SKRIPSI
Oleh:
IKA MEGI LESTARI
RRC1C016032
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Hari : Kamis
Jambi.
Tim Penguji
Disahkan Oleh :
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr,wb.
Puji Syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada UNJA (Universitas
Jambi).
Skripsi ini dapat diujudkan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, baik moral maupun material. Karena itu penulis pada kesempatan ini
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.
2. Bapak Dr. H. Junaidi, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Bapak Dr. Syaparuddin, SE., M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
4. Bapak Dr. Yudi, SE., M.S.A., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
5. Ibu Dra. Susfa Yetti, M.Si, Ak.,CA., selaku Pembimbing Akademik yang
skripsi ini.
v
6. Bapak Dr. Achmad Hizazi, SE., M..com., Ak., CA., selaku Dosen
7. Ibu Dr. Ratih Kusumastuti, SE., MM., M.si., Ak., CA., selaku Dosen
banyak memberikan bantuan dan bimbingan serta kritik dan saran dalam
9. Ibu Rahayu, Wirmie Eka Putra, SE., M.Si selaku penguji utama yang telah
serta kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini untuk menjadi lebih baik.
10. Seluruh dosen Universitas Jambi yang telah memberikan banyak ilmu,
11. Ayah dan Ibunda tercinta serta kak ican dan teteh yang tiada hentinya
12. Ponakan aunty tersayang Annasya dan Al-Fatih yang menjadi penyemangat
13. Sahabat saya Keke dan Fila yang telah menemani dan mensupport saya
14. Sahabat-sahabat saya Rani, Suci, dan Ronika yang selalu ada untuk saya dan
vi
15. Sahabat-sahabat saya yang telah berjuang bersama-sama sejak masuk kuliah
yaitu Memei, Dewi, Rts, Arta, Laras, dan Atul serta seluruh teman-teman
16. Tencent atas game PUBG nya yang telah menghibur saya ketika saya
17. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, dan penulis
skripsi ini.
Akhirul kalam, penulis bermohon kepada Allah SWT, semoga bantuan dan
dharma bakti yang telah diberikan merupakan amal saleh dan diberikan imbalan
yang berlipat ganda serta skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
Penulis
vii
ABSTRAK
Maksimalisasi nilai perusahaan dalam meningkatkan kemakmuran pemegang
saham serta meningkatkan kinerja merupakan tujuan utama perusahaan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan dewan komisaris
independen terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupuan secara
parsial. Perusahaan pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2016 sampai 2018. Sampel pada
penelitian ini dipilih dengan metode sampel jenuh sehingga diperoleh sebanyak 36
perusahaan yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Metode analisis yang
digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Adapun hasil penelitian
yang diperoleh yaitu secara simultan profitabilitas dan dewan komisaris
independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara parsial profitabilitas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun dewan komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: dewan komisaris independen, nilai perusahaan, profitabilitas.
viii
ABSTRACT
Maximizing firm value to increase the prosperity of shareholders and improving
performance is the company's main goal. This study aims to determine the effect
of profitability and independent commissioners on firm value both simultaneously
and partially. The company in this study is a banking company listed on the
Indonesia Stock Exchange for the period of 2016 to 2018. The sample in this
study was selected by the saturated sample method so that as many as 36
companies were obtained as research objects. The analytical method used is
multiple linear regression analysis method. The research results obtained
profitability and independent commissioners affect the firm value simultaneously.
Partially profitability affects the firm value, but the independent board of
commissioners does not affect the firm value.
Keywords : firm value, independent commissioners, profitabilitas.
ix
DAFTAR ISI
x
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 28
3.3 Metode Pengumpulan Data.................................................................... 32
3.4 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 33
3.4.1 Variabel Dependen......................................................................... 33
3.4.2 Variabel Independen ...................................................................... 34
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................ 37
3.5.1 Statistik Deskriptif ......................................................................... 38
3.5.2Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 38
3.5.2.1 Uji Normalitas Data ............................................................. 38
3.5.2.2 Uji Multikolinieritas............................................................. 39
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas......................................................... 39
3.5.2.4 Uji Autokorelasi ................................................................... 40
3.6 Pengujian Hipotesis ............................................................................... 41
3.6.1 Analisis Regresi Berganda ............................................................. 41
3.6.2 Uji Simultan (Uji F) ....................................................................... 41
3.6.3 Uji Parsial (Uji T) ........................................................................ 42
3.6.4 Koefisien Determinasi (R2) .......................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................44
4.1 Deskripsi Populasi Penelitian.................................................................44
4.2 Hasil dan Analisis Data..........................................................................45
4.2.1 Hasil Analisis Data Deskriptif........................................................45
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik.................................................................46
4.2.2.1 Uji Normalitas.......................................................................46
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas..............................................................49
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas..........................................................50
4.2.2.4 Uji Autokorelasi....................................................................52
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda...................................................52
4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis...............................................................54
4.2.4.1 Uji Simultan (Uji F)..............................................................54
4.2.4.2 Uji Parsial (Uji-t)..................................................................55
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2).............................................57
xi
4.3 Pembahasan............................................................................................58
4.3.1 Pengaruh Profitabilitas dan Dewan Komisaris Independen
Terhadap Nilai Perusahaan.............................................................58
4.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan........................59
4.3.3 Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai
Perusahaan......................................................................................61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................66
5.1 Simpulan.................................................................................................66
5.2 Keterbatasan Penelitian..........................................................................66
5.3 Saran.......................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
LAMPIRAN..........................................................................................................76
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Populasi Penelitian............................................................................................76
2. Purposive Sampling...........................................................................................78
3. Hasil Output SPSS.............................................................................................79
4. Tabulasi Data Penelitian....................................................................................82
xv
BAB I
PENDAHULUAN
(Salvatore, 2005). Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai
(Ernawati, 2015). Nilai perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual
perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu
nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para
penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh
1
2
pemiliknya. Untuk itu nilai perusahaaan di mata investor dan kreditur sangat
dimana setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap
harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi
perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Wahyudi dan Pawestri,
perusahaan juga dapat dilihat dari price book value (PBV) yang merupakan
perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham Lubis
(2017).
