Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Proses Manufaktur


Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase
dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing International (CAM-I)
mendefinisikan manufaktur secara khusus, yang dijelaskan kembali oleh John A.
Schey (2009:694), sebagai serangkaian operasi yang saling berhubungan yang
melibatkan perancangan, pemeliharaan bahan, perencanaan, produksi, jaminan
kualitas, manajemen serta pemasaran konsumen yang berbeda-beda dan barang-barang
yang tahan lama.
Konsep proses manufaktur merupakan serangkaian aktivitas produksi yang
terpadu untuk merubah suatu barang mentah menjadi barang baru dengan nilai yang
lebih tinggi. Gasperz (2009) menjelaskan aktivitas manufaktur dalam bukunya yang
berjudul “Production Planning and Inventory Control”, bahwa suatu aktivitas dapat
dikatakan memiliki nilai tambah apabila penambahan beberapa input pada aktivitas itu
akan memberikan nilai tambah produk (barang dan / atau jasa) sesuai yang diinginkan
konsumen.
Dalam menyusun proses manufaktur terdapat dua jenis aliran yang perlu
dipertimbangkan. Gasperz (2009) mengemukakan, kedua jenis aliran tersebut yaitu:
aliran material atau barang setengah jadi dan aliran informasi. Aliran material atau
barang setengah jadi terjadi apabila terdapat aktivitas pemindahan material dari satu
station kerja ke station kerja berikutnya, atau dari beberapa station kerja ke tempat
penyimpanan, atau sebaliknya. Selama aliran material berlangsung, terjadi perubahan
jumlah tenaga kerja dan/atau modal, karena dibutuhkan tenaga kerja dan/atau peralatan
yang efektif dan efisien untuk memindahkan barang tersebut.
Pada proyek Tugas Akhir ini, penulis membatasi bahasan manufaktur hanya
pada bidang machining saja dikarenakan luasnya cakupan bahasan dan analisa
manufaktur.

2.1.1 Machining
Proses machining atau pemesinan adalah proses pembuangan sebagian material
benda kerja (produk) dengan maksud untuk membentuk produk yang diinginkan.
Proses pemesinan yang biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses
penyekrapan (shaping), proses penggurdian (drilling) dan pelebaran (reaming), proses
pengeboran (boring), proses pembubutan (turning), proses facing dan proses
pengefrisan (milling), proses gergaji (sawing), dan proses gerinda (grinding).
Pemilihan mesin produksi merupakan suatu pertimbangan yang penting dalam
perencanaan manufaktur. Karena memilih suatu mesin produksi dapat memengaruhi
perencanaan layout dan perencanaan proses produksi. Yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan mesin produksi adalah kemampuan prosesnya, metode prosesnya,
dan juga dimensi mesin yang akan memakan area layout.
2.1.2 Cutting Tool
Cutting tool merupakan salah satu tool dan equipment terpenting dalan
beroperasinya sebuah mesin machining. Cutting tool berfungsi mengurangi bagian

5
6

material untuk menghasilkan bentukan material yang baru. Berdasarkan Groover


(2011:475), proses penghilangan material terbagi kedalam beberapa klasifikasi sebagai
berikut :
1. Konvensional
Pada machining konvensional, mesin dioperasikan secara langsung oleh
operator untuk menghasilkan proses-proses yang umum. Proses machining
yang termasuk konvensional adalah jenis drilling, jenis turning, milling, dan
proses machining sederhana lainnya.
2. Proses abrasif
Proses abrasif adalah proses penghilangan material dengan cara
menggesekan tool pada material secara sedikit demi sedikit. Proses abrasif
ini menghasilkan permukaan material yang halus.
3. Non-tradisional
Proses machining non-tradisional merupakan proses machining yang
menggunakan teknologi energi, elektro kimia, thermal, ataupun secara
kimia. Proses non-tradisional ini secara fisik tidak ada kontak antara
material dengan cutting toolnya.
Pemakaian cutting tool pada machining menjadikannya menjadi barang
consumable karena sifatnya yang memiliki life time. Dengan karakter inilah
menjadikan cutting tool sebagai salah satu elemen dalam biaya bahan langsung.

2.1.3 Jig dan Fixture


Jig dan fixture merupakan equipment pemegang benda kerja produksi yang
digunakan dalam manufaktur dalam membuat produk secara massal production. Jig
adalah equipment khusus yang memegang, menyangga atau ditempatkan pada
komponen yang akan dimesin, alat bantu produksi yang dibuat sehingga ia tidak hanya
menempatkan dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong ketika
operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk
mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau perkakas potong lainnya. Jig yang kecil tidak
dipasang pada meja kempa gurdi (drill press table), tapi untuk diameter penggurdian
diatas 0,25 inchi, jig perlu dipasang dengan kencang pada meja..

