhir ayat.
Bāri:’
‫ت ُم َداوتُ هُ ىِف‬ ِ ِ ُ َ‫ف لَ هُ َعن َع امل الِمث‬ ِ
َ ‫فَ َم ْن َد َاوَم َعلَى ذ ْك ِرِه َك َش‬
َ ْ ‫ال َوإ ْن َك ا َن طَبْيبًا جَنَ َح‬ َ ْ
ٍ ْ‫اأْل َبْ َداىِن َو َش َفى اهللُ ُك َّل َم ِري‬
ُ‫ض َعاجَلَه‬
Barang siapa yang menekuni berdzikir asmā’ al-Bāri’, maka Allah
akan menyingkap pengetahuan, dan jika andaikan seorang tabib maka
pengobatanya diberikan keberhasilan. Allah akan memberikan
kesembuhan terhadap seseorang yang diobatinya

Muḥammad bin Alwi al-Aidarus dalam kitabnya Khawwāṣ Asmā’ al-Ḥusnā li


al-Tadāwi wa Qaḍa Ḥājah mengungkapkan tentang penggunaan Asmā’ al-Ḥusnā
sebagai pelantara do’a antara hamba dengan Tuhannya. Ia menjelaskan bahwa ketika
seorang hamba meminta pada Tuhanya dengan nama yang baik, maka ia berkeinginan
suatu kebaikan untuk dirinya, sebagaimana seorang hamba ketika berdo’a dengan
asmā’ al-raḥmān,maka ia meminta rahmat, ketika ia berdo’a dengan asma al-
Laṭīf,maka ia berharap kelembutan, begitu juga ketika ia berharap kesembuhan maka
dengan asma al-Shāfi.61

Muhammad bin Alwi>, Khawwas Asma>’ al-H{usna> li al-Tada>wi> wa Qad{a> al-Ha>jah, (t.tp:
61