perusahain. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas
(2010).
menurun sebesar 10,98%. Angka itu lebih besar dibanding Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang turun 6,29% secara year to date (ytd).
4
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor konstruksi dan properti serta
secara year to date, maka emiten-emiten BUMN dari sektor konstruksi dan
Umum Serentak.
“Kalo dari sektor konstruksi dan sebagainya itu lebih dilihat karena ini
jelang tahun politik. Biasanya, ada kecendurangan investor untuk wait and
see, terutama di sektor riil, seperti bangun pabrik. Itu kan berdampak ke sektor
perbankan. Sebut saja PT Bank BRI (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), dan
PT Bank BNI (BBNI). Sedikit penurunan harga dari emiten bermodal ratusan
menunjukkan harga saham BBRI, BMRI, dan BBNI secara year to date turun
3,26% dari Rp 7.675 per saham. Saham BMRI dibuka di bawah harga
Pada saat penutupan, harga bid Rp 7.400 per saham. Di lain sisi, harga
offer terendah di Rp 7.425 per saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat
earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 580, maka price to
earning ratio (PER) bank BUMN ini 12,8 kali. Adapun price to book value-
penilaian yang kerap digunakan oleh investor yaitu Return On Equity (ROE)
yang merupakan perbandingan antara net profit after taxes dengan total equity.
6
Salah satu alasan mengapa investor kerap kali menjadikan Return On Equity
(ROE) sebagai rasio dalam penilaian dikarenakan laba yang dihasilkan dari
total modal akan lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan keuntungan
Profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Begitu juga dengan penelitian
Firm value may also be explained from the firm profitability. Dewi and
Wirajaya’s (2013) research results show that profitability a firm earned may
strategi jangka panjang perusahaan dan secara berkala melakukan review atas
sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris
Independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik. Komite Audit
periode tahun 2014-2016 dan kali ini peneliti meneliti periode tahun 2013-
2018. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang dan penjelasan tentang
perusahaan ?
9
adalah :
perusahaan.
1. Bagi Peneliti
penelitian.
3. Bagi Investor
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam akuntansi keuangan dikenal apa yang disebut dengan teori keagenan
perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahan sebagai suatu bisnis yang
beroperasi, adanya kelebihan jual diatas nilai likuidasi adalah nilai dari
10
11
merupakan sebuah nilai yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar
pihak seperti para investor yang mengaitkan nilai sebuah perusahaan dari harga
harga saham dan itu juga yang diinginkan pemilik perusahaan karena nilai
tinggi.
1) Nilai Buku
emiten. Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang
nominal (par value), agio saham (additional paid-in capital atau in excess
of par value), nilai modal yang disetor (paid-in capital) dan laba yang
ditahan.
Nilai pasar berbeda dangan nilai buku. Jika nilai buku merupakan
nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar
adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan
Ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai
Nilai likuidasi adalah jumlah yang dapat direalisasi jika sebuah atau
badan usaha yang masih beroperasi, bagi perusahaan atau individu lain.
Nilai buku yaitu nilai aktiva yang dicatat dalam akuntansi harus dibedakan
dari nilai pasar (Market Value), yaitu harga jual suatu barang. Nilai pasar
historis.
Nilai pasar suatu surat berharga bisa diketahui pada setiap waktu, namun
13
Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value
harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Tandelilin
(2001) menyebutkan hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar
saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai
suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah
pasar percaya pada kinerja perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan
2.1.2 Profitabilitas
pada periode tertentu. Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja
prospek perusahaan di masa yang akan datang. Laba juga sering dibandingkan
2013) dalam Thaib (2017). Rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur
penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering
14
dibicarakan, yaitu : profit margin, return on total asset (ROA), dan return on
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat
secara langsung pada analisis common size untuk laporan laba-rugi (baris
Laba bersih
Profit margin =
Penjualan
menghasilkan kaba tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang
rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang
tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu,
atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa
industri ke industri.
tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI (Return On
Laba Bersih
ROA =
Total Aset
Rasio profitabilitas yang lain adalah Return On Equity (ROE). Rasio ini
saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
Laba Bersih
ROE =
Total Ekuitas
(Hanafi, 2016 ; 81).
bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi (Brigham and
akan ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan yang
perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut
(gross profit margin), margin laba operasi (operating profit margin), margin
laba sebelum pajak (pretax profit margin), margin laba bersih (net profit
Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah ROE
(Return of Equity).
