Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN UMUM

DEWAN
KETAHANAN
PANGAN
PROVINSI SUMATERA UTARA

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan


Provinsi Sumatera Utara
JL. JEND. GATOT SUBROTO NO. 255
KOTA MEDAN 20127
(061) 8461436 / 8474976
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam
UUD 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
mengamanatkan bahwa negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan,
keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu,
dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga
perseorangan secara merata di seluruh wilayah NKRI sepanjang waktu dengan
memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.
Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk yang besar menjadi tantangan
tersendiri bagi Provinsi Sumatera Utara dalam pemenuhan kebutuhan pangan
rakyatnya, namun di sisi lain dengan sumber daya alam dan sumber pangan yang
beragam, Provinsi Sumatera Utara harus mampu memenuhi kebutuhan pangannya
secara mandiri.
Dewasa ini pembangunan ketahanan pangan dan gizi difokuskan pada
penguatan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan diyakini dapat diwujudkan
dengan melaksanakan program swasembada pangan berkelanjutan, peningkatan
nilai tambah produk pangan dan ekspor pangan, pengendalian impor, diversifikasi
pangan, penguatan kelembagaan petani, pembangunan sumber daya manusia, dan
lain sebagainya.
Untuk membantu Gubernur Sumatera Utara dalam merumuskan
kebijakan, melaksanakan evaluasi, dan melakukan pengendalian dalam
mewujudkan ketahanan pangan nasional, telah dibentuk Dewan Ketahanan
Pangan melalui Perpres No. 83 Tahun 2006 sebagai penyempurnaan dari Keppres
Nomor 132 Tahun 2001 dan yang disambut dengan Peraturan Gubernur Sumatera
Utara Nomor 79 Tahun 2017 tentang Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Utara. Tugas utama Dewan Ketahanan Pangan (DKP) adalah mendukung

1
pemerintah dalam mewujudkan cita-cita pembangunan pangan dan gizi yang
meliputi penyediaan, distribusi, cadangan, penganekaragaman konsumsi,
pencegahan, serta penanggulangan masalah pangan dan gizi baik di tingkat
provinsi maupun kabuapten/kota.
Mengingat pentingnya peran DKP sebagai lembaga koordinasi lintas
sektor, maka disusun buku ”Pedoman Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan”
sebagai acuan pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi sesuai dengan
prinsip tata kepemerintahan yang baik.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Buku Pedoman Koordinasi DKP merupakan acuan bagi pelaksanaan tugas dan
koordinasi DKP.

C. SASARAN
Pedoman Koordinasi DKP diperuntukan bagi Ketua dan Anggota DKP, Pokja DKP,
dan Pengelola Sekretariat DKP, serta Sekretariat DKP Kabupaten/Kota.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Koordinasi DKP mencakup Kelembagaan DKP, Koordinasi
DKP, dan Rencana Kerja DKP Tahun Anggaran 2020.

E. PENGERTIAN
Pangan : Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman.

2
Kedaulatan : Hak negara dan bangsa yang secara mandiri
Pangan menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas
pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi
masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang
sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
Kemandirian : Kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi
Pangan pangan yang beranekaragam dari dalam negeri yang
dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang
cukup sampai di tingkat perseorangan dengan
memanfaatkan potensi SDA, SDM, sosial, ekonomi, dan
kearifan lokal secara bermartabat.
Ketahanan : Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
Pangan dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.

Dalam Pedoman Koordinasi DKP terdapat beberapa pengertian sebagai berikut:

Swasembada : : Usaha mencukupi kebutuhan padi, jagung, kedelai, gula,


Pangan dan daging/karkas melalui produksi dalam negeri.
Cadangan : : Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan
Pangan dari hasil produksi dalam negeri dan Cadangan Pangan
Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak
dapat memenuhi kebutuhan.
Krisis : Krisis Pangan adalah kondisi kelangkaan Pangan yang
Pangan dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang
disebabkan oleh, antara lain, kesulitan Distribusi Pangan,
dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan,
: dan konflik sosial, termasuk akibat perang.
Pola : : Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah
Konsumsi pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang
Pangan pada waktu tertentu, serta juga dapat menunjukkan
tingkat keberagaman pangan masyarakat yang selanjutnya
dapat diamati dari parameter Pola Pangan Harapan (PPH).
Nilai Tambah : : Kandungan dan/atau kegunaan produk/jasa tambahan
Produk yang dapat memberikan nilai lebih terhadap produk.