Da>r al-Kutub, 2011) 3, 17

25
Penggunaan Asmā’ al-Ḥusnā sebagai media dikabulkanya do’a telah
dipraktikan oleh Aisyah sebagaimana riwayat Ibnu Mājah dalam kitabnya Sunan Ibnu
Mājah62, sebagai berikut:
ِ َّ‫ اللَّه َّم إِيِّن أَس أَلُك بِامْسِ ك الط‬:‫ول‬
‫اه ِر‬ ِ ِ َ ‫ مَسِ عت رس‬:‫عن عائِ َش ةَ قَ الَت‬
َ َ ْ ُ ُ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َي ُق‬ َ ‫ول اللَّه‬ َُ ُ ْ ْ َ َْ
‫ت بِ ِه‬ ‫ وإِ َذا مِح‬،‫ وإِ َذا س ئِْلت بِ ِه أَعطَيت‬،‫ الَّ ِذي إِ َذا د ِعيت بِ ِه أَجبت‬،‫ب الْمب ار ِك اأْل َحب إِلَي ك‬ ِ
َ ْ ‫اس ُت ْر‬ ْ َ َْ ْ َ ُ َ َ َْ َ ُ َ ْ ِّ َ َ َ ُ ِّ‫الطَّي‬
‫َن اللَّهَ قَ ْد َدلَّيِن َعلَى‬َّ ‫ت أ‬ ِ ‫ يا عائِ َش ةُ ه ل علِم‬:‫ وقَ َال َذات ي وٍم‬:‫ت‬ ِ ِ ‫ وإِ َذا اس ُت ْف ِرج‬،‫رمِح ْت‬
َْ َْ َ َ َْ َ َ ْ َ‫ قَ ال‬.‫ت ب ه َف َّر ْجت‬ َ َ ْ َ َ َ
ِ ِ‫ بِ أَيِب أَنْت وأ ُِّمي َفعلِّمن‬،‫ول اللَّ ِه‬
‫ إِنَّهُ اَل‬:‫ قَ َال‬،‫يه‬ ِِ ِ ِ ِ ‫اِل‬
َْ َ َ َ ‫ يَا َر ُس‬:‫ت‬ ُ ‫ َف ُق ْل‬:‫ت‬ ْ َ‫ قَ ال‬.‫اب؟‬ َ ‫َج‬ َ ‫ا ْس ِم الَّذي إذَا ُدع َي ب ه أ‬
،‫ول اللَّ ِه‬ َ ‫ يَا َر ُس‬:‫ت‬ ُ ‫ مُثَّ ُقْل‬،ُ‫ت َرأْ َس ه‬
ُ ‫ت َف َقَّب ْل‬ُ ‫ مُثَّ قُ ْم‬،ً‫اعة‬
َ ‫ت َس‬ ُ ‫ت َو َجلَ ْس‬ ُ ‫ َفَتنَ َّحْي‬:‫ت‬
ِ
ْ َ‫ قَال‬،ُ‫ك يَا َعائ َش ة‬ِ َ‫يْنبغِي ل‬
ََ
،‫ك أَ ْن تَ ْس أَيِل بِ ِه َش ْيئًا ِم َن ال ُّد ْنيَا‬ِ َ‫ إِنَّه اَل يْنبغِي ل‬،‫ك‬
ََ ُ
ِ ‫ك يا َعائِ َش ةُ أَ ْن أ َُعلِّم‬
َ
ِ ِ ِ ِِ
َ َ‫إنَّهُ اَل َيْنبَغي ل‬:‫ قَ َال‬،‫َعلِّ ْمني ه‬
‫وك‬
َ ُ‫ َوأ َْدع‬،‫الرمْح َ َن‬
َّ ‫وك‬َ ُ‫ َوأ َْدع‬،َ‫وك اللَّه‬ َ ُ‫ اللَّ ُه َّم إِيِّن أ َْدع‬:‫ت‬ُ ‫ مُثَّ ُقْل‬، ِ ‫ت َرْك َعَتنْي‬
ُ ‫ص لَّْي‬ ُ ْ‫ض أ‬
َ َّ‫ مُث‬،‫ت‬ َّ ‫ت َفَت َو‬ُ ‫ َف ُق ْم‬:‫ت‬ ْ َ‫قَ ال‬
ِ ِ ‫ ما علِم‬،‫ك احْل س ُكلِّها‬ ِ ِ َّ ‫الْبَّر‬
:‫ت‬ْ َ‫ قَ ال‬، ‫ أَ ْن َت ْغفَر يِل َوَتْرمَحَيِن‬،‫ َوَما مَلْ أ َْعلَ ْم‬،‫ت مْن َها‬ ُ ْ َ َ َ ‫وك بِأَمْسَائ َ ُ ْ ىَن‬ َ ُ‫ َوأ َْدع‬،‫يم‬
َ ‫الرح‬ َ
.‫ت هِبَا‬ ِ ‫ إِنَّه لَِفي اأْل َمْس ِاء الَّيِت دعو‬:‫ مُثَّ قَ َال‬،‫ول اللَّ ِه صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم‬ ُ ‫ك َر ُس‬
َْ َ َ ُ َ ََ َْ ُ َ َ ‫ض َح‬ ْ َ‫است‬
ْ َ‫ف‬
Diceritakan dari Aisyah; saya mendengar Rasulallah bersabda; Ya Allah saya
meminta padamu dengan namamu yang suci, yang baik serta yang diberkahi, yang
paling engkau senangi, yang mana ketika berdo’a dengan lantaranya akan engkau
kabulkan, meminta dengan lantaranya engkau beri, meminta belas kasih lanytaranya
engkau mengasihi, meminta kelapangan dengan lantaranya engkau lapangkan. Aisyah
berkata; Suatu hari Rasulallah bersabda; apakah engkau mengetahui sesungguhnya
Allah telah menunjukkanku sebuah nama yang mana ketika berdo’a dengannya akan
dikabulkan, Aisyah berkata; saya berkata: Wahai Rasulallah demi ayahku yaitu
engkau dan demi ibuku maka ajiral aku tentang asma tersebut. Rasulallah bersabda:
sesungguhnya hal tersebut tidaklah patut untukmu wahai Aisyah, Aisyah berkata;
maka saya menarik diri dan duduk sebentar, lalu berdiri dan mencium kepalanya, lalu
saya berkata; wahai Rasulallah ajari aku tentang asma itu, Rasulallah bersabda :
sesungguhnya hal tersebut tidaklah patut untukmu wahai Aisyah jika aku
mengajarimu, tidaklah patut untukmu meminta padaku sesuatu dari dunia, Aisyah
berkata; maka saya berdiri lalu mengambil air wudhu, lalu melaksanakan sholat dua
rakaat, lalu saya berdo’a; Ya Allah sesungguhnya saya telah berdo’a padamu, saya
berdo’a pada wahai dzat maha kasih, saya berdoa padamu dzat maha baik serta belas
kasih, saya berdo’a kepadamu dengan seluruh namamu yang baik yang nama saya