Perubahan ini tentunya disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam
tersebut.
17
sebelumnya (Kasmir,2012:307).
mana keuntungan tersebut ada yang dibagikan kepada pihak pemegang saham
dalam bentuk dividen, dan bisa juga keuntungan tersebut disimpan dan
komisaris lainnya, dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Semakin besar
Suhardjanto & Afni (2009) yang diukur dengan persentase anggota Dewan
Komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota
diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam Persyaratan Pencatatan Saham di
Bursa Efek Indonesia yang menyatakan bahwa hal - hal yang harus dipenuhi
untuk tercatat di Bursa Efek Indonesia yaitu komisaris independen >= 30% dari
dewan komisaris.
topik penelitian, dan hasil penelitiannya dapat dilihat seperti pada tabel 2.1
berikut :
19
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
NAMA ALAT HASIL PENELITIAN
No JUDUL
PENELITI ANALISIS
1 Tias Pengaruh Analisis Hasil dari penelitian ini
Nurrahman, Profitabilitas Regresi menunjukkan bahwa
Diamonalisa Terhadap Nilai Berganda Profitabilitas berpengaruh
Sofianty, Edi Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.
Sukarmanto
2 Ignatius Pengaruh Analisis Dari hasil penelitian
Leonardus Profitabilitas, Regresi menyatakan bahwa return
Lubis, Bonar Sruktur Modal, Data Panel on equity (ROE)
M Sinaga, dan berpengaruh positif dan
dan Hendro Likuiditas signifkan terhadap PBV
Sasongko Terhadap Nilai sehingga perusahaan perlu
Perusahaan memperhatikan dan terus
meningkatkan ROE
dengan cara
mengambangkan prospek
kegiatan dalam rangka
untuk peningkatan laba.
Nilai probabilitas terbesar
adalah ROE jika
dibandingkan dengan
variabel independen
lainnya. Oleh karena itu
ROE dapat dipakai sebagai
prediktor dalam
memprediksi tentang
nilai perusahaan.
Bursa Efek
Indonesia
4 I Gusti Pengaruh Berdasarkan hasil analisis
Bagus Angga Ukuran yang telah dilakukan
Pratama dan Perusahaan dan diperoleh bahwa Ukuran
I Gusti Leverage Perusahaan, Leverage dan
Bagus Terhadap Nilai Profitabilitas berpengaruh
Wiksuana Perusahaan positif signifikan terhadap
dengan Nilai Perusahaan.
Profitabilitas
Sebagai
Variabel
Mediasi
5 Eka Pengaruh Regresi Hasil penelitian
Indriyani Ukuran Linear menunjukkan bahwa
Perusahaan dan Berganda ukuran perusahaan
Profitabilitas berpengaruh negatif
Terhadap Nilai terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan. Secara
simultan, ukuran
perusahaan dan
profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan
2013)
7 Rosyid Nur The Effect of Analisis Hasilnya menunjukkan
Anggara Board Regresi bahwa dewan komisaris
Putra Governance On Linier independen, memiliki
Firm Value Berganda pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
pengaruh signifikan
negatif terhadap leverage.
11 Idah Zuhroh The Effects of Regresi Hasil dari penelitian
Liquidity, Firm Linier menunjukkan bahwa
Size, and Berganda hanya variabel
Profitability on profitabilitas yang
the Firm Value memberikan pengaruh
with Mediating signifikan dan
Leverage berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
12 Okyana Nur The Influence of Partial Profitabilitas dibuktikan
Safitri, Siti Capital Least berpengaruh signifikan
Ragil Structure and Square dan memiliki pengaruh
Handayani Profitability on positif terhadap nilai
dan Nila Firm Value (A perusahaan.
Firdausi Study in Retail
Nuzula Companies
Listed in
Indonesia Stock
Exchange 2010-
2013 Period)
13 Sabrin, The Effect of Alur Hasil analisis data
Buyung Profitability on Persamaan membuktikan bahwa
Sarita, Dedy Firm Value in Regresi profitabilitas telah
Takdir .S, Manufacturing Berganda mempengaruhi nilai
dan Sujono Company at yang perusahaan karena nilai
Indonesia Stock Terhubung positif pada pencapaian
Exchange Secara laba untuk membenarkan
Bersamaan pembayaran dividen,
sehingga harga saham
akan meningkat karena
perusahaan menunjukkan
sinyal positif untuk
membayar dividen
Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan lainnya yaitu penelitian ini menambahkan
didefinisi sebagai nilai pasar, seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Nilai Perusahaan
24
dari kegiatan operasionalnya. Makin tinggi laba maka makin tinggi return
yang diperoleh oleh investor. Tinggi rendahnya tingkat return yang mungkin
tinggi penilaian investor akan suatu saham maka harga saham tersebut akan
makin tinggi. Harga saham yang makin tinggi akan meningkatkan nilai
meluas mulai tahun 1980, dan di Indonesia Good Governance mulai dikenal
secara lebih dalam tahun 1990 sebagai wacana penting yang muncul dalam
dan ciri yang perlu ada dalam sistem administrasi publik (Sedarmayanti,
seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Penelitian yang
GCG yang diproksikan dengan menggunakan tiga variabel bebas yaitu dewan
Peraturan Pencatatan Efek Bursa Efek Jakarta (BEJ) nomor I-A tentang
sejak tanggal 1 Juli 2000. Perusahaan yang tercatat di BEI wajib memiliki
umumnya harga saham perusahaan akan lebih tinggi dan nilai perusahaan
nilai perusahaan.
perusahaan.