3
BAB II
DEWAN KETAHANAN PANGAN

Sesuai dengan isi Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 79 Tahun


2017 tentang Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, terdapat dua
tingkatan kelembagaan DKP yaitu tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/ kota.
Setiap tingkatan memiliki tugas, fungsi, dan wewenang sesuai dengan otoritas
masing-masing.
Berikut penjelasan rinci kelembagaan DKP sebagaimana diamanatkan
Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor Tahun 2020 tentang Susunan
Keanggotaan dan Kelompok Kerja Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Utara:
Ketua Dewan : Gubernur Sumatera Utara
Wakil Ketua I : Wakil Gubernur Sumatera Utara
Wakil Ketua II : Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara
Ketua Harian : Asisten Perekonomian, Pembangunan dan
Kesejahteraan Sekretariat Provsu

Sekretaris Dewan : Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan


Provinsi Sumatera Utara

Anggota : 1. Asisten Teritorial Kodam I Bukit Barisan


2. Kepala Biro Bina Mitra Kepolisan Daerah
Sumut
3. Kepala Kanwil I Direktorat Jendral Bea Cukai
Medan
4. Kepala Biro Bina Perekonomian Sekretariat
Provsu
5. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Provsu
6. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Provsu
7. Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Provsu
8. Kepala Dinas Pemberdayaan masyarakat dan
Desa Provsu

4
9. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
Provsu
10. Kepala Badan Pusat Statistik Provsu
11. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provsu
12. Kepala Balai Besar Metereologi, Klimatologi
dan Geofisika Provsu
13. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provsu
14. Kepala Dinas Perkebunan Provsu
15. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provsu
16. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
17. Kepala DinasKoperasi dan UKM Provsu
18. Kepala Dinas Perhubungan Provsu
19. Kepala Dinas Sosial Provsu
20. Kepala Dinas Sumberdaya Air, Cipta Karya
dan Tata Ruang Provsu
21. Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi
Provsu
22. Kepala Dinas Pendidikan Provsu
23. Kepala Bulog Divisi Regional Sumatera Utara
24. Kepala Biro Sosial dan Kesejahteraan Provsu
25. Kepala Biro Hukum Setdprovsu
26. Koordinator Wilayah I PTPN
27. Pimpinan Wilayah Bank Indonesia Sumatera
Utara
28. Pimpinan Wilayah Bank Mandiri Sumatera
Utara
29. Pimpinan Wilayah BNI Sumatera Utara
30. Pimpinan Wilayah BRI Sumatera Utara
31. Dirut PT. Bank Sumut
32. Pimpinan Wilayah BUKOPIN Sumatera Utara
33. Pimpinan Wilayah BCA Sumatera Utara
34. Kepala Balai Besar POM di Medan
35. Kepala Balai Besar Karantina Tumbuhan
Belawan
36. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sumut

5
37. Kepala Balai Karantina Hewan Provsu
38. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provsu
39. Kepala Bidang Ketersediaan dan Distrubisi
Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provsu
40. Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan
Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provsu
41. Kepala Bidang Kesehatan Gewan Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu
42. Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provsu
43. Kepala Pelindo Sumatera Utara
44. Kepala UPT. Balai Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Provsu
45. Kepala UPT. IB Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provsu
46. Kepala UPT. Kesmavet Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provsu
47. Dirut PTPN II Tanjung Morawa
48. Ketua KTNA Sumatera Utara
49. Ketua HKTI Sumatera Utara
50. Ketua HNSI Sumatera Utara
51. Ketua Perpadi Sumatera Utara
52. Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu
(APEGTI) Provsu
53. Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati
Indonesia (GIMNI) Provsu
54. Ketua Forum Unggas (FORGAS) Provsu
55. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
56. Pimpinan Pabrik Gula Sei Semayang
57. Pimpinan Pabrik Gula Kuala Madu
58. Tim Teknis Dewan Ketahanan Pangan Provsu

6
A. TUGAS DKP PROVINSI SUMATERA UTARA

DKP Provinsi mempunyai tugas membantu Gubernur dalam:


1) merumuskan kebijakan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan Provinsi
Sumatera Utara dengan memperhatikan kebijakan yang ditetapkan Dewan
Ketahanan Pangan;
2) merumuskan kebijakan dalan rangka mendorong keikutsertaan masyarakat
dalam penyelangaraan ketahanan pangan
3) melaksanakan evaluasidan pengendalian perwujudan Ketahanan Pangan
Provinsi Sumatera Utara.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas DKP, Ketua DKP Provinsi:
1) Mengundang Bupati/Walikota, Kepala Dinas/Badan/Unit Kerja Perangkat
Daerah; atau Pejabat tertentu, tokoh masyarakat, serta unsur-unsur lain yang
terkait untuk menghadiri Rapat Koordinasi atau pertemuan DKP, dan
mengikutsertakanya dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan provinsi.
2) Membentuk Pokja yang dianggap perlu dalam mewujudkan ketahanan pangan

wilayahnya.

B. FUNGSI DKP PROVINSI SUMATERA UTARA


Dalam melaksanakan tugas tersebut, DKP Provinsi Sumatera Utara
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) pengkoordinasian perencanaan program peningkatan ketahanan pangan
daerah;
2) pelaksanaan koordinasi monitoring program peningkatan ketahanan pangan
melalui wadah rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan, rapat posko
ketahanan pangan, rapat posko gerakan masyarakat mandiri pangan dan
rapat-rapat pokja ketahanan pangan serta melaksanakan supervise ke
lapangan dalam mengantisipasi dan memecahkan masalah yang dihadapi;
3) pemantauan dan pengendalian ketersediaan dan distribusi bahan pangan
terutama Sembilan bahan pokok (beras, jagung,kedele, daging, susu, minyak
goring, gula pasir, ikan dan sayuran);

7
4) pelaksanaan koordinasi pelaporan dan evaluasi program ketahanan pangan
yang meliputi aspek ketersediaan dan distribusi pangan dan konsumsi dan
keamanan pangan.

C. KELOMPOK KERJA DKP PROVINSI SUMATERA UTARA


Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Ketua DKP Provinsi Sumatera
Utara membentuk Kelompok Kerja (Pokja) di tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Pokja mempunyai tugas membantu Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan dalam
mempersiapkan bahan-bahan untuk penyusunan rancangan kebijakan dan
program peningkatan ketahanan pangan serta mengidentifikasi dan merangkum
seluruh permasalahan yang dihadapi serta saran pemecahannya.
Pokja sesuai dengan fungsinya terdiri atas:
A. Pokja ketersediaan dan distribusi pangan;
B. Pokja konsumsi dan keamanan pangan.
Anggota Pokja adalah tenaga ahli dari unsur pakar, swasta, LSM, pejabat
pemerintah yang berkaitan dengan penyelenggaraan ketahanan pangan wilayah
maupun elemen masyarakat lainnya. Tugas Pokja antara lain:
1) Memberikan masukan dan menyiapkan bahan perumusan kebijakan/program

pembangunan pangan wilayah;


2) Menyampaikan informasi aktual mengenai status ketahanan pangan dan gizi

masyarakat, melakukan analisis dan selanjutnya memberikan masukan bahan


kebijakan/program penanganan masalah-masalah pangan dan gizi kepada
Gubernur selaku Ketua DKP Provinsi;
3) Membantu mengevaluasi implementasi program DKP yang telah dilaksanakan.

D. SEKRETARIAT DKP PROVINSI SUMATERA UTARA


Dalam melaksanakan tugas masing-masing Pokja dibantu oleh Sekretaris
yang merupakan staf dari Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan yang secara ex-
officio adalah staf Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera

8
Utara sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing. Tugas Sekretariat
DKP antara lain:
1) Menyusun Program Kerja DKP Provinsi Sumatera Utara;

2) Menyiapkan bahan (data dan referensi) untuk penyusunan kebijakan Gubernur

selaku Ketua DKP Provinsi Sumatera Utara;


3) Menyiapkan draft bahan rapat koordinasi (pembuatan makalah, tayangan dan
sambutan, dll);
4) Melakukan koordinasi dalam pengumpulan dan menganalisis data serta

informasi yang akurat yang dibutuhkan DKP Provinsi Sumatera Utara;


5) Menyiapkan dan menyelenggarakan kegiatan koordinasi dengan DKP Provinsi
dan Kabupaten/Kota dalam pencapaian target dan sasaran pangan wilayah.
6) Melakukan koordinasi dengan Pokja dan stakeholder lainnya dalam
menyiapkan bahan kebijakan untuk dibahas lebih lanjut dalam Rapat
Koordinasi DKP Provinsi Sumatera Utara;
7) Menyusun laporan hasil kegiatan koordinasi untuk disampaikan kepada
Gubernur/Ketua DKP Provinsi Sumatera Utara.