62
Ibnu Ma>jah Abu, Sunan Ibnu Ma>jah, 2:1268.

26
tidak mengetahuinya, saya berharab engkau mengampuniku dan memberi belas
kasihmu padaku. Aisyah berkata: maka Rasulalllah tersenyum dan bersabda: adapun
asma’ mustajab adalah nama nama yang engkau gunakan berdo’a

E. Penutup
Kitab Shams al Ma’a>rif karangan Shaikh Ali> al-Bu>ni> adalah sebuah
kitab yang memuat banyak ilmu yang bersifat rahasia, termasuk didalamnya
membahas tentang ayat-ayat al-Qur’an yang digunakan sebagai pengobatan. Dalam
penulisanya mengenai ayat pengobatan beliau mengambil dari teks lain yaitu berupa
hadis-hadis baik yang tercakup dalam kitab hadis atau kitab selain hadis. Dari hadis-
hadis tersebut ia kembangkan, sesuaikan dan diolah kembali sesuai dengan
pemikirannya, namun tidak mengubah dari inti sari hadis. Diantara surah-surah yang
digunakan untuk pengobatan dalam kitab Shams al Ma’a>rif adalah:
Pertama, surah al-Fātihḥah digunakan untuk sakit secara umum juga dapat
digunakan secara khusus seperti sakit linu, nyeri punggung, lumpuh, mata dan
telinga. Kedua, surah al-Ḥashr digunakan untuk penyakit secara umum, dengan
meletakkan tangan di atas kepala.Ketiga, surah al-Burūj digunakan untuk
menghindari dan mengobati penyakit bisul. Keempat, penggalan Surah al-Kahfi dan
Maryam untuk menenangkan orang yang sakit, juga digunakan untuk menenangkan
anak kecil yang sering menangis. Kelima al-Asmā’ al-A’ẓamdapat digunakan untuk
segala penyakit secara umum, termasuk juga sakit buta, dan Keenam, al-Asmā’ al-
Husnādapat digunakan untuk sakit menggigil kedinginan, demam, dan juga dapat
mempermudah seorang Tabib dalam menangani penyakit pasien.
Dalam penulisanya, al-Būnī memadukan antara keutamaan ayat yang dapat
digunakan untuk ruqyah dengan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
pengobatan yang telah dijelaskan oleh al-Qur’an. seperti ia memadukan antara hadis
yang mendukung ruqyah menggunakan surah al-Fātiḥah dengan minyak zaitun yang
telah dijelaskan oleh al-Qur’an keunggulan dan kelebihannya.