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang digunakan untuk
melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel bebas yaitu
profitabilitas dan dewan komisaris independen serta variabel terikat yaitu nilai
perusahaan. Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka penulis melakukan
pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dengan aplikasi SPSS,
berikut model penelitian.
Gambar 2.2
Model Konseptual Penelitian
H1
Profitabilitas
Nilai Perusahaan
H2
Dewan
H3
Komisaris
Independen
27
Keterangan :
2.5 Hipotesis
METODE PENELITIAN
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2016-2018. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
28
29
Tabel 3.1
3.2.2 Sampel
sebagai berikut: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
Jumlah Jumlah Laporan
No Deskripsi
Perusahaan Keuangan
Dari penjelasan diatas dan sesuai dengan sampel yang telah peneliti
berikut :
dengan masalah yang ingin dipecahkan. Selain itu pengumpulan data untuk
penelitian ini juga degan metode pengumpulan data sekunder yang berasal dari
berbagai sumber informasi antara lain, artikel, laporan keuangan, jurnal atau
dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas,
apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko & Soebiantoro,
Tobin’s Q measures the relationship of the firm stock market value to the
the best predictor of market correction (Pett, 2013) and it can also explain the
majority of the investment variability (Cooper and Ejarque, 2003). It can also
be applied in the financial condition analysis of the company which means that
the investors who acquire the firm stock would first calculate the Tobin’s Q.
34
Pillai, 2009). Ini dianggap sebagai prediktor terbaik koreksi pasar (Pett, 2013)
dan juga dapat menjelaskan sebagian besar variabilitas investasi (Cooper dan
Ejarque, 2003). Ini juga dapat diterapkan dalam analisis kondisi keuangan
Pruitt (1994) dari rumus yang dibuat oleh Lindenberg & Ross (1981) dalam
EMV +D
Tobins’ Q = Total Aset
Keterangan:
Q : Nilai Perusahaan
EMV : Nilai pasar ekuitas ( Equity Market Value ) Diperoleh
dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing
price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar
pada akhir tahun.
Total Aset : Total aktiva (Asset Value) diperoleh dari total aset
perusahaan.
D : Nilai buku dari total hutang
aset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu :
profit margin, return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE)
35
(Hanafi,2016 ; 81). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan skala rasio
tinggi bagi pemegang saham. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang
modalnya pada perusahaan dan dengan ROE yang tinggi akan meningkatkan
Total Ekuitas
sebagai berikut:
DK Luar
PDKI = X 100%
UDK
36
DK = Dewan Komisaris
UDK = Jumlah Dewan Komisaris Keseluruhan
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Profitabilitas dapat
dikatakan sebagai
kemampuan Laba SetelahPajak
perusahaan dalam ROE =
Profitabilitas menghasilkan laba
Rasio
(X1) bersih dari aktivitas Total Ekuitas
yang dilakukan pada
periode akuntansi
(Brigham and
Houston, 2010).
memiliki hubungan
keuangan,
kepengurusan,
kepemilikan saham
dan/atau hubungan
keluarga dengan
anggota dewan
Komisaris lainnya,
Direksi dan/atau
pemegang saham
pengendali atau
hubungan lain yang
dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk
bertindak independen.
tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
menjadi tradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini pun disebut
konkrit, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Dan disebut juga dengan
penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis linier
regresi berganda.
38
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian, maksimum,
analisis dalam regresi dalam pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji apakah
model tersebut telah memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi
terdiri dari uji normalitas, uji multikolonearitas, uji autokorelasi dan uji
heterokesdasitas.
Smirnov. Kriteria pengujian dengan menggunakan uji dua arah (two tailed test),
signifikasi (α ) 0,05. Jika p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal.