STRUKTUR ORGANISASI DEWAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI

Gambar. Susunan organisasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi

9
BAB III
KOORDINASI DEWAN KETAHANAN PANGAN

A. RAPAT PLENO
Rapat Pleno merupakan forum yang diselenggarakan untuk menentukan
kebijakan pangan regional Provinsi Sumatera Utara dan membahas laporan
pelaksanaan tugas DKP. Rapat Pleno dipimpin oleh Gubernur Sumatera Utara
selaku Ketua DKP serta dihadiri oleh Anggota DKP dan pihak-pihak terkait lainnya.
Rapat Pleno dilaksanakan sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun.

B. RAPAT KOORDINASI (RAKOR)


Rapat Koordinasi (Rakor) adalah forum komunikasi lintas sektor untuk
membahas isu-isu terkini terkait dengan ketahanan pangan. Rakor dipimpin oleh
Ketua Harian dan dilaksanakan dengan melibatkan pihak-pihak terkait sesuai
dengan isu yang dibahas. Rumusan yang dihasilkan merupakan bahan masukan
bagi pengambilan kebijakan, penyusunan program, ataupun upaya tindak lanjut
yang akan dilakukan. Rakor tingkat pusat dilaksanakan sekurang-kurangnya tiga
kali dalam setahun. Rakor DKP Provinsi dan Kabupaten/Kota diselenggarakan
sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.

C. KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN


Konferensi Dewan Ketahanan Pangan merupakan forum koordinasi bagi
para Bupati/Walikota selaku Ketua DKP Kabupaten/Kota. Konferensi dilaksanakan
minimal dua tahun sekali dan difasilitasi oleh Sekretariat DKP Provinsi Sumatera
Utara. Konferensi DKP dipimpin oleh Gubernur selaku Ketua DKP untuk membahas
dan merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan pangan di Provinsi
Sumatera Utara. Materi yang dibahas dalam Konferensi adalah hasil rumusan
kebijakan yang disepakati dalam Sidang Regional.
Sesuai dengan tata kerja yang telah disepakati, Konferensi diselenggarakan
dalam dua tahap, yaitu: (1) Sidang Konsultasi Teknis yang diikuti oleh Ketua Harian
atau Sekretaris DKP atau Kepala Badan/Dinas/Unit Perangkat Daerah yang

10
menangani ketahanan pangan tingkat provinsi; dan (2) Sidang Pleno dipimpin oleh
Presiden selaku Ketua DKP dan diikuti oleh Gubernur selaku Ketua DKP Provinsi.
Konferensi DKP sebagai forum tertinggi DKP juga merupakan bentuk
evaluasi kinerja bagi para pemangku kepentingan ketahanan pangan di daerah.
Melalui forum ini, sejumlah program yang disepakati menjadi kesepakatan
bersama sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab akan pentingnya
pembangunan ketahanan pangan. Kesepakatan tersebut kemudian akan
diimplementasikan di masing-masing daerah sebagai bentuk komitmen bersama
bahwa pembangunan ketahanan pangan sebagai prioritas utama pembangunan
didaerah.

