Anda di halaman 1dari 8

Penilaian Berbasis Kelas

Hadi Susanto

6 tahun yang lalu

A. Pendahuluan

Kegiatan penilaian di kelas menjadi sangat penting karena hasil penilaian ini secara umum akan
berpengaruh pada kualitas pendidikan, dan secara khusus akan berpengaruh pada kualitas
pembelajaran, prestasi siswa dan program sekolah. Guru dapat menggunakan hasil penilaian untuk
memperbaiki proses belajar mengajar, sehingga lebih baik dan lebih efisien hasilnya. Hasil penilaian
dapat diinformasikan kepada siswa sehingga mereka dapat mengetahui materi-materi yang belum
dikuasainya, dan dapat mempelajarinya kembali sebagai upaya perbaikan. Sedangkan bagi sekolah, hasil
penelitian dapat digunakan untuk menyusun program sekolah untuk lebih meningkatkan prestasi
siswanya. Guru membutuhkan informasi yang akurat dan berkesinambungan dalam proses
pembelajaran di kelas, dan informasi ini hanya dapat diperoleh apabila guru melakukan Penilaian
Berbasis Kelas.

Menurut pendapat Angelo (2001), dalam kerangka penelitian tindakan kelas, penilaian berbasis kelas
bisa dipandang sebagai suatu metode penemuan, suatu pendekatan yang lebih meluas untuk
meningkatkan kualitas belajar dan mengajar. Penilaian Berbasis Kelas dapat didesain untuk membantu
guru menemukan bagaimana individu dan atau kelompok siswa sedang belajar dalam kelas. Guru dapat
menerapkan hasil penilaiannya untuk memperbaiki mengajar sedangkan siswa dapat meningkatkan hasil
pencapaian belajarnya.

B. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian Berbasis Kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran
(Surapranata dan Hatta, 2004: 5). Penilaian Berbasis Kelas merupakan salah satu komponen kurikulum
berbasis kompetensi. Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Penilaian
berbasis kelas dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari berbagai teknik penilaian yang meliputi:
pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (proyek), penampilan (performance), dan tes tertulis
(paper and pen). Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi
siswa (Sigalingging, 2003: 45).
Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses Penilaian Berbasis Kelas, yakni proses pengumpulan,
pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di bawah
kewenangan guru di kelas (Bina Mitra. 2005) Penilaian Berbasis Kelas mengidentifikasi pencapaian
kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan rnelalui pernyataan yang jelas tentang standar yang
harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.

Bila selama dekade terakhir ini keberhasilan belajar siswa hanya ditentukan oleh nilai ujian akhir, maka
dengan diberlakukannya Penilaian Berbasis Kelas hal itu diharapkan tidak terjadi lagi. Naik atau tidak
naik dan lulus atau tidak lulus siswa sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru (sekolah) berdasarkan
kemajuan proses dan hasil belajar siswa di sekolah bersangkutan. Dalam hal ini kewenangan guru
menjadi sangat luas dan menentukan. Karenanya, peningkatan kemampuan profesional dan integritas
moral guru dalam Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu keniscayaan, agar terhindar dari upaya
manipulasi nilai siswa. Sementara UAN/UN dimaksudkan dalam rangka standar mutu pendidikan secara
nasional.

Penilaian Berbasis Kelas menggunakan arti penilaian sebagai ‘assessment’, yaitu kegiatan yang dilakukan
untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama
dan setelah kegiatan pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian di kelas ini merupakan salah satu
bukti yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu . program pendidikan. Penilaian Berbasis
Kelas merupakan bagian dari evaluasi pendidikan karena lingkup evaluasi pendidikan secara umum jauh
lebih luas dibandingkan Penilaian Berbasis Kelas.

Penilaian Berbasis Kelas merupakan kegiatan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan. Jadi, Penilaian Berbasis Kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian belajar yang termuat dalam kurikulum.