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika
variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama
variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2018 ; 98). Untuk mendeteksi ada
tidaknya gejala multikolinearitas di dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai
lainnya. Jadi nilai tolerance yang tinggi sama dengan nilai VIF tinggi (karena
adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≥ 0.10 atau sama dengan nilai
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi
nilai batas atas (du) maka diperkirakan tidak terjadi autokorelasi. Dasar
a. Apabila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan
(4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
d. Apabila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah
(dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak
3.5.3.2 Uji F
bersama-sama dengan nol. Uji hipotesis seperti ini dinamakan uji signifikansi
3.5.3.3 Uji t
b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis nol ditolak (koefisien
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai
adjusted R2 dapat naik atau turun apabila ada suatu variabel independen yang
(listing) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Dalam penelitian ini,
data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan
dengan metode purposive sampling ini telah mewakili populasinya dan tidak
menimbulkan bias bagi tujuan penelitian. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini
pada tahun 2016-2018 dan terpilih 36 perusahaan yang dijadikan sampel dalam
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
No Jumlah Jumlah Laporan
Deskripsi
Perusahaan Keuangan
Perusahaan Perbankan yang
1 terdaftar di Bursa Efek Indonesia 41 123
Periode 2016 sampai 2018
Perusahaan yang tidak
2 menerbitkan laporan keuangan (5) (15)
tahunan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember
Total data yang digunakan sebagai
36 108
sampel
44
45
penelitian yang diamati. Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif
dari variabel yang di teliti, baik itu variabel independen maupun dependen.
Seperti yang terlihat dalam tabel 4.2 dibawah ini disajikan statistik deskripsi data
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
rata-rata (mean) yaitu sebesar 1,0050 dan standar deviasi sebesar 0,08511. Nilai
Tbk 2016 sedangkan perusahaan dengan rasio nilai perusahaan tertinggi adalah
rata-rata (mean) sebesar 0,0693 dengan nilai standar deviasinya sebesar 0,4970.
Hal ini menunjukkan hal yang diperoleh dari perbandingan pendapatan setelah
pajak dengan total ekuitas dalam laporan posisi keuangan pada akhir periode
sampel. Perusahaan dengan nilai terendah yaitu Bank Athos Indonesia Tbk pada
sebesar 0,10275. Hal ini menunjukkan rata-rata yang diperoleh dari perbandingan
laporan keuangan pada akhir periode sampel. Perusahaan dengan rasio PDKI
terendah yaitu Bank Tabungan Pensiunan Tbk dan Bank Mega Tbk pada tahun
Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk pada tahun 2017 dan Bank Pembangunan
ini, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
ini disebabkan karena data penelitian mengandung data outlier. Data outlier
47
adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat
berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai
ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel kombinasi. Salah
satu penyebab timbulnya data outlier adalah data outlier berasal dari populasi
yang kita ambil sebagai sampel, tetapi distribusi dari variabel dalam populasi
tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2018:40).
Oleh karena itu perlu dilakukan perlakuan tertentu agar dapat berdistribusi dengan
threshold sebagai acuan data normal (mean - 2 kali standar deviasi dan mean + 2
dikali standar deviasi). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) dapat dilihat pada
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 68
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .08173080
Most Extreme Differences Absolute .084
Positive .084
Negative -.065
Test Statistic .084
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
menunjukkan bahwa nilai probabilitas value atau asymp sig bernilai 0,200 hal ini
48
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas (Uji Grafik Normal plot)
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, hasil dari uji grafik normal plot
menunjukkan bahwa data menyebar sesuai garis diagonal dan mngikuti arah garis
tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik malah
49
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji
statistik (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample
menunjukkan bahwa nilai probabilitas value atau asymp sig bernilai 0,200 hal ini
tidak terjadi apabila nilai tolerance < 1 atau sama dengan nilai VIF < 10. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen
(Ghozali, 2018). Berikut adalah hasil uji multikolinieritas sampel data penelitian :
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Keterangan
Model Tolerance VIF
terdapat hubungan antar variabel independen dalam penelitian ini. hal ini dilihat
50
dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) semua variabel berada dikisaran 1
hingga 10 yaitu variabel profitabilitas (ROE) sebesar 1,024 dan ukuran dewan
komisaris independen (PDKI) sebesar 1,024. Selain itu, ditunjukkan dengan nilai
tolerance setiap variabel yang dihasilkan <1 yaitu variabel profitabilitas (ROE)
pengamatan yang lain (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu menggunakan Grafik Plot dan Uji Glejser.
Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas menggunakan grafik plot dapat dilihat
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Grafik Plot)
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, hasil uji grafik plot (scatterplot) terlihat
bahwa titik-titik menyebar serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0
51
pada sumbu Y. Hal ini disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi.
sebab itu, diperlukan uji statistik yang lebih menjamin keakuratan hasil (Ghozali,
2018). Dalam penelitian ini menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dewan Komisaris
-.043 .059 -.091 -.733 .466
Independen
model regresi. Hal ini menunjukkan dengan nilai signifikansi yang diperoleh pada
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2018). Berikut merupakan hasil pengujian
test, dimana dikatakan tidak tejadi autokorelasi jika nilai durbin watson besar dari
-2 dan lebih kecil dari +2 (-2<DW<+2). Dari hasil pengolahan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2<DW<+2), sehingga dapat
variabel dependen yaitu nilai perusahaan adalah model regresi linier berganda.