27
Daftar Pustaka
AL-Qur’an
Ah{mad bin Muh{ammad, Musnad al-Ima>m Ah{mad bin H{ambal, t.tp: Muassasal
al-Risa>lah, 2001.
Ah{mad, Abū al-Abbas bin Alī al-Būnī, Manba’ Us{ul al-H{ikmah, Jeddah:
Haramain, t.th.
Aḥmad bin Alī al-Būnī, Shams al-Ma’ārif al-Kubrā Bairu>t Lebanon: Dār al-Fikr,
1985.
Bagda>di> (Al) Isma>il, Hidayyah al-‘A>rifi>>n Asma>’ al-Muallifi>>n Atsa>ru al-
Mus{annifi>n,(Istanbul Bairut Lebanon: Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi, 1951.
Dairabi (AL) Ah{mad >, Mujarraba>t al-Dairabi> al-Kabi>r, Mesir: Mus}t}afa>
Muh}ammad, t.th.
Dzulqornain, Rizky “Biografi Imam Ahmad bin Ali al-Buniy” , dalam
https://yayasanalmuafah.blogspot.com/2015/11/biografi-imam-ahmad-bin-ali-
al-buniy.html, di akses pada 28 Desember 2019
Fais}al bin Muh}ammad Araqi>, Al-A’sha>b Dawa>un likulli Da>in t.tp: Wiza>ratul
I’la>m, 1413 H.

28
Ghaza>li, Abu> H{a>mid >, Khawwa>s{ al-Qur’an t.tp:t.np, t.Th..
H{usain, Muh}ammad, Mujarraba>t al-Imamiyyah fi al-Shifa>’ bi al-Qur’a>n wa al-
Dua>’, Bairu>t-Lebanon: Muassasah al-A’lamiy, t.th.
Juzay, Ibni, Al-Qawa>ni>n al-Fiqhiyyah, t.tp:t.np, t.th.
Muh{}ammad bin Isa>, Sunan al-Turmudhi, Mesir: Must}afa> al-Ba>bi> al-Halibi>,
1975. Muh}ammad bin Isa>, al-Jami’ al-Kabi>r,Bairu>t: Da>r al-Gharab al-
Islami>, 1998.
Muh{ammad bin Abi> Bakar bin Ayyu>b, Za>d al-Ma’a>d fi Hadyi Khairi al-Iba>d,
Bairu>t: Muassasah al-Risa>lah, 1994.
Muh{ammad, Abu> Abdillah bin Ah{mad, al-Ja>mi’ li Ah{kam al-Qur’a>n,
Qa>hirah: Da>r al-Kutub al-Mis{riyyah, 1964.
Muh{ammad, Abu> Bakar bin Ibra>him, al-Mu’jam li Ibni al-Muqri’ Ridadh:
Maktabah al-Rusd, 1998.
Muh{ammad, Ibnu Ma>jah Abu> Abdulla>h bin Yazi>d, Sunan Ibnu Ma>jah, t.tp:
Da>r Ih}ya’ al-Kutub al-Arabiyyah, t.th.
Muh}ammad bin Isma>il, S}ah}ih{ al-Bukha>ri>, t.tp: Da>r T{auq al-Naja>h, 1422
H.
Muhammad bin Alwi>, Khawwas Asma>’ al-H{usna> li al-Tada>wi> wa Qad{a> al-
Ha>jah, (t.tp: Da>r al-Kutub, 2011.
Nazi>liy, (Al) Muh}ammad Haqqi, Khazi>natul Asra>r, Surabaya: Hidayah, t.th.
Shams al-Di>n Muh{ammad Abi> Bakar, al-T}ibb al-Nabawiy, Bairut: Dar al-Fikr,
t.th.
Yasi>n, Abu> al Faid{ Muh{ammad, al-‘Aja>lah fi> al-Ah}a>di>s al-Musalsalah,
Dimasqo: Da>r al-Bas}a>ir, 1985.
Yu>suf bin Isma>il al-Nabha>ny, Ja>mi’ Kara>mah al-Auliya>’ India: Markaz Ahl
Sunnah Barkah al-Raza, 2001.
Yu>suf bin Umar, al-Mu’tamad fi al-Adwiyah al-Mufradah, Bairut, Lebanon: Dar al-
Kutub al-Ilmiah, 2000.

29
30

Anda mungkin juga menyukai