Penilaian Berbasis Kelas (adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran.
Penilaian Berbasis Kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta
didik terhadap tujuan pendidikan ( standar komptensi, komptensi dasar, dan indikator pencapaian hasil
belajar). Penilaian Berbasis Kelas merupakan prinsip, sasaran yang akurat dan konsisten tentang
kompetensi atau hasil belajar siswa serta pernyataan yang jelas mengenai perkembangan dan kemajuan
siswa. maksudnya adalah hasil Penilaian Berbasis Kelas dapat menggambarkan kompetensi,
keterampilan dan kemajuan siswa selama di kelas.

Depdiknas (2002), menjelaskan bahwa Penilaian Berbasis Kelas merupakan salah satu komponen dalam
kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan
penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan
mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja
(performance), dan tes tertulis (paper and pen). Fokus penilaian diarahkan pada penguasaan
kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian prestasi siswa.

Penilaian Berbasis Kelas mencakup kegiatan pengumpulan informasi tentang rencapaian hasil belajar
siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi tersebut.
Pengumpulan informasi dalam Penilaian Berbasis Kelas dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun
tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan aktualitas khusus atau tidak, misalnya untuk
penilaian aspek sikap/ nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan
pembelajaran (di awal, tengah, dan akhir). Di sekolah sering digunakan istilah tes untuk kegiatan
Penilaian Berbasis Kelas dengan alasan kepraktisan, karena tes sebagai alat ukur sangat praktis
digunakan untuk melihat prestasi siswa dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan, terutama
aspek kognitif.

Penilaian Berbasis Kelas

Dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan, departemen pendidikan
nasional (depdiknas) republic Indonesia menerbitkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang
merupakan refleksi, pemikiran, atau pengkajian ulang dan penilaian terhadap kurikulum 1994 beserta
pelaksanaannya. Hasil analisis yangmendalam terhadap keadaan dan kebutuhan peserta didik pada
masa sekarang dan akan datang menunjukan perlunya kurikulum berbasis kompetensi yang dapat
membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan kehidupan secara mandiri, cerdas, kritis, rasional,
dan kreatif.

Perubahan kurikulum 1994 (content-based curriculum) menjadi kurikulum 2004 ( competency-based


curriculum) mengandung implikasi, yaitu adanya perubahan paradigm penilaian, baik yang menyangkut
tentang system, prinsip, pendekatan maupun tehnik dan bentuk penilaian. Model penilaian yang
digunakan dalam kurikulum 2003 adalah penilaian berbasis kelas ( classroom-based asseessment). Ada
beberapa pertimbangan tentang pentingnya penilain berbasis kelas.
Pertama , pada hakikatnya, penilaian berbasis kelas bukan hanya untuk kepentingan guru, tetapijuga
peserta didik,kepala sekolah, orang tua, dan pihak-pihak lain yang membutuhkanya. Untuk itu, harus
ada pemahaman yang sama secara kolektif tentang apa, mengapa, dan bagaimana penilaian tersebut.

Kedua , berdasarkan hasil penelitian yang penulils lakukan, masih banyak kekeliruan guru dalam
memahami penilaian, baik secara konseptual, implementasi maupun penggunaan hasil penilainan itu
sendiri.

Ketiga, pada umumnya guu-guru di sekolah jarang mendalami tentang penilaian, di samping karena
kesibukan, buku-buku referensi yang tersedia di sekolah relative kurangmendukung.

Keempat, ada kecenderungan guru-guru di sekolah melaksanakan penilaian apa adanya, tanpa
memahami tujuan dan fungsi penilaian, objek, dan prinsip-prinsip penilaian, dan sebagainya sehingga
hasil penilaian kurang dapat memuaskan semua pihak. Kelima, penilaian yang dilakukan oleh guru pada
umumnya kurang memperhatikan segi proses.