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian analisis regresi linier berganda :
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .954 .062 15.285 .000
Profitabilitas (ROE) .483 .206 .282 2.341 .022
Dewan Komisaris
.031 .100 .037 .306 .761
Independen
berganda yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
kedua variabel independen dan faktor lain, maka variabel nilai perusahaan
0,031 (positif). Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan dewan
kriteria jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan data
nilainya lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat menjelaskan hubungan antara
signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan data nilainya lebih besar dari
nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Total .485 67
Berdasarkan tabel 4.8, hasil uji F diatas menunjukkan bahwa niai F hitung
> Ftabel dimana 2,741 > 2,740 (df1 = 3-1 = 2, df2 = 68-3 = 65) dan nilai
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,072 yang berarti nilai signifikansi tersebut
lebih besar dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05 atau 0,072 >
0,05, ini berarti bahwa penelitian ini dapat menjelaskan hubungan antara variabel
ditolak. Oleh karena itu penelitian ini mendukung hipotesis pertama (H1) yang
disajikan tabel hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Model Statistik (Uji t)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dewan Komisaris
.031 .100 .037 .306 .761
Independen
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil uji statistik t antara
Pada tabel 4.10 nilai t-hitung variabel profitabilitas (ROE) terhadap nilai
perusahaan (Tobins’Q) sebesar 2,341 lebih besar dari t-tabel 1,997 (df = 68-3 = 65
; α = 5%) dan nilai signifikansi 0,022 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa
56
perusahaan (Tobins’Q) sebesar 0,306 lebih kecil dari t-tabel 1,997 (df = 68-3 = 65
; α = 5%) dan nilai signifikansi 0,761 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa
Hasil pengujian hipotesis uji F dan uji t, dapat diringkas seperti tabel 4.11
dibawah ini :
Tabel 4.10
Kesimpulan Hipotesis
Perbandingan
Variabel Bebas Kesimpulan
Fhitung Ftabel thitung ttabel
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan berarti
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
Model Summary
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
sebesar 0,49 yang mengandung arti bahwa 49% besarnya nilai perusahaan bisa
sisanya 51% (100% - 49%) lainnya dijelaskan oleh variabel diluar model, seperti
2017).
58
4.3 Pembahasan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018. Penelitian ini
kedua dan ketiga pengaruh profitabilitas dan dewan komisaris independen secara
0,05 (α = 5%). Hal ini membuktikan bahwa variabel profitabilitas (ROE) dan
nilai perusahaan menunjukkan hasil uji determinasi bahwa nilai adjusted R square
sebesar 0,49 hal ini berarti bahwa 49% besarnya nilai perusahaan bisa dijelaskan
variabel profitabilitas merupakan suatu aspek penting yang dapat dijadikan acuan
oleh investor atau pemilik untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola
59
meningkat dan meningkat nya harga saham berarti meningkat pula nilai
perusahaan tersebut.
terdapat dalam suatu perusahaan. Fungsi kontrol yang dilakukan oleh dewan
komisaris independen salah satu bentuk praktis dari teori agensi, semakin
akan lebih optimal, masukan dan nasehat untuk manajemen pun akan lebih
optimal. Maka dari itu, nilai perusahaan akan meningkat apabila jumlah dewan
perusahaan (Tobins’Q) sebesar 2,341 lebih besar dari t-tabel 1,997 atau 3,411 >
1,997 (df = 68–3 = 65; α = 5%) dan nilai signifikan sebesar 0,008. Hal ini berarti
bahwa nilai signifikan kecil dari 0,05 atau 0,022 < 0,05 dengan koefisien regresi
yang positif sebesar 0,438. Hal ini menjelaskan bahwa variabel profitabilitas
penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas suatu
perusahan mempengaruhi nilai perusahaan. Dapat dilihat dari data penelitian yang
60
diteliti pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia yang mana apabila
nilai ROE nya meningkat maka meningkat pula nilai perusahaan, terlihat pada
tabel lampiran tabulasi ROE yang mana terjadi peningkatan ROE pada tahun 2016
ke 2017 pada Bank Harda International Tbk dari 1,86% menjadi 2,35% yang
diikuti pula kenaikan nilai perusahaannya dari 0,93 menjadi 1,00. Hal serupa juga
terjadi pada bank bank lainnya seperti pada bank BNI Tbk yang mana nilai ROE
2016 sebesar 12,78% menjadi 13,65% diikuti kenaikan nilai perusahaannya dari
0,99 menjadi 1,08. Bank Jtrust Tbk, Bank Ganesha Tbk, Bank BPD Jawa Barat
dan Jawa Timur Tbk, Bank Maspion Tbk, Mandiri Tbk, Bank Bumi Artha Tbk,
Bank CIMB Niaga Tbk, Bank Maybank Indonesia Tbk, Bank Permata Tbk, Bank
Of India Tbk, Bank BTPN Tbk, Bank Victoria Tbk, Bank China Construction
Tbk, Bank Mega Tbk dan Bank Nationalnobu Tbk juga mengalami hal serupa
yaitu kenaikan nilai ROE yang diikuti oleh kenaikan nilai perusahaannya. Pada
Tahun 2016 nilai perusahaan tertinggi yaitu perusahaan Bank BCA Tbk dengan
nilai perusahaan sebesar 1.39 dengan nilai ROE nya sebesar 18,30%. Pada Tahun
2017 nilai perusahaan tertinggi yaitu Bank Ina Perdana Tbk sebesar 2,40 dengan
nilai ROE nya sebesar 1,52%. Sedangkan pada tahun 2018 nilai perusahaan
tertinggi yaitu Bank BCA Tbk sebesar 1,61 dengan nilai ROE nya sebesar
12,88%.