D. SIDANG REGIONAL DEWAN KETAHANAN PANGAN


Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan merupakan forum koordinasi
bagi para Bupati/Walikota, selaku Ketua DKP Kabupaten/Kota.Sidang Regional
dilaksanakan minimal setiap tahun dan difasilitasi oleh Sekretariat DKP. Pimpinan
Sidang Regional dipilih oleh Bupati/Walikota peserta Sidang Regional. Materi yang
dibahas dalam Sidang Regional adalah hasil konsultasi antara DKP Provinsi
Sumatera Utara dengan DKP Kabupaten/Kota serta hal-hal lain yang dipandang
perlu oleh DKP Kabupaten/Kota. Bahan rumusan kebijakan, yang disepakati dalam
Sidang Regional menjadi bahan utama yang akan dibahas dalam Konferensi DKP.
Sidang Regional DKP sebagai forum tertinggi DKP juga merupakan bentuk
evaluasi kinerja bagi para pemangku kepentingan ketahanan pangan di daerah.
Melalui forum ini, sejumlah program yang disepakati menjadi kesepakatan
bersama sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab akan pentingnya
pembangunan ketahanan pangan. Kesepakatan tersebut kemudian akan
diimplementasikan di masing-masing daerah.

11
E. RAPAT KELOMPOK KERJA (POKJA)
Rapat Pokja DKP dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
Materi yang dibahas dalam Rapat Pokja antara lain mengenai hal-hal aktual yang
membutuhkan tanggapan atau penyelesaian segera. Hasil yang diperoleh
merupakan salah satu bentuk kontribusi Pokja dalam penyusunan rancangan
pembangunan ketahanan pangan. Forum ini juga bermanfaat untuk memberikan
pencerahan kepada seluruh anggota Pokja terhadap program dan kegiatan
pembangunan ketahanan nasional, daerah, maupun internasional. Rapat Pokja
dapat dilakukan beberapa kali, minimal satu kali dalam dua tahun. Apabila
dipandang perlu, Pokja dapat mengundang pihak-pihak terkait sesuai dengan
kebutuhan rapat.

12
BAB IV
RENCANA KERJA DEWAN KETAHANAN PANGAN

A. KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI 2020 – 2024


Penyelenggaraan pangan merupakan bagian dari ketahanan nasional.
Melalui tata kelola pangan yang baik, akan dihasilkan stabilitas politik yang kuat
dan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Oleh sebab itu, dalam menciptakan iklim
yang kondusif, perlu dilakukan koordinasi yang erat di pusat dan tingkat daerah.
Pembangunan kedaulatan pangan sebagaimana dimaksud dilakukan
melalui berbagai program kegiatan seperti pembangunan waduk dan perbaikan
jaringan irigasi, penguatan sektor kelautan dan perikanan, revitalisasi peran BUMN,
dan lain sebagainya. Swasembada Padi, Jagung, Kedelai, Gula, dan Daging akan
didorong melalui pemberian bantuan benih, pupuk, alsintan, pendampingan, dan
fasilitas lainnya. Arah kebijakan pangan nasional terangkum dalam Kebijakan
Strategis Pangan dan Gizi 2020-2024.
Untuk itu diperlukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program dari
kementerian/ lembaga Anggota DKP, serta peranan Gubernur dan Bupati/Walikota
selaku Ketua DKP bersama dengan SKPD terkait sangat diperlukan dalam
mewujudkan kedaulatan pangan. Dengan sinergi dan kerjasama yang solid antara
pemerintah, akademisi, lembaga non pemerintahan, para pelaku usaha pangan
dan masyarakat diharapkan Indonesia akan siap menghadapi era perdagangan
bebas. Ketika kedaulatan pangan telah terwujud, maka perdagangan bebas
bukan menjadi suatu ancaman, melainkan peluang besar dalam peningkatan
kesejahteraan bangsa.
Secara garis besar, rencana kerja DKP dalam Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi
2020-2024 dijabarkan sebagai berikut:
1. Mewujudkan Kedaulatan Pangan

a. Pengelolaan Sumber Daya Lahan

b. Peningkatan Produksi Pangan Strategis yang Berdaya Saing

c. Pengembangan Cadangan Pangan Pusat, Daerah, dan

Masyarakat

13
d. Pengaturan Ekspor dan Impor Pangan

e. Memperkuat Hilirisasi Pertanian

2. Meningkatkan Akses Pangan Masyarakat

a. Efisiensi Pemasaran

b. Stabilisasi Harga di Tingkat Petani dan Konsumen

c. Penanganan Rawan Pangan (transien dan kronis)