Kebijakan nasional untuk memberlakukan kurikulum berbasis kompetensi (competency based


curriculum ) harus di respon positif oleh semua pihak, baik pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat,
orang tua maupun paserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksutkan agar kualitas pendidikan dapat terus
ditingkatkan, terutama hasil belajar [eserta didik. Di samping itu , secara teoritik kurikulum harus selalu
dinamis, dalam arti selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta kebutuhan
masyarakat. Konsekuensinnya, semua komponen kurikulum tentu harus mengalami perbaikan dan
penyempurnaan, termasuk dalam bidang penilaian (assessment).

Masih banyak kita temui, bahwa didalam proses pembelajaran, guru kurang bahkan enggan
melaksanakan penilaian. Guru hanya senang melaksanakan kegiatan pembelajaranya saja tanpa diikuti
dengan kegiatan penelitian. Model pembelajaran tersebut masih termasuk kategori model
pembelajaran klasik-tradisioal, yaitu guru hanya melaksanakan penilaian pada akhir satuan waktu
tertentu saja ( catur wulan atau semester), sedangkan rangkaian kegiatan belajar peserta didik dari awal
sampai akir tidak di lakukan penilaian secara komperhensif dan holostik. Konsep pembelajaran ini sudah
mengalami pergeseran menjadi konsep pembelajaran modern, yaitu setiap belajar peserta didik,
termasuk dalam cara berfikir dan cara bertindak, selalu dilakukan penilaian.
Dalam praktik penilaian, guru juga kurang menggunakan jenis dan instrument penilaian yang berfariasi,
kurang menghargai peserta didik dan ttidak adil. Penilaian lebih banyak diarahkan pada penguasaan
bahan/materi(content) yang diujikan dalam bentuk tes objektif. Oleh karena itu, dalam kurikulum
berbasis kompetensi 2004, diperkenalkan konsep, pendekatan, dan model baru penialaian yang disebut
penilaian berbasis kelas( classroom based assessment).

Penilaian berbasis kelas (PBK) dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga domain, yaitu
kognitif, afektif, psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penelitian yang dilakukan
secara sistematis dan sistemik, menyeluruh dan berkelanjutan. PBK ini diharapkan bermanfaat untuk
memperoleh data dan informasi secara utuh tentang gambaaran (profile) prestasi dan kemajuan belajar
peserta didik. PBK jugabermaksud memberikan penghargaan dan keadilan terhadap semua kegiatan
peserta didik.

A. Pengertian Berbasis Kelas

Penilain berbasis kelas adalah penilaian dalam arti” assessment”. Maksudnya, data dan informasi dari
penilaian brebasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan suatu program pendiidkan. Secara lebih spesifik,penilaian berbasis kelas dapat diartikan
sebagai suatu proses pengumpulan,pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar
peserta didik untuk menetapakan tingkat pencapain dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan
pendidikan yang tekah ditetapakn. Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indicator pencapain hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Dalam
implementasi penilaian berbasis kelas, guru harus menerapkan prinsip-prinsip penilaian, berkelanjutan,
bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas public. Penilaian berbasis kelas
mengidentifikasi pencapain kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang
jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar peserta didik
dan pelaporan.

Dalam implementasi penilaian berbasis kelas, terdapat unsure-unsur sebagai berikut.

1. Penilain prestasi belajar (achievement assessment), yaitu suatu tehnik penilaian yang digunakan
untuk mengetahui tingkat pencapain prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sesuai
dengan kompetensi yang telah ditetapkan dalamkurikulum. Penilaian prestasi belajar banyak digunakan
guru di sekolah dalam upaya mengumpulkan dan mendeskripsikan prestasi belajar peserta didik, baik
melalu tes maupun non tes. Contohnya: tes prestasi belajar bidang studi matematika.

2. Penilaian kinerja (performance assessment), yaitu suatu tehnik penilaian yang digunakn untuk
mengetahui tingkat penguasaan keterampilan peserta didik melalui tes penampilan atau demontrasi
atau praktik kinerja nyata. Contohnya: guru menyuruh peserta didik berdiri di depan kelas untuk
berpidato.