2.2 Perencanaan Produksi


Gaspersz (2009) menjelaskan bahwa perencanaan produksi yang ideal adalah
rencana produksi yang mengacu pada perbaikan Just In Time. Tujuan menerapkan
konsep Just In Time pada perencanaan produksi salah satunya adalah untuk
meminimumkan stock supaya terhindar dari pemborosan biaya, seperti biaya
perawatan penyimpanan ataupun biaya lainnya. Dengan sistem Just-In-Time tersebut,
rencana produksi dibuat kedalam rencana produksi harian dengan perhitungan
sebagai berikut :

Pada proses produksi dalam lingkup pemesinan, cycle time dapat didefinisikan
sebagai rentang waktu yang diperlukan untuk menghasilkan produk mulai dari
ditekannya tombol “start” sampai ditekannya kembali tombol “start”. Setelah jumlah
7

produksi harian ditentukan dengan rumus diatas, selanjutnya cycle time yang
diperlukan untuk menghasilkan produk dapat dihitung sebagai berikut:

Konsep cycle time pada proses produksi pemesinan dapat diilustrasikan seperti
pada Gambar 1.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa penentu cycle time
adalah waktu kerja mesin ditambah loading dan unloading.

Sumber: Introduction Process Engineering Training, PT XYZ


Gambar 2.1 Cycle time pada proses produksi

Dengan memperhatikan ilustrasi cycle time tersebut, kita dapat merumuskan


penghitungan cycle time sebagai berikut:

2.3 Analisis Proses


Analisis proses digunakan sebagai metode untuk mempermudah memecahkan
masalah. Terdapat beberapa macam metode teknik industri dalam menganalisis proses
untuk brainstorming, namun pada penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan
metode pengujian capability process (Cp dan Cpk), time study, dan analisis biaya.

2.3.1 Capability Process


Berdasarkan Levine (2008:754), analisis process capability atau kemampuan
proses digunakan untuk mengukur kapabilitas atau kemampuan kinerja sebuah operasi
proses dalam memproduksi produk berdasarkan hasil perhitungan diagram kendali
(control chart). Langkah-langkah dalam melakukan penngujian capability process
dapat adalah sebagai berikut:
1. Menentukan upper dan lower specification limit (USL dan LSL)
Besaran batas atas dan batas bawah biasanya sudah ditentukan oleh
perusahaan berdasarkan standaar kualitas yang ada.
2. Menghitung rata-rata data
Sampel yang diambil tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan gabungan
dari beberapa data. Penghitungan rata-rata dapat menggunakan rumus
berikut:
8

Dimana,
n = jumlah sampel yang diambil
Xi = nilai data sampel
3. Menghitung simpangan baku (s)
Simpangan baku atau standar deviasi dihitung sebagai parameter awalan
dalam menghitung kemampuan proses. Menghitung simpangan baku dapat
menggunakan rumus berikut:

4. Menghitung process capability Cp

Dimana,
USL = batas atas
LSL = batas bawah
5. Menghitung process capability Cpk

Dimana,
CPU = perbandingann dari rentang atas rata-rata
CPL = perbandingan rentang bawah rata-rata

2.3.2 Time and Motion Study


Dalam menaksir produktivitas pada suatu sistem manufaktur, perlu adanya
suatu study untuk menghitung waktu pergerakan. Time motion ini dilakukan untuk
menghitung pergerakan man power produksi, material handling, dan layanan
pendukung lainnya. Motion study dan time study adalah suatu studi yang mengukur
gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja atau mesin dalam menyelesaikan
pekerjaannnya. Dengan studi ini dapat diperoleh waktu yang standar -gerakan standard
utnuk penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu efektif dan efisien.

2.3.3 Aspek Biaya


Schey (2009) mengemukakan bahwa dalam suatu manufaktur, produksi
berjalan dengan mempertimbangkan elemen-elemen biaya yang ada didalamnya.
Elemen tersebut mencakup sebuah produktivitas dalam produksi, biaya operasi atau
biaya yang secara langsung dialokasikan untuk membuat produk, biaya tidak langsung
yang muncul dari fungsi pelayanan pendukung untuk proses produksi aktual, dan biaya
tetap.
9

Sejalan dengan pernyataan Schey diatas, biaya manufaktur adalah kas yang
dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan di masa sekarang atau periode yang akan datang. Biaya
manufaktur terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:

a. Biaya bahan langsung (direct material)


Biaya langsung adalah biaya pada bahan yang menjadi bagian tak
terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan produk
tersebut.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja (man power) yang
secara langsun menangani produk
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead adalah seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk
kedalam bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, yang tidak
berkaitan secara langsung dengan produk.

Anda mungkin juga menyukai