- Penyediaan dan Penyaluran Pangan Bersubsidi

- Penanggulangan Kemiskinan di Pertanian dan Pedesaan

3. Pemanfaatan dan Keamanan Pangan

1) Pengembangan Pangan Lokal


2) Keamanan Pangan

4. Penanganan Masalah Gizi

5. Penguatan Kelembagaan Pangan


1) Regenerasi Petani

2) Penguatan Organisasi Petani/Nelayan

3) Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan Pangan dan Gizi

4) Penguatan Koordinasi Kelembagaan Pangan

B. RENCANA AKSI PANGAN DAN GIZI DAERAH 2020-2024


Gubernur Sumatera Utara selaku Ketua DKP Provinsi Sumatera Utara
menyusun program aksi ketahanan pangan provinsi dengan memperhatikan
Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi Nasional dan arahan Ketua DKP/Presiden.
Bupati/Walikota menyusun program aksi ketahanan pangan kabupaten/kota
dengan memperhatikan Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi Nasional, arahan
Ketua DKP/Presiden, dan kebijakan ketahanan pangan provinsi.
Penyusunan program aksi ketahanan pangan daerah tahun 2020-2024
disesuaikan dengan potensi dan kepentingan yang ada di masing-masing wilayah.
Program aksi ketahanan pangan daerah ditetapkan sesuai dengan kesepakatan
rapat koordinasi yang dihadiri oleh Anggota DKP di masing-masing tingkatan dan
wajib dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah disepakati.

14
Sekretariat DKP Provinsi dan Kabupaten/Kota mendorong fasilitasi program aksi
ketahanan pangan daerah.

C. PENGUATAN KELEMBAGAAN DKP


Tugas dan fungsi kelembagaan yang menangani ketahanan pangan sebagai
Sekretariat DKP dimaksudkan untuk memperlancar dan memfasilitasi pelaksanaan
koordinasi DKP. Tugas-tugas koordinasi ditujukan antara lain menyangkut: (a)
pemenuhan ketersediaan pangan, (b) pengentasan rawan pangan, (c) stabilisasi
cadangan dan harga pangan; (d) pemenuhan kebutuhan gizi seimbang, dan (e)
pengawasan keamanan pangan, serta (f) pelaksanaan DKP sebagai forum yang
efektif bagi seluruh pemangku kepentingan untuk membahas dan
mengintergrasikan kebijakan serta program kerja ketahanan pangan lainnya.
Secara spesifik, tugas dan fungsi kelembagaan yang menangani ketahanan pangan
selaku Sekretariat DKP antara lain:
1) Identifikasi potensi sumber daya dan produksi pangan, kebutuhan produksi

dan, keragaman konsumsi masyarakat;


2) Pengkajian, pemantauan, pengendalian ketersediaan, dan kecukupan, serta

keamanan pangan;
3) Pengkajian, pemantauan dan evaluasi, serta pengoordinasian pelaksanaan

pengelolaan cadangan pangan, baik cadangan pangan pemerintah maupun


cadangan pangan masyarakat;
4) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan penyaluran pangan tertentu bersifat

pokok serta mengembangkan dan


memfasilitasi penyaluran pangan antar kelompok masyarakat;
5) Pengkajian perumusan kebijakan, dan pemantauan harga pangan tertentu

bersifat pokok, serta pengembangan sistem informasi manajemen ketahanan


pangan;
6) Pelaksanakan penyuluhan, promosi dan gerakan peningkatan mutu konsumsi
pangan, serta penganekaragaman konsumsi pangan melalui pemanfaatan
sumber daya dan budaya kearifan lokal;

15
7) Pengembangan, pemantauan, serta evaluasi sistem kewaspadaan pangan dan

gizi;
8) Pengembangan, fasilitasi, pemantauan, dan evaluasi peningkatan akses

masyarakat terhadap pangan, antara lain melalui pengembangan kemitraan


antara masyarakat konsumen dengan masyarakat produsen, maupun
pengembangan pasar-pasar pangan yang dapat diakses oleh konsumen secara
lebih mudah;
9) Perumusan, pengawasan, pembinaan dan pemantauan penerapan norma,

standar mutu serta keamanan pangan; 10) Menyiapkan sistem koordinasi


fungsional yang efektif.

D. PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA


Hari Pangan Sedunia (HPS) ditetapkan ketika Organisasi Pangan dan
Pertanian (FAO) didirikan dan diperingati secara internasional pada tanggal 16
Oktober. Di Indonesia peringatan HPS secara nasional dilaksanakan sekitar
tanggal 16 Oktober, sedangkan di daerah peringatan HPS disesuaikan dengan
jadwal dan agenda masing-masing provinsi dan kabupaten/kota.
Penyelenggaraan HPS dilaksanakan dengan memperhatikan tema HPS
internasional, nasional, dan provinsi yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi
masing-masing tingkatan. Penyelenggaraan HPS dilaksanakan dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan dengan harapan dapat meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap kemiskinan dan kelaparan.
Peringatan HPS umumnya dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain
diskusi, penyerahan penghargaan, dan pameran. Ketua DKP Provinsi dan DKP
Kabupaten/Kota wajib mendorong penyelenggaraan HPS di setiap tingkatan.

16
E. SOSIALISASI DAN PUBLIKASI DKP
Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan sosialisasi dan publikasi terkait
dengan kegiatan DKP Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sosialisasi dan publikasi
kegiatan DKP Provinsi dan Kabupaten/Kota dilaksanakan untuk menyebarluaskan
informasi, mempengaruhi, dan menggerakan para pemangku kepentingan dalam
melakukan sinergi dengan program pembangunan yang telah ditetapkan.
Sosialisasi dan publikasi DKP di daerah dilaksanakan melalui media cetak dan
elektronik dengan melibatkan Anggota Pokja di masing-masing tingkatan.

F. PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA PELAPORAN


DKP Pusat, Provinsi, dan bertanggung jawab melaksanakan pembinaan
ketahanan pangan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota dengan
memperhatikan norma, aturan, standar, pedoman, dan kriteria yang berlaku. Hasil
pembinaan dan monitoring kemudian dievaluasi dan dilaporkan kepada Ketua
DKP melalui Sekretariat DKP secara berjenjang dan berkala atau sewaktu-waktu
sesuai dengan kebutuhan. Dalam rangka pembinaan, monitoring, dan evaluasi
ketahanan pangan tingkat provinsi dan kabupaten/kota, DKP melibatkan SKPD
terkait dan mendorong partisipasi aktif dari masyarakat.
Gubernur memimpin rapat koordinasi ketahanan pangan tingkat provinsi
secara berkala maupun sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Rapat dan
koordinasi DKP Provinsi diikuti oleh para Bupati/Walikota, SKPD, dan Pokja DKP
Provinsi. Gubernur juga menghadiri rapat dan koordinasi yang diselenggarakan di
tingkat nasional. Sekretariat DKP Provinsi menyiapkan dan memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan rapat dan koordinasi DKP Provinsi.
Bupati/Walikota memimpin rapat koordinasi ketahanan pangan di tingkat
kabupaten/kota secara berkala maupun sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan. Rapat dan koordinasi DKP
Kabupaten/Kota diikuti oleh SKPD dan Pokja DKP Kabupaten/Kota. Bupati
juga menghadiri rapat dan koordinasi yang diselenggarakan di tingkat provinsi dan

17
tingkat nasional. Sekretariat DKP Kabupaten/Kota menyiapkan dan memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan rapat dan koordinasi DKP Kabupaten/Kota.
Hasil rapat yang telah disepakati wajib didokumentasikan dan
ditindaklanjauti dengan rekomendasi kebijakan yang harus dilaksanakan oleh
seluruh pihak terkait.
DKP Provinsi menyampaikan laporan kepada DKP secara berkala minimal
sekali dalam setahun. DKP Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kepada DKP
Provinsi secara berkala minimal setiap 6 bulan.

18
BAB V
PENUTUP

Melalui sistem koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi yang baik maka


ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan kedaulatan pangan akan dapat
segera terwujud. Salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan koordinasi DKP
yaitu peran aktif Sekretariat DKP dalam melakukan sinergitas lintas sektor.
Disamping itu, peran aktif para pemangku kepentingan, arah kebijakan politik,
serta dukungan anggaran menjadi faktor penentu dalam pencapaian
pembangunan nasional.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan


(PPTK)

Seri Ukur Sembiring, SP, MM


NIP/ 19680817 199703 1 003

19

Anda mungkin juga menyukai