3. Penilaian alternative(alternative assessment), yaitu suatu tehnik penilaian yang di gunakan sebagai
alternative di samping tehnik penilaian yang lain. Artinya, penilain tidak hanya bergantung kepada satu
bentuk saja (seperti tes tertulis), tetepi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain: seperti,
penilaian penampilan atau penilaian portofolio.

4. Penilaian autentik (autehentic assessment), yaitu suatu tehnik penilaian yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pencapain kompetensi peserta didik berupa kemampuan nyata, bukan sesuatu yang
di buat-buat atau yang hanya diperoleh di dalm kelas. Kenyataan tersebut dapat dilihat dalam
kehidupan sehari-har.

5. Penilaian portofolio(potrofoolio assessment), yaitu suatu tehnik penilaian yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pencapain competesi dan perkembangan peserta didik berdasarkan kumpulan hasil
kerja dari waktu ke waktu.

Berdasakan urain sebelumnya, maka terdapat sejumlah karakteristik penilaian berbasis kelas sebagai
berikut:

1. Menggeser tujuan penilaian dari keperluan untuk klasifikasi peserta didik (diskriminasi) ke pelayanan
individual peserta didik dalam mengembangkan kemampuanya (diferensiasi).

2. Menggunakan penilaian acauan patokan (PAP) dari pada penilaian acuan norma (PAN)

3. Menjamin pencapain tujuan pendidikan yag tercantum dalam kurikulum, karena kompetensi dasar
yang dirumuskan dalam kurikulum menjadi acuan utama.

4. Menggunakan keseimbangan tehnik dan alat penilaian, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes
tindakan/perbuatan serta cara lain unyukmenjamin validitas penilaian, sehingga prinsip keadilan lebih
terjamin karena kemampuan peserta didik lebih terperinci terpapar,dan tergambarkan.

5. Memberikan informasi yang lebih lengkap dan mudah dipahami tentang profil kompetendi peserta
didik sebagai hasil belajar yang bermanfaat bagi perseta didik, orang tua,guru, dan pengguna lulusan,
sehingga dapat menjamin prinsip akuntabilitas public.

6. Memamfaatkan bebbagai cara dan prosedur penilaian dengan menerapkan berbagai pendekatan dan
cara belajar siswa aktif (students active learning) yang dapat mengoptimalkan pengembagan
kepribadian, kemampuan bernalar, dan bertindak.

Mekanisme dan Prosedur Penilaian Berbasis Kelas


Mekanisme dan prosedur penilaian menurut BNSP 2007 dalam Salmiah adalah sebagai berikut:

a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik,
satuan pendidikan, dan pemerintah

b. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang
penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP).

c. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas oleh pendidik di
bawah koordinasi satuan pendidikan

d. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/ atau aspek
psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan
pendidikan melalui ujian sekolah/ madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan
merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan

e. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran estetika dan kelompok
mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik
berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik

f. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidikan berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil
ujian sekolah/ madrasah

g. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah :

1. Menyusun kisi-kisi ujian

2. Mengembangkan instrument

3. Melaksanakan ujian

4. Mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/ madrasah

5. Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

6. Penialaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran aagma dan
akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa , dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lainyang relevan.

7. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai
warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik
mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

8. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan.

9. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang
ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/ madrasah

10. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan harian berikutnya.
Peserta didik yang belum mencapai KKM harus megikuti pembelajaran remedi.

11. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu pencapaian
kemajuan belajar.

12. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur
dalam Prosedur Operasional Sekolah (POS) UN.

13. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ekerjasama dengan instansi
terkait.

14. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan
peseerta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya.

15. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yng berkepentingan untuk pemetaan mutu
program dan / ata satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan

Anda mungkin juga menyukai