koefisien regresi yang positif sebesar 0,438, sehingga dapat disimpulkan bahwa
positif terhadap nilai perusahaan. Sejalan dengan Wijaya dan Sedana (2015),
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Begitu juga dengan penelitian yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Firm value may also
be explained from the firm profitability. Dewi and Wirajaya’s (2013) research
results show that profitability a firm earned may influence the firm value. Namun
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2010)
terjadi pada masa depan. Kekuatan laba diakui sebagai faktor utama dalam
penilaian perusahaan. Profitabilitas atau laba merupakan daya tarik bagi para
Soebiantoro (2007), proftabilitas menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi investor
62
yang baik sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan
akan meningkat. Perusahaan perlu memperhatikan dan terus meningkatkan ROE dengan
dalam kondisi yang menguntungkan, sehingga apabila ROE nya tinggi akan memberikan
sinyal positif pada investor. Hal ini merupakan daya tarik investor untuk memiliki saham
perusahaan. Permintaan saham yang tinggi akan secara langsung meningkatkan nilai
perusahaan. Dengan demikian ROE berpengaruh positif dan signifkan terhadap nilai
perusahaan (Utama dan Rohman, 2013). Variabel ROE merupakan variabel yang terbaik
kinerja keuangan atau proftabilitas (ROE) baik akan berdampak pada harga sahamnya
akan semakin baik, dengan demikian jika harga saham perusahaan naik maka keuntungan
perusahaan. Dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel dewan komisaris independen
sebesar 0,306 lebih kecil dari t-tabel 1,997 atau 0,306 < 1,997 (df = 68-3 = 65; α =
5%). Hal ini berarti bahwa nilai signifikansi besar dari 0,05 atau 0,761 > 0,05
dengan koefisien regresi yang positif sebesar 0,031 dan dapat disimpulkan bahwa
Dapat dilihat dari data penelitian yang diteliti pada perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia yang mana apabila nilai PDKI nya meningkat maka nilai
perusahaan menurun dan sebaliknya, terlihat pada tabel lampiran tabulasi Dewan
Komisaris Independen yang mana terjadi penurunan pada tahun 2016 ke 2017
pada Bank BCA dari 63% menjadi 56% namun nilai perusahaannya meningkat
dari 1,39 menjadi 1,53. Hal serupa juga terjadi pada perusahaan Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk yang mana PDKI menurun pada tahun
2016 sebesar 80% menjandi 50% pada tahun 2017. Selain hal tersebut, bukti
perusahaan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat yang mana PDKI tahun 2016
sebesar 60% meningkat menjadi 80% pada tahun 2017 yang mana nilai
perusahaannya menurun dari 1,17 menjadi 1,06. Selain itu, perusahaan Bank
Maspion Tbk mengalami hal yang sama yaitu peningkatan komposisi dewan
perusahaan tertinggi yaitu perusahaan Bank BCA Tbk dengan nilai perusahaan
sebesar 1.39 dengan nilai PDKI nya sebesar 63%. Pada Tahun 2017 nilai
perusahaan tertinggi yaitu Bank Ina Perdana Tbk sebesar 2,40 dengan nilai PDKI
nya sebesar 67%. Sedangkan pada tahun 2018 nilai perusahaan tertinggi yaitu
Bank BCA Tbk sebesar 1,61 dengan nilai ROE nya sebesar 63%.
64
terhadap nilai perusahaan. Dilihat dari tabel deskriptif jumlah minimum dewan
dengan jumlah dewan komisaris independen yang terdiri dari 4 orang dewan
komisaris yang dimiliki perusahaan belum bekerja secara optimal. Maka dari itu,
secara optimal.
dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan jumlah dewan komisaris independen yang terdiri dari
audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris
Independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik. Komite Audit
Perusahaan Publik.
dewan tidak meningkat. Bhagat & Bolton (2008) membuktikan bahwa proporsi
karena proporsi komisaris independen yang kecil sehingga lebih efektif dalam
nilai perusahaan. Semakin tinggi jumlah dewan komisaris maka semakin rendah
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada bab IV, maka hasil
(Tobins’Q).
(Tobins’Q).
66
67
Perbankan saja.
5.3 Saran
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
menjadi subjek dalam penelitian ini ataupun diluar penelitian ini untuk dapat
2. Bagi Investor
Investor hendaknya memperhatikan profitabilitas perusahaan, karena
3. Bagi Peneliti
69
70
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/35628/Chapter%20II.
pdf?sequence=3&isAllowed=y.diunduh 11 Desember 2019.
http://www.komiteaudit.or.id/wp-content/uploads/2017/07/POJK-55.-
Pembentukan-dan-Pedoman-Pelaksanaan-Kerja-Komite-Audit.pdf.diunduh
11 Desember 2019.
76
Lampiran
2. Sampel Penelitian
Jumlah Jumlah Laporan
No Deskripsi
Perusahaan Keuangan
Collinearity Statistics
Keterangan
Model Tolerance VIF
1 Profitabilitas (ROE) .976 1.024 Tidak Terjadi Multikolinieritas
Dewan Komisaris
.976 1.024 Tidak Terjadi Multikolinieritas
Independen
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dewan Komisaris
-.043 .059 -.091 -.733 .466
Independen
a. Dependent Variable: abs_residual
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
7. Hasil Uji F
Total .485 67
8. Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Dewan Komisaris
.031 .100 .037 .306 .761
Independen
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
Profitabilitas (ROE)
No Nama Perusahaan 2016 2017 2018
1 Bank Artos Indonesia Tbk -22.63% -6.28% -7.91%
2 Bank MNC Internasional Tbk 0.50% -54.70% 7.37%
3 Bank Capital Indonesia Tbk 7.11% 6.12% 6.74%
4 Bank Central Asia Tbk 18.30% 17.75% 12.88%
5 Bank Harda Internasional Tbk 1.86% 2.35% -4.43%
6 Bank Bukopin Tbk 11.43% 2.01% 3.76%
7 Bank Mestika Dharma Tbk 6.68% 8.56% 7.07%
8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 12.78% 13.65% 13.67%
9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17.9% 17.4% 17.5%
10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 13.69% 13.98% 9.62%
11 Bank Yudha Bhakti Tbk 11.15% 2.13% 7.02%
12 Bank JTrust Indonesia Tbk -53.11% 8.04% -15.24%
13 Bank Danamon Indonesia Tbk 7.68% 10.59% 6.87%
14 Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk -46.86% -9.68% -15.21%
15 Bank Ganesha Tbk 3.67% 5.34% 3.38%
16 Bank Ina Perdana Tbk 3.78% 1.52% 0.32%
17 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk 11.92% 1.07% 11.61%
18 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 14.26% 14.83% 14.88%
19 Bank QNB Indonesia Tbk -18.70% -19.79% -4.18%
20 Bank Maspion Indonesia Tbk 6.13% 5.98% 3.47%
21 Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.55% 12.61% 13.98%
22 Bank Bumi Arta Tbk 6.07% 6.57% 4.35%
23 Bank CIMB Niaga Tbk 6.09% 8.06% 9.10%
24 Bank Maybank Indonesia Tbk 10.21% 9.35% 6.48%
25 Bank Permata Tbk -33.61% 15.51% 2.27%
26 Bank Sinarmas Tbk 8.28% 6.58% 5.06%
27 Bank Of India Indonesia Tbk -45.57% -11.33% 2.94%
28 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 11.50% 8.27% 11.66%
29 Bank Victoria International Tbk 3.82% 4.78% 2.34%
30 Bank Artha Graha Internasional Tbk 1.65% 1.51% 1.01%
31 Bank China Construction Bank Indonesia Tbk 0.93% 2.04% 2.68%
32 Bank Mega Tbk 9.44% 73.10% 8.87%
33 Bank OCBC NISP Tbk 9.18% 9.99% 10.80%
34 Bank Nationalnobu Tbk 2.28% 2.51% 2.60%
83
-
35 Bank Panin Dubai Syariah Tbk
1.64% 353.34% 0.71%
36 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk 7.02% 7.18% 6.12%
Nilai Perusahaan
No Nama Perusahaan
2016 2017 2018
1 Bank Artos Indonesia Tbk 1.06 1.07 1.12
2 Bank MNC Internasional Tbk 0.86 0.98 0.97
3 Bank Capital Indonesia Tbk 1.01 1.01 1.03
4 Bank Central Asia Tbk 1.39 1.53 1.61
5 Bank Harda Internasional Tbk 0.93 1.00 1.11
6 Bank Bukopin Tbk 0.96 0.98 0.07
7 Bank Mestika Dharma Tbk 1.32 1.21 1.22
8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 0.99 1.08 1.03
9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.14 1.25 1.20
10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1.00 1.00 0.95
11 Bank Yudha Bhakti Tbk 0.23 1.24 1.14
12 Bank JTrust Indonesia Tbk 1.00 1.06 1.16
13 Bank Danamon Indonesia Tbk 0.99 0.37 1.18
14 Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk 1.52 1.31 1.29
15 Bank Ganesha Tbk 0.95 0.96 0.94
16 Bank Ina Perdana Tbk 1.07 2.40 1.70
17 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk 1.17 1.06 1.03
18 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 1.03 1.05 1.03
19 Bank QNB Indonesia Tbk 0.97 1.00 0.99
20 Bank Maspion Indonesia Tbk 1.13 1.09 1.07
21 Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.05 1.12 1.07
22 Bank Bumi Arta Tbk 0.88 0.89 0.89
23 Bank CIMB Niaga Tbk 0.93 0.99 0.94
24 Bank Maybank Indonesia Tbk 1.02 0.98 0.95
25 Bank Permata Tbk 0.96 0.97 0.97
26 Bank Sinarmas Tbk 1.28 1.28 1.03
27 Bank Of India Indonesia Tbk 1.23 1.15 1.29
28 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 0.90 0.91 0.95
29 Bank Victoria International Tbk 0.89 0.92 0.91
30 Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.87 0.88 0.87
85